Dinamika Ketidakpercayaan terhadap Politisi : Suatu Pendekatan Psikologi Indigenous

  Jurnal Psikologi , Volume 9 Nomor 1, Juni 2013

Dinamika Ketidakpercayaan terhadap Politisi : Suatu Pendekatan Psikologi Indigenous Ivan Muhammad Agung, Masyhuri, Hidayat

  Center For Indigenous Psychology Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Abstrak

  Kepercayaan memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Politisi sebagai satu elemen dalam negara demokrasi menjadi sorotan utama dimasyarakat khususnya terkait dengan perilaku politisi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika ketidapercayaan terhadap politisi serta alasannya kenapa mahasiswa kurang atau tidak percaya terhadap politisi Partisipan penelitian adalah mahasiswa UIN Suska Riau yang berjumlah 219 (53 pria dan 164 wanita, mising 2). Instrumen menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutp dengan analisis psikologi indigenous. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum mahasiswa kurang/tidak percaya terhadap politisi. Ada empat alasan utama, pertama lemahnya integritas (71,7%), faktor internal (8,2%), situasional (7,3%), dan kompetensi (4,1%). Dinamika sosial psikologis ketidakpercayaan terhadap politisi akan dibahas dalam artikel ini.

  Kata kunci: kepercayaan, trustworthiness, politisi Abstract

  Trust has an important role in the social life and state. Politicians as one element in a democracy become a major focus in the society, especially related to the behavior of politicians. This study aimed to describe the dynamics of distrust of politicians and the reasons why students distrust to politicians. Study participants were university students at UIN Suska Riau who totaled 219 (53 men and 164 women, mising 2). The instrument used a open-ended questions with indigenous psychological analysis. The results showed that in general students do not trust to politicians. There are four main reasons, the first Lack of integrity (71.7%), internal factors (8.2%), situational (7.3%), and competence (4.1%). The social dynamics of psychological distrust of politicians will be discussed in this article.

  Keywords: trust, trustworthiness, politician Pendahuluan kepercayaan dapat diartikan sebagai

  keinginan untuk menerima risiko terhadap Kepercayaan memiliki peran penting trustee berdasarkan harapan positif atas dalam kehidupan bermasyarakat. Tanpa aksi yang dimilikinya. Menurut Rousseau kepercayaan, kita tidak dapat memasuki dkk., (1998) “Trust is a psychological state lingkungan yang baru atau membentuk relasi comprising the intention to accept dengan orang lain (Ishii, 2007). Kepercayaan v u l n e r a b i l i t y b a s e d u p o n p o s i t i v e merupakan dasar dalam membangun suatu expectations of the intentions or behavior of hubungan antar individual, kelompok atau another” institusi. Banyak definisi tentang kepercaya- Dalam konteks kehidupan politik, ke- an dari berbagai disiplin ilmu, seperti percayaan akan memiiki peran vital ter- sosiologi, ekonomi, antropologi dan psikologi. utama berkaitan dengan hubungan antara Kepercayaan merupakan bias kognitif m asyarakat dengan politisi. Politisi merupa- dalam mengevaluasi (potensi) objek tertentu kan aktor penting dalam sistem politik (orang atau organisasi) (Yamagishi, 1994). indonesia. Perilaku politisi akan mencermin- Sementara Colcuittt dkk., (2007) mengatakan kan bagaimana sistem dan budaya politik

  Dinamika Ketidakpercayaan terhadap Politisi.....Ivan Muhammad Agung

  Indonesia. Fenomena akhir-akhir ini adalah adalah bagaimana memahami manusia banyaknya politikus yang terlibat dengan dalam konteksnya (Kim, dkk., 2006). kasus pidana khsusunya kasus korupsi. Data menunjukkan dari tahun 2004 sampai Metode tahun 2012 presiden SBY telah mengeluar- kan 176 persetujuan tertulis untuk penyelidi- Partisipan kan hukum pejabat negara dalam berbagai Subjek penelitian adalah mahasiswa kasus. Lebih dari separuh di antaranya UIN Suska Riau. Jumlah subjek adalah adalah pejabat dari partai politik, dengan 219 mahasiswa (53 pria dan 164 wanita, tiga besarnya adalah Partai Golkar, PDIP mising 2). Pengambilan sampel dilakukan dan PD (detik.com). Hasil survei Lingkaran dengan teknik non probability sampling, Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, citra yaitu pengambil sampel dilakukan secara politisi di masyarakat kian turun drastis. tidak acak atau sesuai dengan tujuan Survei yang dilakukan 5-10 September p en elitian. 2011 itu menunjukan, hanya 23,4 persen responden yang menggangap citra politisi Pengukuran masih baik. Sebesar 51,3 persen menyata- Pada penelitian ini menggunakan kan citra politisi buruk, dan sisanya a la t uk ur Kim y an g telah diterjemahkan 22,1 persen tidak menjawab. Hasil ini oleh tim ICCP Fakultas Psikologi UGM, mengindikasikan bahwa citra politisi masih yaitu: Kepercayaan terhadap politisi negatif di mata masyarakat. Impilkasi- m e ng gu n ak an s at u ai tem tertutup dan satu nya adalah munculnya ketidakpercayaan aitem pertanyaan terbuka dengan model terhadap politisi. likert, contoh “seberapa besar Anda

