PENGARUH PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

  

PENGARUH PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN TERHADAP MINAT DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN

HASIL KALI KELARUTAN

Maimunah, Dr.Rachmat Sahputra, M.Si, Lukman Hadi, M.Pd

  

Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak

Maimunahaja5@gmail.com

  

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan minat dan hasil

  belajar antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran

  

Predict-Observe-Explain (POE) dengan siswa yang diberi pembelajaran

  menggunakan metode pembelajaran konvensional dan menentukan besarnya pengaruh penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar. Desain penelitian yang digunakan adalah Non Equivalent Control

  

Group Design . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat dan

  hasil belajar siswa. Hasil belajar dan minat siswa berbeda antara kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan kelas kontrol yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memberikan pengaruh sedang sebesar 25,18% terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

  

Kata Kunci: Predict-Observe-Explain, Minat, Hasil Belajar, Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan

Abstract: The aim of this study was to determine whether there was a significant

  difference between learning outcomes and interest of students taught by Predict- Observe-Explain (POE) and conventional model and to determine the effect of Predict-Observe-Explain (POE) model toward learning outcomes. The study was conducted using Equivalent Control Group Design. The result showed that there was a significant difference between learning outcomes and interest of students. Therefore students learning outcomes and interest between experimental class taught by Predict-Observe-Explain (POE) and control class taught by conventional model were difference. Predict-Observe-Explain (POE) model gave a medium effect of 25,18% on improving students learning outcomes.

  

Keywords: Predict-Observe-Explain, Interests, Learning Outcomes,

Solubility and Solubility Product

  inat memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil belajar. Semakin besar minat maka hasil belajar yang diperoleh juga semakin tinggi. Dalyono (dalam

M

  Djamarah, 2011), menyatakan bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi sedangkan minat belajar yang rendah menghasilkan prestasi yang rendah. Hal ini dikarenakan minat merupakan alat utama sebagai sumber motivasi yang kuat dalam mendorong seseorang untuk belajar, membangkitkan gairah belajar dan mampu meningkatkan aktivitas siswa. berdasarkan kemauannya sendiri dengan perasaan senang dan tanpa beban. Pengalaman yang diperoleh karena adanya kesan yang mendalam lebih mudah diingat dan lebih tahan lama dalam ingatan siswa sehingga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pengalaman yang berkesan dalam proses pembelajaran dapat diperoleh dengan cara mengemas pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat lebih menyenangi dan berminat terhadap apa yang dipelajari.

  Hasil wawancara guru mata pelajaran kimia SMAN 5 Pontianak diperoleh informasi bahwa guru masih dominan menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan kurang melibatkan peran aktif siswa. Wawancara terhadap siswa mengenai proses pembelajaran kimia diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan mengikuti metode pembelajaran yang diterapkan guru. Guru dominan menggunakan metode ceramah, menekankan siswa untuk menghafal, dan kurang melibatkan peran aktif siswa. Pembelajaran dengan metode ceramah didominasi mencatat dan menjelaskan materi pelajaran yang mengakibatkan pembelajaran menjadi monoton, membosankan dan tidak menarik untuk dipelajari sehingga minat siswa dalam belajar kimia menjadi kurang. Kurangnya minat belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil angket minat belajar siswa pada pelajaran kimia yang diberikan kepada siswa kelas XI IPA diperoleh rata-rata persetujuan sebesar 48,12%. Hasil angket minat ini menunjukkan bahwa masih kurangnya minat siswa dalam pembelajaran kimia.

  Minat belajar siswa yang kurang terhadap pelajaran kimia berdampak pada hasil belajar. Siswa tampak kesulitan mempelajari materi asam basa yang merupakan materi prasyarat untuk mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang ditunjukkan dari rendahnya rata-rata persentase ketuntasan siswa yaitu 22,43%. Berdasarkan nilai ulangan harian kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak tahun ajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menguasai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata siswa yang belum mencapai ketuntasan atau mendapat nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 78 mencapai 72,21 %.

