ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA BERBAGAI SISTEM TANAM USAHATANI KEDELAI DI KECAMATAN BOLO KABUPATEN BIMA JURNAL

  

ANALISIS KEU KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN N TENAGA

KERJA PADA A BERBAGAI SISTEM TANAM USA SAHATANI

KEDELAI DI DI KECAMATAN BOLO KABUPATEN TEN BIMA

JURNAL

OLEH

NURAYU

C1G111062

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015

  

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA

BERBAGAI SISTEM TANAM USAHATANI KEDELAI DI KECAMATAN BOLO

KABUPATEN BIMA

Nurayu*Syarif Husni**Siti Nurjannah

  Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama**Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini yaitu : 1). mengetahui keuntungan usahatani kedelai dari berbagai sistem tanam, 2). mengetahui besarnya penyerapan tenaga kerja petani kedelai dari berbagai sistem tanam, 3). mengidentifikasi kendala yang dihadapi petani dalam berusahatani kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa 1). rata-rata keuntungan yang diperoleh petani yang menggunakan sistem tanam tugal sebesar Rp. 451.982/LLG atau Rp. 1.364.869/Ha, sistem tanam sebar rata-rata keuntungan yang diterima sebesar Rp. 92.248/LLG atau Rp. 266.775/Ha, dan sistem tanam jajar rata-rata keuntungan sebesar Rp. 3.533.715/LLG atau Rp. 7.476.124/Ha, Pada uji-t statistika menunjukan bahwa keuntungan sistem tanam legowo lebih tinggi daripada keuntungan sistem tanam tugal dan sebar, 2). rata-rata penggunaan tenaga kerja pada sistem tanam tugal yaitu 24 HKO/LLG atau 70 HKO/Ha, sistem tanam sebar yaitu 23 HKO/LLG atau 66 HKO/Ha, serta sistem tanam jajar legowo yaitu 43 HKO/LLG atau 91 HKO/Ha. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk keseluruhan yang dibutuhkan oleh petani kedelai adalah 28 HKO/LLG atau 75 HKO/Ha, Pada uji-t statistika menunjukan bahwa nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam legowo lebih tinggi daripada nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam tugal dan sebar 3). kendala yang dihadapi oleh petani responden adalah iklim, hama penyakit dan modal.

  

Kata kunci : keuntungan dan penyerapan tenaga kerja pada usahatani kedelai dengan

berbagai sistem tanam, produksi.

ANALYSIS OF PROFIT AND MANPOWER ABSORPTION SYSTEM IN VARIOUS FARMING SOYBEAN PLANTING IN DISTRICT BOLO BIMA

  

ABSTRACT

  The purpose of this research are: 1). soybean know the advantages of various cropping systems, 2). determine the magnitude of employment soybean farmer from various cropping systems, 3). identify constraints faced by farmers in the District Bolo to farm soybeans in Bima.

  Based on the results of the study it can be concluded that 1). the average profits of farmers who use the system of planting drill Rp. 451 982 / LLG or Rp. 1,364,869 / ha, spread cropping system average benefits received Rp. 92 248 / LLG or Rp. 266 775 / ha, and row planting systems on average a profit of Rp. 3533715 / LLG or Rp. 7,476,124 / ha, In the statistical t-test showed that profit Legowo planting system outweighed the benefit of cropping systems and scatter drill, 2). The average use of labor in cropping systems drill ie 24 HKO / LLG or 70 HKO / Ha, cropping systems spread is 23 HKO / LLG or 66 HKO / ha, as well as Legowo row planting system with 43 HKO / LLG or 91 HKO / Ha , While the average use of labor for the overall required by soybean farmers is 28 HKO / LLG or 75 HKO / ha, In the t-test statistics show that the value of labor in planting system legowo higher than the value of employment in cropping systems drill and scatter 3). constraints faced by farmers respondent is the climate, pest and capital.

  Keywords: profit and employment in soybean with various cropping systems,

  production

  PENDAHULUAN

  Kedelai (Glicine max) dikenal sebagai makanan masyarakat karena selain merupakan sumber protein nabati paling menyehatkan, kedelai juga dikenal murah dan terjangkau oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Rakyat mengolah kedelai menjadi berbagai produk pangan seperti tempe, tahu, tauco, kecap, susu dan lain-lain. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan hasil pertanian di dalam negeri dan keterbatasan produksi dalam negeri, pemerintah memenuhi dengan cara impor komoditi hasil pertanian.

  Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu sentra pengembangan kedelai di Indonesia tampaknya sudah mulai menunjukan kesan yang baik sebagaimana yang diharapkan. Hal ini ditunjukan oleh meningkatnya luas panen yang diikuti oleh kenaikan produksi kedelai. Sasaran luas tanam dan produksi kedelai Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2013 adalah 86.882 Ha dan produksi 91.065 ton, target yang sangat berat bila tidak didukung oleh pihak terkait yaitu petani, penyuluh, peneliti, dan pengambil kebijakan (BPS NTB). Kabupaten Bima merupakan salah satu kabupaten yang mengembangkan tanaman kedelai di Propinsi NTB. Produksi kedelai di Kabupaten Bima selama lima tahun terakhir ini (2009-2013) mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 misalnya produksi kedelai sebesar 34.508 ton, menjadi 38.045 ton pada tahun 2010.

  Tujuan penelitian ini yaitu : 1). mengetahui keuntungan usahatani kedelai dari berbagai sistem tanam, 2). mengetahui besarnya penyerapan tenaga kerja petani kedelai dari berbagai sistem tanam, 3). mengidentifikasi kendala yang dihadapi petani dalam berusahatani kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

  METODOLOGI PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Adapun jumlah sampel sebanyak 60 orang (17%) dari jumlah populasi sebanyak 1.024 orang dari anggota populasi, ditentukan secara “Quota Sampling” yaitu teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu (jatah) yang dikehendaki. Selanjutnya, untuk memilih petani responden pertama kali di daerah penelitian menggunakan “Simple Random Sampling” yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel.

  Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Sumber data penelitian adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis data, analisis penyerapan tenaga kerja, dan analisis uji t (t-test).

  HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya Produksi dan Keuntungan Usahatani Kedelai

  • Biaya Produksi Biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maupun dalam jasa selama proses produksi berlangsung. Biaya produksi pada usahatani kedelai terdiri dari biaya variabel maupun biaya tetap.

  Biaya Variabel Biaya Sarana Produksi (Saprodi)

  Biaya saprodi yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi kedelai yaitu biaya benih, pupuk, pestisida. Menurut hasil penelitian, benih yang digunakan petani responden untuk tanam tugal dan tanam sebar rata-rata mengunakan varietas anjasmoro karena harganya lebih murah juga hasilnya cukup bagus, sedangkan petani responden yang mengguanakan jajar legowo rata-rata menggunakan benih bersertifikat. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah dan nilai penggunaan benih, pupuk dan pestisida dapat dilihat pada Tabel 1.

  Tabel 1. Rata-Rata Biaya Benih, Pupuk dan Pestisida Petani Responden Pada Usahatani Kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  Uraian Satuan Jumlah Nilai (Rp) LLG Ha LLG Ha Sebar

  1. Benih Kg 44 128 266.842 765.861

  2. Pupuk Kg

  20 58 48.379 138.852

  3. Pestisida Liter 134.526 386.103 Total (2+3) 182.905 524.955 Tugal

  1. Benih Kg

  30 90 178.154 537.979

  2. Pupuk Kg

  29 87 103.415 312.288 3. pestisida Liter 185.843 561.208 Total (2+3) 289.261 873.496 Legowo

  1. Benih Kg

  23 49 174.750 369.711

  2. Pupuk Kg 60 127 152.620 322.891

  3. Pestisida Liter 231.067 450.776 Total (2+3) 383.687 773.667 Sumber : Data primer diolah (2015)

  Petani dengan penggunaan benih terbanyak 44 Kg/LLG atau 128 Kg/Ha yaitu pada petani yang menggunakan tanam sebar dengan rata-rata nilai sebesar Rp. 266.842/LLG atau Rp. 765.861/Ha. Penggunaan yang tinggi karena pada waktu tanam tidak menggunakan jarak tanam sehingga banyak benih yang tidak teratur atau tidak merata, penggunaan benih pada petani tanam tugal sebanyak 30 Kg/LLG atau 90 Kg/Ha dengan rata-rata nilai sebesar Rp. 178.154/LLG atau Rp.

  537.979/Ha karena jarak tanam biasa, dan penggunaan benih untuk tanam jajar legowo sebanyak 23 Kg/LLG atau 49 Kg/Ha dengan rata-rata nilai sebesar Rp. 174.750/LLG atau Rp. 369.711/Ha.

  Jumlah dan Nilai Penggunaan Tenaga Kerja

  Dalam penelitian ini diperhitungkan jumlah tenaga kerja yang baik dalam keluarga maupun diluar keluarga. Adapun pekerjaan yang dilakukan yaitu : pengolahan lahan, penanaman, pengendalian hama, pemupukan, penyiangan, pengairan, panen, dan pasca panen. Penggunaan tenaga kerja dalam penelitian ini dapat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Biaya Tenaga Kerja Petani Responden Pada Usahatani

  Kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  Jenis Biaya TK Petani Responden HKO Upah (Rp) Sistem Sebar Llg Ha Llg Ha TKDK

  10 29 331.842 952.417 TKLK 13 37 345.263 990.937

  Total

  23 66 676.105 1.943.354 Sistem Tugal TKDK

  10 29 601.111 1.815.202 TKLK 14 41 408.462 1.233.449

  Total

  24 70 1.009.573 3.048.651 Sistem Legowo TKDK

  13 27 419.667 887.870 TKLK 30 64 1.982.500 4.194.288

  Total

  43 91 2.402.167 5.082.158 Sumber : Data primer diolah (2015)

  Berdasarkan pada Tabel 2. bahwa rata-rata kebutuhan tenaga kerja untuk usahatani kedelai dalam satu kali musim tanam untuk tanam tugal yaitu 24 HKO/LLG atau 70 HKO/Ha dengan rata-rata biaya tenaga kerja sebesar Rp. 1.009.573/LLG atau Rp. 3.048.651/Ha, rata-rata kebutuhan tenaga kerja yang dikeluarkan untuk tanam sebar yaitu 23 HKO/LLG atau 66 HKO/Ha dengan rata- rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 676.105/LLG atau Rp. 1.943.354/Ha, serta rata-rata kebutuhan yang dibutuhkan oleh petani responden yang menggunakan tanam jajar legowo yaitu 43 HKO/LLG atau 91 HKO/Ha dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.402.167/LLG atau Rp. 5.082.158/Ha.

  Biaya Tetap

  Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi biaya penyusutan alat-alat pertahun, pajak tanah dan iuran irigasi. Biaya penyusutan alat perhitungkan dalam satu kali musim tanam, perhitungan penyusutan alat menggunakan metode garis lurus yaitu merupakan hasil pengurangan nilai pembelian dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan jangka waktu usia ekonomis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ada Tabel 3. Tabel 4. Biaya Produksi Tetap Pada Usahatani Kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  No Jenis Biaya Petani Responden Tetap Sistem Sebar Sistem Tugal Sistem Legowo (Rp) (Rp) (Rp) LLG Ha LLG Ha LLG Ha

  

1. Penyusutan 102.559 294.353 104.962 316.958 133.760 282.990

Alat

2. Pajak Tanah 12.614 36.203 11.564 34.921 19.622 41.514

  

3. Iuran Irigasi 32.368 92.900 27.385 82.695 49.667 105.078

Jumlah Biaya Tetap 147.541 423.456 143.911 434.574 203.049 429.581

Sumber : Data primer diolah (2015)

  Biaya penyusutan alat, pajak dan iuran pengairan merupakan biaya tetap yang diperhitungkan dalam satu kali musim tanam kedelai. Berdasarkan Tabel 4., dapat dilihat rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani responden yang menggunakan tanam tugal yaitu sebesar Rp. 147.541/LLG atau Rp. 423.456/Ha, untuk rata-rata biaya petani responden yang menggunakan tanam sebar pada usahatani kedelai masing-masing sebesar Rp. 143.911/LLG atau Rp. 434.574/Ha, biaya tetap petani responden yang menggunakan tanam jajar legowo masing- masing sebesar Rp. 203.049/LLG atau Rp. 429.581/Ha.

  Biaya Lain-Lain

  Biaya transportasi merupakan biaya yang dikeluarkan petani, untuk mengangkut kedelai yang telah dipipil oleh tresser yang kemudian diangkut. Biaya transportasi merupakan biaya terkecil yang dikeluarkan petani untuk biaya laian-lain pada usahatani kedelai.

