Analisis faktor yang mempengaruhi seseor

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tujuan analisis diskriminan adalah menguji ada-tidaknya hubungan sebab-akibat dari
sebuah fenomena. Ciri khusus analisis diskriminan adalah keharusan variabel dependen
bertipe kategori, sedangkan variabel independen bertipe rasio.
Kegunaan utama analisis diskriminan adalah kemampuan memprediksi terjadinya
variabel dependen dengan masukan data variabel independen, dan kemampuan memilih mana
variabel yang secara nyata mempengaruhi dependen dan mana yang tidak.
Berdasarkan kegunaan tersebut, maka penulis ingin menguji sebuah kasus yaitu
tentang analisis faktor yang mempengaruhi seseorang memilih bekerja atau kuliah. Dimana
variabel dependennya bertipe kategori, yaitu bekerja dan kuliah. Sedangkan umur responden,
biaya kuliah, pendapatan orang tua, jumlah saudara, nilai SMA dan IQ adalah variabel
independen, karena faktor inilah yang menjadi sebab responden memilih bekerja atau kuliah.
Dengan demikan akan diuji apakah ada hubungan kausalitas antara sikap responden secara
umum dengan atribut-atribut yang ada.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah memang ada perbedaan yang jelas antara perilaku responden, sehingga
mereka yang memilih bekerja dibedakan jelas dengan mereka yang memilih kuliah.
2. Jika memang ada perbedaan diantara kedua kelompok responden tersebut, faktor
mana yang perbedaannya memang nyata dan faktor mana yang sesungguhnya tidak

secara jelas berbeda?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antara perilaku responden yang
memilih bekerja dengan mereka yang memilih kuliah.
2. Mengetahui faktor mana yang perbedaannya memang nyata dan faktor mana yang
sesungguhnya tidak secara nyata jelas berbeda.

1

BAB II
PEMBAHASAN

UJI DATA
1. Uji Missing Value

Univariate Statistics
No. of Extremesa

Missing
N


Mean

Std. Deviation

Count

Percent

Low

High

Umur

41

19.0000

1.18322


9

18.0

0

0

BiayaKuliah

45

7.0178E2

127.40931

5

10.0


0

0

PendapatanOrangTua

44

9.3409E2

176.45499

6

12.0

0

0


JumlahSaudara

43

3.0698

.91014

7

14.0

0

0

NilaiSMA

46


81.0000

4.03320

4

8.0

0

0

IQ

44

1.1948E2

9.02577


6

12.0

0

0

Status

50

0

.0

a. Number of cases outside the range (Q1 - 1.5*IQR, Q3 + 1.5*IQR).

Pada tabel diatas, kolom N menunjukkan jumlah data yang terisi dan kolom missing

pada count menunjukkan jumlah data yang hilang dalam jumlah nyata, sementara oercent
untuk menghitung persentase dari data yang ada di bagian count. Pada variabel umur data
yang terisi adalah 41, dan data yang hilang adalah 9 atau sebanyak 18%. Pada variabel biaya
kuliah data yang terisi adalah 45, dan data yang hilang sebanyak 5 data atau sebanyak 10%.
Dan begitu seterusnya.
Kolom Mean dan Standard Deviation menunjukkan rata-rata dan deviasi standar
untuk setiap variabel yang valid (tidak missing). Untuk variabel umur, rata-rata usia 41
responden adalah 19 tahun dengan standar deviasi 1,18 tahun. Untuk variabel jumlah saudara,
dari 43 responden rata-ratanya adalah 3,06 orang dengan standar deviasi 0,91. Dan seterusnya
untuk data yang lain.

2

Summary of Estimated Means
Umur

BiayaKulia Pendapata JumlahSau
h

nOrangTua


dara

NilaiSMA

IQ

Listwise

18.7692

7.6308E2

9.3462E2

2.8462

83.1538

1.2438E2


All Values

19.0000

7.0178E2

9.3409E2

3.0698

81.0000

1.1948E2

EM

19.0278

7.0292E2


9.3246E2

3.0715

80.9106

1.1895E2

Jika digunakan metode LISTWISE, maka rata-rata umur menjadi 18,76 tahun, jumlah
saudara menjadi 2,84, nilai SMA menjadi 83,15 dan begitu seterusnya.
Jika digunakan ALL VALUE, maka nilai rata-rata umur menjadi 19,00, jumlah saudara 3,06,
nilai SMA menjadi 81,00.
Jika digunakan metode EM, maka rata-rata umur menjadi 19,02 tahun, jumlah saudara
menjadi 3,07 orang, nilai SMA menjadi 80,91. Dan begitu seterusnya.

3

Status
Total
Umur

Present

BiayaKuliah

PendapatanOtangTua

JumlahSaudara

NilaiSMA

Count

Kuliah

41

20

21

Percent

82.0

80.0

84.0

Missing

% SysMis

18.0

20.0

16.0

Present

Count

45

23

22

Percent

90.0

92.0

88.0

Missing

% SysMis

10.0

8.0

12.0

Present

Count

44

21

23

Percent

88.0

84.0

92.0

Missing

% SysMis

12.0

16.0

8.0

Present

Count

43

20

23

Percent

86.0

80.0

92.0

Missing

% SysMis

14.0

20.0

8.0

Present

Count

46

24

22

92.0

96.0

88.0

Percent

IQ

Bekerja

Missing

% SysMis

8.0

4.0

12.0

Present

Count

44

21

23

Percent

88.0

84.0

92.0

% SysMis

12.0

16.0

8.0

Missing

Indicator variables with less than 5% missing are not displayed.

Untuk variabel umur, dari 41 data yang valid, 20 data ada pada kategoti status
bekerja, dan 21 orang ada pada kategori status kuliah. Sedang dari komposisi data yang
missing, 20% data ang missing ada pada usia responden yang berstatus bekerja, sedangkan
16% berasal dari responden yang berstatus mahasiswa. Sedangkan 18% merupakan rata-rata
dari 20% dan 16%.

4

Missing Patterns (cases with missing values)
Missing and Extreme Value Patternsa
# Missing

Pendapata

% Missing
Status

NilaiSMA BiayaKuliah nOrangTu

Case

IQ

JumlahSaud

Umur

ara

a

Ani

1

14.3

S

Rian

1

14.3

S

Gian

1

14.3

S

Bowo

1

14.3

S

Ayu

1

14.3

S

Andika

1

14.3

S

Bima

1

14.3

S

Qori

1

14.3

S

Devi

1

14.3

S

Herlan

1

14.3

S

Mela

1

14.3

S

Andi

1

14.3

S

Zumaila

1

14.3

S

Boni

1

14.3

S

Roni

1

14.3

S

Adit

1

14.3

S

Rehat

1

14.3

S

Dela

1

14.3

S

Efal

1

14.3

S

Reisa

1

14.3

S

Noufal

1

14.3

S

Fais

1

14.3

S

Gilang

1

14.3

S

Romario

1

14.3

S

Putri

1

14.3

S

Yulia

1

14.3

S

Ami

1

14.3

S

Mita

1

14.3

S

Niken

1

14.3

S

Dini

1

14.3

S

Naila

1

14.3

S

5

Tabel diatas menggambarkan penyebaran data yang hilang hanya untuk responden
yang datanya tidak lengkapdan bukan seluruh responden. Responden yang bernama Ani
mempunyai satu missing value data pada variabel IQ, karena missing ada pada 1 dari 7
variabel, maka persentase missing adalah 14,3%.
Responden yang bernama Bima, mempunyai satu missing value data pada variabel
nilai SMA, karena missing ada pada 1 dari 7 variabel, maka persentase missing adalah
14,3%. Dan begitu seterusnya.
Tabulated Patterns
Missing Patternsa

Number
of
Cases

Complete if
Status

NilaiSMA

BiayaKulia Pendapata
h

IQ

nOtangTua

JumlahSau

Umur

dara

13

13

6
4

X

19

X

17

7
5

...b

X

20

X

18

9

X

6

X

22
19

a. Variables are sorted on missing patterns.
b. Number of complete cases if variables missing in that pattern (marked with X) are not used.

Tabel diatas menunjukkan sisi lain dari penyebaran missing value,dimana missing
value dinyatakan per variabel. Pada baris pertama, angka 13 menyatakan ada 13 data yang
valid, artinya tidak terdapat missing value pada semua variabelnya.
Angka 6 pada baris kedua menunjukkan adanya 5 data yang missing pada variabel IQ.
Jika dilihat pada tabel sebelumnya, maka responden yang mempunyai data missing pada
variabel IQ adalah Ani, Rian, Gian, Bowo, Ayu, Andika.
Angka 4 menunjukkan adanya 4 data yang missing pada variabel Nilai SMA. Maka
responden yang mempunyai missing pada variabel nilai SMA adalah Bima, Devi, Qori,
Herlan. Dan seterusnya untuk baris berikutnya.
Dan pada kolom complete, jika 6 data yang missing di variabel IQ diperbaiki
sehingga menjadi tidak missing, maka semua data yang tidak missing menjadi: 13+6=19 data
yang lengkap. Jika data yang missing di variabel di nilai SMA ada 4 data diperbaiki maka
semua data yang tidak missing menjadi : 13+4 = 17 dan begitu seterusnya.
6

Listwise Correlations
BiayaKulia Pendapata JumlahSau

Umur
Umur

h

nOtangTua

dara

NilaiSMA

IQ

1

BiayaKuliah

.520

1

PendapatanOrangTua

-.172

.101

1

JumlahSaudara

-.190

-.243

-.139

1

NilaiSMA

-.031

-.317

.103

.044

1

.139

-.261

-.145

.181

.628

IQ

1

Tabel diatas menunjukkan korelasi antar-variabel untuk 13 data. Angka 0,520 pada
tabel diatas menyatakan besar korelasi antara variabel umur dan biaya kuliah. Angka 0,101
menunjukkan korelasi antar variabel pendapatan orang tua dengan biaya kuliah. Dan
demikian seterusnya untuk korelasi variabel yang lain.
Angka 0,628 menunjukkan korelasi antara variabel IQ dan nilai SMA. Angka korelasi
yang besar ini menyatakan bahwa terjadinya missing value dari variabel IQ berpengaruh kuat
pada terjadinya missing value pada variabel nilai SMA. Sebaliknya angka korelasi variabel
pendapatan orang tua dan biaya kuliah sebesar 0,101 yang dibawah 0,5. Hal ini berarti
adanya tingkat keacakan yang tinggi pada missing value, karena pengaruh antar-variabel
lemah.

7

Pairwise Frequencies
BiayaKulia Pendapata JumlahSau

Umur

h

nOtangTua

dara

NilaiSMA

IQ

Status

Umur

41

BiayaKuliah

36

45

PendapatanOtangTua

35

39

44

JumlahSaudara

34

38

37

43

NilaiSMA

37

41

40

39

46

IQ

35

39

38

37

40

44

Status

41

45

44

43

46

44

50

Metode pairwise akan memasangkan (pair) variabel yang mempunyai data lengkap,
dan tidak menghilangkan sebuah baris begitu saja. Dengan demikian jumlah data bisa
berbeda-beda tergantung kelengkapan data dua variabel yang dipasangkan.
Jika yang dipasangkan variabel umur dan biaya kuliah, maka akan ada 36 data yang
valid. Namun jika yang dipasangkan variabel biaya kuliah dengan IQ maka akan ada 39 data
yang valid. Demikian seterusnya untuk kombinasi variabel lainnya.
Pairwise Correlations
BiayaKulia Pendapata JumlahSau

Umur
Umur

h

nOtangTua

dara

NilaiSMA

IQ

1

BiayaKuliah

.028

1

PendapatanOtangTua

-.447

.312

1

JumlahSaudara

-.063

-.107

-.038

1

NilaiSMA

-.076

-.017

.112

.008

1

.025

.154

.003

.148

.563

IQ

1

Tabel diatas mempunyai tafsiran yang sama dengan analisis korelasi antar-variabel
dengan metode listwise. Angka korelasi yang diatas 0,5 berjumlah sangat sedikit, sehingga
bisa dikatakan missing value adalah acak (random). Pada tabel diatas angka diatas 0,5 tidak
ada sehingga bisa dikaan missing adalah acak.

8

EM Correlationsa
BiayaKulia Pendapata JumlahSau

Umur
Umur

h

nOrangTua

dara

NilaiSMA

IQ

1

BiayaKuliah

-.003

1

PendapatanOrangTua

-.426

.307

1

.015

-.088

-.054

1

-.076

-.031

.045

.014

1

.012

.156

-.044

.144

.551

JumlahSaudara
NilaiSMA
IQ

1

a. Little's MCAR test: Chi-Square = 24,899, DF = 30, Sig. = ,730

Pada tabel hanya ada 1 data yang diatas 0,5 yaitu 0,551 artinya pola penyebarab
missing value adalah random. Terlihat angka MCAR yang ditampilkan adalah 0,730, maka
missing value adalah acak karena besar dari 0,05.
Kesimpulan : missing value yang terjadi adalah bersifatacak. Karena bersifat acak
dan tidak memiliki pola tertentu, maka bisa dilakukan perlakuan lanjutan.
2. Mengisi Missing Value

Result Variables
Case Number of Non-Missing
Values

N of Replaced
Result Variable
1
2

3

6

Last

N of Valid Cases

Function

9

1

50

50 SMEAN(Umur)

BiayaKuliah_1

5

1

50

50

6

1

50

50

7

1

50

50

NilaiSMA_1

4

1

50

50

IQ_1

6

1

50

50 SMEAN(IQ)

PendapatanOtan

JumlahSaudara_
1

5

First

Umur_1

gTua_1
4

Missing Values

Creating

SMEAN(BiayaKu
liah)
SMEAN(Pendap
atanOtangTua)
SMEAN(Jumlah
Saudara)
SMEAN(NilaiSM
A)

9

Dari tabel result variables diatas terlihat ada 9 data untuk variabel umur yang diganti, 5
variabel biaya kuliah, 6 variabel pendapatan orang tua, 7 variabel jumlah saudara, 4 variabel
nilai SMA san 6 vriabel IQ.
3. Uji Data Outlier
a. Standarisasi Data
Descriptive Statistics
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

SMEAN(Umur)

50

17.00

21.00

19.0000

1.06904

SMEAN(BiayaKuliah)

50

500.00

980.00

7.0178E2

120.73396

50

600.00

1200.00

9.3409E2

165.29896

SMEAN(JumlahSaudara)

50

1.00

5.00

3.0698

.84262

SMEAN(NilaiSMA)

50

75.00

90.00

81.0000

3.86507

SMEAN(IQ)

50

105.00

135.00

1.1948E2

8.45514

Valid N (listwise)

50

SMEAN(PendapatanOtangT
ua)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata umur responden adalah 19,00 tahun
dengan standar deviasi 1,06 tahun. Rata-rata jumlah saudara responden adalah 3,06 orang
dengan standar deviasi 0,84. Dan begitu seterusnya.
b. Box Plot
Umur

Tidak ada satu pun data Umur yang ada di luar BoxPlot. Dengan demikian, bisa
dikatakan tidak ada data outlier ataupun ekstrem pada variabel ini.

10

Biaya Kuliah

Terlihat tidak ada satu pun data biaya kuliah yang ada di luar BoxPlot. Dengan
demikian Dengan demikian, bisa dikatakan tidak ada data outlier ataupun ekstrem pada
variabel ini.
4. Uji Normalitas Data

11

Terlihat sebaran data dari variabel IQ bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah
ke kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data
tersebut bisa dikatakan normal.

Terlihat sebaran data dari variabel IQ bergerombol di sekitar garis uji yang mengarah
ke kanan atas, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. Dengan demikian, data
tersebut bisa dikatakan normal.
5. Uji Homokedastisitas Data
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
SMEAN(BiayaKuliah)

df2

Sig.

Based on Mean

.859

1

48

.359

Based on Median

.959

1

48

.332

.959

1

47.764

.332

.861

1

48

.358

1.683

1

48

.201

.133

1

48

.717

.133

1

40.406

.717

1.441

1

48

.236

Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean
SMEAN(NilaiSMA)

df1

Based on Mean
Based on Median
Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean

12

Pada baris Biaya Kuliah dari tabel output diatas, dan dengan dasar Mean, didapat
angka SIG adalah 0,359. Karena angka SIG > 0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti varians
dari data biaya kuliah responden yang memilih bekerja relatif sama dengan data biaya kuliah
responden yang memilih kuliah. Sehingga bisa disimpulkan telah terjadi homoskedastisitas
variabel biaya kuliah dengan dasar grup status.
Pada baris nilai SMA, dan dengan dasar Mean didapat angka SIG adalah 0,201 maka
Ho diterima. Hal ini berarti varians dari data nilai SMA responden yang memilih bekerja
relatif sama dengan data nilai SMA responden yang memilih kuliah. Sehingga terjadi
homoskedastisitas variabel nilai SMA dengan dasar grup Status.
6. Uji Linearitas Data

Terlihat garis regresi pada grafik diatas yang cenderung mendatar. Kemudian jika
dilihat pada persamaan regresi koefisien praktis mendekati 0 (0,0004171). Hal ini
membuktikan tidak adanya linearitas pada hubungan dua variabel tersebut, yang berarti
semakin besar atau semakin kecil umur seseorang tidak ada hubungannya dengan tingginya
IQ seseorang

13

Pada gambar diatas dapat dilihat garis regresi yang mengarah kekanan atas, ini
membuktikan adanya linearitas pada hubungan dua variabel tersebut yaitu variabel biaya
kuliah dengan variabel pendapatan orang tua. Artinya semakin tinggi biaya kuliahnya maka
semakin tinggi pula pendapatan orang tuanya.

14

ANALISIS DISKRIMINAN
1. Menilai Variabel Yang Layak Untuk Analisis
Tests of Equality of Group Means
Wilks' Lambda

F

df1

df2

Sig.

SMEAN(Umur)

.930

3.613

1

48

.063

SMEAN(BiayaKuliah)

.994

.314

1

48

.578

.834

9.542

1

48

.003

SMEAN(JumlahSaudara)

.970

1.478

1

48

.230

SMEAN(NilaiSMA)

.779

13.642

1

48

.001

SMEAN(IQ)

.767

14.587

1

48

.000

SMEAN(PendapatanOtangT
ua)

a. Dengan angka Wilk’s Lambda
Angka Wilks’s Lambda berkisar 0 sampai1. Jika angka mendekati 0 maka data tiap grup
cenderung berbeda, sedang jika angka mendekati 1, data tiap grup cenderung sama.
Dari tabel diatas terlihat angka Wilk’s Lambda berkisar antara 0,767 sampai0,994
(mendekati 1). Dari kolom Sig bisa dilihat bahwa hanya variabel biaya kuliah yang
cenderung tidak berbeda. Hal ini berarti biaya kuliah untuk mereka yang bekerja atau kuliah
ternyata tidak berbeda secara nyata. Hanya disini mendekati angka 1 dulit ditentukan secara
pasti, karena hampir semua variabel diatas mempunyai angka Wilk’s Lambda yang besar,
namun hanya satu variabel yang tidak lolos. Untuk itu dilakukan pengujian ANOVA
b. Dengan F test


Variabel pendapatan orang tua, angka Sig nya dibawah 0,05 (0,003). Artinya ada
perbedaan antar-grup atau responden yang memilih bekerja atau kuliah. Mungkin
mereka yang pendapatan orang tuanya lebih tinggi akan memilih kuliah dibanding
mereka yang orang tuanya berpendapatan lebih rendah. Atau mungkin sebaliknya.



Variabel Nilai SMA, angka Sig nya 0,001. Artinya ada perbedaan antar grup. Mungkin
mereka yang nilai SMAnya lebih tinggi akan memilih untuk kuliah daripada mereka
yang nilai SMAnya lebih rendah. Atau sebaliknya.



Variabel Biaya Kuliah, angka Signya 0,578. Halini berarti biaya kuliah seorang
responden tidak mempengaruhi mereka untuk memilih bekerja atau kuliah. Kesimpulan
ini hampir sama dengan jika berpatokan pada angka Wilk’s Lambda yang hampir
mendekati 1 untuk variabel biaya kuliah.

15



Variabel jumlah saudara, angka Signya adalah jauh diatas 0,05 yaitu 0,230. Artinya
jumlah saudara seorang responden tidak memengaruhi seorang responden untuk
memilih bekerja atau kuliah.
Dari enam variabel, ada tiga varibel yang berbeda secara signifikan untuk dua grup
signifikan, yaitu pendapatan orang tua, nilai SMA dan IQ. Dengan demikian, seorang
responden memilih bekerja atau kuliah dipengaruhi oleh pendapatan orang tua
responden tersebut, nilai ketika di SMA, dan IQ yang dimiliki oleh responden tersebut.
Test Results

Box's M
F

23.940
Approx.

.986

df1

21

df2

8.474E3

Sig.

.477

Tests null hypothesis of equal
population covariance matrices.

Dari tabel terlihat bahwa angka Signya jauh diatas 0,05 yaitu 0,477, yang berarti
group covariance matrices adalah sama. Hal ini berarti data diatas sudah memenuhi asumsi
analisis diskriminan, sehingga proses bisa dilanjutkan.
Asumsinya adalah:


Varians variabel bebas untuk tiap grup seharusnya sama. Jika demikian, seharusnya
varians dari responden yang memilih bekerja sama dengan varians responden yang
memilih kuliah.



Varians diantara variabel-variabel bebas seharusnya juga sama. Jika denikian,
seharusnya varians dari umur sama dengan varians dari biaya kuliah, sama dengan
variabel biaya kuliah, pendapatan orang tua dan sebagainya.
Log Determinants

Status

Rank

Log Determinant

Bekerja

6

25.049

Kuliah

6

24.532

Pooled within-groups

6

25.289

The ranks and natural logarithms of determinants
printed are those of the group covariance matrices.

16

Terlihat angka Log determinant untuk kategori bekerja 25,049 dan kuliah (24,532)
tidak berbeda banyak, sehingga group covariance matrices akan relatif sama untuk kedua
grup.
2. Proses Diskriminan.

Group Statistics
Valid N (listwise)
Status
Bekerja

Mean
SMEAN(PendapatanOtangT
ua)
SMEAN(NilaiSMA)
SMEAN(IQ)

Kuliah

SMEAN(PendapatanOtangT
ua)
SMEAN(NilaiSMA)
SMEAN(IQ)

Total

SMEAN(PendapatanOtangT
ua)
SMEAN(NilaiSMA)
SMEAN(IQ)

Std. Deviation

Unweighted

Weighted

8.6745E2

125.94122

25

25.000

79.2000

3.24037

25

25.000

1.1544E2

7.79536

25

25.000

1.0007E3

175.13980

25

25.000

82.8000

3.64005

25

25.000

1.2352E2

7.15340

25

25.000

9.3409E2

165.29896

50

50.000

81.0000

3.86507

50

50.000

1.1948E2

8.45514

50

50.000

Tabel Group Statistics pada dasarnya berisi data statistik (deskriptif) yang utama, yakni
rata-rata dan standar deviasi, dari kedua grup responden.
Responden yang memilih bekerja, rata-rata nilai SMA nya adalah 79,20 sedangkan
responden yang memilih kuliah rata-rata nilai SMA nya adalah 82, 80. Sedangkan responden
yang memilih bekerja, rata-rata pendapatan orang tuanya adalah 867,550 dan responden yang
memilih kuliah, rata-rata pendapatan orangtuanya adalah 1,000,000. Dan responden yang
memilih bekerja juga rata-rata memiliki IQ sekitar 115,44 sedangkan responden yang
memilih kuliah, rata-rata memiliki IQ sekitar 123,52.
Dari tabel diatas juga terlihat bahwa ada 25 responden yang memilih bekerja, dan 25
responden yang memilih kuliah. Jika melihat semua variabel terisi angka 25 dan 25
semuanya, maka pada kasus ini tidak ada data yang hilang (missing), sehingga total data
untuk semua variabel adalah 50 responden.
17

Variables Entered/Removeda,b,c,d
Min. D Squared
Exact F
Step
1

Entered
SMEAN(IQ
)

2

Statistic
1.167

SMEAN(Pe
ndapatanO

2.552

tangTua)

Between Groups
Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah

Statistic

df1

df2

Sig.

14.587

1

48.000

.000

15.617

2

47.000

6.302E-6

At each step, the variable that maximizes the Mahalanobis distance between the two closest groups
is entered.
a. Maximum number of steps is 6.
b. Maximum significance of F to enter is .05.
c. Minimum significance of F to remove is .10.
d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

Tabel ini menyajikan variabel mana saja dari enam variabel input yang bisa
dimasukkan dalam persamaan diskriminan. Karena proses adalah stepwise (beratahap) maka
akan dimulai dengan variabel yang mempunyai angka F hitung (statistik) terbesar.
Tahap pemasukan variabel bebas :


Pada tahap pertama, angka F hitung variabel IQ adalah 14,587, maka pada tahap
pertama ini variabel IQ terpilih.



Pada tahap kedua, angka F hitung mencapai 15,617, maka pada tahap kedua ini variabel
Pendapatan orang tua terpilih.
Kedua variabel tersebut memiliki 2 variabel yang tentunya mempunyai Sig dibawah

0,05, seperti variabel IQ Signya 0,000 dan variabel pendapatan mempunyai Sig jauh dibawah
0,05 yaitu 6,301E-6 atau 0,000006301.
Dengan demikian, dari tiga variabel yang dimasukkan, hanya ada dua variabel yang
signifikan. Atau bisa dikatakan IQ dan pendapatan orang tua mempengaruhi perilaku
responden untuk memilih bekerja atau kuliah. Atau mereka yang memiliki IQ dan pendapatan
orang tua diatas rata-rata akan memilih untuk kuliah, dan begitu seterusnya.

18

Variables in the Analysis
Sig. of F to
Step

Tolerance

1

SMEAN(IQ)

2

SMEAN(IQ)

SMEAN(PendapatanOtangT
ua)

Remove

Min. D Squared Between Groups

1.000

.000

.939

.000

.763

.939

.001

1.167

Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah

Pada step 1, variabel IQ adalah variabel pertama yang dimasukkan kedalam model
diskriminan. Hal ini disebabkan variabel tersebut mempunyai angka Sig. Of F to Remove
yang paling sedikit yaitu 0,000 (jauh di bawah 0,05).
Kemudian pada step 2, dimasukkan variabel kedua yakni, variabel pendapatan orang
tua. Variabel tersebut memenuhi syarat, karena mempunyai angka Sig. Of F to Remove
dibawah 0,05 yakni 0,001.
Variables Not in the Analysis
Step
0

Tolerance
SMEAN(IQ)

SMEAN(NilaiSMA)

SMEAN(PendapatanOtangTu
a)
1

SMEAN(NilaiSMA)

SMEAN(PendapatanOtangTu
a)
2

SMEAN(NilaiSMA)

Min. Tolerance

Sig. of F to Enter Min. D Squared Between Groups

1.000

1.000

.000

1.167

1.000

1.000

.001

1.091

1.000

1.000

.003

.763

.867

.867

.038

1.655

.939

.939

.001

2.552

.865

.826

.050

3.114

Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah
Bekerja and
Kuliah

Tabel diatas merupakan kebalikan dari tabel sebelumnya, dimana pada tabel ini adalah
proses pengeluaran. Pada step 0 (awal) ketiga variabel tersebut secara lengkap ditayangkan
dengan angka Sig. Of F to Remove sebagai faktor penguji. Terlihat angka Sig. Terkecil
adalah pada variabel IQ yaitu 0,00. Maka variabel IQ dikeluarkan dari step 0 tersebut, yang
berarti variabel tersebut bukan termasuk variabel yang tidak dianalisis.
19

Pada step 1, terlihat ada 2 variabel, dan variabel pendapatan orang tua dengan Sig of F
to Remove adalah 0,001 sehingga variabel tersebut dikeluarkan. Sekarang hanya ada satu
variabel yaitu variabel nilai SMA, dan variabel tersebut mempunyai Sig of F to Remove
diatas 0,05 (yakni 0,826). Karena sudah tidak ada data variabel yang memenuhi syarat, maka
proses pengeluaran variabel berhenti, dan variabel tersebut tidak bisa dikeluarkan, yang
berarti variabel tersebut termasuk pada variable not in the analysis, atau variabel yang tidak
dianalisis lebih lanjut.
Wilks' Lambda
Exact F

Number of
Step

Variables

Lambda

df1

df2

df3

Statistic

df1

df2

Sig.

1

1

.767

1

1

48

14.587

1

48.000

.000

2

2

.601

2

1

48

15.617

2

47.000

.000

Wilks’s Lambda pada prinsipnya adalah varians total dalam diskriminant scores yang
tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan diantara grup-grup yang ada. Pada step 1, jumlah
variabel yang dimasukkan ada satu (IQ), dengan angka Wilk’s Lambda adalah 0,767. Hal ini
berarti 76,7% varans tidak dapat dijelaskan oleh perbedaan antar grup-grup. Kemudian pada
step 2, dengan tambahan variabel pendapatan orang tua, angka Wilk’s Lambda turun menjadi
0,601 atau 60,1%. Penurunan angka Wilk’s Lambda tentu baik bagi model diskriminan,
karena varians yang tidak bisa dijelaskan juga semakin kecil.
Dari kolom F dan Sig-nya, erlihat baik pada pemasukan variabel 1 dan 2, semuanya
adalah signifikan secara statistik. Hal ini berarti kedua variabel tersebut (IQ dan pendapatan
orang tua) memang berbeda untuk kedua pilihan responden.
Eigenvalues
Functio
n

Canonical
Eigenvalue
.665a

1

% of Variance
100.0

Cumulative %

Correlation

100.0

.632

a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Canonical Correlation mengukur keeratan hubungan antara diskriminant score dengan
grup. Angka 0,632 menunjukkan keeratan yang cukup tinggi, dengan ukuran skala asosiasi 0
sampai 1.

20

Wilks' Lambda
Test of
Functio
n(s)

Wilks' Lambda

1

Chi-square

.601

Df

23.949

Sig.
2

.000

Tabel diatas menyatakanangka akhir dari Wilk’s Lambda, yang sebenarnya sama saja
dengan angka terakhir dari step 2 pembuatan model diskriminan. Angka Chi-Square sebesar
23,949 dengan signifikan yang tinggi menunjukkan perbedaan yang jelas antara dua grup
responden.

Structure Matrix
Function
1
SMEAN(IQ)

.676

SMEAN(PendapatanOtangT

.547

ua)
SMEAN(NilaiSMA)a

.217

Pooled within-groups correlations between
discriminating variables and standardized
canonical discriminant functions
Variables ordered by absolute size of
correlation within function.
a. This variable not used in the analysis.

Tabel Structure Matrix menjelaskan korelasi antara variabel independen dengan fungsi
diskriminan yang terbentuk terlihat variabel IQ paling erat hubungannya dengan fungsi
diskriminan, diikuti oleh variabel pendapatan orang tua dan nilai SMA.

Prior Probabilities for Groups
Cases Used in Analysis
Status

Prior

Unweighted

Weighted

Bekerja

.500

25

25.000

Kuliah

.500

25

25.000

Total

1.000

50

50.000

21

Tabel diatas memperlihatkan komposisi ke 50 responden, yang dengan model
diskriminan menghasilkan 25 responden ada di grup bekerja,dan 25 responden digrup kuliah.

22

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari proses uji data sampai analisis output, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara responden yang memilih bekerja dan responden yang memilih kuliah.
Hal ini dibuktikan pada analisis Wilk’s Lambda, dimana variabel yang terlihat berbeda
adalah variabel IQ dan pendapatan orang tua.
Variabel yang membuat perilaku seseorang yang memilih bekerja atau kuliah
berbeda adalah variabel Iqdan pendapatan orang tua. Hal ini terlihat pada step analisis awal,
baik bagian Variable In Analysis maupun Variable Not In Analysis.
Jadi, IQ dan pendapatan orang tua mempengaruhi perilaku responden untuk memilih
bekerja atau kuliah. Atau mereka yang memiliki IQ dan pendapatan orang tua diatas rata-rata
akan memilih untuk kuliah, dan sebaliknya mereka yang memiliki IQ dan pendapatan orang
tua yang lebih rendah memilih untuk bekerja.
3.2 SARAN
Kritik dan saran sangat penulis harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang
ada dalam makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan penulis dalam
penyusunannya. Segala hal yang tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan
ketidakjelasan dalam makalah ini merupakan proses penulis dalam mempelajari bidang studi
ini dan diharapkan bagi pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

23

DAFTAR PUSTAKA
Santoso , Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo :
Jakarta.

24

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22