PEMANFAATAN SEL PUNCA PADA PENYAKIT KARDIOVASKULER

  Pidato

  Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Jantung pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 1 Mei 2010

  Oleh

BUDI SUSETYO PIKIR PEMANFAATAN SEL PUNCA PADA PENYAKIT KARDIOVASKULER UNIVERSITAS AIRLANGGA BADAN HUKUM MILIK NEGARA

  

Buku ini khusus dicetak dan diperbanyak untuk acara

Pengukuhan Guru Besar di Universitas Airlangga

Tanggal 1 Mei 2010

  Dicetak : Airlangga University Press

Isi di luar tanggung jawab AUP

  Bismillaahirrahmaanirrahiim,

  Yang terhormat, Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas

  Airlangga, Ketua. Sekretaris, Para Ketua Komisi beserta Anggota Senat

  Akademik Universitas Airlangga, Rektor dan Wakil Rektor Universitas Airlangga. Para Guru Besar Universitas Airlangga, Para Guru Bésar Tamu, Para Direktur di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Dekan dan Wakil Dekan di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Airlangga, Direktur dan Para Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah

  Dr. Soetomo, Para Direktur dan Pimpinan Rumah Sakit, Para Ketua Departemen di Fakultas Kedokteran Universitas

  Airlangga, Ketua Kolegium dan Para Anggota Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia, Ketua dan Para Sejawat Anggota Perhimpunan Spesialis

  Kardiovaskuler Indonesia, Para Teman Sejawat dan Segenap Civitas Akademika Universitas

  Airlangga, Para Sejawat, Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu

  Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Para Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Para Perawat, serta Undangan yang saya Muliakan, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

  Semoga Allah swt. memberikan kesejahteraan, petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita sekalian. Alhamdulillahi-robbil ‘alamin. puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala, Yang Maha Besar dan Maha

  Mengetahui atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul pada Rapat Terbuka Senat Akademik Universitas Airlangga dengan acara pengukuhan penerimaan jabatan saya sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

  Shalawat dan Salam kepada Rasulullah, Junjungan kita Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam, beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya.

  Hadirin yang saya hormati,

  Perkenankan saya menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul:

  

PEMANFAATAN SEL PUNCA

PADA PENYAKIT KARDIOVASKULER

Sejarah

  Sejak beberapa tahun terakhir ini muncul Disiplin Ilmu baru di bidang Kedokteran yaitu Ilmu Kedokteran Regeneratif atau

  

Ilmu Kedokteran Reparatif. Hal ini dipicu oleh berkembangnya

ilmu baru di bidang sel punca (Stem Cell).

  Kalau dahulu penyakit jantung lanjut akibat penyakit jantung koroner, setelah obat tidak lagi efektif, intervensi kardiologi dengan peniupan dan pemasangan stent maupun bedah jantung juga tidak dapat dilakukan lagi, pilihan terakhir ialah Transplantasi Jantung. Yang paling sulit tentunya mencari donor jantung yang sesuai. Kesulitan lain ialah karena berasal dari orang lain ( allograft) tentunya sering terjadi penolakan ( Host versus Graft Disease) yaitu timbulnya reaksi imunologi yang harus ditekan dengan obat-obatan yang diberikan jangka panjang.

  Konsep lama menyebutkan bahwa sel punca dari sumsum tulang hanya dapat berdiferensiasi menjadi sel darah, baik sel darah putih, sel darah merah dan trombosit. Konsep baru menemukan bahwa fraksi tertentu dari sel punca sumsum tulang dapat mengalami perubahan menjadi sel tulang (osteoblas), sel tulang rawan (khondroblas) maupun sel otot jantung (cardiomyocyte). Yang disebut sebagai transdiferensiasi. Fraksi tersebut disebut sel punca mesensimal yang hanya berjumlah 1% dari seluruh sel sumsum tulang yang bersifat multipoten. Sedangkan sel punca hemopoietik bersifat unipoten hanya bisa berubah menjadi sel darah tepi.

  Penyakit Kardiovaskuler yang dapat diobati dengan teknik sel punca sampai saat ini:

  1. Penyakit Jantung Koroner misalnya Infark Miokard Akut yang luas,

  2. Penyakit Jantung Koroner Kronik dengan Iskhemik yang Luas.

  3. Katub Jantung.

  

Pemanfaatan Sel Punca pada Penyakit Jantung Koroner

dengan Infark Miokard Akut yang Luas:

  Penyuntikan sel punca sumsum tulang (campuran hemopoietik

  

dan non-hemopopietik) secara intravena, intrakoroner maupun

  langsung intramiokardial memberikan hasil memperbaiki fungsi jantung. Penelitian klinik telah banyak dilakukan dengan hasil yang bervariasi. Perbaikan fungsi jantung biasanya sedang saja (perbaikan fraksi ejeksi 4–7%). Teknik pengobatan semacam ini disebut transplantasi sel.

  Pada binatang telah dilakukan penelitian penyuntikan sel punca yang lebih selektif yaitu sel punca mesensimal secara intravena maupun intramiokardial. Didapatkan pula perbaikan fungsi jantung, tetapi tingkatnya sama yaitu sedang-sedang saja.

  Sel punca mesensimal berada di mana-mana hampir di semua organ tubuh. Sel punca mesensimal yang berasal dari jaringan lemak ternyata lebih mudah untuk dijadikan sel otot jantung dengan kata lain lebih multipoten dibandingkan sel punca mesensim dari sumsum tulang. Dalam percobabiakan jaringan secara in vitro, sel kardiomiosit dapat terjadi spontan meskipun dengan jumlah yang sedikit saja.

