PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HAD ITS MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI YASPI DASEH PAKIS MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 2 0 0 8

  PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AL QUR'AN HAD ITS MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI YASPI DASEH PAKIS MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 7 /2 0 0 8

  S K R

  

I P S

  I Oleh:

  S H O L I C H A T U N NIM: 11406402

  SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI S A L A T I G A

  ° - >*<* t*0 t ''O t f v f . V 6 * o x x 1« * *

M O T T O

X !x O x Ox x ^ x o . 0 o * 7 t x x ^ T ^ x x ' . ' T - / o j f ' b J <U)' J ] .A \)l j A \ £ j A j & J & T j 4 i j > - A j J j ^JA O u A A A 4J * X X X X V ' / f * . « 7 / o 6 x X X X X X X r f s t ^ ^ V \AJ 4J ZjA y s \tj*A fjAJ

  L /4 <U)bljl b i j . U Ij^ J u X X X X f X X X X X J O Artinya : “ Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Alloh.

  Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Alloh menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain

  Dia.” (QS. A rR a ’d u : 11)

  

ABSTRAK

  Berdasarkan pengamatan penulis selama mengajar di MI Yaspi Daseh Pakis, terjadi kesenjangan dan tidak meratanya pemahaman dan nilai hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Al Qur’an Hadits terutama dalam pokok bahasan terjemah surat Al Qodar, sehingga hasil yang dicapai kurang memuaskan. Tidak meratanya hasil pembelajaran siswa disebabkan oleh : 1) Kesenjangan ekonomi dan fasilitas, 2) Pengaruh keluarga, lingkungan dan sosial siswa, 3) Metode mengajarnya guru yang menitik beratkan pada penguasaan kognitif dan kurangnya waktu yang tersedia. Untuk itu perlu upaya pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan yang sama untuk siswa mendapat nilai yang tinggi atau mencapai ketuntasan belajar.

  Permasalahan yang ada, apakah melalui strategi Card Sort prestasi belajar pendidikan Al Qur’an Hadits kelas V MI YASPI Daseh Pakis dapat ditingkatkan? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Al Qur’an Hadits pada pokok bahasan terjemah surat Al Qodar bagi siswa kelas V MI YASPI Pakis Magelang.

  Strategi penelitian tindakan kelas ini ditempuh dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun hasil tes siklus I dengan ketuntutasan klasikal 44,71 dengan nilai rata-rata

  44,75, pada siklus II ketuntasan klasikal 62,00 % dengan nilai rata-rata 66,79 dan tes akhir ketuntasan nilai rata-rata 85,00% Kesimpulan yang diperoleh setelah diadakan penelitian adalah melalui srategi

  

Card Sort prestasi belajar Al Qur’an Hadits dengan pokok bahasan terjemah surat Al

Qodar pada siswa kelas V MI YASPI Daseh Pakis Magelang dapat ditingkatkan.

  Memperhatikan hasil penelitian ini saran yang diberikan adalah hendaknya dalam pembelajaran Al Qur’an Hadits diadakan card sort (sortir kartu).

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Sholichatun NIM Program Studi

  Judul 11406402

  Pendidikan Agama Islam PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AL QUR’AN

  HADITS MELALUI STRATEGI CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI YASPI DASEH PAKIS MAGELANG TAHUN 2007/2008

  Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini saya buat dari laporan hasil penelitian yang saya lakukan sendiri dan bukan penjiplakan terhadap hasil karya atau penelitian orang lain. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan bisa dipertanggung jawabkan.

  Salatiga, 31 Juli 2008 Yang menyatakan

  N IM :11406402 Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya bagi kalangan pendidik.

  Salatiga, 23 Agustus 2008 Penulis

  SHOLIHATUN N IM : 11406402

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

BA BI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Daya dukung pelestarian baca Al Qur’an terkondisikan oleh prioritas mengenal Al Qur’an pada anak-anak sejak dini mendahului pembelajaran lainnya.

  Disiplin menanamkan nilai-nilai Qur’ani dalam rumah tangga, sudah menjadi tradisi keluarga muslim sehingga mengaji seolah menyatu gerak dengan tumbuh kembang anak.

  Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Alloh orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada alloh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa’. A y a t: 9 )’

  Orang tua menyediakan waktu khusus mengajar Al Qur’an atau mengirimkan anaknya pada lembaga pengajian. Alloh SWT. berfirman : Artinya : “Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq/96 : 4-5)2

  Sebagai dasar dan hukum, Al Qur’an dan Hadits tidak dapat dipahami dan dipedomi dengan benar tanpa adanya pemahaman yang komprehensip.

  2 Al Qur'an dan Hadits sebagai salah satu mata pelajaran agama Islam pada

  Madrasah, yang memiliki karakter membaca, menteijemah dan menerapkan isi kandungannya, perlu disampaikan dengan pendekatan metode yang sedemikian rupa agar siswa memperoleh pemahaman yang utuh dan terpadu. Di dalam kurikulum Al Qur'an Hadits 2005 disebutkan :

  “Dalam surat ini Allah menyatakan bahwa Dia menurunkan kitab suci Al Qur'an pada malam Al Qodar, itulah malam yang penuh berkah” .3

  Oleh karena itu semestinya setiap siswa dan orang tua memiliki kesungguhan dan perhatian dalam pelajaran Al Qur'an Hadits. Sehingga mata pelajaran tersebut tidak hanya sebagai formalitas mata pelajaran yang kehilangan fungsi, baik fungsi pengajaran, sumber nilai, sumber motivasi maupun sumber pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik.

  Untuk itu penulis sebagai pelaku langsung berhadapan dengan peserta didik mencoba menerapkan strategi Card Sort dalam proses pembelajaran Al Qur'an Hadits guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Hisyam Zaini mengatakan:

  Strategi ini mendorong kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif (keija sama). Strategi ini bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi dan fakta tentang obyek atau m e-review materi yang telah dibahas pada kesempatan-kesempatan sebelumnya. Dominasi gerakan fisik dalam penerapan strategi ini dapat membantu menghidupkan suasana kelas4

  Untuk memahami permasalahan ini perlu dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk selanjutnya Penelitian Tindakan Kelas disebut PTK.

  Adapun pengertian yang lain, PTK adalah : Merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam kelas secara bersama,

  3 tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan yang dilakukan oleh siswa.5

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti hendak mencoba meningkatkan belajar melaluai PTK dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Al Qur’an Hadits melalui Strategi Card Sort kelas V pada siswa MI YASPI Daseh Pakis Magelang”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Apakah dengan strategi Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al Qur'an Hadits.

  2. Seberapa jauh metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar Al Qur'an Hadits.

  C. Tujuan Penelitian Target yang ingin penulis capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah motode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar Al Qur'an Hadits.

  2. Untuk mengetahui seberapa jauh metode Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar Al Qur'an Hadits.

  D. Hipotesis tindakan

  Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian tindakan kelas adalah “Melalui strategi Card Sort dapat meningkatkan prestasi belajar Al Qur'an Hadits pada siswa kelas V MI YASPI Daseh Pakis Magelang Tahun Pelajaran

  4

  £ . Kegunaan Penelitian

  Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat, baik secara praktis maupun teoritis.

  Secara praktis hasil dari temuan penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar para siswa, sedang bagi guru sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. Dan secara teoritis hasil dari penelitian dapat merangsang para guru untuk menambah wawasan baru guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun prestasi para siswa.

  Sedang bagi sekolah sebagai salah satu sumber inspirasi guna menentukan kebijakannya dalam usaha meningkatkan mutu akademik para siswanya.

F. Definisi Operasional

  Untuk mempeijelas dan/menghindari kekaburan serta penafsiran yang berbeda-beda tentang beda pokok masalah yang diteliti, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

  1) Meningkatkan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, meningkatkan artinya beralih pada keadaan.6 Beralih keadaan yang dimaksud penulis adalah yang semula sebelum strategi Card Sort prestasi belajar pada mata pelajaran Al Qur'an Hadits itu rendah, menjadi lebih meningkat prestasinya setelah digunakan metode tersebut pada pelajaran yang sama.

  5 2) Prestasi Belajar

  Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku manusia.

  Proses tersebut tidak akan teijadi apabila tidak ada sesuatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi hasil dari proses belajar.

