Teknik Analisis Pencemar Lingkungan (TAPL) RE 091305
Week 4 Jar Test
Teknik Analisis Pencemar Lingkungan (TAPL) RE
091305
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
1
Jar test?
Pengadukan?
Aplikasi…?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
2
Pengadukan
Suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau
lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang
homogen.
Pada media fase cair, pengadukan ditujukan untuk
memperoleh keadaan yang turbulen (bergolak).
Aplikasi pengadukan:
Proses fsika seperti pelarutan bahan kimia dan
proses pengentalan (thickening),
Proses kimiawi seperti koagulasi-fokulasi dan
disinfeksi,
Proses biologis untuk mencampur bakteri dan air
limbah.
3
Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi
Proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air
dengan menggunakan bahan kimia (disebut
koagulan) yang menyebabkan pembentukan inti
gumpalan (presipitat).
Proses koagulasi hanya dapat berlangsung bila ada
pengadukan.
4
Koagulasi-Flokulasi (2)
Flokulasi
Proses penggabungan inti fok sehingga menjadi fok
berukuran lebih besar.
Proses fokulasi hanya dapat berlangsung bila ada
pengadukan.
Pemberian energi agar terjadi tumbukan antar
partikel tersuspensi dan koloid agar terbentuk
gumpalan (fok) sehingga dapat dipisahkan melalui
proses pengendapan dan penyaringan.
5
Partikel Solids
Partikel solid dalam air dapat berupa partikel
bebas/diskrit dan koloid dengan ukuran
sangat kecil yaitu10-7mm-10-1 mm.
Beberapa partikel tidak dapat diendapkan
secara langsung
Partikel dan koloid umumnya bermuatan
listrik sama yang menyebabkan tumbukan
antar partikel (terjadi gerak Brown)
berakibat terjadinya suatu partikel yang
sangat stabil.
6
Koagulan,
koagulasi-fokulasi…
Mengapa perlu koagulan?
Mengapa perlu proses koagulasi-fokulasi
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
7
Partikel Solids (2)
8
Koagulasi-Flokulasi
Air baku untuk air bersih berasal dari sungai,
danau, dan sebagainya.
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel
kecil dan koloid yang berukuran 10 nm
sampai 10 µm (kwarts, tanah liat, ganggang,
dll)
Kekeruhan dapat dihilangkan dengan
membubuhkan bahan kimia dengan sifat-sifat
tertentu disebut fokulan.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
9
Prinsip Koagulasi-Flokulasi
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan
2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu,
bergabung dan menjadi partikel yang lebih
besar dan berat, karena muatan elektris pada
permukaan elektrostatis antara partikel satu
dengan yang lain.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
10
Koloid
Partikel yang tidak dapat mengendap secara
alami karena adanya stabilitas koloid.
Stabilitas koloid terjadi karena:
gaya tarik van der waal's
gaya tolak /repulsive elektrostatik
Koagulasi bertujuan mengurangi stabilitas koloid
(proses destabilisasi) melalui penambahan bahan
kimia dengan muatan berlawanan.
11
Koloid (2)
Pada koagulasi akan terjadi :
Penurunan tegangan permukaan (zeta potensial)
melalui proses netralisasi muatan dan adsorpsi.
Presipitasi dari koagulan akan menyapu koloid
Adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel.
12
Contoh
pengadukan?
Jenis dan metode pengadukan…..?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
13
Jenis Pengadukan
Kecepatan pengadukan
Pengadukan cepat
Pengadukan lambat
Metoda pengadukan
Pengadukan mekanis,
Pengadukan hidrolis
Pengadukan pneumatis.
14
Pengadukan Cepat
Tujuan:
untuk menghasilkan turbulensi air sehingga dapat
mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan
dalam air.
Secara umum, gradien kecepatan berkisar antara
100 hingga 1000 per detik selama 5 hingga 60 detik.
15
Pengadukan Cepat (2)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
Waktu detensi = 20 - 60 detik
G = 1000 - 700 detik-1
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/
soda):
Waktu detensi = 20 - 60 detik
G = 1000 - 700 detik-1
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
Waktu detensi = 0,5 - 6 menit
G = 1000 - 700 detik-1
16
Pengadukan Cepat (3)
Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan:
Pengadukan mekanis
b. Pengadukan hidrolis
c. Pengadukan pneumatis
a.
