BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - VONDY ARIEF WIRANTO BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam

  menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam (59/100.000) dan Cina (37/100.000). Ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan AKI tertinggi asia, tertinggi ke-3 di kawasan ASEAN dan ke-2 tertinggi di kawasan SEAR. Untuk satu ibu yang akan melahirkan anak di Indonesia, risiko ibu tersebut meninggal dunia sepuluh kali lipat dari seorang ibu di Malaysia dan Sri Lanka. Angka Kematian Ibu masih sangat tinggi di Indonesia. Sebanyak 228 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka itu lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Target Pemerintah adalah menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

  Persalinan merupakan suatu proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan dengan fasilitas yang memadai (Manuaba, 2008). Bagi seorang ibu yang baru pertama kali melahirkan, persalinan ialah masalah besar. Melahirkan identik dengan proses yang menyakitkan bahkan nyawa pun menjadi taruhannya, sehingga tidak jarang ibu hamil yang akan memasuki proses persalinan merasa cemas atau khawatir.

  Seorang ibu primigravida, yang baru pertama kali melahirkan dan belum memiliki pengalaman dalam persalinan sehingga memiliki tingkat kecemasannya relatife lebih tinggi (Primasnia, 2013). Budiharyanto (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa beberapa ibu primipara saat kala I kadang-kadang merasa takut tanpa alasan yang jelas saat menjelang persalinan pada pembukaan persalinan. Hal tersebut karena mereka baru pertama kali mengalami persalinan, sehingga mereka sering merasa sesuatu yang buruk dapat terjadi saat melahirkan.

  Perubahan psikis pada ibu trimester I diperkirakan 80%, timbul sifat rasa kecewa, penolakan, cemas dan rasa sedih. Pada trimester II kehidupan psikologi ibu tampak lebih tenang dan mulai dapat beradaptasi, dan pada trimester III, perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks dan meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya dan ini tidak lain dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar (Janiwarty & Pieter, 2012). dirinya, hal itu dikarenakan kehamilan tersebut akan semakin terasa ketika memasuki masa trimester ketiga (bulan ke 7,8,9) masa kehamilan. Pada masa trimester ketiga ini ibu hamil trimester III yang menunggu kelahiran anak pertamanya dapat mengalami ketakutan-ketakutan apakah persalinannya tersebut akan berjalan dengan lancar dan apakah berjalan secara normal ataukah cesar dan kemungkinan dapat menimbulkan tekanan-tekanan yang dapat mengakibatkan ibu hamil trimester III yang menunggu kelahiran anak pertama mengalami kecemasan (Kusmiyati, 2008).

  Atria, Nurbaeti dan Rosidati (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kekhawatiran dan kecemasan pada ibu hamil trimester III apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Ibu yang mengalami kecemasan atau stres, sinyalnya berjalan lewat aksis HPA (Hipotalamo-Pituitary-Adrenal) yang dapat menyebabkan lepasnya hormon stres antara lain Adreno Cortico Tropin

  

Hormone (ACTH), kortisol, katekolamin, ß-Endorphin, Growth Hormone

  (GH), prolaktin dan Lutenizing Hormone (LH) / Folicle Stimulating Hormone (FSH).

  Pengetahuan tentang persalinan mempunyai peranan penting dengan hubungan antara persiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan nantinya, sehingga ibu tidak merasa cemas dan dapat menikmati proses persalinan. Ketidaksiapan wanita hamil akibat dari sesuatu yang tidak diketahuinya maupun kurangnya informasi mengenai kehamilan dan persalinan terutama dan melahirkan (Stoppard, 2006).

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2013) menunjukan bahwa dari 10 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 6 responden (60,0%) yang mengalami kecemasan ringan, 4 responden (40,0%) yang mengalami kecemasan sedang. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang berhubungan antara dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Pengetahuan seseorang juga dapat ditentukan ataupun diperoleh oleh pengalaman selama mereka mengalami kehamilan dan persalinan.

  Disisi lain usia ibu hamil juga ikut berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu saat persalinan. Hal ini karena usia yang belum memasuki usia yang aman ataupun melebihi usia aman untuk hamil memiliki resiko yang lebih tinggi bagi ibu hamil itu sendiri. Sarwono (2008) mengungkapkan bahwa penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah

  

maternal age /usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman

  untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun.

  Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 10 ibu hamil trimester 3 dengan wawancara di Wilayah Puskesmas I sudah memiliki anak lebih dari 2 tidak merasa cemas atau biasa saja karena mereka sebelumnya sudah pernah mengalami, 2 ibu hamil yang merasa takut akan melahirkan karena sebelumnya belum pernah mengalami, 2 ibu hamil yang merasakan khawatir dengan apa yang dialaminya karena mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi selama proses persalinan dan 2 ibu dengan usia 26 dan 28 tahun yang merasa pasrah dengan apa yang akan terjadi selama proses persalinan.

  Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan suatu penelitian tentang “Hubungan antara Pengetahuan, Paritas dan Umur dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Pada Trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu “Bagaimana Hubungan antara Pengetahuan, Paritas dan Umur dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Pada Trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas ”.

  C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, paritas dan umur dengan tingkat kecemasan ibu hamil pada trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas.

   Tujuan Khusus

  a. Untuk mengetahui umur ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas

  b. Untuk mengetahui paritas ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas

  I Kembaran Kabupaten Banyumas

  c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas d. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas

  e. Menganalisis hubungan antara umur dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas

  f. Menganalisis hubungan antara paritas dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas

  g. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III di Wilayah Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan dalam pengembangan ilmu kesehatan, khususnya mengenai faktor yang berhubungan antara dengan tingkat kecemasan ibu trimester 2. Bagi Puskesmas I Kembaran Kabupaten Banyumas.

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu tambahan bagi pihak rumah sakit dalam mengembangkan pelayanan kesehatan, khususnya mengenai faktor yang berhubungan antara dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III.

  3. Bagi peneliti selanjutnya Menambah referensi untuk peneliti selanjutnya dalam meneliti tentang hubungan antara pengetahuan, paritas dan umur dengan tingkat kecemasan ibu hamil trimester III.

E. Penelitian Terkait

  1. Budiharyanto (2014) Budiharyanto meneliti tentang hubungan antara pendampingan suami dengan penurunan tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan pada ibu primipara kala I RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara antara pendampingan suami terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu yang akan melahirkan pada ibu primipara kala I di ruang bersalin RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode yang digunakana adalah deskriptif

  korelasi dengan rancangan penelitian adalah cross sectional. Jumlah

  populasi ibu dengan persalinan normal pada bulan September 2013 sampai April 2014 yang berjumlah 323 persalinan. Teknik pengambilan sampel sampel 47. Uji yang digunakan adalah uji chi square.

  2. Atria, Nurbaeti dan Rosidati (2008) Atria, Nurbaeti dan Rosidati meneliti tentang hubungan antara karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan Di Poliklinik Kebidanan Dan Kandungan Rumah Sakit X Jakarta. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi karakteristik ibu hamil trimester

  III (umur, graviditas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan) serta tingkat kecemasan; mengetahui hubungan antara antara karakteristik ibu hamil trimester III dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 158 orang.

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RS

  X Jakarta pada tanggal 27 Oktober

  • –17 November 2009. Teknik analisa yang dilakukan yaitu analisa Chi-Square dengan menggunakan α 5%.

  Instrumen yang digunakan adalah Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan.