Manajemen Tenaga Kependidikan.docx
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan dan Pembelajaran PAI Dosen Pengampu : Dr. H. Suratno, M.Pd.
Disusun oleh: KUDUNG ISNAINI 2052113023 RUMIYATI 2052113024 SHODIQ 2052113025
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
TAHUN 2014
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi, maka diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban, efektif dan efisien. Karena SDM yang bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan segala potensi dan kemampuannya melalui pendidikan dalam arti yang seluas- luasnya. Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan yang amat penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Manajemen sistem pendidikan amat penting karena proses penataan sumber daya pendidikan (pengelolaan tenaga kependidikan, kurikulum dan pembelajaran, keuangan, sarana dan prasarana pendidikan, serta keterlibatan secara terpadu dan simultan antara pemerintah, sekolah dan masyarakat) perlu dimenej secara profesional. Artinya seluruh sumber daya pendidikan yang ada, tidak akan berpengaruh dalam penggunaan
Perkembangan, perubahan-perubahan, dan pertumbuhan yang terjadi, baik di dalam konteks pendidikan maupun di luar konteks pendidikan akan saling taut satu dengan yang lainnya. Layanan pendidikan tidak mungkin hanya dilakukan dengan teknik dan cara-cara yang konvensional, dengan pola manajemen yang terlalu sentralistik, birokratik, feodalistik, dan rigid. Dengan perilaku pegawai yang cenderung ABS, tidak berani mengambil inisiatif karena akan dinilai “sok tahu” ddan dipandang “kurang etis” jika tahu dan bisa lebih dahulu dibanding atasannya. Pola kerja semacam itu, hanya akan menghasilkan suasana kerja yang pasif, karyawan yang penuh ketakutan, dan dengan kinerja yang rendah pula.
Jika demikian adanya, manalah mungkin bidang pendidikan akan mampu memenuhi tuntutan masyarakatnya, mana mungkin pembangunan sektor pendidikan dapat sejajar dengan sektor-sektor lain yang berkembang secara lebih progresif, dengan tatanan manajemen yang lebih handal. Jika para 1 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan; Bagian 2 manajer pendidikan terlambat mengantisipasi perkembangan yang sedang terjadi, bukan tidak mungkin bahwa sektor pendidikan akan dijadikan sebagai sasaran “cemooh” atas kegagalan pembangunan karena dipandang gagal dalam melahirkan kader-kader yang sesuai dengan tuntutan zamannya. Padahal, siapapun tahu dan menyadari bahwa SDM yang berkualitas, akan mampu memberdayakan potensi pembangunan sehingga dapat berjalan lebih cepat dan tepat sasaran. Sementara itu, kita juga tahu dan sadar bahwa kualitas SDM yang baik, hanya mungkin dihasilkan oleh sistem dan proses pendidikan
yang baik pulaDengan demikian, manajemen pendidikan yang profesional merupakan salah satu kunci penting dalam membangun sistem pendidikan
B. PEMBAHASAN
1. Pandangan Tentang Manajemen Pendidikan
Istilah manajemen memiliki banyak arti, bergantung pada orang yang mengartikannya. Sebagaimana manajemen sekolah yang acapkali
disandingkan dengan istilah administrasi sekolaGaffar, mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sistematik, dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, baik tujuan
Menurut Hasibuan, manajemen merupakan ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. 2 Sebagai ilmu pengetahuan manajemen adalah bersifat universal dan
Dadi Permadi, Kepemimpinan Mandiri (Profesional) Kepala Sekolah (Kiat Memimpin
yang Mengembangkan Partisipasi),edisi revisi, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009),
hlm. 8 3 4 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi ..., hlm. 221E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ; Dalam Konteks Menyukseskan MBS
dan KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 19 sistematis, yakni mencakup kaidah-kaidah, prinsip, dan konsepsi. Sebagai seni, manajemen adalah “bagaimana” cara memimpin sekelompok orang atau tim kerja dalam suatu organisasi. Dan organisasi tersebut sebagai kerangka kerja (frame of work) dari suatu proses manajemen yang menunjukkan adanya pembagian tugas (job description) dan memenuhi persyaratan (spesifikasi teknis) tertentu yang jelas bagi setiap personel dalam melakukan pekerjaannya masing-masing dalam organisasi. Ilmu manajemen memberi petunjuk kepada orang (manajer) supaya yang
Organisasi dan manajemen memiliki hubungan yang sangat erat dan saling berpengaruh. Sebagai contoh, jika organisasi itu baik akan tetapi manajemennya tidak baik, keadaan ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan dari sebuah tujuan utamanya. Sebaliknya, jika manajemennya baik akan tetapi organisasinya jelek, maka pasti akan timbul
mismanajemeDisinilah pentingnya peran manajer, selain harus bisa mengkompromikan diharapkan bisa menggerakkan serta mengkoordinasikan masalah-masalah yang sedang atau akan dihadapi.
