Rancang Bangun Pengontrolan Suhu Pada Sleepingbag Sebagai Tindakan Pencegahan Pada Penderita Hipotermia

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 3411-3420 http://j-ptiik.ub.ac.id

Rancang Bangun Pengontrolan Suhu Pada Sleepingbag Sebagai Tindakan

Pencegahan Pada Penderita Hipotermia

1 2 3 Fauzi Awal Ramadhan , Rizal Maulana , Wijaya Kurniawan

  Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: awalakhir3@gmail.com, rizal_lana@ub.ac.id, wjaykurnia@ub.ac.id

  

Abstrak

  Maraknya pendakian di Indonesia tidak bisa dipungkiri dengan melonjaknya jumlah pendaki tiap tahunnya. Pendakian banyak dilakukan pada bulan September sampai bulan Desember dimana bulan tersebut menyajikan keindahan alamnya secara maksimal. Namun pada bulan tersebut, Pegunungan memiliki suhu sangat dingin dikarenakan curah hujan yang sangat tinggi. Dimana cura hujan yang sangat tinggi menyebabkan beberapa resiko, terutama yang berhubungan dengan kesehatan pendaki diantaranya Radang dingin, cedera dari tenaga (jantung, dan otot) dan Hipotermia. Kondisi ini kerap menyerang para pendaki yang tidak membawa perlengkapan pendakian yang lengkap, terkena guyuran hujan dan kurang mengkonsumsi kalori atau lainnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini merancangan tentang Rancang Bangun Pengontrolan Suhu Pada Sleepingbag Sebagai Tindakan Pertolongan pada Penderita Hipotermia. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua komponen yaitu gelang dan sleepingbag. Gelang berfungsi sebagai transformasi untuk mendapatkan data dari tubuh yang merupakan objek lalu dikirim ke sleeepingbag yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh penderita hipotermia berdasarkan input yang didapatkan dari gelang. Penelitian skripsi dimaksud untuk merancang dan mengimplementasikan cara pengontrolan suhu pada sleepingbag sebagai tindakan pencegahan penderita hipotermia yang sering terjadi di daerah pegunungan serta untuk perkembangan industry dalam negeri pada bidang alat kesehatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem gelang dan sistem sleepingbag bekerja sesuai kondisi tubuh manusia. Sistem gelang akan memberitahukan data yang didapat dari sensor lewat tampilan LCD, ketika sensor pulse mendapatkan data tubuh kurang dari 60 maka lcd akan menampilakn bahwa anda terdeteksi hipotermia. Maka user akan menekan button untuk mengrim data ke sleepingbag guna mengolah data dengan metode fuzzy. Dimana jika suhu tubuh kurang dari 35

  ⁰C dan suhu sleepingbag kurang dari 28 maka sistem sleeping bag akan mengluarakan output pemanas berupa kawat nikelin full sesuai rule yang dibuat pada matlab.

  Kata kunci: Pulse, Hypothermia, Fuzzy, Arduino

Abstract

The advent of climbing in Indonesia can not be denied by the jump in number of climbers every year.

  

Climbing is widely done in September through December where the moon presents its natural beauty to

its maximum. But during the month, the Mountains had very cold temperatures due to the extremely high

rainfall. Where very high rain rains cause some risks, especially those related to the health of climbers

such as colds, injuries from power (heart, and muscle) and hypothermia. This condition often attacks

climbers who do not carry complete climbing equipment, are exposed to rain and lack of calorie or

other consumption. Based on that background, this study is designed to design Temperature Control on

Sleepingbag as a Relief Action on Hypothermia Patients. In this research the writer uses two

components namely bracelet and sleeping bag. The bracelet acts as a transformation to get data from

the body which is an object then sent to the sleeepingbag that serves to warm the body of hypothermia

based on the inputs obtained from the bracelet. Thesis research is intended to design and implement

temperature controlling on sleepingbag as a precautionary measure for hypothermia that often occurs

in mountainous areas as well as for the development of domestic industry in the field of medical devices.

The results of this study indicate that the bracelet system and sleeping bag system work according to the

human body condition. The bracelet system will tell the data obtained from the sensor through the LCD

display, when the pulse sensor gets the body data less than 60 then the lcd will show that you are detected

hypothermia. Then the user will press the button to trim data to sleepingbag to process the data with

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

3411

  fuzzy method. Where if the body temperature is less than 35 ⁰C and the sleep sleeping bag is less than 28

then the sleeping bag system will unveil the heating output in the form of full nickel wire according to

the rule made in matlab.

  Keywords: Pulse, Hypothermia, Fuzzy, Arduino 1.

   PENDAHULUAN

  Maraknya pendakian di Indonesia tidak bisa dipungkiri dengan melonjaknya jumlah pendaki tiap tahunnya. Pendakian banyak dilakukan pada bulan September sampai bulan Desember dimana bulan tersebut menyajikan keindahan alamnya secara maksimal. Namun pada bulan tersebut, pegunungan memiliki suhu sangat dingin dikarenakan curah hujan yang sangat tinggi. Dimana cura hujan yang sangat tinggi menyebabkan beberapa resiko, terutama yang berhubungan dengan kesehatan pendaki diantaranya Radang dingin, cedera dari tenaga (jantung, dan otot) dan Hipotermia. Kondisi ini kerap menyerang para pendaki yang tidak membawa perlengkapan pendakian yang lengkap, terkena guyuran hujan dan kurang mengkonsumsi kalori atau lainnya (Beritajatim.com, 2016).

  Banyak pendaki yang tidak menyadari bahwa mereka terkena gejala hipotermia, karena hal tersebut mereka tetap melanjutkan perjalanan sampai ke puncak tanpa menyadari resiko yang akan mereka hadapi. Pada hal kondisi dari tubuh merekan sudah menunjukan gejala gejala hipotermia, seperti kulitnya sudah membiru atau detak jantungnya melemah. Hal inilah yang harus diperhatikan para pendaki untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan, oleh karena itu pendaki harus mempersiapkan perlengkapan-perlengkapan yang mendukung keselamatan. Salah satunya yaitu Alat kesehatan yang merupakan salah satu komponen penting bagi kesehatan selain obat-obatan agar tidak terkena hipotermia (belantaraindonesia.in,2010).

  Hipotermia merupakan suatu kondisi dimana mekanisme tubuh mengalami penurunan suhu tubuh dan sulit mengatasi tekanan suhu dingin. Tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu pada suhu antara 36,5 o -37,5 o

  C. Seseorang dapat dikatakan terkena hipotermia apabila suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 o

  C. Pada suhu ini kondisi tubuh manusia lemah dan selalu ingin berbaring mekanisme. Dalam kondisi ini tubuh manusia gagal untuk menjaga panas, sehingga denyut jantungnya menurun secara drastis (belantaraindonesia.in,2010). Manusia normal pada umumnya memiliki denyut jantung antara 60-100 kali denyutan permenit. Di kutip dari website alodokter “detak jantung seeorang tergantung pada berbagai factor seprti, udara dingin, ketinggian, tingkat kebugaran dan hidrasi seseorang. Tapi posisi tubuh seperti duduk, berdiri atau berbaring juga mempengaruhi seberapa detak jantung berdetak tiap menitnya (alodokter.com,2015)”.

  Gejala penderita hipotermia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, gejala hipotermia ringan, gejala hipotermia moderat, dan gejala hipotermia parah.

  Pada penderita gejala hipotermia ringan, seseorang berbicara ngelantur, kulit menjadi sedikit berwarna abu-abu, detak jantung melemah, tekanan darah menurun, dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha tubuh untuk menghasilkan panas. Untuk penderita gejala hipotermia moderat, seseorang mengalami detak jantung dan respirasi melemah hingga mengakibatkan hanya 3-4 kali bernapas dalam satu menit. Pada penderita hipotermia parah, pasien tidak sadar diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi dan pernapasan sangat lambat hingga tidak kentara (kelihatan) (belantaraindonesia.in,2010).

  Jika perawatan medis tidak segera tersedia, langkah yang harus dilakukan untuk mencegah penurunan suhu badan pada korban adalah yang pertama harus memastikan bahwa pakaian yang dikenakan penderita harus dalam keadaan kering agar penderita lebih cepat mendapatkan suhu tubuh normal. Langkah selanjutnya segera memberikan penderita minuman yang hangat. Jika memungkinkan kondisi penderita tersebut, sebaiknya diminta untuk melakukan gerakan ringan pada tubuh untuk kembali menghangatkan tubuh seperti menggerakan jari- jari tangan dan jari-jari kaki. Untuk menaikkan suhu tubuh penderita hipotermia bisa dilakukang dengan menggunakan sleepingbag. Sleepingbag yang ada saat ini memiliki kemampuan menghangatkan tubuh hanya 2 o C dari suhu luar. Oleh karena itu dibutuhkan sleepingbag yang bisa menghangatkan tubuh penderita hipotermia kembali ke suhu tubuh yang normal (belantaraindonesia.in,2010). Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini merancangan tentang Rancang Bangun Pengontrolan Suhu Pada Sleepingbag Sebagai Tindakan Pertolongan pada Penderita Hipotermia. Pada penelitian ini penulis menggunakan dua komponen yaitu gelang dan

  sleepingbag . Gelang berfungsi sebagai

  5. Sensor MLX9061esf.

  Gambar 5 Flowchart Sistem Gelang

  Perancangan frame gelang melalaui proses dalam bentuk flowchar pada gambar 5 :

  Perancangan Frame Gelang

  Dalam perancangan physical frame terdapat dua perancangan yaitu :

  2.2 Perancangan physical (frame)

  9. Sleepiing bag dengan balutan kawat nikelin. Keterangan pada Gambar 5.2 menjelaskan tentang diagram blok perancangan sistem yang dilakukan pada dua perangkat yaitu perangkat sistem gelang dan perangkat sistem sleepingbag. Dalam dua perangkat tersebut terdapat perancangan mulai dari mikrokontroler, perancangan komunikasi, dan pemanas. Perancangan komunikasi dilakukan agar perangkat gelang dapat mengirimkan data ke prangkat sleepingbag.

  8. Power supply dengan kluaran 12V.

  7. Driver mos.

  6. Sensor ds18b20.

  4. Mikrokontroler sleepingbag.

  transformasi untuk mendapatkan data dari tubuh yang merupakan objek lalu dikirim ke sleeepingbag yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh penderita hipotermia berdasarkan input yang didapatkan dari gelang.

  3. Mikrokontroler gelang.

  2. Sensor pulse.

  1. Sumber daya (power supply / batray) dengan keluaran 5V.

  Dari gambar 4 dapat dijelaskan sesuai keterangan dibawah ini:

  Gambar 4 sistem

  Dalam perancangan perangkat keras meliputi dua perangkat yaitu perangkat gelang dan perangkat sleepingbag dengan Masing masing perangkat meliputi rangkaian mikrokontroler. Perangkat gelang memiliki rangkaian mikrokontroler yang didalamnya terdapat modul NRF, sensor DHT11, sensor pulse, LCD oled 128x64. Sedangkan perangkat gelang memiliki rangkaian mikrokontroler yang didalmnya terdapat modul NRF, sensor MLX90614esf, driver mos. Untuk lebih jelasnya seperti pada gambar 4.

  2.1 Gambaran umum

  IMPLEMENTASI Perancangan sistem ini akan dilakukan langkah-langkah dalam perancangan yang meliputi. Perancangan phisical, perancangan physical kontroler, perancangan komunikasi, dan juga perancangan sistem control.

  2. PERANCANGAN DAN

  Penelitian skripsi dimaksud untuk merancang dan mengimplementasikan cara pengontrolan suhu pada sleepingbag sebagai tindakan untuk penderita hipotermia yang sering terjadi di daerah pegunungan serta untuk perkembangan industry dalam negeri pada bidang alat kesehatan.

  Pada gambar 5 dapat dijelaskan alur kerja sistem gelang untung memonitoring kondisi tubuh dan kondisi suhu temperatur sekitar user. Ketika sensor pluse kurang dari 60 BPM maka lcd akan menampilkan karakter pada lcd hiportermia. Jika tidak maka lcd menampilkan karakter tulisan normal. Ketika button ditekan maka nrf24l01 akan mengirimkan data ke sistem sleepingbag untuk diaktifkan. Perancangan desain mekanik pada sistem gelang dapat dilihat pada gambar 5 :

  Gambar 6 Desain Frame sistem gelang

  aplikasi sketchMake, didesain ini tecantum semua tempat bagian seperti mikrokontroler, peletakan module, sensor, kawat nikelin (pemanas) dan juga gambar akhir dari sleepingbag yang akan gunakan.

  PV(t)= Present Value pada waktu t Perancangan kontrol logika fuzzy memiliki dua input yaitu sensor mlx90614esf dan sensor ds18b20 dengan masing-masing memiliki 3 kondisi dan memiliki 1 output yaitu pemanas. Metode kontrol fuzzy yang digunakan penulis dalam penenlitian ini adalah metode mamdani dengan inferansi Min-Max. Inferansi

   SP = Setpoint 3.

  Error = SP – PV(t) 2.

  Kontrol logika fuzzy yang dikembangkan penulis dalam penelitian ini memiliki dua intput error yaitu sensor mlx90614esf (suhu tubuh) dan sensor ds18b20 (suhu ruangan) di karenakan sensor suhu tubuh dan sensor suhu ruangan memiliki perubahan pada setiap input atau pembacan sensor. Sistem ini juga memiliki output yaitu sinyal PWM untuk mengatur suhu panas ruangan sleepingbag. Untuk mencari nilai error dengan persamaan : 1.

  sistem. Pertama sleepingbag harus mendapat kondisi pada alat gelang. Ketika telah mendapat kondisi on pada alat gelang maka sensor suhu tubuh dan sensor suhu ruangan akan menentukan panasnya sleepingbag. Panas tidaknya sleepingbag tergantung pada panas dinginnya suhu tubuh dan suhu ruangan. Proses ini diatur dengan metode fuzzyfikasi. Setelah user ingin mematikan panas pada sleepingbag maka ada buttom untuk mematikan panas tersebut.

