Wawasan Kemaritiman IPTEK LAUT MAKALAH

MAKALAH WAWASAN KEMARITIMAN
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK VII

Ida Bagus Anom Sanjaya
Killianus Paliling
Muhammad Nasrulloh
Redito Ananta
Rendi Kurniawan
Seli Indrawan B.

(P3D117026)
(P3D117031)
(P3D117046)
(P3D117051)
(P3D117041)
(P3D1170xx)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan

rahmat

dan

hidayah-Nya

sehingga

penulis

dapat


menyelesaikan penulisan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Wawasan Kemaritiman berjudul “Ilmu dan Teknologi Maritim”.
Makalah ini membahas tentang Ilmu dan teknologi dalam bidang
maritim, potensi teknologi maritim di Indonesia, dan riset laut ilegal.
Dalam menyelesaikan makalah ini telah dilakukan untuk mencapai hasil
yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya
bagi penulis pribadi dan mahasiswa pada umumnya. Semoga pembahasan
yang dikemukakan dapat menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga
dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dibutuhkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
tulisan selanjutnya.

Kelompok VII, 6 Maret 2018

ii


DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu & Teknologi Maritim ................................................

3

B. Pengenalan Bidang Teknologi Maritim ..........................................

3

C. Riset Kurang Perhatian, Miskin Data ............................................

4

D. Riset Laut Legal Marak ...................................................................


5

E. Ocean Energy Solusi Krisis Energi .................................................

6

F. Air Mineral Laut Dalam ................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 10
B. Saran ................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang
adalah sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit

membayangkan Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan
antara London dan Istanbul, bisa bertahan dalam satu kesatuan negarabangsa.Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang ada di kawasan antara London
dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan yang menyatu dengan
masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama. Tidak
hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang
belakangan ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi
kenyataan bahwa wilayah Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh
lautan dan selat yang demikian banyak. Hasilnya, Indonesia merupakan negara
yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap dengan sistem sosial, budaya, dan
bahasanya masing-masing.
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritim berhubungan dengan laut.
Dimana segala sesuatunya dibahas tentang al positif dan negative yang terjadi
dalam dunia maritim. Maritim merujuk kepada kata maritim yang berasal dari
bahasa Inggris yang berarti navigasi atau maritim.Pemahaman maritim yaitu
segala aktifitas pelayaran dan perniagaan yang berhubungan dengan kelautan atau
biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim berarti
ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu
lintas, jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya. kemaritiman menjadi sangat
penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.
Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah

laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim
yang sangat kaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki
1

wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial sebesar 3,1
juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki
garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara
otomatis terkandung keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati maupun
non hayati menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting
bagi Indonesia.
Berdasarkan latar belakang diatas, oleh karena itu dirasa perlu untuk
membahas tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di sektor maritim.

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu & Teknologi Maritim

Laut merupakan sumber kehidupan manusia selain daratan dan
udara. Khususnya di Indonesia, perairan laut Indonesia mencapai 2/3
bagian. Manfaat laut bermacam-macam, yaitu sebagai sarana transportasi,
pertahanan keamanan, sumber energi, pertambangan, perikanan dan
protein hasil laut lainnya, obatobatan dan makanan, serta pariwisata dan
lain sebagainya. Dari situ pandangan tentang laut menjadi terbuka, bahwa
laut

juga

menarik

untuk

dimanfaatkan

dan

dipelajari.


Ilmu dan teknologi maritim adalah ilmu yang mempelajari tentang
keseluruhan sarana untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi
kelangsungan dan juga kenyamanan hidup manusia. yang di pakai di
bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta
berfokus pada kegiatan ekonomi.
B. Pengenalan Bidang Teknologi Maritim
Perkembangan teknologi tidak

terlepas

dari

kehidupan

manusia,penggunaan teknologi mensyaratkan adanya peningkatan kualitas
manusia sebagai pelakunya. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang
yang memfokuskan pengkajian kepada penggunaan teknologi, proses
dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan dalam
operasi


maritim.
Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang kelautan pada

bab 2 pasal dua dijelaskan bahwa penyelenggaraan kelautan di laksanakan
berdasarkan 11 asas, yakni:
1. keberlanjutan;
2. konsistensi;

3

3. keterpaduan;
4. kepastian hukum;
5. kemitraan;
6. pemerataan;
7. peran serta masyarakat;
8. keterbukaan;
9. desentralisasi;
10. akuntabilitas; dan
11. keadilan
Dalam pasal 266 Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982

disebutkan bahwa:
1. Negara-negara langsung atau melalui organisasi-organisasi
internatsional yang kompeten, harus bekerja sama sesuai
dengan kemampuannya untuk menggalakkan secara aktif
pengembangan dan alih ilmu kelautan serta teknologi kelautan
dengan cara dan syarat-syarat yang adil dan wajar.
2. Negara-negara harus menggalakkan pengembangan ilmu
pengetahuan kelautan dan kemampuan teknologi Negaranegara berkmbang, termasuk Negara-negara tak berpantai dan
letak geografisnya tidak beruntung dalam hal eksplorasi,
eksploitai,

konservasi,

dan

pengelolaan

kekayaan

laut.


C. Riset Kurang Perhatian, Miskin Data
Kekayaan laut yang berlimpah dapat memberikan manfaat bagi
kemakmuran rakyat Indonesia. Namun, kenyataannya negara kepulauan
terbesar di dunia ini tidak mampu mengelola sumber penghidupan yang
terhampar luas di bumi khatulistiwa. Kurangnya kepedulian pemerintah
dan pihak-pihak terkait terhadap pengembangan pengetahuan, teknologi,
dan riset

atas potensi kekayaan laut Indonesia, diduga kuat menjadi

pangkal "kebodohan" bangsa ini.

4

'Bagai tikus mati di lumbung padi" mungkin itulah pepatah yang
cocok untuk negara besar ini. Jika dikalkulasi, potensi ekonomi sektor
kelautan Indonesia bila digarap dengan benar bisa mencapai 800 miliar
dolar AS atau setara dengan Rp7.200 triliun per tahun, alias enam kali lipat
APBN 2011 atau setengah Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, sampai
saat ini masih nol besar.
Sebenarnya negara

telah

memiliki

peraturan

kerjasama

internasional di bidang penelitian dan pengembangan, dengan adanya PP
(Peraturan Pemerintah) No 41/2006, tentang perizinan kégiatan penelitian
dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia. Peraturan pemerintah
ini menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan yang harus
ditaati lembaga atau peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan
penelitian. Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga
penanggung jawab, yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, melalui tim
yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti Asing (TKPIPA).
Potensi perairan pesisir dan teluk Indonesia juga sangat besar,
namun pemahaman terhadap karakteristik dan perilaku oseanografi pada
daerah tersebut masih minim. Indonesia justru tergantung terhadap data
yang disediakan negara lain, lembaga dan organisasi internasional, seperti
NOAA, CSIRO, ARGOS.
D. Riset Laut Legal Marak
Sejak era reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan
pihak asing semakin marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi
pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas ilegal alias
tidak memiliki izin dari pernerintah Indonesia.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya
data negara yang seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan laut
dapat

5

digunakan pihak asing untuk menentukan taktik dan strategi militer, jika
mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang peranan
penting

dalam

jalur

perdagangan

dunia.

Semakin

meningkatnya

ketergantungan dunia akan laut, perairan Indonesia menjadi incaran
penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyak burni dan transportasi laut. Meningkatnya
kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan semakin intensifnya survei
seismik asing guna mencari wilayah-wilayah baru potensi minyak dan gas
di dasar laut Indonesia. Wilayah nusantara pun menjadi terbuka dari segala
arah dan rentan terhadap perkembangan lingkungan, baik global, regional
maupun

nasional.

E. Ocean Energy Solusi Krisis Energi
1. Energi Pasang Surut (Tidal Energy)
Teknologi pembangkit listrik pasang surut (PLPS) mungkin sudah
dikuasai penuh para ilmuwan di Indonesia. Karena, pada prinsipnya
teknologi tersebut tidak berbeda dengan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), seperti yang cliterapkan di waduk Jatiluhur dan wadukwaduk
Iainnya. Di mana air laut ketika pasang ditampung dalam

suatu

wilayah yang di bendung dan pada waktu pasang surut air laut
dialirkan kembali ke laut.
Kapasitas listrik yang dihasilkan PLPS sebaiknya untuk kapasitas
besar, di atas 50 Mega Watt, agar bisa ekonomis seperti PLTA. Sumber
energi PLPS ini banyak berada wilayah timur Indonesia, mulai dari
Ambon hingga ke Papua. Di wilayah ini kebutuhan listrik masih kecil
dan membutuhkan power cable bawah laut yang sangat panjang untuk
bisa membawa listrik ke pulau Sulawesi yang membutuhkan listrik
dalam jumlah besar.
Di samping itu, penggunaannya juga dapat dikombinasikan
dengan fungsi lainnya, seperti menghasilkan air pendingin, produksi
air

6

minum, suplai air untuk aquaculture, ekstraksi mineral, dan produksi
hidrogen secara elektrolisis. Sementara kekurangannya, adalah belum
ada analisa mengenai dampaknya terhadap lingkungan. Terlebih, jika
menggunakan amonia sebagai bahan yang diuapkan menimbulkan
potensi bahaya kebocoran. Belum lagi biaya pemba ngunannya yang
tidak murah
2. Energi

Gelombang

Laut

(Wave

Energy)

Peneliti Universitas Oregon, AS mempublikasikan temuan teknologi
terbarunya yang diberi nama Permanent Magnet Linear Buoy. Nama
Buoy karena pada prinsip dasarnya teknologi terbaru tersebut dipasang
untuk memanfaatkan gelombang laut di Berbeda dengan Buoy yang
digunakan untuk mendeteksi gelombang laut yang menyimpan potensi
tsunami.
Peneliti Oregon menjelaskan prinsip dasar Buoy penghasil listrik,
yaitu dengan mengapungkannya di permukaan. Gelombang laut yang
terus mengalun dan berirama bolak-balik dalam Buoy akan diubah
menjadi gerakan harmonis listrik. Sekilas bila dilihat dari bentuknya,
Buoy ini mirip dengan dinamo sepeda.
Bentuknya silindris dengan perangkat penghasil listrik pada bagian
dalamnya. Buoy diapungkan di permukaan laut dengan posisi sebagian
tenggelam dan sebagian lagi mengapung.
Kuncinya, terdapat pada perangkat elektrik berupa koil
(kuparan yang mengelilingi batang magnet di dalam Buoy). Saat
ombak mencapai pelampung, maka pelampung tersebut akan bergerak
naik dan turun secara relatif terhadap batang magnet sehingga bisa
menimbulkan beda potensial dan listrik dibangkitkan. Dalam
percobaan sistem ini diletakkan kurang lebih satu atau dua mil laut dari
pantai. Kondisi ombak yang cukup kuat dan mengayun dengan
gelombang yang besar akan menghasilkan listrik dengan tegangan
yang lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Oregon,
setiap pelampung mampu menghasilkan daya sebesar 250 kilowatt

7

F. Air Mineral Laut Dalam
1. Penerangan awal ALD
Sekitar 40 persen dari total area perairan Indonesia adalah ALD
yang tersebar mulai dari bagian barat hingga ke bagian timur
nusantara. Dasar laut bervariasi dari yang relatif dangkal hingga
palung laut dengan kedalaman ribuan meter. Keadaan ini juga
mempengaruhi arah dan pergerakan arus laut. Pergerakan arus laut
terkenal dengan sebutan Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) Indonesian Through Flow, sebagai suatu fenomena kelautan yang
penting. Fenomena ini mengakibatkan proses upwelling yang
membawa air yang kaya nutrisi dari lapisan ALD ke bagian
permukaan. Di daerah upwelling ini produktivitas laut lebih kaya
dibandingkan dengan daerah lainnya. ARLINDO ini juga membawa
kandungan mineral.
2. Manfaat ALD
Salah satu kelebihan ALD ini adalah mengandung minerał yang
sangat kaya dan dibutuhkan oleh tubuh manusia, berbeda dengan air
murni dałam kemasan yang tidak mengandung minerał. Karena
manfaatnya yang sangat baik, maka industri ALD telah berkembang di
Hawaii dan Jepang sejak sekitar 20 tahun silam, dan sejak sekitar 5
tahun yang lalu Korea Selatan, Taiwan, dan India juga telah
mengembangkan industri ALD ini. Di Jepang sendiri terdapat 13
merek air minerał laut-dalam sebagai Air Minum Dałam Kemasan
(AMDK) yang beredar di pasaran hingga sekarang.
3. Mengapa ALD?
Air laut-dalam disedot dari kedalaman lebih dari 300 meter.
Lapisan ini berada di bawah lapisan termoklin dan juga di bawah
lapisan eufotik. Air di kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya
berkisar 100C, bersih, kaya nutrien, kaya mineral dan stabil. Kondisi
ALD ini berbeda dengan air laut di permukaan (di lapisan zona
eufotik) yang sangat dipengaruhi proses yang terjadi di lapisan
permukaan seperti fotosisntesis,

