BAB 3 Kode etik profesi bidan

TINJAUAN MATA KULIAH

  Mata Kuliah : Etikolegal dalam praktik kebidanan Kode Mata Kuliah : Bd. 402 Beban Studi : 2 SKS (T = 1, P=1) Penempatan : Semester II

  

PENDAHULUAN

  A. Deskripsi Singkat

  Mata kuliah ini membahas tentang pengertian dan bentuk issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat, teman sejawat, tenaga kesehatan dan organisasi profesi. Serta issue moral, dilemma dan konflik moral

  B. Standar Kompetensi

  Bidan memberikan asuhan pelayanan sesuai dengan peran dan fungsinya, mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus memperbarui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.

  C. Kompetensi Dasar

  Setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan :

  1. Pengertian dan bentuk issue etik 2. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat.

  Teman sejawat, tenaga kesehatan dan organisasi profesi.

  3. Issue moral

  4. Dilema moral

  5. Konflik moral

  

PENYAJIAN

  A. Latar Belakang

  Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan hokum. Seorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan memiliki etika profesi, namun demikian etik dalam kebidanan mempunyai kekhususan Sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan social masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah / penyimpangan etik sebagai akibat kemajuan teknologi / ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri. Dalam hal ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

  B. PENGERTIAN DAN BENTUK ISSUE ETIK

  Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (Jones, 1994)

  Issu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan setiap orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan bervariasi, isu muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.

  Dalam praktek kebidanan sering sekali Bidan dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral. Pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.

  Perlu disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan juga sering muncul masalah atau issu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis profesional. Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam keidupan sehari-hari adalah sebagai berikut : 1) Persetujuan dalam proses melahirkan 2) Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan 3) Kegagalan dalam proses persalinan 4) Pelaksaan USG dalam kehamilan 5) Konsep normal pelayanan kebidanan 6) Bidan dan pendidikan sex Beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi, dengan contoh yaitu : 1) Perawatan intensif pada bayi 2) Skrining bayi 3) Tranplantasi organ 4) Teknik reproduksi dan kebidanan Etik berhubungan erat dengan profesi, yaitu : 1) Pengambilan keputusan dan penggunaan etik 2) Otonomi bidan dan kode etik profesional 3) Etik dalam penelitian kebidanan 4) Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif

C. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan :

1. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat.

  Mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorangbidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran danfungsinya yang bertanggung jawab menolong persalinan. Dengan demikian penyimpanganetik mungkin saja akan terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri,bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya. Dalam hal ini bidan yangpraktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini akanbesar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

  KASUS : Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny „A‟ usia kehamilan 38 minggu, dengan keluhan perutnya terasa kenceng kenceng sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukanVT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Olehkarena itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasiSC. Namun keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. Tapi bidan tersebut berusaha untuk memberipenjelasan bahwa tujuan di Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetaptidak mau dirujuk akan sangat membahayakan janin maupun ibunya. Tapi keluarga bersikerasagar bidan mau menolong persalinan tersebut. Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakinbisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini karenapengalaman bidan dalam hal ini masih belum begitu mendalam. Selain itu juga dengan diRujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan bukan kewenangan bidan untuk menolongpersalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini. Karena keluarga tetap memaksa,akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinantersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayilahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan bidan bahwa bidantidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar bahwa bidantersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

  Konflik : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit danmelahirkan secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi.

  Issu : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidantersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat ataumembeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah.

  Dilema : Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak bolehdilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis. Seharusnyaditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk menolong persalianan itusendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga dalam hatinya merasa kesulitanuntuk memutuskan sesuai prosedur ataukah kenyataan di lapangan.

2. Teman sejawat Perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan bidan.

  Kasus : Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut ada dua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama

  • – sama memiliki BPS dan ada persaingan di antaradua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan “A”. Setelah dilakukan pemeriksaanternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa haltersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B”tetap akan menolong persalinan tersebut,bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena di anggap melanggar wewenang profesi bidan. Issu moral : seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal. Konflik moral : menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”. Dilema moral

  1. Bidan “B” tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien.

  2. Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan “A” dengan dilaporkan ke lembaga yang berwenang