  sleepingbag menjelaskan alur proses kerja

  Dari gambar 7 flow chart sistem

  Gambar 7 Flow Chart Sistem Sleepingbag

  perancangan kontrong lugika fuzzi sesuai alur flowchart yaitu dengan proses dimana memulai setelai memulai akan di analisasikan sonser setelah itu baca sensor dan diproses fuzzy untuk diloppongkan. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar 7:

  Perancangan Kontrol Logika Fuzzy

  sleepingbag yang akan digunakan menggunakan

  Perancangan desain mekanik pada gelang yang akan digunakan menggunakan aplikasi

  Perancangan desain mekanik pada

  Gambar 6 Desain Frame Sleeping bag

  bagian seperti mikrokontroler, senso dan kawat nikelin. Lebih jelasnya dilihat pada gambar 6 :

  SketchUpmake, di desain tercantum semua tepat

  menggunakan aplikasi

  sleepingbag

  Perancangan desain mekanik pada

  Perancangan Frame Sleepingbag

  bagian seperti mikrokontroler, peletakan module, sensor dan juga gambar akhir dari gelang yang akan gunakan.

  sketchMake , didesain ini tecantum smua tempat

  Min-Max ini menggunakan fungsi min dan agregasi fungsi max. Fungsi output berupa pemanas nikelin output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin dengan keluaran nilai PWM. Ada 3 anggota adalah tinggi (F). kondisi yaitu Low (L), Normal (N), full (F) :

  3. HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. = Kecil Low (L)

  Pengujian dan analisis dilakukan untuk 2. Normal (N) = Sedang menganalisis apakah sistem telah bekerja sesuai

  3. = Tinggi perancangan. Pungijian dilakukan persistem Full (F)

  Error suhu tubuh dan suhu ruangan di kemudian secara keseluuhan. Pengujian nyatakan dalam tabel 1 yang didapatkan dari persestem untuk mempermudah analisa kedua matlab : sistem tersebut pengujian perlu dilakukan adalah

  Tabel 1 Tabel Rule Aturan Fuzzyfikasi

  sebagai berikut :

  1. Tabel pengujian detak jantung (sensor

  Error suhu tubuh Rule

  pulse).

  Z NB NS

  2. Tabel pengujian suhu tubuh (sensor

  u Z1 L L L h MLX90614esf).

  Su 3. Pengujian Sistem gelang.

  NB N N F an 4. Pengujian pengiriman (NRF24l01) .

  1 r g o an NS

  5. Pengujian fuzzy pada sistem

  rr N F F

  E ru

  1 sleepingbag .

  Dari tabel 4.1 dapat dijelaskan error suhu ruangan dan error suhu sebagai berikut:

  3.1 Pengujian Sensor Denyut Jantung (PULSE)

   Jika suhu tubuh panas (Z) dan suhu ruangan Tabel pengujian sensor detak jantung (pulse) panas (Z1) maka output yang dikeluarkan dilakukan untuk mengetahui tingkat keakurasian oleh kawat nikelin adalah kecil (L). dalam melakukan tes pada objek dengan poin

   Jika suhu tubuh panas (Z) dan suhu ruangan detak jantung lemah, normal dan cepat. normal (NB1) maka output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah normal (N.)

   Jika suhu tubuh panas (Z) dan suhu ruangan kurang panas (NS1) maka output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah normal (N).

   Jika suhu tubuh normal (NB) dan suhu ruangan panas (Z1) maka output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah kecil (L).

  Gambar 9 perbandingan sistem dan aplikasi perthitungan manual

   Jika suhu tubuh normal (NB) dan suhu ruangan normal (NB1) maka output yang

  Hasil analisis pengujian

  dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah Hasil analisi pengujian dilakukan tiga tahap normal (N). dengan masing-masing 5 percobaan.  Jika sahu tubuh normal (NB) dan suhu ruangan dingin (NS1) maka output yang a.

   Percobaan sensor pulse dengan denyut

  dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah

  dibawah nilai normal (rendah) tinggi (F).

  Percobaan pertama dilakukan dengan indikator  Jika suhu tubuh kurang panas (NS) dan denyut jantung lemah. Hasil dilihat pada tabel 2 suhu ruangan panas (Z1) maka output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah kecil (L).

   Jika suhu tubuh kuran panas (NS) dan suhu ruangan normal (NB1) maka output yang dikeluarkan oleh kawat nikelin adalah tinggi (F).