  Banyak faktor-faktor kenapa orang mempercayai politisi” (sangat percaya pantas dipercaya. Hasil studi meta analisis =5; percaya=4; cukup percaya=3; kurang Colcuittt dkk., (2007 menunjukan bahwa percaya=2; tidak percaya=1). Pertanyaan orang dipercaya berdasarkan pada tiga te rb u ka : “Tuliskan alasan mengapa Anda hal, yaitu kemampuan, benevolence dan tidak mempercayai politisi?

  integrity. Menurut Khodyakov, (2007)

  kepercayaan terhadap politisi merupakan Analisis Data kepercayaan interpersonal yang bersifat An alisis data menggunakan analisis tipis (thin interpersonal trust), artinya kualitatif untuk proses kategorisasi dan kepercayaan yang dibuat melalui interaksi tema dan kuantitatif deskriptif (cross yang orangnya kita tidak kenal dengan t ab ul as i) yang dibantu dengan program baik kepercayaan ini sangat tergantung S PSS. pada reputasi orang tersebut. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa keper- Hasil cayaan terhadap sistem politik dan politisi rendah (Faturochman, dkk 2010, Christense, Hasil penelitian menunjukkan bahwa & Laegreid, 2003, Agung, 2012). Hasil 63 (28,8 %) partisipan “tidak percaya” penelitian dengan pendekatan psikologi terhadap politisi, 117 (53,4%) partisipan

  Indigenous oleh Moordiningsih (2010) “kurang percaya”, 32 (14,6%) partisipan

  menyatakan bahwa politisi cenderung tidak “cukup percaya” dan 5 (2,3%) partisipan dipercaya karena politisi tidak kompeten. yang “percaya ”terhadap politisi. Sementara kurang integritas, mementingkan diri sendiri 2 data mising. Untuk jawaban” sangat dan korupsi. percaya”, partisipan penelitian tidak satu

  Berdasarkan fenomena perilaku pun menjawab. Artinya secara umum politisi di Indonesia ini, peneliti tertarik p ar tis ipan cenderung tidak/kurang percaya untuk meneliti tentang sejauhmana ke- terhadap politisi (lihat Gambar 1). percayaan mahasiswa terhadap politis, kenapa politisi cenderung tidak dipercaya serta dinamika sosial psikologis ketidak- percayaan terhadap politisi? Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi indige- nous. Pendekatan psikologi indigenous

  Berdasarkan jumlah respon yang prinsip dan nilai-nilai yang berlaku, yang diterima, terdapat 18 kategori kecil. Setelah meliputi, kepentingan pribadi (20,1%, dikategori lagi diperoleh 4 kategori besar, Berbohong (12,3%), tidak menepati janji dan yaitu lemahnya integritas, faktor internal, korupsi (9,1%). Berikut beberapa contoh situasional dan kompetensi (lihat Tabel 1). respon partisipan:kebanyakan politisi Kategori yang paling dominan adalah seringkali mementingkan kepentingan pribadi lemahnya integritas (71,7%). Lemahnya dari kepentingan banyak orang, politisi Integritas berkaitan dengan karakter dan banyak yang bersikat tidak jujur, dan politisi perilaku negatif yang melanggar norma, kebanyakan korupsi.

