MAKALAH MANA JEMEN PEMASARAN GLOBAL

MAKALAH KRISIS GLOBAL DAN
DAMPAKNYA TERHADAP INDONESIA
Leave a reply

DI SUSUN OLEH :
NAMA : BIMBI YUSMITO
NIM : A1A212022
KELAS : II AE 4
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MATARAM
Tahun Ajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesainya makalah ini, sholawat dan salam
tak lupa sanjungkan kepada Nabi. Muhamad SAW. Makalah ini saya susun dengan tujuan agar
menambah pengetahuan tentang
“KRISIS GLOBAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP
INDONESIA.”
Sebagai sarana pembuan kebijakan, guna menambah wawasan bagi rekan-rekan sesama
mahasiswa sehingga kita semua mampu untuk berfikir agar menjadi lebih maju. Akhir kata, tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan

makalah ini.
Mataram, 1 April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ………………………………………………………………………………….
Kata pengantar ……………………………….………………………………………..
Daftar isi ………………..………..……………………………………………………
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………….
1. Latar Belakang ……………………………………..…………………………..
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………..
Bab II Pembahasan Masalah …………………………………………………………..
1. Pengertian Krisis Ekonomi Global …………………………………..…………
2. Akibat Krisis Ekonomi Global Bagi Indonesia …………………..…………….
3. Langkah-Langkah Penanganan Krisis Ekonomi Pemerintah Indonesia ……….
Bab III Penutup ………………………………………………………………………..
1. Kesimpulan …………………………………………………………..…………
2. Saran ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka …………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi global diawali pada 15 September 2008 yang menjadi catatan kelam merupakan
salah satu perusahaan investasi atau bank keuangan senior dan terbesar ke 4 di Amerika serikat
menjadi awal dari drama krisis keuangan di negara yang mengagung-agungkan sistem kapitalis
tanpa batas. Siapa yang menyangka suatu negara yang merupakan tembok kapitalis dunia akan
runtuh .Celakanya apa yang terjadi di Amerika Serikat dengan cepat menyebar dan menjalar
keseluruh dunia. Hanya beberapa saat setelah informasi runtuhnya pusat keuangan dunia di
Amerika, transaksi bursa saham diberbagai belahan dunia seperti Hongkong, China, Australia,
Singapura, Korea Selatan, dan Negara lainnya mengalami penurunan drastis, bahkan Bursa Saham
Indonesia (BEI) harus disuspend selama beberapa hari, pemerintah Indonesia pun kelihatan panik
dalam menyikapi permasalahan ini, peristiwa ini menandai fase awal dirasakannya dampak krisis
ekonomi global yang pada mulanya terjadinya di Amerika dirasakan oleh negara Indonesia.
Krisis ekonomi global ini adalah salah satu dilema yang sedang dihadapi Indonesia sejak dahulu
hingga sekarang. Dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak tetap perubahannya.
Kadang sistem ekonomi dunia naik, kadang sistem ekonomi dunia merosot drastis. Ini
menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibat
langsungnya adalah meledaknya harga kebutuhan pokok di Indonesia. Yang mana sebelumnya saja
sudah menjepit dompet masyarakat dan kini semakin menekan sektor-sektor usaha yang
menyediakan kebutuhan tersebut. Misalnya: Petani yang menyediakan sayur mayur kini kesulitan

dalam mencari pupuk yang murah, padi menjadi kurang subur dan pasokan yang terbatas membuat
harga beras melonjak. Ini adalah satu dari ribuan keluhan masyarakat dalam merasakan dampak
buruk dari krisis global ini. Sehingga tema “Krisis Ekonomi Global dan dampaknya terhadap
perekonomian indonesia” ini sangat cocok untuk menjadi bahan diskusi bagi mahasiswa karena
mahasiswa juga mengalami dilema ini dalam hidupnya.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun makalah ini dibuat dengan rumusan permasalahan:
 Definisi Krisis Ekonomi Global ?
 Akibat Krisis Ekonomi Global Bagi Indonesia?
 Langkah-Langkah Pengamanan Krisis Ekonomi Oleh Pemerintah Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
1. PENGERTIAN KRISIS EKONOMI GLOBAL
Krisis ekonomi Global adalah peristiwa di mana seluruh sektor ekonomi pasar dunia mengalami

keruntuhan/degresi dan mempengaruhi sektor lainnya di seluruh dunia.Sebagai contoh bahwa
negara adidaya yang memegang kendali ekonomi pasar dunia yang mengalami keruntuhan besar
dari sektor ekonominya. Peristiwa ini mengakibatkan rontoknya perusahaan keuangan dan bankbank besar di Negeri Paman Sam satu per satu. Bangkrutnya Lehman Brothers langsung
mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Bursa saham di kawasan Asia seperti di Jepang,
Hongkong, China, Asutralia, Singapura, India, Taiwan dan Korea Selatan, mengalami penurunan

drastis 7 sd 10 persen. Termasuk bursa saham di kawasan Timur Tengah, Rusia, Eropa, Amerika
Selatan dan Amerika Utara. Tak terkecuali di AS sendiri, Para investor di Bursa Wall Street
mengalami kerugian besar.
2. AKIBAT KRISIS EKONOMI GLOBAL BAGI INDONESIA
Saat ini dampak resesi ekonomi global yang paling dirasakan adalah pada masyarakat
menengah ke atas, terlebih mereka yang bermain saham, valuta asing dan investasi emas.
Selain itu, kenaikan harga bahan baku di sektor properti akibat pengaruh krisis ekonomi
global, sangat mungkin terjadi. Seperti di kutip dariAntara.co.id, Wakil Ketua DPD Real Estate
Indonesia (REI) Jawa Tengah, Adib Adjiputra, di Solo, beberapa waktu lalu mengatakan, harga
bahan baku yang diproduksi di dalam negeri maupun luar negeri, berpotensi terpengaruh oleh krisis
ekonomi ini.
Harga bahan baku seperti besi, keramik, semen dan sejumlah aksesori rumah lainnya yang berasal
dari industri manufaktur, kata dia, sangat rentan mengalami kenaikan.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin menyulitkan sektor properti,
setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan baku akibat kenaikan bahan bakar minyak
(BBM).
Pada sektor properti ini, tipe rumah kelas menengah ke atas yang akan paling besar terkena
dampak terjadinya krisis ekonomi ini. Kenaikan tingkat suku bunga pasti akan mengikutinya.
Sehingga harga cicilan rumah perbulannya akan naik. Sedangkan untuk rumah kelas menengah ke
bawah sedikit tidak berpengaruh karena sebagian sudah disubsidi pemerintah.

3. LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN KRISIS EKONOMI PEMERINTAH INDONESIA.
Langkah pertama, dalam perubahan APBN 2012 telah disiapkan untuk mengantisipasi dampak
perlambatan ekonomi global dan gejolak harga minyak dunia, dengan menyediakan anggaran
stimulus fiskal dengan memanfaatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) untuk tambahan belanja
infrastruktur.
Langkah kedua, pemerintah melakukan percepatan dan perbaikan penyerapan belanja, terutama
belanja barang dan modal agar memberikan dampak yang lebih besar bagi kegiatan ekonomi.
Sebuah satuan tugas khusus telah dibentuk untuk mengawal proses ini.
Ketiga, pemerintah meningkatkan koordinasi dan kewaspadaan bersama dengan otoritas moneter
untuk menghadapi berbagai tekanan yang mungkin muncul akibat krisis.
Keempat, pemerintah bersama Bank Indonesia mempersiapkan strategi stabilisasi pasar Surat
Berharga Negara (SBN).
Kelima, Pemerintah mempersiapkan fasilitas kedaruratan (contingency facility) secara bilateral dan
multilateral, yang sewaktu-waktu siap dipakai untuk mengamankan kondisi pasar domestik apabila
diperlukan.
Dengan langkah-langkah ini, disertai pengalaman dalam mengatasi krisis tahun 2008 , Pemerintah
Indonesia berharap akan dapat mengamankan ekonomi nasional dari gejolak ekonomi dan
keuangan global,”
Faktor eksternal lainnya yang kini dicermati dan diwaspadai Pemerintah indonesia adalah
perkembangan harga minyak mentah yang sangat mempengaruhi perekonomian dan kondisi APBN.

Karena minyak mentah tersebut cenderung menurun, Tapi harga minyak dunia saat ini relatif masih
tinggi, dan tetap berpotensi memberikan beban yang cukup berat bagi APBN Indonesia.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Para petinggi-petinggi yang berkaitan dengan ekonomi dan pemerintah sedang memikirkan
bagaimana dampak krisis yang terjadi tersebut. Sedangkan untuk para pengusaha kecil tidak
terkena dampaknya secara langsung akibat dampak krisis itu. Bahkan daya beli untuk pedagang
kecil masih tetap terjaga sampai saat ini. Tetapi bagi pialang saham, dunia per Bankan, dan
pengusaha-pengusaha yang berorientasi eksport khususnya tujuan Amerika, mengalami pukulan
yang telak yang salah-salah bisa membuat usaha mereka tersungkur Knock Out.
2. SARAN
Untuk mengantisipasi Krisis Ekonomi Global bukan hanya tugas pemerintah
semata, kebersamaan dan saling bahu membahu dalam mengatasi krisis antara
pemerintah, dunia usaha dan pelaku-pelaku ekonomi lainnya akan menciptakan
iklim usaha yang kondusif, sehingga para investor tidak ragu dalam menamkan
modal dan berinvestasi di Indonesia.
Para eksportir harus jeli dalam melirik peluang pasar yang ada, khususnya dikawasan Asia, Timur
Tengah dan Negera-negara di Eropa yang tidak terkena dampak krisis finansial di Amerika Serikat.
Pasar ekspor Indonesia yang selama ini di dominasi oleh Amerika harus kita alihkan ke negara lain

tersebut supaya tidak terjadi depisit nilai ekspor dan Import kita.
Kita semua berharap krisis yang terjadi di Negara Adi daya itu cepat berlalalu dan pengaruhnya
terhadap perputaran roda perekonomi Indonesia tidak terlalu besar sehingga pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang di canangkan pemerintah dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA :
1. http://tips-teknologi.blogspot.com/2012/04/krisis-ekonomi-global-dan-krisis.html
2. http://destyhapsari.blogspot.com/2012/04/dampak-krisis-global-terhadap.html
3. Antara.co.id
4. http://www.investor.co.id/home/pemerintah-siapkan-langkah-pengamanan-krisis-ekonomi/43026

MAKALAH
Pengaruh krisis global di Indonesia
(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliahmasalah dan & kebijaakan
pembangunan)

Disusun oleh :

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga tugaspenyusunan maklah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Salawat serta salam tidak lupa saya haturkan kepada jujungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW,

saya sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari banyaknya

kekukarangan yang masih terdapat dalam maklah ini. Namun saya tidak berhenti untuk
memperbaiki segala kekurangannya dan bersedia mendengarkan segala masukan dan saran dari
semua pihak.
Saya juga

mengucapkan

terimah


kasih

membantu saya dalam penyusunan makalah ini.

kepada

seluruh

pihak

yang

telah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................. 1

BAB II
PEMBAHASAN................................................................................. 3
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Ekonomi Amerika Serikat dibawah kepemimpinan presiden George Walter Bush
dari partai Republik menganut sistem liberal yang benar-benar liberal. Membiarkan mekanisme
pasar mengatur perekonomian tanpa campur tangan pemerintah. Nampaknya hal ini dapat
dijadikan salah satu pemicu krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat. Karena
ketergantungan yang terlalu besar pada pasar maka ketika pasar jatuh ekonomi negara pun ikut
jatuh.
Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini nampaknya tidak hanya
berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat saja namun juga
perlambatan pertumbuhan ekonomi negara lain. Masalah awal krisis ini setelah masalah sistem
ekonomi yang terlalu bebas ialah adanya kemacetan kredit di sektor perumahan. Masalah juga
timbul karena maraknya kasus pemberian bonus pada mereka yang mampu dan berhasil

meminjamkan dana besar-besaran ke sektor properti tanpa memeprtimbangkan kemampuan
mengembalikan dana perusahaan atau pihak yang menerima pinjaman tersebut. Hanya karena
tergiur oleh adanya bonus maka para pemilik modal tanpa ragu meminjamkan dana tersebut.
Dana besar telah dikucurkan di sektor perumahan yang digunakan untuk membangun di sektor
perumahan.
Namun kenyataannya pembangunan besar-besaran yang disertai dana besar itu tidak
disertai daya serap pasar sehingga tak laku jual dan akhirnya menimbulkan kerugian dan tidak

mampu mengembalikkan pinjaman. Banyak perusahaan besar di Amerika Serikat yang terjerat
hutang dan beresiko bangkrut. Ketidakmampuan para perusahaan atau pihak peminjam untuk
mengembalikkan pinjaman yang berimbas pada macetnya rangkaian kerja dari sistem keuangan
dunia, penarikan modal oleh para investor yang khawatir dengan keadaan ekonomi global serta
diikuti oleh anjlok nya harga saham di berbagai bursa saham mengakibatkan adanya perlambatan
pertumbuhan ekonomi di berbagai negara di dunia.
Krisis ekonomi Amerika Serikat kini telah berubah nama menjadi krisis global dan
memberikan efek domino pada bidang-bidang dan negara lain. Karena yang merasakan
dampaknya bukan hanya Amerika Serikat tapi juga negara lain seperti negara-negara di Eropa
(apalagi yang termasuk 9 sekutu Amerika Serikat), Asia termasuk Indonesia yang terkena imbas
pada melemahnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang akhirnya membawa
berbagai dampak dalam berbagai bidang dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia.
Parahnya efek domino yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi di Amerika Serikat yang
kini menjadi krisis global, khususnya di Indonesia menjadi alasan utama saya untuk mengangkat
topik mengenai krisis global dan pengaruh yang ditimbulkan khususnya di Indonesia. Saya pikir
sangat penting bagi kita semua sebagai masyarakat dunia yang peduli akan dunia ini untuk
mengetahui, memahami, dan memberikan kontribusi berupa solusi bagi masalah krisis ekonomi
global yang juga kini tengah dihadapi Indonesia.
Maka saya menyusun tulisan ini dengan judul ”Pengaruh Krisis Global di Indonesia”.
Tulisan ini bertujuan membantu memberikan pemahaman mengenai permasalahan krisis global
yang sedang kita hadapi dan memberikan kontribusi solusi atas permasalahan tersebut.
Disamping untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Penulisan Ilmiah.

RUMUSAN MASALAH

1.

Bagaimana kronologi munculnya krisis global?

2.

Apa pengaruh krisis global di Indonesia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kronologi terjadinya krisis global
Bermula dari tumbangnya beberapa perusahaan besar di Amerika yang bangkrut karena
macetnya pembayaran kredit perumahan. Macetnya kredit mengakibatkan kerugian di pihak
kreditor dan mengganggu aktivitas rangkaian sistem kerja keuangan Amerika Serikat dan dunia.
Macetnya kredit mmembuat para investor ingin menarik investasinya dan membuat perolehan
laba di lembaga keuangan menurun akibat adanya ketidakpercayaan konsumen.
Lehman Brothers Inc merupakan perusahaan sekuritas keempat terbesar di Amerika
Serikat. Lehmanmenderita bangkrut karena tidak mampu membayar utang senilai 613 miliar
dollar Amerika Serikat kepada kreditor. Kebangkrutan Lehman ini mempengaruhi banyak simpul
ekonomi di berbagai negara. Karena Lehman Brother sebelumnya menerima suntikan dana dari
para investor dari berbagai belahan dunia termasuk juga bank dunia yang memberikan pinjaman
dana besar kepada Lehman dan kini terkena imbas kebangkrutanLehman, yang akhirnya mulai
mengganggu sistem keuangan dunia.
Maka dari itu kebangkrutan Lehman membuat Amerika Serikat menyuntikkan dana
sebesar 70 miliar dollar AS, Bank Sentral Eropa 99,4 miliar dollar AS, Bank Inggris 35,6 miliar
dollar AS, Bank Nasional Swiss 7,2 miliar dollar AS dan Bank Jepang 24 miliar dollar AS.
Berbagai suntikan dana di atas harus dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengantisipasi
kebangkrutan yang lebih parah lagi terhadap Lehman dan memberikan dana bagi para investor

yang menarik investasinya. Suntikan dana juga bertujuan menjaga transaksi bisnis seperti
pembiayaan perdagangan lintas dunia.
Kebangkrutan lainnya juga dialami Worldcom Inc dan Enron Corp dengan kasus yang
mirirp dengan kebangkrutan yang dialami Lehman Brothers Inc.
Efek krisis global ekonomi yang diderita Amerika Serikat ini memeiliki efek domino
yang sangat kuat. Krisis ekonomi yang awalnya hanya diderita Amerika Serikaat saja kini mulai
merembet ke negara lain terutama negara berkembang yang masih membutuhkan bantuan dana
interansional, dengan adanya krisis ini secara langsung bantuan internasional akan dikurangi
guna mencegah krisis ekonomi dunia yang berlarut-larut. Macetnya ekspor, hilangya likuiditas
beberapa bank, pemutusan tenaga kerja, pudarnya kepercayaan investor dan konsumen, dan
anjloknya perolehan laba di berbagai sektor keuangan karena adanya pemangkasan suku bunga,
otomotif, penerbangan yang tidak kalah pentingnya ialah jatuhya berbagai indeks saham di
berbagai bursa Eropa, Asia dan Amerika Serikat itu sendiri meruapakan dampak umum krisis
global.
Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat juga merupakan pemicu adanya resesi di
bidang investasi, perdagangan, bantuan serta kepercayaan konsumen pada negara lain seperti
India, Cina, Brasil dan Rusia. Negara lain yang terkena imbas nya juga ialah Jepang pada sektor
ekspor yang anjlok, negara-negara di Eropa seperti Inggris, Belanda, Swiss yang penerimaan
laba pada lembaga keuangannya ikut anjlok dan kehilangan likuiditasnya karena adanya
ketidakpercayaan konsumen. Pada dasrnya semua negara yang pernah menjadi invetsor
bagi Lehman termasuk bank dunia kini terkena imbas kebangrutan Lehman, hal itu berarti
mereka juga merasakan krisis yang dialami Lehman di Amerika Serikat.
Menghadapi itu semua negara-negara di dunia terus mengadakan upaya penyelamatan
lewat dialog. Melalui G-20, APEC, OPEC, dan berbagai organisasi lainnya
Lalu bagaimana dengan nasib Indonesia? Indonesia juga merupakan salah satu negara
yang terkena pengaruh krisis global yang sedang menjadi tren belakangan ini. Walaupun para
pejabat pemerintah selalu berusaha menenangkan publik dengan cara memperlihatkan sikap

tenang dalam menghadapi gejolak krisis dan selalu mengatakan bahwa mereka optimis pengaruh
krisis tidak akan terasa signifikan di Indonesia melalui berbagai media, salah satunya melalui
Kompas edisi 21 November 2008, kompas mencatat bahwa[1]pemerintah masih percaya diri di
tengah gejolak krisis global yang sangat mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
yang pada 20 Novemebr 2008 saja telah mencapai Rp.12.230. nilai ini dicapai setelah beberapa
kali pelemahan yang terjadi terhadap rupiah sejak awal oktober Rp.9.555 menuju pertengahan
Rp.11.743 hingga akhir oktober Rp.12.230

B. pengaruh krisis global yang juga dirasakan Indonesia
1.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, adanya fluktuasi.
Hal ini disebabkan karena krisis global yang terjadi di Amerika Serikat membuat para investor
secara bersamaan melepas saham di bursa kemudian mengkonversi dananya ke dollar AS,
adanya aturan baru mengenai harus adanya tujuan yang jelas untuk pembelian valas di atas
100.000 dollar AS, aturan itu diberlakukan oleh Bank Indonesia dan direspon beragam oleh
masyarakat luas. Ada yang panik sehingga mereka justru membororng dollar, nasabah yang
memiliki dollar pun tidak mau mengkonversikan dollar AS mereka ke rupiah karena khawatir
nantinya akan kesulitan mendapatkan dollar. Hal-hal tersebut membuat pasokan dollar AS di
pasar semakin terbatas sementara permintaan semakin tinggi. Hal tersebut memacu lemahnya
nilai jual rupiah terhadap mata uang asing, salah satunya dollar dan yen.

2.

Labilnya pergerakan indeks saham yang cenderung menurun di Bursa Efek Indonesia yang
berdampak pada sepinya Bursa Efek Indonesia.
Hal itu disebabkan anjloknya IHSG (Indeks Hasil Saham Gabungan) hingga 51,04 persen sejak
Jnuari 2008 hingga akhir Oktober 2008, maka para investor yang telah mencabut investasinya
belum percaya terhadap pasar modal yang belum pulih akibat krisis global. [2]Walaupun
menurut pengamat pasar modal Felix Sinhunata sebenarnya keadaan fundamental perekonomian
Indonesia dan emiten di Bursa Efek Indonesia tergolong stabil bahkan cukup banyak emiten

yang menunjukkan kinerja operasional dan keuangan yang meningkat namun itu semua tidak
mampu mengalahkan faktor eksternal yaitu krisis global yang masih membayangi para investor.
3.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan beberapa pihak terkait seperti Menteri Koordiantor
Perekonomian dan Gubernur Bank Indonesia mengeluarkan sepuluh langkah pemerintah
menghadapi krisis, yaitu:

 Menjaga kesinambungan neraca pembayaran dengan mewajibkan semua BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) menempatkan semua valuta asingnya di Bank dalam negeri dalam satu
kiringhouse.
 Menjaga kesinambungan neraca pembayaran dan mempercepat pembangunan infrastruktur dengan
kebijakan mempercepat pembangunan proyek-proyek yang sudah mendapat komitmen
pembiayaan baik bilateral maupun multilateral.
 Menjaga kestabilan likuiditas dan mencegah terjadinya perang harga. Menginstruksikan BUMN
untuk tidak melakukan pemindahan dana dari bank ke bank.
 Menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap SUN dengan melakukan stabilisasi pasar SUN. BUMN
dilarang melakukan pembelian SUN di pasar sekunder.
 Memanfaatkan hubungan bilateral swap arrangament dari Bank Jepang, Bank Cina, dan Bank Korea
apabila diperlukan.
 Menjaga kelangsungan ekspor dengan memberikan garansi terhadap resiko pembayaran bagi
pembeli.
 Menjaga sektor rill dengan mengurangi pungutan ekspor menjadi nol persen.
 Menjaga keseimbangan fiskal 2009.
 Mencegah impor ilegal.
 Meningkatkan pengawasan barang beredar.

4.

Pemerintah melalui Bank Indoensia mengambil alih kepemilikan Bank Century yang
kekurangan modal akibat krisis global guna memberi rasa aman pada nasabah.

5.

Pemberlakuan keharusan adanya tujuan yang jelas untuk pembelian valuta asing di atas 100.000
dollar AS per bulan guna mengurangi kegiatan spekulasi di pasar valuta asing.

6.

Para buruh tekstil di Surabaya sejumlah 7000 orang dirumahkan. Hal ini merupakan akibat dari
adanya krisis global yang mengakibatkan nilai rupiah berfluktuasi dan gagalnya ekspor

7.

Usaha tekstil di Bandung terpengaruh krisis global. Menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan
Indoensia, sebagian besar pabrik tekstil di Bandung kini telah merumahkan masing-masing
sekitar 30 sampai 100 orang buruh nya.

8.

600 Restoran asing kesulitan bahan baku. Hal ini diakibatkan krisis global dan ketatnya
pengawasan bahan pangan impor.

9.

Sekitar 1.400 buruh di Jawa Tengah (Semarang dan Solo) dirumahkan. Hal ini merupakan
akibat dari pembatalan ekspor.

10.

Adanya rencana pengajuan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap 12.600 pekerja di bidang
manufaktur kepada pemerintah.

11.

Bertambahnya utang luar negeri.

12.

Kesulitan mendanai pembangunan dari pasar ekuiditas dan kredit internasional.
Hal ini dikarena adanya krisis global sehingga perhatian dunia dialihkan pada usaha
penyelamatan ekonomi dunia dan mengabaikan negara berkembang seperti Indonesia.
Melihat keadaan yang ada saat ini di Indonesia, sebenarnya layaklah jika dikatakan derita
krisis global tak seharusnya menjadi derita Indonesia juga, dikarenakan fundamental ekonomi
Indonesia sebagai negara berkembang yang cukup baik. Pada Kompas edisi Kamis, 20
November 2008 mencatat bahwa Indonesia merupakan korban tidak bersalah di urutan nomor
satu dan meminta pada dunia untuk diprioritaskan.
Memang sudah sepantasnya permintaan itu diserukan Indonesia, karena seharusnya usaha
penyelamatan ekonomi dunia khususnya Amerika Serikat juga harus tetap memeperdulikan
perkembangan negara berkembang seperti Indonesia yang sebenarnya tak ikut ambil bagian
dalam penyebab terjadinya krisis global.

Saya cukup setuju dengan langkah yang diambil pemerintah ditengah krisis global ini kita
jangan lagi lari kepda Dana Moneter Internasional. Mengingat pengalaman buruk yang pernah
terukir dengan Dana Moneter Internasional sepuluh tahun lalu hingga kini dampak jeratan hutang
akibat kerja sama itu masih terasa.
Pemerintah telah mengambil langkah yang tepat dengan memperkuat hunbungan bilateral
dan multirateral. Sehingga melalui hubungan itu kita tetap bisa mendapatkan kucuran dana yang
sehat.
Sekarang tinggal keseriusan pemerintah saja dalam menjalankan semua kebijakan yang
telah disepakati bersama. Kejujuran dalam mengalokasikan dana juga sangat diperlukan, tidak
hanya demi mengatasi krisis global tapi juga demi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesi

BAB III
PENUTUP

1.

Kesimpulan
Kemacetan kredit hanyalah alasan kedua adanya krisis global. Krisis global yang terjadi
belakangan ini merupakan buah keteledoran sistem ekonomi Amerika Serikat yang terlalu
tergantung dengan mekanisme pasar dan berdampak pada negara-negara lain termasuk
Indonesia. Untuk itu diperlukan perubahan sistem ekonomi pada Amerika Serikat.

2.

Kritik
Sistem ekonomi yang digunakan Amerika Serikat dibawah kepemimpinan presiden George
Walter Bush terlalu bebas dan tergantung pada pasar sehingga pada saat pasar jatuh ekonomi
negara juga ikut jatuh. Di tengah krisis ekonomi yang sedang menjadi tren, seharusnya dunia
tidak boleh mengabaikan kelangsungan hidup negara-negara berkembang seperti Indonesia. Hal
itu tercermin dari besarnya dampak yang diterima oleh negara berkembang seperti Indonesia.
Padahal krisis itu diakibatkan oleh mandeknya ekonomi Amerika Serikat. Namun dampaknya

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara di dunia apalagi negara
berkembang seperti Indonesia.

3.

Saran
Kepada presiden terpiih Amerika Serikat sebaiknya mengganti sistem ekonomi yang ada dengan
sistem ekonomi Keynesian, seperti acuan partai Demokrat, yang lebih mementingkan
pengurangan pengangguran dan pengawasan pasar modal. 10 langkah yang dibuat oleh presiden,
menteri koordinator perekonomian dan gubernur Bank Indonesia sebaiknya dijalankan
semaksimal mungkin agar dampak krisis global dapat dikurangi dan membentuk perekonomian
yang kuat dan tidak terlalu tergantung dengan negara lain. Agar nantinya di lain hari jika terjadi
krisis global lagi kita sudah lebih siap.

DAFTAR PUSTAKA

Kompas edisi Kamis, 20 November 2008 (halaman 17)
Kompas edisi Jumat, 24 Oktober 2008 (halaman 1, 15)
blog. h3to_c@h0L!c. dampak global terhadap perekonomian indonesia
http://www.koraninternet.com/webv2/lihatartikel/lihat.php?pilih=lihat&id=9871

Krisis Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian
Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat dan
karuniaNya penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul ³ Krisis Global dan Dampaknya
terhadapmperekonomian Nasional

Masalah krisis global merupakan topik yang sedang hangat di perbincangkan pada saatini. Krisis
yang terjadi di Negara AS itu mempengaruhi perekonomian Global, perekonomian seluruh Negara di
dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Krisis tersebut memberikan banyak dampak terhadap roda
perekonomian kita. Segala sektor kehidupan pun ikut terkena dampaknya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini bisa menjadi lebih baik untuk
masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan kita mengenai krisis global sertadampaknya
terhadap perekonomian nasional

Jakarta, 23 November 2012

Penulis

Krisis Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian Nasional

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Amerika Serikat adalah Negara adikuasa yang sangat berpengaruh terhadap Negara-negara lain
didunia. Terlalu banyak persoalan-persoalan krusial yang melibatkan dan melintasi dimensi kemanusiaan.
Jutaan masyarakat miskin dipenjuru dunia seolah nasibnya digantungkan pada gonjang ganjing krisis
global, seperti harga bahan bakar minyak dan masalah ketahanan pangan. Hal ini pun menjadi ancaman
serius bagi Negara-negara di dunia, terutama Negara berkembang.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Negara-negara yang ada di bumi ini tengah menghadapi
suatu krisis keuangan secara global. Diakui ataupun tidak, krisis yang sedang dihadapi hampir semua
Negara yang ada ini merupakan imbas dari krisis financial yang terjadi di Negara adidaya, Amerika
Serikat. Krisis ekonomi yang terjadi di amerika serikat mengherankan banyak orang. Banyak yang
terkejut mengapa Negara sebesar Amerika Serikat bisa mengalamikrisis ekionomi atau moneter yang
merontokan pasar saham dan keuangan di Amerika Serikatdan bahkan di dunia.

Pada awal krisisnya hanya sebatas melanda Negara Amerika Serikat, Eropa, dan negara Negara
yang bergabung di Uni Eropa. Aliran gelombang krisis yang keras ternyata sampai dikawasan Asia. Para
investor yang menanamkan modalnya pada sektor non riil mulai menarik kembali dana-dana mereka yang
tertanam di lantai bursa. Penarikan dana dengan dominasi mata uang asing oleh investor di beberapa
Negara kawasan Asia tujuannya adalah menutupin kerugian keuangan yang tengah melanda Negaranegara investor tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dampak yang terjadi akibat dari krisis hebat yang dialami Amerika Serikat sangat terasa bagi
kita. Kebanyakan dari kita mengeluhkan apa yang tengah terjadi sekarang. Tidak hanya para pelaku
ekonomi saja yang merasakan, tetapi kita sebagai masyarakat dan juga sebagai consumer merasakan
dampaknya.

Bicara lebih lanjut mengenai para pelaku ekonomi, mereka adalah orang-orang yang jelas-jelas
terkena dampak dari krisis ini. Mereka harus berfikir keras bagaimana cara pandang mereka dalam
mencari celah untuk mendapatkan profit atau laba dari kegiatan ekonomi yangmereka lakukan, tanpa
mengakibatkan kerugian dalam usaha mereka itu sendiri.

BAB 2
PEMBAHASAN

Krisis keuangan yang tengah terjadi di Amerika Serikat sudah terlihat tanda-tandanya beberapa
waktu yang lalu, tetapi baru dianggap serius oleh pemerintah Indonesia sejak tanggal 8Oktober 2008 saat
ISHG di BEI turun tajam sampai 10.38% dan mengaruskan pemerintah menghentikan kegiatan di pasar
bursa modal beberapa hari.

Sebenarnya banyak akibat yang dirasakan oleh Indonesia dengan adanya krisis keuangan di
Amerika Serikat, baik akibat positif seperti turunnya harga minyak dunia yang menembus $61 per barel,
dan akibat negative seperti turunnya nilai rupiah, berkurangnya nilai export, turunnya investasi atau
terjadi flyingout, namun demikian akibat negative lebih banyak dirasakan bagi perokonomian Indonesia
terutama bagi sector riil yang mempunyai pangsa export, pemerintah harus sungguh-sungguh menangani
masalah ini karena pada akhirnya apabila tidak tertangani dengan benar akan mengakibatkan distabilitas
Negara atau sering orang bilang akan terjadi krisis seri kedua.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Negara-negara yang ada di bumi ini tengah menghadapi
suatu krisis keuangan secara global. Diakui ataupun tidak, krisis yang sedangdihadapi hampir semua
Negara yang ada ini merupakan imbas dari krisis financial yang terjadi di Negara adidaya, Amerika
Serikat. Krisis ekonomi yang terjadi di amerika serikat mengherankan banyak orang. Banyak yang
terkejut mengapa Negara sebesar Amerika Serikat bisa mengalamikrisis ekionomi atau moneter yang
merontokan pasar saham dan keuangan di Amerika Serikatdan bahkan di dunia.

Ada beberapa kasus yang dianggap sebagai penyebab terjadinya krisis saat ini, antara lain:

1. Penumpukan hutang nasional hingga mencapai 8.98 trilyun dollar AS sedangkanPDB hanya 13 trilyun
dollar AS2.

2. Terdapat program pengurangan pajak korporasi sebesar 1.35 trilyun dollar (akibatnya pandangan AS
berkurang).

3. Pembengkakan biaya perang Irak dan afganistan (hasilnya Irak tidak aman danOsama Bin laden tidak
tertangkap juga) setelah membiayai perang Korea danVietnam4.

4. CFTC ( Commodity Futures Trading Commision) sebuah lembaga pengawas keungan tidak mengawasi
ICE (Inter Continental Commision) sebuah badan yangmelakukan aktifitas perdangangan berjangka,
dimana ICE turut berperan mendongkrak harga minyak hingga USD 100/barel5.

5. Subprime Mortgage: kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Merryl Lynch,
Goldman Saschs, Mitsubishi UFJ6.

6. Keputusan suku bunga murah dapat mendorang spekulasi.

Aktor-aktor yang berperan dalam krisis financial di Amerika Serikat :
:
a. Kreditor perumahan murah

Banyak perusahaan di AS memiliki spesialisasi memberikan kredit perumahan bagi orang-orang yang
sebenarnya tidak layak di beri kredit subpime lenders. Para perusahaan tersebut berani memberikan kredit
karena kalau terjadi gagal bayar, perusahaan tinggal menyita dan menjual kembali rumah yang di
kreditkan. Untuk membiayai kredit ini, para perusahaan ini umumnya juga meminjam dari pihak lain
dengan jangka waktu yang pendek sekitar 1-2 tahun, padahal kredit yang membiayai merupakan kredit
perumahan jangka panjang sampai 20 tahun. Sehingga terjadi ketimpangan (mismatch) kredit.

Akibat gagal bayar terhadap kredit perumahan tersebut, membuat banyak perusaahan kredit
perumahan ini tidak mampu membayar kembali utangnya, yang ujungnya bangkrutnya beberapa

perusahaaan tersebut. Saham perusahaan lain yang tidak mengalami kebangkrutan juga ikut terimbas
sentiment negative dan membuat takut para investor - investor.

Selain pinjaman dari pihak ketiga, para perusahaan pembiayaan kredit rumah ini juga
menerbitkan semacam Efek Beragun Aset (EBA) yang dijual kepada perbangkan dan investor, baik
kepada institusi maupun kepada individu keberbagai Negara. EBA juga merupakan instrument untuk
membagi resiko. Namun yang terjadi justru sebaliknya, kekhawatarin terhadap kemungkinan gagal bayar
para debitor yang tidak layak tersebut justru berdampak pada investor secara global baik yang memiliki
EBA, maupun investor yang hanya terimbas sentiman negative.

b. Perusahaan pemeringkat

Perusahaan pemeringkat seperti Moody’s dan Standart and Poor’s diduga ikut mengambil bagian
dalam krisis subprime mortage ini. Perusahaan-perusahaan pemeringkat ini dinilai terlalu lamban
mengantisipasi gagal bayar utang kredit perumahan itu. Padahal tugas lembaga pemeringkat adalah
mengevaluasi obligasi atau instrument utang lainnya dan memberikan rating yang mencerminkan resiko
instrument utang tersebut.

c.

Investment banks (Bank Investasi)

Investment Banks seperti Goldmas sachs, Bear Stearns juga ikut terlibat dalam terjadikrisis
subprime mortagage ini. Karena mereka memiliki spesialisasi mengembangkan instrument investasi
seperti EBA yang dijual ke perbangkan dan institusi keuangan. Investment Banks ini juga terkena imbas
dan merugi di beberapa dana investasinya yang terkait dengan utang beresiko tinggi. Sementara Bank
sentral dan private equity fund dicatat sebagai pihak yang paling besar terimbas dari dampak krisis ini.
Private equity fund adalah manajer investasi yang merancang pembelian dan penjualan perusahaan.
Mereka umumnya meminjam uang dengan bunga rendah yang digunakan untuk membeli saham di bursa.
Saham yang dibeli umumnya di jaga performance agar menarik minat investor lain untuk membeli.
Saham tersebut akan dijual setelah harganya tinggi dalam waktu yang tidak lama.
Sedangkan bank sentral dunia seperti Bank of England (BOE), US Federal Reserve (TheFed) dan
Eropean Central Bank (ECB) sebagai pihak yang merancang tingkat suku bunga demimengontrol inflasi
dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Kebijakan tingkat bunga rendah itulahyang memicu pasar untuk
melakukan investasi besar di perumahan. Namun kini bank sentralharus menggelontarkan banyak dana ke
pasar untuk menyuplai kebutuhan dana kas yang besar.

Dampak krisis Amerika Serikat pada Negara-negara di dunia:

Pemilik surat utang Subrime Mortage bukan hanya perbankan di Amerika Serikat, tetapi juga
perbangkan di Australia, Cina, India dan Negara-negara lainnya. Dampaknya, harga saham perbangkan di
seluruh dunia jatuh. Hal ini pun menyalut kekhawatiran para pelaku pasar, karena bermasalahnya bank
akan berdampak pada melemahnya kegiatan perekonomian.

Peraturan Bank Indonesia tidak memungkinkan perbankan membeli surat utang berperingkat
rendah, sehingga perbankan Indonesia tidak memiliki surat utang subprimeMortage. Akan tetapi. Karena
harga saham perbankan dinegara tetengga jatuh, investor asing juga menjual saham perbankan dan non
perbankan di Indonesia. Investor local akhirnya jugaikut melakukan aksi jual. Apalagi harga saham dan
obligasi di Indonesia sudah naik banyak,maka investorpun melakukan aksi ambil untung. Inilah yang
menyebabkan harga saham turun,imbas hasil obligasi naik dan kurs rupiah melemah, bahkan minat
terhadap penawaran sahamBNI juga sempat terganggu.

Sterilnya perbankan dan korporasi Indonesia dari kepemelikan subprime mortgagemenyebabkan
dampak krisis pada pasar keuangan domestic berupa pelepasan surat berhargadomestic terutama SUN dan
SBI oleh investor asing. Pada bulan Juli dan Agustus 2007 terjadi penurunan kepemilikan asing pada
SUN dan SBI yang cukup signifikan.investor asingdiperkirakan equity friendly dan cenderung
mengalihkan penanaman dari SUN pada equity ataurisk free treasury bill. Hal ini terkait dengan tingginya
suplai risk SUN atas potensi penurunanSUN rupiah (neraca pembayaran Indonesia 2007).

Pada bulan Agustus 2007, harga-harga saham di BEJ mengalami koreksi, akibat
masih berlanjutnya tekanan di bursa Wall Street dan regional, mengakibatkan IHSG turun 89,112
poinatau 4,11% pada satu jam pertama perdagangan tanggal 15 agustus 2007.

Turunnya IHSG memicu melemahnya nilai tukar rupiah saat itu, dari Rp 9.000,- menjadiRp
9.400. Dow Jones Average juga kehilangan 207,61 poin atau turun 1,57%. Masih dalam priode waktu
yang sama, indeks Nikkei mengalami kemerosotan 267,22 poin. Penurunan dratisini dapat dilihat dalam
grafik perkembangan pasar modal di Asia Pasifik dan pasar modal diBarat dan Jepang.

Koreksi besar-besaran yang terjadi akibat krisis subprime mortgage ini juga merambat kesektorsektor lainnya. Kepanikan antara bulan Februari-Maret 2007 dan semua bidang -6%, dan pada bulan JuniJuli 2007 saham-saham mortgage turun lagi hingga -41% dan saham-saham keuangan -18%.Dampak
subprime mortgage Amerika Serikat di Indonesia memang besar juga dampaknya terhadap Negara-negara
lainnya, karena adannya peraturan BI yang tidak memungkinkan perbangkan membeli surat utang
berperingkat rendah, namun sebenarnya dampak krisis financial ini masih tersisa di dunia.

Pada 3 Maret 2008, tempointeraktif.com menyebutkan bahwa pasar saham Asia jatuhsetelah UBS
AG memprediksikan bahwa perusahaan keuangan global kemungkinan akankehilangan sekitar US$ 600
miliar karena kridit macet hipotek perumahan subprime mortgage diAmerika Serikat. Westpac Banking

Corp merugi 3,3 persen sedangkan Macquarie Group Ltd.Kembali tergelincir di hari ketiga. Pemasukan
uang dalam perdagangan Amerika menurun 4,7 persen dari penutupan saham di Tokyo 29 Februari 2008,
dimana Sony Corp rugi 3.6%, setelahYen menguat terhadap dollar, sehingga mengurangi pendapatan di
luar negri. Index Australiaanjlok hingga 2.9% menjadi 5,410.90 pada pukul 10.12 di Sydney. Index New
Zealand¶s NZX50, yang menjadi patokan Asia untuk memulai perdagangan, turun 1,1% menjadi
3,542.16 diWellington

Dampak krisis Amerika Serikat terhadap Ekonomi Indonesia

Ada beberapa hal yang bias di baca sebagai dampak atas krisis global ini terhadap perekonomian
di Indonesia. Berikut ini dampak resesi global ini terhadap perekonomian Indonesia:



Melemahnya nilai tukar .nilai tukar rupuiah pada tanggal 10 oktober sempat menembusRp 9.860 per
USD. Di pasar antar Bank, rupiah bahkan sempat menembus Rp 10.000 per USD.



Investor dunia panic parah. Akibatnya bursa saham Indonesia turun sebanyak 41%(sebelum kegiatannya
dihentikan untuk sementara mulai Rabu, 8 Oktober 2008). Hargasaham bener-bener turun drastic.



Krisis perbankan global bisa mempengaruhi sector riil ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Karena
sector perbankan AS sedang terpuruk, kekurangan modal, dan engganmeminjamkan dollarnya, termasuk
ke bank-bank Internasional di Eropa dan \Asia.Akibatnya, perbankan internasional kekurangan dollar
untuk member pinjaman kepada pengusaha dunia, yang membutuhkan dollar untuk investasinya (untuk
impor mesin, bahan baku, dan sebagainya) termasuk di Indonesia.



Dampak resesi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negative, tetapi karena NET ekspor
(ekspor dikurang impor) hanya mengerekkan 8% dari produk domestic bruto (PDB) Indonesia, maka
dampaknya relative kecil dibandingkandengannegara tetangga yang bergantunggan ekspornya ke AS
besar, misalnya Hongkong,Singapura, dan Malaysia. Pada Negara berjumlah penduduk banyak seperti
Indonesia belanja masyarakatnya merupakan motor penggerak ekonomi yang kuat, untuk
ekonomiIndonesia, dampak negative kenaikkan harga bahan bakar minyak sebesar 125% pada2005 jelas
lebih besar dari pada dampak resesi ekonomi AS



Krisis financial global dan lumpuhnya system perbankan global yang yang berlarut akan berdampak
sangat negative terhadap Indonesia, karna pembiayaan kegiatan investasi di penyerapan tenaga kerja
melambat dan akibatnya daya beli masyarakat turun, yangakhirnya akan menurunkan pertumbuhan
ekonomi. Dalam situasi seperti ini tentunyayang biasa dilakukan adalah efisiesi. Bisa jadi itu dilakukan
dengan melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK. Itu sudah menjadi konsekwensi kalo daya
saing produk kita terus berkurang sementara biaya produksi meningkat.

Dampak secara global

Krisis global di AS kali ini menimbulkan dampak luar biasa secara global. Hal ini bisa dilihat dari
kepanikan investor dunia dalam usaha mereka menyelamatkan uang mereka di pasar saham. Mereka
beramai-ramai menjual saham sehingga bursa saham terjun bebas. Sejak awal2008, bursa saham Cina
anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41% (sebelum semua kegiatandihentikan sementara) dan zona eropa
37%. Sementara pasar surat utang terpuruk, mata uang Negara berkembang melemah dan harga
komoditas anjlok, apalagi para speculator komoditasminyak menilai bahwa resesi ekonomi akan
mengurangi konsumsi energy dunia.

Krisis pasar modal (saham dan surat utang) global pada dasarnya hanya mempengaruhiinvestor
pasar modal. Tetapi krisis perbankan global bisa mempengaruhi sector riil ekonomi dunia, termasuk
Indonesia. Inti cerita yang terjadi adalah sector perbankan AS sedang terpuruk,kekurangan modal, dan
enggan meminjamkan dollarnya, termasuk ke bank-bank internasional dieropa dan Asia. Akibatnya,
perbankan internasional kekurangan dolar untuk member pinjamanke para pengusaha dunia yang
membutuhkan dollar untuk investasi (untuk impor mesin, bahan baku dan sebahagiannya) termasuk di
Indonesia.

Dampak Di Indonesia

Dampak resensi ekonomi AS dan Eropa terhadap Indonesia tentunya negative, tetapikarna NET
ekspor hanya mengerakan sekitar 8% dari produk domestic brouto (PDB) Indonesia,maka dampaknya
relative kecil dibandingkan dengan Negara tetangga yang ketergantunganekspornya ke AS besar misalnya
hongkong,Singapura dan Malaysia.

1. Melemahnya nilai tukar rupiah

Akibat krisis moneter di AS, nilai tukar rupiah melemah dan sempat menembus Rp 9.860 per
USD. Di pasar antar bank. Melemahnya rupiah yang terjadi saat ini masih sejalan dengan beberapa mata
uang lainnya. Berbeda dengan krisis 1997, BI kini juga mengetahui pencatatan valas perbankan bank. BI
juga tetap waspada dan terus menjaga agar tidak terjadi pergerakan gejolak yang terlalu besar.BI sebagai
bank sentral meminta pasar tidak panic menghadapi situasi saat iniTurbelensi di pasar financial saat ini
terjadi di seluruh dunia. Bank sentral akn terusmemantau perkembangan ekonomi global, dan berusaha
agar dampaknya bisa seminimal mungkin.

2. Jatuhnya bursa saham

Dampak lain yang terjadi akibat krisis moneter di AS adalah jatuhnya bursa saham yangterjadi
dalam pertengahan Oktober 2008. Meskipun para ahli ekonomi menilai kecilkemungkinan krisis ini
menjelma menjadi krisis ekonomi berupa ambruknya perbankan dansektor riil. Namun untuk
meningkatkan kepercayaan pelaku pasar, pemerintah sebaiknya focusmenjaga daya beli masyarakat

Para ahli menilai tingkat krisis yang dihadapi Indonesia sangat berbeda dengan AS,Eropa, dan
Negara maju lainnya. Di AS, krisis telah masuk ke semua sektor, mulai dari pasar modal, perbankan dan
sektor riil Namun di Indonesia krisis hanya terjadi di pasar modal, krisis yang terjadi di pasar
modaldinilai tidak mudah bertransmisi ke sektor lain mengingat kontribusi pasar modal dalam
systemkeungan Indonesia sangat kecil.

3. Bidang Ketenagakerjaan

Krisis ekonomi AS sangat berdampak terhadap masyarakat khususnya tenaga kerja.Departemen
ketenagakerjaan AS, baru saja mengumumkan jumlah pengangurfan mencapai 6.1% jauh lebih tinggi dari
prediksi yang diakibatkan oleh krisis. Jumlah ini meningkat menyusul pemutusan hubungan kerja (PHK)
ribuan tenaga kerja akibat krisis ekonomi. Perubahan tingkat strategi kebijakan DPR AS terhadap paket
kebijakan penyelamatan ekonomi atau RUU Bailoutdengan dana sebesar US$ 700 miliar ternyata belum
mendongkrak kepercayaan pasar.

4. Menurunnya daya beli masyarakat

Krisis ekonomi AS dan global berdampak pada ekonomi Indonesia, karena masih
banyak kebutuhan dalam negri Indonesia yang masih mengandalkanimport dari Negara lain.
Berdampak ke kost ( karena terjadi selisih nilai tukar mata uang ) harga menjadi mahal, sehingga
inflansitinggi, daya beli masyarakat menurun. Buntutnya makin banyak rakyat miskin dan
pengangura.Penganguran dan kemiskinan tidak perlu mengkambing hitamkan krisis ekonomi global
(walause betulnya berpengaruh juga), tapi seharusnya kita menyadari dan mengakui bahwa fundamental
ekonomi di Indonesia memang lemah.

Kita terlalu terpaku untuk mengampungkan sesuatu dengan sedikit-sedikit melakukanimport
tanpa berusaha untuk mengembangkan dan memperkuat perekonomian Indonesia,ketahanan pangan pun
lemah. Memang dalam jangka pendek dan hitung-hitungan dagang mungkin menguntungkan. Tetapi
begitu terjadi krisis, dampaknya lagsung terasa, makanya jangan heran Indonesia menjadi sasaran produk
murah dari luar negri yang kasusnya bermacam-macam seperti susu yang mengandung melamin.

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Pada awalnya krisis hanya sebatas melanda Negara Amerika Serikat, Eropa, dan Negara-negara
yang bergabung di Uni Eropa. Namun , aliran gelombang krisis yang keras ternyata sampai dikawasan
Asia. Para investor yang menanamkan modalnya pada sektor non riil mulai menarik kembali dana-dana
mereka yang tertanam dilantai bursa. Penarikan dana dengan dominasi mata uang asing oleh investor di
berbagai kawasan Asia tujuannya adalah menutupi kerugian keuangan yang tengah melanda Negaranegara investor tersebut.

Kebijakan penarikan dana semakin agresif seiring dengan keringnya liquiditas Negara-negara
investor. Perilaku ini bisa kita cermati dengan meroketnya bunga pasar uang antar bank. Sebelumnya
munculnya krisis keuangan global yang dipicu ambruknnya beberapa lembaga keuangan di besar AS,
pertemuan mentri keuangan Asia Eropa di korea Selatan pada Juni 2008 hanya membahas pelajaran yang
dapat diambil Asia dari integrasi system keuangan di benua Eropa serta pendekatan pasar yang
dimungkinkan dari kesepakatan mengatasi perubahan iklimKrisis financial global yang dampaknya kini
dirasakan oleh hampir seluruh Negara-negara didunia ini adalah salah satu dampak dari tantanan ekonomi
global yang saling berkaitan tersebut.

SARAN



Selain menyediakan cash untuk keperluan kita dan keluarga, mulailah membeli dan pakailah produkproduk dalam negri. Sekarang semua Negara membutuhkan cash, istilahnya tidak ada yang membeli
dagangan mereka, semua Negara maunya jualan produk mereka supaya dapat cash. Untuk apa kita
memberikan rakyat, tapi Negara lainyang mendapatkan pendapatannya. Jadi, pakailah semua produk
dalam negri, mulai kita mulai dari diri kita sendiri.



Produk impor yang menggiurkan sudah banyak masuk ke wilayah Indonesia. Itu sebabnya dagangan dari
Negara lain yang tidak laku di USA karena USA dan Negara-negara kaya dan maju sudah bangkrut
sehingga minatpun menjadi berkurang. Harga barang-barang itu murah, tapi sekali lagi..untuk apa kita
memberi makan Negara lain sementara Negara-negara itu tidak mempunyai kapasitas lagi member kita
makan. Ini bukan kondisi normal lagi ketika perdagangan antar Negara terjadi karena saling
membutuhkan.



Bagi yang punya rekasa dana saham, jika nilai investasi kalian sudah di bawah 50%, biarkan saja, jangan
dijual, karna kalo dijual maka uang tersebut benar-benar akan tinggal sedikit. Biarkan saja, karna nanti
akan kembali lagi pada kondisi normal. Tapi kali ini memang lama, minimal 2 tahun bahkan lebih, sekali
lagi, ini krisis yang sangat besar,terbesar sepanjang dunia modern.

Daftar Pustaka

Mu’arif, Samsul, dkk. 2008.Obama’s miracle ( kemenangan Dari Jakarta ). Jakarta: Grafindo
Khazanah Ilmu.

http://www.riau.co.id/index.php?module=articles&func=dispaly=1&aid=7936

http://doniriadi.blogspot.com/2008/10/krisis-ekonomi-global-dan-solusi.html

http://www.suaraindonesianews.com/2008/10/10-jurus-sby-menghadapi-krisis-keuangan.html

http://www.yauhui.net/10-jurus-sby-menghadapi-krisis-global-keuangan-dunia

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1160595
http://www.suarapembaca.detik.com/read/2008/10/29/094311/471/pengaruh-krisis-global-ke-sektor-rii

Krisis Global dan Dampaknya Terhadap
Indonesia
Bimbi Yusmito2/26/2015Makalah

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Krisis ekonomi global diawali pada 15 September 2008 yang menjadi catatan kelam
merupakan