   Jika suhu tubuh kurang panas (NS) dan

  suhu ruangan kurang panas (NS1) maka

   Tabel 2 Hasil Percobaan tahap Pertama

  1

  3.2 Tabel Pengujian Sensor Suhu (mlx90614esf)

  Tabel pengujian sensor suhu dilakukan untuk mengetahui tingkat keakurasian dalam melakukan tes pada objek dengan poin suhu tubuh dingin, normal dan panas.

  4. Langkah pengujian

  Pengujian sensor MLX90614esf dilakukan dengan objek akan memakai langsung sistem sleeping bag. Untuk mengetahui suhu objek yang dilakukan dengan tiga tahap sesuai kondisi tubuh objek.

  Perbandingan terhadap sistem sleeping bag dan alat menggunakan sistem manual dengan

  Percoba an Nilai senso r pulse Perhitung an denyut nadi selisi h Nila i ero r akura si Percobaa n pertama

  55 55 100% Percobaa n kedua

  60 60 100 % Percobaa n ketiga

  57

  58

  1.8

  99.08 %

  98.2 % Percobaa n keempat

  56

  57

  1

  1.8

  98.2 % Percobaa n Kelima

  57

  59

  2

  3.3

  96.7 % Rata rata presentasi keakurasian

  Dari tabel Percobaan ketiga dapat dijelaskan nilai sensor pulse berhasil mendeteksi detak jantung dengan nilai dibawa standar yaitu 100-150 bpm. indikator niali tersebut dapat dikatakan detak jantung yang cepat dikarenakan sebelum melakukan percobaan objek melakukan kegiatan olahraga selama beberapa menit. Tingkat rata rata presentasi keakurasian antara hasil sensor dan perhitungan denytu nadi mempunyai selisih 1.2, hasil rata rata nilai errornya adalah 0.92 dan memiliki rata rata keakurasian adalah 99.08%.

  0.92

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada percobaan pertama nilai sensor pulse berhasil mendeteksi detak jantung dengan lima kali percobaan yaitu bawa satandarisasi normal 60 bpm. indikator nilai tersebut dapat dikatakan detak jantung yang rendah dikarenakan sebelum melakukan percobaan, kelima objek dengan masing masing orang yang berbeda menaruh bola diketiak. Perhitungan Perbandingan keakurasian dilakukan antara sensor pulse dan perhitungan manual/aplikasi kepada 5 percobaan dengan rata-rata presentasi nilai selisih yaitu 0.8, nilai error adalah 1.38 dan nilai erornya adalah 98.6%. (Younge JO,2015) b.

  77

   Percobaan sensor pulse dengan denyut normal

  Percobaan kedua dilakukan dengan indikator denyut jantung normal. Hasil dapat dilihat pada tabel 3

  Tabel 3 Hasil Percobaan tahap Kedua Percoba an Hasil Senso r Pulse Perhitung an denyut nadi selisi h Nila i erro r Akura si Percobaa n pertama

  70

  72

  2 3 97% Percobaa n kedua

  98 98 100% Percobaa n ketiga

  67

  68

  1 1 99% Percobaa n keempat

  75

  2 3 97% Percobaa n Kelima

  1.2

  86 86 100% Rata rata presentasI keakurassian 1.2 1.6 98%

  Dari tabel Percobaan kedua dapat dijelaskan nilai sensor berhasil mendeteksi detak jantung dengan nilai standarisasi 60-100 bpm. indikator nilai tersebut dapat dikatakan detak jantung normal dikarenakan kelima objek sebelum percobaan tidak melakukan kegiatan kurang lebih selama 2 jam. Perhitungan

  Perbandingan keakurasian dilakukan antara sensor pulse dan perhitungan manual/aplikasi kepada 5 percobaan dengan rata-rata presentasi keakurasiannya adalah 98 %, rata rata selisi antara sensor pulse dan perhitungan denyut nadi memiliki nilai yaitu 1.2 dan rata rata nilai erornya adalah 1.6 c.

   Percobaan sensor pulse dengan denyut diatas normal

  Percobaan tahap ketiga dilakukan dengan indikator denyut jantung cepat. Hasil dapat dilihat .

  Tabel 4 Percobaan tahap Ketiga Percobaa n Hasil senso r pulse Perhitung an denyut nadi selisi h Nilai eror o Akura si Percobaa n

  Pertama 121 121 100% Percobaa n kedua

  130 133 3 2,2 97.8% Percobaa n ketiga 135 136

  1 0.8 99.2% Percobaa n keempat

  119 119 100% Percobaa n kelima 126 128

  2 1,6 98.4% Rata rata presentasI keakurassian

  0.8 1.38 98.6% menggunakan termometer. Lebih jelasnya dilihat pada gambar 10

  Gambar 10 perbandingan termometer dan sistem sleepingbag

  98,2% Percoba an kedua

  1 0.3 99.7% Percobaa n kelima

  37,09 ⁰C 37.2 ⁰C

  0.1

  1 0.2 99.8% Rata rata presentasI keakurassian

  0.2

  6 0.56 99.4%

  Dari tabel Percobaan kedua dijelaskan nilai sensor mlx90614esf berhasil mendeteksi suhu tubuh dengan dengan standarisasi suhu normal yaiti 36

