3. Kualitas Lahan Kriteria Pengembangan - Bab III Kualitas Lahan dan Kriteria Pengembangan

  I st ila h & Se but a n

  i. Zone I : perairan air payau rawa pant ai i i. Zone II : perairan air t awar rawa pasang surut i ii. Zone III: perairan pedalam an – rawa lebak

3. Kualitas Lahan & Kriteria Pengembangan Zone

  • Wetland = lahan basah
  • Lowland = lahan bawah
  • Peatland = lahan gambut
  • Tidal swampland = lahan rawa pasang surut
  • Swampyland = lahan rawa lebak
  • Inland = lahan dalam
  • Deepwater land = lahan genangan dalam
  • Bog = gambut
  • Marsh = rawa tanaman air
  • Swamp = rawa pasang surut
  • Submergen soil = tanah tergenang
  • Flooded soil = tanah banjir
  • Acid sulphate soil = tanah sulfat

  • Bergambut (< 50 cm)
  • Gambut dangkal (50-100 cm)
  • Gambut sedang (100-200 cm)
  • Gambut dalam (200-300 cm)
  • Gambut sangat dalam (> 300 cm)
  • Peat soil = tanah gambut

1. Rawa

  2. Pengendali banjir

  a. Hutan rawa: (a) HR gambut; (b) HR non-gambut/HR air tawar

  b. Rawa tanpa hutan : (a) Lebak; (b) non-lebak )

  2. Danau : (a) Danau/situ/telaga, (b) Kolam

  3. Sungai: (a) sungai, (b) kolam sungai (beje)

  4. Sawah : (a) tadah hujan, (b) Non tadah hujan Fungsi Lingkungan

  1. Penyedia air

  4. Sumber produk alami

  3. Pencegah intrusi air laut

  8. Kolam garam

  5. Habitat flora dan fauna

  6. Kekhasan landscap dan kealamiah (wildernes)

  7. Mempertahankan sistem alami – ekologi, gemorfologi, geologi, sikn karbon

  8. Wakil kekhasan lahan basah

  9. Obyek wisata/rekreasi

  10. Kemampuan pemurnian air (water purification capacity) Ma nfaat Pote nsial

  II. Non Pasang Surut Kla sifikasi B

  7. Tambak

  masam

  6. Muara Sungai

  I st ila h & Se but a n Kar akter istik Tanah i. Tanah podsolik (ultisol) ii. Tanah alluvial sungai (inceptisol, entisol) iii. Tanah gambut (histosol) :

  a. Hutan rawa: (a) HR gambut; (b) HR non-gambut/HR air tawar

  b. Rawa tanpa hutan : (a) Lebak; (b) non-lebak )

  2. Hutan Bakau/Hutan payau

  3. Karang

  4. Rumput Laut/Ganggang Laut (Padang Lamun)

  5. Danau : (a) Danau/situ/telaga, (b) Kolam, (c) Danau bendungan /waduk

  7. Sungai: (a) sungai, (b) kolam sungai (beje)

  6. Sawah : (a) pasang surut, (b) non pasang surut : tadah hujan; non tadah hujan

  8. Sawah : (a) pasang surut, (b) non pasang surut : tadah hujan; non tadah hujan

  9. Tambak

  10. Kolam garam Kla sifikasi A

  I. Pasang Surut :

  1. Hutan Bakau/Hutan payau

  2. Rawa : (1). Hutan rawa: (a) HR gambut; (b) HR non-gambut/HR air tawa (2). Rawa tanpa hutan : (a) Lebak; (b) non-lebak )

  3. Muara Sungai

  4. Rumput Laut/Ganggang Laut (Padang Lamun) 5. tetumbu Karang

II. Non Pasang Surut

1. Rawa :

  Da m pak pote nsial Ma nfaat ya ng Hilang

  1. Adanya perubahan terhadap sistem

  1. Hilang atau berkurangnya manfaat Penyedia air 2. ------------------------------------------------- Pengendali banjir hidrologis 3. ------------------------------------------------ Pencegah intrusi air laut