  Gambar 1. Distribusi respon jawaban partisipan

  Tabel 1. Alasan kenapa tidak percaya kepada politisi

  27 Jurnal Psikologi , Volume 9 Nomor 1, Juni 2013 Berikutnya faktor internal (8,2%), menepati janji dan korupsi (lihat Tabel 1). terkait dengan kondisi internal pada politisi Integritas memainkan peranan penting (trustee) dan trustor. Faktor ini meliputi, kenapa seseorang pantas dipercaya (Colquit, image negatif (4,1%) dan tidak dapat dkk, 2007). Senada dengan penelitian dipercaya (4,1%). Berikut beberapa contoh Moordiningsih (2010) yang menempatkan respon partisipan: saya kurang percaya lemahnya integritas politisi menjadi salah satu

  karena image mereka kurang baik, karena faktor timbulnya ketidakpercayaan terhadap semua politisi tidak semuanya benar, dan politisi. saya tidak percaya pada politisi. Sementara, Kedua, faktor internal. Faktor ini

  situasional (7,3%), terkait dengan persepsi terbentuk dari interaksi antara trustor terhadap kondisi atau peristiwa pada d en ga n trustee. Image yang terbentuk pada dunia politik, yang terdiri: tidak kenal (2,7%), politisi sudah cenderung negatif pada diri kejam (2,3%), dan penuh intrik (2,3%). trustor. Kondisi tidak mengherankan, bahwa Berikut beberapa contoh respon partisipan: saat ini politisi memiliki citra negatif

  karena saya tidak mengenal mereka, karena khususnya di kalangan mahasiswa. Banyak dunia politik adalah dunia penuh intrik, dan perilaku yang menyimpang, seperti korupsi saya tidak percaya pada politisi karena yang terjadi pada politisi. Korupsi memain- menurut saya dunia politik itu kejam, begitu kan peranan penting terbentuknya trust or pula orang-orangnya, isinya hanya ada distrust pada masyarakat (Fukyyama dalam kekuasaan dan kerakusan pada harta. Bourne, 2010). Hasil penelitian ini sesuai

  Kategori terakhir adalah kompetensi dengan penelitian Bourne (2010) yang di- (4,1%), terkait dengan kemampuan yang lakukan pada negara berkembang (Jamaika) dimiliki dalam menjalankan tugas sebagai yang menyatakan bahwa salah satu faktor politisi. Kategori ini terdiri dari satu yaitu : tidak kenapa masyarakat tidak percaya terhadap menjalankan tugas (4,1%). Berikut beberapa politik (politisi) adalah faktor korupsi. contoh respon partisipan: politisi zaman Data Indonesian Corruption Watch

  sekarang tidak bisa menjalankan tugasnya, (ICW) mengungkapkan selama tahun 2012 sesuai aturan yang ada, dan karena politisi ada 52 politisi yang menjadi tersangka kasus saat ini tidak kurang menunjukkan bagimana korupsi di Komisi Pemberantasan Korupsi, kredibilitas mereka dalam berpolitik serta kepolisian serta kejaksaan. kurang berkualitas untuk bisa memajukan Ketiga, situasional. Faktor situasional dunia politik yang sekarang amat banyak terkait dengan hubungan antara trustor diperbincangkan. dengan trustee dan kondisi situasi/iklim pada

  dunia politik. Perbedaan jarak sosial antara

  Pembahasan mahasiswa dengan politisi memiliki peran penting dalam terbentuknya kepercayaan.

  Penelitian bertujuan untuk meng- Selain itu, kondisi iklim dunia politik tidak gambar kenapa mahasiswa tidak/kurang kondusif, banyak intrik, ketidakpastian dan percaya terhadap politisi. Hasil penelitian bahkan berlaku kejam tidak mengenal lawan menunjukkan bahwa sebagian besar maha- dan kawan, yang ada hanya kepentingan. siswa kurang percaya terhadap politisi. Hasil senada juga menunjukkan bahwa Berdasarkan kategori jawaban partisipan sistem poltitik Indonesia cenderung dinilai ada empat alasan utama kenapa mahasiswa negatif sehingga tingkat kepercayaan tidak percaya terhadap politisi, pertama, terhadap politik dan politisi rendah lemahnya integritas politisi. Integritas politisi (Faturochman, dkk 2010, Christense, & terkait dengan pikiran, perkataan, karakter Laegreid, 2003, Agung, 2012). Terakhir, dan perilaku politisi dalam menjalankan kompetensi. Kemampuan seorang politisi tugasnya sebagai seorang politisi. Perilaku dalam menjalankan tugasnya harus politisi yang melanggar prinsip moral, etika didukung kemampuan intelektual dan dan nilai bangsa, tentunya akan mem- psikologis. Beberapa politisi terkadang pengaruhi kepercayaan mahasiswa terhadap menunjukkan ketidakkompeten dalam politisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menjalankan tugasnya sebagai politisi. lemahnya integritas yang meliputi karakter Misalkan, kehadiran politisi dalam rapat negatif politisi, seperti mementingkan dan produktifitas menghasilkan Undang- kepentingan pribadi, berbohong, tidak undang belum memenuhi target. Kondisi

  Dinamika Ketidakpercayaan terhadap Politisi.....Ivan Muhammad Agung ini menyebab persepsi terhadap kemampuan politisi, yang secara personal mereka tidak politisi cenderung dinilai kurang mampu men- kenal dengan mereka? Menurut Khodyakov, jalankan tugasnya. (2007) kepercayaan yang terjadi antara

  Berdasarkan empat tema (intergritas, trustor dan trustee yang tidak tidak saling internal, situasional dan kompetensi) yang kenal dibentuk oleh reputasi trustee. Reputasi menyebabkan kenapa politisi kurang politisi dibentuk oleh perilaku politisi dipercaya, maka dapat ditarik kesimpulan (karakteristik personal) dan Lingkungan bahw ada dua tema besar, yaitu karakteristik (iklim politisi dan media). Khususnya media personal trustee (integritas, kompetensi, dan memiliki peran penting dalam pembentukan faktor internal (image negatif) dan situasi kepercayaan terhadap politisi. Media (situasional) yang ada di dunia politik (lihat menyediakan informasi yang digunakan gambar 2). Interaksi antara faktor personal individu dalam proses terbentuknya politisi dan lingkungan politik sendiri kepercayaan. Informasi positif atau negatif menghasilkan ketidakpercayaan pada dalam media dalam dapat merusak atau mahasiswa. Namun bagaimana mahasiswa m e m p e r k u a t k e p e r c a y a a n t e r h a d a p mengkonstruksi kepercayaan terhadap seseorang (Tschannen-Moran, & Hoy, 2000).

  Gambar 2. Dinamika ketidakpercayaan terhadap politisi

  Sebagai agen perubahan, mahasiswa Beberapa keterbatasan dalam memiliki harapan besar pada politisi penelitian ini. Pertama, jumlah subjek tidak khususnya terkait dengan perubahan terlalu besar sehingga belum mencerminkan kehidupan bermasyarakat di negara ini. jumlah populasi yang sebenarnya. Kedua, Namun kenyataannya, beberapa politisi subjek belum mencerminkan karakteristik terlibat dalam kasus yang menjadi sorotan masyarakat secara umum. Ketiga, penelitia masyarakat, seperti kasus korupsi. Padahal hanya mencoba melihat alasan kenapa harapan merupakan salah satu hal penting politisi kurang dipercaya dan tidak mengetahu dalam proses terbentuknya kepercayaan secara jelas bagaimana atau dari mana (Tschannen-Moran, & Hoy, 2000). Ketika sumber infomasi mahasiswa yang diguna- harapan tidak sesuai dengan realitas, maka kan sebagai dasar penilaian kepercayaan kepercayaan akan hilang. Kecenderungan terhadap politisi, sehingga hal ini memungkin media menginformasikan secara masif tentang perilaku korupsi para politisi telah membentuk opini masyarakat bagimana mempersepsikan politisi. Informasi korupsi merupakan informasi negatif. Informasi negatif lebih kuat dalam mempengaruhi daripada informasi positif (Rozin & Royzman, 2001). Informasi negatif dapat menimbulkan reaksi emosi yang lebih kuat daripada informasi netral atau positif (Downey & Christensen, 2006). Informasi negatif tentang politisi dan lingkungan mampu membangkitkan reaksi emosi, berupa kemarahan dan kebencian sehingga dapat mempengaruhi kepercayaan maha- siswa terhadap politisi. terdapat bias dalam proses penelitian.

  Penutup

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa kurang percaya terhadap politisi. Ada empat alasan kenapa mahasiswa tidak percaya terhadap politisi. Pertama lemahnya integritas, kedua, faktor internal, ketiga, situasional dan kompetensi. Faktor yang paling dominan kenapa maha- siswa kurang percaya terhadap politisi adalah integritas. Integritas politisi terkait dengan perilaku politisi dalam menjalankan tugasnya. Ketidakpercayaan terhadap politisi sangat ditentukan reputasi politisi. reputasi politisi

  29 Jurnal Psikologi , Volume 9 Nomor 1, Juni 2013

  

Dinamika Ketidakpercayaan terhadap Politisi.....Ivan Muhammad Agung

  dapat terbentuk dari perilaku dan lingkungan (iklim politik dan media).

  Daftar Pustaka

  Agung, I.V. (2012). General Trust dan Kepercayaan terhadap Institusi Publik pada Mahasiswa. Laporan

  

peneltian. Fak Psikologi UIN Suska

  Riau Bourne,P,.A 2010. Modelling Political Trust in a D e v e l o p i n g C o u n t r y C u r r e n t

  

Research Journal of Social Sciences

  2(2): 84-98, Christense, T & Laegreid, P. (2003).Trust in

  Government – the Significance of Attitudes Towards Democracy, the Public Sector and Public Sector Reforms. Working paper. Diterima tanggal 10 Februari 2012 dari http://www.ub.uib.no/elpub/rokkan/N/ N07-03.pdf Colquitt, J. A, Scott, B .A and LePine, J. A.

  (2007).Trust, Trustworthiness, and Trust Propensity: A Meta-Analytic Test of Their Unique Relationships With Risk Taking and Job Performance,

Journal of Applied Psychology Vol.

  92, No. 4, 909–927

  Detik.com (2013).Banyak Politisi Terlibat Korupsi, Golkar Ngelus Dada http://news.detik.com/read/2012/09/3 0 / 1 0 11 0 0 / 2 0 4 5 5 3 8 / 1 0 / b a n y a k - politisi-terlibat-korupsi-golkar-ngelus- dada tgl 13 maret 2013

  Downey, J. L & Christensen, L. (2006). Belief persistence in impression formation.

  

N o r t h A m e r i c a n J o u r n a l o f

Psychology, 8(3), 479-488.

  F a t u r o c h m a n , d k k ( 2 0 1 0 ) . P o t r e t Kepercayaan (trust) terhadap Individu dan Institusi. Abstrak. Temu Ilmiah Nasional dan Kogress XI HIMPSI.18- 20 Maret Surakarta.

  Ishi, K. (2007). Short Report Do differences in general trust explain cultural d i f f e r e n c e s i n d i s p o s i t i o n i s m ?

  

Japanese Psychological Research,

  49, 4, 282–287

  ICW. (2011). Data Korupsi 2011 versi ICW diyterima tanggal 6 juni dari http://setagu.net/opini/data-korupsi- 2011-versi-ic

Dokumen yang terkait

likelihood estimation. Hasil pengujian hipotesis adalah, pertama tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Organizational citizenship behaviour (OCB) terhadap tacit knowledge sharing, dengan nilai p=0,708. Kedua ada pengaruh yang sangat signifikan vari

1 0 13

Hubungan Antara Berpikir Kritis Dan Konsep Diri Dengan Sikap Terhadap Pengembangan Karir Pegawai Negeri Sipil Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Riau Yuliana Intan Lestari Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Asmadi Alsa Fakultas Psikolog

0 0 12

Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Ketidakjujuran Akademik Pada Mahasiswa Psikologi UIN Suska Riau Putri Sari Indah Vivik Shofiah Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Abstrak - Hubungan Prokrastinasi Akademik Dengan Ketidakjujuran Akademik

1 3 8

Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai Stefani Dipayanti Lisya Chairani Fakultas Psikologi UIN Sutan Syarif kasim Riau Abstrak - Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai

2 9 6

Asertivitas Terhadap Pengungkapan Emosi Marah Pada Remaja Febie Ola Falentina Alma Yulianti Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Abstrak - Asertivitas Terhadap Pengungkapan Emosi Marah Pada Remaja

0 0 6

Perbedaan Kompetensi Sosial Anak Berdasarkan Tipe Pendidikan Prasekolah Ricca Angreini M Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Endang Ekowarni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Abstrak - Perbedaan Kompetensi Sosial Anak Berdasarkan Tipe

0 0 7

Efektivitas Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Psikologi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau

0 0 7

Kata kunci: kegagalan, menyakitkan, psikologi indigenous Abstract - Mengapa Kegagalan Menyakitkan? | Harmaini | Jurnal Psikologi

0 1 8

Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil Annie Aprisandityas Diana Elfida Fakultas Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Abstrak - Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil

0 2 10

Kata Kunci : interaksi sosial, remaja, homeschooling Abstract - Interaksi Sosial Remaja Yang Bersekolah di Homeschooling Dengan Menggunakan Metode Distance Learning

0 0 8