  ⁰C - 37⁰C. Indikator nilai tersebut dapat dikatakan suhu tubuh yang normal dikarenakan objek dalam kondisi yang sehat. Rata-rata perentasi keakurasian kelima percobaan adalah 99.4% dengan rata rata selisih antara sensor mlx90614esf dan temometer adalah 0.26 dan mendapatkan rata-rata nilai errornya adalah 0.56.

  c.

   Percobaan Tahap Ketiga

  Percobaan tahap kedua dilakukan dengan indikator suhu tubuh panas. Hasil dapat dilihat pada tabel 7.

  Tabel 7 Percobaan tahap ketiga Percoba an Hasil Sensor mlx90614 esf Hasil termome ter seli si Nila i err or Akur asi Percoba an pertama 40,03

  ⁰C 39.3 0,7 3 1,8

  42,01 ⁰C 39.2 2,8

  36,09 ⁰C 36.2 ⁰C

  1 6,7 93,3%

  Percoba an ketiga 39,03 ⁰C

  38.2 0,8

  3 2,1 97,9%

  Percoba an keempat 38,14

  ⁰C 37.9 0,2 4 0,6

  99,4% Percoba an kelima 39,09

  ⁰C 37.9 1,1 9 3,1

  96,9% Rata rata presentasI keakurassian

  1.1

  5

  2.86 97.1%

  Percobaan ketiga dapat dijelaskan sensor mlx90614esf berhasil mendeteksi suhu tubuh dengan nilai standarsasi diatas normal yaitu diatas 37

  ⁰C. Indikator tersebut dapat dikatakan suhu tubuh yang panas dikarenakan saat melakukan percobaan objek memegang gelas panas. . Rata-rata perentasi keakurasian kelima percobaan adalah 97.1% dengan rata rata selisih antara sensor mlx90614esf dan temometer adalah 1.15 dan mendapatkan rata-

  0.1

  100% Percobaa n keempat

  Dari gambar 10 dijlaskan data yang didapat termometer dan suhu tubuh mlx90614esf akan dibandingngkan. dalam perbandingan tahap tersebut akan dicari nilai keakurasiannya .

  36,00 ⁰C 36.0 ⁰C

  5 1.3 98.7% Percobaa n ketiga

  0.7

  36,15 ⁰C 35.9 ⁰C

  5 1 99% Percobaa n kedua

  0.3

  36.4 ⁰C

  ⁰C

  Tabel 6 Percobaan tahap kedua Percoba an Hasil Sensor mlx90614 esf Hasil termome ter seli si Nila i erro r Akura si Percobaa n pertama 36,05

4. Hasil dan Analisis

   Percobaan Tahap Kedua

  ⁰C

  Hasil dari percobaan adalah sebagai berikut : a.

   Percobaan Tahap Pertama

  Percobaan tahap pertama dilakukan dengan indikator suhu tubuh dingin. Hasil dapat dilihat pada tabel 5.

  Tabel 5 Percobaan tahap pertama Percoba an Hasil Sensor mlx90614 esf Hasil termome ter Seli si Nila i erro r Akura si Percobaa n pertama 27,15

  ⁰C

  28.5 ⁰C 1,35 4.7 95.3% Percobaa n kedua 28,04

  ⁰C

  28.1 ⁰C 0.06 3.7 96.3% Percobaa n ketiga 28,01

  29.1 ⁰C 1.09 3.8 96.2% Percobaa n keempat

  b.

  27,11 ⁰C

  29.0

  1.89 6.6 93.4% Percobaa n kelima 31,07

  ⁰C

  Percobaan tahap kedua dilakukan dengan indikator suhu tubuh Normal. Hasil dapat dilihat pada tabel 6.

  1.13 3.5 96.5% Rata rata presentasI keakurassian 1.1 4.46 95.5%

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan pada percobaan pertama nilai sensor mlx90614esf berhasil mendeteksi suhu tubuh dengan nilai standarisasi dibawah normal yaitu 36

  ⁰C. Indikator nilai tersebut dapat dikatakan suhu tubuh yang dingin dikarenakan disaat melakukan percobaan objek memegang es. Rata-rata perentasi keakurasian kelima percobaan adalah 95.5% dengan rata rata selisih antara sensor mlx90614esf dan temometer adalah 1.1 dan mendapatkan rata-rata nilai errornya adalah 4.46 .