  2. Adanya perubahan komposisi flora 4. ------------------------------------------------ Sumber produk alami

  3. Adanya perubahan substrat 5. ------------------------------------------------ Habitat flora dan fauna 6. ------------------------------------------------ Kekhasan landscap dan

  4. Adanya pencemaran kealamiah (wildernes) 7. ------------------------------------------------ Sistem alami – ekologi, gemorfologi, geologi, sikn karbon 8. ------------------------------------------------ Wakil kekhasan lahan basah 9. ------------------------------------------------- Obyek wisata/rekreasi 10. ------------------------------------------------ Kemampuan pemurnian air (water purification capacity) M a c ro Z one St rat e gi Pe nge m ba nga n K a w a sa n Strategi Tindakan (contoh) Prinsif Pe m ba t a sa n (Z oning)

  1) Rehabilitasi Hutan dan Prasarana pengairan,

  • Hidrologi & hidrotopografi

  rehabilitasi hutan, perbaikan Lahan Rawa/Gambut

  • Kubah gambut dan kekhasan lingkungan penanganan kebakaran dll.
  • Landscape

  2) Mendukung pemberian Jalan akses, air bersih dan

  • Kesesuaian budidaya dan kearifan lokal

  sanitasi, kesehatan dan prasarana, sarana dan pendidikan sesuai SPM pelayanan dasar

  Z one ut a m a

  3) Menciptakan kondisi Listrik, pengembangan industri

  1. Zone Konservasi

  pengolahan, akses pasar, (enabling environment) untuk kredit, sistem penyuluhan dll.

  2. Zone Penyangga Budidaya

  peningkatan produktivitas

  Terbatas

  pertanian

  3. Zone Budidaya Zonasi Makro – Langkah 1 Zonasi Makro – Langkah 2

  • Zonasi berdasarkan

  Zona Konservasi / Lindung

  kesatuan hidrologi

  • Gambut tebal

  = gambut tebal (>3m)

  dan kawasan

  = keanekaragaman hayati

  dengan

  = kawasan lindung Inpres 2

  keanekaragam hayati yang baik dikonservasi

  Zonasi Makro - Langkah 4 Zonasi Makro - Langkah 3 Zona Penyangga Budidaya Terbatas

  Zona Budidaya

  • Antara zona konservasi dan batas kesatuan
  • Di luar kesatuan hidrologi kubah gambut hidrologi kubah ga
  • Budidaya yang sesuai
  • Dibagi 5 unit tujuan konservasi gambut berdasarkan hidrologi
    • – Mendukung dan lestarikan

  dan sistem pertanian

  fungsi hidrologi

  • – Lestarikan keanekaragaman hayati

  Konsep Zonasi Macro Management Units

  Integrated Budidaya

  Management 295,500ha

  Units Lindung / konservasi

  Unit I: Block A/E Unit II: Block B/E

  773,500ha

  Unit III: Block C Unit IV: Pesisir Unit V: Jenamas Block A

  Penyangga budidaya

  Unit VI: Dadahup Block A

  terbatas

  Unit VII: Lamunti Block A Unit VIII: Handil Rakyat

  353,500ha

  Unit IX: Block D

  Pesisir Kawasan lindung

  40,000ha diusulkan menjadi tiga Kesatuan

  Prinsip = Memisahkan Budidaya

  Pengelolaan Hutan (KPH)

  dan Konservasi Gambut Prinsip-prinsip Meminimalisasi

  Tipe Lua pan Air 1) Adaptive Management Approach - Review dan merevisi pendekatan

  dan intervensi berdasarkan pengetahuan ilmu, hasil pemantauan dan  Tipe Luapan A  lahan yang masukan dari masyarakat. ter luapi air pasang baik pada pasang besar m aupun

  2) Integrated Approach - Para pelaku bekerjasama secara terpadu untuk

  pasang kecil mencapei tujuan bersama di masing-masing manajmen unit.

