SHINTA FITRIA.docx (110Kb)

MAKALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA

  

DISUSUN OLEH :

SHINTA FITRIA OVIANTI

Akademi kebidanan Universitas Gunadarma

Jl.Raya Bogor KM 31 no.21 Cimanggis, Kota Depok

  A. DEFINISI GIZI

  Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi

  Menurut Drs. Joko Pekik Irianto M.Kes. didalam bukunya Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan (2007: 2), istilah gizi berasal dari bahasa arab “ giza” yang berarti zat makanan. Didalam bahasa inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan ilmu gizi.

  B. DEFINISI MAKANAN

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, makanan adalah :

  1. Segala sesuatu yg dapat dimakan (seperti lauk-pauk, kue)

  2. Segala bahan yg kita makan atau masuk ke dalam tubuh yang membentuk atau mengganti jaringan tubuh, memberikan tenaga, atau mengatur semua proses dalam tubuh. Didalam Buku Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan, makanan mengandung banyak unsur seperti karbohidrat, lemak, vitamin, protein, air, mineral dan lain sebagainya yang dikelompokkan sesuai kegunaannya menjadi 3 yaitu :

  1. Sumber Tenaga

  a. Karbohidrat Karbohidrat Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, dan serat yang mengadung atom C, H dan O dengan rumus kimia Cn(H2O)n yang terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam tumbuhan.

  b. Lemak Garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan alcohol organic yang disebut gliserol atau gliserin.lemak yang dapat mencair dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih banyak misalnya stearin C57H10O6.

  c. Protein Senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atas atom- atom C,H, O dan N.

  2. Sumber Zat Pembangun

  a. Protein Disebut juga zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan pada putih telur (ewit). Protein merupakan zat pembentuk sel tumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuh adalah protein.

  b. Air Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia. Kurang lebih 60-70% berat badan tubuh orang dewasa berupa air sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka yang memerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.

  3. Sumber Zat Pengatur

  a. Vitamin

  Senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit untuk mengatur fungsi-fungsi tubuh yang spesifik seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi. Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin digolongkan dalam dua kelompok yaitu:

  Vitamin B dan Vitamin C  Vitamin Larut Dalam Air  Vitamin Larut Dalam Lemak Vitamin A,D,E, dan K

  b. Mineral Zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk membantu reaksi funsional tubuh misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme. Kurang lebih 4% berat tubuh manusia tersiri dari mineral. Secara umum fungsi mineral dalam tubuh adalah sebagai berikut :

   Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi.  Membantu fungsi organ, memlihara irama jantung, kontraksi otot, konduksi syaraf dan keseimbangan asam basa.  Memelihara keteraturan metabolisme

C. KEBUTUHAN GIZI PADA BAYI DAN BALITA

  Kebutuhan nutrisi pada bayi dan balita sangatlah penting pada masa pertumbuhan bayi dan balita. Berikut beberapa kebutuhan bayi yang perlu dipenuhi oleh bayi dan balita yaitu :

  1. Karbohidrat

  5. Mineral

  2. Lemak

  6. Vitamin

  3. Protein

  4. Air

D. PRINSIP GIZI BAGI BALITA

  yang melebihi jumlah ASI. tambahan / pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari statusmental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkaldiberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semuaersebut

  Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.

  Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.

  2. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan.

  Adapun Prinsip Gizi Seimbang bagi balita :

  a) Air Bayi yang menyusu pada ibunya masuknya air rata-rata:

  Kebutuhan (ml/kg BB/hari) I 175-200

  II 150-175

  IV 120-140

  b) Energi Menurut FAO/WHO 1971

  Umur Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari) 3 bulan 120 3-5 bulan 115 6-8 bulan 110 9-11 bulan 105 Diatas 1 tahun 112 1-3 tahun 101 4-6 tahun

  91

  c) Protein Umur Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari) 6-11 bulan 3,5-2,0 1-3 tahun 2,5-2,0 4-6 Tahun 3,0

  d) Lemak Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat). Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan.

  Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.

  e) Karbohidrat Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.

  f) Vitamin dan mineral

  Golongan Ca Fe Vit A Vit Vit Vit Vit C Vit umur B1 B12 B6 D 6-11 bln 0,6 8 gr 1200 mg 0,4 0,5 mg 6 mg 25 400 gr mg mg unit 1-3 thn 0,5 8 gr 1500 mg 0,5 0,7 mg 8 mg 30 gr mg mg 4-6 thn 0,5 10 1800 mg 0,6 0,9 mg 9 mg 40 gr gr mg mg

E. Cara Mengelola Makanan Bagi Balita

  Pemberian makanan pada balita, sebagaimana halnya kelompok usia lain yang lebih tua, harus memenuhi kebutuhan balita itu, yang meliputi kebutuhan kalori serta kebutuhan zat-zat gizi utama yang meliputi 5 komponen dasar, yakni hidrat arang, protein, lemak, mineral dan vitamin (termasuk air dalam jumlah yang cukup). Kesemua zat gizi ini memiliki fungsi masing-masing, serta harus terdapat secara bersamaan pada suatu waktu.

  Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.

  Pemberntukan pola makanan perlu diterapkan sesuai pola makanan keluarga. Peranan orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orang tua dan orang-orang disekelilingnya dalam keluarga.

  Makanan selingan tidak kalah pentingnya dengan apa yang diberikan pada jam diantara makanan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.

  Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem- arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, pizza dan lain-lain. Fungsi makanan selingan adalah :

  1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.

  2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang, dan malam).

  3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita. Ciri-ciri gizi buruk : 1. Kurus, rambut kemerahan.

  2. Perut kadang-kadang buncit.

  3. Wajah konfase (cekung) untuk monkey fase (keriput).

  4. Cengeng dan kurang respons

  

F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN

MAKANAN

  1. Pengaruh ibu : Kurangnya pengetahuan ibu dan keterampilan yang mempengaruhi gizi di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman bahan makanan.

  2. Prasangka buruk : Anggapan terhadap jenis makanan tertentu yang bisa mempengaruhi gizi, misalnya anggapan terhadap anak kecil yang suka makan ikan bisa menyebabkan cacingan.

  3. Pantangan : Pantangan terhadap makanan tertentu yang telah menjadi kebiasaan yang mempengaruhi gizi, misal pantangan terhadap anak yang suka makan daging yang biasanya yang terjadi di daerah pedesaan.

  4. Kesukaan yang berlebihan : Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu yang mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan. Misal kesukaan yang berlebihan terhadap coklat.

  5. Jarak kelahiran yang terlalu cepat : Jarak antara dua kelahiran yang terlalu rapat yaitu kurang dari 1 tahun.

  6. Sosial ekonomi : Tingkat penghasilan keluarga yang mempengaruhi status gizi kurang pada balita yang dihubungkan dengan jumlah anggota keluarga.

  7. Penyakit pada anak : Penyakit yang diderita pada anak yang menyebabkan terganggunya status gizi balita.

  

G. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN BAYI

  Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh terlebih pada bayi yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang bayi yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang. Gizi meliputi pengertian yang luas, tidak hanya mengenai jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan melainkan juga mengenai cara-cara memperoleh dan mengolahnya. Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi dalam sel tubuh. Jadi, status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, dan gizi lebih.

  DAFTAR PUSTAKA Lusa. 2009. Gizi Seimbang Pada Bayi.http://www.lusa.web.id/gizi-seimbang- bagi-bayi/ Arisman. (2004), Gizi Dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: EGC

  Moehji, Sjahmien, B.Sc. 1992. Ilmu Gizi. Jakarta: Bhratara Niaga Media Djaelani, Ahmad Sediotama. 2002. Ilmu 9121. Jakarta. Dian Rakyat Laksamana, Hendra T. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan. Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta. Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.