  32.2 rata nilai errornya adalah 2.86.

3.3 Pengujian Sistem Gelang

  Pengujian sistem gelang dilakukan agar membandingkan data yang didapatkan aplikasi

  Dari gambar 5.4 dapat dijelaskan bahwa digambar kirim belum terjadi proses pengiriman, sedangkan digambar sebelah kanan sudah terjadi proses pengiriman data. Dalam proses pengiriman data dari sistem gelang ke

  Tabel 10 Pengujian metode fuzzy Nilai output sistem

  Hsil pengujian berupa hasil data kondisi rule yang sudah ditentukan dan mencatat nilai yang didapat dan ditampilkan sistem. Lebih jelasnya liat pada tabel 10

  2. Hasil pengujian

  Pengujian metode fuzzy untuk mengetahui keberhasilan metode fuzzi yang dierapakan pada sistem sleeping bag sesuai rule yang sudah ditentukan dengan aplikasi matlab atau blum. Sehingga sistem tersebut bekerja menstabilkan sesuai rule input dan ouput pada nilai PWM.

  3.5 Pengujian Sleepingbag dengan metode fuzzy 1. Tujuan

  Dari tabel diatas dapat dijelaskan modul NRF24l01 tersebut dinyatakan berhasil ketika jarak sistem gelang dengan sistem sleepingbag bekisar maksimal 3m dan dinyatak tidak berhasil saat jarak sistem gelang berada 3,5 meter dari sistem sleepingbag.

  Tidak berhasil

  2,5 m Berhasil Percobaan kelima 3 m Berhasil Percobaan keempat 3,5 m

  1 m Berhasil Percobaan kedua 1,5 m Berhasil Percobaan ketiga 2 m Berhasil Percobaan keempat

  Tabel 9 proses pengiriman data Percobaan JARAK SISTEM GELANG TO SISTEM SLEEPINGBAG Percobaan pertama

  sistem gelang dan sistem sleeping bag bekisaran jarak 3 meter dikarenakan modul NRF hanya dapat menangkap sinyal beberapa meter saja .

  sleepingbag objek tidak boleh memisahkan

Gambar 0.1 Gambar tampilan Proses Pengiriman NRF

  smart phone iCare Monitor Kesehatan dan

  untuk mengetahui bisa tidaknya masing-masing objek yang menggunakan sistem gelang tersebut terhubung kesistem sleepingbag terhubung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

  sleepingbag terhubung. Hasil pengujian ini

  Pengujian modul NRF pada sistem ini yaitu untuk mengetahui berapa jarak antara modul yang ada disistem gelang dan disistem

  98.61 Dari tabel 6.1 dapat dijelaskan perentasi akurasi perbandingan antara aplikasi dan sitem adalah 98.61.

  72

  Akurasi Percobaan 71

  Smartphone Sistem Gelang

  Tabel 8 Perhitungan Tingkat akurasi Percobaan Aplikasi

  ℎ 100 %

  yaitu 72 bpm yang dapat diukur dengan persamaan : =

  smart phone yaitu 71 bpm dan sistem gelang

  Dari gamabr 11 dapat dijelaskan objek 1 dengan data denyut nadi yang didapat aplikasi

  Gambar 11 Pengujian Orang Pertama

  sistem gelang tersebut. Perbandingan data dilakukan kepada 5 manusia dengan membandingkan data denyut nadi untuk mencari tingkat akurasi alat tersebut. pada gambar 11 :

3.4 Pengujian NRF (Pengiriman Data)

34.31 Sesuai

  8

  7

  5. DAFTAR PUSTAKA

  Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016, Menkes: Kembangkan Industri Alkes Dalam Negeri, Kurangi Ketergantungan Impor, Tersedia :<http://www.depkes.go.id/article/print/16 083000003/menkes-kembangkan-industri- alkes-dalam-negeri-kurangi- ketergantungan-impor.html> [diakses 15Februari 2017].

  Pada tabel 5.9 dapat disimpulkan nilai sensor suhu tubuh, sensor suhu ruangan dan PWM pada sistem sleepingbag yang ditampilkan melalui LCD 16x2 mendapat perbandingan antara sensor suhu tubuh, sensor suhu ruangan dan nilai PWM sesuai dengan rule yang telah dibuat melalui aplikasi dimatlab. Sebagai contoh jika nilai suhu tubuh 36.01°C (normal) dan suhu ruangan 28,94°C (normal) maka keluaran pwm adalah 122 yang berarti sesuai dengan hasil nilai PWM pada rule yang telah ditentukan. Dari hasil diatas seluruh data yang ada pada pengujian keseluruhan sesuai dengan kondisi rule metode fuzzy mamdani dengan infusi MIN-MAX yang sudah ditentukan yang dimana sistem mendapatkan nilai untuk menghasilkan setabilisasi.

