BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan - PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman Yang ter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Salah satu argumentasi bahwa manajer keuangan harus lebih

  hati-hati dalam mempertimbangkan biaya kesempatan atas pendanaan persediaan adalah keputusan persediaan harus diberlakukan seperti keputusan aktiva lainnya, dengan mempertimbangkan keuntungan dan resikonya dalam kerangka pengangguran modal. Jika kebijakan persediaan dilakukan dengan benar maka akan menghasilkan pengelolaan persediaan optimal, namun dampak pada pemaksimalan nilai perusahaan sampai saat ini masih belum final. Buku buku manjemen keuangan pada bagian pengelolaan persediaan umumnya berfokus pada model minimalisasi total biaya dengan mnenetukan persediaan optimal atau waktu optimal atau jumlah pesanan optimal.

  Akan tetapi, optimal yang dimaksud disini belum menjelaskan tentang dampaknya terhadap nilai perusahaan. (Harmono:2017:220).

  Menurut Hanafi, (2016:314) konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Manajer biasanya mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan pihak luar (seperti investor). Dengan demikian adanya konsep signaling dan asimetri informasi diharapkan dapat memberi sinyal positif pemegang saham untuk mengetahui prospek perusahaan dimana masa yang mendatang. Karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan investor.

  Menurut Harmono (2017:114) indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan bisa dikatakan dengan menggunakan: a. PER (Price Earning Ratio)

  PER adalah nilai harga per saham indikator ini secara praktis telah diaplikasikan dalam laporan keuangan laba rugi bagian akhir dan menjadi bentuk standar pelaporan keuangan bagi perusahaan publik di Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman terhadap PER penting dilakukan dan bisa dijadikan sebagai salah satu indikator nilai perusahaan dalam model penelitian. Rasio ini menunjukan seberapa besar investor menilai harga saham terhadap kelipatan earnings (Harmono,2015:57)

  Harga Pasar Saham PER  Laba per Lembar Saham

  b. EPS (Earning Per Share) atau pendapatan per lembar saham adalah

  Earning Per Share

  bentuk pemberian keuantungan keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki (Fahmi, 2014:335).

  Laba Setelah Pajak PER 

  Jumlah Lembar Saham Beredar c. PBV (Price Book Value) Komponen penting lain yang harus diperhatikan dalam analisis kondisi perubahan adalah Price to Book (PBV) yang merupakan salah satu variabel yang dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana yang akan dibeli. Untuk perusahaan- perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukan bahwa nilai pasar saham tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif diabndingkan dengan yang telah ditanamkan di perusahaan (Fahmi,2014:450)

  Harga per Lembar Saham P BV  Jumlah Nilai Buku Saham Biasa

  d. Abnormal return

  Abnormal return merupakan return realisasi dikurangi return

  prediksi (Harmono, 2017:227) Penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur struktur modal adalah Price Earning Ratio (PER)

  Struktur modal merupakan kumpulan dana yang dapat digunakan dan dialokasikan oleh perusahaan dimana dan atersebut diperoleh dari hutang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi lain mengemukakan struktur modal itu merupakan campuran atau kumpulan dari hutang, saham preferen dan modal sendiri yang digunakan untuk menggalang modal (Brigham dan Houston, 2012: 402). a. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Dengan kata lain struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. Struktur modal bisa diubah- ubah agar bisa di peroleh nilai perusahaan yang optimal

  (Hanafi 2014:297)

  b. Pendekatan Modigliani-Miller (MM) Selama ini teori struktur modal didasarkan atas perilaku investor dan bukunya studi formal secara matematis. Franco

  Modigliani dan Merton Miller (MM) memperkenalkan model teori struktur modal secra matematis, scientific dan atas dasar penelitian yang terus menerus (Sartono, 2008:230).

  a. Risiko bisnis perusahaan dapat diukur dengan standar deviasi laba sebelum bunga dan pajak (O EBIT ) dan perusahaan yang memiliki risiko bisnis sama dikatakan berada dalam klas yang sama.

  b. Semua investor dan investor potensial memiliki estimasi sama terhadap EBIT perusahaan di masa datang; dengan demikian semua investor memiliki harapan yang sama atau homogeneous expectations tentang laba perusahaan dan tingkat risiko perusahaan.

  c. Saham dan obligasi diperdagangkan dalam pasar modal yang sempurna atau perfect capital market. c. Teori Struktur Modal Menurut Fahmi (2014: 182-185). Kajian tentang teori struktur modal telah banyak dibahas di berbagai buku teks baik yang ditulis oleh penulis domestik maumpun asing, dan secara umum teori yang membahas tentang struktur modal ada dua yaitu,

  a.

   Balancing theories, dan b. Packing order theory

  a. Balancing theories Merupakan suatu teori yang menjelaskan tentang kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari pinjaman baik keperbankan atau juga dengan menerbitkan obligasi (bonds) adalah sebuah surat berharga (commercial

  paper) yang mencatumkan nilai nominal, tingkat suku bunga,

  dan jangka waktu dimana itu dikeluarkan baik oleh perusahaan ataupun goverment untuk kemudian dijual kepada publik.

  Ada beberapa bentuk resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan pada saat kebijakan balancing theories yang diterapkan, yaitu : 1) Jika perusahaan meminjam dana ke perbankan, maka dibutuhkan jaminan atau bangunan seperti tanah, gedung, kendaraan, dan sejenisnya. Dan jika angsuran kredit tersebut terlambat maka perbankan akan memberikan teguran dalam bentuk lisan dan tulisan.

  2) Jika kebutuhan dana dengan cara menjual obligasi. Bentuk resiko yang dihadapi adalah jika seandainnya tidak sanggup membayar bunga obligasi secara tepat waktu atau bergeser dari waktu yang disepakati maka perusahaan harus melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi ini, termasuk mengkonversi dari pemegang obligasi ke pemegang saham. 3) Risiko selanjutnya terhadap masalah yang dialami oleh perusahaan tersebut adalah telah menyebabkan nilai perusahaan di mata publik terjadi penurunan, karena publik menilai kinerja keuangan perusahaan tidak baik khususnya dalam kemampuan manajemen struktur modal (capital

  structure management ).

  b. Pecking Order Theory Pecking

  Order Theory

  merupakan teori yang menjelaskan tentang suatu kebijakan yang ditempuh oleh perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara menjual aset yang dimilikinya dan aset-aset lainnya. Pada kebijakan

  

pecking order theory artinya perusahaan melakukan kebijakan

  dengan cara mengurangi kepemilikan aset yang dimilikinya karena dilakukan kebijakan penjualan. Dampak lebih jauh perusahaan akan mengalami kekurangan aset karena dipakai untuk membiayai rencana aktivitas perusahaan baik yang sedang maupun yang akan datang. Yang sedang seperti untuk membayar hutang yang jatuh tempo dan yang akan datang seperti untuk mengembangkan produk baru (brand product) dan ekspansi perusahaan dalam membuka kantor cabang (brand

  

office ) dan berbagai kantor cabang pembantu (sub brand office).

  Adapun beberapa solusi yang dapat ditempuh oleh perusahaan untuk memperkecil risiko yang akan timbul karena diterapkannya kebijakan packing order theory, yaitu 1) Melakukan kebijakan penjualan aset berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan.

  2) Menerapkan kebijakan prudential principle (prinsip kehati- hatian) sebelum keputusan tersebut dibuat. Pridencial principle artinya keputusan yang dibuat dilakukan berdasarkan perhitungan yang matang, matang dari segi perhitungan matematis dan analisis kualitatifnya. 3) Menerapkan kebijakan yang bersifat hard control (kontrol keras) terhadap yang sudah diambil. Adapun hard control artinya setelah keputusan tersebut diambil maka dilaksanakan secara betul penuh dengan pengawasan yang ketat dan maksimal.

  a. Kondisi diterapkannya balancing theory Adapun dimana kondisi balancing theory layak untuk diterapkan adalah :

  1) Kondisi ekonomi cenderung dalam kondisi yang diharapkan.

  Kondisi seperti ini biasanya kemampuan daya beli (purchasing power parity) masyarakat tinggi dan stabil.

  2) Kondisi grafik penjualan perusahaan berada dalam peningkatan. Sehingga jika perusahaan meminjam ke perbankan memungkinkan angsuran kredit untuk mampu dibayar secara tepat waktu.

  3) Cadangan perusahaan (company reserve) berada dalam keadaan yang maksimal. Sehingga jika sewaktu-waktu hasil dari penjualan terjadi penurunan dan perusahaan harus membayar angsuran pinjaman maka bisa mempergunakan untuk sementara sebagian dana cadangan. 4) Kondisi dan situasi sosial politik dalam dan luar negeri diperkirakan cenderung dalam keadaan baik dan stabil secara jangka panjang. Dalam keadaan seperti ini iklim investasi akan berkembang dengan pesat bahkan FDI (Foreign Direct Investment) cenderung untuk meningkat. Kondisi ini membawa dampak positif bagi keuangan perusahaan.

  5) Secara teori perusahaan boleh menjual obligasi dan saham, dalam artian obligasi dan saham dalam jumlah nominal yang realistis dan feasible (layak) secara ukuran keuangan.

  Total debt DER 

  Total equity 3.

Struktur Aktiva

  Struktur aktiva pada pada penelitian ini diproyeksikan oleh

  

Fixed Asset (FA) atau aktiva tetap yang dijadikan jaminan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Struktur aktiva menggambarkan proporsi antara aktiva total aktiva dengan aktiva tetap perusahaan.

  Sebab perusahaan yang dimiliki aktiva tetap yang besar akan lebih mudah mendapatkan modal dari luar perusahaan.

  Menurut (Kasmir 2011:39) aktiva atau aset merupakan harta atau kekayaan yang dimiliki perusahaan, baik pada saat tertentu.

  Kondisi aset perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan. Perusahaan yang dimiliki jumlah aset lancar yang lebih banyak dalam struktur asetnya cenderung untuk menggunakan hutang dalam pemenuhan kegiatan pendanaanya, sedangkan perusahaan yang memiliki jumlah aset tetap yang lebih banyak cenderung menggunakan modal sendiri dalam memenuhi kegiatan pendanaannya.

  Menurut (Brigham dan Houston dalam Arindita 2012:188) perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang, aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset untuk tujuan khusus. Aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik untuk kreditor terhadap jaminan yang diberikan kepada perusahaan. Namun, kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya (likuiditas dan leverage) akan selalu dilihat kreditur sebelum memberikan pinjaman.

  Sedangkan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastusi (2012:6) menyatakan bahwa “keputusan investasi akan tercermin pada sisi aktiva perusahaan. Dengan demikian akan memepengaruhi struktur kekayaan perusahaan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dan aktiva tetap”.

  Dari teori diatas dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan struktur aktiva adalah struktur asset menggambarkan proporsi atau perbandingan antara total aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan total aktiva perusahaan.

  a. Jenis-jenis Aktiva Aktiva adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan sumber daya yang dimiliki bertujuan untuk menghasilkan profit, yang diklarifikasikan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Menurut Rambe, dkk (2015:42) menyatakan bahwa “ aktiva dapat diklarifikasikan menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar”.

  Dari dua pengelompokan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Aktiva lancar

  Yaitu, uang kas dan lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai. Pos-pos yang termasuk dalam aktiva adalah: kas, surat-surat berharga, piutang dagang, piutang wesel, penghasilan yang masih harus diterima, dan biya dibayar dimuka.

  2) Aktiva tidak lancar Yaitu, aktiva yang mempunyai masa penggunaan yang realtive panjang dalam arti tidak akan habis dipakai dalam satu tahun dan tidak dapat dengan segera dijadikan kas. Aktiva tidak lancar ada yang berbentuk aktiva berwujud dan tak berwujud.

  Pos-pos yang termasuk dalam aktiva ini adalah investasi, aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva lainnya. Sedangkan menurut Kasmir (2012:

  39) menyatakan bahwa “klarifikasi aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya”.

  Dari beberapa klarifikasi aktiva tersebut penjelasnnya sebagai berikut : 1) Aktiva Lancar

  Aktiva lancar menrupakan harta atau kekayaan yang dapat segera diuangkan pada saat dibutuhkan dan paing lama satu tahun, dan merupakan aktiva paling likuid dibandingkan jenis aktiva lain. Komponen yang dari aktiva lancar antara lain kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan sewa dibayar dimuka.

  2) Aktiva tetap Aktiva tetap merupakan harta atau kekayaan perusahaan yang digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Aktiva tetap dapat dibagi menjadi du macam, yaitu aktiva berwujud seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan, dan aktiva tak berwujud seperti hak paten, merek dagang, goodwill dan lainnya.

  3) Aktiva lainnya Aktiva lainnya merupakan harta atau kekyaan yang tidak dapat digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap. Komponen yang ada dalam aktiva lainnya adalah bangunan dalam proses, piutang jangka panjang, tanah dalam penyelesaian. Dari kedua teori diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis aktiva atau kekyaan perusahaan dapat dibagi menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.

  b. Manfaat Struktur Aktiva Struktur aktiva memiliki manfaat besar pada suatu perusahaan. Sebab semakin besar aktiva tetap yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin tinggi jumlah pendanaan yang di dapat dari luar perusahaan, hal ini disebab jumlah aktiva yang relative besar dapat menjadi jaminan.

  Menurut Agus Sartono (2010:248) menyatakan bahwa: “perusahaan yang memiliki aset tetap alam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Kemudian besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang perusahaan”

  c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Aktiva Struktur Aktiva merupakan cerminan kekyaan yang dimiliki perusahaan ini semua dapat dilihat baik dari aktiva lancar maupun hutang lancar. Namun struktur aktiva lebih menilai kepada seberapa besar aktiva tetap perusahaan dalam mendominasi komposisi kekyaan atau asset perusahaan. Sehingga diartikan bahwa faktor- faktor yang membentuk aktiva tetap akan mempengaruhi seberapa besar struktur aktiva perusahaan. Adapun faktor-faktor pembentuk aktiva tetap Menurut Hery (2012:118) menyatakan bahwa ;

  “Dalam beberapa kasus, perusahaan juga dapat melakukan investasi jangka panjang dalam bentuk aktiva tetap, seperti tanah, yang dibeli oleh perusahaan dengan maksud bukan untuk digunakan dalam kegiatan operasi bisnis, melainkan untuk tujuan spekulasi (investasi)”.

  Sedangkan Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2012:6) menyatakan bahwa :

  “Dana yang diperoleh kemudian diinvestasikan pada berbagai aktiva perusahaan, untuk mendanai kegiatan perusahaan. Kala kegiatan memperoleh dana berarti perusahaan menerbitkan aktiva financial (seperti saham dan obligasi). Maka kegiatan menanamkan dana mengakibatkan perusahaan memiliki aktiva rill (seperti tanah, mesin, persediaan, merk dagang dan sebagainya).

  Dari teori-teori diatas dapat disimpulakan bahwa faktor yang mempengaruhi struktur aktiva adalah tergantung dari kegiatan dan aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

  d. Pengukuran Struktur Aktiva Struktur Aktiva (Assets Tangibility) dalam penelitian ini, menggunakan rasio aktiva tetap dibagi dengan total aktiva, sebagai proxy dari struktur aktiva. Brigman dan Houston (2011:188) menyatakan bahwa

  “Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminankredit cenderung lebih banyak mengunakan banyak utang.

  Aktiva Total Tetap Struktur

  Aktiva Struktur  4.

   Pertumbuhan perusahaan

  Pertumbuhan perusahaan (company growth) adalah peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dihitung sebagai perentase perubahan aset pada tahun tertentu terhadap tahun sebelumnya (Supratiningrum, 2013).

  Pertumbuhan perusahaan dalam peaking order theory memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pendanaan. Dalam hal ini, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada dana eksternal. Berdasarkan peaking

  

order theory , perusahaan akan cenderung menggunakan dana internal terlebih dahulu, baru kemudian menggunakan dana eksternal (hutang). Ketika perusahaan melakukan investasi dalam jumlah yang tinggi sehingga melebihi jumlah laba ditahan, maka akan terjadi peningkatan hutang. Asumsinya adalah ketika aset perusahaan meningkat sedangkan faktor lain dianggap ceteris paribus, maka peningkatan aset akan menyebabkan peningkatan hutang (Hestaningrum, 2012).

  Asset tahunAsset tahun t t 1

  Pertumbuha n PerusahaanAsset tahun t 1 5.

Ukuran Perusahaan

  Ukuran perusahaan adalah peningkatan dari kenyataan bahwa perusahaan besar akan memiliki kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang tinggi (Mahatma dan Wirajaya, 2013). Sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki kapasitasi pasar yang kecil, nilai buku yang kecil dan laba yang rendah. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai perusahaan suatu perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan, yang dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam memepergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dilakukan oleh pemilik atas asetnya. Jumlah asset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dinilai dari sisi pemilik perusahaan. Akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan.

  Ukuran perusahaan = Ln Total Aset 6.

Profitabilitas

  Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum ada 4 (empat), yaitu gross profit margin, net profit margin,

  

return on investment (ROI), dan return on net work. Menurut (Fahmi

  2014 : 81-83)

  a. Gross Profit Margin Rasio gross profit margin merupakan margin laba kotor.

  Mengenai gross profit Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston memberikan pendapatnya yaitu, ”Margin laba kotor” yang memperhatikan hubungan antara penjulan dan beban pokok penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasional barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelanggan. Atau lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan bahwa,”persentase dari sisa penjualan setelah sebuah perusahaan membayar barangnya; juga disebut margin keuntungan keuntungan kotor (gross profit margin). Adapun rumus rasio gross

  profit margin adalah :

  Sales  Cost of Good Sold Gross Profit Margin 

  Sales Keterangan :

  Cost of Good Sold = Harga Pokok Penjulan Sales = Penjualan

  Untuk data cost of good sold dan sales dapat dilihat pada income statement (laporan laba rugi).

  b. Net Profit Margin Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Mengenai profit margin ini Joel G.

  Siegel dn Jae K. Shim mengatakan , (1) Margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjulan besih. Ini menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penerapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. (2) Margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik melebihi harga pokok penjualan”.

  Adapun rumus rasio net profit margin adalah: Sales

  (EAT) Tax After Earning Margin Profit Net 

  Keterangan :

  Earning After Tax (EAT) = Laba Setelah Pajak

  Laba setelah pajak ini dianggap sebagai laba bersih. Karena itu di beberapa liberatur ditemukan jika earning after tax ditulis dengan net profit atau laba bersih. Untuk jelasnya dapat kita lihat pada rumus dibawah ini :

  Sales Profit Net

  Tax After Earning 

  c. Return on Investment (ROI) Rasio return on investment (ROI) atau pengembalian investasi, bahwa dibeberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on total aset (ROA). Rasio ini melihat sejauhmana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.

  Adapun rumus return on investment (ROI) adalah : Aset Total

  ) (EAT Tax After Earning Investment on Return  d. Return on Equity (ROE) Rasio return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas

  equity. Dibeberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset

  turnover atau perputaran total aset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

  Adapun rumus return on equity (ROE) adalah : Earning After Tax (EAT)

  Return on Equity  Shareholde r' s Equity

  Keterangan :

  Shareholders’ Equity = Modal Sendiri B.

Penelitian terdahulu

  Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang struktur modal, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil dari penelitian akan digunakan sebagai bahan referensi dan pembandingan dalam penelitian ini, antara lain yaitu :

  29 Tabel 2.1

  2

  1. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin besar nilai perusahaan.

  )

  4

  ) Profitabilitas (X

  1

  Variabel dependen : Nilai Perusahaan (Y) Variabel Independen : Struktur Modal (X

  Pengaruh Profabilitas, Struktur Modal, Kebijakan

  3. Sri Ayem Ragil Nugroho

  ) Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

  Variabel dependen : Nilai Perusahaan (Y) Variabel independen: Struktur Aktiva (X

  

Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Variabel Hasil

  Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani Vol. 5 No. 2 Tahun 2017.

  Analisis pengaruh struktur aset dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan(study pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-2015).

  2. MURAH

  Size berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

  1 )

  Variabel dependen : Nilai Perusahaan (Y) Variabel independen : Struktur Modal (X

  Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Volume 4, Nomor 8, Agustus 2015

  Pengaruh Size dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

  1. Fifin Syahadatina

  Pengaruh Struktur Modal..., Uswatun Khasanah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  No Judul Variabel Hasil Deviden, dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai

  2. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap Perusahaan. nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sampel sebagain besar

  Jurnal Akuntansi vol 4 No.1 juni 2016 TANSI VOL. memilki modal yang kuat, sehingga besarnya hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan

  4. Lita Elisabeth Salempang, Jullie J. Sondakh, Variabel dependen : 1.profitabilitas (ROA) secara parsial tidak Nilai Perusahaan (Y) berpengaruh signifikan terhadap Nilai

  Rudy J. Pusung

  Variabel independen : perusahaan pada sektor real estate dan property di Pengaruh Return On Asset, Debt To Equity Dan Pertumbuhan perusahaan BEI tahun 2013-2014.

  Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai (X 3 )

  2. Struktur modal (DER) secara parsial

  Perusahaan Pada Sektor Real Estate Dan berpengaruh signifikan terhadap Nilai perusahaan

  pada sektor real estate dan property di BEI tahun

  Property Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013- 2014 2013-2014.

  3. Pertumbuhan Perusahaan secara parsial tidak Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 berpengaruh signifikan terhadap Nilai Tahun 2016. perusahaan pada sektor real estate dan property di BEI tahun 2013-2014.

  4. Profitabilitas (ROA), Struktur modal (DER) dan Pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Nilai perusahaan pada sektor real estate dan property di BEI tahun 2013-2014.

  5. Ayu Sri Mahatma Dewi dan Ary Wirajaya Variabel dependen

  1.Struktur modal berpengaruh negatif terhadap Nilai perusahaan (Y) nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas (2013). Variabel independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

  30 Pengaruh Struktur Modal..., Uswatun Khasanah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  31 No Judul Variabel Hasil

  Profitabilitas (X

  Ukuran Perusahaan dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur Modal memiliki berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  ) Profitabilitas memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  1

  ) Struktur Modal (X

  4

  Ukuran Perusahaan (X

  5 )

  Variabel dependen: Nilai Perusahaan (Y) Profitabilitas (X

  Jurnal Manajerial Bisnis sep 2017.

  Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2015.

  7. Anisyah Purwohandoko.

  Struktur modal,pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ 45 periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia

  5 )

  3 )

  Pengaruh struktur modal,profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

  ) Pertumbuhan perusahaan (X

  1

  Variabel dependen Nilai perusahaan (Y) Struktur modal (X

  Jurusan Akuntansi S1 (Volume 2 No: 1 Tahun 2014).

  Pengaruh struktur modal,pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan LQ 45 di BEI.

  6. Saputri Dewi PY, Yuniarta GA dan Tungga Atmadja AW (2014).

  Sementara itu ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

  5 )

  Profitabilitas (X

  4 )

  ) Ukuran Perusahaan (X

  1

  E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2(2013) Struktur modal (X

  Pengaruh Struktur Modal..., Uswatun Khasanah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  No Judul Variabel Hasil

  8. Yessy Susanti Variabel dependen : Struktur Modal berpengaruh positif signifikan Nilai Perusahaan (Y) terhadap nilai perusahaan.

  Pengaruh Struktur Modal, Ekonomi Makro dan Struktur Modal (X 1 ) Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan.

  Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 6, Nomor 6, Juni 2017

  9. Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad dan Ria Variabel dependen : Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif

  Putri Nilai Perusahaan (Y) signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Profitabilitas (X 5 ) dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2011.

  Jurnal Riset ManajemenSains Indonesia (JRMSI) Volum. 3, No. 1, 2012

  10. Odongo Kodongo and Thabang Mokoleli- Variabel dependen : Kami menganalisis hubungan antara struktur Nilai Perusahaan (Y) modal dan nilai perusahaan. nilai perusahaan Mokoteli and Leonard Maina. Struktur Modal (X ) diproksikan oleh Q tobin dalam uji empiris kami.

  1 Capital structure, profitability and firm value: Profitabilitas (X 5 ) Sesuai dengan temuan kami mengenai panel evidence of listed firms in Kenya profitabilitas perusahaan, hasil kami menunjukkan

  adanya hubungan negatif antara nilai perusahaan MPRA Paper No. 57116, posted 6. July 2014 05:40 dan leverage. Namun, berbeda dengan temuan UTC. profitabilitas, kami menemukan bahwa leverage

  32 Pengaruh Struktur Modal..., Uswatun Khasanah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

  33 No Judul Variabel Hasil tidak memiliki dampak signifikan secara statistik terhadap nilai perusahaan berdasarkan spesifikasi efek langsung dan efek acak.

  11. Melsa Ararat, bernard S. Blackt, B. Burcin Yurtoglu.

  The effect of corporate governance on firm value and profitability: Time-series evidence from Turkey.

  Emerging Markets 30 (2017) Variabel dependen (Y) Nilai Perusahaan Variabel independen Struktur modal (X

  1

  ) Keseluruhan tata kelola dan nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan.

  Pengaruh Struktur Modal..., Uswatun Khasanah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2018

C. Kerangka Pemikiran

  Berdasarkan landasan teoritis dan hasil penelitian yang relevan, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Pengaruh Struktur Modal terhadap nilai perusahaan Untuk menentukan target struktur modal yang optimal, dituntut peran dari manajemen perusahaan. Pendanaan dari penggunaan hutang memiliki kelemahan serta kelebihan. Kelemahan pengguna hutang sebagai sumber pendanaan terletak pada munculnya biaya keagenan dan biaya kepailitan, sedangkan kelebihan dalam penggunaan hutang sebagai pendanaan adalah diperolehnya pengurangan pajak karena pembayaran bunga hutang (Prastuti dan Sudiarha, 2016). Hal tersebut merupakan adanya ketidak konsisten hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian peneliti menduga bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. dalam struktur modal di proxy dengan DER (Debt

  Trade-off theory Equity Ratio ) dengan menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang

  timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat penggunaan hutang lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang tidak diperkenankan. Debt Equity Ratio mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang tujukan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang.

  (PBV).

  34 Syahadatina (2015) Size berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Leverage berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.

  Ayem dan Nugroho (2016). Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin besar nilai perusahaan. Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  Hal ini menunjukan bahwa perusahaan sampel sebagaian besar memiliki modal yang kuat, sehingga besarnya hutang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

  2. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Nilai Perusahaan Menurut pecking order theory (Stewart C. Myers dan Nicolas dalam Amelia (2010) perusahaan yang memiliki struktur aset yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan struktur aktiva tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui struktur aset merupakan perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen dana, struktur asset perusahaan memainkan peranan penting dalam menentukan pembiayaan perusahaan sehingga

  35 dapat memaksimalnya nilai perusahaan. Dapat dari model yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasaan tersendiri.

  Bagi para investor, dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham dimiliki, selain capital gain yang didapat apabila harga jual saham lebih tinggi dibandingkan harga belinya. Deviden tersebut didapat dari perusahaan sebagai kontribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan.

  Pernyataan ini ditulis dengan penelitian Murah (2017) yang menemukan Struktur aset berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

  3. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2012). Perusahaan yang menghadapi

  36 kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan. Pertambahan perubahan total aktiva periode penelitian ini memengaruhi harga perlembar saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan investor (Saputri Dewi dkk, 2014).

  Lita Elisabeth dkk (2016). Pertumbuhan perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada sektor real

  estate dan property di BEI.

  4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerrminan besar kecilnya perusahaan yang Nampak dalam nilai total aktiva perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan, maka ada kecenderungan lebih banyak investor yang menaruh perhatian pada perusahaan tersebut.

  Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki kondisi yang lebih stabil. Kestabilan tersebut menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Kondisi tersebut menjadi penyebab atas naiknya harga saham perusahaan di pasar modal. Investor memiliki ekspektasi yang besar terhadap perusahaan besar. Ekspektasi insvestor berupa perolehan dividen dari perusahaan tersebut. Peningkatan permintaan saham perusahaan akan dapat memacu pada peningkatan harga saham di pasar modal. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar

  37 pula kecederungan investor untuk memiliki saham tersebut sehingga akan mengakibatkan kenaikan harga saham. Adanya kenaikan harga saham ini akan menyebabkan naiknya price book value (PBV) atau nilai perusahaan. Perusahaan yang besar dapat menyebabkan pasar akan mau membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut (Sujoko dan Soebiantoro, Ugy, 2007).

  Pernyataan ini ditulis dengan penelitian Dewi dan Wirajaya (2013) yang menemukan Struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara itu ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Saputri dkk (2014) yang menemukan Struktur Modal, Pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan perusahaan dan memperbaiki kelemahan-kelemahannya. Analisis laporan keuangan akan melibatkan membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studi-studi ini akan membantu manajemen mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki

  38 dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya (Brigham&Houston, 2004).

  Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common

  

stockholder ), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang

  dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.

  (Mardiyati dkk, (2012), (Mahatma dan Wirajaya. 2013). Profitabilitas memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  Ukuran Perusahaan dinyatakan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur Modal memiliki berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  39

  40 H1 (+)

  H2 (+) H3 (+) H4 (+) H5 (+)

  Kerangka pemikiran pada penelitian ini sebagaimana yang tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Model Kerangka Pemikiran

  Struktur Modal (X1) Struktur Aktiva (X2)

  Pertumbuhan Perusahaan (X3) Ukuran Perusahaan (X4)

  Nilai Perusahaan (Y) Profitabilitas (X5)

Hipotesis Penelitian

  41 D.

  Berdasarkan perumusan masalah dan kajian empiris yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H

  1

  : Struktur Modal, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

  H

  2

  : Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan H

  3

  : Struktur Aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan H

  4 : Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

  perusahaan H

  5 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai

  perusahaan H

  6 : Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN DIVIDEN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABIITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

11 121 51

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DAN NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI 2010 - 2012 - Perbanas Institutional Repository

0 0 24

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

0 3 17

PENGARUHKEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR MODAL, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR

0 0 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR MODAL, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN INDUSTRI MANUFAKTUR

0 1 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE ARTIKEL ILMIAH

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE SKRIPSI

0 2 17