Pengadukan mekanis paling umum digunakan
karena sangat efektif dan lebih feksibel dalam
operasi.
Faktor penting perancangan pengaduk
mekanis: kedua parameter pengadukan, yaitu G
dan td.
17
Pengadukan Lambat
Tujuan: menghasilkan gerakan air secara
perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel
untuk membentuk gabungan partikel
berukuran besar.
Digunakan pada proses fokulasi, untuk
pembesaran inti gumpalan.
Gradien kecepatan diturunkan secara
perlahan-lahan agar gumpalan yang telah
terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan
bergabung dengan yang lain membentuk
gumpalan yang lebih besar.
18
Pengadukan Lambat (2)
Penggabungan inti gumpalan sangat
tergantung pada karakteristik fok dan nilai
gradien kecepatan.
Secara umum, pengadukan dilakukan pada
gradien kecepatan kurang dari 100 per detik
selama 10 hingga 60 menit.
19
Pengadukan Lambat (3)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
Waktu detensi = 15 - 45 menit
G = 10 - 75 detik-1
GT = 48.000 - 210.000
Untuk air sungai:
Waktu detensi = minimum 20 menit
G = 10 - 50 detik-1
Untuk air waduk/reservoir:
Waktu = 30 menit
G = 10 - 75 detik-1
20
Pengadukan Lambat (4)
Untuk air keruh:
Waktu dan G lebih rendah
Bila menggunakan garam besi sbg koagulan:
G tidak lebih dari 50 detik-1
Untuk fokulator 3 kompartemen:
G kompartemen 1 : nilai terbesar
G kompartemen 2 : 40 % dari G komp. 1
G kompartemen 3 : nilai terkecil
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
Waktu detensi = minimum 30 menit
G = 10 - 50 detik-1
21
Pengadukan Lambat (5)
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
Waktu detensi = 15 - 30 menit
G = 20 - 75 detik-1
GT = 10.000 - 100.000
Pengadukan lambat dilakukan dengan cara antara
lain:
Pengadukan mekanis
b. Pengadukan hidrolis
a.
22
Jar test…?
Fungsi jar test…?
Metode….?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
23
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
24
Penentuan dosis optimum: unit proses koagulasi –
fokulasi dan sedimentasi
Koagulasi
11/05/2018
Flokulasi
Sedimentasi25
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
-
-
-
Al3+
-
Al3+
3+
Al
-
Al3+
Al3+
Al3+
Al3+
-
11/05/2018
Al3+
-
-
-
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
26
Dengan pembubuhan fokulan maka stabilitas
partikel terganggu karena:
Molekul Al+ pada tawas menempel pada
permukaan koloid dan mengubah muatan
elektrisnya koloid biasanya bermuatan negatif
(pada pH 5 sampai 8)
Mengendap sebagai fok Al (OH)3 yang dapat
mengurung koloid dan mengendapPaling
Efsien
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
27
Koagulasi
Flokulasi
Pengadukan cepat
Pengadukan lambat
Flash Mix
Slow Mix
100 rpm, 1 menit
30 rpm, 15 menit
11/05/2018
Sedimentasi
0 rpm, 30 menit
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
28
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3CaHCO3 2 2 Al OH 3 3CaSO4 18 H 2 O 6CO2
Tawas
Flok
Alkalinitas alami
Al
3
3H 2 O Al OH 3 3H
Kerugian: menurunkan pH, bersifat korosif pada logam
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
29
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3CaOH 2 2 Al OH 3 3CaSO4 18 H 2 O
Kapur jenuh untuk menaikkan alkalinitas
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3NaCO3 3H 2 O 2 Al OH 3 3NaSO4 18 H 2 O 3CO2
Soda ash untuk menaikkan alkalinitas
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
30
Hubungan Kekeruhan dan Alkalinitas
Kekeruhan
Alkalinitas
Dosis Koagulan
Tinggi
Rendah
Sedikit
Tinggi
Tinggi
Banyak
Rendah
Tinggi
Sedang
(perlu penambahan kekeruhan)
Rendah
11/05/2018
Rendah
Harus ditambah
kekeruhan
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
31
Ketelitian
Kesalahan-kesalahan disebabkan oleh:
- Sampel yang tidak representatif untuk badan air
yang diperiksa.
Sampel yang tidak diaduk membuat zat tersuspensi
yang berat tertinggal di bawah, sehingga pada saat
air baku dituangkan dalam 6 beker glass, hanya beker
terakhir yang mendapatkan cairan dengan zat
tersuspensi yang berada di bagian sebelah bawah
sampel.
Perbedaan nilai pH
Saat pembubuhan fokulan ke dalam jar test tidak
bersamaan
Pengambilan sampel yang telah diolah melalui proses
fokulasi untuk dianalisa mengenai zat tersuspensi,
dsb, tidak bersamaan untuk masing-masing beker.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
32
Pengawetan Sampel
Waktu pengawetan paling lambat 1 hari, karena
setelah 1 hari dapat terjadi fokulasi sendiri dari
zat-zat tersuspensi tanpa pembubuhan fokulan,
sehingga sampel tidak berlaku.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
33
Contoh hasil analisis sampel air
Turbidity air baku = 51,7 NTU
pH air baku = 7,44
Beker
1
2
3
4
5
6
Alum (mg/L)
0
10
20
30
40
50
pH
7,41
6,41
6,00
6,28
6,23
6,11
Turbidity (NTU)
51,6
17,3
5,11
3,40
4,54
5,10
Beker
1
2
3
4
5
6
Alum (mg/L)
0
5
10
15
20
25
Polimer (mg/L)
0
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
pH
7,41
7,11
7,01
6,98
6,93
6,93
Turbidity (NTU)
51,60
11,20
5,44
3,55
2,56
3,48
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
34
Hitunglah berapa jumlah koagulan yang harus
dilarutkan dalam air setiap pembuatan
larutan alum, jika suatu IPA yang mengolah
100 L/s air, memerlukan dosis alum 50
mg/L. Koagulan dilarutkan setiap 8 jam
sekali. Kemurnian alum 60%.
Kebutuhan koagulan
= (50 mg/L / 60%) x 100 L/s x 8 jam x 3600 s/jam x 10 -6
= 240 kg
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
35
Berapa kebutuhan air untuk melarutkan larutan
alum 240 kg, dengan konsentrasi larutan alum 5%,
jika berat jenis alum 1,05 kg/L. Hitung debit
koagulan yang dibubuhkan pada air baku!
Volume alum = 240 kg / (1,05 kg/L) = 228,6 L
Volume larutan = 228,6 L / 5% = 4571,4 L
Jadi kebutuhan air pelarut = 4571,4 L - 228,6 L =
4342,8 L
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
36
Debit larutan bahan kimia
Maka debit koagulan yang harus dibubuhkan ke
dalam IPAM
= 4.571.400 mL / (8 jam x 3600 s/jam)
= 158,7 mL/s
Cara pembubuhan bisa dengan dosing pump atau
pembubuh aliran konstan
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
37
T u g a s:
1. Buat grafk hubungan konsentrasi alum
2.
3.
4.
5.
6.
dengan dengan pH dan kekeruhan.
Cari konsentrasi alum optimum untuk
menurunkan kekeruhan.
Apa hubungan konsentrasi alum dengan pH?
Tuliskan reaksi yang membuktikan pH
turun.
Apa penyebab kekeruhan naik kembali saat
konsentrasi alum ditambah?
Apa pengaruh penambahan polimer pada
proses koagulasi-fokulasi-sedimentasi?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
38
Syarat koagulan….?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
39
Syarat umum koagulan
Trivalent cation
Secara umum koloid pada air permukaan adalah
bermuatan negatif, maka kation diperlukan untuk
proses netralisasi muatan.