  Telah dilakukan penelitian pengobatan sel punca pada binatang percobaan dengan infark miokard akut dengan hasil yang cukup baik. Penelitian pada manusia (Penelitian klinik) yang telah dikerjakan ialah dengan sel punca campuran mononuklir (sel punca hemopoietik & sel punca non-hemopoietik) disuntikkan secara intrakoroner didapatkan hasil yang baik meskipun dengan perbaikan fungsi jantung sekitar 4–7%. Cara lain ialah dengan pengumpulan sel progenitor dalam darah dengan alat secara apheresis dengan penyuntikan sebelumnya GCSF ( Granulocyte Colony Stimuating

  

Factoir) subkutan selama 3 hari berturut-turut. Dengan penyuntikan

intrakoroner didapatkan hasil yang baik pula.

  Penelitian dengan sel punca mesensimal yang berasal dari sumsum tulang yang disuntikkan intrakoroner, saat ini sedang berjalan. Hasil sementara dari penelitian pendahuluan menunjukkan hasil yang baik tetapi sedang saja (perbaikan fungsi jantung meningkat sekitar 4–7%. Hasil akhir masih menunggu 1–2 tahun ke depan. Penelitian pengobatan sel punca mesensimal dari jaringan lemak juga sedang berlangsung.

  Kenapa pengobatan penyakit jantung dengan sel punca tersebut belum mendapatkan hasil yang dramatik? Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Dari penelitian dengan pencitraan molekuler didapatkan bahwa dengan penyuntikan intravena atau intrakoroner hanya sekitar 0,5–5% sel punca tetap berada dalam jaringan target (retensi dalam jaringan target). Bahkan dengan penyuntikan intramiokardial hanya sekitar 25% tetap berada dalam jaringan target. Hal lain yang merupakan penyebabnya ialah sel punca hanya tumbuh di daerah sekitar infark miokard saja.

  Jaringan target yang sakit mengeluarkan bahan peptida yang disebut homing factor, misalnya SDF-1 a (Stromal-derived Factor-1a),

  SCF ( Stem Cell Factor), VEGF (Vascular Endothelial Growth Factor) dan MCP-3 ( Monocyte Chemotactic Proteine-3) yang merupakan

  

ligand untuk sel punca yang mempunyai reseptor yang sesuai.

  Ternyata sel punca yang mengalami retensi di jaringan target ialah sel punca yang mempunyai reseptor yang sesuai misalnya reseptor

  CRCX4 untuk SDF-1

  a, reseptor c-kit (CD117) untuk SCF dan reseptor FLK-1 untuk VEGF, sedangkan MCP-3 belum diketahui reseptornya. Karena itu, sel punca yang tidak mempunyai petanda tersebut akan terus lewat ke dalam sirkulasi. Karena itu untuk mendapatkan retensio yang baik perlu dipilih sel punca spesifik yang mempunyai reseptor khusus seperti disebutkan di atas.

  Homing factor yang timbul pada serangan jantung akut (Infark

  Miokard Akut) mungkin konsentrasi paling tinggi pada hari ke-7, sesudah itu terdapat penurunan. Karena bila dipakai sel punca sumsum tulang, hasilnya baik bila diberikan pada hari ke-7, baik pada binatang percobaan maupun pada penelitian klinik. Sebelum hari ke-7 mungkin masih terjadi reaksi keradangan sehingga sel punca tidak dapat tumbuh optimal, sebaliknya setelah hari ke-7 mungkin homing factor sudah jauh berkurang.

  Tetapi penelitian terakhir pada binatang percobaan bila diberikan pengobatan dengan sel punca kardiak, meskipun diberikan pada hari ke-30 masih terdapat perbaikan fungsi jantung. Kemungkinan keterangan hal ini ialah sel punca kardiak terutama dengan petanda c-kit+ dan hari ke-30 tersebut mungkin masih terdapat homing

  

factor SCF yang masih tinggi. Kemungkinan lain adanya efek

parakrin dari sel punca itu sendiri.

  Dikembangkan cara baru untuk meningkatkan efektivitas pengobatan sel punca yaitu dengan menginduksi pluripotensi, baik dengan obat tertentu misalnya reversine, pemberian ekstrak tanpa sel embrio binatang atau transduksi genetik. Dengan menjadi pluripoten, sel punca akan lebih mudah dan lebih cepat menjadi sel kardiomiosit dan sel pembuluh darah, dan berintegrasi lebih baik dengan jaringan miokardium penderita.

  Dari binatang percobaan didapatkan cara baru supaya pengobatan sel punca lebih efektif, yaitu dengan teknik scaffold. Teknik scaffold berfungsi sebagai kerangka, tempat perlekatan sel punca dan pada pengobatan jantung untuk nutrisi temporer selama sel punca berada di daerah nekrosis atau fibrosis yang miskin pembuluh darah.

  

Pemanfaatan Sel Punca pada Penyakit Jantung Koroner

Khronik dengan Iskhemia yang Luas

  Pada penderita penyakit jantung koroner iskhemik khronik yang tidak mempan dengan obat-obatan, intervensi kardiologi maupun bedah jantung; sel punca memberikan harapan baru untuk memperbaiki kualitas hidup penderita. Cara pemberian ya ng efektif, ya itu denga n teknik inter vensi ka rdiolog i penyuntikan intramiokardial dari dalam jantung (melalui suntikan subendokardial) atau dengan teknik bedah yaitu bersamaan pelaksanaan Bedah Pintas Koroner di mana dilakukan penyuntikan intramiokardial pada daerah peri-infark (melalui suntikan subepikardial). Dari beberapa penelitian didapatkan hasil yang cukup baik.

  Pemanfaatan Sel Punca untuk menghasilkan katub buatan

  Beberapa tahun terakhir telah dikembangkan rekayasa katub buatan dengan sel punca dengan teknologi scaffold, baik dari katub homograft yang telah diluruhkan sel-selnya atau dari bahan sintetis yang biodegradable. Keuntungan katub semacam ini masih dapat tumbuh sesuai dengan perkembangan anak. Meskipun penelitian awal menjanjikan untuk jangka panjang masih banyak yang harus diperbaiki.

