komplek penelitian ekologi pantai di jepara
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
KOMPLEK PENELITIAN EKOLOGI
PANTAI DI JEPARA
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Diajukan Oleh :
MIA YAUMIL H.
L2B 098 252
Periode 81
November 2002 – April 2003
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah
laut yang lebih luas dibandingkan luas daratannya. Luas wilayah
Indonesia dengan jalur laut 12 mil, ±5,8 juta km² terdiri dari luas
daratan 1,9 km², laut territorial 0,3 juta km². ini berarti seluruh
Indonesia berjumlah 3,1 juta km² atau sekitar 62 % merupakan
perairan, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Perairan
Indonesia mungkin merupakan yang paling kaya dan paling
beraneka ragam jenis biota di dunia.
Potensi laut yang sedemikian besarnya seyogyanya
dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh selurh lapisan masyarakat
Indonesia. Untuk itu pemerintah merasa perlu untuk mendirikan
suatu
lembaga
khusus
yang
bertugas
untuk
menyelidiki,
menginventarisasi serta mencari manfaat yang luas dari kekayaan
laut di Indonesia. Saat ini sudah terdapat suatu lembaga yang
bergerak di bidang tersebut yaitu Pusat Penelitian Oseanografi
(Puslit oseanografi) yang secara structural ada di bawah Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang berkedudukan di Jakarta.
Hingga saat ini Puslit oseanografi memiliki beberapa
Unit Penelitian Teknis yang berada di daerah-daerah, antara lain:
-
Unit Loka Pengembangan Bioa Industri Laut di Mataram,
Nusa Tenggara Barat.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut
Ambon.
-
Loka Konservasi Laut Bitung.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Loka Konservasi Biota Laut
Biak.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Loka Konservasi Biota Laut
Tual, Maluku Tenggara.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Pengembangan Kompetensi
Sumber Daya Manusia Oseanografi di Pulau Pari
Kepulauan Seribu.
Namun mengingat luasnya kelautan Indonesia masih dibutuhkan
unit-unit penelitian (UPT) lain yang dapat mendukung tugas daru
Puslit Oseanografi LIPI.
Penelitian yang dilakukan oleh Puslit Oseanografi LIPI
dikelompokan dalam empat wilayah perairan tergantung dari
kedalamannya. Wilayah-wilayah tersebut adalah
Wilayah I
: meliputi Samudra Indonesia
Wilayah II
: meliputi Laut Jawa
Wilayah III
: meliputi sekitar Kepulauan Maluku dan Selat P.
Irian.
Wilayah IV
: meliputi Lautan Teduh dan Laut Sulawesi
Dari keempat wilayah tersebut baru terdapat dua pusat penelitian,
yang kemudian direncanakan akan dibangun dua stasiun
pendukung lagi yang berkedudukan di P. Selayar dan Jepara.
Jepara adalah salah satu kota pantai yang terletak di
pantai utara Jawa Tengah. Menurut hasil penelitian dari Dirjen
Perikanan sepanjang pantai kota Jepara adalah merupakan pantai
yang paling bersih dan ideal. Hal ini sangat mendukung untuk
adanya sebuah penelitian terutama yang menyangkut kehidupan
pantai
(ekologi),
yang
merupakan
bagian
dari
penelitian
oceanologi dibawah Puslit Oseanografi LIPI. Disamping itu ada
factor lain yang dapat mendukung adanya penelitian Ekologi
Pantai di Jepara ini, yaitu adanya factor hubungan lintas sektoral
antara lembaga pendidikan yang dimiliki UNDIP (Laboratorium
Pengembangan Wilayah Pantai dan Kampus Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan) dan Balai Budi Daya Air Payau dari Dirjen
Perikanan Departemen Pertanian. Oleh karena itu sangat tepat
apabila rencana penambahan unit penelitian ekologi pantai dengan
mendirikan Gedung Penelitian Ekologi Pantai ditempatkan di
Jepara.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengadakan
analisa penyusunan segala permasalahan yang berkaitan dengan
Gedung Penelitian Ekologi Pantai di Jepara. Untuk mendapatkan
landasan konseptual perancangan fisik bangunan.