  Menurut Firdausi (2014) materi kelarutan dan hasil kali kelarutan bersifat abstrak, konseptual dan algoritmik. Berdasarkan karakteristiknya kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi pelajaran kimia yang kontekstual sehingga sangat penting diajarkan dengan pembelajaran yang utuh. Pemahaman konsep pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan tidak dapat dicapai hanya dengan menghafal konsep saja. Berdasarkan karakteristiknya materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat dikemas dengan metode praktikum sehingga siswa dapat belajar melalui pengalaman secara langsung, konsep yang diperoleh dari hasil prcobaan dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan (algoritmik) sehingga antara konsep dan perhitungan tetap menjadi satu kesatuan. Model pembelajaran POE memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan malalui penemuan sendiri, siswa diberikan kesempatan membuat prediksi (predict) berdasarkan pengalaman yang mereka miliki kemudian dibuktikan melalui percobaan (observe) dan menberikan penjelasan terhadap hasil pengamatan yang telah dilakukan (explain) sehingga proses pembelajaran tidak kehilangan daya tarik dan relevansinya dengan dunia nyata.

  Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka dibutuhkan model pembelajara yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah Predict-Observe-

  

Explain (POE). Predict-Observe-Explain (POE) merupakan salah satu model

  pembelajaran yang mengeksplorasi pengetahuan awal siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran (Prabawa, 2014). Model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kreativitas, aktivitas mental dan fisik secara optimal melalui beberapa metode saintifik yaitu tahap prediksi (predict) atau membuat dugaan awal, pengamatan (observe) pembuktikan terhadap dugaan yang telah dibuat, serta penjelasan (explain) terhadap hasil pengamatan. Model Predic-

  

Observe-Explain (POE) menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif,

  interaktif, penyajian materi yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa, membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, menghilangkan pandangan buruk terhadap mata pelajaran kimia serta dapat mencapai tujuan pembelajaran.

  Menurut Prabawa (2014) hasil belajar siswa dengan model POE pada pembelajaran IPA lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Ma’rifatun (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran POE dengan metode eksperimen menyebabkan prestasi belajar afektif lebih tinggi dibandingkan model pembelajaran POE dengan metode demostrasi, pembelajaran dengan metode eksperimen meningkatkan sikap dan minat siswa selama pembelajaran.

  Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan maka perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap minat dan hasil belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

  Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu, dengan rancangan penelitian Non Equivalent Control Group Design yang dapat digambarkan sebagai berikut:

  Tabel 1

Rancangan Penelitian Nonequivalent Control Group Design

  E

  X O

  1

  K O (Sugiyono, 2011)

  • 2

  1 Dimana E = Kelompok eksperimen, K = Kelompok Kontrol, O = Pretest kelas

  2

  3

  4

  eksperimen, O = Posttest kelas eksperimen, O = Pretest kelas kontrol, O =

  

Posttest kelas kontrol, X = Pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE

dikelas eksperimen.

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak tahun ajaran 2015/2016 dengan karakteristik yang diajar oleh guru yang sama dan belum pernah diajarkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang terdiri dari kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3 dan XI IPA 4. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 1 dan Kelas XI IPA 2. Pertimbangan pengambilan sampel yaitu kedua kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memperoleh nilai rata-rata ulangan yang sama pada materi kesetimbangan kimia yang merupakan materi prasyarat dan berdasarkan saran guru pengampuh mata pelajaran kimia menyatakan kalas XI IPA 1 dan XI IPA 2 memiliki karakteristik yang sama. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI

  IPA 1 sebagai kelas kontrol. Instrument penelitian divalidasi oleh satu orang dosen kimia FKIP Untan dan satu orang guru kimia SMA Negeri 5 Pontianak dengan hasil validasi menunjukkan bahwa instrument yang digunakan Valid. Berdasarkan hasil uji coba soal diperoleh bahwa tes hasil belajar berupa soal uraian. Pengujian reabilitas dengan rumus

  Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS 17,0 For

Windows menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,622 maka soal sudah dikatakan

  reliabel.

