PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

(1)

SKRIPSI

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-I)

Oleh : Azzam 201010360311004

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Azzam

NIM : 201010360311004

Jurusan : Hubungan Internasional

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP

KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional

Dan dinyatakan LULUS Padahari : Sabtu Tanggal : 1 November 2014

Tempat : RuangsidangFisip

Mengesahkan, Dekan FISIP-UMM

Dr. AsepNurjaman, M.Si

DewanPenguji:

1.Hafid Adim Pradana, M.A ( )

2. Peggy Puspa Haffsari, M.Sc ( )

3.Gonda Yumitro, M.A ( )


(3)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang hanya dengan ridho dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan judul Pengaruh Global War On Terrorism terhadap

kebijakan Indonesia dalam memberantas terorisme dengan lancar.

Dalam Penyusunan Penelitian ini tentunya tidak akan lepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang tidak dengan sengaja atau kesadaran. Oleh karenanya dalam perbaikan dan penyempurnaan kedepan, alangkah baiknya saran dan kritik yang membangun dari pihak-pihak yang tertarik terhadap hal ini sangat peneliti nantikan.

Dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini bisa peneliti selesaikan tepat pada waktunya.

1. Allah S.W.T karena atas perlindungan dan kasih sayang-Nya sehingga

peneliti dapat menyelesaikan penelitiian ini dengan lancar

2. Kedua Orang tua peneliti yaitu, Yusuf Said Wachdin dan Azizah Baya’sud

karena atas segala do’a, motivasi dan kasih sayang mereka sehingga

peneliti bisa menyeleseaikan studi atas biaya yang telah mereka upayakan.

3. Nur Basalamah, Heliyah Said, Memet Said, Suraini Said, Suhel Said,


(4)

slalu ada bagi peneliti terutama dalam memberikan kucuran dana segar bagi peneliti.

4. Iklima, Rachel, Sarah terima kasih untuk doanya dan jangan lupa selalu

belajar, baik dari kuliah dan kehidupan. Jangan lupa untuk selalu bersyukur atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta jadilah orang yang berguna bagi keluarga.

5. Izzat Zakia Ridwan selaku seseorang yang spesial bagi penulis yang selalu

menemani dan memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan penelitian ini

6. Abdurrahman Ali selaku komedian dan pemberi asupan gizi bagi

anak-anak kecil sekaligus sahabat karib penulis yang selalu membuat peneliti tertawa disaat peneliti mengalami kejenuhan

7. Gonda Yumitro, M.A, selaku Ketua Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Malang. Sekaligus Dosen Pembimbing pertama yang banyak memberikan masukan dan kritikan terhadap peneliti terkait penelitian ini.

8. M. Syaprin Zahidi, M.A selaku Dosen Pembimbing kedua yang

mengajarkan banyak hal kepada peneliti tentang penulisan penelitian ini, serta support kepada peneliti untuk segera menselesaikan skripsi ini.

9. Hafid Adim Pradana, M.A dan Peggy Puspa Haffsari, M.Sc selaku Dosen

Penguji yang telah memberi kritik dan saran pada peneliti .

10.Dyah Estu Kurniawati, M.Si, Ruli Inayah Ramadhoan, M.Sc, Havid


(5)

membantu pada peneliti dalam memberi masukan-masukan terkait penelitian ini terutama pada kajian teori

11.Teman-teman peneliti di jurusan Ilmu Hubungan Internasional angkatan

2010. Fafa, Mimi, Maya, Syarif serta Untuk teman-teman kontrakan di Perum MSI B 17, Muslim, Asep, Delfian, Rifky, Ndut, Noe, Faisal agar

slalu semangat mengerjakan skripsi 

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan seluruh pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Akhirnya, peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya khususnya bagi mahasiswa ilmu hubungan internasional dan kalangan yang tertarik dengan kajian Ilmu Hubungan Internasional, khususnya yang berkaitan dengan masalah terorisme.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb

Malang, 15 November 2014


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Abstraksi

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Rumusan Masalah ...3

1.3. Tujuan Penelitian ...4

1.4. Manfaat Penelitian ...4

1.4.1. Manfaat Teoritis ...4

1.4.2. Manfaat Praktis ...4

1.5. Penelitian Terdahulu ...5

1.6. Landasan Konsep...12

1.6.1. Terorisme ...12

1.6.2. Global War On Terrorism ...14

1.6.3. Norms as Policy Influences ...16

1.7. Metodologi Penelitian ...21

1.7.1. Tekhnik Pengumpulan Data ...21

1.7.2. Analisis Data...21

1.8. Ruang Lingkup Penelitian ...22

1.8.1. Batas Materi ...22

1.8.2. Batas Waktu ...22

1.9. Argumen Dasar...22

1.10. Sistematika Penulisan ...23

BAB II Global War On Terrorism 2.1. Peristiwa Serangan 11 September 2001...25

2.2. Global War On Terrorism dan Pre-Emptive Strike ...28


(7)

2.4. Respon Terhadap Global War On Terrorism ...36

2.5 Implementasi Global War On Terrorism...42

BAB III PROSES INTERNALISASI GLOBAL WAR ON TERRORISM DI INDONESIA 3.1. Proses Internalisasi Global War On Terrorism di Indonesia ...49

3.1.1. Dilema Indonesia dalam menerima norma Global War On Terrorism...55

3.2. Langkah-langkah dalam internalisasi Norma Global war on Terrorism ...59

3.3. Peristiwa Bom Bali di tengah internalisasi Norma Global War on Terrorism……….....62

3.3.1. Dampak Peristiwa Bom Bali Bagi Indonesia ...64

BAB IV

IMPLEMENTASI

GLOBAL WAR ON TERRORISM

OLEH INDONESIA

4.1.Kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. ...68

4.1.1 Undang-Undang Anti-Teror ...71

4.1.2 Desk Koordinasi Pemberantasan Terrorisme (DKPT) ...73

4.1.3 Pasukan khusus Anti-terror ...75

4.1.4 Meningkatkan kinerja Intelijen ...77

4.2. Kebijakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ....79

4.2.1 Menetapkan Undang-Undang dan Meratifikasi Konvensi internasional mengenai pemberantasan terorisme…………80

4.2.2. Memperluas Kerjasama Regional dan Internasional dalam pemberantasan terorisme ……….…84

4.2.3. Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.87 4.3. Analisa Implementasi………..89


(8)

4.3.1. Analaisa Kebijakan pada masa Pemerintahan Megawati….89

4.3.1.1 Analisa Undang0undang anti terror………...91

4.3.1.2 Analisa Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme

dan Pasukan anti-teror………91

4.3.1.3 Analisa peningkatan kinerja Intelijen……….92

4.3.2 Analisa Kebijakan pada masa Pemerintahan Susilo Bambang

Yudhoyono………93

4.3.2.1 Analisa dalam Menetapkan Undang-Undang dan meratifikasi konvensi tentang pemberantasan

terorisme………... 94

4.3.2.2 Analisa kebijakan Pemerintahan SBY Memperluas

Kerjasama Regional dan Internasional dalam

pemberantasan terorisme………...94

4.3.2.3 Analisa mengenai pembentukan Badan Nasional

Pemberantasan Terorisme (BNPT)………...95

.

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ...96 5.2. Saran ...99


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Resolution 1373

2. Indonesia report of Resolution 1373

3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no 1 tahun 2002 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no 2 tahun 2002 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003

6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2003 7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013


(10)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Banyu.P, DR.Anak.A & Yani ,DR Yanyan.M. 2006. pengantar Ilmu Hubungan

Internasiona.,Bandung. Rosda

Basya, Hilaly.M & Alka, David.K. 2004. Amerika perangi teroris bukan Islam,

Jakarta. CMM

Brindell F, Dennis. 2010. Turning point in U.S history : September 11, 2001.

New York. Marshal Cavendish Benchmark.

Carlisle Ph.D, Rodney P. 2007. One Day In History : September 11, 2001. New

York. HarperCollin’s e-books.

Chossudovsky,Michael. 2005. America’s “War On Terrorism”,Canada, Global

Research

Collins, Joseph J. .2011. Understanding war in Afghanistan. washinghton D.C.

NDU Press

Dibb, Paul. 2002. the future of international coalition: how useful/ how

mangeable?. New York. CSIS&MIT.

Fawn, Rick & Buckle, Marry. 2003. Global responses to terrorism : 9/11 the war

in afghanisthan and beyond. New York.Rouletdge

Goldstein, Joshua.S &. Pevehouse,Jon.C 2014, International Relation ten edition

2013-2014 Update.U.S.A.Pearson

Hakim, Luqman, 2004. Terorisme di Indonesia. forum studi islam. Surakarta,

Forum studi Islam

Kahfi, Syahdatul. 2006. Terorisme Di tengah Arus Global Demokrasi . Jakarta.Spectrum

Lowther, Adam B. 2007. American and asymmetric conflict Lebanon,Somalia and

Afghanisthan. London. PSI

Marsh, Carole. 2011. The Day That was Different : September 11, 2001.

Peachtree City. Gllopade International

Morghentau, Hans J. 2010. politk antar Bangsa. Jakarta.Y.O.I

Schmidt, Donald E. 2005. The folly war; American foreign policy 18982005.New

York. Algora publishing.

Rushman, J.D, Paul. 2005. Point-counterpoint the War on terror,., New York.

Chelse House.

Sulistyo, Dr Hermawan. 2002. Bom Bali”buku putih tidak resmi investigasi

Terror Bom Bali. ,Jakarta. Pensil-324

Waluyo, Sapto.2009. KONTRA-TERORISME: Dilemma Indonesia di era transisi.Jakarta. NF Media Center

Wendt, Alexander. 1999. Social Theory of international Politics. new York.

Cambridge University Press

SKRIPSI

Andriansyah,Agus. 2013. Aktor yang mempengaruhi kebijakan standard ganda

Amerika serikat dalam Global War on Terrorism di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush. Malang. skripsi tidak diterbitkan.


(11)

1

Sukarno, Budi, 2009, Kebijakan larangan bepergian ( Travel warning) Australia terhadap Indonesia pasca Bom Bali 2002. Skripsi tidak diterbitkan

Suko,Danag W, 2010, Pengaruh 11 september 2001 terhadap kebijakan luar

negeri Amerika Serikat ke Indonesia dalam War on terrorism. Malang. Skripsi tidak di terbitkan

JURNAL

Abuza, Zachary. Terorism :the war on terrorism in Southeast Asia ,The National

Beauru of asian Research , strategic Asia 2003-2004, U.S.A

Bassil, Youssef . 2012. The 2003 Iraq war: operation, causes and consequenes ,

dalam jurnal IOSR Journal Of Humanities And Social Science (JHSS) ISSN: 2279-0837, ISBN: 2279- 0845. Volume 4, Issue 5 (Nov. - Dec. 2012), PP 29-47,www.Iosrjournals.Org

Ghul khan, Dr. Imtiyaz . 2012. Afghanistan: U.S policy and post 9/11 Afghan war

scenario, Center of central Asian studies, university of Kashmir, India dalam International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 4, April 2012

Martha Finnemore , Martha & Sikkink, Kathryn. 2005, International Norm

Dynamics and Political change (International Organization, Volume 52, Issue 04, Autumn 1998, pp 887-917). New York. Cambridge University Press

M.Muttaqien. Indonesia’s Responses to the “War on Terror”: Several

Controversial Issues in the Transition to Democracy, Indonesian

Journal of Social SciencesVolume 4, nomer

1,http://journal.unair.ac.id/filerPDF/2012Muttaqien_Article%20edit%20de ssy%20mda.pdf

ONHCR.. 2008. Human Rights,Terrorism and Counter-Terrorism, United

Nations-Geneva, Fact Sheet No.32.

Realuyo,Celina and stapleton, Scott. 2004. Response to Bali: an International

Sucsses Story, (e-jurnal USAceconomic perspectives U.S Departement of States/September 2004/volume 9/number3),Washinghton D.C

Waluyo, Sapto. 2007. Indonesia’s Predicament on counterterrorism policy in the

era of democratic transition, UNISCI discussion paper no.15, hal. 112

INTERNET

56 general Assembly plenary 1st meeting opening its fifthy-sixth session,general

assembly condemns heinous acts of terrorism preparated in host city and

Washington, http://www.un.org/News/Press/docs/2001/ga9903.doc.htm

2002 Bali Terrorist BomBing,

http://www.multiculturalaustralia.edu.au/doc/balibombing_wikipedia.pdf

Amirullah, Densus 88 dilatih FBI dan CIA

Dilatih-CIA-dan-FBI


(12)

2 Asean declaration on join action to counter terrorisme

http://www.asean.org/news/item/2001-asean-declaration-on-joint-action-to-counter- terrorism

A.S minta Indonesia mendukung memburu

terorishttp://news.liputan6.com/read/20311/as- meminta-indonesia-mendukung-memburu-teroris

Bali Post, Wisman Ke Bali Turun 59,60 Persen *2,4 milyar dollar A.S hilang

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/1/3/pariwisata.html

Breckon, lyal U.S Shoutheast Asia relations : Solid in support of the U.S..So far,

http://csis.org/files/media/csis/pubs/0103qus_seasia.pdf

David L. Phillips, 2002, Indonesia: the next stage in the war on terror, http://www.nytimes.com/2002/03/23/opinion/23iht-edphilip_ed3__0.html

General Assembly, condemnation of terrorist attack in the states of America,

http://www.un.org/documents/ga/docs/56/agresolution.htm,

George W.Bush , Transcript of President Bush’s Adress to a join Sesion of

Congress on Thursday night, September20,2001, http://edition.cnn.com/2001/US/09/20/gen.bush.transcript/

George W.Bush, President Bush Delivers Graduation Speech at WestPoint,

http://georgewbushwhitehouse.archives.gov/news/releases/2002/06/print/2 0020601-3.html

Hasan, Rofiqi, “Amrozi: Jadi Apa Bali 15 Tahun Lagi, Kalau Tidak Saya

Bom” http://tempo.co.id/hg/nasional/2003/06/12/brk,20030612-22,id.html

http://members.pcug.org.au/~wildwood/01septapol.htm http://kbbi.web.id/internalisasi

http://www.bnpt.go.id/sejarah.php

http://www.setneg.go.id/components/com_perundangan/docviewer.php?id=1548 &filename=PP_Pengganti_UU_No_1_th_2002.pdf

http://www.tempo.co/read/news/2013/03/08/063465820/Begini-Detasemen-Khusus-88-Antiteror-Dibentuk

http://www.un.org/en/strengtheningtheun/

Iags, how much did September 11 terrorist attack cost

America?http://www.iags.org/costof911.html

Imam samudera pelaku pengeboman Kedubes Filipina, dalam http://www.suaramerdeka.com/harian/0303/12/nas15.htm

Kimura, Ehito. Indonesia and Islam before and after 9/11,

http://www.peaceworkmagazine.org/pwork/0112/011216.htm

liputan 6 SCTV, hasil kunjungan presiden disambut optimis,

http://news.liputan6.com/read/21000/hasil-kunjungan-presiden-disambut-optimisme

McDonald,Hamish. fighting terrorism with smart weaponery,

http://www.smh.com.au/news/world/fighting-terrorism-with-smart-weaponry/2008/05/30/1211654312137.

Mokken,J & Stokmann,F.N Power and Influence as political phenomena,


(13)

3

Munarman S.H proyek densus 88 dibiayai oleh Amerika dan dana Narkoba

http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2011/10/10/16313/proyek-densus-dibiayai-amerika-dan-dana-narkoba/#sthash.NhqbWeNG.dpbs National Strategy for Combating terrorism,

https://www.cia.gov/news-information/cia-the-war-on-terrorism/counter_terrorism_strategy.pdf Peledakan-Bom-BEJ- Terancam-Hukuman-Mati

Limongan, Andreas. Motif dibalik peledakan bom dalam

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2001/07/15/0020.html

Security Council resolution 1438 (2002) on threats to international peace and

security caused by terrorist acts

http://www.refworld.org/docid/3dda0f0f4.html

SBM, Bom di Bali dan scenario ekonomi makro

http://www.suaramerdeka.com/harian/0210/19/kha1.htm

Simon,W.Sheldon. U.S. - Southeast Asia Relations: Mixed Reactions in Southeast

Asia to the U.S. War on

Terrorism.http://csis.org/files/media/csis/pubs/0104qus_seasia.pdf

Simon,W.Sheldon, U.S. - Southeast Asia Relations: Mixed Reactions in Southeast

Asia to the U.S. War on Terrorism,

http://csis.org/files/media/csis/pubs/0104qus_seasia.pdf

Slavin, Barbara. NATO vows military support,

http://usatoday30.usatoday.com/news/world/2001/09/12/retaliate-usat.htm Soeprana, Intan.I,(staf pengajar Hukum Internasional fakultas Hukum Universitas

Airlangga) , “Global War On terror”oleh Amerika Serikat dalam

perspektif hukum Internasional diakses di

http//www.portalgaruda.org/download_article.php?article=18646&val=11 556

Sugiharto, Jopie. terdakwa peledakan Bom BEJ terancam hukuman mati http://www.tempo.co/read/news/2001/04/09/05527805/Terdakwa-

United Nation, SECURITY COUNCIL UNANIMOUSLY ADOPTS

WIDE-RANGING ANTI-TERRORISM RESOLUTION:CALLS FOR SUPPRESSING FINANCING, IMPROVING INTERNATIONAL COOPERATIONResolution 1373 (2001) Also Creates Committee to

Monitor Implementation ,

http://www.un.org/News/Press/docs/2001/sc7158.doc.htm

Widodo, Makmur. Report to the Counter-Terrorism Committee of the Security

Council pursuant to paragraph 6 of Security Council resolution 1373 (2001) http://www.refworld.org/pdfid/46d5711cd.pdf

Winarso,Chakra P Hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia sebelum dan

sesudah embargo senjata, dikaji dalam bidang militer, dalam

http://atdikbud-

usa.org/2013/10/hubungan-amerika-serikat-dengan-indonesia-sebulum-dan-sesudah-

embargo-senjata-dikaji-dalam-didang-militer/


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada tanggal 11 september 2001 Amerika Serikat di serang oleh sekelompok teroris. Presiden Amerika Serikat saat itu George W.Bush mengidentifikasi bahwa, dalang di balik penyerangan tersebut adalah jaringan Al-Qaedah yang dipimpin oleh Osamah bin laden. Dalam penyerangan tersebut teroris meluluhlantakkan menara kembar WTC di New York dan pentagon di

Washingthon D.C.1

Kejadian memilukan yang di alami Amerika Serikat pada serangan teroris 11 September 2001, menimbulkan perubahan besar dalam kerangka berpikir tentang keamanan dan ancaman nasional bagi seluruh negara di dunia khususnya bagi Amerika Serikat dan sekutunya yang mana Islam radikal disebut sebagai pelaku utama dan dikenal sebagai teroris baru yang kemudian di jadikan target

operasi.2

Setelah serangan 11 September 2001 George W. Bush presiden Amerika Serikat menyerukan pada seluruh Negara di dunia agar bersatu melawan teroris dengan pernyataanya “either you with us or you with the terrorist”3, yang mana dengan pernyataan ini dunia internasional seolah-olah hanya di beri dua pilihan

1 Michel Chossudovsky, 2005, America’s “War On Terrorism”, Global Research, Canada, hal. 2 2

http://2001-2009.state.gov/s/ct/rls/wh/71803.htm diakses pada senin 5 mei 2014 pukul 00.00 w.i.b

3 George W.Bush , Transcript of President Bush’s Adress to a join

Sesion of Congress on Thursday night, September 20,2001, http://edition.cnn.com/2001/US/09/20/gen.bush.transcript/ , di akses pada senin, 19 Mei 2014 pukul 11.00 w.i.b


(15)

2

yakni bersama Amerika untuk memerangi teroris atau bersama teroris. Selain itu

Amerika Serikat merealisasikan doktrin “pre-emptive strike” yang membenarkan

untuk menyerang dan menghancurkan siapa pun, negara mana pun yang berpotensi menjadi ancaman keamanan nasional bagi negara mereka yang mana

doktrin tersebut menimbulkan banyak kontroversi.4

Ide Global war on terrorism yang di gagas oleh Amerika Serikat memiliki pengaruh hampir pada setiap Negara dalam mengambil sikap sebagai respon menanggapi permintaan secara langsung George W. Bush akan dukungan

internasional merealisasikan Global War on Terrorism.5 Pengaruh ini terlihat

ketika ide ini disebarkan oleh para aktor sehingga Global War On terrorism

diterima dan berubah menjadi norma internasional, dalam hal ini PBB sebagai Organisasi Internasional turut menjadi aktor yang menekankan negara-negara berkomitmen untuk memerangi teroris, hal ini tertuang dalam resolusi majelis umum PBB No.A/Res/56/1 tanggal 12 september 2001 tentang serangan teroris di Amerika Serikat, Resolusi Dewan Keamanan PBB No.1373 tahun 2001 tentang

pemberantasan tindak pidana terorisme.6

Indonesia adalah salah satu negara yang menerima dan mendukung Global

War on Terrorism. Seminggu setelah serangan Presiden Indonesia pada saat itu Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Dalam kunjungannya beliau mengatakan akan bekerja sama dalam memerangi teroris

4

Syahdatul Kahfi, 2006, Terorisme Di tengah Arus Global Demokrasi, Spectrum, Jakarta, hal 47-48

5

Sheldon W. Simon, U.S. - Southeast Asia Relations: Mixed Reactions in Southeast Asia to the U.S. War on Terrorism, http://csis.org/files/media/csis/pubs/0104qus_seasia.pdf diakses pada minggu, 9 maret 2014 pukul 03.00 w.i.b

6


(16)

3

karena hal itu sudah melanggar hak asasi manusia. Bush tidak mengira bahwa Negara dengan penduduk muslim terbesar di didunia bahu membahu dengan

Amerika dalam memberantas terorisme.7 Setelah kunjungannya tersebut, pada

awal oktober Megawati mengatakan bahwa Indonesia mengutuk terorisme dan siap bekerja sama dengan setiap tindakan kolektif PBB serta menekankan bahwa

dalam Global War on Terrorism, negara lain tidak dapat menyerang negara

lainnya dan agar menghindari perang terbuka, dimana hal ini di sampaikan

menyusul Implementasi Amerika Serikat dalam Global War on Terrorism yang

menyerang Afghanistan.8

Dalam komitmennya berpartisipasi melawan terorisme, Indonesia juga mendapatkan serangan teror setahun setelah serangan teror di Amerika, tepatnya di Kuta,Bali yang memakan korban lebih dari 500 orang, baik Warga Negara

Indonesia maupun Warga Negara Asing.9 Berdasarkan fenomena-fenomena di

atas peneliti tertarik untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari kesepakatan bersama akan perang melawan terorisme terhadap kebijakan yang di ambil Indonesia dalam memberantas terorisme.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana pengaruh Global War On Terrorism terhadap kebijakan

Indonesia dalam memberantas terorisme ?

7

http://members.pcug.org.au/~wildwood/01septapol.htm diakses pada senin 2 juni 2014 pukul 00.00 w.i.b

8

Sheldon W simon, ibid.

9 Dr.Hermawan Sulistiyo,2002, Bom Bali “buku putih tidak resmi Investigasi Terror Bom Bali, Pensil-324, Jakarta hal. 107


(17)

4

1.3 TujuanPenelitian

Dalam melakukan penelitian, setiap penulis memiliki tujuan utama, begitu pula dalam penelitian ini yang bertujuan untuk :

 Menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan oleh Global War On

Terrorism terhadap kebijakan yang di ambil Indonesia untuk memberantas terorisme.

1.4 Manfaaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

1.4.1Manfaat Teoritis

Kajian Terorisme saat ini sudah menjadi bahasan rutin pada dunia Internasional, terutama dalam Studi Hubungan Internasional. Kajian mengenai terorisme dapat memberikan bahasan baru pada segi akademik sehingga dapat menjadi pembahasan rutin yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam penelitian selanjutnya mengenai terorisme.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dari segi penerapan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi bagi para pembaca terutama para pembuat kebijakan yang dapat digunakan sebagai masukan untuk menanggulangi masalah terorisme.


(18)

5

1.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terkait dengan terorisme, Global War on Terrorism

dan kebijakan dalam memberantas terorisme telah dilakukan, salah satunya

terdapat pada skripsi Agus andriansyah yang berjudul “Aktor yang mempengaruhi

kebijakan standard ganda Amerika serikat dalam Global War on Terrorism di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush”. Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana peneliti mencoba menjelaskan bahwa Amerika Serikat

memiliki kebijakan standard ganda dalam Global War on Terorism yang mana

aktor kebijakan tersebut adalah George W. Bush. Di Timur Tengah terlihat dengan jelas perlakuan yang di lakukan oleh Amerika serikat terhadap Afghanistan, Irak, Iran dan Israel sehingga menunjukkan pemaknaan tentang terorisme sangat tergantung dari kedekatan Amerika Serikat dengan negara yang bersangkutan. Jika sebuah negara atau kelompok melakukan tindakan kekerasan terhadap Amerika Serikat, maka apapun yang menjadi dasar serangan tersebut mereka adalah teroris tapi sebaliknya jika Amerika Serikat melakukan aksi serupa tetapi aksi tersebut bukan dinamai aksi teror melainkan mengakkan demokrasi dan meperjuangkan HAM, serta mewujudkan perdamaian dunia.

Amerika serikat hanya memerangi negara yang tidak sejalan dengan Amerika Serikat yang didasari oleh besarnya pengaruh dua kelompok kepentingan di Amerika Serikat yaitu kelompok Neokonservatif dan kaum yahudi di Amerika Serikat, neokons menginginkan dunia berada dibawah unipolar Amerika Serikat yang percaya bahwa perdamaian akan terwujud jika Amerika Serikat menjadi


(19)

6

satu-satunya Superpower, sehingga siapapun yang mengancam harus diperangi.10

Penelitian diatas memberi referensi dan masukan terhadap penelitian yang peneliti

lakukan terkait kasus Global War On Terrorism, namum berbeda dari segi

pembahasan dimana disini peneliti membahas mengenai pengaruh yang di

timbulkan akibat Global War On Terrorism dan bagaimana para pembuat

kebijakan mengatasi permasalahan tersebut, adapun kesamaannya terletak pada bagaimana seorang aktor membuat kebijakan terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

Dalam penelitian lain, di jelaskan dalam skripsi Danang Suko. W yang

berjudul “Pengaruh 11 september 2001 terhadap kebijakan luar negeri Amerika

Serikat ke Indonesia dalam War On Terrorism. Penelitian ini bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan bahwa perang global melawan terorisme telah di kampanyekan oleh Amerika serikat setelah kejadian serangan teroris pada 11 september 2001 dengan tujuan memberantas aksi teroris di dunia Internasional dengan menjalin kerjasama terhadap dunia Internasional termasuk dengan Indonesia yang merupakan satu-satumya negara yang mendukung kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dengan adanya kerja sama yang baik antara Indonesia dengan Amerika Serikat pemerintah Amerika Serikat bertujuan menghapus embargo militer terhadap Indonesia, untuk meningkatkan bantuan

Amerika Serikat ke Indonesia di bidang militer.11 Penelitian diatas menjadi

referensi bagi peneliti terkait penelitian ini tentang Global War on Terrorism yang

10

Agus andriansyah, 2013, Aktor yang mempengaruhi kebijakan standard ganda Amerika serikat dalam Global War on Terrorism di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush, Malang, skripsi tidak diterbitkan.

11

Danag Suko. W, 2010, Pengaruh 11 september 2001 terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat ke Indonesia dalam War on terrorism, Malang, Skripsi tidak di terbitkan.


(20)

7

memiliki kesamaan, namun perbedaannya dengan penelitian diatas terdapat pada pengaruh yang ditimbulkan dimana penelitian di atas membahas pengaruh yang di timbulkan oleh suatu peristiwa serta kebijakan luar negeri negara akibat peristiwa tersebut, namun pada penelitian ini peneliti membahas tentang pengaruh langkah yang di ambil oleh negara yang mengalami peristiwa pada 11 September 2001 terhadap kebijakan yang di keluarkan negara lain.

Penelitian lain dilakukan oleh Syahdatul Kahfi dalam buku Terorisme di

tengah arus global demokrasi, “memberantas Terorisme, Menjaga konsolidasi

demokrasi sebuah dilemma” penelitian yang bersifat deskriptif ini menjelaskan bahwa bagaimana kondisi yang terjadi dengan konsolidasi demokrasi, kemudian bagaimana perkembangan setelah adanya aksi terorisme, kemudian bagaimana memberantas terorisme tanpa merusak proses konsolidasi demokrasi serta untuk memberantas terorisme diperlukan suatu rencana komprehensif.

Pada tataran filosofisnya adalah bagaimana menjaga keseimbanngan pendekatan keamanan di satu sisi dengan tetap menegakkan prinsip-prinsip kebebasan sipil pada sisi yang lain. Menyeimbangkan keamanan dan kebebasan adalah prinsip yang wajib menjadi dasar pembentukan kebijakan anti-terorisme, yang membutuhkan rencana global.

Terjaminnya hak asasi manusia seiring dengan berjalannya aksi pemberantasan terorisme yang bertolak dari beberapa prinsip antara lain: (a) perlindungan kebebasan sipil serta penghargaan dan perlindungan hak-hak individu (b) pembatasan dan pencegahan penyalahgunaan kekuasaan oleh negara yang dapat di terapkan dengan menerapkan prinnsip cheks and balances dalam


(21)

8

proses pengambilan keputusan.negara mempunyai kewajiban untuk tetap

mengutamakan kepentingan publik.12 Penelitian di atas cukup banyak membantu

sebagai referensi namun mengalami banyak perbedaan dimana penelitian diatas membahas tentang bagaimana langkah yang diambil sebuah Negara dalam menyikapi permasalahan global di bidang keamanan namun penelitian yang peneliti lakukan lebih melihat terhadap adanya pengaruh dari luar terhadap proses pembuatan kebijakan pada permasalahan yang ada, apakah pengaruh tersebut jauh dari sikap yang seharusnya diambil sebuah Negara.

Penelitian lain juga terdapat dalam e-jurnal USA economic perspective September 2004 yang dilakukan oleh Celina Realuyo dan Scott stapleton yang

berjudul Response to Bali : An International Sucsses Story, penelitian ini bersifat

deskriptif dimana dalam penelitian ini dikatakan bahwa setelah kejadian bom bali masyarakat Internasional datang untuk membantu Indonesia seperti Amerika Serikat, jepang dan Australia untuk memperkuat rezim dalam melawan terorisme dan menghindari ancaman lanjutan dari aksi terror yang berada di kawasan asia tenggara salah satunya jamaah islamiyah yang kemudian memberikan pelatihan kepada Indonesia tentang bagaimana cara meningkatkan penanggulangan terhadap terorisme terutama bagaimana menghancurkan pendanaan yang mengalir untuk terorisme. Indonesia merespon cepat dalam kejadian serangan Bom Bali

dengan membuat langkah–langkah dalam membasmi jaringan terorisme yang

bertanggung jawab atas serangan tersebut.

12

Syahdatul kahfi, 2006, Terorisme Di tengah Arus Global Demokrasi, Spectrum, Jakarta, hal 277-287


(22)

9

karena aliran keuangan merupakan pokok utama bagaimana aksi terror bisa berkembang oleh karena itu Aliran dana yang dihasilkan oleh teroris tersebut harus diperangi terlrbih dahulu untuk menghambat berkembangnya aksi terror

serta mengembangkan sisi hukum dan militer.13 Penelitian diatas dapat dijadikan

referensi pada penelitian ini yang memiliki banyak perbedaan , namun kesamaan nya terletak pada salah satu kebijakan sebuah negara dalam menentukan permasalahan yang ada yakni kebijakan menghambat jalannya aksi teror dengan adanya pengaruh dari luar.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Zachary Abuza yang berjudul the

war on terorisme in Southeast Asia dalam penelitian ini peneliti membahas bahwa teroris menjadikan Asia tenggara sebagai panggung aksi yang terlihat pada serangan bom bali pada 2002 yang mana jemaah islamiya telah terpengaruh oleh Global War On Terrorism, dimana aksi yang dilakukan kurang gencar tidak seperti pada akhir tahun 2001 karena Negara asia tenggara sudah bergabung dengan perang melawan teroris serta terdapat strategi untuk menghentikan aksi terror yang dilakukan kawasan Asia tenggara sehingga meminimalisir adanya terror. Namun meski demikian mereka tetap memperluas jaringan dengan melakukan doktrin-doktrin terutama pada pondok-pondok yang mana aksi ini

dilakukan untuk tetap menjaga jaringan kelompok radikal jihad. Dalam war on

terror, di asia tenggara para pemerintah berusaha untuk meminimalisisr kejadian

13

Celina Realuyo and Scott stapleton,2004 ,Response to Bali: an International Sucsses Story, (e-jurnal USAceconomic perspectives U.S Departement of States/September 2004/volume 9/number3 ),Washinghton D.C


(23)

10

tersebut terjadi dengan menangkap para pendoktrin.14 Penelitian di atas memberi

referensi pada penelitian ini mengenai global war on terrorism dimana kesamaan

penelitian di atas terletak pada bagaimana pengaruh dari dunia internasional yang bersatu dalam perang melawan terorisme serta bagaimana menghambat jalannya aksi teror dimana dalam penelitian ini termasuk dalam kebijakan yang dilakukan.

Penelitian yang peneliti bahas berjudul Pengaruh Global War On

Terrorism terhadap kebijakan Indonesia dalam memberantas terorisme, penelitian ini bersifat deskriptif. penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas namun memiliki sedikit kesamaan disini peneliti mencoba memaparkan pengaruh yang di timbulkan akibat perang global melawan terorisme terhadap kebijakan yang di ambil Indonesia dalam memberantas terorisme menyatakan secara tidak langsung bahwa pernyataan tentang perang global melawan terorisme memberikan pengaruh yang menekankan bagi Negara untuk mendukung kebijakan tersebut, akan tetapi Indonesia tidak hanya berkomitmen untuk memberantas terorisme bersama-sama dengan Amerika tetapi setelah serangan bom bali menjalankan aksi perang melawan terorisme dengan berbagai dukungan bantuan Asing dan

mengeluarkan kebijakan-kebijakan merujuk pada GlobalWar On Terorism. Salah

satunya membentuk pasukan anti terror yang telah dikenal luas di mata internasional dalam prestasinya memerangi terorisme. Posisi Indonesia yang mudah untuk dimasuki jaringan terorisme memperkuat pengaruh yang ada dalam penekanan untuk memerangi terorisme.

14

Zachary Abuza, Terorism :the war on terrorism in Southeast Asia ,The National Beauru of asian Research , strategic Asia 2003-2004, U.S.A


(24)

11

Tabel 1.1 Posisi Penelitian

NO Peneliti /judul Metodologi & pendekatan Hasil

1 Agus Andriansyah / Aktor yang mempengaruhi kebijakan standard ganda Amerika serikat dalam Global War on Terrorism di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush.

 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana penulis mencoba menjelaskan

Aktor yang

mempengaruhi kebijakan standard ganda Amerika serikat dalam Global War on Terrorism di Timur Tengah pada masa pemerintahan George W. Bush

 Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori policy Influencer System , konsep Unilateralisme – double standard, konsep global war on terorisme

Amerika Serikat memiliki kebijakan Standard ganda dalam global war on terrorism yang mana kebijakan tersebut tergantung dengan seberapa dekat dengan negara yang bersangkutan serta adanya pengaruh dua kelompok kepentingan yaitu neokonservativ dan kaum yahudi. neokons menginginkan dunia berada dibawah unipolar Amerika Serikat yang percaya bahwa perdamaian akan terwujud jika Amerika serikat menjadi satu-satunya Super Power Sehingga Siapapun yang mengancam harus diperangi

2 Danag Suko. W/ Pengaruh 11

september 2001 terhadap

kebijakan luar negeri Amerika Serikat ke Indonesia dalam War on terrorism

 Penelitian ini bersifat deskriptif dimana penulis mencoba menjelaskan pengaruh serangan 11 september 2001 terhadap kebijakan yang di ambil pemerintah Amerika Serikat ke Indonesia dalam Global War on terrorism

 Pendekaktan yang di pakai dalam penelitian ini adalah konsep kebijakan luar negeri , konsep kepentingan nasional , hegemony stability

Pemerintah Amerika mengeluarkan kebijakan luar negeri Dalam global

war on terrorism dan

menjalin kerja sama dengan dunia Internasional termasuk Indonesia yang merupakan salah satu pendukung kebijakan tersebut dan pengahpusan embargo militer untuk Indonesia guna meningkatkan kerjasama bantuan di bidang Militer.

3 Syahdatul kahfi / Terorisme di tengah arus global dan

demokrasi “ memberantas

terorisme, menjaga konsolidasi demokrasi : sebuah dilemma?

Penelitian ini bersifat deskriptif dimana penulis mencoba menjelaskan bagaimana memberantas terorisme tanpa merusak proses konsolidasi demokrasi.

Pendekatan yang di pakai adalah human security

Dalam penelitian ini di jelaskan bahwa untuk memberantas terorisme negara harus mengutamakan

kepentingan publik , dan pemberantasan terorisme harus dilakukan secara komprehensif dan butuh rencana global.dalam


(25)

12

memberantas terorisme tidak boleh mengesampingkan hak asasi manusia.

4 Celine Realuyo and Scott Stapleton / Response to Bali :

An International Sucsses

Story

Penelitian ini bersifat deskriptif dimana penulis mencoba menjelaskan langkah langkah yang dilakukan pihak internasional terhadap Indonesia dalam bantuan melawan terorisme

 Pendekatan yang digunakaan dalam penelitian ini adalah economic perspectives

Keuangan adalah salah satu yang harus di hambat terlebih dahulu bersamaan dari segi hukum dan militer karena dari segi keuangan terorisme dapat berkembang sehingga pemerintah harus mematikan aliran dana terhadap teroris .

5 Zachary Abuza/ Terorism : the war on terrorism in south east Asia

 Penelitian bersifat deskriptif

 Global war on Terorism

Global war on terrorism meminimalisir adanya serangan teoris di kawasan asia tenggara di karenakan kawasan tersebut sudah mulai menjalankan perang terhadap terorisme 6 Azzam / Pengaruh Global

War on terror terhadap

kebijakan Indonesia dalam memberantas Terorisme

Penelitian bersifat

deskriptif

Global War on terrorism

Norms as Policy

Influences

Pengaruh dari Ide Global War On Terrorism dalam bentuk dukunagn serta memperkuat hubungan antara Indonesia dan Amerika pasalnya Indonesia selain juga ingin melawan terror bersama juga memiliki kepentingan dengan Amerika Serikat

1.6 Landasan Konsep 1.6.1 Terorisme

Terjadi perdebatan mengenai definisi terorisme. Hingga saat ini belum ada kejelasan yang pasti mengenai definisi terorisme. Menurut Walter Liqueur terdapat lebih dari seratus definisi mengenai terorisme itu sendiri yang dirumuskan bahwa terorisme memilki cara tersendiri digunakannya ancaman dan


(26)

13

tindak kekerasan. Selain itu terorisme muncul di dorong oleh motivasi politik dan

dapat juga karena fanatisme agama.15

Para teroris berjuang dengan berbagai cara untuk mencapai tujuan mereka karena keberhasilan merkea didapat setelah tercapainya tujuan mereka. Seiring berkembangnya tekhnologi mereka menggunakan senjata yang canggih yang menyebabkan berbagai kerusakan pada tempat dijalankannya aksi tersebut. Selain kerugian material aksi mereka juga banyak memakan korban manusia serta berdampak luas pada berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial dan

keamanan baik di tingkat nasional, regional maupun internasional.16

Seiring berjalannya waktu definisi terorisme pun dipersepsikan berbeda sehingga muncul makna baru yang ditanamkan pada masyarakat internasional. Dalam penelitian ini aktor pengagas ide perang melawan terorisme tidak memberikan definisi yang tepat mengenai terorisme itu sendiri, dimana kemudian aktor menuding pihak yang bertanggung jawab adalah golongan radikal islam yang menimbulkan persepsi pada masyarakat dunia bahwa islam yang di tuduh sebagai teroris dan persepsi tersebut memberi label bah teroris adalah islam, meskipun aktor penggagas ide membantah hal tersebut dan hanya menggolongkan kaum radikal yang dianggap bertanggung jawab. Sehingga terdapat pro dan kontra mengenai definisi terorisme itu sendiri. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan definisi terorisme adalah sekelompok radikal yang mengatasnamakan agama atas suatu kepentingan yang merusak nilai demokrasi dan perdamaian.

15

Luqman hakim,2004,terorisme di indonesi,forum studi islam Surakarta,Surakarta,hal 9 16

Ansyaad Mbai, Memahami Aktivitas Terorisme, artikel dalam Muhyiddin Arubusman (pengantar) & Syahdatul Kahfi (editor), 2006, Terorisme Di tengah Arus Global Demokrasi, Spectrum, Jakarta, hal 19


(27)

14

1.6.2 Global War on terrorism

Setiap Negara berusaha menciptakan perdamaian serta menjaga perdamaian yang telah terjadi namun aksi terorisme yang terjadi dimana-mana mengancam perdamaian yang telah di usahakan. Terorisme yang dapat muncul sewaktu-waktu mengancam segala aspek yakni keamanan, hak asasi manusia, perekonomian dan stabilitas suatu Negara yang mana akibat aksi terror dampaknya dapat langsung dirasakan baik segi domestik maupun internasional.

Strike Impact

Menurut M. Hilaly Basya dan David K.Alka Global War on terror adalah

dimana Negara- negara di dunia dihadapkan dengan fenomena global yaitu terorisme yang dampaknya dirasakan secara meluas dan di tekankan bersekutu untuk memerangi terorisme hingga ke akar-akarnya sehingga menciptakan dunia

yang damai dan bebas dari teror.17

Definisi perang merujuk pada pendapat para ahli hukum Internasional

L.Oppenheim adalah sebagai berikut :“war is a contention between two or more

states through their armed forces, for the purpose of overpowering each other and imposing such conditions of peaces as the victor pleases”18 yang berarti bahwa

17

M. Hilaly Basya dan David K.Alka, 2004, Amerika Perangi Teroris Bukan Islam, CMM, Jakarta hal.17

18

Intan innayatun Soeprana S.H., M.Hum,(staf pengajar Hukum Internasional fakultas Hukum

Universitas Airlangga) , “Global War On terror”oleh Amerika Serikat dalam perspektif hukum

Internasional diakses di

Domestic State

Terrorist


(28)

15

perang adalah pertikaian yang terjadi antara dua Negara atau lebih dengan tujuan menaklukan satu sama lain melalui angkatan bersenjata.

Menurut Ralp L Boyce konsep Global War On Terrorism dimana perang

melawan teroris yang tidak hanya dilakukan di medan perang saja tetapi perang yang berjalan melalui bidang diplomatik yang membangun kerjasama dalam berbagai bidang dalam bertukar informasi, meningkatkan kinerja intelijen, dari segi financial mencegah dan membekukan dana dan asset teroris serta meningkatkan kerja sama domestik dan internasional guna mencegah praktik

pencucian uang dan imigrasi illegal.19 Berdasarkan pernyataan di atas bahwa

perang tidak hanya dapat dilakukan di medan perang saja yang mengandalkan aksi militer dan melibatkan negara, namun perang tersebut dapat dilakukan dengan cara lain.

Secara umum konsep Global War Tn Terrorism melibatkan teroris

sebagai target utama yang akan diserang meskipun definisi tentang teroris tersebut masih mengalami perdebatan dan Negara-negara sebagai aktor persekutuan yang akan menyerang karena merasa terancam keamanannya, dikarenakan dampak yang di hasilkan oleh kebrutalan teroris terasa pada berbagai aspek terutama hak asasi manusia, oleh sebab itu Negara- Negara berkewajiban untuk melindungi hak asasi manusia dengan mengambil langkah-langkah melawan terorisme secara efektif akan tetapi ketika menjalankan perang melawan teroris negara-negara

http//www.portalgaruda.org/download_article.php?article=18646&val=11556 pada senin 24 maret 2014 pukul 18:00 w.i.b

19


(29)

16

harus melindungi hak asasi manusia bukan menimbulkan kekacauan baru pada

aspek tersebut serta mengikuti peraturan hukum yang ada.20

Global War On Terrorism

Align Against

1.6.3 Norms as Policy Influences

Dalam penelitian ini Pengaruh Global War On Terrorism dapat dilihat dari

penekanan tentang perang melawan teroris yang kemudian di sepakati bersama menjadi norma Internasional yang mempengaruhi proses penyusunan kebijakan suatu negara, sebagai proses penyesuaian terhadap apa yang telah ditentukan dan disetujui bersama.

Menurut Alexander wendt dua prinsip dasar konstruktivism adalah struktur dasar masyarakat paling utama ditentukan berdasarkan ide-ide yang dapat diterima bersama daripada kekuatan material, kemudian identitas dan kepentingan aktor yang memiliki tujuan dibangun berdasarkan ide-ide yang disepakati bersama

daripada apa yang di berikan oleh alam.21 Dari sudut pandang konstruktivis sistem

internasional adalah hasil dari pendistribusian ide berbeda dengan neorealist yang

20

ONHCR, 2008, Human Rights,Terrorism and Counter-Terrorism, United Nations-Geneva, Fact Sheet No.32, http://www.ohchr.org/documents/publications/factsheet32en.pdf diakses pada

jum’at 25 April 2014 pukul 02.00 w.i.b 21

Alexander wendt, 1999, Social Theory of international Politics, Cambridge University Press, New York , hal.1

STATES

S

S S

TERRORIST S

S S

S


(30)

17

mengangap bahwa sistem internasional adalah hasil distribusi dari kekuatan

material.22

Berdasarkan apa yang di katakan wendt tersebut maka disini peneliti

melihat bahwa Globar War On Terrorism adalah sebuah ide yang di bentuk oleh

aktor karena tujuan tertentu yang di distribusikan kepada dunia internasional sebagai sebuah sistem internasional, kemudian ide yang berasal dari aktor tersebut di setujui bersama dan berubah menjadi norma internasional karena terdapat kesepakatan kolektif tentang ide tersebut.

Martha Finnemore dan Kathryn Sikkink menjelaskan bagaimana ide dapat menjadi sebuah norma, pertama tentang bagaimana asal-usul munculnya sebuah norma internasional kemudian dari proses kemunculan tersebut ide tersebut disebarkan oleh para aktor untuk diterima sebagai norma yang baru, para aktor penyebar norma bisa terdiri dari negara atau organisasi internasional. Tahapan selanjutnya bagaimana negara menanggapi dan menerima norma yang muncul dan yang terakhir bagaimana negara menginternalisasi norma yang muncul tersebut, ketika di tahap Internalisasi menandakan norma di terima untuk segera di

implementasikan.23 Ketiga proses ini menunjukkan proses masuknya norma

sehingga mempengaruhi tingkah laku negara. Global War On Terrorsm

merupakan sebuah ide yang telah digagas oleh aktor kemudian ide ini disebarkan kepada negara-negara untuk di terima sebagai norma yang baru. Dalam proses penyebarannya para aktor mulai meyakinkan negara untuk segera menerima dan

22

Ibid, hal.5 23

Martha Finnemore & Kathryn Sikkink, 2005, International Norm Dynamics and Political

change (International Organization, Volume 52, Issue 04, Autumn 1998, pp 887-917), Cambridge


(31)

18

menyetujui norma ini. Kemudian negara-negara mulai menanggapi dan menerima norma tersebut, norma bisa dikatakan telah menyebar ketika norma diterima secara bersama-sama, dimana motif penerimaan tersebut dapat berupa faktor membangun reputasi dalam dunia Internasional, atau ingin mendapatkan penghargaan dan memiliki peran yang sejajar dalam dunia internasional, atau

bahkan kepentingan. Setelah negara-negara menerima Global War on Terrorism

hal ini menandakan bahwa Global War on Terrorism telah berubah menjadi

norma internasional dimana, aktor di dalam negara mulai menginternalisasi norma tersebut kedalam sistem yang ada pada negara untuk menyesuaikan terhadap apa yang di sepakati bersama, internalisasi tersebut dapat berupa hukum dan aturan yang mengikat, pernyataan, dan system birokrasi negara yang kemudian

memunculkan lembaga terkait masalah pemberantasan terorisme.24

Wendt mengatakan bahwa identitas Negara tidak hanya dipengaruhi oleh sistem internasional dan identitas yang di bentuk bukan hanya disebabkan oleh sistem, yang mana wendt tidak mengklaim bahwa perilaku Negara tidak hanya di bentuk oleh struktur internasional yang ada melainkan sebagian konstruksi

perilaku Negara di pengaruhi lingkungan domestik.25 Oleh karena itu dalam

mengaplikasikan Global War On Terrorism setiap Negara memiliki

kebijakan-kebijakan tersendiri, hal ini sesuai dengan identitas dan norma yang berlaku pada masing-masing Negara sehingga, dalam merumuskan kebijakan tentang apa yang di sepakati bersama dalam sistem internasional, aspek yang harus diperhatikan adalah lingkungan domestik yang ada pada sebuah Negara, apakah kebijakan yang

24

Ibid, hal.898 25


(32)

19

dilakukan seimbang berdasarkan apa yang ada pada sistem internasional dan apa yang ada pada lingkungan domestik, atau justru bertolak belakang dengan lingkungan domestik suatu Negara ?

Dalam politik internasional, interaksi antarnegara terdapat pengaruh dan

respon, Global War on Terrorism adalah reaksi dari aksi terror, yang

didistribusikan pada Negara-negara dimana kemudian negara-negara memberikan respon atas ide yang berubah menjadi norma tersebut atas dasar kespeakatan

bersama kemudian, respon tersebut mendapat respon balik dari penggagas ide.26

Attack

Reaction

Respon

Feedback

26

DR.Anak Agung Banyu Perwita & DR.Yanyan Mochammad Yani, 2006, pengantar Ilmu

Hubungan Internasional,Rosda, Bandung, hal.42

radical non-state actors who use ideology as an identity attack U.S

Terrorist

superpower that upholds the values of democracy and human

rights United States of America

States

A B C …

Output of states implementation as a respon

to the GWOT

x x x

x

Global War on Terrorism

idea which constructed by the U.S. as a terror attack reaction


(33)

20

Berdasarkan dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa penyerangan yang di lakukan para teroris di Amerika Serikat sebagai non-state aktor yang menjunjung nilai radikal didasari oleh garis pemikiran yang sama antara satu individu dengan individu lainnya yang membentuk sebuah kesatuan untuk mengimplementasikan penyerangan terhadap Amerika Serikat. Aksi tersebut mendapat reaksi dari Amerika Serikat, sebagai Negara Superpower.Amerika Serikat memperlihatkan Identitas yang di milikinya tersebut dengan menyerukan perang melawan terror yang mana teroris di anggap merusak nilai-nilai demokrasi, perdamaian yang telah diupayakan selama ini dan hak asasi manusia. Perang melawan teror Sebagai ide yang ditanamkan oleh Amerika Serikat pada Negara-negara sekutunya untuk mengembalikan nilai dan norma serta menegakkan keadilan yang telah dirusak oleh para teroris.

Ide yang telah dibentuk oleh Amerika Serikat ini mendapat Respon dari duni Internasional yang menyepakati tentang pemberantasan terorisme dan mengupayakan perdamaian yang ada dengan mengecam kekerasan serta kerusakan yang disebabkan oleh aksi teror tersebut sehingga tercipta norma internasional. berangkat dari proses penerimaan norma tersebut Negara-negara

bergerak menginternalisasikan norma Global war on Terrorism tersebut dengan

menyusun kebijakannya masing-masing sebagai implementasi untuk memerangi teror bersama-sama. Namun dalam menentukan kebijakannya Negara harus melihat aspek-aspek yang ada pada negaranya masing-masing sehingga kebijakan tersebut tidak bertolak belakang terhadap norma yang ada pada negara tersebut. Kebijakan yang di keluarkan Negara pada perang melawan teror mendapat respon


(34)

21

balik dari Amerika Serikat, Respon balik tersebut berupa memperkuat hubungan dalam berbagai aspek untuk memerangi terorisme sehingga memperlancar pemberantasan terorisme.

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah pengumpulan

data sekunder atau yang disebut dengan studi kepustakaan (library research).

Data-data diperoleh dari berbagai literatur yang akurat dan terpercaya, seperti buku-buku, jurnal, artikel, dan media massa lainya yang telah disebutakan sumbernya secara komprehensif.

1.7.3 Analisis Data

Tekhnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu usaha untuk mengumpulkan data, menjelaskan dan menggambarkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dan pengaruh yang terjadi antara variabel yang satu dan yang lainnya. Analisa dilakukan secara rasional dan objektif sesuai dengan masalah dan fenomena yang diteliti. Peneliti berupaya untuk menghilangkan subjektifitas pribadi tethadap masalah. Analisanya adalah terletak pada sumber-sumber yang menjadi acuan.


(35)

22

1.8 Ruang Lingkup Penelitian 1.8.1 Batas Materi

Sebagai upaya untuk menghindari terjadinya penulisan yang berjangkauan luas, maka penelitian ini memerlukan batasan masalah yang jelas. Upaya pembatasan masalah ini dimaksudkan supaya peniliti dapat secara fokus membahas terhadap objek yang diteliti. Selaian itu juga dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data secara efektif. Oleh karena itu dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada pengaruh yang di timbulkan oleh Global War On

Terrorism terhadap kebijakan indonesia dalam memberantas terrorisme. 1.8.2 Batas Waktu

Untuk menghindari terjadinya masa waktu yang lama dan tidak relevan, maka penelitaian ini didasarkan pada kurun waktu 13 tahun terakhir sejak kejadian serangan teroris di Amerika Serikat pada 11 september 2001 yang mana saat itu Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sampai tahun 2014 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

1.9 Argumen dasar

Dari penjelasan di atas maka penulis berargumen bahwa Global War On

Terrorism memiliki pengaruh dalam proses pengambilan kebijakan Indonesia.

Pengaruh tersebut dibentuk oleh ide Global War On Terrorism sebagai sistem

Internasional yang merubah perilaku domestik Indonesia dalam proses pembuatan kebijakan. Adapun kebijakan yang dilakukan di Indonesia yang di pengaruhi oleh Global war On terrorism antara lain adalah memberlakukan Undang-undang tentang pemberantasan terorisme, mengikuti perjanjian internasional tentang


(36)

23

penanggulangan terorisme, meningkatkan kinerja Intelijen, menerima bantuan asing dalam pemberantasan terorisme termasuk mendirikan pasukan anti-teror dengan bantuan dana serta pelatihan khusus untuk pasukan tersebut, dan membentuk badan nasional penanggulangan terorisme.

1.10 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

1.5 Penelitian terdahulu

1.6 Landasan konsep

1.7 Metodologi penelitian

1.8 Batas Penelitian

1.9 Argumen Dasar

1.10 Sistematika Penulisan

BAB II Global war On Terrorism

2.1 Peristiwa serangan 11 September 2001 2.2 Global War On Terror dan Pre-emptive strike 2.3 Strategi dalam Global war On Terrorism 2.4 Respon terhadap Global War On Terrorism 2.5 Implementasi Global War On Terrorism

BAB III Internalisasi Global war on Terrorism di Indonesia 3.1 Proses Internalisasi Global War On Terrorism oleh Indonesia 3.1.1 Dilema Indonesia dalam menerima Global War On Terrorism

3.2 Langkah-langkah dalam Internalisasi Norma Global war On Terrorism 3.3 Peristiwa Bom Bali di tengah internalisasi Norma Global War on Terrorism 3.3.1 Dampak Peristiwa Bom Bali Bagi Indonesia

BAB IV Implementasi Global war On Terrorism oleh Indonesia

4.1 Kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri 4.1.1 Undang-Undang Anti-teror

4.1.2 Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) 4.1.3 Pasukan Khusus Anti-teror

4.1.4 Meningkatkan kinerja Intelijen

4.2 Kebijakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

4.2.1 Menetapkan Undang-Undang dan Meratifikasi Konvensi internasional mengenai pemberantasan terorisme

4.2.2 Memperluas Kerjasama Regional dan Internasional dalam pemberantasan terorisme 4.2.3 Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

4.3 Analisa Implementasi

4.3.1 Analisa Kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri 4.3.1.1 Analisa Undang-Undang anti-terror


(37)

24

4.3.1.2 Analisa Desk Koordinasi Pemberantasan Terrorisme dan Pasukan Khusus Anti-terror 4.3.1.3 Analisa Peningkatan Kinerja Intelijen

4.3.2 Analisa Kebijakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyhono 4.3.2.1 Analisa dalam Menetapkan Undang-Undang dan meratifikasi konvensi tentang

pemberantasan terorisme

4.3.2.2 Analisa kebijakan Pemerintahan SBY Memperluas Kerjasama Regional dan Internasional dalam pemberantasan terorisme

4.3.2.3 Analisa mengenai pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran


(1)

19

dilakukan seimbang berdasarkan apa yang ada pada sistem internasional dan apa yang ada pada lingkungan domestik, atau justru bertolak belakang dengan lingkungan domestik suatu Negara ?

Dalam politik internasional, interaksi antarnegara terdapat pengaruh dan respon, Global War on Terrorism adalah reaksi dari aksi terror, yang didistribusikan pada Negara-negara dimana kemudian negara-negara memberikan respon atas ide yang berubah menjadi norma tersebut atas dasar kespeakatan bersama kemudian, respon tersebut mendapat respon balik dari penggagas ide.26

Attack

Reaction

Respon

Feedback

26

DR.Anak Agung Banyu Perwita & DR.Yanyan Mochammad Yani, 2006, pengantar Ilmu Hubungan Internasional,Rosda, Bandung, hal.42

radical non-state actors who use ideology as an identity attack U.S

Terrorist

superpower that upholds the values of democracy and human

rights United States of America

States

A B C …

Output of states implementation as a respon

to the GWOT

x x x

x

Global War on Terrorism

idea which constructed by the U.S. as a terror attack reaction


(2)

20

Berdasarkan dari bagan di atas dapat kita lihat bahwa penyerangan yang di lakukan para teroris di Amerika Serikat sebagai non-state aktor yang menjunjung nilai radikal didasari oleh garis pemikiran yang sama antara satu individu dengan individu lainnya yang membentuk sebuah kesatuan untuk mengimplementasikan penyerangan terhadap Amerika Serikat. Aksi tersebut mendapat reaksi dari Amerika Serikat, sebagai Negara Superpower.Amerika Serikat memperlihatkan Identitas yang di milikinya tersebut dengan menyerukan perang melawan terror yang mana teroris di anggap merusak nilai-nilai demokrasi, perdamaian yang telah diupayakan selama ini dan hak asasi manusia. Perang melawan teror Sebagai ide yang ditanamkan oleh Amerika Serikat pada Negara-negara sekutunya untuk mengembalikan nilai dan norma serta menegakkan keadilan yang telah dirusak oleh para teroris.

Ide yang telah dibentuk oleh Amerika Serikat ini mendapat Respon dari duni Internasional yang menyepakati tentang pemberantasan terorisme dan mengupayakan perdamaian yang ada dengan mengecam kekerasan serta kerusakan yang disebabkan oleh aksi teror tersebut sehingga tercipta norma internasional. berangkat dari proses penerimaan norma tersebut Negara-negara bergerak menginternalisasikan norma Global war on Terrorism tersebut dengan menyusun kebijakannya masing-masing sebagai implementasi untuk memerangi teror bersama-sama. Namun dalam menentukan kebijakannya Negara harus melihat aspek-aspek yang ada pada negaranya masing-masing sehingga kebijakan tersebut tidak bertolak belakang terhadap norma yang ada pada negara tersebut. Kebijakan yang di keluarkan Negara pada perang melawan teror mendapat respon


(3)

21

balik dari Amerika Serikat, Respon balik tersebut berupa memperkuat hubungan dalam berbagai aspek untuk memerangi terorisme sehingga memperlancar pemberantasan terorisme.

1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dala penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder atau yang disebut dengan studi kepustakaan (library research). Data-data diperoleh dari berbagai literatur yang akurat dan terpercaya, seperti buku-buku, jurnal, artikel, dan media massa lainya yang telah disebutakan sumbernya secara komprehensif.

1.7.3 Analisis Data

Tekhnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu usaha untuk mengumpulkan data, menjelaskan dan menggambarkan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen dan pengaruh yang terjadi antara variabel yang satu dan yang lainnya. Analisa dilakukan secara rasional dan objektif sesuai dengan masalah dan fenomena yang diteliti. Peneliti berupaya untuk menghilangkan subjektifitas pribadi tethadap masalah. Analisanya adalah terletak pada sumber-sumber yang menjadi acuan.


(4)

22 1.8 Ruang Lingkup Penelitian

1.8.1 Batas Materi

Sebagai upaya untuk menghindari terjadinya penulisan yang berjangkauan luas, maka penelitian ini memerlukan batasan masalah yang jelas. Upaya pembatasan masalah ini dimaksudkan supaya peniliti dapat secara fokus membahas terhadap objek yang diteliti. Selaian itu juga dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data secara efektif. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pengaruh yang di timbulkan oleh Global War On Terrorism terhadap kebijakan indonesia dalam memberantas terrorisme.

1.8.2 Batas Waktu

Untuk menghindari terjadinya masa waktu yang lama dan tidak relevan, maka penelitaian ini didasarkan pada kurun waktu 13 tahun terakhir sejak kejadian serangan teroris di Amerika Serikat pada 11 september 2001 yang mana saat itu Indonesia dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri sampai tahun 2014 pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

1.9 Argumen dasar

Dari penjelasan di atas maka penulis berargumen bahwa Global War On Terrorism memiliki pengaruh dalam proses pengambilan kebijakan Indonesia. Pengaruh tersebut dibentuk oleh ide Global War On Terrorism sebagai sistem Internasional yang merubah perilaku domestik Indonesia dalam proses pembuatan kebijakan. Adapun kebijakan yang dilakukan di Indonesia yang di pengaruhi oleh Global war On terrorism antara lain adalah memberlakukan Undang-undang tentang pemberantasan terorisme, mengikuti perjanjian internasional tentang


(5)

23

penanggulangan terorisme, meningkatkan kinerja Intelijen, menerima bantuan asing dalam pemberantasan terorisme termasuk mendirikan pasukan anti-teror dengan bantuan dana serta pelatihan khusus untuk pasukan tersebut, dan membentuk badan nasional penanggulangan terorisme.

1.10 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Manfaat Penelitian 1.5 Penelitian terdahulu

1.6 Landasan konsep

1.7 Metodologi penelitian 1.8 Batas Penelitian

1.9 Argumen Dasar

1.10 Sistematika Penulisan

BAB II Global war On Terrorism

2.1 Peristiwa serangan 11 September 2001

2.2 Global War On Terror dan Pre-emptive strike 2.3 Strategi dalam Global war On Terrorism 2.4 Respon terhadap Global War On Terrorism 2.5 Implementasi Global War On Terrorism

BAB III Internalisasi Global war on Terrorism di Indonesia

3.1 Proses Internalisasi Global War On Terrorism oleh Indonesia

3.1.1 Dilema Indonesia dalam menerima Global War On Terrorism

3.2 Langkah-langkah dalam Internalisasi Norma Global war On Terrorism

3.3 Peristiwa Bom Bali di tengah internalisasi Norma Global War on Terrorism

3.3.1 Dampak Peristiwa Bom Bali Bagi Indonesia

BAB IV Implementasi Global war On Terrorism oleh Indonesia 4.1 Kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri

4.1.1 Undang-Undang Anti-teror

4.1.2 Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme (DKPT) 4.1.3 Pasukan Khusus Anti-teror

4.1.4 Meningkatkan kinerja Intelijen

4.2 Kebijakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono

4.2.1 Menetapkan Undang-Undang dan Meratifikasi Konvensi internasional mengenai pemberantasan terorisme

4.2.2 Memperluas Kerjasama Regional dan Internasional dalam pemberantasan terorisme 4.2.3 Pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

4.3 Analisa Implementasi

4.3.1 Analisa Kebijakan pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri 4.3.1.1 Analisa Undang-Undang anti-terror


(6)

24 4.3.1.2 Analisa Desk Koordinasi Pemberantasan Terrorisme dan Pasukan Khusus Anti-terror 4.3.1.3 Analisa Peningkatan Kinerja Intelijen

4.3.2 Analisa Kebijakan pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyhono 4.3.2.1 Analisa dalam Menetapkan Undang-Undang dan meratifikasi konvensi tentang

pemberantasan terorisme

4.3.2.2 Analisa kebijakan Pemerintahan SBY Memperluas Kerjasama Regional dan Internasional dalam pemberantasan terorisme

4.3.2.3 Analisa mengenai pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran