PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006

  PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006 SKRIPSI

  Perpustakaan * STAIN Salatiga iiig iiiiiw iiiv i

  07TD1011143.01

  Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  K I S W A D I 11102061 JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  Drs. Miftahudin, M.Ag Dosen STAIN Salatiga

  Jl. Stadion No. 03 Salatiga, Telp. (0298) 323706, 323433, Kode Pos 50721

NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 3 (tiga) Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

  Sdr. Kiswadi Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatigp Di Salatiga Assalam u 'alaikum Wr. Wb.

  Setalah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi milik saudara: Nama

  : Kiswadi NIM :11102061

  Jurusan/ Program : Tarbiyah/ PAI Judul

  : PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL DI SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006.

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera di munaqosahkan. Demikian atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

  Wassalamu ’alaikum Wr. Wb.

  \

  N IP : 150268215

  DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALAT

  FG A Jl. Stadion 03 Phone: 0298 323706 Salatga 50721

  W ebsite: w w w stainsalatiaa.ac.id E-mail:

PENGESAHAN

  Skripsi Saudara: KISWADI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11102061 yang berjudul: “ PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL DI

  SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006”.

  Telah dimunaqosahkan dalam sidang Panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Senin, 1 Oktober 2007 M yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadhan 1478 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 03 Oktober 2007 Panitia Ujian

  NIP. 150268215

  MOTTO "Ilmu yang ahan seCaCu menjaga Rita dan apa6ila

  ❖ diamalkan a%an 6ermanfaat dan semakin 6ertam6aH,

sedang ({an harta, hjtayang ahgn seCafu menjaganya"

  “I6da’ 6 i(Nafsi”

  

<Persm6ahan

Skripsiyang sederhana m i penuBs persembahkan kspndd:

  > (Ba-pak^ dan i6u yang tercinta serta keluargaku yang teCaf mendo 'akgn

  dan memeberikgn perhatian baik^ moriC maupun m ateriif dalam pem6uatan skripsi ini, dengan teriring do’a,

  > (Bapak, ‘Kyai Ichsanudin JfC Najj. 6eserta kgCuarga dan Ibu N yai

  Namafah Isom beserta l&Cuarga yang senantiasa kita tunggu-tunggu Fatwa-Fatwanya,

  > Senior-seniorkii ( M as KjiusnuC, M as Sry, M as Sururi, MbakjOp&k], > Feman-temanky. sepejuangan { Naim, Pgikhan, FakjW o, Fais, a n d a ft in

  class (B ),

  ^ Sahabat - sahabatku di music COFLAX (BJ4ND (Arsyad J ? / (Baihaqi,

  Cipto M L a tie fi, C hum ej(j4tAsy'Ary dan semua yang telah menemaniku bermain music j

  > <BoCo-boCo /Sa'diyah, A n i %fiolifaf, Akmunawaroh, M untatikgh, Im r o tu f

  Mudrikgh, FatihatuC A ziza h , FjsaCatuC M u'awanah, <Dhe' N ynynk, Farwata, Suyana, Farjana, Juara-y, F>he’ Lies, Sina, N ila, Zumaida, M bah Shodtq, semua temenkji d i FondokJLk- N as an, y Semua kaum muslimin yang berhijrah k f ja la n dahi Fabbi

  KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah Yang Maha Perkasa dengan segala pujian yang mampu memenuhi nikmat-nikmatNya dan mencukupi tambahanNya, dan shalavvat beserta salam selalu terlimpah kepada uswah nabi besar Muhammad SAW. Sang Rosul yang terjaga dan mulia, berlimpah pula kepada keluarga, para sahabat, dan pengikut yang setia. Berkat rahmat Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang, skripsi ini dapat penulis selesaikan.

  Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengakhiri program studi tingkat sarjana (S I) pada jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, maka penulic mengajukan skripsi yang berjudul:

  PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN * LOKAL DI SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006 ”

  Secara keseluruhan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan petunjuk Bapak pembimbing serta Bapak;' Ibu dosen lainnya, oleh karena itu penulis sampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Bapak Drs. Imam Sutomo, MAg, selaku Ketua STAIN Salatiga,

  2. Bapak Fatchur Rahman, MAg, selaku Ketua Progdi PAI,

  3. Bapak Drs. Miftahuddin, MAg, selaku pembimbing skripsi,

  4. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap staf STAIN Salatiga,

  5. Bapak Teguh selaku Kepala SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang,

  6. Bapak/' Ibu guru serta karyawan SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang,

  7. Teman-teman mahasiswa dan semua pihak yang sudi berdiskusi dan

  Dengan harapan, semoga kebaikan Bapak/ Ibu serta handai taulau dibalas oleh Allah. JAZAKUMULLAH KHAIRAN JAZA KATSIRA.

