SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS PENGETAHUAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI

  SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS PENGETAHUAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Disusun oleh : Johanes Babtista Mahendra Prabharajasa 055314033 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  KNOWLEDGE BASED DECISION SUPPORT SYSTEM TO SELECT CONTRACEPTION METHOD THESIS Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Department By : Johanes Babtista Mahendra Prabharajasa 055314033 DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

”Dunia takkan menjanjikan apapun,

jika kita tidak berusaha untuk melakukan kebajikan

  Karya ini didedikasikan untuk Tuhan Yesus Kristus, untuk alm. Eyang Neo Supeno, alm. Eyang F.A. Sucinto, dan alm. Pakdhe Agustinus Bambang Cintatmoko,

untuk kebanggaan Eyang Christina Sri Moersantini, Papa, Mama, Kekasih, Om,

  

ABSTRAKSI

  Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran atau fertilitas. Saat ini masih banyak pasangan suami istri yang bingung dalam menentukan metode kontrasepsi apa yang sebaiknya mereka gunakan. Hal ini biasa dialami oleh pasangan suami istri yang belum mempunyai pengalaman dalam hal keluarga berencana (KB). Sebenarnya ketidaktahuan ini dapat dihindari, bila para pasangan suami istri mau berusaha mencari informasi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB, petugas kesehatan atau kader-kader KB setempat (BKKBN, 2006). Namun pencarian informasi tersebut sering terkendala oleh waktu, mungkin karena kesibukan masing-masing pasangan suami istri dalam berkarier. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk membantu mempermudah pemilihan metode kontrasepsi.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu para pasangan untuk memilih metode kontrasepsi terbaik. Sistem ini menggunakan metode brute force yang diperkaya untuk subsistem modelnya. Sistem dibangun berbasis web menggunakan bahasa pemrograman personal home page (PHP). Sistem ini telah diuji menggunakan metode pengujian black box untuk memastikan kecocokan antara perhitungan sistem dengan perhitungan manual. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa kedua perhitungan tersebut sesuai serta menghasilkan rekomendasi yang tepat. Selain itu, sistem juga telah diujicoba dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seorang pakar KB yaitu dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, dan 17 responden lain. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem ini membantu dalam mengambil keputusan terhadap pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna, mudah dalam menggunakan, murah, cepat, dan tepat. Dengan demikian, masalah pemilihan metode kontrasepsi dapat diselesaikan dengan mudah, cepat, dengan biaya yang murah, dan memberikan rekomendasi yang tepat.

  

ABSTRACT

  The awareness of contraception in Indonesia needs to be improved in order to decrease the birth rate or fertility. Currently, there are many couples confused in determining what is the best method of contraception they should use. This is common in couples who have not experienced in family planning (Keluarga Berencana). Actually, couples could overcome this problem if they tried to find information. They could obtain information from places of health care, family planning services, health workers or local family planning cadres (BKKBN, 2006). Unfortunately, some couples were too busy with their career. Therefore, a system that can assist couples in selecting contraception methods can be a solution.

  This research aims to develop a decision support system that can help couples to choose the best contraception method. This system uses enriched brute force method for its model subsystem. The system was developed as a web based application using personal home page (PHP) programming language.

  This system has been tested using black box testing methods to ensure compatibility between the computation system with manual calculation. Based on test results, it can be concluded that the two calculations are appropriate and to produce appropriate recommendations. In addition, the system has also been tested by distributing questionnaires to an expert on family planning that is dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, and 17 other respondents. Based on the questionnaire results, it can be concluded that this system helps in making decisions on the selection of contraception methods in accordance with the conditions and needs of users, easy to use, inexpensive, rapid, and precise. Thus, the problem of contraception methods selection can be resolved easily, quickly, with little cost, and provide appropriate recommendations.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas segala berkat, karunia, kasih, dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi ”.

  Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komputer Jurusan Teknik informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai dengan lancar tanpa bantuan, saran, dan nasehat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa melindungi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran, bimbingan, saran, dan dukungan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

  3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. dan Ibu Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom., selaku dosen penguji yang telah memberikan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

  4. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  5. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Romo Dr. Drs. Cyprianus Kuntoro Adi, S.J., M.A., M.Sc., atas topik skripsi ini, waktu, dan berbagai diskusi selama proses penyelesaian skripsi

  7. Ibu dr. Ny. F.X. Noeroel Soeherman, selaku narasumber sekaligus pakar KB atas waktu, bimbingan, dan arahan.

  8. Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Klaten, atas data-data yang diberikan.

  9. Kedua orang tua penulis, Mikael Baswendra Tunjung Jati Utama, S.H., M.M., dan Dra. Yustina Dwi Cintawati atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi.

  10. Eyang alm. Neo Supeno dan Eyang Christina Sri Moersantini atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi.

  11. Keluarga Nicodemus Atibrata Fuun, keluarga Ignatius Andika Wirapati, keluarga Robertus Widi Harsanta, seluruh om dan bulik, serta segenap keluarga besar Neo Supeno atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi.

  12. Segenap keluarga besar Eyang Sucinto atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi.

  13. Mahendra Dita Smaratama dan Mikael Mahendra Buyung Wirasukma, kakak dan adikku tersayang, atas dukungan moral, spiritual maupun material selama masa studi.

  14. Rosa Agnes Nugrahayuningsih Patremsagegalihmeikiat Herukosaputri atas segala doa, kasih sayang, dan motivasi yang telah diberikan.

  15. Ign. Dimas Sukma, S.T., I Gusti Nyoman Sedana, S.T., Yuanita Prasetyaningtyas, S.T., Tomi Purba, Novi C.A.P., S.T., Fr. Bayu Atmaja, Ign. Hans Veda, S.T., Sony Setiawan, S.T., Stephanus Christiono, S.T., Dionysius Arya, Yosaphat Dwi Santa, Timotius Ari Kusbiantoro, Agung Pratnyawan, Johanes Wahyu, Yohanes Budi K., Beta Yoga Iwan, Ganang Rahdianto, Silvester Aan, Orpha Sampe B., S.T., Frederick Martce Y., Andreas Hermawan, S.T., F. Andaru Prima Yudha atas dukungan serta

  16. Seluruh rekan Teknik Informatika angkatan 2005 atas persahabatan yang terjalin selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

  17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

  Akhirnya, mengingat kesempurnaan adalah milik Tuhan, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan tentu karya tulis ini memiliki kelemahan yang menuntut penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, semoga sumbangsih pembaca dalam bentuk saran dan kritik yang konstruktif turut menyempurnakan isi karya ilmiah ini.

  Yogyakarta, 31 Januari 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN JUDUL (ENGLISH) .......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAKSI.......... ............................................................................................. viii

  ............. ................................................................................................ ix

  ABSTRACT

  KATA PENGANTAR ............................................................................................. x DAFTAR ISI…….. .............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL.. .............................................................................................. xxi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xxv

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kelompok Model (Turban, 1995) .........................................................14Tabel 2.2. Tabel tabValidPattern ...........................................................................33Tabel 2.3. Tabel tabRuntimePattern ......................................................................33Tabel 2.4. Tabel tabValidTeks ...............................................................................33Tabel 3.5. Ringkasan Use Case Pengguna .............................................................73Tabel 3.6. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Laki-laki .....................................78Tabel 3.7. Tabel Inferensi Metode Kontrasepsi Perempuan ..................................87Tabel 3.8. Keterangan Array Metode ....................................................................90Tabel 3.9. Urutan Indeks Pertama Array metodelaki ............................................91Tabel 3.10. Urutan Indeks Pertama Array metodepere ..........................................92Tabel 3.11. Format dan Isi Array metodepere .......................................................93Tabel 3.12. Format Input Pengguna Perempuan ....................................................94Tabel 3.13. Keterangan Array Tampung ...............................................................95Tabel 3.14. Format Array tampungpere .................................................................97Tabel 5.15. Array metodepere..............................................................................144Tabel 5.16. Input Pengguna Perempuan ..............................................................144Tabel 5.17. Array tampungpere ...........................................................................145Tabel 5.18. Hasil Pengujian Black Box 1 .............................................................148Tabel 5.19. Array metodepere..............................................................................151Tabel 5.20. Input Pengguna Perempuan ..............................................................151Tabel 5.23. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan....................................160Tabel 5.24. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan ................................161Tabel 5.25. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan ...................................162Tabel 5.26. Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan....................................163Tabel 5.27. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan ...................................164Tabel 5.28. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan ................................165Tabel 5.29. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan ...................................166Tabel 5.30. Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi .....................................167

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Komponen SPPK (Turban, 1995) ................................... 17Gambar 2.2. Arsitektur Sistem Pakar (Hartati, dkk, 2003) .................................... 21Gambar 2.3. Klasifikasi Prototyping Model (Harris, 2003) .................................. 37Gambar 2.4. Tahapan-tahapan Prototyping Model (Harris, 2003) ........................ 38Gambar 3.5. Diagram Use Case Pengguna ............................................................ 72Gambar 3.6. Diagram Konteks .............................................................................. 74Gambar 3.7. Diagram Aliran Data (DAD) ............................................................. 75Gambar 3.8. Diagram Blok .................................................................................... 98Gambar 3.9. Halaman Utama ............................................................................... 101Gambar 3.10. Halaman Pemilihan ....................................................................... 102Gambar 3.11. Halaman Rekomendasi Kontrasepsi ............................................. 103Gambar 3.12. Halaman Detail Rekomendasi Kontrasepsi ................................... 104Gambar 3.13. Halaman Aturan Kontrasepsi ........................................................ 105Gambar 3.14. Halaman Galeri Kontrasepsi ......................................................... 106Gambar 4.15. Tampilan Halaman Utama ............................................................ 114Gambar 4.16. Tampilan Halaman Pemilihan ....................................................... 116Gambar 4.17. Tampilan Halaman Pesan Kesalahan ............................................ 117Gambar 4.18. Tampilan Halaman Rekomendasi ................................................. 118Gambar 4.19. Tampilan Halaman Detail Rekomendasi ...................................... 119Gambar 4.20. Tampilan Halaman Menu Aturan.................................................. 121Gambar 5.22. Pengujian Black Box 1

Gambar 5.23. Pengujian Black Box 1

Gambar 5.24. Pengujian Black Box 2

Gambar 5.25. Pengujian Black Box 2

Gambar 5.26. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kegunaan .................... 161Gambar 5.27. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kemudahan ................. 162Gambar 5.28. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Kecepatan .................... 163Gambar 5.29. Grafik Hasil Kuesioner Pakar KB Aspek Ketepatan .................... 164Gambar 5.30. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kegunaan .................... 165Gambar 5.31. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kemudahan ................. 166Gambar 5.32. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Kecepatan.................... 167Gambar 5.33. Grafik Hasil Kuesioner Pengguna Aspek Ekonomi ...................... 168

DAFTAR SINGKATAN

  AKB : Angka Kematian Bayi AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu ASI : Air Susu Ibu BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

  Syndrome

  IMS : Infeksi Menular Seksual KB : Keluarga Berencana KBA : Keluarga Berencana Alamiah MAL : Metode Amenorea Laktasi MOB : Metode Ovulasi Billing SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SPPK : Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Situasi dan kondisi kependudukan di negara kita pada saat ini merupakan suatu fenomena yang memerlukan perhatian dan penanganan secara seksama, lebih sungguh-sungguh, dan berkelanjutan. Salah satu upaya yang telah dan perlu terus dilakukan oleh pemerintah, bersama-sama dengan seluruh lapisan masyarakat, adalah dengan pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kualitasnya melalui program keluarga berencana (KB) (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional/BKKBN, 2009).

  Undang-undang nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, serta peningkatkan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

  Sementara itu, program KB yang dalam empat dasawarsa terakhir telah berhasil menunjukkan kiprahnya dalam program pembangunan nasional bahkan menjadi salah satu primadona pembangunan nasional, namun perkembangannya sekarang ini dirasakan menurun. Hal ini terlihat dari angka kelahiran total yang dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami penurunan. Hasil survei pada tahun 2007 menyebutkan rata-rata anak yang dilahirkan per wanita usia subur adalah 2,6 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia/SDKI, 2007). Angka ini sama

  Menurunnya perkembangan program KB nasional tidak terlepas dari pengaruh diterapkannya sistem pemerintahan berdasarkan otonomi daerah di tingkat kabupaten/kota. Konsekuensi dari penerapan sistem tersebut adalah diserahkannya sebagian besar wewenang atau urusan pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota, termasuk di dalamnya program KB. Akibatnya, berjalan atau tidaknya program KB di lapangan tergantung kepada kebijakan strategis pemangku jabatan yang ada di daerah (BKKBN, 2009).

  Kesadaran akan pentingnya kontrasepsi di Indonesia saat ini masih perlu ditingkatkan guna menurunkan angka kelahiran atau fertilitas yang dalam beberapa tahun terakhir tidak mengalami penurunan. Maka sudah sepantasnya jika kontrasepsi ditempatkan sebagai suatu kebutuhan krusial bagi pasangan suami istri sekaligus dapat meningkatkan derajat kesehatan ibu, bayi, dan anak serta memberikan kontribusi terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sehingga membantu terwujudnya keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

  Sebagai suatu kebutuhan, kontrasepsi terkait dengan kebutuhan fisik dan sosial. Sebagai kebutuhan fisik, kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda kehamilan, menjarangkan serta mencegah kehamilan. Sedangkan sebagai kebutuhan sosial, kontrasepsi terkait dengan upaya mewujudkan program pembangunan nasional. Tingkat kehidupan yang berbeda, diantaranya menyangkut kondisi kesehatan, tingkat ekonomi, latar belakang pendidikan, pekerjaan, status sosial, dan gaya hidup akan memunculkan kebutuhan yang berbeda pula dalam hal kontrasepsi. Oleh karena itu, kontrasepsi merupakan pilihan individu. Diperlukan sosialisasi kesadaran dan edukasi mengenai kontrasepsi untuk memberdayakan masyarakat dengan informasi yang benar, edukasi, dan komunikasi untuk memberikan kesempatan untuk membuat pilihan kontrasepsi dengan penuh kesadaran. biasa dialami oleh pasangan suami istri yang baru menikah atau pasangan suami istri yang belum mempunyai pengalaman ber-KB sebelumnya. Sebenarnya ketidaktahuan ini dapat dihindari, bila para pasangan suami istri mau berusaha mencari informasi ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, tempat pelayanan KB, petugas kesehatan atau kader-kader KB setempat (BKKBN, 2006).

  Namun pencarian informasi tersebut sering terkendala oleh waktu, yang mungkin disebabkan karena kesibukan masing-masing pasangan suami istri dalam berkarier. Apabila pasangan suami istri telah berusaha mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi dari sumber-sumber tersebut, pasangan suami istri masih harus membandingkan antara metode-metode kontrasepsi yang ada sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem untuk membantu mempermudah pemilihan metode kontrasepsi.

  Sebuah sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK) kiranya tepat dibangun untuk mengatasi permasalahan ini. Dalam membangun SPPK ini penulis mencoba memadukan antara SPPK dengan basis pengetahuan yang berupa aturan- aturan. Sistem akan dibangun dengan metode brute force yang diperkaya. Sedangkan metodologi pengembangan sistem yang digunakan adalah model

  

prototyping , yaitu salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang

  secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dibuat

  ”Sistem Pendukung Pengambilan

Keputusan Berbasis Pengetahuan Pemilihan Metode Kontrasepsi” dengan

  tujuan sistem dapat membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna secara mudah, murah, cepat, dan tepat.

  1.2. Perumusan Masalah

  Bagaimana membuat SPPK berbasis pengetahuan yang disajikan dalam bentuk halaman web untuk membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna dengan metode brute force yang diperkaya?

  1.3. Batasan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini dibatasi hanya pada :

  1. Pembuatan sistem yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna.

  2. Jumlah metode kontrasepsi dibatasi hanya 15 metode saja, yaitu Metode Amenorea Laktasi (MAL), Keluarga Berencana Alamiah (KBA), Sanggama Terputus, Kondom, Diafragma, Spermisida, Pil Kombinasi, Suntikan Kombinasi, Kontrasepsi Suntikan Progestin, Kontrasepsi Pil Progestin (Minipil), Kontrasepsi Implan, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dengan Progestin, AKDR, Tubektomi, dan Vasektomi.

  3. Sistem ini dibangun menggunakan algoritma pencarian string dengan metode brute force yang diperkaya.

  4. Sistem ini disajikan dalam bentuk halaman web statis.

  5. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah personal home page (PHP). Fitur-fitur yang disediakan oleh sistem, yaitu :

  1. Memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode a. Apabila pengguna laki-laki, input yang dibutuhkan sistem berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi : Ejakulasi dini, kerjasama dengan pasangan saat sanggama, kontrasepsi sementara, alergi kondom, partisipasi dalam KB, proteksi Infeksi Menular Seksual (IMS), usia, jumlah anak, memiliki jumlah anak yang dikehendaki, kehamilan pasangan, infeksi sistemik, hidrokel/varikokel,

  , filariasis, undesensus, massa intraskrotalis, anemia

  hernia ingunalis berat, dan persetujuan prosedur vasektomi.