  Hasil angket minat belajar dan Posttest dianalisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17,0 for windows yaitu menentukan normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji hipotesisi dengan menggunakan Uji T-Tes (jika berdistribusi normal) atau uji U-Mann

  

Whitney (jika tidak berdistribusi normal) untuk menentukan adanya perbedaan

  minat dan hasil belajar. Perhitungan besar pengaruh penggunaan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) terhadap hasil belajar siswa diukur

  1−

  2

  menggunakan Effect Size sebagai berikut d = yang diadopsi dari (Cohen dalam Lee Beacker, 2000). Nilai Effect Size yang diperoleh dari rumus Effect Size dimasukkan kedalam tabel luas dibawah lengkung normal standar 0 ke Z kemudian dikalikan 100% sehingga diperoleh nilai presentase peningkatan hasil belajar karena adanya pengaruh penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE).

  Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1) tahap pra riset, 2) tahap persiapan, 3) tahap pelaksanaan, 4) tahap akhir.

  Tahap Pra Riset

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pra riset adalah: (1) melakukan Pra riset di SMA Negeri 5 Pontianak, (2) merumuskan masalah hasil penelitian pra riset, (3) mengkaji literatur mengenai model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE).

  Tahap Persiapan

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan adalah: (1) membuat perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS), (2) membuat instrument penelitian tes hasil belajar yang meliputi soal pretest dan Posttest, kunci jawaban, pedoman penskoran, dan pembuatan angket minat belajar siawa, (3) melakukan validasi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian, (4) merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar dan angket minat pada siswa XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak yang sudah diberikan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, (6) Menganalisis data hasil uji coba tes untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes.

  Tahap Pelaksanaan

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah: (1) memberikan pretest dan angket minat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan untuk mengatahui hasil belajar dan minat siswa sebelum diberikan perlakuan, (2) melaksanakan pembelajaran dengan model

  

Predict-Observe-Explain (POE) terhadap kelas eksperimen dan melaksanakan

  pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional terhadap kelas kontrol pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, (3) memberikan posttest dan angket minat pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat hasil belajar dan minat siswa setelah diberikan perlakuan.

  Tahap Akhir

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah: (1) melakukan analisis dan pengolahan data hasil penelitian, (2) membahas hasil pengolahan data dan menarik kesimpulan dari hasil penelitian, (3) menyusun laporan penelitian.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Pontianak pada kelas XI IPA.

  Sampel ditentukan menggunakan teknik purposive sampling, maka terpilihlah XI

  IPA 1 sebagai kelas kontrol dan XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan diajar menggunakan model pembelajaran

  

Predict-Observe-Explain (POE) eksperimen dan kelas kontrol diajar menggunakan

  metode pembelajaran konvensional. Sampel penelitia berjumlah 71 siswa dari kedua kelas sampel.

  Hasil pretest dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2.

  Tabel 2 Hasil Pretest dan Posttest kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rata-rata SD %Ketuntasan Rata-rata SD %Ketuntasan

  Pretest 23,15 8,12 0% 21,98 4,67 0% Posttest 80,78 4,83 72,72% 72,35 6,72 44,73%

  Tabel 2 menunjukkan adanya kemajuan hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Persentase ketuntasan dan rata-rata nilai siswa posttest kelas eksperimen yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran Predict- Observe-Explain (POE) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional. Namun untuk menentukan hasil sebenarnya harus dibuktikan dengan uji statistik yang sesuai terhadap data pretest dan posttest dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17,0 for windows.

  Hasil uji normalitas pada uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data pretest kelas kontrol diperoleh nilai sig pada uji sebesar 0,004 (0,004 < 0,05) dan kelas eksperimen sebesar 0,037 (0,037 < 0,05) sedangkan hasil uji data posttest kelas kontrol diperoleh nilai sig sebesar 0,003 (0,003 < 0,05) dan kelas eksperimen sebesar 0,053 (0,053 > 0,05), sehingga disimpulkan bahwa data pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berdistribusi normal. Data pretest dan

  

posttest kedua kelas tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis digunakan

  uji statistik nonparametrik yaitu uji U-Mann Whitney dengan taraf nyata = 5%. Hasil ujian U- Mann Whitney terhadap data pretest diperoleh Asymp sig (2-tailed) > 0,05 (0,556 > 0,05) menunjukkan tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan siswa kelas ekperimen. Hasil ujian U- Mann Whitney terhadap data posttest diperoleh Asymp sig (2-tailed) < 0,05 (0,001 < 0,05), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dengan siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Negeri 5 Pontianak.