  Dalam kesempatan ini apabila dalam tulisan ini ada kesalahan dan kekeliruan, penulis mengharap kepada semua pembaca yang budiman untuk dibenarkan supaya lebih baik, dan akhirnya semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akherai.

  Salatiga, 2 Oktober 200 7 Penulis

  KISWADI

  

DAFTAR ISI

  Halaman

  

  

  BAB. I PENDAHULUAN

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  6. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.....................................................

  26

  

   1. Pengertian PAI..........................................................................................

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  83

  

  

  

  100 BAB. V PENUTUP

  94

  92

  91

  83

  C. Peranan kurikulum PAI muatan lokal dalam upaya peningkatan mutu PAI di sekolah......................................................................................................

  

  B. Faktor pendukung dan penghambat serta solusinya dalam pengembangan Kurikulum PAI muatan lokal..........................................................................

  3. Penilaian............. ........................................................................................

  2. Pelaksanaan.................................................................................................

  1. Perencanaan................................................................................................

  A. Analisis tentang pengembangan kurikulum PAI muatan lokal di SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang...........................................................

  MUATAN LOKAL DI SDI HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006

  64 BAB. IV ANALISIS TENTANG PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

   B. Perkembangan kurikulum PAI mulok di SDI Hidayatullah......................

  

  DAFTAR PUSTAKA

  

BABI

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

  Pendidikan merupakan salah satu komponen dalam pembangunan nasional. Pendidikan akan melahirkan dan membentuk sumber daya manusia sebagai faktor pembangunan di negara ini. Oleh karena itu mutu pendidikan menjadi sangat penting untuk menghadapi era globalisasi dan pasar bebas dewasa ini yang semakin kompleks dan penuh tantangan.

  Tingkat pendidikan yang baik dan bermutu, sangat penting untuk membangun masyarakat yang sejahtera, cerdas dan dapai hidup dalam

  knowledge society

  seperti yang dicita - citakan dalam UUD 45.1 Peningkatan mutu dapat diperoleh, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan profesionalisme guru dan kepala sekolah, berlakunya sistem insentif dan

  d isin sen tif2

  Sekolah yang dikelola secara terbuka dan transparan serta selalu mendapat kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah akan dapat meningkatkan kinerja para personal sekolah untuk memperbaiki mutu pendidikan.

  2 Ada dua faktor yang mempengauhi situasi pendidikan adalah anak didik dan pendidik. Berlangsungnya situasi pendidikan tidak mungkin tanpa kedua faktor itu. Di sekolah kedua faktor itu disebut siswa dan guru. Tanpa kedua faktor tersebut tidak mungkin diselenggarakan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Program sekolah yang diwujudkan dalam berbagai bentuk situasi pendidikan, termasuk juga disebut proses belajar mengajar hanya akan berlangsung secara berdaya dan berhasil guna bilamana dalam pengelolaan kedua faktor itu dilakukan secara baik.3

  Menurut Zamroni sekolah yang mandiri bercirikan memusatkan

  student learning , diorganisir untuk mendorong peningkatan prestasi secara

  maksimal, manajemen sekolah secara terbuka, transparan dan accountable serta mengundang partisipasi orang tua secara utuh (am ini society), memiliki nafas kekeluargaan, memperlakukan dan menghargai guru sebagai tenaga profesional. Sedangkan pengambilan keputusan partisipatif adalah suatu cara untuk mengambil keputusan melalui penciptaan lingkungan yan terbuka, demokrat, dimana warga sekolah didorong untuk terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan yang akan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan sekolah .4

  Untuk mengukur mutu pendidikan, sedikitnya terdapat dua standar utama yang bisa di gunakan, yaitu :

  3

  1. Standar hasil dan pelayanan

  2. Standar pelanggan.3 Standar hasil pendidikan mencakup spesifikasi pengetahuan ketrampilan dan sikap yang di peroleh anak didik hasil pendidikan itu dapat dimanfaatkan di masyarakat atau dunia kerja (tingkat kesalahan yang sangat kecil, bekerja benar dari awal dan benar untuk pekerjaan berikutnya).