Sasaran pembahasan yang akan dihasilkan sebagai keluaran
adalah:
Konsep dasar perencanaan bangunan fisik dan lahan serta
tapak.
Konsep dasar perencanaan dan perancangan fisik yang
didasarkan pada kebutuhan ruang yang mencakup pola,
jenis dan pengelompokan kegiatan yang ada.
Konsep pembangunan struktur, bahan bangunan, aspek
persyaratan fisik dan pengamanan bangunan.
Penentuan besaran ruang yang diasumsikan berdasarkan
standard an sirkulasi aktifitas yang nyaman.
1.3. Batasan dan Lingkup Pembahasan
Batasan pembahasan dalam perencanaan Gedung
Penelitian Ekologi Pantai di Jepara menyangkut disiplin ilmu
Kelautan (oseanologi) dan teknis penelitian. Berpedoman pada
tujuan yang akan dicapai, maka pembahasan dibatasi pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan landasan konseptual
perancangan dan dasar perencanaan fisik, serta diarahkan pada
perencanaan fisik yang berada dalam disiplin ilmu Arsitektur.
Sejauh masih relevan disiplin ilmu lain akan tetap dipakai tanpa
pembahasan yang lebih mendalam.
Berdasarkan lingkupnya maka Gedung Penelitian
Ekologi Pantai di Jepara ini akan dibangun untuk mewadahi
kegiatan penelitian pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia untuk wilayah Jepara khususnya dan
perairan wilayah II umumnya. Untuk kerjasama lintas sektoral
(antar lembaga) Penelitian Ekolohi Pantai ini terbuka untuk umum
baik dalam maupun luar negeri, swasta atau pemerintah.
1.4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang dipakai adalah metode
analisa deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan
mengelompokkan data, kemudian menganalisa, untuk selanjutnya
dapat ditarik suatu kesimpulan.
Data-data yang ada didapat melalui studi pustaka,
wawancara dan survey lapangan melalui studi kasus. Studi pustaka
terutama pada buku-buku dari Puslit Oseanografi LIPI, dan
literature-literatur standar yang terkait, serta wawancara langsung
dengan pejabat/ahli kelautan baik dari Puslit Oseanografi LIPI,
balai budidaya Air Payau Jepara dan Laboratorium Pengembangan
Wilayah Pantai UNDIP Jepara.
1.5. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I
: Diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, sasaran,
lingkup pembahasan yang merupakan kerangka acuan
dari penjabaran yang ada di Gedung Penelitian Ekologi
Pantai di Jepara. Permasalahan tersebut menjadi dasar
pertimbangan bagi perencanaan dan perancangan
bangunan tersebut.
Bab II
: Berisi tentang tinjauan umum mengenai Oseanologi,
Ekologi Pantai, penelitian oseanologi di Indonesia, serta
maksud dan tujuan Penelitian Ekologi Pantai serta
pembahasan mengenai Pusat Penelitian Oseanografi
dan Gedung Penelitian di Indonesia.
Bab III
: Berisi tentang pembahasan khusus mengenai Gedung
Penelitian Ekologi Pantai di Jepara, fungsi, kegiatan,
fasilitas, karakteristik, serta permasalahan yang ada
Bab IV
: Mengandung batasan, anggapan serta kesimpulan
yang digunakan dalam menysun program landasan
perencanaan Gedung Penelitian Ekologi Pantai di
Jepara.
Bab V
:Membahas tentang titik tolak pendekatan perencanaan
secara umum mengenai pendekatan tapak, pendekatan
pola tapak, pendekatan individu dan aktivitas yang
dilakukan serta kebutuhan ruang.
Bab VI
: Memuat konsep-konsep dasar perencanaan dan
perancangan yang harus dipenuhi, program ruang dan
luas tapak yang dibutuhkan.
DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
KOMPLEK PENELITIAN EKOLOGI
PANTAI DI JEPARA
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik
Diajukan Oleh :
MIA YAUMIL H.
L2B 098 252
Periode 81
November 2002 – April 2003
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2002
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah
laut yang lebih luas dibandingkan luas daratannya. Luas wilayah
Indonesia dengan jalur laut 12 mil, ±5,8 juta km² terdiri dari luas
daratan 1,9 km², laut territorial 0,3 juta km². ini berarti seluruh
Indonesia berjumlah 3,1 juta km² atau sekitar 62 % merupakan
perairan, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Perairan
Indonesia mungkin merupakan yang paling kaya dan paling
beraneka ragam jenis biota di dunia.
Potensi laut yang sedemikian besarnya seyogyanya
dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh selurh lapisan masyarakat
Indonesia. Untuk itu pemerintah merasa perlu untuk mendirikan
suatu
lembaga
khusus
yang
bertugas
untuk
menyelidiki,
menginventarisasi serta mencari manfaat yang luas dari kekayaan
laut di Indonesia. Saat ini sudah terdapat suatu lembaga yang
bergerak di bidang tersebut yaitu Pusat Penelitian Oseanografi
(Puslit oseanografi) yang secara structural ada di bawah Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang berkedudukan di Jakarta.
Hingga saat ini Puslit oseanografi memiliki beberapa
Unit Penelitian Teknis yang berada di daerah-daerah, antara lain:
-
Unit Loka Pengembangan Bioa Industri Laut di Mataram,
Nusa Tenggara Barat.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Balai Konservasi Biota Laut
Ambon.
-
Loka Konservasi Laut Bitung.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Loka Konservasi Biota Laut
Biak.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Loka Konservasi Biota Laut
Tual, Maluku Tenggara.
-
Unit Penelitian Teknis (UPT) Pengembangan Kompetensi
Sumber Daya Manusia Oseanografi di Pulau Pari
Kepulauan Seribu.
Namun mengingat luasnya kelautan Indonesia masih dibutuhkan
unit-unit penelitian (UPT) lain yang dapat mendukung tugas daru
Puslit Oseanografi LIPI.
Penelitian yang dilakukan oleh Puslit Oseanografi LIPI
dikelompokan dalam empat wilayah perairan tergantung dari
kedalamannya. Wilayah-wilayah tersebut adalah
Wilayah I
: meliputi Samudra Indonesia
Wilayah II
: meliputi Laut Jawa
Wilayah III
: meliputi sekitar Kepulauan Maluku dan Selat P.
Irian.
Wilayah IV
: meliputi Lautan Teduh dan Laut Sulawesi
Dari keempat wilayah tersebut baru terdapat dua pusat penelitian,
yang kemudian direncanakan akan dibangun dua stasiun
pendukung lagi yang berkedudukan di P. Selayar dan Jepara.
Jepara adalah salah satu kota pantai yang terletak di
pantai utara Jawa Tengah. Menurut hasil penelitian dari Dirjen
Perikanan sepanjang pantai kota Jepara adalah merupakan pantai
yang paling bersih dan ideal. Hal ini sangat mendukung untuk
adanya sebuah penelitian terutama yang menyangkut kehidupan
pantai
(ekologi),
yang
merupakan
bagian
dari
penelitian
oceanologi dibawah Puslit Oseanografi LIPI. Disamping itu ada
factor lain yang dapat mendukung adanya penelitian Ekologi
Pantai di Jepara ini, yaitu adanya factor hubungan lintas sektoral
antara lembaga pendidikan yang dimiliki UNDIP (Laboratorium
Pengembangan Wilayah Pantai dan Kampus Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan) dan Balai Budi Daya Air Payau dari Dirjen
Perikanan Departemen Pertanian. Oleh karena itu sangat tepat
apabila rencana penambahan unit penelitian ekologi pantai dengan
mendirikan Gedung Penelitian Ekologi Pantai ditempatkan di
Jepara.
