Community Development Local Economic Dev

Community Development, Local Economic Development dan Sustainability Economic
Development Sebagai Upaya Membangun Wilayah yang Lebih Baik
Oleh Danang Rivadhonni
Abstrak
Istilah Community Development, Local Economy Development dan Sustainability Economic
Development pada dasarnya adalah upaya melibatkan masyarakat sebagai subjek dan objek
pembangunan. Externalitas negatif dari agenda industrialisasi besar (agenda coklat) lebih
besar berdampak negatif berupa kerusakan alam pada masyarakat. Untuk itu pembangunan
perlu mengembangkan ekonomi kerakyatan yang langsung bersentuhan dengan kegiatan
ekonomi berkelanjutan dan melibatka masyarakat untuk monitoring lingkungan. Dengan
berbasis masyarakat diharapkan pembangunanwilayah menjadi lebih baik karena dibangun
berprinsip dari, oleh dan untuk masyarakat.
Keyword: Community Development, Local Economy Development, Sustainability Economic
Development, Pembangunan Masyarakat
I. Latar Belakang
Community Development, Local Economy Development dan Sustainability Economic
Development merupakan istilah yang seringkali terdengar namun dimaknai secara terpisah.
Padahal ketiga aspek tersebut saling berhubungan dalam pengembangan wilayah (rural dan
urban) dalam terminologi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Community Development
merupakan bentuk keterlibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan. Local
Economic Development merupakan upaya mengembangkan perekonomian berbasis mikro

dari masyakat kecil lokal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraannya. Sustainability
Economic Development merupakan upaya pengembangan ekonomi suatu wilayah dengan
memperhatikan keberlangsungan hidup generasi mendatang dan berwawasan lingkungan.
Dari ketiga aspek itu perlu didefiniskan makna development atau pembangunan dimana
terdapat objek dan subjek pembangunan yaitu penduduk atau masyarakat atau sumber daya
manusia. Masyarakat adalah subjek yang menggerakkan perekonomian, menciptakan
produksi, melakukan disrtibusi dan konsumsi (pasar). Dalam setiap aktivitas pembangunan
ekonomi, masyarakatlah yang menanggung ekternalitas negatif berupa kerusakan ekologis
akibat ulah segelintir orang luar atau kesalahan kebijakan pemerintah. Industrialisasi berbasis
kapitalis yang mengesampingkan suara masyarakat merupakan upaya peningkatan ekonomi
secara angka statistik saja, menjadikan ketimpangan ekonomi serta kerusakan ekologis.
1|Page

Masyarakat lokal apabila mampu menciptakan swasembada ekonomi sendiri akan mampu
bertahan terhadap gempuran kapitalisme global dan tidak terpengaruh terhadap nilai kurs
rupiah dan krisis moneter. Sudah lazim diketahui bahwa dalam era sekarang tidak ada negara
yang tidak bergantung negara lain. Singapura tidak mempunyai lahan pertanian dan sumber
daya air namun bisa mencukupi pangan negerinya dari perdagangan barang dan jasa.
America, Jepang dan Cina dan Eropa yang telah terlebih dahulu menguras sumber daya
alamnya, memperluas “jarahan” ke negara-negara lain di Timur Tengah, Afrika, Asia dan

Indonesia. Negara “penjarah” tersebut sangat bergantung pada sumber daya alam negara lain
dan juga memasarkan hasil produksinya pada negara-negara tersebut. Kompensasi negara
“penjarah” tersebut agar tidak timbul letupan-letupan reaksi perlawanan dari masyarakat
negara “terjarah” maka diberikan bantuan hibah, pinjaman lunak dan beasiswa.
II. Rumusan Masalah
Bagaimanakah konsep framework model Sustainability Economic Development berbasis
aspek Community Development dan Local Economic Development?
III.Kajian Pustaka
Development
Definisi Development dalam website www.dictionary.cambridge.org adalah proses dimana
seseorang atau sesuatu tumbuh atau berubah dan menjadi lebih maju. Prof.MT Zen dalam
buku Tiga

Pilar

Pengembangan

Wilayah

(2001)


menyampaikan

bahwa

definisi

development/pembangunan/pengembangan adalah kemampuan yang ditentukan oleh apa
yang penduduk setempat dapat lakukan dengan apa yang dimiliki guna meningkatkan
kualitas hidupnya, dan juga kualitas hidup orang lain. Diartikan juga bahwa pengembangan
sebagai keinginan memperoleh perbaikan, serta kemampuan merealisasikannya.
Community Development
Definisi Community Development menurut United Nation (1946) dalam website www.ohccccso.ca adalah proses yang didesign yang menciptakan kemajuan kondisi ekonomi dan social
untuk keseluruhan masyarakat dengan pastisipasi aktif dan kepercayaan penuh terhadap
inisitifnya. Community Development mengintegrasikan pengetahuan spesifik dari berbagai
aspek pendidikan, kesehatan pengembangan ekonomi dan politik. Dokumen UNESCO
(1956) menyebutkan definisi Community Development adalah proses dimana masyarakat
lokal dapat memperoleh standar hidup sendiri. Proses ini melibatkan organisasi atau
2|Page


pelayanan perusahan untuk kesejahteraan sosial, perlindungan kesehatan, pendidikan,
peningkatan pertanian, pengembangan industri skala kecil.
Local Economic Development
Local Economic Development menurut Blakely (1994) adalah sebuah proses dimana
pemerintah daerah atau organisasi kemasyarakatan ikut serta dalam mendorong atau menjaga
aktivitas bisnis dan atau tenaga kerja, dengan tujuan mendorong kesempatan tenaga kerja
lokal pada sektor yang mengembangkan komunitas, mendayagunakan tenaga SDM, alam dan
institusi yang ada. Definisi Local Economic Development menurut LGSP (Local Government
Support Program) (2005) yaitu proses dimana para aktor kota/kawasan (kemitraan bisnis,
publik dan masyarakat) bekerja secara bersama-sama meningkatkan kualitas hidup dengan
menciptakan kondisi yang lebih baik terhadap pertumbuhan ekonomi, angkatan tenaga kerja
dan mendampingi pemerintah daerah memberikan pelayanan yang lebih baik ke
masyarakatnya. Sedangkan menurut publikasi BPPT (2001) menyebutkan bahwa ada tiga
pilar pengembangan wilayah yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi.
Sustainability Economic Development
Menurut Robinson dkk, (1990) dalam Mitchell, Setiawan & Rahmi, (2003) menyebutkan
bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari pendekatan prinsip keberlanjutan dari
aspek lingkungan/ekologi dan sosio politik.
Menurut Guidebook to the Green Economy, (2012) disebutkan pandangan ekonomi
berkelanjutan adalah pengembangan ekonomi dengan memperhatikan daya dukung

lingkungan, mengurangi ketergantungan pertumbuhan ekonomi dan degradasi lingkungan
melalui peningkatan efisiensi dan keberlanjutan dalam penggunaan sumber daya dan proses
produksi, dan mengurangi degradasi sumber daya, polusi dan limbah. Setiap negara dapat
mentafsirkan tindakan yang dapat menuju pembangunan ekonomi berkelanjutan/green
economy dengan membuat aturan perundangan dan lainnya.
Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup mendefinisikan pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
IV. Pembahasan

3|Page

Kaitan Community Development, Local Economy Development dan Sustainability
Economic Development
Ketiga istilah tersebut sama-sama menggunakan istilah development yaitu suatu proses
memperbaiki suatu wilayah dengan melibatkan masyarakat. Masyarakat disini harus berperan
sebagai subyek dan objek yang terdampak langsung ataupun tidak langsung adanya
pembangunan. Ketiga istilah tersebut bukan merupakan istilah baru karena sudah terjadi sejak

awal peradaban manusia yang saling membangun ekonomi dan sosial. Istilah tersebut muncul
sebagai resistansi terhadap agenda massif industialisasi dan kapitalisme global. Sejak dulu
sistem perekonomian seperti produksi skala kecil yang mempekerjakan masyarakat sekitar,
pembagian hasil keuntungan, sewa, leasing, angsuran, kredit, pinjaman, pertukaran,
berdagang di luar wilayah, pasar lokal, serta adanya pimpinan/raja yang membangun untuk
keperluan masyarakat dalam jangka panjang, memberikan pendidikan, kaderisasi SDM dan
kearifan lokal merupakan istilah developmet yang tidak pernah dicatat secara akademis.
Adanya manusia sekarang karena adanya manusia sebelumnya, begitu pula adanya kita
memastikan adanya manusia di masa depan. Istilah sustainability berkaitan munculnya
kerusakan alam secara besar-besaran yang terjadi akibat revolusi industri dan globalisasi.
Externalitas negatif pembangunan yang beragenda “coklat” berakibat terhadap masyarakat
sendiri. Sungguh benar Firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala dalam QS Ar Rum, 41-42
artinya: telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Alloh menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad)”berpergianlah
di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Alloh)”.
Desentralisasi, Demokrasi , Community Development, Local Economy Development dan
Sustainability Economic Development
Dalam sambutan seminar Keberlanjutan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan (2008),

Prof.Atkinson menyatakan bahwa desentralisasi dan demokrasi mendorong penguatan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan yang lebih baik dan merupakan prasyarat
desentralisasi itu sendiri. Dalam buku publikasi hasil seminar tersebut disampaikan teori
dasar partisipasi Arstein (1969) dimana tingkatan tertinggi adalah citizen power. Tangga
Arstein skala 1 dan 8 terdiri 3 klasifikasi yaitu 1)Non participation tangga 1-2 terdiri therapy
dan manipulation; 2)Tokenism/penghargaan tangga 3-5 terdiri informing, consultation,
placation; 3)Citizen power tangga 6-8 terdiri partnership, delegated power, citizen control.
4|Page

Dari kedua pendapat tersebut ada dikotomi penerapan konsep partisipasi hanya ada pada
negara-negara bersistem demokrasi (pemilihan umum) tidak pada negara berbentuk kerajaan.
Padahal development sendiri tidak dibatasi pada sistem kenegaraan yang dianut. Partisipasi
dan pengembangan masyarakat di Indonesia jaman dahulu yang berbentuk kerajaan telah ada
konsep musyawarah di pendopo desa dan gotong royong. Apabila melihat konsep Arstein,
menunjukkan bahwa tangga terbaik adalah ke 6-8 yaitu citizen power, maka dalam Negara
demokrasi sudah ada Dewan Perwakilan Rakyat yang dianggap representasi masyarakat yang
sudah menjaring aspirasi rakyat dan bersama pemerintah menetapkan APBN/D yang
sejatinya adalah dokumen perencanan pembangunan. Pada kenyataannya sistem demokrasi
tidaklah sebagus yang dibayangkan. Suara rakyat adalah suara sebagian rakyat saja, konsep
kebaikan-keburukan moral dan agama menjadi rancu akibat legitimasi kebenaran adalah

suara terbanyak serta menganggap suara rakyat suara Tuhan (misal: jika hanya ada 5 orang
menentukan putusan apakah boleh beribadah, 2 orang beragama dan 3 orang atheis maka
berdasarkan sistem pemilu suara terbanyak diputuskan tidak boleh beribadah. Apakah Tuhan
menyuruh untuk tidak menyembah-Nya?). Dalam demokrasi tetap akan terjadi komunitas
kuat akan mendominasi berjalannya suatu negara. Konsep development sendiri harus
dipastikan untuk kebaikan masyarakat, atas dasar orang-orang baik, pemimpin yang baik,
sistem baik dan tidak sekuler.
NIMBY, Community Development, Local Economy Development dan Sustainability
Economic Development
NIMBY seyogyanya harus dipahami sebagai externalitas yang dibuat (subjek) oleh
masyarakat dan berakibat (objek) pada masyarakat. NIMBY terkait sampah dan limbah
semestinya bukan seperti paribahasa lempar batu sembunyi tangan. Apabila kita membuang
sampah kita ke tetangga rumah dengan kompensasi apa menjamin tetangga kita tidak
keberatan?. Tetangga mempunyai keterbatasan ruang penampungan limbah. Sampah kita dan
tetangga kita akan semakin bertambah, bisa jadi suatu saat kita yang diperlakuan sebaliknya.
Untuk itulah seharusnya masyarakat menyelesaikan pemasalahan persampahan secara
mandiri dan kreatif. Ada wacana pembangunan ruang terbuka hijau 30% dapat dilaksanakan
dengan membangun di luar daerahnya. Apakah Kota Bogor akan disalahkan jika semua ruang
dipakai untuk komersil meski telah membeli lahan RTH di Sumedang atas banjirnya Jakarta?.
Framework Sustainability Economic Development berbasis Community Development dan