  35.75 28.37 123 Sesuai

  10

  9 37.21 2981 122 Sesuai

  36.25 29.56 122 Sesuai

  N o Suhu Tubu h Suhu ruanga n PW M Hasil keputusa n rule matlab

  63 Sesuai

  35.00

  29.17

  29 Sesuai

  sistem sleepingbag dapat menguji dengan metode fuzzy yang disimpulkan nilai sensor suhu tubuh, sensor suhu ruangan dan PWM pada sistem sleepingbag yang ditampilkan melalui LCD 16x2 mendapat perbandingan antara sensor suhu tubuh, sensor suhu ruangan dan nilai PWM sesuai dengan rule yang telah dibuat melalui aplikasi dimatlab. Sebagai contoh jika nilai suhu tubuh 36.01°C (normal) dan suhu ruangan 28,94°C (normal) maka keluaran pwm adalah 122 yang berarti sesuai dengan hasil nilai PWM pada rule yang telah ditentukan. Dari hasil diatas seluruh data yang ada pada pengujian keseluruhan sesuai dengan kondisi rule metode fuzzy mamdani dengan infusi MIN-MAX yang sudah ditentukan yang dimana sistem mendapatkan nilai untuk menghasilkan setabilisasi.

  35.25

  36.57

  6

  39.15

  5

  24.15 32.56 210 Sesuai

  4

  31.33 23.37 233 Sesuai

  3

  29.11 23.87 233 Sesuai

  2

  36.01 28.94 122 Sesuai

  1

  sleepingbag akan aktif dan bekerja sesasuai metode yang digunakan.

4. KESIMPULAN

  Cara menghubungkan sistem gelang dan sistem sleepingbag yaitu dengan memonitoring sistem gelang dimana ketika output sistem mengluarkan data bahwa pengguna terdeteksi hipotermiah maka tombol akan ditekan untuk mengrimkan data kesleepingbag. Setelah mengirimkan data kesleepingbag maka sistem

  Pada sistem ini penggunaan sensor pulse bertujuan untuk mendeteksi detak jantung pada seorang pendaki. Sensor ini diracang pada sarung tangan yang diletakan dibagian ujung sarung tangan, sesnor ini terhubung dengan mikrokontroler arduino nano. Sensor mlx90614esf bertujuan untuk mendeteksi suhu tubuh sseorang pendaki. Sensor ini dirancang pada sleeping bag yang diletakan pada tempat kotak penyimpanan modul mikrokontroler, sensor ini terhubung dengan mikrokontroler arduino nano. Kedua sensor tersebut akan diproses pada arduino nano dan mendapatkan otuput berupa monitoring di lcd.

  Beritajatim, 2016, pendakian gunung , tersedia: [diakses 15 februari2017]

  Belantaraindonesia, 2010, mengenal hipotermiah, tersedia: > [diakses 15 februari2017]. Aldodokter, 2015, denyut nadi normal. Tersedia

  > [diakses 15 february 2017] wikipedia, 2010, Hipotermia, Tersedia :< https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotermia >

  [diakses 15Februari 2017]. Jaya Giri, 2016, Mencegah Hipotermia dan Cara

  Mencegahnya, Tersedia :<http://sugengwasana.blogspot.co.id/201

  Berdasarkan paparan hasil perancangan sistem dan penjelasan dalam bab

  • – bab sebelumnya maka ditarik kesimpulan sebagai beriukut .

  4/03/mencegah-hipotermia-dan- cara.html > [diakses 15Februari 2017]. Mengenal dunia arduino dan sensor tersedia: [diakses 22 Januari 2017]. Hsu Myat Thwe & Hla Myo Tun, 2015 Patient

  Health Monitoring Using Wireless Body Area Network, tersedia : diakses 9 Februari 2017].

  Yohita L.Kumbhare, Pankaj. Rangaree Patient Health Monitoring Using Wireless Body Area Sensor Network, tersedia diakses 9 Februari 2017].

  Binus University, 2012 pemodelan dasar sistem fuzzy, tersedia [diakses

  10 january 2017]. Kusuma dewi, Sri 2003. “Aplikasi Logika

  Fuzzy” Jakarta: Graha Ilmu [Diakses 9 maret 2017]

  Lee, C. 1990. Fuzzy Logic in Control Sistem : Fuzzy Logic Controller Part I. IEEE.

  [Diakses 9 maret 2017] Rosenberry,B. 1997. World Shrimp Farming. Annual Report. Shrimp News International, San Diego, California, USA, 164 hal. [Diakses 9 maret 2017]

  Younge JO, Wery MF, Gotink RA, Utens EMWJ, Michels M, Rizopoulos D, et al. (2015) WebBased Mindfulness Intervention in