  

P E R K E M B A NG A N P E N E L I T I A N SE L P U NCA DI

SURABAYA

  Sejak beberapa tahun terakhir, Kelompok Studi Sel Punca – Lembaga Penyakit Tropik di bawah pimpinan Prof. Dr. Fedik Abdulrantam drh. M.Sc telah mengembangkan sel punca baik dari binatang maupun manusia.

  Sel mesensim baik yang berasal dari sumsum tulang maupun jaringan lemak telah dapat dikembang-biakkan secara in vitro. Telah diteliti pula teknik induksi pluripotensi. Dengan menambahkan reversin terjadi dediferensiasi sehingga sel punca mesensim yang berasal dari sumsum tulang dari multipoten menjadi lebih multipoten bahkan menjadi pluripoten, sehingga sel punca mesensimal tersebut dapat lebih mudah dan lebih cepat menjadi kardiomiosit secara in vitro.

  Penelitian pemanfaatan sel punca mesensim untuk infark miokard akut sedang dilakukan pada binatang, sedangkan aplikasi klinik masih belum karena menunggu penelitian lanjutan untuk memenuhi kelayakan etik. Seperti diketahui, pengembangbiakan sel punca in vitro memerlukan serum janin sapi. Karena berasal dari binatang ada kemungkinan menularkan penyakit-penyakit terutama virus dan penyakit prion (protein infeksious) seperti penyakit sapi gila, dan sebagainya. Oleh karena itu, sedang dikembangkan teknik pengembangbiakan sel punca dengan menggunakan produk manusia sebagai pengganti yaitu menggunakan serum penderita sendiri atau albumin manusia, sedangkan untuk bahan induksi pertumbuhan digunakan ekstrak trombosit. Kalau hal ini berhasil dilakukan, tentunya etik tidak lagi menjadi masalah lagi karena menggunakan autolog (sel punca dari tubuh penderita sendiri) dan menggunakan serum atau albumin serta ekstrak trombosit manusia atau bahkan dari penderita sendiri. Untuk aplikasi klinik sel punca tentu masih diperlukan tambahan fasilitas dan peralatan yang memadai, misalnya flow

  

cytometry, alat untuk isolasi sel punca secara imunomagnetik, mesin

  apheresis untuk isolasi sel progenitor dari darah tepi. Untuk bidang kardiologi diperlukan lagi alat untuk dapat menyuntikkan sel punca intramiokardial dari dalam jantung (secara subendokardial), serta alat untuk menilai keberhasilan pengobatan dengan sel punca, yaitu untuk menilai viabilitas miokardium dan penjejak sel punca (stem

  

cell tracking) paling tidak dengan MRI Kardiak. Teknik lain seperti

  SPECT ( Single Photon Emission Computed Tomography) atau PET ( Positron Emission Tomography) membutuhkan biaya lebih mahal dengan risiko radiasi yang cukup tinggi, dan sulitnya mendapat bahan radioaktif.

  Teknik pengobatan sel punca dan sekaligus MRI Kardiak dapat menjadi unggulan RS Pendidikan yang segera akan dioperasikan. RS Pendidikan dan RSUD Dr. Soetomo akan dapat saling bersinergi untuk menjadi pusat rujukan di Indonesia Timur bahkan mungkin di Indonesia. Semoga.

UCAPAN TERIMA KASIH

  Hadirin yang saya muliakan, .

  Pada akhir pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar ini, perkenankan saya untuk mengungkapkan rasa syukur saya yang tidak terhingga kehadirat Allah swt., atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya mendapat kepercayaan untuk menerima jabatan tertinggi dalam dunia pendidikan. Semoga saya dapat mengemban amanah jabatan ini lebih baik.

  Pada kesempatan ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, bekerja sama dan mengantarkan saya mencapai jabatan Guru Besar dalam Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

  Pada kesempatan yang berbahagia ini, secara khusus saya mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan yang sebesar- besarnya kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini melalui Menteri Pendidikan Nasional beserta jajarannya, yang telah mempercayai saya untuk memangku jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu Jantung dan Pembuluh Darah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

  Kepada yang terhormat Ketua, Sekretaris, Anggota Senat Akademik, yang terhormat Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr.

H. Fasich, Apt., beserta para Wakil Rektor Universitas Airlangga,

  saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas dukungan dan kesediaannya mengusulkan pengangkatan saya sebagai Guru Besar.

  Demikian juga terima kasih dan pengahargaan yang setinggi- tingginya kepada yang terhormat Para Mantan Rektor Universitas Airlangga.

  Kepada yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muh. Amin, dr., Sp.P(K) dan para Wakil Dekan yang telah mengusulkan saya untuk diangkat menjadi Guru Besar, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

  Demikian juga kepada yang terhormat para Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang telah memberi saya kesempatan bekerja dan mengembangkan diri sebagai dosen pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  Kepada yang terhormat Direktur RSUD Dr. Soetomo Surabaya

  

Dr. H. Slamet Riyadi Yoewono, dr., DTM&H, MARS. dan para

  Wakil Direktur serta Para mantan Direktur saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk bekerja dan mengabdikan diri di Rumah Sakit tercinta.

  Kepada yang terhormat Almarhum Prof. dr. Mohamad

  

Saleh Sp.PD, Sp.JP(K), saya ucapkan terima kasih karena telah

  menerima saya pertama kali menjadi staf pengajar pada waktu itu di Sub-Bagian Ilmu Penyakit Jantung, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, dan telah memberi saya kepercayaan untuk menjadi staf pengajar yang sekarang menjadi Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  Terima kasih pula kami ucapkan kepada Prof. Purnomo

  

Soerjohudojo dr, Sp.BK(K) yang telah membimbing dengan

  sabar untuk menyelesaikan pendidikan S3 di Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Juga kepada mantan Kepala Bagian Ilmu Penyakit Jantung Pembuluh Darah Prof. Pramonohadi Prabowo

  

dr, Sp.PD, Sp.JP(K) yang telah banyak membimbing saya

  sebagai staf pengajar muda sekaligus sebagai Co-Promotor dalam pendidikan S3 di Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Prof. Harmoet Küehn

  

MD DsC dari Institute of Biochemistry, Humboldt University

  Berlin Jerman yang telah membimbing dan memberi kesempatan untuk melakukan penelitian yang sulit di tempat beliau sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan S3 dengan baik meskipun terlambat.