1.2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengadakan
analisa penyusunan segala permasalahan yang berkaitan dengan
Gedung Penelitian Ekologi Pantai di Jepara. Untuk mendapatkan
landasan konseptual perancangan fisik bangunan.
Sasaran pembahasan yang akan dihasilkan sebagai keluaran
adalah:
Konsep dasar perencanaan bangunan fisik dan lahan serta
tapak.
Konsep dasar perencanaan dan perancangan fisik yang
didasarkan pada kebutuhan ruang yang mencakup pola,
jenis dan pengelompokan kegiatan yang ada.
Konsep pembangunan struktur, bahan bangunan, aspek
persyaratan fisik dan pengamanan bangunan.
Penentuan besaran ruang yang diasumsikan berdasarkan
standard an sirkulasi aktifitas yang nyaman.
1.3. Batasan dan Lingkup Pembahasan
Batasan pembahasan dalam perencanaan Gedung
Penelitian Ekologi Pantai di Jepara menyangkut disiplin ilmu
Kelautan (oseanologi) dan teknis penelitian. Berpedoman pada
tujuan yang akan dicapai, maka pembahasan dibatasi pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan landasan konseptual
perancangan dan dasar perencanaan fisik, serta diarahkan pada
perencanaan fisik yang berada dalam disiplin ilmu Arsitektur.
Sejauh masih relevan disiplin ilmu lain akan tetap dipakai tanpa
pembahasan yang lebih mendalam.
Berdasarkan lingkupnya maka Gedung Penelitian
Ekologi Pantai di Jepara ini akan dibangun untuk mewadahi
kegiatan penelitian pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia untuk wilayah Jepara khususnya dan
perairan wilayah II umumnya. Untuk kerjasama lintas sektoral
(antar lembaga) Penelitian Ekolohi Pantai ini terbuka untuk umum
baik dalam maupun luar negeri, swasta atau pemerintah.
1.4. Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang dipakai adalah metode
analisa deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, menyusun dan
mengelompokkan data, kemudian menganalisa, untuk selanjutnya
dapat ditarik suatu kesimpulan.
Data-data yang ada didapat melalui studi pustaka,
wawancara dan survey lapangan melalui studi kasus. Studi pustaka
terutama pada buku-buku dari Puslit Oseanografi LIPI, dan
literature-literatur standar yang terkait, serta wawancara langsung
dengan pejabat/ahli kelautan baik dari Puslit Oseanografi LIPI,
balai budidaya Air Payau Jepara dan Laboratorium Pengembangan
Wilayah Pantai UNDIP Jepara.
1.5. Sistematika Pembahasan
Pembahasan dilakukan dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I
: Diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, sasaran,
lingkup pembahasan yang merupakan kerangka acuan
dari penjabaran yang ada di Gedung Penelitian Ekologi
Pantai di Jepara. Permasalahan tersebut menjadi dasar
pertimbangan bagi perencanaan dan perancangan
bangunan tersebut.
Bab II
: Berisi tentang tinjauan umum mengenai Oseanologi,
Ekologi Pantai, penelitian oseanologi di Indonesia, serta
maksud dan tujuan Penelitian Ekologi Pantai serta
pembahasan mengenai Pusat Penelitian Oseanografi
dan Gedung Penelitian di Indonesia.
Bab III
: Berisi tentang pembahasan khusus mengenai Gedung
Penelitian Ekologi Pantai di Jepara, fungsi, kegiatan,
fasilitas, karakteristik, serta permasalahan yang ada
Bab IV
: Mengandung batasan, anggapan serta kesimpulan
yang digunakan dalam menysun program landasan
perencanaan Gedung Penelitian Ekologi Pantai di
Jepara.
Bab V
:Membahas tentang titik tolak pendekatan perencanaan
secara umum mengenai pendekatan tapak, pendekatan
pola tapak, pendekatan individu dan aktivitas yang
dilakukan serta kebutuhan ruang.
Bab VI
: Memuat konsep-konsep dasar perencanaan dan
perancangan yang harus dipenuhi, program ruang dan
luas tapak yang dibutuhkan.