Pajak, PNBP &Revenue

Local Economy Development Perdagangan
Masyarakat
Keuntungan
Konsep development disini dikhususkan pada sektor ekonomi. Adapun bagan
sbb:
Konsumtif Sektor

5 | P a gPemerintah
e
Swasta/industri

Sustainability
Development

Industri UKM
Industri Besar

Jasa Lingkungan


Ekonomi

Keuntungan
Ekologis

Antara masyarakat, pemerintah dan swasta harus saling berpartispasi dan berbagi infromasi
pengetahuan dalam pengembangan industri kecil dan menengah. Pelaku ekonomi baik
produsen, konsumen, distributor harus ber-ecological footprint rendah dan membangun
sustainability. Keuntungan ekonomi dan ekologis naik dapat bermanfaat kembali kepada
masyarakat, pemerintah dan swasta berupa pajak, PNBP, revenue dan jasa lingkungan.
Apabila valuasi SDA berdasarkan Enveronmental Rent maka nilainya akan jauh lebih tinggi.
V. Kesimpulan dan Saran
Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa istilah Community Development, Local Economy
Development dan Sustainability Economic Development melibatkan masyarakat sebagai
subjek dan objek pembangunan. Externalitas negatif dari agenda industrialisasi besar (agenda
coklat) lebih besar berdampak negatif berupa kerusakan alam pada masyarakat daripada
mengembangkan ekonomi kerakyatan yang langsung bersentuhan dengan kegiatan ekonomi
berkelanjutan dan monitoring lingkungan. Saran tulisan ini agar dapat dimanfaatkan untuk
masyarakat luas.

Daftar Pustaka
BPPT.2001. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah: Sumber daya Alam, Sumber Daya Manusia,
dan Teknologi. BPPT Press. Jakarta
Bruce Mitchell, B.Setiawan & Dwita Hadi Rahmi, 1997, Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Buku 1-4 Intisari. 2008. Seminar Nasional Keberlanjutan Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan.GTZ-URDI. Yogyakarta.
Edward J.Blakely. 1994. Planning Local Economic Developmnet. Sage Publication.
California.USA
Guidebook to the Green Economy. 2012. UN Division for Sustainable Development.
6|Page

Robinson Tarigan, 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah.
Risfan Munir dan Bahtiar Fitanto.2005. Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif: Masalah,
Kebijakan dan Panduan Pelaksanaan Kegiatan. LGSP-USAID
http://www.ohcc-ccso.ca/en/courses/community-development-for-health-promoters/moduleone-concepts-values-and-principles/defini-0
http://unesdoc.unesco.org/images/0017/001797/179726eb.pdf
http://dictionary.cambridge.org/dictionary/british/development

7|Page

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tembakau Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Mangli Djaya Raya

3 126 8

SEKOLAH DEMOKRASI DALAM MEMBANGUN PENDIDIKAN POLITIK MASYARAKAT KABUPATEN MALANG (Studi Pada Sekolah Demokrasi di PLäCID’s Averroes Community Malang)

0 17 2

Community Development In Productive Village Through Entrepreneurship Of Rosary

0 60 15

Peranan Save The Children Melalui Program Early Childhood Care Development (ECCD) Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Anak-Anak Indonesia

0 13 1

Implementasi Indonesia Japan Economic Partnership Agreement Pada Ekspor Komoditas Udang Dan Tuna Dalam Sektor Perikanan Indonesia

2 42 108

Analisis Perencanaan Pengendalian Persediaan Komponen Tiang Listrik Besi Tipe 9 Meter Dengan Model Gabungan Economic Order Quantity dan Just In Timed PT.PLN (PERSERO) Pusharlis Unit Workshop dan Pemeliharaan III- Bandung

2 29 1

Penggunaan Local Area Network (LAN) Di Balai KPDMJJ

0 5 1

Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Logam yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013

0 9 1

Membangun Private Cloud Web Office dengan Sheetster Server Community Edition di Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Bandung

11 46 72