   Tipe Luapan B  lahan yang ter luapi air pasang hanya

  3) Landscape Approach - Pengelolaan dan rehabilitasi kawasan gambut pada pasang besar saja

  dan revitalisasi pertanian berdasarkan kesatuan hidrolgi pada skala Tipe luapan C lahan yang

    “landscape”. tidak ter luapi air pasang tapi kedalam an air tanahnya kur ang dar i 50 cm dar i

  4) Community-based Approach Program-program direncanakan, -

  per m ukaan tanah dilaksanakan dan dievaluasi dengan pendekatan berbasis masyarakat.

   Tipe luapan D  lahan seper ti tipe luapan C tapi kedalam an air tanahnya lebih dar i 50 cm dar i per m ukaan tanah

  Tipologi Rawa Lebak Tinjau ula ng

   Lebak Dangkal  r awa Pem bagian tipe luapan di atas lebak yang tinggi genangan secar a um um hanya ber laku

  < 50 cm dan lam anya < 3 pada m usim hujan saja. Pada bulan m usim kemarau sebagain tipe luapan B  menjadi tipe C dan  Lebak Tengahan  r awa tipe luapan A  m enjadi tipe B. lebak yang tinggi genangan

  50-100 cm dan lam anya 3-6 Pem bagian tipe luapan A, B, C bulan dan D ini per lu lagi diper inci karena sebagian lahan ada  Lebak Dalam  r awa lebak yang ber ada pada transisi yang tinggi genangan > 200 m isalnya pada m usim kem ar au cm dan lam anya > 6 bulan m enjadi tipe C dan m usim hujan

  Lebak Sangat Dalam   tipe B atau m usim kemarau tipe r awa lebak yang tinggi B dan m usim hujan menjadi tipe genangan > 200 cm dan A. Jadi ada tipe A m ur ni dan tipe lam anya >> 6 bulan Aadaptif.

  Ti pol ogi Lahan Tinjau ula ng

  Lahan pasang sur ut adalah lahan yang kondisi air nya dipengar uhi oleh air pasang  Lahan potensial/ aluvial ber sulfida dalam adalah lahan pasang sur ut yang

  Pem bagian tipelogi lebak di lapisan pir itnya ber ada lebih dar i 50 cm dar i per m ukaan tanah atas secar a um um hanya ber dasarkan genangan, per lu

  Lahan sulfat m asam adalah lahan pasang sur ut yang lapisan pir itnya ber ada  m asuk kar akter istik lingkungan kur ang dar i 50 cm dar i per m ukaan tanah lain seper ti keanekaragaman, landcape dan land use  Lahan Gam but adalah lahan pasang sur ut yang m engandung lapisan sisa-sisa (land`utiliti). tanam an yang sudah lapuk secar a alam i

  Pem bagian tipelogi lebak  Lahan salin adalah lahan pasang sur ut yang dipengar uhi oleh inyr usi alir laut khusus dititik ber atkan untuk selam a lebih 3 bulan dalam setahunnya per tanian belum memasukan per ikanan dan peter nakan atau per kebunan.

STRATEGI PENGEMBANGAN RAWA

  Asas Prioritas

  1. Tata Ruang Wilayah

  1. Wilayah yang sudah direklamasi & sudah

  2. Asas Prioritas diusahakan

  1. Tata Ruang Wilayah

  2. Wilayah yang sudah direklamasi & belum dimanfaatkan Konsep telor asin

  3. Wilayah yang belum direklamasi & untuk agribisnis ( Widjaja Adhi, 1992 ) : oleh swasta

  a. Sempadan sungai (jalur hijau)

  4. Wilayah yang belum direklamasi & untuk tujuan

  b. Wilayah gambut tebal umum

  c. Wilayah pengembangan hutan/perkebunan

  d. Wilayah pengembangan tanam semusim

  Tipologi Lebak Le ba k D al am

  Plain Le ba k pe m at an g

  Le ba k Te ng ah an Le ba k Te ng ah an

  Le ba k pe m at an g

  Tanggul Sungai Sungai / Danau

  Air Tanah Lebak Dangkal = Watun I Lebak Tengahan = Watun II Lebak Dalam = Watun III Reklamasi - Drainase Rawa Lebak TERIMA KASIH TERIMA KASIH