BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manusia 1. Pengertian Manusia - BAB II AMAM SOLIHUN PAI'12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manusia 1. Pengertian Manusia Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Manusia adalah Makhluk yang berakal budi/insanulkamil artinya makhluk yang paling sempurna. Manusia sebagai makhluk yang berpolitik (zon politicon),

  makhluk yang bermasyarakat, makhluk yang berbudaya, makhluk yang berbahasa, makhluk yang berbicara (Nata, 2009 : 29).

  Menurut Adz-Dzaky (2004 : 13), manusia adalah salah satu makhluk Allah yang paling sempurna, baik dari aspek jasmaniyah lebih-lebih rohaniyahnya.

  Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini (Adz-Dzaky 2004 : 13).

  Dari berbagai uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah baik di lihat dari segi jasmani dan rohaninya karena manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan makhluk yang berbudaya.

2. Manusia dalam perspektif Islam

  Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Manusia diciptakan Allah SWT. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT (Syahidin, 2009 : 23).

  Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat di dalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan karunia dari Allah SWT (Hasan Langgulung, 2004 :4).

  Menurut Saleh (2009 : 53) Al-Qur’an merupakan bacaan sempurna lagi mulia, tiada bacaan yang melebihi Al-Qur’an yang telah di baca ratusan juta orang baik yang mengetahui maknanya maupun yang tidak bisa menulis dengan aksaranya. Lewat Al-Qur’an Allah memberikan rahasia-rahasia tentang manusia, maka Al-Qur’an memberikan gambaran tentang manusia sebagai berikut: a.

  Menggunakan kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan sin semacam insan, ins, nas atau unas. Kata insan terambil dari kata

  uns yang berarti jinak, harmonis, dan tampak. Kata insan di

  gunakan Al-Qur’an untuk menunjukan kepada manusia dengan segala totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Akibat perbedaan fisik, mental, dan kecerdasan.

  b.

  Menggunakan kata basyar. Kata basyar berasal dari akar kata yang pada awal mulanya berarti “metampakan sesuatu dengan baik dan indah”. Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia di namai basyar karena memiliki kulit yang jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain. Proses kejadian manusia sebagai basyar, melalui tahap-tahap sehingga mencapai tahap kedewasaan. Sebagai mana di jelaskan dalam QS. Ar-Rum :

  20 Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

  menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak .

  c.

  Menggunakan kata bani Adam, dan dzuriyat Adam. Penggunaan kata ini menunjukan bahwa manusia yang terlahir sesudah ada pada dasarnya merupakan keturunan ada sebagai manusia pertama dan menjadi keluarga alam.

  Manusia dalam pandangan Islam tediri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Jasmani manusia bersifat materi yang berasal dari unsur-unsur sari pati tanah. Sedangkan roh manusia merupakan

  substansi immateri , yang keberadaannya dia alam baqa nanti

  merupakan rahasia Allah SWT. Proses kejadian manusia telah dijelaskan dalam Al Qur’anul Karim dan Hadits Rasulullah SAW.

  Dari beberapa uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa manusia menurut pandangan islam adalah makhluk yang paling sempurna (insan kamil) yang pernah di ciptakan olleh Allah SWT karena manusia mempunyai hati, perasaan dan akal.

B. Pendidikan Islam

1. Pengertian Pendidikan

  Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Ihsan, 2005 : 2).

  Pendidikan dapat ditinjau dari dua bagian yaitu secara pendidikan Islam dan pendidikan umum.

  Berikut ini beberapa definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan secara umum sebagaimana yang dikutip oleh Suwarno (2006:20-23), antara lain: a.

  Driyarkara : “Inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia muda ke taraf insani.” b.

  Ki Hajar Dewantara : “Pendidikan merupakan tuntutan bagi pertumbuhan anak –anak.

  Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak – anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi – tingginya.” c.

  UU No. 20/2003 : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”

2. Pengertian Pendidikan Islam

  Menurut para tokoh ilmuwan Islam menafsirkan arti pendidikan sebagai berikut : Menurut Ahmad Syalabi, dalam bukunya Tarikh al – Tarbiyah

  

al - Islamiyat sebagaimana dikutip oleh Arif ( 2008 : 25 ) tentang

  pendidikan Islam. Pada istilah pendidikan Islam, manusia sering menggunakan istilah – istilah tertentu. Dalam khasanah pendidikan islam, pengertian kata pendidikan pada umumnya mengacu kepada tiga istilah . Dari ketiga istilah tersebut, istilah yang

  ﺔﻴﺑّﱰﻟا ,ﺐﻳدﺄّﺘﻟا ,ﻢﻴﻠﻌّﺘﻟا paling popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah .

  ﺔﻴﺑّﱰﻟا Sedangkan dan jarang sekali digunakan.

  ﺐﻳدﺄّﺘﻟا ﻢﻴﻠﻌّﺘﻟا

  Menurut Arif (2008:25-26), pengertian dari tiga istilah pendidikan tersebut adalah sebagai berikut : 1)

  Istilah

  ﺔﻴﺑّﱰﻟا

  a) Menurut Ibn Abdullah Muhammad bin Ahmad al – Anshary al –

  Qurtuby :

  “ Penggunaan istilah at – tarbiyah berasal dari kata rabb yang berarti tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian dan eksistensinya.”

  b) Menurut Ahd. Rahman an – Nahlawit :

  Ditinjau dari asal katanya, dapat dilihat pada tiga bentuk yaitu : (1) Raba – yarbu – tarbiyah

  ﺔﻴﺑﺮﺗ - ﻮﺑﺮﻳ - ﺎﺑر,

  yang memiliki makna bertambah dan berkembang.

  (2) Rabiya – yarba – tarbiyah

  ﺔﻴﺑﺮﺗ - ﰊﺮﻳ - ﰊر,

  yang memiliki makna tumbuh dan berkembang.

  (3) Rabba – yarubbu – tarbiyah

  ﺔﻴﺑﺮﺗ - ّﺏﺮﻳ - ّﺏﺭ

  , yang memiliki makna memperbaiki, menguasai, memelihara, merawat, memperindah, mengatur, dan menjaga kelestariannya.

  Dari pengertian–pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam istilah at-tarbiyah terdiri dari empat unsur pendekatan, yaitu : pertama memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa, kedua mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan, ketiga mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, keempat melaksanakan pendidikan secara bertahap.

  Menurut departemen pendidikan dan kebudayaan, pendidikan islam ialah usaha sadar untuk menyiapakan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau linkungan yang memperhatikan tuntunan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional (Depdikbud, 1993:1)

  Pendidikan Islam tidak terbatas pada ukuran dewasa, tapi sampai terwujudnya kehidupan makmur, adil dan bahagia tiada kemakmuran dan kebahagiaan yang abadi di dunia ini kecuali di akhirat. Karna itu pendidikan Islam di lakukan secara terus menerus sepanjang kehidupan manusia sampai ia meninggal dunia

  Pendidikan Islam Adalah upaya sadar dan ter di akhiratencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam, di barengi dengan tuntutan unuk mengormati penganut Agama lain dalam hubunganya denga kerukunan antar umat beragama hingga tewujud kesatuan dan persatuan bangsa (Mulyana, 2005 : 130).

  Menurut Darajat (2006 : 25) Pendidikan Islam adalah satu usaha untuk membina dan mengasuh anak didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapatmengamalkan serta menjadikan Islam sebagai Pandangan Hidup.

  Dari uraian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendidikan islam adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh manusia untuk dapat mewujudkan, mengembangkan dan menanamkan potensi – potensi yang ada dalam dirinya baik jasmani maupun rohani, sehingga manusia dapat melestarikan dan meningkatkan nilai dan potensi kehidupan yang dibutuhkan oleh dirinya dan masyarakat untuk menuju kehidupan dunia dan akhirat yang lebih sempurna.

3. Fungsi Pendidikan Islam

  Menurut Mujib (2008 : 68 ) fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan yang bersifat struktural dan institusional. Arti dan tujuan struktural dan institusional adalah menuntut terwujudnya struktur organisasi pendidikan yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik di lihat dari segi vertikal maupun horizontal.

  Menurut Ramayulis (2008 : 38 ) fungsi Pendidikan Islam adalah sebagai alat untuk memelihara dan menghubungkan tingkat- tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa serta sebagai alat untuk mengadakan perubahan inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui ilmu pengetahuan dan skill yang baru di temukan.

  Menurut Kurshid Ahmad dalam Suyanto (2006 : 68), Fungsi Pendidikan Islam adalah sebagai berikut : a.

  Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat- tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa.

  b.

  Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.

  Menurut Arifin (2011 : 13), Fungsi Pendidikan Islam Praktis mencakup tiga macam tugas diantaranya yaitu : a.

  Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum atau cita-cita Islam yang harus diikhtiyarkan agar menjadi kenyataan.

  b.

  Memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam tersebut.

  c.

  Menjadi pengoreksi terhadap kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh ilmu pendidikan Islam, sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat dan hubungannya antara keduanya makin bersifat interaktif (saling mempengaruhi).

  Dari uraian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi pendidikan Islam sebagai standar, mengarahkan dan menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.

4. Tujuan Pendidikan Islam

  Menurut Mujib (2008 : 71) pendidikan seharusnya berorientasi pada tujuan materi. Karena itulah, tujuan Pendidikan Islam menjadi pendidikan yang harus di rumuskan terlebih dahulu sebelum merumuskan komponen-komponen pendidikan yang lain.

  Perumusan tujuan pendidikan islam yang berorientasi pada hakikat pendidikan sebagai berikut : a.

  Tujuan dan tugas hidup manusia. Manusia hidup bukam karena kebetulan dan sia-sia. Ia di ciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu (QS. Ali Imran : 191).

  Artinya : (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri

  atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan

  

Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci

Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.

  Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya berupa ibadah (sebagai ‘abd Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya di muka bumi (Khalifah Allah). Firman Allah swt QS. Al An’am : 162 Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku,

hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.

  b.

  Kedua merupakan sifat-sifat dasar (naturre) manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang berkecenderungan kepada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa Agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.

  Artinya : Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari

  Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia

beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".

Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka

  meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah

minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek

(QS. Al-Khafi : 29).

  c.

  Ketiga, Menurut Mujib (2005 : 135) tujuan Pendidikan Agama Islam adalah untuk menunbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, pengahayatan, pengamalan serta pengalaman anak peserta didik tentang agama Islam sehinga menjadi manusia muslim.

  Menurut Baharudin (2007 : 40) tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifanya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang di tetapkan oleh Allah SWT.

  Sedangkan tujuan pendidikan Islam Gunawan adalah suatu yang ingin di capai setelah malakukan serangkaian proses Pendidikan Islam di sekolah atau Madrasah (2012 : 205).

  Al-abrasyi (2009 : 28) merumuskan tujuan Pendidikan Islam secara rinci yaitu bahwa tujuan pendidkan Islam Adalah untuk membentuk Akhlak Mulia, persiapan menghadapi kehidupan dunia dan Akhirat, persiapan untuk mencari Rizki, menumbuhkan Semangat ilmiah dan menyiapkan profesionalisme subjek didik.

  Dari uraian di atas peneliti lebih condong dengan pandangan Baharudin (2007 : 40), yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok, sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifanya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang di tetapkan oleh Allah SWT.

C. Penelitian Terdahulu

  Adapun penelitian yang membahas manusia sebagai makhluk pendidikan 1.

  Penelitian Akhmad (NIM: 9866150007) dengan judul : konsep islam tentang fitrah manusia dakam prespektif pendidikan islam. Penulis skripsi ini menggunaka jenis penelitian Libery Reseach dan metode analisis data deduktif-induktif. Kesimpulan skripsi ini menyatakan fitrah manusia mrupakan potensi dasar yang masih suci, murni oleh karenanya fitrah masih merupakan pengembangan lebih lanjut agar fitrah dapat di akulturasikan dalam kehidupan manusia yang telah diberi kebebasan dalam berbuat. Walaupun manusia sudah di berikan kebebasan dalam menentukan kehendaknya dalam perbuatan untuk menumbuh kembangkan fitrah.

2. Studi tentang fitrah manusia dalam proses pendidikan islam dalam

  Skripsi M. Wahib (NIM : 9866150059). Penulis skripsi ini menggunakan jenis pene;itian Libery Reseach dan menggunakan metode analisis data deduktif. Kesimpulannya bahwa pendidikan Islam yaitu : bimbingan, pengarahan dan pengawasan secara sadar, dan berharap dari pendidik kepada si terdidik untuk memberi arah, mengembangkan pertumbuhan dan perkrembangan fitrah manusia dalam potensi baik jasmani maupun rohani berdasarkan islam kearah terbentuknua insan kamil. Fitrah manusia merupakann sifat atau tabiat dasar dari manusia sejak awal penciptaan. Fitrah dapat di artikan dengan diin (agama), islam, tauhid, kebenaran, kecenderungan, potensi laten dan kerinduan pada Allah.

  Penelitian yang penulis lakukan jelas berbeda dengan kedua penelitian terdahulu. Dua peneliti sebelumnya menggunakan metode deskriptif analitis dan menggunakan metode deduktif-induktif sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan sub-bahasan, tempat, serta waktu merupakan perbedaan mendasar pada penelitian yang di lakukan oleh penulis dengan peneliti sebelumnya.