  Memahami pengertian belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu kita dapat kita temukan titik persamaan. Menurut S. Nasution, prestasi belajar adalah : “Kesempatan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : Kognitif, efektif,

  dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

  seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.7 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud penulis di sini adalah nilai prestasi belajar Al Qur'an Hadits siswa kelas V (lima) semester genap pada aspek kognitif efektif ‘ dan psikomotor.

  6 3) Pengertian Strategi

  a. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.8 b. Pengertian strategi belajar mengajar adalah pola umum perbuatan guru murid di dalam perwujudan dan kegiatan belajar mengajar. Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan kepada karakteristik abstrak dari rentetan guru murid di dalam peristiwa belajar mengajar.9

4) Pengertian Card Sort

  Card Sort adalah kata yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya sortir kartu.

  > Strategi Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta tentang obyek atau me-review informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan.10

  Dari berbagai pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud strategi card sort adalah : Rencana yang cermat untuk mancapai sasaran di dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep karakteristik klasifikasi fakta tentang obyek dan m e-review informasi yang mengutamakan gerakan fisik, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar.

  s Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995, Kamus Besar

  7 Adapun langkah-langkah dalam Strategi Card Sort adalah :

  a. Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.

  C ontoh: Potongan ayat Terjemahnya dan malaikat Jibril kesejahteraan

  b. Meminta siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu dengan kategori yang sama. Peneliti dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa menemukan sendiri.

  c. Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas.11 d. Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori diberikan poin-poin penting terkait materi pelajaran.

G. Metode Penelitian

  1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu penelitian yang didasarkan pada permasalahan yang muncul pada siswa kelas

  V dalam pembelajaran Al Qur'an Hadits di MI YASPI Daseh.

  Prosedur dan langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan.

  8 Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk investigasi yang bersifat

  reflektif partisifasif kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode keija, proses, isi, kompetensi dan situasi.

  Secara terperinci tahapan-tahapan dalam rancangan penelitian tindakan diawali dengan perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (Action), observasi (Observation), dan melakukan refleksi pada setiap siklus (Reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan yang diharapkan tercapai.

  2. Subyek Penelitian

  a. Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V dan guru mata pelajaran Al Qur'an Hadits MI YASPI Daseh.

  b. Populasi dan sampel Penelitian adalah semua siswa kelas V MI YASPI Daseh yang berjumlah 10 siswa, terdiri dar 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

  Adapun populasi dan sampel penelitian ini adalah semua siswa kelas V MI YASPI Daseh yang berjumlah 10 siswa.

  3. Langkah-langkah/siklus penelitian Secara rinci prosedur tindakan untuk siklus pertama dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Perencanaan (Planning)

  Dalam tahap perencanaan PTK ini m eliputi: 1) Menetapkan materi sesuai kurikulum yang dijadikan sebagai bahan tindakan .

  9 3) Mengidentifikasi masalah yang ada dalam materi untuk dijadikan sebagai kartu sortir.

  4) Membuat lembar observasi. 5) Membuat alat evaluasi

  b. Pelaksanaan tindakan (Action) Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan.

  c. Observasi (Observation) Pada tahap observasi dilakukan pada tindakan untuk mengamati proses kegiatan belajar mengajar menggunakan lembar observasi.

  Selain mengobservasi, selama ini peneliti terlibat dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan, selain karena peneliti tidak mungkin dapat melakukan sendiri, juga untuk menjaga obyektifitas data yang diperoleh melalui observasi.

  d. Refleksi (Reflecting) Data-data yang diperoleh melelui observasi dikumpulkan dan dianalisis secara presentase. Berdasarkan observasi tersebut, guru melakukan refleksi diri tentang kegiatan yang dilakukan.

  Untuk selanjutnya dari hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kagiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

  Penelitian ini akan dilaksanakan dua siklus sehingga pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini benar-benar akan bermanfaat dan

  10

  4. Instrumen Penelitian Insrumen penelitian ini adalah angket tanggapan terhadap proses pembelajaran dan pedoman observasi proses pembelajaran Al Qur'an Hadits.

  Angket tanggapan siswa tersebut digunakan untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas.