  Kepada yang terhormat Guru-guru saya Barry Chatterton MD di Department of Nuclear Medicine, Royal Adelaide Hospital, Australia, Prof. Ernst van der Waal MD dari Department of Cardiology, University Hospital Leiden Belanda dan guru-guru saya yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu kami ucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya atas bimbingan yang diberikan selama ini.

  Para Guru Besar dan Teman Sejawat Para Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Ilmu Penyakit Dalam, Spesialis Ilmu Penyakit Paru serta Spesialis Bedah Toraks- Kardiovaskuler, Spesialis Anestesi, Spesialis Radiologi dan, spesialis Patologi Klinik FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Spesialis Rehabilitasi Medik saya sampaikan terima kasih atas dukungan dan kerja sama selama ini.

  Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua teman Sejawat di Departemen/SMF Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair/RSUD Dr. Soetomo. Mereka adalah staf yang sangat berpotensi dan bahu membahu dalam membawa nama baik Almamater, bekerja untuk Dcpartemen/SMF Ilmu Penyakit jantung dan Pembuluh Darah sehingga dapat membawa nama Universitas Airlangga dan RSUD Dr. Soetomo ke forum Internasional.

  Guru-guru saya mulai tingkat SD, SMP, SMA, FK Unair sampai Pasca Sarjana Unair yang tidak dapat satu persatu saya sebutkan, terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah swt. menjadikannya Amal Jariah yang terus berkembang sampai hari Kiamat.

  Para tenaga administrasi di Bagian/SMF Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah RSUD Dr. Soetomo maupun di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, para alumni Program Pendidikan Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair, saya sampaikan terima kasih atas kerja sama dan kerja keras anda dalam mengembangkan Ilmu Penyakit Jantung di Indonesia.

  Kepada yang tercinta kedua orang tua saya, Ayahanda Pikir

  

Soewardjo dan Ibunda T. Siti Aliasikin yang sekarang sedang

  sakit, yang telah memberi kasih sayang, asuhan, pengayom serta mendidik dengan baik, selalu mengajarkan kesederhanaan, menghargai semua orang serta selalu tekun dan bekerja keras.

  Terima kasih yang sebesar-besarnya serta rasa hormat saya sampaikan kepada almarhum mertua saya, Ayahanda R Hardjoeno

  

Sosrokoesoemo dan Ibunda Dra. Sriwoelan atas segala kasih

  sayang, perhatian, doa dan dukungan yang tiada hentinya kepada saya.

  Kepada Istri tercinta Drg. Laksmiari Setywati MS.,

  

Sp.KG(K), yang setia mendampingi saya, bersama putra-putri

  saya, yang dengan kasih sayang, dan penuh pengertian, dukungan, pengorbanan, kesabaran dan doa yang selalu dipanjatkan dengan ketulusan hati mengantarkan saya menjadi Guru Besar, Semoga Allah swt. menjadikan kita keluarga sakinah, mawaddah, dan warrahmah.

  Terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya tujukan untuk kakak ipar saya almarhum Drs. Soeprapto dan kakak saya

  

Drg. Soeharlina yang membimbing dan mengayomi selama

  awal-awal pendidikan SMA di Surabaya serta kakak saya tercinta almarhum Dr. Soeharno Pikir, drs. dan almarhum kakak ipar saya Soelinah yang telah membimbing dan memberi pengayoman selama menempuh pendidikan di Surabaya sehingga lulus Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Terima kasih pula saya ucapkan kepada kakak-kakak dan adik-adik saya yang lain yang selalu bahu- membahu dalam suka dan duka.

  Kepada seluruh Panitia Pengukuhan Guru Besar yang diketuai oleh Dr. Agus Subagyo Sp.JP(K) beserta Tim Paduan Suara Universitas Airlangga dan seluruh pihak yang mendukung acara ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

  Akhir kata kepada seluruh hadirin yang saya hormati, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan kesabaran dalam mendengarkan pidato pengukuhan ini. Mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan di hati Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian. Semoga Allah swt. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya bagi kita semua. Amin.

  Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wallahu a’lam bissawaab Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  KEPUSTAKAAN

  1. Chavakis E, Koyanagi M, and Dimmeler S. Enhancing the outcome of Cell Therapy for Cardiac Repair. Progress from Bench to Bedside and Back. Circulation 2010; 121: 325–335.

  2. Seeger FH, Tonn T, Krzossok N, Zeiher AM, and Dimmeler S. Cell isolation procedures matter: a comparison of different isolation protocols of bone marrow mononuclear cells used for cell therapy in patients with acute myocardial infarction. Eur Heart J 2007; 28: 766–772.

  3. Itzhaki-Alfia A, Leor J, Raani E, Sternik L, Spiegelstein D, Netser S, Holbova R, Pevsner-Fischer M, Lavee J, and Barbash

  IM. Patient characteristics and cell source determine the number of isolated human Cardiac Progenitor Cells. Circulation 2009; 120: 2559–2566.

  4. Fischer KM, Cottage C, Wu W, Din S, Gude NA, Avitabile P, Quijada P, Collins BL, Fransioli J, Sussman MA. Enhancement of Myocardial Regeneration through genetic engineering of Cardiac Progenitor Cell expressing Pim-1 Kinase. Circulation 2009; 120: 2077–2087.

  5. Chen S, Takanashi S, Zhang Q, et al. Reversine increases the plasticity of lineage-committed mammalian cells. PNAS 2007; 104: 10482–10487.

  6. Pikir BS, Abdulrantam F, Setyowati H and Hendryanto E.

  Reversin increase transdifferentiation of bone marrow-derived- mesenchymal stem cell into Cardiomyocyte by induced- pluripotency in vitro. In press.

  7. Penicka M, Widimsky P, Kobylka P, Kozak T, Lang O. Images in cardiovascular medicine. Early tissue distribution of bone marrow mononuclear cells after transcoronary transplantation in a patient with acute myocardial infarction. Circulation 2005; 112: 363–365.

  8. Madonna R, Geng Y-J, and De Caterina R. Adipose Tissue- derived Stem Cells. Characterization and potential for Cardiovascular Repair. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2009; 29: 1723–1729.

  9. Planat-Bénard V, Menard C, Puceat AM, Perez A, Garcia- Verdugo J-M, nad Casteilla PL. Spontaneous Cardiomyocyte differentiation from Adipose Tissue Stroma Cells Circ Res 2004; 94: 223–229.

  10. Ratajczak MZ, Zuba-Surma EK, Ratajczak J, Wysoczynski M, and Kucia M. Very Small Embryonic-like (VSEL) Stem Cells – Characterization, Developmental Origin and Biological Significance. Exp Hematol 2008; 36: 742–751.

  11. Losordo DW, and Kishore R. A big promise from the Very Small: Identification of Circulating ES-like Pluripotewnt Cells in patients with Acute Myocardial Infarction. J Am Coll cardiol 2009; 53: 10–12.

  12. Zuba-Surma EK, Kucia M, Dawn B, Guo Y, Ratajczak MZ, and Bolli R. Bone Marrow-derived Pluripotent Very Small Embryonic-like Stem Cells (VESELs) are mobilized after Acute Myocardial Infarction. J Mol Cell Cardiol 2008; 44: 865–873.

  13. Wojakowski W, Tendera M, Kucia M, Zuba-Surma E, Paczkowska

  E, Ciosek J, Halasa M, Król M, Kaznierski M, Buszman P, Ochala A, Ratajczak J, Machalinski B, and Ratajczak MZ. Mobilization of Bone Marrow-derived Oct-4 SSEA-4 Very Small Embryonic-like Stem Cells in patient with Acute Myocardial Infarction. J Am Coll Cardiol 2009: 53: 1–9.

  14. Heldman AW, and Hare JM. Cell therapy for Myocardial Infarction: Special delivery. J Mol Cell Cardiol 2008; 44: 473–476.

  15. Ohnishi S, and Nagaya N. Prepare cells to repair the Heart: Mesenchymal Stem Cells for the Treatment of Heart Failure.

  Am J Nephrol 2007; 27: 301–307.

  16. Messina E, De Angelis L, Prati G, Morrone S, et al. Isolation and Expansion of Adult Cardiac Stem Cells from Human and Murine Heart. Circ Res 2004; 95: 911–921.

  17. Leri A. Human Cardiac Stem Cells. The Heart of Truth.

  Circulation 2009; 120: 2515–2518.

  18. Itzhaki-Alfia A, Leor J, Raanani E, Sternik L, et al. Patient characteristics and Cell source determine the number of Isolated Human Cardiac Progenitor cells. Circulation 2009; 120: 2559–2566.

  19. Tang-X-L, Rokrosh G, Sanganalmath SK, Yuan F, Sato H, et al. Intracoronary administration of Cardiac Progenitor Cells alleviate Left Ventricular Dysfunction in Rats with a 30-day-Old Infarction. Circulation 2010; 121: 293–305.

  20. Uitterdijk A, Groenendijk BCW, and van der Giessen WJ. Stem cell therapy for Chronic Heart Failure. Hellenic J Cardiol 2009; 50: 127–132.

  21. Placzek MR, Chung I-M, Macedo HM, Ismail S, Blanco TM, Lim M, Cha JM, Fauzi I, Kang Y, Yeo DCL, Ma CYJ, Polak JM, Panoskaltsis N, and Mantalaris A. Stem cell bioprocessing: fundamentals and principles. J R Soc Interface 2009; 6: 209–232.

  22. Stamm C, Kleine H-D, Choi Y-H, Dunkelmann S, Lauffts J-A, Lorenzen B, David A, Liebold A, Nienaber C, Zurakowski D, Freund M and Steinhoff G. Intramyocardial delivery of CD133 bone-marrow cells and Coronary Artery Bypass Grafting for Chronic Ischemic Heart Disease: Safety and efficacy studies. J Thorac Cardiovasc Surg 2007; 133: 717–725.

  23. Siepe M, Akhyari P, Lichtenberg A, Schlensak C, and Beyersdorf

  F. Stem cells used for Cardiovascular Tissue Engineering. Eur J Cardio-thor Surg 2008; 34: 242–247.

  24. Jin J, Jeong SI, Shin YM, Lim KS, Shin HS, Lee YM, Koh HC, and Kim K-S. Transpl;antation of mesenchymal stem cells within a poly(lactide-co- e-caprolactone) scaffold improves cardiac function in a rat myocardial infarction model. Eur J Heart Fail 2009; 11: 147–153.

  25. Gottlieb D, Kunal T, Emani S, AikawaE, Brown DW, Powell AJ, Nedder A, Engelmayr Jr GC, Melero0-Martin JM, Sacks MS,and Mayer Jr JE. In vivo monitoring of function of aulogous engineered pulmonary valve. J Torac Cardiovasc Surg 2010; 139: 723–731.

  

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

  Nama : Prof. Dr. Budi Susetyo Pikir dr,

  Sp.PD, Sp.JP(K)

  NIP : 130610105 130610105 Karpeg : B 822272 B 822272 Tempat dan tanggal lahir : Trenggalek, 8 Agustus 1949 Trenggalek, 8 Agustus 1949 Agama : Islam Islam Pangkat/Golongan : Pembina Madya (IV/b) Pembina Madya (IV/b) Jabatan Fungsional : Guru Besar dalam bidang Ilmu Guru Besar dalam bidang Ilmu

  Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler (TMT Desember 2009). Instansi : D e p a r t e m e n D e p a r t e m e n K a r d i o l o g i d a n K a r d i o l o g i d a n

  Kedokteran Vaskuler FK UNAIR Alamat Rumah : D e p a r t e m e n D e p a r t e m e n K a r d i o l o g i d a n K a r d i o l o g i d a n

  Kedokteran Vaskuler FK UNAIR Jl. Mojoklanggru Wetan II/431 Surabaya Telepon 031-5920936

  Status Perkawinan : Menikah Menikah Nama Istri : Drg. Laksmiarai Setyowati MS Drg. Laksmiarai Setyowati MS

  SpKG(K) Nama anak : 1. Satrio Hanindito SE

  1. Satrio Hanindito SE

  2. Saksono Wijayanto Mhs. FE UNAIR

  3. Santi Dyah Mustika Mahasiswa FE

3. UNAIR

  4. Alvita Aristawati TK Pertiwi

RIWAYAT PENDIDIKAN

  1956 : Lulus TK Purnama Tulungagung 1962 : Lulus SDN 1 Trenggalek 1965 : Lulus SMPN 1 Trenggalek 1968 : Lulus SMAN VII Surabaya 1976 : Lulus Dokter FK Unair 1981 : Lulus Pendidikan Spesialis Ilmu Penyakit Dalam FK

  Unair 1985 : Lulus pendidikan Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK Unair 2004 : Lulus Doktor Program Pasca Sarjana UNAIR

RIWAYAT PEKERJAAN

  1977 : Calon Pegawai Negeri Sipil 1978 : Asisten Ahli Madya/Penata Muda (Gol. III/a) 1979 : Asisten Ahli/Penata Muda Tk. I (Gol. III/b) 1981 : Lektor Madya/Penata (Gol. III/c) 1985 : Lektor Madya/Penata Tk. I (Gol. III/d) 1995 : Lektor Kepala/Pembina (Gol. IV/a) 2000 : Lektor Kepala/Pembina Tk. I (Gol. IV/b). 2009 : Guru Besar/Pembina Tk. I (Gol. IV/c)

PELATIHAN/LOKAKARYA

  1. Courses on Nuclear Cardiology, Department of Cardiology and Nuclear Medicine/Royal Adelaide Hospital (Barry Chatherton MD), Adelaide (SOUTH AUSTRALIA), September–October 1992.

  2. Courses on Nuclear Cardiology (Quantitative Thallium Study), (Prof K Powel & Prof. EE van der Waal), Department of Cardiology and Nuclear Medicine/Leiden University Hospital, Leiden (NETHERLAND), November 1992–February 1993. nd

  3. Pre-(2 Congress of AFSUMB) course on Echocardiography

  th th

  (Profs Nimura Y, etc). Denpasar/Bali (INDONESIA): July 7 –8 1989.

  th

  4. Pre-(8 ASEAN Congress of Cardiology) course on Echocardio-

  th graphy (Prof. Kisslo, etc), SINGAPORE: 6 December 1990. th

  5. Pre-9 ASEAN Congress of Cardiology course on Echocardio-

  nd graphy, Kuala-lumpur (MALAYSIA): 2 July 1992.

  6. Echo-Malaysia (Profs Liv Hatle, Bijoy K. Khandheria, GM Gura Jr, Fletcher A Miller Jr, John Chamber, etc), Malaysian Heart

  nd th Association, Penang (MALAYSIA): 22 –24 July 1994.

  7. Courses on Stress Echocardiography and Multiplane TEE. Hunter Hill's Cardiology Clinic, January 2005, Sydney, AUSTRALIA.

  8. Course on Tissue Doppler Imaging (Prof Chuk Man Yeu). Hong

  th Kong University Hong Kong January 17–18 2007.

  9. Course on Cardiovascular CT– SCCT Intermediate Level Sertificate (James K Min MD & Angelo de Lago MD) Wood

  th Corporate, Albany, New York. May 7–14 2007.

KURSUS METODOLOGI RISET DAN BIOSTATISTIK

  1. Intensive course on Cardiovascular Epidemiology. Jakarta: WHO -

  th th

  Ministry of Health, Republic of Indonesia. 29 September–5 October 1983.

  2. The Indonesian course in Clinical Epidemiology. Bandung: VLIR

  th th Belgium - Padjadjaran University. 14 –27 February 1988.

  3. Kursus Dasar Metodologi Riset, Statistik dan Komputer.

  Surabaya: Universitas Airlangga. 17–22 Desember 1990.

  4. Kursus Lanjut Metodologi Riset, Statistik dan Komputer.

  Surabaya: Universitas Airlangga. 22–27 Juli 1991.

  5. Seminar on application of the WHO Monica Project in Indonesian

  th th

  urban areas. Jakarta: National Cardiac Center. 24 –27 June 1991.

  6. Kursus Lanjut Riset Penyakit Metabolik. Surabaya (Fakultas Kedokteran/Universitas Airlangga): 4–7 July 1994.

  7. Research on Antioxidant Effect of Garlic Extract on Copper and Lypoxygenase-catalyzed oxidation of LDL. Institute of Biochemistry. University Clinic Charite. Humboldt University. Berlin. Germany. April–June 2000.

  8. Research on the effect of Garlic Extract on Cholesterol Efflux from Lipid-loaded J-774 Macrophages. Institute of Biochemistry.

  University Clinic Charite. Humboldt University. Berlin. Germany. Sept–Oct 2003.

  KEANGGOTAAN PROFESI Nasional:

  1977–sekarang : Anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) 1981–sekarang : Anggota PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit

  Dalam) 1978–sekarang : A n g g o t a P E R K I ( P e r s a t u a n D o k t e r

  Kardiovaskuler Indonesia) 1985–sekarang : Anggota PUSKI (Perhimpunan Ultrasonografi

  Kedokteran Indonesia) 1985–sekarang : Anggota Indonesian Society of Echocardiography.

  Internasional:

  Anggota AFC (ASEAN Federation of Cardiology)

  1985–sekarang :

  Anggota WHF (World Heart Federation)

  1995–sekarang : 1985–sekarang : Anggota WHL (World Hypertension League)

  A nggota A PSC (Asian Pacif ic Society of

  1995–sekarang :

  Cardiology) A n g g o t a A S E ( A m e r i c a n S o c i e t y

  1995–sekarang :

  Echocardiography) 2000–sekarang : Anggota ASNC (American Society of Nuclear

  Cardiology) 2000–sekarang : Anggota AHA (American Heart Association)

  2000–sekarang : Anggota IAS (International Atherosclerotic Society). 2008–sekarang : Anggota SCCT

  (Society of Cardiovascular Computed Tomography) TANDA PENGHARGAAN DAN KEHORMATAN

1997 : Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya 20 tahun.

  Keputusan Presiden Republik Indonesia.

  KARYA TULIS ILMIAH Pengarang Utama

  1. Pikir BS. The effects of Garlic Extracts on Copper-catalyzed oxidation of LDL. Measurement of HETE & HODE and its isomere by HPLC. Jurnal Biosains Vol. 9 No. 2 Mei 2007. ISSN 1412–1433.

  2. Pikir BS. Peranan Aldosteron dalam Penatalaksanaan Gagal Jantung Khronik. Majalah Kedokteran Indonesia Vol. XXVI No. 3. Juli–Sept 2003. ISSN 0126-3773.

  3. Pikir BS. Peranan Thrombolisis pada Oklusi Arteri Perifer Akut.

  Jurnal Kardiologi Indonesia Vol. XXVI, No. 3 Juli–Sept 2003 ISSN 0125-0326.

  4. Pikir BS. Management of Chronic Peripheral Arterial Occlusive Disease. Acta Medica Indonesia Vol. XXXV No. 3 July–Sept 2003.

  ISSN 0125-0326.

  5. Pikir BS. Angiotensine-II Recceptor Antagonist: Dapatkah mengganti peranan Angiotensine Converting Enzyme Inhibitir? MEDIKA (Jurnal Kedokteran & Farmasi) No. 9 Tahun ke-XXIX, Sept 2003. ISSN 0216-0910.

  6. Pikir BS, Yogiarto M, Soetomo M, dkk. Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner serta Faktor Risikonya di PT Badak Bontang.

  Media Kardiovaskular Vol. 2 No. 3. Jan–Maret 2008. ISSN 1410-0321.

  Pengarang Pembantu

  1. Johana L dan Pikir BS. Evaluasi Ventrikel Kanan secara Ekhokardiografi. Media Kardiovaskular Vol. 2. No. 3. Jan–April 2008. ISSN 1410-0321.

  2. Panggabean RTM dan Pikir BS. Asam Urat serum dan Penyakit Jantung Koroner. Studi Kohort Prospektif selama 2,5 tahun pada karyawan pria PT Badak NGL Bontang. Media Kardiovaskular Vol 3. No. 1. Mei–Agustus 2008. ISSN 1410-0321

  3. Tri Astiwati dan Pikir BS. Rasio Velositas puncak gelombang E ventrikel kiri terhadap velositas propagasi aliran yang dinilai dengan Doppler Colour M-Mode sebagai prediktor terjadinya Gagal Jantung pada penderita Infark Miokard Akut selama perwatan dirumah sakit. Akan diterbitkan.

  4. Satriyo B dan Pikir BS. Myocardial PerformanceIndex sebagai prediktor Gagal jantung pada penderita Infark Miokard Akut selama perawatan di rumah sakit. Akan diterbitkan.

  5. Parapat ETH dan Pikir BS. Hubungan Fraksi Ejeksi, Fungsi Diastolik, dan Myocardial Performance Index dengan Six Minute

  Walk Test pada penderita Gagal Jantung Sistolik Kiri. Akan diterbitkan.

  PEMBICARA SEMINAR/KONGRES Simposium/Kongres Internasional: Presentasi Penelitian

  Pengarang Utama:

  1. Pikir BS and Tjokroprawiro A. The effect of Onion on blood sugar and blood lipid levels of patients with Diabetes Mellitus.

  th

  Hamburg: XV International Congress of Internal Medicine, 1980.

  2. Pikir BS and Prabowo P. Hypertension in the Critical Area of

  th

  East Java. Singapore: 8 ASEAN Congress of Cardiology. 7–11 December 1990.

  3. Pikir BS, Soetomo M, Prabowo P, et al. Blood glucose and other coronary risk factors in critical areas of East Java. Jakarta: 6th Congress of ASEAN Federation of Endocrinology, 2–4 July 1992.

  4. Pikir BS. The effects of Garlic Metabolite (S-allyl cystein, Diallyl disulfide & S-allyl mercaptocystein) on Cholesterol Efflux of lipid loaded macrophages. Asian Pacific Congress of Atherosclerosis. Denpasar, Bali. Juli 2004.

  Simposium/Kongres Internasional

  Keynote Speaker: 1. Pikir BS. Effects of Garlic & its metabiolites on Atherosclerosis.

  Focus on Atherosclerotic Regression. Keynote Speaker. International Organization for Chemical Sciences in Development (IOCD). Working Group on Plant Chemistry. Surabaya: April 09–11, 2007.

  Simposium/Kongres Nasional Presentasi Penelitian

  Pengarang Utama

  1. Pikir BS, Mariani BS dan Soewanto. Hypertension in the young

  nd

  in Dr. Soetomo Hospital, Surabaya. Surabaya: 2 National Congress of Indonesian Heart Association, 1978.

  2. Pikir BS, Darmaji T, Uktolsea F dan Joedoseputro MS.

  Electrocardiographic findings in normal pregnancy. Surabaya:

  nd 2 National Congress of Indonesian Heart Association, 1977.

  3. Pikir BS dan Boedisantoso M. The clinical significants of RBBB.

  rd

  Jakarta: 3 National Congress of Indonesian Heart Association, 1981.

  4. Pikir BS, Hardjono P dan Boedisantoso M. Lipid profiles in

  st

  middle age men with Acute Myocardial Infarction. Jakarta: 1 Indonesian Congress of Endocrinology, 1986.

  5. Pikir BS, Marsudi D dan Boedisantoso M. The clinical significants of blood glucose levels and HbA1c levels in Acute

  st

  Myocardial Infarction. Jakarta: 1 Indonesian Congress of Endocrinology, 1986.

  6. Pikir BS, Amin M, Prabowo P, dkk. Evaluation of lung function test in rheumatic heart disease patients after mitral valve

  th

  surgery. Jakarta: 5 National Congress of Indonesian Heart Association, 1987.

  7. Pikir BS dan Prabowo P. Treatment of hypertension with Guanfacine. A multicentre study. Symposium on the use of Guanfacine in hypertension. 1988. Surabaya: Medical Faculty - Airlangga University/Dr. Soetomo. Hospital.

  8. Pikir BS dan Prabowo P. Lipid profiles in men with Acute Myocardial Infarction. Symposium on the management of Hyperlipidemia. Surabaya: Medical Faculty - Airlangga University/Dr. Soetomo Hospital, 1989.

  9. Pikir BS. The prevalence of smoking in the Critical area of East Java. Ujung Pandang: 6th National Congress of Indonesian Heart Association, 3–6 Maret 1991.

  10. Pikir BS. The effects Antioxidant of Garlic Metabolite (S-allyl cystein, Diallyl disulfide & S-allyl mercaptocystein) on Copper-catalyzed oxidation of LDL. Analysis HETE & HODE as

  st

  parameter of oxidant by HPLC. 1 Indonesian Society Congress of Heart Research. 2002.

  11. Pikir BS. Prevalence and Risk factors of Cardiometabolic Syndrome in men of LNG worker in Bontang, East Borneo,

  th

  Indonesia. 14 Annual Scientific Meeting Indonesian Heart Association. Surabaya, 2005.

  12. Pikir BS. Do we need new definition of Cardiometabolic Syndrome? Role of LV Mass and Hba1c in Cardiometabolic Syndrome. Epidemiologic study at LNG Worker Bontang.

  th

  East Borneo. 15 Annual Scientific Meeting Indonesian of

  th

  Heart Association. 11 National Congress of Indonesian Heart Association. Medan, 2006.

  13. Pikir BS. Garlic Metabolites had different effect on Oxidized LDL. What is the Strongest Antioxidant? What is the best

  th

  marker of Oxidant ? Research Forum. 18 Annual Scientific Meeting Indonesian of Heart Association. Jakarta, 2009.

  14. Pikir BS, Abdulrantam F, Setyowati H and Hendryanto E.

  Reversin increase transdifferentiation of bone marrow- derived-mesenchymal stem cell into Cardiomyocyte by

  th

  induced-pluripotency in vitro. 19 Annual Scientific Meeting

  th

  of Indonesian Heart Association (ASMIHA), 13 National Congress of Indonesian Heart Association (KOPERKI XIII). Jakarta, April 18, 2010.

  Presentasi Penelitian

  Pengarang Pembantu

  1. Boedisantoso M, Pikir BS dan Saleh RM. Penelitian epidemiologi hipertensi di Kecamatan Sumberpucung, Jawa Timur. Surabaya: Simposium Hipertensi, 1977.

  2. Darmaji T, Abdulah A and Pikir BS. Cardiac finding in severe

  nd Anemia. Manila: 2 ASEAN Congress of Cardiology, 1977.

  3. Darmaji T and Pikir BS. Penyakit Jantung Rematik di Indonesia. Surabaya: KOPERKI (Kongres Perhimpunan Kardiologi Indonesia) II, 1978.

  4. Prajitno E, Darmaji T and Pikir BS. Perubahan tekanan darah selama uji beban latihan pada normotensi. Jakarta: KOPERKI (Kongres Perhimpunan Kardiologi Indonesia) III, 1981.

  5. Prajitno E, Darmaji T and Pikir BS. Perubahan Tekanan Darah pada uji beban latihan pada Hipertensi. Jakarta: KOPERKI (Kongres Perhimpunan Kardiologi Indonesia) III, 1981.

  6. Darmaji T, Pikir BS, Yogiarto M and Saleh M. The use of Acebutolol and Hydrochlorothiazide in Hypertension. Ann Acad Med 1981; 10 (Supp): 21–24.

  7. Romdoni DR, Pikir BS and Boedisantoso M. Hipertensi Diastolik di Unit Rawat Jalan Kardiologi RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. Jakarta: KOPERK I (Kong res Perhimpunan Kardiologi Indonesia) III, 1981.

  8. Tjokroprawiro A, Pikir BS, Budiarta AA, et al. Metabolic effects of onion and green beans on Diabetic patients. International Symposium on Epidemiology of Diabetes Mellitus, August 20–21, Sendai, Japan, 1982.

  9. Tjokroprawiro A, Pikir BS and Budiarta AA. Metabolic effects of Onion and Green Beans on Diabetics patients. Tohoku J Exp Med 1983; 141 (Suppl): 671–676.

  10. Saleh RM, Yogiarto M and Pikir BS. Pengobatan Hipertensi Esensiil dengan Acebutolol dan Hydrochlorothiazide. Surabaya: Simposium Penyakit Ginjal dan Hipertensi, 1983.