8

pencemaran, suspensi sedimen dan blooming alga. Dengan demikian,
ALD sangat layak untuk dijadikan sebagai sumber air minum.
4. Pengembangan Industri ALD di Indonesia
Pengalaman Prof. Bonar Pasaribu yang menimba ilmu selama 8
tahun di Jepang dan melihat perkembangan industri maritim di sana
sejak 35 tahun yang lewat, membuat beliau terinspirasi tidak hanya
mengembangkan pendidikan ilmu dan teknologi kelautan di Indonesia,
tetapi juga mengembangkan industri maritim. Salah satunya adalah
adalah industri ALD. Bekerjasama dengan Mr Kimiya Homma, kolega
dari almamaternya (Universitas Tokai, Jepang), mereka merintis
industri ALD di Bali.
Sistem yang umum digunakan untuk menyedot air dari laut-dalam
adalah sistem permanen (dengan instalasi Pipa sedot) dan sistem
bergerak (dengan menggunakan kapal). Sistem permanen umumnya
digunakan untuk industri skala besar sedangkan sistem bergerak
digunakan untuk industri skala laboratorium dan menengah.
Setelah hampir 2 tahun melakukan kajian, maka tahun
ketiga telah mulai dibangun industri ALD di Bali. Industri yang
dibangun masih dalam skala laboratorium untuk menghasilkan 1000
liter air mineral laut-dalam per hari. Setelah melakukan pengujian
laboratorium dan memperoleh berbagai perizinan, maka saat ini air
mineral laut-dalam dalam bentuk Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) yang pertama di Indonesia telah siap didistribusikan ke
masyarakat. Produk AMDK ini di bawah PT Omega Tirta Kyowa
dengan merek dagang "Oceanic" telah mulai dipasarkan di pulau Bali.

9

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ilmu dan teknologi maritim merupakan keseluruhan sarana untuk
mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga
kenyamanan hidup manusia. yang di pakai di bidang kelautan khususnya
berhubungan dengan pelayaran (navigasi) serta berfokus pada kegiatan
ekonomi.
2. Bidang Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan
pengkajian kepada penggunaan teknologi, proses dalam teknologi dan
sistem dalam teknologi yang digunakan dalam operasi maritim.
3. Walaupun begitu, riset selama melakukan penelitian ternyata masih
minim data, maksudnya data riset yang dilakukan peneliti lokal Indonesia
saat ini masih sedikit sekali, padahal anggaran yang digelontorkan untuk
riset tersebut dianggap besar dan banyak sekali, namun hasilnya malah
nol besar. Indonesia justru tergantung terhadap data yang disediakan
negara lain, lembaga dan organisasi internasional, seperti NOAA,
CSIRO, ARGOS.
4. Karena Indonesia memiliki potensi dengan ombak lautnya, maka inovasi
baru munculah semacam pembangkit listrik tenaga pasang surut yang
telah beroperasi di sekitar Papua dan pemanfaatan energi melalui
gelombang laut.
5. ALD atau Air Laut Dalam merupakan pemanfaatan Air yang berada di
bawah lapisan termoklin dan juga di bawah lapisan eufotik. Air di
kedalaman sekitar 300 meter ini suhunya berkisar 100 C, bersih, kaya
nutrien, kaya mineral dan stabil. ALD ini jadikan sebagai seumber air
minum, dan sudah lama dimanfaatkan di Jepang dan Hawaii. Sementara
di Indonesia sendiri sudah dilakukan penelitian dan mendapatkan
izinnya, sehingga ALD ini bisa dimanfaatkan pula sebagai air minum
kemasan di bawah PT Omega Tirta Kyowa dengan merek dagang
"Oceanic" telah mulai dipasarkan di pulau Bali.

10

B. Saran

Menjaga dan mensyukuri anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan yang
Maha Pencipta adalah hal wajib yang harus kita lakukan sebagai manusia.
Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi penerus bangsa menjaga wilayah
maritim kita dari ancaman budayabudaya asing dan mengembang ilmu
pengetahuan dan teknologi di sektor maritim.

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Kemaritiman Indonesia. http://sayidiman.suryohadiprojo.co.id.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2018
Putera, P.B. 2009. Teknologi Informasi Untuk Kelautan Indonesia. ISSN 20865252. http://u.lipi.go.id/1240996556. Diakses pada tanggal 5 Maret 2018
Sumarno, Edi. PERSPEKTIF 7 ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
MARITIM INDONESIA.
http://www.academia.edu/7311201/PERSPEKTIF_7_ILMU_PENGETAHUAN_
DAN_TEKNOLOGI_MARITIM_INDONESIA. Diakses pada tanggal 2 Maret
2018

12