Dalam pendidikan, manajemen atau pengelolaan merupakan komponen integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Alasannya, tanpa manajemen tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Sehingga menajemen pendidikan merupakan alternatif strategis untuk meningkatkan
6 Tommy Suprapto, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, Yogyakarta: Media
Pressindo, 2009, hlm. 124 7 Suyatno Risza, Kelapa Sawit; Upaya Peningkatan Produktivitas, Yogyakarta: Kanisius, 1994, hlm. 16
2. Fungsi Manajemen Pendidikan
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu: a. Perencanaan (Planning);
Perencanaan merupakan kegiatan penting dalam manajemen, karena dalam perencanaan terkandung arah kebijakan sebuah organisasi, fokus kegiatan, rencana kerja operasional, serta sangat terkait dengan penyediaan dan penggunaan sumber daya manusia dan
keuangaPerencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan atau kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Misalnya, dengan cara mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi, menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik dan program. Semua itu dilakukan berdasarkan proses
Perencanaan dipandang penting dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan: 1) Diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan
2) Dapat dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanan yang akan dilalui. Seperti potensi dan prospek perkembangan, hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi, dan sebagainya. 3) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best 9 combination).
Eddy Herjanto, Manajemen Operas (Edisi Ketiga), Jakarta: Grasindo, 2007, hlm. 11,
baca juga Perencanaan, Manajemen, dan Administrasi dalam Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin
Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan (Suatu Pendekatan Komprehensif), hlm. 3 10 Lihat juga pada, Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi4) Dapat dilakukan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya. 5) Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha
Ada tiga kegiatan yang tidak dapat dapat dipisahkan dalam setiap perencanaan, yaitu: (1) perumusan tujuan yang ingin dicapai, (2) pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, (3) identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas. Sedangkan berdasarkan kurun waktunya dikenal perencanaan tahunan atau rencana jangka pendek (kurang dari lima tahun), rencana jangka menengah/ sedang (5-10 tahun), dan rencana jangka panjang (diatas 10
b. Pengorganisasian (Organizing); Fungsi manajemen berikutnya adalah mengorganisasikan orang-orang dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan rencana. Secara khusus, pengorganisasian (organizing) mencakup penentuan bagaimana cara mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya. Salah satu penghalang utama yang dihadapi oleh Carly Fiorina di Hewlett-Packard adalah hierarki yang kaku dan birokratis yang menyebabkan adanya pemikiran yang picik dan
Pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi berupa tugas-tugas yang dibagi ke dalam fungsi garis, staf, dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan wewenang. Sedangkan strukturnya dapat horisontal dan vertikal.
11 Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan;
Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 33 12 13 Nanang Fatah, Landasan Manajemen..., hlm. 49-50 Ricky W. Griffin, Manajemen; Jilid I, Edisi 7, alih bahasa Gina Gania, judul asli,
Semuanya itu memperlancar alokasi sumber daya dengan kombinasi
c. Pemimpinan (Leading); Fungsi dasar manajerial yang selanjutnya adalah kepemimpinan. Fungsi pemimpin yaitu menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan (mitra kerja), bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan
Beberapa orang menganggap kepemimpinan sebagai aktivitas yang paling penting dan paling menantang dari semua aktivitas manajerial. Kepemimpinan (leading) merupakan serangkaian proses yang dilakukan agar anggota dari suatu organisasi bekerja bersama demi kepentingan organisasi tersebut. Pemimpin tidak hanya dengan reputasi sebagai seorang manajer yang dapat dipercaya dan jujur, tapi juga seseorang yang dapat mengambil keputusan berat dan pilihan
Pada hakikatnya pemimpin merupakan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dimana kekuasaan itu sendiri artinya kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Jenis pemimpin ini bermacam-macam, ada pemimpin formal, yaitu yang terjadi karena pemimpin bersandar pada wewenang formal. Ada pula pemimpin informal, yaitu terjadi karena pemimpin tanpa
Pemimpin selalu memainkan peran emosi yang primordial. Tidak diragukan bahwa pemimpin yang orisinil-entah ia ketua suku 14 atau kepala adat- mendapatkan kedudukannya terutama karena
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 2 15 16 Nanang Fatah, Landasan Manajemen ..., 2004, hlm. 2 Ricky W. Griffin, Manajemen..., hlm. 11 kemampuan mereka menggerakkan emosi. Karena tugas emosi pemimpin ini bersifat primal –yang utama- dalam dua artian: Tugas emosi ini merupakan tindakan yang orisinil sekaligus paling penting dari kepemimpinan. Tentu saja kunci keberhasilan pemimpin itu terletak dari kecerdasan emosi sang pemimpin: bagaimana pemimpin menangani dirinya sendiri dan relasi-relasinya. Pemimpin yang memaksimalkan manfaat primal leadership akan menggerakkan emosi
Gerungan menyatakan bahwa setiap pemimpin, sekurang- kurangnya memiliki tiga ciri, yaitu (1) Penglihatan sosial, (2), kecakapan berpikir abstrak, dan (3) keseimbangan emosi. Sedangkan menurut J. Slikboer, pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat: (1) dalam bidang intelektual, (2) berkaitan dengan watak, dan (3) berhubungan dengan tugasnya sebagai pemimpin. Ciri lain yang berbeda dikemukakan oleh Ruslan Abdulgani, bahwa pemimpin harus mempunyai kelebihan dalam hal: (1) menggunakan pikiran, (2) rohani,
d. Pengawasan (Controlling); Tahap terakhir dari manajemen adalah pengendalian
(controlling), pengawasan atau pemantauan kemajuan organisasi dalam mencapai tujuannya. Fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi, dan mengukur penampilan/ pelaksanaan terhadap standar dan memberikan keyakinan bahwa tujuan organisasi tercapai. Pengawasan sangat erat kaitannya dengan perencanaan, karena melalui pengawasan efektivitas manajemen dapat diukur.
Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya 18 organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai
Daniel Goleman, Richard Boyatzis, dan Annie McKee, Primal Leadership
(Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi), diterjemahkan oleh Susi Purwoko, judul asli,
Primal Leadership (Realizing the Power of Emotional Intelligence, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2007, hlm. 4-5
secara efektif dan efisieMenurut Thariq M. As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil dalam bukunya “Shina’atul Qa’id”, bahwa salah satu contoh – bukan satu-satunya contoh - pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu mengkomunikasikan visi kepada para pengikut dari hati ke hati melalui ilustrasi yang jelas, sehingga mereka memandangnya sebagaimana mereka melihat realitas
sebenarnyaDengan begitu maka seorang manajer/pemimpin harus bisa menjelaskan tujuan masa depan dengan gambaran yang menarik. Hal ini dimaksudkan agar membuat orang lain lebih optimis dan teguh dalam menghadapi masalah, loyal terhadap organisasinya, bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan
Menurut Murdick, pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap:
a) Menetapkan standar pelaksanaan; mencakup kriteria untuk semua lapisan pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi.
b) Pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar; dan c) Menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.
Tujuan diadakannya pengawasan adalah untuk membantu mempertahankan hasil atau output yang sesuai syarat-syarat
3. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, 20 Bab I pasal 1, dijelaskan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan 21 Nanang Fatah, Landasan Manajemen ..., 2004, hlm. 1-2 Thariq M. As-Suwaidan dan Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin Masa
Depan, Judul Asli “Shina’atul Qaid”, Maktabah Jarir: 1423H/2002 M, penerjemah
M.Habiburrahim, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, hlm. 95 22 Ibid., hlm. 94terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu dalam perkembangannya menuju ke tingkat
kedewasaannyaPendidikan memandang manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk individu, dan makhluk sosial. Secara filosofis, pendidikan nasional dipandang sebagai pranata sosial yang berinteraksi dengan pranata-pranata sosial lainnya, seperti ekonomi, politik, dan hukum. Secara sosiologis, pendidikan merupakan pranata sosial yang penting bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang demokratis. Pandangan tentang pendidikan ini dapat membuat pendidikan
Shrode Dan Voich, menyatakan bahwa kerangka dasar manajemen meliputi: “Philosophy, Asumtions, Principles, and Theory, which are
basic to the study of any discipline of management”. Bahwa falsafah
merupakan pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir praktis. Bagi seorang manajer, falsafah merupakan cara berpikir yang telah terkondisikan dengan lingkungan, perangkat organisasi, nilai-nilai dan keyakinan yang mendasari tanggung jawab seorang manajer. Oleh karena itu, falsafah, asumsi, prinsip-prinsip, dan teori tentang manajemen merupakan landasan manajerial yang harus
24 dipahami dan dihayati oleh manaje
Kumpulan Peraturan Lingkup Pendidikan Nasional 3; UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
diundangkan di Jakarta, pada tanggal 30 Desember 2005, hlm. 2 25 26 Nanang Fatah, Landasan Manajemen... , hlm. 5 Mohammad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional; Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, Jakarta: Grasindo, 2009, hlm. 227PANDANGAN TENTANG MANAJEMEN SEBAGAI (Ilmu, Kiat/ Seni dan Profesi)
FALSAFAH MANAJEMEN (Hakikat: Tujuan, Orang, Kerja)
TEORI-TEORI MANAJEMEN (Teori Klasik, neoklasik, modern)
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN (MBO, MBP, MBI, MIS)
PRAKTIK MANAJERIAL Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Pemimpinan (Leading) Pengawasan (Controlling)
SUMBER-SUMBER DAYA Manusia Sarana Biaya Teknologi Informasi
MUTU, EFISIENSI, RELEVANSI, DAN KREATIVITAS Keterkaitan cara pandang tentang manajemen, falsafah, asumsi, dan prinsip, serta teori-teori dijadikan dasar kegiatan manajerial, secara sederhana dapat digambar melalui suatu diagram/ skema berikut:
Kerangka Konsep Dasar Manajemen
Manajemen merupakan ilmu, kiat, seni dan profesi. Dikatakan sebagai “ilmu”, menurut Luther Gulick, karena dipandang sebagai suatu
dan bagaimana orang bekerja samaManajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki serangkaian teori, meskipun teori-teori itu masih terlalu umum, teori-teori manajemen yang ada diuji dengan pengalaman. Manajemen menjadi ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan memberi kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan mereka meramalkan
Dikatakan sebagai “kiat”, menurut Mary Parker Follet, karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer dan para profesionalnya dituntut oleh suatu kode etik. Sifat khusus yang utama manajemen adalah integrasi dan penerapan ilmu serta pendekatan analisis yang dikembangkan oleh banyak disiplin ilmu. Manajemen sebagai “seni” karena dalam melaksanakan fungsi dan prinsip manajemen dihadapkan kepada masalah-masalah yang kompleks yang membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki seni memimpin yang dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Manajemen sebagai profesi dilandasi oleh nilai-nilai etik organisasi yang membutuhkan keahlian khusus yang tidak sembarangan orang dapat melakukan pekerjaan manajerial secara profesional seperti yang digariskan
dalam kerangka ilmu manajemen pendidikaSeorang profesional menurut Robert L. Katz harus mempunyai kemampuan/kompetensi: konseptual, sosial (hubungan manusiawi), dan teknikal. Kemampuan konseptual adalah kemampuan mempersepsi organisasi sebagai suatu sistem, memahami perubahan pada setiap bagian berpengaruh terhadap keseluruhan organisasi, kemampuan mengkoordinasikan semua kegiatan dan kepentingan organisasi. Sedangkan kemampuan teknikal adalah kemampuan menggunakan alat, prosedur dan teknik bidang khusus,
28 misalnya teknik penyusunan program anggara 29 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan..., hlm. 225 30 Nanang Fatah, Landasan Manajemen..., hlm. 2-3
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan..., hlm. 225 Di dalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat pengetahuan untuk berpikir efektif dalam memecahkan masalah-masalah manajemen. Teori-teori dan prinsip-prinsip manajemen memberikan gambaran apa yang harus dikerjakan untuk dapat
Dalam kaitannya dengan prinsip dasar manajemen, Fayol menemukakan sejumlah prinsip, yaitu: Pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih memprioritaskan kepentingan umum/golongan dari pada kepentingan pribadi, pemberian kontra prestasi, sentralisasi, rantai saklar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam menjabat, inisiatif, dan semangat kelompok.
Keempat belas prinsip dasar tersebut dijadikan patokan dalam praktik manajerial dalam melakukan menajemen yang berorientasi kepada sasaran (Management by objectives [MBO]), manajemen yang berorientasi pada orang (Management by People [MBP]), manajemen berorientasi kepada struktur (Management by Technique [MBT]), dan manajemen berdasarkan informasi (Management by Information [MBI] atas
Praktik manajerial adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajer. Apabila manajemen dipandang sebagai serangkaian kegiatan atau proses, maka proses itu akan mencakup bagaimana cara mengkoordinasika dan mengintegrasikan berbagai sumber untuk mencapai tujuan organisasi (produktivitas dan kepuasan) dengan melibatkan orang, teknik, informasi, dan struktur yang telah dirancang. Kegiatan manajerial ini meliputi banyak aspek, namun aspek utama dan sangat esensial yaitu perencanaan,
Banyak sumber daya manajemen yang terlibat dalam organisasi 32 atau lembaga-lembaga termasuk lembaga pendidikan, antara lain: manusia, 33 Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Grasindo, 2001, hlm. 49 Nanang Fatah, Landasan Manajemen..., hlm. 12 sarana dan prasarana, biaya, teknologi, dan informasi. Namun demikian yang paling penting dalam pendidikan adalah sumber daya manusia. Bagaimana manajer menyediakan tenaga, bakat kreativitas, dan semangatnya bagi organisasi. Karena itu tugas terpenting dari seorang manajer adalah menyeleksi, menempatkan, melatih dan mengembangkan
4. Urgensi Penerapan Manajemen dalam Pengelolaan Pendidikan
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pemberdayaan dalam manajemen pendidikan, di antaranya sebagai berikut:
a. Pertumbuhan penduduk yang meningkat dengan cepat dalam jumlah dan kualitas, yang memerlukan kesempatan pendidikan yang semakin bermutu
b. Pertumbuhan dan perubahan yang semakin nyata dalam dunia ekonomi, industri dan lapangan pekerjaan disertai dengan arus global yang semakin menguat dengan diberlakukannya pasar bebas, menurut dunia pendidikan untuk dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut.
c. Eksplorasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum sebagai pola dan strategi belajar-mengajar menjadi cepat usang
d. Tumbuhnya aspirasi dan demokrasi pada semua lapisan masyarakat, baik atas kesadaran sendiri maupun atas pengaruh luar.
e. Kapasitas dan kapabilitas dalam menyediakan sarana dan prasarana pendidikan cenderung naik dengan perlahan, tidak sebanding dengan kecepatan pertumbuhan, permintaan, dan perubahab-perubahan yang tengah terjadi dewasa ini dan di masa yang akan datang f. Reformasi total yang kini sedang “trendy” dapat menjamah sektor
5. Aplikasi Manajemen dalam Pengelolaan Pendidikan 35 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan..., hlm. 226
Untuk dapat mengaplikasikan manajemen dalam pendidikan secara efektif dan efisien, kepala sekolah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa kepala sekolah harus ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan dan hubungan manusiawi sebagai modal perwujudan iklim kerja yang kondusif. Lebih lanjut, kepala sekolah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran, dengan melakukan supervisi kelas, membina, dan memberikan saran-saran positif kepada guru. Di samping itu, kepala sekolah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran, dan studi banding antarsekolah untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari kepala
Manajemen pendidikan sebagai disiplin ilmu, pada proses perkembangannya tidak terlepas dari teori adminsitrasi dan organisasi. Organisasi memiliki tujuan yang akan dicapai, aturan kerja, norma yang harus ditaati, metode dan prosedur mengerjakan, orang yang menjalankan pekerjaan, kesatuan arah dan perintah, koordinasi, kontrol dan kerjasama, hubungan sosial diantara orang-orang yang ada di dalamnya, serta
Salah satu contoh penerapan manajemen dalam pengelolaan pendidikan yang telah dilakukan oleh Dadi Permadi dalam bukunya “Kepemimpinan Mandiri (Profesional) Kepala Sekolah” dengan konsep Pengelolaan Mutu Total (PMT) sebagai terjemahan langsung dari Total
Quality Management (TQM) yang merupakan suatu sistem pengendalian
mutu yang didasarkan pada filosofi bahwa memenuhi kepuasan pelanggan dengan sebaik-baiknya adalah yang utama dalam setiap upaya. Konsep PMT ini sesungguhnya bersumber dari pengalaman-pengalaman dunia usaha, terutama dunia industri. Dalam pendidikan, filosofi PMT ini 37 selanjutnya berarti bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan maka
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah..., hlm. 40 budaya kerja yang mantap harus terbina dan berkembang dengan baik dengan diri seluruh karyawan yang terlibat dalam pendidikan. Motivasi, sikap, kemauan, dan dedikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan adalah bagian terpenting dari budaya kerja itu. upaya memenuhi kebutuhan pelanggan dimaksud tidak mungkin terlaksana dalam waktu singkat atau tertentu, melainkan harus secara bertahap dan berkesinambungan.