  Hasil perhitungan effect size terhadap rata-rata skor posttest pada kelas ekspermen dan kelas kontrol diperoleh nilai sebesar 0,68 dengan kategori sedang. Berdasarkan kurva lengkung normal standar dari 0 sampai Z, penerapan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan memberikan pengaruh sebesar 25,18% terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak.

  Minat belajar siswa dapat diamati dengan cara diberikan angket dengan 10 pernyataan. Pernyataan angket motivasi terdiri dari tujuh item pernyataan positif (nomor 1, 2, 3, 5, 7, 9, 10) dan tiga pernyataan negatif (nomor 4, 6, dan 8). Data hasil angket minat sebelumperlakuan dan setelah perlakuan dapat kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3

Hasil Angket Minat Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest) dan Setelah

Diberikan Perlakuan (Posttest) Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

  

Angket Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Interpretasi Rata-rata Interpretasi persentase skor Skor persentase skor Skor total pernyataan total pernyataan

  Minat Sebelum 55,45 Cukup 57,96 Cukup Perlakuan (Pretest) Minat Setelah Perlakuan 86,89 Sangat Baik 76,12 Baik (Posttest)

  Tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata persentase skor total penyataan diberikan perlakuan yang berbeda. Rata-rata persentase skor total pernyataan angket minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tingi dibandingkan rata-rata persentase skor total pernyataan angket minat belajar siswa kelas kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan terdapat perbedaan minat belajar antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol, dimana minat belajar siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-

  

Observe-Explain (POE) lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol yang diajar

  menggunakan metode pembelajaran Konvensional. Namun untuk menentukan hasil sebenarnya harus dibuktikan dengan uji statistik yang sesuai terhadap data angket minat sebelum perlakuan (pretest) dan data angket minat setelah perlakuan (posttest) dengan bantuan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) 17,0 for windows.

  Hasil uji normalitas pada uji Kolmogorov-Smirnov terhadap angket minat awal (pretest) kelas kontrol diperoleh nilai sig sebesar 0,004 (0,004 < 0,05) dan kelas eksperimen sebesar 0,200 (200 > 0,05) sedangkan hasil uji terhadap data angket minat belajar setelah perlakuan (posttest) kelas kontrol diperoleh nilai sig sebesar 0,196 (0,196 > 0,05) dan kelas eksperimen sebesar 0,002 (0,002 < 0,05), sehingga disimpulkan bahwa data angket minat belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan setelah diberikan perlakuan (posttest) tidak berdistribusi normal. Data angket minat sebelum dan setelah diberikan perlakuan kedua kelas tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesis digunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji U-Mann Whitney dengan taraf nyata

  = 5%. Hasil uji U- Mann Whitney terhadap angket minat awal sebelum perlakuan diperoleh Asymp sig (2-tailed) > 0,05 (0,205 > 0,05), menunjukkan tidak terdapat perbedaan minat awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji U- Mann Whitney terhadap data angket minat setelah diberikan perlakuan (posttest) diperoleh Asymp sig (2-tailed) < 0,05 (0,000 < 0,05), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dan siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak.

  Pembahasan

  Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Pontianak mulai tanggal 30 April 2016 sampai tanggal 16 Mei 2016 pada kelas XI IPA 1dan XI IPA 2. Kelas XI IPA 1 diberikan perlakuan menggunakan metode pembelajaran konvensional sedangkan kelas XI IPA 2 diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran Predict-

  Observe-Explain (POE).

  Hasil uji hipotesis penelitian dengan uji U-Mann Whitney terhadap data

  

posttest hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen menunjukkan

  terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan nilai Asymp.Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 atau sebesar 0,001.

  Hasil belajar siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) lebih baik dibandingkan hasil pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memberikan Effect Size sebesar 0,68 yang berada dalam kategori sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memiliki pengaruh sebesar 25,18%.

  Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (Tabel 2). Perbedaan hasil belajar antara siswa kelas kontrol yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional dengan siswa kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-

  

Explain (POE) disebabkan adanya perbedaan perlakuan yang diterapkan guru pada

saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

  Proses pembelajaran di kelas eksperimen yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) pada kegiatan awal dimulai dengan mengkondisikan siswa dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran dengan memberikan apersepsi. Pada tahap ini guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang bersifat kontekstual dan dapat diuji melalui percobaan sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran semakin besar dan siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Hal ini didukung hasil angket minat belajar yang menunjukkan bahwa 57,58% siswa sangat setuju bahwa rasa ingin tahu mereka tergerak oleh pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru. Kegiatan awal pembelajaran di kelas kontrol diberikan perlakuan yang sama dengan kelas eksperimen namun pertanyaan yang diajukan merupakan materi prasyarat dan pertanyaan pengantar sebelum memasuki materi kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap pelajaran lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini ditunjukkan hasil angket minat yang menujukkan bahwa 32,41% siswa sangat setuju bahwa rasa ingin tahu mereka tergerak oleh pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan guru.

  Kegiatan inti dalam proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi di kelas eksperimen siswa aktif bekerja sama dalam kelompok melakukan diskusi membuat prediksi beserta alasan prediksi terhadap permasalahan yang ada di dalam LKS. Kegiatan prediksi memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas secara mental serta mengeksplorasi pengetahuan awal yang dimiliki siswa untuk membangun pengetahuan secara mandiri.

  Berbeda dengan kelas eksperimen, kegiatan eksplorasi di kelas kontrol aktivitas pembelajaran berpust pada guru, siswa pasif dan ada kecenderung siswa merasa bosan mengikuti proses pembelajaran. Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah, kegiatan siswa hanya mendengarkan penjelasn yang disampaikan guru sehingga siswa menjadi pasif. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Trianto (2007) bahwa pembelajaran yang berpusat pada guru atau teacher centered membuat siswa menjadi pasif. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran hanya siswa yang duduk di bangku bagian depan saja yang menyimak dan memperhatikan sedangkan siswa yang lain sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif. Kondisi tersebut menunjukkan indikasi bahwa siswa kurang berminat mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif yang akhirnya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

  Kegiatan elaborasi di kelas eksperimen, melibatkan seluruh siswa baik sebagai individu maupun anggota kelompok berperan aktif untuk menemukan konsep pengetahuan materi yang dipelajari. Siswa diberikan kesempatan mempresentasikan hasil prediksi. Masing-masing perwakilan kelompok diskusi dengan inisiatif sendiri mengacungkan tangan untuk mengemukakan hasil prediksi beserta alasannya. Hal ini didukung dengan hasil angket minat belajar siswa pernyataan nomor 10 dengan persentase sangat setuju sebesar 51,52% menunjukkan bahwa dengan pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) siswa aktif mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran. Hasil prediksi yang dikemukakan siswa berbeda-beda sehingga membuat siswa semakin penasaran, bersemangat dan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran.

  Selanjutnya siswa melakukan percobaan atau praktikum untuk membuktikan kebenaran dari prediksi yang telah dibuat. Melalui praktikum siswa secara individu terlibat dan mengalami secara langsung dalam menyusun konsep yang diperoleh dari hasil pengamatan (observe) terhadap hasil praktikum yang dilakukan bersama teman sekelompoknya, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa dalam proses penemuan konsep pengetahuan. Siswa mengalami dan menemukan sendiri konsep pengetahuannya melalui pengamatan (observasi) langsung terhadap suatu fenomena atau permasalahan maka pengalam belajar siswa menjadi lebih bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustaman et al. (2003) bahwa pengalaman belajar siswa akan semakin bermakna jika siswa aktif untuk mengamati suatu hal. Pembelajaran yang bermakna akan memudahkan siswa dalam memahami konsep dan materi pelajaran yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wahyuni (2013) bahwa dengan adanya kegiatan observasi dapat mempermudah siswa memahami konsep karena siswa mengalami sendiri pengalaman belajar.

  Pembelajaran melalui praktikum membuat siswa terlibat secara langsung dan aktif secara fisik sehingga pembelajaran menjadi menarik dan menyenagkan. Hal ini didukung dengan hasil angket minat belajar yang menujukkan 72,73% siswa sangat setuju bahwa mereka merasa senang mengikuti pelajaran yang diberikan guru. Kondisi seperti inilah yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian Dian Ma’rifatun (2014) bahwa pembelajaran yang diajarkan dengan eksperimen atau praktikum dapat meningkatkan minat belajar. Berbeda dengan kelas eksperimen, kegiatan elaborasi di kelas kontrol hanya siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam pelajaran kimia yang aktif dan maju mengerjakan soal latihan di papan tulis sedangkan siswa yang lain hanya menulis soal tanpa ada usaha mengerjakan dan hanya menunggu jawaban dari temannya.

  Kegiatan konfirmasi di kelas eksperimen siswa aktif membaca literatur dan berdiskusi untuk memperoleh konsep pengetahuan baru dan benar. Siswa dengan bimbingan guru mendiskusikan kesesuaian hasil prediksi dan hasil pengamatan (observe) serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam LKS pada tahap menjelaskan. Selanjutnya siswa membandingkan hasil penjelasan yang mereka buat dengan penjelasan ilmiah yang disampaikan guru untuk melihat persamaan dan perbedaan sehingga siswa dapat merekonstruksi kembali ide-ide mereka selama diskusi. Jika penjelasan siswa sesuai dengan penjelasna ilmiah maka siswa akan semakin yakin dengan konsep pengetahuan yang telah didapat apabila penjelasan siswa tidak sesuai dengan penjelasna ilmiah maka siswa akan belajar dari kesalahan sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak mudah dilupakan.

  Berbeda dengan kelas eksperimen, kegiatan konfirmasi di kelas kontrol siswa hanya memberikan komentar terhadap jawaban latihan soal yang di kerjakan di papan tulis dan jika ada jawaban yang berbeda maka guru akan meminta siswa untuk maju menuliskan jawaban soal tersebut di papan tulis. Selanjutnya, guru memberikan penguatan terhadap jawaban siswa dan mengkomunikasikan jawaban yang benar. Pada kegiatan eksplorasi ini ada dua orang yang mengacungkan tangan dan meminta guru menjelaskan kembali langkah penyelesaian soal latiahan yang belum dipahami siswa.

  Kegiatan akhir proses pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari tampak ketika siswa menyampaikan kesimpulan. Pada kelas eksperimen saat guru meminta siswa menyampaikan kesimpulan di akhir pembelajaran, siswa tersebut menyampaikan kesimpulan dengan lancar namun masih terdapat kesalahan sehingga mendapat tanggapan dari siswa yang lain untuk memperbaiki kesalahan dari kesimpulan yang disampaikan siswa. Berbeda halnya dengan kelas kontrol, ketika siswa diminta menyampaikan kesimpulan dari kegiatan pembelajaran, ada 2 orang siswa yang menyampaikan kesimpulan namun keduanya masih terdapat kesalahan dan tidak ada tanggapan dari siswa lain terhadap kesimpulan yang disampaikan. Selanjutnya guru memberikan tanggapan berupa perbaikan dan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan siswa.

  Minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan minat belajar siswa kelas kontrol. Hasil ini dapat dilihat pada rata-rata persentase skor total pernyataan minat belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 86,89% (Tabel 3) dengan kategori interpretasi skor sangat baik dan pada kelas kontrol sebesar 76,12% (Tabel 3) dengan kategori interpretasi skor baik. Hasil uji statistik terhadap skor angket minat belajar siswa dengan uji U-Mann Whitney diperoleh nilai Sig.(2-

  

tailed) < 0,005 atau sebesar 0,000. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan minat belajar antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

  Tingginya minat belajar siswa pada kelas eksperimen disebabkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memberikan suasana belajar yang menyenagkan. Berdasarkan hasil analisis angket minat belajar siswa, menujukkan 72,73% siswa sangat setuju bahwa mereka merasa senang dengan pembelajaran baru yang mereka peroleh yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Predict-

  

Observe-Explain (POE). Tingginya minat belajar siswa tampak pada saat proses

  pembelajaran berlangsung siswa di kelas eksperimen tampak aktif baik secara individu maupun kelompok bekerja sama dan saling membantu untuk mempelajari dan memahami serta memecahkan permasalahan yang terdapat dalam LKS. Siswa juga tidak canggung atau malu untuk menjawab pertanyaan, bertanya kepada guru mengenai materi yang belum dipahami maupun menanggapi pendapat yang dikemukakan temannya. Selain itu, siswa antusias, aktif dan fokus mengikuti setiap tahapan pembelajaran yang ditandai dengan suasana kelas yang kondusif.

  Minat belajar siswa kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan proses pembelajaran yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional lebih menekankan pada penyampaian pengetahuan dari guru kepada siswa. Kegiatan siswa selama proses pembelajaran hanya mendengarkan semua informasi yang disampakan guru sehingga menyebabkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru, siswa mengobrol dengan teman sebangkunya sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif dan sangat riuh, selain itu banyak siswa meminta izin keluar kelas dengan alasan pergi ke toilet sehingga mengganggu konsetrasi siswa lainnya yang sedang mengikuti pembelajaran. Pada saat guru memberikan pertanyaan dan latihan soal hanya siswa yang memang memiliki kemampuan yang tinggi dalam penguasaan materi kimia yang aktif menjawab pertanyaan dan latihan soal sedangkan siswa yang lain hanya diam, tidak berusaha mengerjakan soal latihan dan hanya mengharapkan jawaban dari temannya yang maju mengerjakan di papan tulis.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan minat dan hasil belajar antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

  

Predict-Observe-Explain (POE) dengan siswa yang diajarkan menggunakan

  metode pembelajaran konvensional pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan kelas XI IPA SMA Negeri 5 Pontianak. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) memberikan pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar sebesar 25,18%.

  Saran

  Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang dapat dijadikan sebagai saran dalam rangka pengembangan pengajaran kimia di sekolah menengah. Adapun saran-saran dalam penelitian ini yaitu (1) Model pembelajaran

  

Predict-Observe-Explain (POE) merupakan salah satu alternatif pembelajaran

  yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, sehingga dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar pada materi yang meliliki karak teristik yang sama dengan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan seperti materi laju reaksi, larutan penyangga, asam basa dan hidrolisis garam, (2) Jika ingin menerapkan model pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE), guru diharapkan terlebih dahulu membiasakan siswa melakukan diskusi kelompok, presentasi dan praktikum sehingga dapat mempermudah siwa mengikuti setiap tahap dari pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE), lebih optimal lagi dan lebih terancana lagi dalam pembagian alokasi waktu pembelajaran di RPP agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu pertemuan pembelajaran, (3) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut megenai aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Predict-

  

Observe-Explain (POE) karena pada penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas

  belajar siswa yang diajar menngunakan model pembelajaran Predict-Observe-

  

Explain (POE) memiliki aktivitas yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajar

menggunakan metode pembelajaran konvensional.

  DAFTAR RUJUKAN Becker, L.A. 2000. Effect Size (ES). (Online).

  (http://web.uccs.edu/lbecker/Psy590/es.htm, diakses tanggal 2 Februari 2016). Djamarah dan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Firdausi, N.I. 2014. Perbandingan Hasil Belajar Kimia dengan Model

  Pembelajaran Inquiri dan Learning Cycle 5E pada Materi Kelarutan

dan Hasil Kali Kelarutan. Jurnal Pendidikan Sains, II(4), 193-199.

  Ma’rifatun, D. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Perdict Observe Explaint

  (POE) Menggunakan Metode Experimen dan Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Kelas

  XI SMA Al-Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), III(3), 11-16.

  Prabawa, A. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain terhadap Hasil Belajara IPA Siswa Kelas IV SDN di Desa Ringdikit.

  Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, II(1), 4. Rustaman, et al. 2013. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Malang.

  Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wahyuni, S.E. 2013. Pembelajaran Biologi Model (Prediction, Observation,

  Explanation) Melalui Laboratorium Ril dan Laboratorium Virtuil Ditinjau dari Aktivitas Belajar dan Kemampuan Berpikir Abstrak.

  (Online). (http://jurnal.fkip.unesa.ac.id/index.php/biologi/article/view/300, dikses tanggal 29 Oktober 2016).