  5. Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

  a. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.12

  Dalam hal ini peneliti menggunakan metode angket untuk mengetahui terhadap perilaku siswa selama mengikuti kegiatan belajar. Adapun data yang dikumpulkan adalah kuantitatif tentang kemajuan siswa (nilai), dan data kualitatif (minat/suasana keaktitan siswa di kelas).

  b. Dokumentasi Untuk melihat nilai Al Qur'an Hadits, sebelum penerapan penelitian tindakan kelas sehingga dapat mengelompokkan siswa menjadi tiga kelompok : tinggi, sedang dan rendah.

  c. Tes 1) Dilakukan pre test secara lisan untuk mengukur keberhasilan siswa pada pembelajaran sebelumnya.

  2) Digunakan lembar kerja yang dikeijakan siswa berupa test akhir.

  11 d. Pengamatan

  Dipandu dengan lembar pengamat yang dilakukan langsung oleh peneliti dan rekan guru yang ditunjuk sebagai observatory untuk memperoleh data penelitian, tentang aktivitas siswa dan data ketrampilan guru selama proses pembelajaran berlangsung.

  6. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah apabila guru dapat menerapkan pembelajaran Al Qur'an Hadits dengan menggunakan metode Card Sort secara efektif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengartikan dan memahami serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran Al Qur'an Hadits. Dalam kurikulum Al Qur'an Hadits 2006 disebutkan “Diharapkan peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al Qur'an Hadits dalam kehidupan sehari-hari'’.

H. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan ini dibagi menjadi beberapa bab dengan mengikuti sistematika sebagai berik u t:

  BAB I : Pendahuluan, Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Kegunaan Penelitian, Definisi Istilah/Siklus Penelitian dan Metode Penelitian. BAB II : Kajian Pustaka, Prestasi Belajar, Pengertian Belajar, Pengertian Prestasi Belajar, Faktor-Faktor Prestasi Belajar, Fase Tehnik Belajar dan Prinsip-Prinsip Belajar. BAB IV B A B Y : Hasil Penelitian dan Pembahasan.

  : Kesimpulan dan Saran

  

BABU

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi belajar

  1. Pengertian Belaj ar Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama, setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.

  Menurut Slameto belajar adalah “Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1 Selanjutnya Hintzman seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengatakan

  “Learning is a change in organism due to experience which can affect the organism 's behavior

  Artinya : “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat dipengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.

  Bertolak dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan, secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku

  14 individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

  2. Pengertian Prestasi Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

  Adapun prestasi dapat diartikan hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah dilakukan, namun banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

  Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku menusia. Proses tesebut tidak akan terjadi apabila tidak ada sesuatu yang mendorong pribadi yang bersangkutan.

  Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak pada pengertian belajar itu sendiri.

  Untuk itu para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut, namun dari pendapat yang berbeda- beda itu dapat kita temukan titik persamaan.

  15 Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “Hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”.3

  Selanjutnya Winkel mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

  Sedangkan menurut S. Nasution prestasi belajar adalah “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat”.

  Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : Kognitif efektif, dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

  Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

  Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.

  Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

  16

  3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain : faktor yang terdapat dari dalam diri siswa (faktor intern). Faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak (faktor ekstern) antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

  Faktor intern adalah faktor yang timbul dari diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat dan motivasi,

  a. Faktor Intern 1) Kecerdasan/intelegensi

  Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegansi yang normal.

  Selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kamajuan- kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan yang lainnya, sehingga seorang anak pada usia tertentu sudah memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya.

  Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Slameto mengatakan bahwa “Tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang rendah”.4 Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah “Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluang untuk meraih sukses”. 5

  Itulah pendapat para pakar menurut keyakinan mereka masing- masing.

  2) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini seesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Poerwanto bahwa “Bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata Aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu” 6 *

  Kartono menyatakan bahwa “Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata”.

  Menurut Syah Muhibbin mengatakan : “Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung

  n pada upaya pendidikan dan latihan.