Valensi tiga adalah yang paling efektif
Non toxic
Producesafe water
Insoluble in the neutral pH range
Koagulan diharapkan mengendap jika dibubuhkan
dalam dosis besar pada sekitar pH netral tidak
ada yang tersisa pada air
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
40
Coagulant aids
Tipe coagulant aids
pH adjuster
Asam dan basa digunakan untuk mengatur pH agar proses koagulasi dan fokulasi
terjadi pada rentang optimal
Asam sulfuric acid
Basa lime Ca(OH)2 atau soda Na2CO3
Activated silica
Ditambahkan ke air agar air dalam kondisi stabil/memiliki muatan negatif pada
permukaan koloid
Dapat begabung dengan koloid dengan muatan positif (Al atau Fe) sehingga foc
lebih besar, lebih berat pengendapan lebih cepat
Digunakan pada pengolahan air dengan konsentrasi warna tinggi tetapi turbidity
rendah
Clays
Fungsi mirip dengan activated silica
Polymers
Dapat memiliki muatan negatif (anionic), positif (cationic), positif-negatif
(polyamphotype) atau tidak bermuatan (nonionic)
Membentuk foc lebih besar
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
41
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
42
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
43
Contoh soal
Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai konsentrasi akurat yang
dapat dibaca oleh spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel
yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian ABS 1,5
b. Sampel air PAM ABS 0.03
c. Sampel limbah industri ABS 2.3
Berapa konsentrasi sampel tersebut? Apa yang harus dilakukan?
2
1.8
Konsentr
asi
ABS
mg/L
0.0
0
0.15
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.95
1.0
1.4
1.2
1.6
1.3
1.8
11/05/2018
1.6
f(x) = 1.38 x − 0.02
R² = 1
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
1.2
1.4
44
Contoh soal
Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai
konsentrasi akurat yang dapat dibaca oleh
spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel
yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian dianalisis
b. Sampel air PAM ditambah larutan stock sebesar 25 mL
dengan konsentrasi 0.3 mg/L dibaca dengan
spektrofotometer sebesar: ABS 0,22
c. Sampel limbah industri diencerkan dengan labu ukur
250 mL dengan menggunakan sampel sebanyak 50
mL, menghasilkan bacaan spektrofotometer ABS 0,67
Berapa konsentrasi sampel tersebut?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
45
Let’s Have a Great Sem!
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of
Environmental Engineering - ITS
46
Teknik Analisis Pencemar Lingkungan (TAPL) RE
091305
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
1
Jar test?
Pengadukan?
Aplikasi…?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
2
Pengadukan
Suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau
lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang
homogen.
Pada media fase cair, pengadukan ditujukan untuk
memperoleh keadaan yang turbulen (bergolak).
Aplikasi pengadukan:
Proses fsika seperti pelarutan bahan kimia dan
proses pengentalan (thickening),
Proses kimiawi seperti koagulasi-fokulasi dan
disinfeksi,
Proses biologis untuk mencampur bakteri dan air
limbah.
3
Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi
Proses destabilisasi koloid dan partikel dalam air
dengan menggunakan bahan kimia (disebut
koagulan) yang menyebabkan pembentukan inti
gumpalan (presipitat).
Proses koagulasi hanya dapat berlangsung bila ada
pengadukan.
4
Koagulasi-Flokulasi (2)
Flokulasi
Proses penggabungan inti fok sehingga menjadi fok
berukuran lebih besar.
Proses fokulasi hanya dapat berlangsung bila ada
pengadukan.
Pemberian energi agar terjadi tumbukan antar
partikel tersuspensi dan koloid agar terbentuk
gumpalan (fok) sehingga dapat dipisahkan melalui
proses pengendapan dan penyaringan.
5
Partikel Solids
Partikel solid dalam air dapat berupa partikel
bebas/diskrit dan koloid dengan ukuran
sangat kecil yaitu10-7mm-10-1 mm.
Beberapa partikel tidak dapat diendapkan
secara langsung
Partikel dan koloid umumnya bermuatan
listrik sama yang menyebabkan tumbukan
antar partikel (terjadi gerak Brown)
berakibat terjadinya suatu partikel yang
sangat stabil.
6
Koagulan,
koagulasi-fokulasi…
Mengapa perlu koagulan?
Mengapa perlu proses koagulasi-fokulasi
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
7
Partikel Solids (2)
8
Koagulasi-Flokulasi
Air baku untuk air bersih berasal dari sungai,
danau, dan sebagainya.
Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel
kecil dan koloid yang berukuran 10 nm
sampai 10 µm (kwarts, tanah liat, ganggang,
dll)
Kekeruhan dapat dihilangkan dengan
membubuhkan bahan kimia dengan sifat-sifat
tertentu disebut fokulan.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
9
Prinsip Koagulasi-Flokulasi
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan
2. Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu,
bergabung dan menjadi partikel yang lebih
besar dan berat, karena muatan elektris pada
permukaan elektrostatis antara partikel satu
dengan yang lain.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
10
Koloid
Partikel yang tidak dapat mengendap secara
alami karena adanya stabilitas koloid.
Stabilitas koloid terjadi karena:
gaya tarik van der waal's
gaya tolak /repulsive elektrostatik
Koagulasi bertujuan mengurangi stabilitas koloid
(proses destabilisasi) melalui penambahan bahan
kimia dengan muatan berlawanan.
11
Koloid (2)
Pada koagulasi akan terjadi :
Penurunan tegangan permukaan (zeta potensial)
melalui proses netralisasi muatan dan adsorpsi.
Presipitasi dari koagulan akan menyapu koloid
Adsorpsi dan pembentukan jembatan antar partikel.
12
Contoh
pengadukan?
Jenis dan metode pengadukan…..?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
13
Jenis Pengadukan
Kecepatan pengadukan
Pengadukan cepat
Pengadukan lambat
Metoda pengadukan
Pengadukan mekanis,
Pengadukan hidrolis
Pengadukan pneumatis.
14
Pengadukan Cepat
Tujuan:
untuk menghasilkan turbulensi air sehingga dapat
mendispersikan bahan kimia yang akan dilarutkan
dalam air.
Secara umum, gradien kecepatan berkisar antara
100 hingga 1000 per detik selama 5 hingga 60 detik.
15
Pengadukan Cepat (2)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
Waktu detensi = 20 - 60 detik
G = 1000 - 700 detik-1
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/
soda):
Waktu detensi = 20 - 60 detik
G = 1000 - 700 detik-1
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
Waktu detensi = 0,5 - 6 menit
G = 1000 - 700 detik-1
16
Pengadukan Cepat (3)
Pengadukan cepat dapat dilakukan dengan:
Pengadukan mekanis
b. Pengadukan hidrolis
c. Pengadukan pneumatis
a.
Pengadukan mekanis paling umum digunakan
karena sangat efektif dan lebih feksibel dalam
operasi.
Faktor penting perancangan pengaduk
mekanis: kedua parameter pengadukan, yaitu G
dan td.
17
Pengadukan Lambat
Tujuan: menghasilkan gerakan air secara
perlahan sehingga terjadi kontak antar partikel
untuk membentuk gabungan partikel
berukuran besar.
Digunakan pada proses fokulasi, untuk
pembesaran inti gumpalan.
Gradien kecepatan diturunkan secara
perlahan-lahan agar gumpalan yang telah
terbentuk tidak pecah lagi dan berkesempatan
bergabung dengan yang lain membentuk
gumpalan yang lebih besar.
18
Pengadukan Lambat (2)
Penggabungan inti gumpalan sangat
tergantung pada karakteristik fok dan nilai
gradien kecepatan.
Secara umum, pengadukan dilakukan pada
gradien kecepatan kurang dari 100 per detik
selama 10 hingga 60 menit.
19
Pengadukan Lambat (3)
Untuk proses koagulasi-fokulasi:
Waktu detensi = 15 - 45 menit
G = 10 - 75 detik-1
GT = 48.000 - 210.000
Untuk air sungai:
Waktu detensi = minimum 20 menit
G = 10 - 50 detik-1
Untuk air waduk/reservoir:
Waktu = 30 menit
G = 10 - 75 detik-1
20
Pengadukan Lambat (4)
Untuk air keruh:
Waktu dan G lebih rendah
Bila menggunakan garam besi sbg koagulan:
G tidak lebih dari 50 detik-1
Untuk fokulator 3 kompartemen:
G kompartemen 1 : nilai terbesar
G kompartemen 2 : 40 % dari G komp. 1
G kompartemen 3 : nilai terkecil
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
Waktu detensi = minimum 30 menit
G = 10 - 50 detik-1
21
Pengadukan Lambat (5)
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat,
logam berat, dll)
Waktu detensi = 15 - 30 menit
G = 20 - 75 detik-1
GT = 10.000 - 100.000
Pengadukan lambat dilakukan dengan cara antara
lain:
Pengadukan mekanis
b. Pengadukan hidrolis
a.
22
Jar test…?
Fungsi jar test…?
Metode….?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
23
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
24
Penentuan dosis optimum: unit proses koagulasi –
fokulasi dan sedimentasi
Koagulasi
11/05/2018
Flokulasi
Sedimentasi25
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
-
-
-
Al3+
-
Al3+
3+
Al
-
Al3+
Al3+
Al3+
Al3+
-
11/05/2018
Al3+
-
-
-
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
26
Dengan pembubuhan fokulan maka stabilitas
partikel terganggu karena:
Molekul Al+ pada tawas menempel pada
permukaan koloid dan mengubah muatan
elektrisnya koloid biasanya bermuatan negatif
(pada pH 5 sampai 8)
Mengendap sebagai fok Al (OH)3 yang dapat
mengurung koloid dan mengendapPaling
Efsien
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
27
Koagulasi
Flokulasi
Pengadukan cepat
Pengadukan lambat
Flash Mix
Slow Mix
100 rpm, 1 menit
30 rpm, 15 menit
11/05/2018
Sedimentasi
0 rpm, 30 menit
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
28
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3CaHCO3 2 2 Al OH 3 3CaSO4 18 H 2 O 6CO2
Tawas
Flok
Alkalinitas alami
Al
3
3H 2 O Al OH 3 3H
Kerugian: menurunkan pH, bersifat korosif pada logam
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
29
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3CaOH 2 2 Al OH 3 3CaSO4 18 H 2 O
Kapur jenuh untuk menaikkan alkalinitas
Al 2 SO4 3 .18 H 2 O 3NaCO3 3H 2 O 2 Al OH 3 3NaSO4 18 H 2 O 3CO2
Soda ash untuk menaikkan alkalinitas
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
30
Hubungan Kekeruhan dan Alkalinitas
Kekeruhan
Alkalinitas
Dosis Koagulan
Tinggi
Rendah
Sedikit
Tinggi
Tinggi
Banyak
Rendah
Tinggi
Sedang
(perlu penambahan kekeruhan)
Rendah
11/05/2018
Rendah
Harus ditambah
kekeruhan
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
31
Ketelitian
Kesalahan-kesalahan disebabkan oleh:
- Sampel yang tidak representatif untuk badan air
yang diperiksa.
Sampel yang tidak diaduk membuat zat tersuspensi
yang berat tertinggal di bawah, sehingga pada saat
air baku dituangkan dalam 6 beker glass, hanya beker
terakhir yang mendapatkan cairan dengan zat
tersuspensi yang berada di bagian sebelah bawah
sampel.
Perbedaan nilai pH
Saat pembubuhan fokulan ke dalam jar test tidak
bersamaan
Pengambilan sampel yang telah diolah melalui proses
fokulasi untuk dianalisa mengenai zat tersuspensi,
dsb, tidak bersamaan untuk masing-masing beker.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
32
Pengawetan Sampel
Waktu pengawetan paling lambat 1 hari, karena
setelah 1 hari dapat terjadi fokulasi sendiri dari
zat-zat tersuspensi tanpa pembubuhan fokulan,
sehingga sampel tidak berlaku.
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
33
Contoh hasil analisis sampel air
Turbidity air baku = 51,7 NTU
pH air baku = 7,44
Beker
1
2
3
4
5
6
Alum (mg/L)
0
10
20
30
40
50
pH
7,41
6,41
6,00
6,28
6,23
6,11
Turbidity (NTU)
51,6
17,3
5,11
3,40
4,54
5,10
Beker
1
2
3
4
5
6
Alum (mg/L)
0
5
10
15
20
25
Polimer (mg/L)
0
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
pH
7,41
7,11
7,01
6,98
6,93
6,93
Turbidity (NTU)
51,60
11,20
5,44
3,55
2,56
3,48
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
34
Hitunglah berapa jumlah koagulan yang harus
dilarutkan dalam air setiap pembuatan
larutan alum, jika suatu IPA yang mengolah
100 L/s air, memerlukan dosis alum 50
mg/L. Koagulan dilarutkan setiap 8 jam
sekali. Kemurnian alum 60%.
Kebutuhan koagulan
= (50 mg/L / 60%) x 100 L/s x 8 jam x 3600 s/jam x 10 -6
= 240 kg
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
35
Berapa kebutuhan air untuk melarutkan larutan
alum 240 kg, dengan konsentrasi larutan alum 5%,
jika berat jenis alum 1,05 kg/L. Hitung debit
koagulan yang dibubuhkan pada air baku!
Volume alum = 240 kg / (1,05 kg/L) = 228,6 L
Volume larutan = 228,6 L / 5% = 4571,4 L
Jadi kebutuhan air pelarut = 4571,4 L - 228,6 L =
4342,8 L
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
36
Debit larutan bahan kimia
Maka debit koagulan yang harus dibubuhkan ke
dalam IPAM
= 4.571.400 mL / (8 jam x 3600 s/jam)
= 158,7 mL/s
Cara pembubuhan bisa dengan dosing pump atau
pembubuh aliran konstan
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
37
T u g a s:
1. Buat grafk hubungan konsentrasi alum
2.
3.
4.
5.
6.
dengan dengan pH dan kekeruhan.
Cari konsentrasi alum optimum untuk
menurunkan kekeruhan.
Apa hubungan konsentrasi alum dengan pH?
Tuliskan reaksi yang membuktikan pH
turun.
Apa penyebab kekeruhan naik kembali saat
konsentrasi alum ditambah?
Apa pengaruh penambahan polimer pada
proses koagulasi-fokulasi-sedimentasi?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
38
Syarat koagulan….?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
39
Syarat umum koagulan
Trivalent cation
Secara umum koloid pada air permukaan adalah
bermuatan negatif, maka kation diperlukan untuk
proses netralisasi muatan.
Valensi tiga adalah yang paling efektif
Non toxic
Producesafe water
Insoluble in the neutral pH range
Koagulan diharapkan mengendap jika dibubuhkan
dalam dosis besar pada sekitar pH netral tidak
ada yang tersisa pada air
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
40
Coagulant aids
Tipe coagulant aids
pH adjuster
Asam dan basa digunakan untuk mengatur pH agar proses koagulasi dan fokulasi
terjadi pada rentang optimal
Asam sulfuric acid
Basa lime Ca(OH)2 atau soda Na2CO3
Activated silica
Ditambahkan ke air agar air dalam kondisi stabil/memiliki muatan negatif pada
permukaan koloid
Dapat begabung dengan koloid dengan muatan positif (Al atau Fe) sehingga foc
lebih besar, lebih berat pengendapan lebih cepat
Digunakan pada pengolahan air dengan konsentrasi warna tinggi tetapi turbidity
rendah
Clays
Fungsi mirip dengan activated silica
Polymers
Dapat memiliki muatan negatif (anionic), positif (cationic), positif-negatif
(polyamphotype) atau tidak bermuatan (nonionic)
Membentuk foc lebih besar
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
41
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
42
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
43
Contoh soal
Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai konsentrasi akurat yang
dapat dibaca oleh spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel
yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian ABS 1,5
b. Sampel air PAM ABS 0.03
c. Sampel limbah industri ABS 2.3
Berapa konsentrasi sampel tersebut? Apa yang harus dilakukan?
2
1.8
Konsentr
asi
ABS
mg/L
0.0
0
0.15
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.95
1.0
1.4
1.2
1.6
1.3
1.8
11/05/2018
1.6
f(x) = 1.38 x − 0.02
R² = 1
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
1.2
1.4
44
Contoh soal
Berdasarkan standar pengukuran fosfat, nilai
konsentrasi akurat yang dapat dibaca oleh
spektrofotometer adalah 0.15-1.3 mg/L. Jumlah sampel
yang digunakan sebesar 25 mL setiap analisis fosfat.
a. Sampel air sungai di daerah pertanian dianalisis
b. Sampel air PAM ditambah larutan stock sebesar 25 mL
dengan konsentrasi 0.3 mg/L dibaca dengan
spektrofotometer sebesar: ABS 0,22
c. Sampel limbah industri diencerkan dengan labu ukur
250 mL dengan menggunakan sampel sebanyak 50
mL, menghasilkan bacaan spektrofotometer ABS 0,67
Berapa konsentrasi sampel tersebut?
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of Environmental Engineering - ITS
45
Let’s Have a Great Sem!
11/05/2018
Environmental Laboratory - Department of
Environmental Engineering - ITS
46