  3. Tenaga kesehatan

  Perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya. Contoh : Suatu hari seorang ibu bersama suaminya ke bidan “F” untuk bertujuan untuk suntik KB. Ibu awalnya memakai KB suntik 1 bulan tapi ibu meminta ke bidan “F” untuk mengganti KB suntik 3 bulan sekali, setelah itu Bidan “F” menjelaskan kemungkinan apa yang akan terjadi apabila berganti KB suntik 1 bulan sekali ke KB suntik 3 bulan sekali. Apabila tidak cocok akan mengalami perdarahan dan ibu serta suaminya menyetujui. Bidan pun memberikan suntikan KB 3 bulan ke Ibu tersebut. Dua bulan kemudian, ibu datang bersama suaminya dengan keluhan keluar darah lumayan banyak dari vagina ibu. Ibu terlihat pucat dan lemas. Bidan menjelaskan kepada bapak dan ibu tersebut bahwa KB suntik 3 bulan sekali itu tidak cocok untuk ibu dan ibu dibaringkan di tempat tidur. Suami ibu tersebut meminta ke bidan diberikan obat agar darah yang keluar sedikit berkurang, tetapi bidan tidak memberikan dengan alasan agar tidak terjadi penyakit. Setelah beberapa menit darah yang keluar dari vagina ibu semakin banyak, sehingga bidan merujuk ke dokter. Sesampainya di dokter ibu tersebut syok sehingga dokter memberikan vitamin K peroral, dengan kejadian itu Bidan ditegur oleh dokter.

  4. Organisasi Profesi

  Karena terjadinya suatu hal-hal yang menyimpang dari aturan yang telah ditetapkan. Kasus : Seorang ibu yang ingin bersalin di BPSpada Bidan A sejak kehamilan, ibu tersebut memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan, ibu tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Maka kemungkinan lahir pervaginam sangat beresiko. Saat persalinan tiba tekanan darah ibu menjadi tinggi. Jika tidak dirujuk maka akan beresiko terhadap janin dan kondisi ibu sendiri. Resiko pada janin bisa terjadi gawat janin dan perdarahan pada ibu. Bidan A sudah mengerti resiko yang akan terjadi. Tapi ia lebih mementingkan egonya sendiri karena takut akan kehilangan komisinya daripada dirujuk di rumah sakit. Setelah janin lahir, ibu mengalami perdarahan hebat sehingga kejang-kejang dan akhirnya meninggal. Saat berita tersebut terdengan oleh organisasi profesi bidan yaitu IBI, maka IBI memberikan sanksi yang setimpal bahwa dari kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya, praktek (BPS) bidan A dicabut dan dikenakan denda sesuai pelanggaran tersebut. Issue Etik :

  1. Terjadi malpraktik

  2. Pelanggaran wewenang bidan D.

ISSUE MORAL

  Issu Moral adalah merupakan topik yang terpenting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus Abortus, Euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan.

  Issu moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan, seperti konflik mal praktik, perang dsb.

E. DILEMA MORAL

  Dilema moral (Campbell) adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang kelihatannya sama atau hampis sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab profesional, yaitu :

  1 Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahteraan pasien atau klien

  2 Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian (omision), disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.

  Contoh : Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnesa dia mengatakan tidak mau episiotomi. Ternyata selama Kala II kemajuan Kala II berlangsung lambat, perineum masih tebal dan kaku. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujunya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karena untuk melindungi bayinya. Jika Bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga inilah merupakan contoh gambaran dilema

  moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien, bagaimana

  ditinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?

F. KONFLIK MORAL

  Konflik moral (Jhonson) adalah bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama, kenyataanya konflikberada diantara prisnip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan terjadinya dilema. Ada 2 tipe konflik, yaitu yang pertama konflik yang berhubungan dengan prinsip, dan yang kedua adalah konflik berhubungan dengan otonomi. Cara menyelesaikannya yaitu dengan menggunakan teori- teori etika dan teori pengambilan keputusan.

  Contoh : Ada seorang Bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat praktiknya. Status obstetrik pasien adalah G1

  P0 AB0. Hasil pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan taksiran berat janin 3900 gr, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan bersikeras untuk melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan biaya dan kesulitan lainnya. Melihat kasus ini, maka bidan dihadapkan pada konflik moral yang bertentangan dengan prisnip moral dan otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes RI 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan praktik bidan, Bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan presentasi bokong, disisi lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang dihadapi pasien, yaitu ketidakmampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang lain, maka bagaimana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap konflik moral yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan.

  

PENUTUP

  1. Jelaskan pengertian dan bentuk issue etik

  2. Sebutkan contoh issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat, teman sejawat, tenaga kesehatan dan organisasi profesi

  3. Jelaskan tentang issue moral

  4. Jelaskan tentang dilema moral

  5. Jelaskan tentang konflik moral

  

TUGAS

  Buat resume tentang issue etik dalam pelayanan kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

  1 . Etic in midwifery, Shirley R Jones,1994.

  2. Issue in Midwifery,Tricia Murphy Black,1995.

  3. Etika dan kode etik bidan di Indonesia