  Sedangkan standar pelanggan mencakup terpenuhinya kepuasan, harapan dan pencerahan hidup bagi customer itu.

  Keberhasilan proses pendidikan sangat di pengaruhi bagaimana penerapan kurikulum muatan lokalnya. Karena siswa juga dituntut dapat menambah, memperluas penegetahuan dan keahlian tentang pendidikan agama Islam lebih mendalam bukan hanya sebatas dari bidang studi yang ada dalam kurikulum nasional, sehingga peserta didik dapat mengerti, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  ^ Lembaga pendidikan Islam mempunyai tujuan yang sangat mulia yaitu, melahirkan dan membentuk muslim yang kaffah, yakni membentuk manusia yang cerdas, terampil, berwawasan luas, beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah. Untuk merealisasikan tujuan di atas, maka perlu penerapan pengembangan kurikulum yang baik atau pengelolaan lembaga pendidikan secara profesional dan porposional. 5

5 Sudan van Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, Pustaka Pelajar,

  4

  Indonesia terdiri lebih dari 3500 buah pulau yang dihuni berbagai suku bangsa yang mempunyai macam adat-istiadat, bahasa, kebudayaan, agama, kepercayaan, dan sebagainya. Berbagai kekayaan alam baik yang terdapat di laut, darat, flora fauna, dan berbagai hasil tambang yang kesemuanya merupakan SDA. Kebudayaan nasional yang didukung oleh berbagai nilai kebudayaan daerah yang luhur beradab yang merupakan nilai jati diri yang menjiwai perilaku manusia dan masyarakat dalam segenap aspek kehidupan, baik dalam lapangan industri, kerajinan, industri rumah tangga, jasa pertanian, peternakan, perikanan, pemeliharaan lingkungan hidup sehingga terjadi kesesuaian, keselarasan, dan keseimbangan yang dinamis.

  Kurikulum kecuali mengacu pada karateristik peserta didik, perkembangan ilmu dan teknologi pada zamannya juga mengacu pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Penyusunan atas dasar acuan keadaan masyarakat tersebut disebut ’’kurikulum muatan lokal”.

  Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik mengkaji:

  

’’PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL DI SDI

HIDAYATULLAH BANYUMANIK SEMARANG TAHUN 2006”.

  Karena kurikulum yang diterapkan di SD ini dinilai masyarakat berhasil sehingga sedikit meringankan beban orang tua dalam pendidikan agama, dan fasilitas yang lengkap dan lingkungan yang kondusif di SDI Hidayatullah bisa meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar. Mudah - mudahan bermanfaat khususnya bagi penulis, lembaga yang diteliti dan umumnya para pembaca yang budiman.

  5 B. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari dari kesalahfahaman dan penafsiran perlu dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas :

  1. Pengembangan Kurikulum Yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut meliputi penyusunan- penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan.6

  2. PAI Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan , pengajaran, dan/ atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.7

  3. Kurikulum Muatan Lokal Kurikulum muatan lokal berarti program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid di daerah itu.8

6 W inam o Surahmat, Pem binaan Dan Pengem bangan K urikulum , Depdikbud, 1997, him.

  15.

  6

C. RUMUSAN MASALAH

  Dari beberapa latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal - hal, sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan pengembangan kurikulum PAI muatan lokal di SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang?

  2. Apa problematika yang di hadapi SDI Hidayatullah dalam pengembangan kurikulum PAI muatan lokal, dan apa solusi yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut ?

  3. Bagaimana peranan kurikulum PAI muatan lokal dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam?

D. TUJUAN DAN MANFAAT

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mengetahui lebih jauh, pengembangan kurikulum, khususnya kurikulum muatan lokal PAI yang diterapkan SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang.

  2. Mengetahui problematika dalam pengembangan kurikulum PAI muatan lokal di SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang.

  3. Mengetahui peranan kurikulum PAI muatan lokal dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

  7 Adapun manfaat penelitian ini adalah :

  1. Memberikan stimulus dan motivasi lembaga terkait, dalam hal ini adalah SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang, agar lebih baik untuk menghasilkan out put dan out come yang lebih baik.

  2. Sebagai solusi problematika - problematika dalam penerapan pengembangan kurikulum di SDI Hidayatullah Semarang.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian: kualitatif, yang diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata - kata atau lisan dai i orang - orang dan perilaku yang diamati.9

  Karakteristik Penelitian Kualitatif Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya, antara lain; a. Latar Alamiah

  Penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar belakang alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan (entity) yang didasarkan pada asumsi;

  1) Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan pada konteks untuk keperluan pekahaman.