  Dari pendapat di atas jelaslah bahwa keahlian tertentu dalam proses belajar terutama belajar ketrampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi

  18 seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 3) Minat

  Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seesorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel minat adalah “Kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.8 Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat adalah

  “Kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang”.9

  Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

  Untuk menambah minat seorang siswa didalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat belajar yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

  19 Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 4) Motivasi

  Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

  Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

  Nasution mengatakan motivasi adalah “Segala daya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”.10 Sedangkan Lilik Sriyanti mengatakan bahwa “Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu perbuatan”.11

  Dalam perkembangan motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, y a itu : a) Motivasi Instrinsik

  Adalah motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasar kesadaran sendiri untuk melakukan pekerjaan belajar.

  20 b) Motivasi Ekstrinsik

  Adalah motivasi yang datangnya dari luar diri seesorang yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

  Dalam memberikan motivasi, seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran, untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif,

  b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.

  Pengaruh lingkungan ini biasanya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan terhadap individu. Menurut Slameto faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “Keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan lingkungan masyarakat”.12

  1. Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

  Slameto bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama, keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tapi bersifat

  21 menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia”.13

  Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

  Dalam hal ini, Syah Muhibbin mengatakan : “Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri”.14

  Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjuatan.

  Peralihan pendidikan informal kelembaga-lembaga formal memerlukan keija sama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan keija yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajrar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun, karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar

  22

  2. Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi kualitas guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

  Menurut Lilik Sriyanti menggunakan kualitas guru tidak hanya menyangkut yang harus dikuasai terhadap materi atau bidang studi yang diajarkan, namun meliputi kemampuan mengelola proses belajar mengajar, kemampuan memodifikasi materi agar sesuai dengan daya tangkap anak dan sesuai dengan tuntutan jaman. Guru juga dituntut selalu mengikuti berbagai pendekatan proses belajar mengajar modem yang senantiasa selalu berkembang serta mampu menerapkan sebagai strategi pengajaran, kemampuan guru tersebut akan berefek terhadap mutu pengajaran.15

  Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan peltgaran yang disajikan dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

  3. Lingkungan Masyarakat Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses

  23 pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Dalam hal ini Kartono berpendapat: Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya.

  Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak-anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka.

  Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak yang berkeliaran tidak menentu, anakpun dapat terpengaruh pula.16 Dengan demikan dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

  Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temanya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

  4. Fase dan Tehnik yang Efektif dalam Belajar The Liang Gie membagi fase belajar dalam dua fase yaitu fase persiapan belajar dan fase proses belajar. Dalam tiap-tiap fase tersebut cara/tehnik belajar.

  24 a. Fase Persiapan Belajar

  Fase ini merupakan fase sebelum belajar landasan utama bagi pembentukan cara belajar yang baik adalah sikap mental yang baik, yaitu sikap yang ditumbuhkan dan dipelihara dengan sebaik-baiknya agar siswa mempunyai kesadaran dan kesediaan mental. Tanpa kesediaan mental siswa dalam belajar tidak akan tahan menghadapi berbagai macam kesulitan terutama pada saat siswa menghadapi berbagai masalah yang harus dipecahkan. Sikap mental untuk belajar tersebut didefinisikan oleh Syaikh Az Zamuji sebagai berikut:

  < S j*i

  01 J

  J * J J * ^ j i J aj

  p-UJi

  5.1 o U

  Dari dua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa sikap mental perlu diusahakan oleh setiap siswa dalam rangka persiapan belajar.

  Sikap mental tersebut sekurang-kurangnya mencakup empat segi yaitu : 1) Tujuan Belajar

  Belajar di sekolah perlu diarahkan pada suatu cita-cita yang dipeijuangkan dengan berbagai macam kegiatan belajar. Tujuan belajar perlu diketahui oleh siswa, agar siswa siap menerima materi pelajaran seperti apa yang dijelaskan Winarno Surachman bahwa:

  25 mengetahui tujuan itu maka mental andapun siap menerima, mengolah dan mengatur semua mata pelajaran dengan tujuan itu”.

  2) Minat terhadap Mata Pelajaran Setiap siswa seharusnya menaruh minat yang besar terhadap mata pelajaran yang mereka ikuti. Karena minat selain menguatkan pikiran juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar.

  Seperti yang dikemukakan oleh The Liang Gie adalah “Keriangan hati akan memperbesar kemampuan belajar seseorang dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajarinya itu.

  Materi pelajaran dapat dipelajari dengan baik bila siswa dapat memusatkan pikirannya dan menyenangi materi pelajaran tersebut.

  Siswa kurang berhasil dalam menerima meteri pelajam itu disebabkan siswa itu tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan.

  3) Kepercayaan pada Diri Sendiri Setiap siswa perlu yakin mereka mempunyai kemampuan. kepercayaan pada diri sendiri perlu dipupuk sebagai salah satu kesiapan sepenuhnya bahwa tidak ada mata pelajaran yang tidak dapat dipahami bila ia mau belajar dengan giat setiap hari. 4) Keuletan

  Hidup seorang siswa selama belajar di sekolah penuh kesukaran, oleh karena itu setiap siswa perlu memiliki keuletan baik jasmani maupun rohani.

  Materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah masih mengharuskan siswa melaksanakan aktifitas mental untuk

  26 Hudoyo menyarankan bahwa “Belajar haruslah aktif, tidak sekedar pasif saja menerima apa yang diberikan.

  Dapat mengharapkan jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan suatu prinsip dasar, anak itu akan mengerti konsep yang lebih baik, ingatannya lebih lama dan akan mampu menggunakan konsep tersebut di konteks yang lain”, b. Fase Proses Belajar

  Fase ini sangat menentukan seorang siswa berhasil dan tidaknya di sekolah. Pada fase proses belajar ini dituntut pada siswa untuk menerapkan cara-cara belajar yang lebih baik, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase ini antara lain :

  1) Pedoman dalam Belajar Pedoman dalam belajar perlu dibuat untuk menjadi petunjuk dalam melakukan kegiatan belajar. Karena setiap usaha apapun tentu ada azas-azas yang dijadikan sebagai pedoman demi suksesnya usaha tersebut.

  Demikian pula dalam belajar, The Liang Gie mengemukakan bahwa : “Prinsip-prinsip belajar itu sekurang-kurangnya menyangkut tiga hal, yaitu keteraturan, disiplin dan konsentrasi. Keteraturan dalam belajar sangat penting artinya, bila siswa ingin belajar dengan baik maka hendaknya siswa dapat menjadikan keteraturan di dalam belajar itu sebagai hal pokok. Sesuai dengan saran Al Faransy bahwa : “Keteraturan belajar adalah

  27 akan berhadapan dengan bermacam-macam rintangan yang d a p a t/ menangguhkan usaha belajarnya, tetapi dengan mendisiplinkan dijihya sendiri ia akan dapat mengatasi semua hal itu. Al Falasany mengemukakan bahwa “Dengan kemauan yang keras dan dengan disiplin ia akan dapat menjauhi godaan dan gangguan, yang mendorong menjadi malas belajar, ogah-ogahan dan menunda studi.

  Setelah faktor keteraturan dan disiplin di dalam belajar maka konsentrasi juga sangat diperlukan pada saat berada dalam proses belajar perlu konsentrasi, tanpa konsentrasi ia tidak akan menguasai materi pelajaran.

  2) Cara Mengikuti Pelajaran Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah, maka diharapkan kepada siswa agar dapat memusatkan pikiran dan perhatiannya pada materi pelajaran yang sedang disajikan oleh guru. Karena seperti ET Ruseffendi mengemukakan bahwa : “Anak-anak harus berbuat sendiri dan merasakan sendiri. Makin banyak indera yang dipakai makin efisien anak belajar”. Siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih banyak bila ia dapat mengikuti pelajaran dengan tertib, penuh perhatian, mencatat dengan baik serta mau bertanya jika ada penjelasan yang kurang dimengerti.

  Dengan demikian dapat diharapkan, jika siswa aktif melibatkan diri dalam menemukan prinsip-prinsip dasar siswa itu dakan mengerti konsep yang lebih baik. Namun untuk mempermudah siswa

  28 sudah mempersiapkan dirinya dengan pengetahuan materi sebelumnya, karena Herman Hudoyo menekankan bahwa : “Pada waktu siswa mempelajari sesuatu konsep yang benar-benar baru, siswa perlu berorientasi dengan pengalaman yang lampau”.

  3) Cara Mengulangi Materi Pelajaran/Membaca Buku Setelah di sekolah siswa mengikuti pelajaran dengan baik, usaha siswa untuk mendapat pengertian tentang konsep materi pelajaran dengan baik tidak cukup sampai di sini, tetapi siswa perlu lagi mengkaji, mengulangi dan membaca kembali materi tersebut. Belajar memang tidak lepas dari membaca dan ternyata membaca sebenarnya tidak sesederhana yang kita bayangkan. Membaca mempunyai tehnik- tehnik tersendiri, sebagaimana juga menulis. Dengan mengikuti tehnik membaca sistimatis dan cepat, kita dapat menghemat waktu dan belajar lebih banyak.

  Banyak siswa sekolah menengah maupun mahasiswa masih mempunyai kebiasaan yang jelek. Mereka membaca sangat lamban, kurang memahami makna kata dan ungkapan-ungkapan tertentu, lebih-lebih dengan bacaan yang berat. Di samping itu tidak dapat merefleksikan apa yang telah dibaca. Kesukaran belajar banyak ditentukan oleh ketrampilan membaca.

  Memang banyak faktor yang menentukannya, hal pertama kali yang harus diperhatikan adalah jarak mata dengan buku atau tulisan.

  29 membaca jarak itu tidak dapat dijangkau maka ada ketidak beresan dengan mata”.

  Adapun tujuan yang diharapkan dalam usaha mengulangi kembali pelajaran di rumah itu adalah untuk memperkuat ingatan siswa terhadap materi pelajaran yang akan digunakan untuk memecahkan masalah atau soal-soal.

  Dalam hal ini Herman Hudoyo menegaskan bahwa: “Ingatan memegang peranan penting di dalam belajar siswa jik a siswa harus mencari jalan untuk menyelesaikan suatu masalah”.

  5. Prinsip-prinsip Belajar Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mampunyai prinsip-prinsip tertentu, begitu juga halnya dengan belajar. Untuk menertibkan diri dalam belajar harus mempunyai prinsip sebagaimana diketahui prinsip belajar memang kompleks tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk- bentuk prinsip atau azas belajar sebagai b e rik u t: Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi hubungan mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungan. Belajar harus senantiasa bertujuan, searah, dan jelas bagi siswa. Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang mumi dan bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri. Senantiasa ada hambatan dan rintangan dalam belajar, karena itu siswa hams sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat.

  Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau tuntunan dari

  30 berfikiran kritis. Lebih baik dari pada pembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

  Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan pemecahan masalah melalui keija kelompok asalkan masalah tersebut didasari bersama.

  Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang dipelajari dapat dikuasai.

  Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya. Banyak siswa yang telah belajar dengan giat tetapi usahanya itu tidak memberikan hasil yang diharapkan, dan sering kali mengalami kegagalan, bekerja keras belum tentu menjamin seseorang dapat belajar dengan berhasil.

  Di samping itu seorang siswa perlu memperhatian syarat-syarat dapat belajar efisien atau belajar dengan baik. Di antara syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Kesehatan jasmani, badan yang sehat berarti tidak mengalami gangguan penyakit tertentu, cukup dengan vitamin dan seluruh fungsi badan beijalan dengan baik.

  b. Rohani yang sehat, tidak berpenyakit syaraf, tidak mengalami gangguan emosional, senang dan stabil.

  c. Lingkungan yang tenang, tidak ribut dan serasi bila mungkin jauh dari keramaian gangguan lalu-lintas serta tidak ada gangguan lainnya.

  31 d. Tempat belajar menyenangkan, cukup udara, cukup matahari dan penerangan yang memadai.

  e. Tersedia cukup bahan dan alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan dan alat-alat tersebut menjadi sumber belajar dan alat sebagai pembantu belajar.

B. Kedudukan Al Qur'an Hadits dalam Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah

  1. Pengertian Mata pelajaran Al Qur'an Hadits merupakan salah satu komponen dasar pendidikan yang diberikan di setiap tingkatan kelas pada Madrasah Ibtidaiyah dimaksudkan agar anak didik sedini mungkin, telah memahami dasar-dasar kehidupannya yang bersumber dari Kalam Ilahi.