PENGENDALIAN MUTU TERPADU ( TOTAL QUALITY CONTROL )

  PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI

  Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. Total Quality Control (TQC) menghendaki komitmen total dari manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua level atau departemen dalam organisasi. Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka budaya harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari level paling bawah sampai pimpinan puncak.

  Dalam melaksanakan Pengendalian Mutu Terpadu (TQC) yang merupakan bagian dari Total Quality Management (TQM) menggunakan delapan langkah peningkatan kualitas (8 Steps

  for improvement) dan tujuh alat pengendalian kualitas (Seventh Tools Controls), dan Brain Storming.

TUJUAN INSTRUKSIONAL

  1. Memahami mentalitas dasar dalam penerapan TQC (Total Quality Control)

  2. Mengetahui peningkatan kualitas adalah kerja kelompok (team work)

  3. Menerapkan delapan langkah dan tujuh alat pengendalian mutu

PENGENDALIAN MUTU TERPADU

  ( TOTAL QUALITY CONTROL ) Oleh : Budi Sumartono

1. Mentalitas Dasar

  Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim atau kelompoknya. PMT menghendaki komitmen total dari manajemen sebagai pimpinan organisasi dimana komitmen ini harus disebar luaskan pada seluruh karyawan dan dalam semua level atau departemen dalam organisasi. Jika perusahaan menjadikan mutu sebagai “ the way of life “, maka budaya harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh seluruh anggota organisasi dari level paling bawah sampai pimpinan puncak.

  Dalam Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) yang terpenting adalah keterlibatan secara menyeluruh setiap orang dalam organisasi, dan merubah budaya (culture) yang lama menjadi budaya (culture) baru. Perubahan tersebut antara lain :

  a. Kerahasiaan menjadi keterbukaan Sesuatu yang bersifat tertutup berupa selentingan menjadi komunikasi terbuka antar seluruh anggota organisasi, sehingga kerja sama akan terwujud dan kesalahpahaman dapat segera teratasi.

  b. Pengendalian menjadi pemberdayaan Karyawan tidak mau kalau secara terus-menerus dimonitor. Mereka ingin selalu dilibatkan, diajak berdiskusi, dan berpendapat. Mereka juga harus diserahi tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan mendapat penghargaan atas prestasi yg diraihnya.

  c. Inspeksi menjadi pencegahan.

  Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau produk jadi setelah keluar dati proses produksi. Dalam TQM tidak ada lagi istilah inspeksi, melainkan pencegahan. Artinya, sejak dari perancangan produk, proses produksi hingga menjadi produk akhir menghasilkan zero defect. d. Fokus internal ke fokus eksternal.

  Fokus internal adalah perhatian perusahaan pada kemam-puan yang dimiliki tanpa memperhatikan permintaan pelanggan (push system). TQM lebih memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pelanggan (external focus) sehingga melaksanakan proses produksi tarik (pull system).

  e. Biaya dan penjadualan menjadi kesesuaian terhadap mutu.

  Semula, perusahaan hanya memperhatikan masalah biaya dan waktu produksi kemudian berubah menjadi mutu produk yang memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan.

  f. Stabilitas menjadi perbaikan secara terus-menerus.

  Kondisi yang tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan manfaat, justru perusahaan yang mau berubah dan mau secara terus-menerus mengadakan perbaikan

  (continuous quality improvement) yang akan berhasil dengan baik.

  g. Hubungan persaingan menjadi hubungan kerjasama.

  Hubungan yang erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan akan membuat mereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran untuk peningkatan produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.

  h. Melemparkan permasalahan yang tidak diketahui menjadi penyelesaian semua masalah sampai akar-akarnya.

  Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang dihadapi dan bersikap pura-pura tidak tahu, atau membenci siapa pun yang mengetahui permasalahan yang ada. Filosofi TQM justru akan menghadapi semua permasalahan, mencarai akar permasalahan, dan mencari penyelesaiannya hingga tuntas.

2. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Pengendalian Kualitas

  Dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas proses dan produk akhir, maka diperlgunakan 8 (delapan) langkah dan 7 (tujuh) tools pengendalian mutu (quality control).

  1. Delapan langkah untuk peningkatan (8 Steps for improvement) Dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas proses dan produk akhir dalam suatu sistem pengendalian kualitas dilakukan 8 (delapan} langkah, sebagai berikut :

  1. Menemukan persoalan/tema

  2. Menemukan sebab dari persoalan

  3. Mempelajarai factor-faktor yang paling berpengaruh

  4. Merencanakan penanggulangan

  5. Melaksanakan penanggulangan

  6. Memeriksa hasil

  7. Standarisas

  8. Rencana berikutnya Adapun dalam pelaksanaan 8 (delapan) butir langkah-langkah tersebut di atas, secara skematis dapat digambarkan hubungan atau interaksinya seperti pada gambar 2.1.

  1. Menemukan

  8. Rencana Berikut Persoalan / Tema dari persoalan

  3. Mempelajari

  6. Memeriksa Hasil Faktor-faktor yang Paling Berpengaruh

4. Merencanakan

  5. Melaksanakan Penanggulangan Penanggulangan

Gambar 2.1. Delapan Langkah Pengendalian Mutu

  Hubungan atau korelasi 8 (delapan) langkah untuk peningkatan (8 Steps for improvement) dengan Siklus Deming, 7 (tujuh) Alat Pengendalian Mutu (Seventh Tools Controls), dan Brain Storming dapat dilihat pada tabel 2.1. sebagai berikut :

Tabel 2.1 Korelasi Deming Cycle – 8 STEPS – 7 TOOLS dan Brainstorming

  DEMING

  8 STEPS

  7 TOOLS BRAINSTORMING CYCLE Plan

  1. Menentukan persoalan Check Sheet ya Stratifikasi Pareto Diagram Graph & Control Chart Histogram

  2. Menemukan penyebab Fishbone Diagram Ya

  3. Mempelajari factor yang Pareto Diagram Tidak berpengaru Scatter Diagram

  4. Merencanakan langkah

  5 W – 2 H Ya perbaikan (Why, What, Where, When, Who, How, How much)

  Do

  5. Menerapkan langkah Ya perbaikan sesuai rencana Check

  6. Meneliti hasilnya. Apakah Check Sheet Tidak perbaikan sesuai rencana Pareto Diagram Graph & Control Chart Histogram

  Action

  7. Mencegah timbulnya Standarisasi (membuat / Ya persoalan yang sama memperbaiki SOP / flow process yang baru) yang belum terpecahkan

2. Tujuh Alat Pengendalian Mutu (Seventh Tools Controls)

  a. Lembar Isian (Check Sheet) Lembar isian merupakan alat bantu untuk memudahkan proses pengumpulan data.

  Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi kerja yang ada. Untuk mempermudah proses pengumpulan data maka penlu dibuat suatu lembar isian (check

  sheet), dengan memperhatikan sbb :

  • Maksud pembuatan harus jelas
    • Informasi apa yang ingin diketahui ?
    • Apakah data yang nantinya diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan ?

  • Stratifikasi harus sebaik mungkin
    • Mudah dipahami dan diisi - Memberikan data yg lengkap tentang apa yg ingin diketahui.

  • Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera dianalisa. Kalau perlu disini dicantumkan gambar dan produk yang akan dicheck.

  Ada beberapa jenis lembar isian yang dikenal dan umum dipergunakan untuk keperluan pengumpulan data, yaitu antara lain: Production Process Distribution Check Sheet, Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Out-put kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah ditetapkan untuk dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi. Seperti halnya dengan histogram, maka bentuk distribusi data berdasarkan frekuensi kejadian yg diamati akan menunjukkan karakteristik proses yang terjadi.

2. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

  Diagram sebab akibat — yang terkenal dengan istilah lain diagram tulang ikan (fish-

  bone diagram) diperkenalkan pertama kalinya oleh Prof. Kouru Ishikawa (Tokyo University)

  pada tahun 1943.Kadang-kadang diagram ini disebut pula dengan diagram ishikawa untuk menghormati nama dan penemunya.

  Diagram Sebab Akibat berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan didalam menentukan karakteristik kualitas out-put kerja. Disamping juga untuk mencari penyebab-penyèbab yang sesungguhnya dari suatu masalah. Dalam hal ini metode sum-bang saran (brainstot~ming method) akan cukup efektif digünakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja secara detail. Ada 4 (empat) prinsip sumbang saran yang bisa diper-hatikan yaitu : Jangan melarang seseorang untuk berbicara • Jangan mengkritik pendapat orang lain • Semakin banyak pendapat, maka hasilnya akan semakin baik • Ambillah manfaat dan ide atau pendapat orang lain •

  Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 (lima) faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan yaitu :

  • . Manusia (man) • Metode kerja (work-method).
  • Mesin atau peralatan kerja lainnya (machine/equipment) • Bahan-bahan baku (raw materials).
  • Lingkungan kerja (work environment)

  Adapun hubungan penyimpangan kualitas (Akibat atau Effect) yang biasanya diungkapkan dalam bentuk kalimat negatif dan posisinya berada pada daerah bagian kepala dengan faktor-faktor penyebab (Sebab atau Cause) yang biasanya diungkapkan dalam 5 (lima) factor : manusia, mesin, material, metode, dan lingkungan; yang posisinya pada daerah tubuh dan dalam bentuk tulang-tulang dapat digambarkan dalam diagram sebab akibat, sebagai berikut:

  Gambar. Diagram Sebab-Akibat KETERANGAN :

  AKIBAT (Effect) = Kualitas basil kerja SEBAB (Cause) = Faktor-faktor yang secara signifikan mem-berikan pengaruh dan mengakibatkan se-suatu padakualitas output kerja.

  Daftar Pustaka : 1 Grant E., Leavenworth R.S., Statistik Quality Control, Mc. Graw Hill, 1996.

  2 Douglas C. Montgomery; Introduction to Statistical Quality Control; John Willey & Sons, 1991.

  3 Besterfield, D.H.; Quality Control; Prentice Hall, 1998.

  4 Feigenbaum; Total Quality Control, Mc. Graw Hill, 1991.

  5 JM Juran, Frank M. Gryna; Quality Planning and Analysis, from Product Development Though Use; Mc. Graw Hill, 1993.

  6 Ishikawa; Guide to Quality Control.

  7 Duncen; Quality Control and Industrial Statistics.

  8 Dorothea W. A., Manajemen Kualitas, Penerbit Universitas Atma Jaya, Jogyakarta, 1999.

  9 Ronald E. Walpole, Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan, Penerbit ITB, Bandung, 1995.

Dokumen yang terkait

KAJIAN MUTU DAN DAYA SIMPAN KEJU MOZZARELLA PROBIOTIK DARI SUSU KERBAU [The Study of Quality and Shelf Life in Probiotical Mozzarella Cheese from Buffalo Milk] Siti Nuzulan Nur 1) , Satrijo Saloko 2) dan Djoko Kisworo 3)

0 0 9

EFEKTIVITAS PERLAKUAN OZON TERHADAP MUTU KANGKUNG KHAS LOMBOK YANG DIBUDIDAYAKAN PADA DUA LOKASI BERBEDA [The Quality of Lombok Swamp Cabbage Cultivated in Two Different Area and Treated with Ozone]

0 0 7

311 PENINGKATAN MUTU DAN DAYA SIMPAN IKAN PINDANG KUNING “PINDANG RUMBUK” DENGAN PERLAKUAN LAMA STERILISASI [The Enhancement of Quality and Shelf Life of Yellow Seasoned Pindang Fish “Pindang Rumbuk” Through Treatment of Sterilization Time]

1 1 13

304 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DENGAN TEPUNG KENTANG HITAM ( Coleus

0 0 7

289 PENGARUH LAMA PEMANASAN TERHADAP VITAMIN C, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SIFAT SENSORIS SIRUP KERSEN ( Muntingia calabura L.) [The Effect of Boiling Time on Vitamin C, Antioxidant Activity and Sensory Properties of Singapore Cherry (Muntingia calabura L.

0 1 9

283 RENDEMEN SELULOSA HASIL EKSTRAKSI BATANG TANAMAN JAGUNG ( Zea mays) MENGGUNAKAN VARIASI LAMA BLANCHING DAN KONSENTRASI NaOH [Yield and Charateristics of Cellulose from Stalks of Corn Plant (Zea mays) Extraction Using Different Blanching Time and Conce

0 0 6

251 PENGARUH VARIASI SUHU PENGERINGAN TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA TEH DAUN SAMBILOTO ( Andrographis paniculata) [Influence of Dried Temperature Variation to Chemical Physical Properties Tea Leaf (Andrographis paniculata)]

0 1 8

MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ( SIM ) KOMPUTER

0 0 70

Selanjutnya, menulis Pendahuluan Perencanaan Proyek ( Preliminary Project Plan

0 0 6

Eubacteria ) and blue-green bacteria (the blue-green algae when I was

0 0 10