  b. Apabila pengguna perempuan, input yang dibutuhkan sistem berupa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mengenai kondisi : Masa reproduksi, menyusui eksklusif, perokok, kontrasepsi efektivitas tinggi, migrain/epilepsi, tekanan darah, jantung/stroke, kanker payudara, gangguan pembekuan darah, pascapersalinan, minum pil teratur, pendarahan vagina, gangguan haid,

  diabetes mellitus /komplikasi, tuberkulosis panggul, epilepsi, miom

  /miomsubmukosum, /salpingitis/endometritis,

  uterus vaginitis

  kongenital rahim, riwayat kehamilan di luar rahim, trofoblas, ganti pasangan, proteksi Infeksi Menular Seksual (IMS), tumor jinak, ukuran rongga rahim, usia, jumlah anak, jumlah anak yang dikehendaki, masalah kesehatan jika hamil, infeksi sistemik/pelvik, infeksi saluran uretra, persetujuan prosedur tubektomi, umur bayi, haid pascapersalinan, siklus haid, sindrom syok akibat keracunan,

  /vagina, masa subur, pantang sanggama, dan kondisi psikis.

  vulva

  3. Output dari sistem adalah rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi berdasarkan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta informasi detail mengenai metode kontrasepsi dari metode-metode kontrasepsi yang direkomendasikan sistem. Jika input pengguna tidak yang paling mendekati dengan kondisi dan kebutuhan pengguna beserta peringatan berupa aturan-aturan yang tidak terpenuhi.

  1.4. Tujuan

  Membuat sebuah sistem yang dapat digunakan untuk membantu memberikan rekomendasi pengambilan keputusan pemilihan metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna secara mudah, murah, cepat, dan tepat menggunakan metode brute force yang diperkaya.

  1.5. Luaran yang Diharapkan

  Sebuah SPPK berbasis pengetahuan yang dapat memberikan rekomendasi pengambilan keputusan dalam pemilihan metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan secara mudah, murah, cepat, dan tepat. Dengan demikian masalah pemilihan metode kontrasepsi dapat diselesaikan dengan mudah, biaya yang murah, dan waktu yang relatif singkat serta memberikan rekomendasi yang tepat.

  1.6. Kegunaan

  1.6.1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

  SPPK ini digunakan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam memilih metode kontrasepsi yang tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Selain itu, sistem dapat digunakan kapanpun dan dimanapun karena sistem ini berbasis web.

  1.6.2. Bagi Remaja dan Kaum Muda

  SPPK ini digunakan untuk membantu remaja dan kaum muda agar

  1.6.3. Bagi Masyarakat

  SPPK ini digunakan untuk pemenuhan terhadap tuntutan pelayanan yang berkualitas dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan, termasuk KB dan kesehatan reproduksi.

  1.6.4. Bagi Agama, Bangsa dan Negara

  SPPK ini digunakan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan landasan teori dan konsep-konsep yang relevan

  dari sistem yang dibangun, yang meliputi pengertian sistem pendukung pengambilan keputusan (SPPK), sistem pakar dan basis pengetahuan, struktur data, metode brute force, model prototyping, dan berbagai metode kontrasepsi.

2.1. Pengertian Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

  2.1.1. Keputusan

  Beberapa ahli mendefinisikan tentang definisi keputusan. Keputusan adalah suatu pilihan tentang suatu bagian tindakan (Firhburn, 1964), dalam buku nya yang berjudul “Strategy in Action”. Ahli lain mendefinisikan, keputusan adalah aktifitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah (Burch dan Srater, 1984).

  2.1.2. Pengambilan Keputusan

  Pengambilan keputusan merupakan aktivitas manajemen berupa tindakan dari sekumpulan alternatif yang telah dirumuskan sebelumnya untuk memecahkan suatu masalah atau konflik dalam manajemen (Chruchman, 1986).

  Ada 4 tahap yang harus dilalui dalam proses pengambilan keputusan Simon (1980), yaitu :

  1. Penelusuran (Intelligence) Merupakan tahap pendefinisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta keputusan yang diambil. Sebelum suatu langkah penyelesaian masalah diambil, tentunya persoalan yang dihadapi harus dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.

  2. Perancangan (Design) Merupakan tahap analisa dalam kaitan mencari atau merumuskan alternatif pemecahan masalah. Setelah permasalahan dirumuskan dengan baik, maka tahap berikutnya adalah merancang atau membangun model pemecahan masalahnya dan menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.

  3. Pemilihan (Choice) Dengan mengacu pada rumusan tujuan serta hasil, selanjutnya langkah yang diambil adalah memilih alternatif solusi yang paling sesuai. Pemilihan alternatif ini akan mudah dilakukan kalau hasil yang diinginkan terukur atau memiliki nilai kuantitas tertentu.

  4. Implementasi (Implementation) Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil.

  Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.

2.1.3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (SPPK)

  Menurut Scott Morton, sistem pendukung pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem yang berbasis atau berbantuan komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak

  Menurut Keen dan Scott Morton, sistem pendukung pengambilan keputusan merupakan beberapa sistem pengambilan keputusan yang bersumberdaya intelektual yang berasal dari kemampuan individu pada komputer untuk memperbaiki kemampuan keputusan tersebut (Turban, 1995).

2.1.4. Karakteristik Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

  Sebagian besar SPPK memiliki beberapa karakteristik berikut ini (Turban, 1995) :

  1. SPPK dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur atau tidak terstruktur.

  2. SPPK dapat digunakan oleh semua tingkat manajer, mulai dari eksekutif tertinggi sampai manajer-manajer dibawahnya.

  3. SPPK dapat digunakan untuk individu ataupun kelompok. Banyak permasalahan organisasi melibatkan kelompok pengambilan keputusan. Masalah-masalah yang kurang terstruktur seringkali membutuhkan beberapa individu di departemen dan tingkat organisasi yang berbeda untuk menyelesaikannya.

  4. SPPK dapat mendukung keadaan keputusan yang saling tergantung atau berurutan.

  5. SPPK mendukung semua langkah pada proses pengambilan keputusan yaitu penelusuran, perancangan, pemilihan, dan implementasi.

  6. SPPK mendukung berbagai macam proses pengambilan keputusan dan gaya pengambilan keputusan, sehingga ada kesesuaian antara sistem pendukung pengambilan keputusan dan atribut-atribut yang digunakan individu pengambil keputusan.

  7. SPPK dapat beradaptasi sepanjang waktu. Pembuat keputusan harus pengambilan keputusan dengan perubahan tersebut. Sistem pendukung pengambilan keputusan bersifat fleksibel, sehingga pengguna dapat menambahkan, menghapus, mengkombinasikan, merubah atau mengurutkan ulang elemen-elemen dasarnya (memberikan respon yang cepat terhadap situasi yang tidak diinginkan).

  8. SPPK mudah d ipakai. Pengguna harus merasa “at home” dengan sistem, mudah digunakan (user friendly), fleksibel, kemampuan grafis yang kuat, dan bahasa antar user interface dengan mesin menggunakan bahasa yang dipakai oleh pengguna, sehingga hal ini dapat meningkatkan efektivitas SPPK.

  9. SPPK lebih ditekankan untuk meningkatkan efektivitas dari keputusan (hasil yang akurat, ketepatan waktu, termasuk biaya), daripada efisiensi.

  10. Pengambilan keputusan memegang sepenuhnya setiap tahap dari pengambilan keputusan. Sistem pendukung pengambilan keputusan ditujukan untuk mendukung bukan menggantikan pengambilan keputusan. Pengambil keputusan dapat menolak setiap rekomendasi komputer pada setiap waktu dalam proses.

  11. Menuntun proses belajar, terutama pada saat muncul permintaan baru dan perbaikan sistem, yang menuntut untuk belajar lebih, dimana proses belajar yang harus terus menerus akan meningkatkan dan mengembangkan sistem pendukung pengambilan keputusan.

  12. Pengguna (end user) harus mampu membangun sendiri SPPK yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dalam kelompok pengguna dengan sedikit bantuan dari pakar sistem informasi.

  13. SPPK biasanya memanfaatkan model (standar atau sudah jadi) untuk menganalisis situasi ketika keputusan harus diambil. Kemampuan pemodelan memungkinkan user melakukan percobaan dengan

  14. SPPK tingkat lanjut dilengkapi dengan komponen pengetahuan yang memungkinkan untuk membuat solusi yang efektif dan efisien dari setiap masalah yang sulit.

2.1.5. Komponen Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

  Menurut Turban (1995), SPPK memiliki 4 subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis dari SPPK tersebut, yaitu :

  1. Manajemen Data Subsistem manajemen data merupakan komponen SPPK yang menyediakan data bagi sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu basis data yang diorganisasikan oleh sistem yang disebut DBMS (Database Management System). Subsistem ini disusun oleh komponen yang terdiri dari : a. Basis Data

  Basis data adalah komponen data yang direlasikan dan diatur sesuai kebutuhan organisasinya, dan dapat digunakan oleh banyak orang dalam banyak aplikasi. Basis data SPPK terdiri dari beberapa jenis data yaitu :  Data Internal Data ini berasal dari sistem proses transaksi dalam suatu organisasi. Data tersebut seperti data akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, pribadi dan lain sebagainya, tergantung kebutuhan dari SPPK tersebut.

   Data Eksternal Data ini berasal dari luar organisasi seperti data industri, data penelitian, pemasaran, data sensus, data tenaga kerja daerah, peraturan pemerintah, data tarif pajak, dan data perekonomian nasional.

   Data Pribadi Data ini berupa aturan-aturan pokok yang digunakan oleh para pembuat keputusan tertentu atau dalam keadaan-keadaan tertentu. Untuk membangun sebuah basis data SPPK, sering dilakukan pengambilan data dari berbagai sumber data. Operasi ini disebut ekstraksi. Operasi ini melakukan pengambilan data berupa arsip, kesimpulan, data yang sudah disaring dan ringkasan data. Ekstraksi dapat terjadi pada saat pengguna membuat laporan data yang ada dalam basis data.

  b. Sistem Manajemen Basis Data

  c. Basis data dapat dibuat, diakses dan diperbaharui dengan menggunakan sistem ini. Sistem manajemen basis data memiliki banyak kemampuan dalam pengelolaan data, dan sangat kompleks, sehingga sedikit pengguna yang dapat membuat program dan mengembangkan perangkat lunak sistem manajemen basis data. Sistem manajemen basis data memiliki tiga fungsi dasar yaitu penyimpanan data, pencari data, dan pengontrol data.

  d. Fasilitas Query Fasilitas ini memberikan dasar-dasar untuk mengakses data.

  Fasilitas ini menerima permintaan data, menentukan bagaimana permintaan tersebut dapat dipenuhi, merumuskan perincian permintaan, dan memberikan hasilnya.

  e. Direktori Direktori adalah daftar seluruh data dalam basis data. Direktori berisi tentang definisi data yang berfungsi untuk mengetahui keberadan data, sumber data, dan kegunaan data tersebut. Direktori biasanya digunakan untuk fase pengetahuan pada proses pembuatan keputusan sebagai bantuan memeriksa data, mengidentifikasi masalah, dan mengetahui peluang-peluang yang

  2. Manajemen Model Model merupakan suatu peniruan dari alam nyata. Kendala yang kadang dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata. Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model tersebut menjadi tidak akurat, dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model pada subsistem model harus tetap dijaga fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna untuk memodifikasi atau menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Turban (1995) mengelompokkan model-model yang digunakan dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. Pengelompokan model dapat dilihat pada tabel 2.1. berikut :

Tabel 2.1. Kelompok Model (Turban, 1995)

  No. Model Proses dan tujuan Teknik Representasi

  1. Optimasi masalah dengan beberapa alternatif

  Mencari penyelesaian terbaik dari beragam alternatif

  Tabel keputusan, pohon keputusan

  2. Optimasi menggunakan algoritma

  Mencari penyelesaian terbaik dari sejumlah besar alternatif

  Model program linear, model jaringan dan model matematika lainnya

  3. Optimasi dengan rumus analitis

  Mencari penyelesaian terbaik dengan menggunakan rumus

  Model penyimpanan

  4. Simulasi Mencari penyelesaian Beberapa model terbaik di antara simulasi alternatif yang ada dengan menggunakan percobaan

  5. Heuristik Mencari penyelesaian Pemrograman yang cukup baik heuristik, sistem pakar dengan menggunakan aturan-aturan

  6. Model Mencari dan Pemodelan keuangan deskriptif menemukan

  “what-if”

  lainnya dengan menggunakan rumus

  7. Model Memprediksi Analisis Markov, prediktif kemungkinan yang model perkiraan akan terjadi berdasarkan skenario

  3. Manajemen Dialog Melalui subsistem ini pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibangun. Subsistem ini menyediakan fasilitas antarmuka pengguna (user interface) yang terdiri dari 3 komponen yaitu :

  a) Bahasa aksi (Action Language), yaitu suatu perangkat lunak yang digunakan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem.

  b) Bahasa tampilan (Display atau Presentation Language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu.

  c) Basis Pengetahuan (Knowledge Base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat

  Kombinasi dari berbagai kemampuan di atas dikenal sebagai Gaya Dialog (Dialog Style). Gaya dialog terdiri dari :

  a) Dialog Tanya Jawab Dalam dialog ini, sistem bertanya kepada pengguna, dan pengguna menjawab, kemudian dari hasil dialog ini sistem akan menawarkan alternatif keputusan yang dianggap memenuhi keinginan pengguna.

  b) Dialog perintah Dalam dialog ini, pengguna memberikan perintah-perintah yang tersedia pada sistem untuk menjalankan fungsi yang ada pada SPPK.

  c) Dialog Menu Dialog ini merupakan gaya dialog yang paling popular dalam SPPK. Dalam hal ini pengguna dihadapkan pada berbagai alternatif menu yang disiapkan sistem. Menu ini akan ditampilkan pada monitor. Pengguna cukup menekan tombol-tombol tertentu, dan setiap pilihan akan menghasilkan respon atau jawaban tertentu.

  d) Dialog Masukan/Keluaran Model dialog ini menggunakan form input atau masukan.

  Disamping form masukan, juga disediakan form keluaran yang merupakan respon dari sistem.

  4. Manajemen Pengetahuan Subsistem ini diperlukan ketika subsistem lainnya yang mendukung kemampuan SPPK jika tidak mampu lagi untuk memecahkan suatu permasalahan yang tidak terstruktur dan semi terstruktur. Dalam subsistem ini telah disediakan beberapa keahlian khusus oleh sistem pakar. Manajemen pengetahuan merupakan gabungan beberapa komponen yang berupa satu atau lebih sistem-sistem pakar. Subsistem

Gambar 2.1. berikut merupakan hubungan antarkomponen dalam

  SPPK :

  Sistem Berbasis Komputer yang Lain Data Internal & Eksternal MANAJEMEN DATA MANAJEMEN MODEL MANAJEMEN PENGETAHUAN MANAJEMEN DIALOG Manajer (Pengguna)

Gambar 2.1. Hubungan Komponen SPPK (Turban, 1995)

2.1.6. Pengembangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

  Pada dasarnya pengembangan SPPK terbagi atas 8 tahapan (Turban, 1995), yaitu:

  1. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini yang penting adalah perumusan masalah dan penentuan tujuan, karena akan menetukan pemilihan jenis SPPK yang akan dirancang dan metode pendekatan yang digunakan.

  2. Penelitian (Research) Tahap ini berhubungan dengan pencarian data dan sumber daya yang tersedia (perangkat keras, perangkat lunak, vendor, sistem yang sudah

  3. Analisis dan Perancangan Konsep (Analysis and Conseptual Design) Pada tahap ini ditentukan teknik pendekatan terbaik dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun SPPK. Hal ini meliputi tenaga teknis, staff kantor, keuangan, dan sumber lain dari organisasi.

  4. Perancangan (Design) Spesifikasi dari komponen sistem, struktur, dan feature sistem yang dibangun, ditentukan secara rinci pada tahap ini. Pada tahap ini dilakukan perancangan empat subsistem SPPK yaitu manajemen data, manajemen model, manajemen dialog, dan manajemen pengetahuan.

  5. Konstruksi (Construction) Tahap ini merupakan implementasi secara teknis dari perancangan, dimana semua sistem yang sudah ada dirancang akan digabungkan menjadi suatu SPPK.

  6. Implementasi (Implementation) Tahap ini merupakan penerapan SPPK yang dibangun. Pada tahap ini beberapa tugas yang harus dilakukan yaitu : a) Pengujian

  Pada tahap ini data-data keluaran sistem dikumpulkan, dan dibandingkan kembali, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi rancangan yang diinginkan.

  b) Evaluasi Merupakan tahap untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan keinginan pengguna.

  c) Demonstrasi Pada tahap ini kemampuan operasional sistem akan didemonstrasikan pada komunitas pengguna.

  d) Orientasi Tahap ini meliputi pengenalan instruksi kemampuan dasar, dan operasi sistem kepada pengguna. e) Pelatihan Merupakan tahap untuk melatih pengguna dalam mengoperasikan sistem. Pada tahap ini pengguna juga dilatih untuk perawatan sistem.