  Tabel 5. Rata-Rata Biaya Lain-Lain Pada Usahatani Kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  No Biaya Lain Petani Responden Petani Kedelai Sistem Petani Kedelai Sistem Petani Kedelai Sistem Sebar Tugal (Rp) Legowo (Rp) (Rp)

  LLG Ha LLG Ha LLG Ha

  1. Biaya Transportasi 43.947 126.133 33.077 99.884 77.000 162.906

  2. Biaya Tresser 86.842 249.245 99.808 301.394 204.400 432.440

  3. Biaya Bahan/Alat 23.684 63.976 25.538 77.120 44.733 94.640

Total 154.474 443.353 158.423 478.397 326.133 689.986

  Sumber : Data primer diolah (2015)

  Berdasarkan Tabel 5. total biaya lain-lain usahatani kedelai pada masing- masing tanam tugal biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 158.423/LLG atau Rp.

  478.397/Ha, pada tanam sebar biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 154.474/LLG atau Rp.443.353/Ha dan pada tanam jajar legowo biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 326.133/LLG atau Rp. 689.986/Ha.

  Produksi dan Nilai produksi

  Untuk mengetahui secara rinci rata-rata produksi harga, nilai produksi, biaya dan keuntungan petani kedelai dapat dilihat pada Tabel 6. berikut ini : Tabel 6. Rata-Rata Biaya Produksi, Produksi dan Nilai Produksi Petani

  Responden di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  No. Uraian Sistem Penanaman Sistem Sebar Sistem Tugal Sistem Legowo LLG Ha LLG Ha LLG Ha

A. Biaya Produksi

  

1. Biaya Variabel (Rp) 1.128.368 3.263.166 1.160.108 3.503.229 2.017.437 4.268.202

  

2. Biaya Tetap (Rp) 147.541 423.456 143.911 434.573 203.049 429.581

  

3. Biaya Lain-lain (Rp) 154.474 443.353 158.423 478.397 326.133 689.986

Jumlah Biaya Produksi 1.430.383 4.136.573 1.462.441 4.416.441 2.546.619 5.387.769

B. Produksi & Nilai Produksi

  

1. Jumlah (Kg) 277 801 348 1.051 715 1.513

  2. Harga Produksi (Rp) 5.500/Kg 5.500/Kg 8.500/Kg

  

3. Nilai Produksi (Rp) 1.522.632 4.403.349 1.914.423 5.781.069 6.080.333 12.863.893

C. Keuntungan (B-A) 92.248 266.775 451.982 1.364.869 3.533.715 7.476.124

  Sumber : Data Primer diolah (2015) Keuntungan Usahatani Kedelai

  Rata-rata keuntungan usahatani kedelai dengan tanam legowo adalah sebesar Rp. 3.533.715/LLG atau Rp. 7.476.124/Ha. Nilai ini jauh lebih lebih besar daripada keuntungan tanam tugal dan sebar ini dipengaruhi oleh harga , rata-rata keuntungan usahatani kedelai dengan tanam tugal yaitu sebesar sebesar Rp. 451.982/LLG atau Rp. 1.364.869/Ha dan tanam sebar yaitu sebesar Rp. 92.248/LLG atau Rp. Rp 266.775/Ha.

  Berikut hasil analisis variansi pada pada sampel usahahatani tanaman kedelai, untuk mengetahui variansi dari sampel tersebut penulis menggunakan uji-t variansi dari dua sampel dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Tabel 7. Analisis Variansi Keuntungan Usahatani Tanaman Kedelai di Kecamatan

  Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015 Sistem Tanam t hitung t tabel Penerimaan Tugal-Sebar 5,81 2,017 Berbeda Nyata Tugal-Legowo 13,85 2,023 Berbeda Nyata Sebar-Legowo 13,63 2,037 Berbeda Nyata

  Sumber : Data Primer diolah (2015)

  Berdasarkan pada Tabel 7., diketahui bahwa nilai t hitung keuntunngan dari tanaman kedelai dengan menggunakan sistem tanam yang berbeda maka hasil ini menunjukan uji statistik t = 5,81 lebih besar dari nilai kritis t 0,05 ; df

  43 = 2,017,

  maka disimpulkan H ditolak dan H

  I diterima, nilai keuntungan sistem tanam tugal

  dan sistem tanam sebar tidak sama atau berbeda nyata, uji statistik t = 13,85 lebih besar dari nilai kritis t ; df = 2,023, maka disimpulkan H ditolak dan H

  0,05

39 I

  diterima, nilai keuntungan sistem tanam tugal dan sistem tanam legowo tidak sama atau berbeda nyata, dan uji statistik t = 13,63 lebih besar dari nilai kritis t 0,05 ; df

  32 = 2,037, maka disimpulkan H ditolak dan H I diterima, nilai keuntungan

  sistem tanam sebar dan sistem tanam legowo tidak sama atau berbeda nyata,

  Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja

  Berikut hasil analisis variansi pada pada sampel usahahatani tanaman kedelai, untuk mengetahui variansi dari sampel tersebut penulis menggunakan uji-t variansi dari dua sampel dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Tabel 8. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Usahatani Kedelai Di Kecamatan

  Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015 Sistem Tanam t hitung t tabel Penerimaan Tugal-Sebar 1,76 2,020 Tidak Berbeda Nyata Tugal-Legowo 7,82 2,026 Berbeda Nyata Sebar-Legowo 7,70 2,042 Berbeda Nyata

  Sumber : Data Primer diolah (2015)

  Berdasarkan pada Tabel 8., diketahui bahwa nilai t nilai penyerapan

  hitung

  tenaga kerja dari tanaman kedelai dengan menggunakan sistem tanam hasil ini menunjukan uji statistik t = 1,76 lebih kecil dari nilai kritis t 0,05 ; df

  41 = 2,020,

  maka disimpulkan H diterima dan H

  I ditolak, nilai penyerapan tenaga kerja pada

  sistem tanam tugal dan sistem tanam sebar sama atau tidak berbeda nyata, uji statistik t = 7,82 lebih besar dari nilai kritis t ; df = 2,026, maka disimpulkan

  0,05

  37 H ditolak dan H diterima, nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam tugal

  I

  dan sistem tanam legowo tidak sama atau berbeda nyata, uji statistik t = 7,70 lebih besar dari nilai kritis t 0,05 ; df

  30 = 2,042, maka disimpulkan H ditolak dan H

  I

  diterima, nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam sebar dan sistem tanam legowo tidak sama atau berbeda nyata.

  Kendala Usahatani Kedelai

  Dalam menjalankan usahatani kedelai petani responden sering dihadapkan pada berbagai masalah, sehingga mempengaruhi kelancaran proses produksi usahatani petani responden. Kendala yang dihadapi petani kedelai dapat disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Kendala Usahatani Kedelai di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Tahun 2015

  No Kendala Petani Responden Sistem Sebar Sistem Tugal Sistem Legowo Jumlah (Orang)

  17

  2. Rata-rata penggunaan tenaga kerja pada sistem tanam tugal yaitu 24 HKO/LLG atau 70 HKO/Ha, sistem tanam sebar yaitu 23 HKO/LLG atau 66 HKO/Ha, serta sistem tanam jajar legowo yaitu 43 HKO/LLG atau 91 HKO/Ha. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja untuk keseluruhan yang dibutuhkan oleh petani kedelai adalah 28 HKO/LLG atau 75 HKO/Ha.

  1. Rata-rata keuntungan usahatani kedelai petani yang menggunakan sistem tanam tugal sebesar Rp. 451.9823/LLG atau Rp. 1.364.869/Ha, sistem tanam sebar rata-rata keuntungan yang diterima sebesar Rp. 92.248/LLG atau Rp. 266.775/Ha, dan sistem tanam jajar legowo rata-rata keuntungan paling tinggi diantara dua sistem yaitu sebesar Rp. 3.533.715/LLG atau Rp. 7.476.124/Ha. Rata-rata keuntungan keseluruhan pada usahatani kedelai adalah sebesar Rp. 4.304.583/LLG atau Rp. 11.571.459/Ha. Pada uji-t statistika menunjukan bahwa keuntungan sistem tanam legowo lebih tinggi daripada keuntungan sistem tanam tugal dan sebar.

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

  

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

  Dari Tabel 9., diatas bahwa dalam berusahatani kedelai petani responden dihadapkan pada masalah iklim, hama penyakit dan modal. Kendala iklim sebanyak 9 orang (35 %) Petani yang menggunakan sistem tanam tugal, 12 orang (63 %) pada petani responden sebar dan sebanyak 4 orang (27 %) petani yang menggunakan sistem jajar legowo, pada hama penyakit sebanyak 17 orang (65 %) petani yang menggunakan sistem tugal, sebanyak 7 orang (37 %) petani yang menggunakan sistem sebar, dan sebanyak 7 orang (47 %) pada petani yang menggunaan sistem jajar legowo, serta kendala pada modal sebanyak 4 orang (27 %) untuk responden yang menggunakan sistem jajar legowo sedangkan pada sistem tugal dan sebar tidak mengalami kendala pada modal.

  27 Jumlah 19 100 26 100 15 100 Sumber : Data primer diolah (2015)

  4

  3. Modal - - - -

  47

  7

  65

  37

  Presentase (%) Jumlah (Orang)

  7

  2. Hama Penyakit

  27

  4

  35

  9

  63

  12

  1. Iklim

  Presentase (%)

  Presentase (%) Jumlah (Orang)

  Pada uji-t statistika menunjukan bahwa nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam legowo lebih tinggi daripada nilai penyerapan tenaga kerja pada sistem tanam tugal dan sebar.

  3. Kendala yang dihadapi usahatani kedelai yaitu, kendala pada hama penyakit sebanyak 17 orang (65 %) petani yang menggunakan sistem tugal, sebanyak 7 orang (37 %) petani yang menggunakan sistem sebar, dan sebanyak 7 orang (47 %) pada petani yang menggunaan sistem jajar legowo, serta kendala pada modal sebanyak 4 orang (27 %) untuk responden yang menggunakan sistem jajar legowo sedangkan pada sistem tugal dan sebar tidak mengalami kendala pada modal.

  Saran

  Terbatas pada hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan, maka dapat disarankan sebagai berikut :

  1. Diharapkan kepada petani dapat memperkaya keterampilan dalam usahatani agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

  2. Penyuluhan perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama yang berkaitan nilai produksi pada usahatani, yakni pada penggunaan yang tepat waktu dan tepat sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

  Andi, F. 2012. Penawaran Kedelai Dunia dan Permintaan Impor Kedelai Indonesia serta Kebijakan Perkedelaian Nasional. Skripsi IPB.

  http://reponsitory.ipb.ac.id/handle/123456789/58077 . .

  Badan Pusat Statistik Provinsi NTB, 2014. Kabupaten Bima Dalam Angka 2014.

  Mataram. NTB. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bima, 2014. Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat 2014 . Mataram.

  Badan Pusat Statistik, produksi tanaman padi dan palawija provinsi. Mataram.

  NTB. 2014. Cahyadi,W., 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. PT.Bumi Aksara. Jakarta. Cahyadi Wirianto,, 1999. Optimalisasi alokasi penggunaan tenaga kerja pada usahatani jagung dan kedelai pada lahan kering di Lombok Barat.

  Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Mataram. Diyana, 2011, Studi Penyerapan Tenaga Kerja dan Pendapatan Petani Pada

  Usahatani Kacang Tanah di Kecamatan Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.

  Hernanto, Fadholi. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Jahra, Y, A,, 2014. Efisiensi Penggunaan Input Pada Usahatani Kedelai Di

  Kabupaten Lombok Tengah. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Mataram. Nasir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Paiman., 2004. Penerapan teknologi dan analisi keuntungan usahatani kedelai dikecamatan bolo kabupaten bima. Fakultas Pertanian. Universitas

  Mataram. Mataram. Pambudi, S., 2013. Budidaya dan Khasiat Kedelai. Pustaka Baru Pers.

  Yogyakarta. Purwono & Purnamawati, 2013. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.

  Penebar Swadaya. Jakarta.

  

Ramadhan, dwiki. 2012. Tenaga Terja Dalam Produksi Pertanian.

file:///C:/Users/Public/Documents/tenaga-kerja-dalam-peoduksi- pertanian.html

  Ratmi, 2010. Analisis Keuntungan dan Pemasaran Produk Olahan Jagung Ketan

  di Kabupaten Sumbawa . Universitas Mataram. Mataram Soekartawi, 1995. Agribisnis Teori dan Aplikasi. Universitas Brawijaya. Malang.

  Yesi Suryani, 2005. Analisis keuntungan dan penyerapan tenaga kerja pada

  industry kerajinan bambu tutul (bambusa vulgaris) di kabupaten Lombok Barat. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Mataram.

  Mataram.