9 Robert Bogdan, Steven. J. Taylor, Pengantar M etode Penelitian Kualitatif, diterj oleh,

  8 2) Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan mempunyai arti bagi lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena hams diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan.

  3) Sebagian struktur nilai kontekstual bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.

  b. Manusia sebagai Alat (instrumen) Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data paling utama.

  c. Metode Kualitatif Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.

  Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

  d. Analisis Data Secara Induktif Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang terdapat dalam data; kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akontabel; ketiga, analisis demikian

  9

  lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; keempat, analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubu ngan; dan yang terakhir, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktuk analitik.

  e. Teori dari Dasar (grounded theory) Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substansi yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, tidak teori a priori yang dapat menyangkupi kenyataan-kenyataan ganda yang mungkin akan dihadapi; kedua, penelitian mempercayai apa yang dilihat sehingga ia berusaha untuk sejauh mungkin menjadi netral; dan ketiga, teori dari-dasar lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai kontekstual.

  f. Deskriptif Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

  g. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil Penelitian kualitatif lebih banyak mementingkan segi ’’proses”

  10 yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila di amati dalam proses.

  h. Adanya ’’Batas” yang Ditentukan oleh ’’Fokus” Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. i. Adanya Kriteria Khusus untuk Keabsahan Data

  Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, reliabilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan lazim digunakan dalam penelitian klasik. j. Desain yang Bersifat Sementara

  Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus-menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara tetap dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. k. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama

  Penelitian kualitatif lebih menghendaki agar pengertian dan hasil interprestasi yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.10

3. Sumber dan Jenis Data

  Menurut lofland ( 1984:47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data *

  8

10 Lexy J Moleong, M etodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him. 4- 8.

  11 tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan,sumber data tertulis, foto dan statistik.

  1. Kata-kata dan Tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman vidio atau

  audio tapes , pengambilan foto atau film.

  2. Sumber Tertulis Walupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan tindakan merupakan sumber ke dua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

  3. Foto Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif.

  12

  4. Data Statistik Penelitian kualitatif sering juga menggunakan data statistik yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya."

4. Teknik pengumpulan data

  a. Interview / wawancara Metode interview adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.*

  12 Dalam hal ini peneliti mengadakan tanya jawab dengan kepala sekolah, guru wakil kepala bidang kurikulum (WKS kurikulum) dan guru lain yang terlibat dalam pembelajaran.

  b. Studi dokumentasi Metode dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan dalam penelitian dengan mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip dan termasuk juga buku - buku tentang pendapat teori dan lain - lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.13 Dokumen yang dapat dikaji di SDI Hidayatullah diantaranya: profil sekolah, keadaan guru, siswa, karyawan, deskripsi program kurikuler, penyelenggaraan kurikulum, dan lain-lain.

  u Ibii, him. 112-116.

  12 Dedy Mulvana, Metodologi Penelitian K ualitatif Paradigma Haru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Social , PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, him. 180.

  13 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Cet. 2, Jakarta, 2000, him. 165.

  13 c. Observasi

  Metode penelitian ini merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena -fenomena yang di selidiki.11

  Metode ini dilakukan untuk mendapat data tentang Keadaan SDI Hidayatullah Banyumanik Semarang, yaitu kegiatan - kegiatan yang dilakukan para siswa, baik intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler dan semua kegiatan yang ada di lembaga tersebut.

4. Teknik Analisis Data

  Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data tersebut banyak sekali, kira-kira segudang. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan- pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya da.'am satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat hiding Tahap akhir 1

  4

14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta Jakarta, 1992, him. 128.

  14

  dari analisis data ini adalah mengadakan pem eriksaan keabsahan

  data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data

  dalam mengolah hasil sementara menjadi teori substansi dengan menggunakan beberapa metode tertentu.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Untuk memudahkan dalam mencerna masalah yang dibahas, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan A. Latar belakang B. Penegasan istilah C. Rumusan masalah D. Tujuan dan manfaat penelitian E. Metode-metode penelitian F. Sistem penulisan skripsi. BAB II : Landasan Teori A. Pengembangan Kurikulum

  1. Pengertian Kurikulum

  2. Fungsi Kurikulum

  3. Pengertian Pengembangan Kurikulum

  4. Asaa-asas Pengembangan Kurikulum

  5. Komponen-Komponen kurikulum

  6. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

  15 B. PAI

  1. Pengertian PAI

  2. Dasar PAI

  3. Tujuan dan Ruang lingkup PAI

  4. Metode-metode pembelajaran PAI

  C. Pedoman pengembangan kuikulum muatan lokal

  1. Pengertian kurikulum muatan lokal

  2. Tujuan muatan lokal

  3. Bahan pengajaran muatan lokal

  4. Strategi pelaksanaan

  5. Penilaian muatan lokal BAB III : Kajian Obyek Penelitian.

  A. Kondisi umum SDI Hidayatullah Semarang Terdiri dari :

  1. Sejarah perkembangan SDI Hidayatullah 2. Visi, misi dan tujuan SDI Hidayatullah Semarang.

  3. Keadaan guru, dan karyawan,

  4. Keadaan siswa

  5. Sarana dan prasarana,

  6. Struktur organisasi,

  7. Letak geografis

  16 B. Pengembangan Kurikulum PAI di SDI Hidayatullah.

  M eliputi:

  1. Perencanaan

  2. Pelaksanaan

  3. Penilaian

  Bab IV : Analisis Hasil Penelitian A. Analisis Pengembangan Kurikulum PAI Muatan Lokal di SDI Hidayatullah.

  1. Perencanaan

  2. Pelaksanaan

  3. Penilaian

  B. Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan kurikulum PAI muatan lokal SDI Hidayatullah.

  C. Peranan kurikulum PAI muatan lokal dalam upaya peningkatan mutu pendidikan agama Islam SDI Hidayatullah.

  BAB V : Penutup A. Kesimpulan B. S ara n -S ara n C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  17

BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI MUATAN LOKAL A. Pengembangan Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

  Secara harfiah kurikulum berasal dari bahasa latin, curriculum yang berarti bahan pengajaran. Ada pula yang mengatakan kata tersebut berasal dari bahasa Perancis courier yang berarti berlari.10

  Selanjutnya dilihat dari segi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan dunia pendidikan, definisi kurikulum sebagaimana disebutkan di atas kemudian dipandang sudah ketinggalan zaman. Saylor dan Alexander sebagaimana dikutip S. Nasution, misalnya mengatakan bahwa kurikulum bukan hanya saja memuat sejumlah mata pelajaran, akan tetapi termasuk juga di dalamnya segala usaha sekolah untuk mencapai tujuan

  X yang diinginkan, baik usaha tersebut dilakukan dilingkungan sekolah maupun di luar sekolah.1

  6 Di samping itu, kurikulum dalam pengertian ini, masih secara tegas memisahkan kegiatan intrakurikuler, korikuler, dan ekstrakurikuler.

  17

  Maksud kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan proses belajar-mengajar yang dilakukan pada jam-jam pelajaran teijadwal, yang waktunya telah ditentukan dalam struktur program kurikulum. Kegiatan korikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam terjadwal, yang bertujuan agar siswa mendalami dan menghayati bahan yang dipelajari dalam kegiatan

16 S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, Citra Adirya Bakti, Bandung, 1991, cet. Ke-4, him. 9.

  him. 9.

  17 /bit.

  18 intrakurikuler. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan kegiatan yang dilakukan di luar jam terjadwal serta dilaksanakan pada waktu tertentu, untuk mengembangkan wawasan pengetahuan siswa. Misalnya, karya wisata, koperasi, OSIS, dan sebagainya. Semua kegiatan tersebut mempunyai pengaruh terhadap proses perkembangan kepribadian siswa.IS

  Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.*

  19

2. Fungsi Kurikulum

  Sehubungan dengan pengertian dasar kurikulum, maka fungsi kurikulum difokuskan pada tiga aspek berikut:

  1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.

  2. Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga keija.

  3. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutseriaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.

  1S Drs. A. Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, Bina Ilmu, Surabaya, 1996, him. 5.

19 Prof. Drs. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Rineka Cipta, 2004, him. 3.

  19

3. Pengertian Pengembangan Kurikulum

  Banyak istilah yang sering digunakan untuk menyatakan perubahan suatu kurikulum, Misalnya, pembinaan kurikulum dan pengembangan kurikulum.

  Pembinaan kurikulum (curriculum improvement curriculum

  building)

  adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan, mempertahankan, dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada, guna memperoleh hasil yang lebih maksimal. Pelaksanaan kurikulum itu sendiri diwujudkan dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntunan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi

  20

  jenjang pendidikan atau sekolah tertentu/ Dengan demikian, pembinaan kurikulum disekolah dilakukan, setelah melalui tahap kegiatan pengambangan kurikulum, atau setelah terbentuknya kurikulum baru. Kegiatan pembinaan kurikulum didasarkan atas kurikulum yang telah diterapkan di sekolah yang bersangkutan.

  Dalam penerapannya, pembinaan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya, melalui upaya mentransformasikan program pendidikan kepada anak didik atau melalui kegiatan pengajaran (belajar mengajar). Kegiatan pembinaan dapat diusahakan melalui, misalnya, melaksanakan kurikulum sebaik-baiknya, melengkapi alat-alat yang tersedia baik kuantitatif maupun kualitatif, meningkatkan ketrampilan guru dan murid dalam proses belajar mengajar, 2

  20 melengkapi ruang praktikum untuk pelajaran tertentu dan kegiatan- kegiatan sejenis.21 2

  2 Pengembangan kurikulum {curriculum development/ curriculum

  planning / curriculum design) sebagai tahap dari pembinaan, yakni

  kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut meliputi penyusunan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan.

4. Asas-Asas Pengembangan Kurikulum

  Kurikulum sebagai rencana pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum memerlukan landasan- landasan kuat dan kokoh yang didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Suatu landasan kurikulum dapat dijadikan titik tolak, artinya pengembangan kurikulum dapat disebabkan oleh suatu pembaruan tertentu. Misalnya, penemuan teori belajar baru dan perubahan tuntunan masyarakat terhadap fungsi sekolah. Di samping itu, landasan kurikulum dapat dipandang sebagai titik akhir, artinya pengembangan kurikulum harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat mewujudkan perkembangan tertentu, seperti; kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntunan sejarah masa lampau, perbedaan latar belakang

  21 siswa, nilai-nilai filsafat suatu masyarakat, dan tuntunan-tununan kebudayaan tchentu. Dalam uraian berikut akin dibahas landasan-landasan (asas-asas) pengembangan kurikulum yang berhubungan dengan; landasan filosofis, sosiologi (sosial budaya), psikologi, dan organisatoris,

  a. Landasan Filosofis Landasan filosofis dimaksudkan, bahwa ajaran filsafat memegang peranan penting sebagai landasan pengembangan kurikulum. Menurut bahasa, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni Philosophic/, yang terdiri atas kata Philien atau Philare, artinya cinta (love) dan kata Shopia atau Sophos, artinya kebijaksanaan (wisdom).

  Jadi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Menurut istilah filsafat diartikan berpikir mengenai hakekat segala sesuatu secara radikal, universal, dan sistematis. Maksud berpikir radikal adalah berpikir tentang sesuatu sampai pada akar permasalahan yang menjadi obyek filsafat. M.salnya, mengenai manusia, kosmos, kebudayaan, dan sejenisnya. Universal dimaksudkan bahwa pembahasan mengenai masalah tersebut dihubungkan dengan masalah lain yang lebih luas.

  Maksud berpikir sistematis adalah berpikir sesuatu dengan tata urutan pemikiran-pemikiran filsafat. Karena itu, pembahasan filsafat terletak pada hakekat pemaparan sesuatu, yakni untuk menentukan pemikiran yang serba tertinggi, akhir, dan mencangkup segalanya/3 2

  3

  22

  b. Landasan Sosiologi (Sosial Budaya) Ada dua pertimbangan ‘sosial budaya’ dijadikan landasan dalam pengembangan kurikulum:

  1) Setiap orang dalam masyarakat selalu berhadapan dengan masalah anggota masyarakat yang belum dewasa dalam kebudayaan. Yakni, manusia yang belum mampu menyesuaikan dengan cara-cara kelompoknya. Sebab, individu lahir tidak berdaya dan individu memperoleh kebudayaan melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat sekitar sekolah. Sekolah mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada mereka dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.

  2) Kurikulum dalam setiap masyarakat merupakan refleksi dari cara orang berfikir, berasa, bercita-cita atau kebiasaan. Karena itu, untuk membina struktur dan fungsi kurikulum, perlu memahami kebudayaan.24 c. Landasan Psikologi

  Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Kurikulum adalah upaya untuk menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Karena itu, dalam pengembangan kurikulum harus berlandaskan pada psikologi sebagai refrensi dalam menentukan apa d*n bagaimana perilaku tersebut harus dikembangkan. Dengan kata lain, pentingnya psikologi, terutama

  23

  dalam bagaimana kurikulum tersebut harus disusun, bagaimana kurikulum diberikan dalam bentuk pengajaran, dan bagaimana proses belajar siswa dalam mempelajari kurikulum. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa ada dua psikologi yang memiliki kaitan antara psikologi dengan kurikulum, yakni Psikologi Perkembangan dan Psikologi Belajar.25 d. Landasan Organisatoris

  Kurikulum, sebagaimana diuraikan sebelumnya, adalah pengalaman dan kegiatan siswa di bawah tanggung jaw ab guru dan sekolah. Pengalaman dan kegiatan tersebut harus disusun sedemikian rupa agar lebih efektif dan efisien dalam penyampaian terhadap siswa.

  Untuk itu, diperlukan adanya organisasi kurikulum. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa organisasi kurikulum adalah struktur kurikulum berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.26

  24

5. Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum

  Dalam kurikulum, jika diuraikan secara struktural, akan dijumpai sejumlah komponen sebagai berikut:

  1. Komponen tujuan kurikulum Pada dasarnya, tujuan Kurikulum adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang akan diberikan pada anak didik.27 2 Sebagaimana

  8 dijelaskan pada uraian sebelumnya, kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Ini berarti, kurikulum adalah cara dan sarana dari proses pelaksanaan pendidikan.

  2. Komponen Isi/ bahan kurikulum Ada sejumlah kriteria yang dapat diperhatikan dalam pemilihan bahan kurukulum, yakni: a. Bahwa kurikulum harus sesuai, tepat, dan bermakna bagi perkembangan siswa, artinya sejalan dengan tahap perkembangan siswa.

  b. Bahwa kurikulum harus mencerminkan kehidupan sosio­ kultural, artinya sesuai dengan kehidupan nyata dan kebudayaan masyarakatnya.

  c. Bahwa kurikulum harus dapat mencapai tujuan yang di dalamnya mengandung aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral agama." Komponen strategi pelaksanaan kurikulum Strategi kurikulum adalah usaha untuk menerjemahkan bahan yang tercantum dalam kurikulum agar dapat menjadi pengalaman siswa. Strategi pelaksanaan kurikulum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan disekolah. Seperti dijelaskan di atas, bahwa kurikulum itu masih merupakan rencana, ide, atau harapan, yang harus diwujudkan secara nyata di sekolah, sehingga mampu mengantarkan anak didik mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum tidak akan mencapai hasil maksimal, jika pelaksanaannya tidak menghasilkan sesuatu yang baik bagi anak didik. Komponen strategi pelaksanaan kurikulum meliputi; pengajaran, penilaian, bimbingan, dan penyuluhan, serta pengaturan kegiatan sekolah secara keseluruhan.29

  Komponen evaluasi kurikulum Mengingat pentingnya evaluasi itu, maka alat yang digunakan dalam evaluasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Alat evaluasi harus sesuai dengan sasaran yang hendak dituju.

  b. Alat yang digunakan harus terpercaya (valid).

  c. Alat yang digunakan harus terandalkan (reliable).

  d. Alat evaluasi harus signifikan atau dapat dipercaya.30

  Winamo Surachmad, Op. Cit., him. 11 Mohammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah- Sinar Baru, 1983, him. 130.

  27

  3. Prinsip Efisiensi Prinsip Efisiensi berhubungan dengan perbandingan antar hasil yang dicapai dengan usaha yang dijalankan, atau biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan efisien, apabila hasil yang dicapai itu telah sesuai dengan usaha atau biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, jika hasil yang dicapai tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan, maka dapat dikatakan tidak efisien.33

  4. Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan) Kesinambungan dimaksudkan adanya hubungan yang saling menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan, terutama mengenai bahan pengajaran.34

  5. Prinsip Fleksibilitas Fleksibilitas dapat diartikan adanya semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak. Dalam pengembangan kurikulum, prinsip fleksibilitas mencangkup fleksibilitas murid dalam memilih program pendidikan dan fleksibilitas bagi guru dalam pengembangan program pengajaran. Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan/ program spesialisasi, ataupun program-program

  28 pendidikan ketrampilan yang dapat dipilih murid atas dasar kemampuan dan minatnya.35

  6. Prinsip Berorientasi pada Tujuan Dengan prinsip ini dimaksudkan agar semua kegiatan pengajaran mendasarkan dan mengacu pada tujuan yang akan dicapai.

  Tujuan-tujuan tersebut hendaknya dirumuskan secara spesifik dan operasional, sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga kedua kegiatan tersebut mempunyai arah yang jelas.36 3

  7

  7. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup Konsep pendidikan seumur hidup merupakan konsep pendidikan yang mengarah pada ide pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi setiap warga negara untuk mempunyai kesadaran dan kemauan, selalu membuka diri, mengembangkan kemampuan, dan kepribadian melalui kegiatan belajar. Belajar tidak harus terikat dengan sistem pendidikan sekolah, melainkan belajar mandiri sepanjang hidup {life long education).1,1

  8. Prinsip Sinkronisasi Prinsip sinkronisasi dimaksudkan adanya sifat yang searah dan setujuan dengan semua kegiatan yang dilakukan oleh kurikulum.

  Kegiatan-kegiatan kurikuler yang diinginkan, bukan saling menghambat kegiatan kurikuler lain yang dapat mengganggu keterpaduan. Kurikulum sebagai suatu sistem merupakan sebuah

  2 9

  komponen yang harus bersilat padu dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Dengan keterpaduan semua komponen yang ada dalam sistem itu, semua kegiatan yang diarahkan oleh satu komponen dengan komponen lain tidak bertentangan. Kurikulum yang bersifat sinkron akan memungki.ikan tercapainya tujuan pendidikan yang ' O diharapkan.

7. Pengembangan Kurikulum Pada Tingkat Lembaga

  1. Perumusan Tujuan Institusional Maksud tujuan institusional adalah rumusan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diharapkan dimiliki oleh siswa, setelah mereka menyelesaikan keseluruhan program pendidikan pada suatu jenjang lembaga pendidikan sekolah tertentu. Misalnya, tujuan institusional pendidikan dasar, tujuan institusional pendidikan dasar berciri khas agama Islam, SMU, Madrasah Aliyah, dan sejenisnya.

  Penetapan tujuan institusional suatu jenis pendidikan sekolah harus didasarkan fungsi atau misi sosial suatu lembaga pendidikan yang bersangkutan. Jenis pendidikan umum, misalnya, pada hakikatnya mempunyai tiga fungsi sosial, yakni: a. Menyiapkan siswa agar menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila.

  b. Membekali siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dengan kemampuan ketrampilan fungsional. *

  30 c. Membekali siswa untuk melanjutkan pelajarannya 39

  2. Penetapan Isi dan Struktur Kurikulum Penetapan isi kurikulum adalah memilih dan menetapkan sejumlah bidang studi, atau sejumlah mata pelajaran, atau sejumlah pengalaman yang akan diajarkan kepada siswa, sehingga dapat menopang tercapainya tujuan. Penetapan isi kurikulum tersebut banyak tergantung pada tujuan institusional dapat menyebabkan perbedaan bidang studi atau mata pelajaran sebagai isi kurikulum sekolah.

  Ada sejumlah alasan, mengapa perlu menetapkan isi kurikulum sebagai program pendidikan, antara lain:

  1. Tugas dan tanggung jaw ab sekolah sangat terbatas dalam mencerdaskan anak didik, baik waktu maupun sumber yang tersedia.

  2. Adanya perkembangan tuntutan dan kebutuhan masyarakat yang sangat cepat sehingga tidak memungkinkan diikuti oleh perubahan kurikulum secara tiba-tiba.

  3. Adanya beberapa jenjang dan tingkat pendidikan sesuai dengan tujuan dan hakikat perkembangan anak yang sesuai dengan strategi jenjang pendidikan sekolah dan perlunya kesinambungan antar jenjang sekolah.

  31

  4. Pendidikan sekolah merupakan subsistem dari pendidikan seumur hidup sehingga perlu adanya kesatuan antara pendidikan dalam keluarga, di sekolah, dan di masyarakat. Karena itu, isi kurikulum harus sesuai dengan hakikat pendidikan dalam keluarga dan masyarakat.40

  3. Penyusunan Strategi Pelaksanaan Kurikulum Kegiatan ini berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut mencangkup. 1) Pelaksanaan pengajaran, 2) Mengadakan penilaian, 3) Mengadakan bimbingan penyuluhan/ karier, dan 4) Mengadakan/ melaksanakan administrasi dan supervisi.41