Filosofi PMT memandang bahwa pendidikan sebagai jasa dan bukan lini produksi, usaha lembaga pendidikan sebagai industri jasa dan bukan proses produksi. Oleh karena itu, PMT tidak berbicara tentang masukan, yaitu peserta didik, dan keluaran (lulusan), sebagaimana umum berpendapat, tetapi berbicara tentang pelanggan-pelanggan yang mempunyai berbagai kebutuhan, dan tentang bagaimana memuaskan para pelanggan itu. pendapat umum yang menyatakan bahwa lulusan adalah produk pendidikan, mempunyai kelemahan-kelemahan dasar. Lulusan, yang perilaku dan perbuatannya sesungguhnya bukan hanya dipengaruhi ilmu dan keterampilan yang diperolehnya selama pendidikan, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, termasuk motivasi kerja, sikap dan latar belakang budaya serta pengaruh lingkungan. Oleh sebab itu, PMT menganggap produk usaha pendidikan sebagai industri jasa pada hakikatnya adalah jasa dalam bentuk pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan
C. PENUTUPAN
Pengaturan sumber daya manusia dalam lembaga pendidikan merupakan hal yang penting dalam menigkatkan mutu dan kualitas pendidikan, karena beberapa bentuk kegitan dan program pendidikan yang ada di sekolah sangat bergantung dengan tenaga kependidikan. Maka diharapkan kepala sekolah harus mampu mengatur, memanaj dan memperdaya gunakan sumber daya manusia yang ikut terlibat di dalamnya. Agar pengelolaan dan pengaturan sumber daya manusia lebih mudah hendaknya kepala sekolah merekrut sumber daya manusia yang dibutuhkan sesuai dengan kualifikasi dan standarisasi yang dikeluarkan oleh Mentri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan melalui PERMENDIKNAS (lihat permendiknas No. 12 tahun 2007 tentang Standart Pengawas, No 13 tahun 2007 tentang Kepala Sekolah, No 24 tahun 2008 tentang Tenaga Kependidikan, No 25 tahun 2008 tentang Tenaga Perpustakaan)
Apabila kepala sekolah mampu memanaj/ mengelola dengan baik semua aspek substantif pendidikan (guru, murid, tenaga kependidikan, sarana- prasarana, kurikulum, dan pembiayaan) dan melaksanakan sepenuhnya fungsi- fungsi manajemen, maka lembaga pendidikan yang ia pimpin akan dapat berjalan dengan baik dan mampu mencapai tujuannya dan menghasilkan out- put pendidikan yang berkualitas yang mampu menjawab tantangan zaman global yang akan hidup dan berkembang di generasi Emas Indonesia 2045.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional; Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, (Jakarta:
Grasindo, 2009) As-Suwaidan, Thariq M. dan Faishal Umar Basyarahil, Melahirkan Pemimpin
Masa Depan, Judul Asli “Shina’atul Qaid”, Maktabah Jarir:
1423H/2002 M, penerjemah M.Habiburrahim, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005)
Fatah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)
Goleman, D., Richard Boyatzis, dan Annie McKee, Primal Leadership
(Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi), diterjemahkan
oleh Susi Purwoko, judul asli, Primal Leadership (Realizing the
Power of Emotional Intelligence, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2007) Griffin, Ricky W., Manajemen; Jilid I, Edisi 7, alih bahasa Gina Gania, judul asli,
Management, (Jakarta: Erlangga, 2004)
Herjanto, Eddy, Manajemen Operas (Edisi Ketiga), (Jakarta: Grasindo, 2007) Herujito, Yayat M., Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2001)
Kumpulan Peraturan Lingkup Pendidikan Nasional 3; UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, diundangkan di Jakarta, pada tanggal 30 Desember 2005.Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional; Dalam Konteks Menyukseskan
MBS dan KBK, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009)
Permadi, Dadi, Kepemimpinan Mandiri (Profesional) Kepala Sekolah (Kiat
Memimpin yang Mengembangkan Partisipasi),edisi revisi,
(Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009) Risza, Suyatno, Kelapa Sawit; Upaya Peningkatan Produktivitas, (Yogyakarta:
Kanisius, 1994) Sa’ud, U.S., dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan; Suatu
Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009) Suprapto, Tommy, Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2009)
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan;