BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Trade Off Theory - PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, TINGKAT HUTANG, PEMBAYARAN PAJAK, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Trade Off Theory Trade Off Theory pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh Modigliani dan Miller pada sebuah artikel American Economic Review 53

  (1963, Juni) dengan judul Corporate Income Taxes on the Cost of Capital:

  A Correction . Dalam teori ini menjelaskan tentang seberapa banyak

  hutang perusahaan dan berapa banyak ekuitas perusahaan sehingga terjadi keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dengan keuntungan. Esensi

  trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat

  dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Apabila manfaatnya lebih besar, maka tambahan hutang masih diperbolehkan.

  Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Teori ini menjelaskan sebuah perusahaan yang struktur modalnya tanpa menggunakan hutang dengan keseluruhan menggunakan hutang adalah perusahaan yang dalam keadaan buruk. (Sansoethan dan Suryono, 2016).

  Perusahaan yang tidak menggunakan hutang dalam modalnya akan membayar pajak yang lebih besar daripada perusahaan yang menggunakan hutang. Hal tersebut akan mempengaruhi nilai perusahaan secara langsung. Nilai perusahaan dengan menggunakan hutang akan lebih besar dibanding perusahaan tanpa menyertakan hutang dalam modalnya. Perusahaan dengan modal keseluruhan hutang dikatakan buruk karena dalam setiap hutang terdapat bunga hutang yang dibayarnya. Dengan keseluruhan hutang dalam modal perusahaan, dalam setiap keuntungan perusahaan tersebut akan menggunakan labanya untuk membayar bunga.

  Tentu keadaan tersebut tidak akan menguntungkan bagi sebuah perusahaan. Perusahaan dapat melakukan perhitungan mengenai struktur modal optimal dengan mempertimbangkan peningkatan nilai perusahaan dan biaya yang akan muncul. Trade-off theory pada struktur modal dapat menjelaskan perbedaan struktur modal yang ditargetkan antara perusahaan. Teori ini menyatakan bahwa tingkat profitabilitas mengimplikasikan hutang yang lebih besar karena lebih tidak berisiko bagi para pemberi hutang. Selain itu, kemampuan perusahaan untuk membayar bunga menunjukkan kapasitas hutang yang lebih besar pada teori ini memasukan beberapa faktor antara lain pajak, dan biaya keagenan.

  (Sansoethan dan Suryono, 2016).

2. Assymetric Information Theory

  Assymetric Information Theory Merupakan suatu kondisi dimana

  satu perusahaan dalam transaksi mempunyai lebih banyak informasi dibandingkan pihak lain. Karena adanya informasi tersebut, perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan : 1. laba ditahan dan dana depresiasi, 2. Hutang, 3.penjualan saham baru. Selain itu karena dengan adanya informasi yang banyak perusahaan cenderung memilih berhutang untuk dapat mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang baik, tanpa harus menerbitkan saham baru pada harga yang sedang turun (Atmaja, 2008).

  3. Pecking Order Theory

  Pada Pecking order theory diperkenalkan oleh Donaldson pada tahun 1961, Namun penamaan pecking order theory dilakukan oleh Stewart C. Myers dan Majluf pada tahun 1984 dalam Journal of Finance

  

Volume 39: The Capital Structure Puzzel . Teori ini menyatakan bahwa,

  perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi maka tingkat hutangnya rendah. hal ini disebabkan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang tinggi pula. Perusahaan cenderung akan menggunakan sumber pendanaan yang berasal dari internal perusahaan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaannya. Dan perusahaan

  • –perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal perusahaan tidak mencukupi kebutuhan dan karena hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai dibanding menerbitkan ekuitas baru. dalam pecking

  

order theory ini tidak terdapat struktur modal yang optimal. (Mau dkk,

2015).

  4. Struktur Modal

  Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial perusahaan yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari hutang jangka panjang (long-term liabilities) dan modal sendiri (

  shareholders’s

equity ) yang menjadi sumber pembiyaan suatu perusahaan. Keutuhan dana

  untuk memperkuat struktur modal suatu perusahaan dapat bersumber dari internal maupun eksternal, dengan ketentuan sumber dana yang dibutuhkan tersebut bersumber dari tempat-tempat yang dianggap aman (safety position) dan jika dipergunakan memiliki nilai dorong dalam memperkuat struktur modal keuangan perusahaan (Fahmi, 2014).

  Sedangkan menurut Mau dkk (2015) struktur modal adalah atau proporsi pembiayaan jangka panjang permanen suatu perusahaan, yang diisi oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Perusahaan dapat mempengaruhi penilaian totalnya dimana utang ditambah ekuitas dan biaya modalnya dengan mengubah pendanaannya. Diperlukan kehati- hatian agar tidak menjadikan satu antara pengaruh perubahan dalam bauran pendanaan dengan berbagai hasil keputusan atau menejemen aset yang dibuat oleh perusahaan. Oleh karena itu, berbagai perusahaan dalam pendanaan akan diasumsikan terjadi melalui penerbitan utang dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham biasa dan pelunasan hutang.

  Pada teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh antara perubahan struktur modal terhadap nilai dari perusahaan, apabila keputusan investasi dan kebijakan deviden konstan. Maksudnya adalah ketika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang (atau sebaliknya) akan merubah pula keputusan-keputusan keuangan yang lainnya. Dan apabila keputusan struktur modal merubah nilai perusahaan maka akan diperoleh struktur modal yang optimal (Husnan dan Pudjiastuti, 1994) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan struktur modal oleh perusahaan menurut Brigham dan Houston (2006), diantaranya: a. Stabilitas penjualan.

  b. Struktur aktiva.

  c. Operating leverage.

  d. Tingkat pertumbuhan.

  e. Profitabilitas.

  f. Pajak.

  g. Pengendalian.

  h. Sikap manajemen. i. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas. j. Kondisi pasar. k. Kondisi internal perusahaan. l. Fleksibilitas keuangan.

5. Struktur Aktiva

  Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva. Semakin tinggi struktur aktiva perusahaan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan mendapatkan jaminan hutang jangka panjang. Perusahaan dengan struktur aktiva tinggi cenderung memilih menggunakan dana dari pihak luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya. Struktur aktiva merupakan penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk masing- masing komponen aktiva, baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki perbandingan aktiva tetap yang lebih tinggi akan cenderung menggunakan utang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan utang Perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau utang jangka panjang yang sesuai dengan umur aktiva untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetapnya tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan utang, karena aktiva tetap dapat dijadikan sebagai jaminan (Devi dkk, 2017).

6. Profitabilitas

  Profitabilitas menurut Weston dan Copeland (1994) adalah hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Sedangkan rasio profitabilitas menurut Ichwan dan Widyawati (2015) disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi tingkat laba dari aktivitas operasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

  Profitabilitas adalah tingkat pengembalian atas investasi modal yang merupakan suatu indikator yang sangat penting bagi nilai perusahaan jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Angka ini dapat mengungkap pengembalian atas investasi modal secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (kreditor dan pemegang saham). Sehingga tingkat profitabilitas yang semakin tinggi maka semakin tinggi laba yang diperoleh yang dapat diartikan bahwa pendanaan yang dimiliki perusahaan tersebut lebih banyak menggunakan dana dari internal (saldo laba) dibandingkan dari eksternal (utang). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan menggunakan pendanaan yang dihasilkan secara internal (Mau dkk, 2015).

7. Hutang

  Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga dengan menggunakan aktiva maupun jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati yang merupakan akibat dari adanya transaksi masa lalu. Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang tersebut merupakan suatu pengorbanan manfaat ekonomi pada masa yang akan dating yang akan timbul karena kewajiban sekarang. Hutang terbagi menjadi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak ketiga dengan rentang periode satu tahun. Sedangkan hutang jangka panjang adalah hutang yang periode pembayarannya lebih lama, yaitu lebih dari satu tahun adapun hutang jangka panjang antara lain hutang obligasi dan hutang hipotek.

8. Pajak

  Definisi pajak menurut Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tetang perubahan keempat atas undang-undang nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontibusi wajib kepada Negara oleh yang terutang oleh orang-orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk kepeluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2016).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

  Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

  Nama Peneliti, Alat No Judul Penelitian dan Tahun Penelitian Hasil Penelitian

  Penelitian

  1 Pengaruh Damayanti Analisis Struktur Aktiva Struktur Aktiva, (2013) Regresi berpengaruh secara Ukuran Linier negatif signifikan Perusahaan, Berganda, terhadap struktur moda Peluang SPPS Bertumbuh dan Variabel size Profitablitas berpengaruh negatif

  Terhadap signifikan terhadap Struktur Modal struktur modal. (Studi Pada Perusahaan Growth berpengaruh Farmasi Yang positif terhadap Terdaftar Di struktur modal Bursa Efek Indonesia) Profitabilitas berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal.

  2 Analisis Faktor- Widodo (2013) Analisis ukuran perusahaan Faktor yang Regresi berpengaruh negatif Mempengaruhi Linear dan signifikan Struktur Modal Berganda, terhadap struktur Perusahaan SPSS modal Sektor Pertambangan pertumbuhan yang Terdaftar aktiva berpengaruh di Bursa Efek signifikan dan Indonesia memiliki koefisien positif terhadap struktur modal struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah koefisien negatif terhadap struktur modal profitabilitas berpengaruh signifikan dan memiliki arah koefisien negatif terhadap struktur modal pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan dan memiliki koefisien negatif terhadap struktur modal

  3 Effect of Size, Profitability, and Growth rate Towards Capital Structure

  Munandar (2014)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Variabel Size dan Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, sedangkan Variabel Growth Rate berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal

  4 Pengaruh Rasio Keuangan, Karakteristik Perusahaan, dan- Tarif Pajak terhadap - Struktur Modal Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Arilyn (2015)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal Struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap- struktur modal. Tingkat penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal Tarif pajak tidak berpengaruh terhadap struktur modal Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap strktur modal.

  5 Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, Dan Ukura Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

  Widyaningrum (2015)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013 struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan Periode 2010- 2013) manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013

  6 Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Di Bursa Efek Indonesia

  Kayoi (2015) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. risiko bisnis berpengaruh signifikansi terhadap struktur modal Aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. profitabilias tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal operasi leverage berpengaruh positif terhadap struktur modal

  7 Pengaruh Profitabilitas,

  Non-debt tax Shield dan

  Karakter perusahaan terhadap Struktur Modal

  Stella (2015) Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Variabel profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal . variabel non-debt tax

  shield , struktur

  asset,dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal

  8 Pengaruh Profitabilitas Ukuran Perusahaan,

  Sari, Djumahir dan Djazuli (2015)

  Analisis Regresi Linier Berganda, variabel profitabilitas, ukuran perusahaan,

  non-debt tax shield

  (NDTS), pertumbuhan Pertumbuhan Pejualan, Struktur Asset , Non-Debt Tax Shield dan Usia Perusahaan Terhadap Struktur Modal

  SPPS penjualan, struktur aktiva, dan usia perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

  9 Pengaruh Struktur Aktiva,- Ukuran Perusahaan, Likuiditas Terhadap Struktur Modal Dimoderating Profitabilitas.

  Hadiah (2015)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Struktur aktiva mempunyai pengaruh- signifikan dan positif terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Likuiditas mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal.

  Profitabilitas mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal.

  10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman.

  Sansoethan, dan Suryono (2016)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Variabel pertumbuhan asset dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel struktur modal

  11 Factors Affecting the

  Windayu (2016)

  Analisis Regresi

  Variabel size companies, Capital Structure in Textile and Garment Listed in Indonesia Stock Exchange

  Linier Berganda, SPPS

  Characteristics/Type of industry, sales growth, the asset structure, berpengaruh terhadap struktur modal Operating leverage,Non-Debt Tax Shield (NDTS), Profitability (ROE) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.

  12 Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Sektor Batubara Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2015)

  Hudan,Isynuw ardhana, dan Triyanto (2016)

  Analisis Regresi Linier Berganda

  Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal Likuiditas memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal Ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap struktur modal

  13 Pengaruh Struktur Aktiva,Profitabil itas,Ukuran Perusahaan,Liku iditas dan Kepemilikan Manejerial Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

  Devi, Sulindawati, dan Wahyuni (2017)

  Analisis Regresi Linier Berganda, SPPS

  Struktur aktiva berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal. ukuran perusahaan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur di Bursa Efek modal. Indonesia Likuiditas berpengaruh Periode 2013- negatif dan signifikan 2015 terhadap struktur modal. kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal

C. Kerangka Pemikiran

  Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen struktur aktiva, profitabilitas, tingkat hutang pembayaran pajak dan umur perusahaan terhadap variabel dependen yaitu struktur modal. Struktur modal adalah hal yang begitu vital bagi sebuah perusahaan. Baik itu perusahaan kecil maupun perusahaan yang besar, karena modal bagi perusahaan merupakan usur yang menjalankan oprasional perusahaan. Setiap keputusan perusahaan akan berpengaruh pada komposisi struktur modal suatu perusahaan.

  Pada perusahaan yang memiliki struktur aktiva yang tinggi berarti memiliki aktiva tetap yang besar. Ketika suatu perusahaan memiliki aktiva lebih besar, maka perusahaan tersebut akan banyak menggunakan hutang jangka panjang yang akan mempengaruhi struktur modal perusahaan tersebut. Profitabilitas merupakan pengembalian dari investasi modal ketika suatu perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi maka otomatis memiliki sumber dana internal yang tinggi maka perusahaan tersebut akan menggunakan hutang yang relatif rendah. karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan tersebut juga tinggi. Namun apabila perusahaan menyerahkan keseluruhan laba kepada investor berupa deviden maka hal tersebut akan mengurangi proporsi laba ditahan, sehingga pihak perusahaan akan mencari alternatif lain berupa hutang jangka panjang dari pihak eksternal. Jika hutang jangka panjang tinggi maka struktur modal besar. Sejalan dengan teori trade-off hal ini tentu akan mempengaruhi nilai dan struktur modal perusahaan (Sansoethan dan Suryono, 2016).

  Jumlah hutang didalam neraca akan menunjukan besarnya modal pinjaman yang digukan untuk oprasional perusahaan. asumsi Trade-off

  

theory pada perusahaan yang tingkat hutangnya rendah maka akan

  membayar pajak yang lebih banyak dibanding perusahaan yang memiliki hutang tinggi, hal ini tentu akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.

  Namun perusahaan yang nilai hutangnya besar memiliki biaya tanggungan berupa bunga yang akan meningkat pula, dan keuntungan dari perusahaan akan digunakan untuk membayar bunga, tentunya hal ini tidak menguntungkan bagi pihak perusahaan itu sendiri.

  Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, diantaranya adalah struktur aktiva, liabilitas, profitabilitas dan pajak. Perusahaan cenderung akan melakukan penghematan pajak apabila perusahaan tersebut memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Tingkat hutang suatu perusahaan dihitung dari likuiditas menggunakan rasio lancar yang berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dengan asset yang dimiliki. Menurut packing order teory, perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang tinggi pula. Hal ini tentu akan berpengaruh pada struktur modal perusahaan tersebut.

  Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran

  Struktur Aktiva (X1)

  H1 (+) Profitabilitas

  H2 (+) (X2)

  H3 (-) Tingkat Hutang

  Struktur Modal (X3)

  (Y) H4 (+)

  Pembayaran Pajak (X4)

  H5 (-) Umur Perusahaan

  (X5) Keterangan: = Pengaruh tiap variabel independen terhadap variabel dependen.

D. Hipotesis 1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

  Perusahaan dengan struktur aktiva yang fleksibel cenderung menggunakan laverage lebih besar daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel. Pada trade-off theory, struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Ketika semakin banyak aset suatu perusahaan berarti akan semakin banyak collateral assets untuk bisa mendapat sumber dana eksternal yang berupa hutang. Hal ini karena pihak kreditor akan meminta collateral assets sebagai pembayaran hutang (Sansoethan dan Suryono, 2016).

  Dari hasil penelitian Hadiah (2015) menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, dan pada penelitian Sari dkk (2015) juga menghasilkan penelitian yang sama yaitu struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal. Dan menurut hasil penelitian Windayu (2016) struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan uraian dari hasil-hasil penelitian terdahulu maka hipotesis pertama penelitian ini adalah:

  : Struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal

  perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

2. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

  Ketika dijumpai perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi maka perusahaan tersebut akan cenderung tidak menggunakan hutang untuk membiayai investasi. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan untuk memperoleh sebagian besar pendapatan dari dana internal.

  Peningkatan profitabilitas akan meningkatkan laba ditahan, sesuai dengan pecking order theory yang mempunyai kecenderungan pendanaan pertama dengan dana internal berupa laba ditahan, sehingga komponen modal sendiri semakin meningkat. Dengan demikian, tingkat profitabilitas akan berpengaruh terhadap struktur modal (Sansoethan dan Suryono, 2016).

  Pada penelitian sebelumnya menurut Munandar (2015) profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, menurut Stella (2015) profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Namun berbeda dengan hasil penelitian Arilyn (2015) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Dengan demikian ada pengaruh dari profitabilitas terhadap struktur modal. Maka dalam hal ini hipotesis kedua yaitu:

  : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan

  manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

3. Pengaruh Tingkat Hutang Terhadap Struktur Modal

  Menurut Weston dan Copeland (1994) tingkat hutang suatu perusahaan dapat dihitung dari current ratio. Rasio lancar tersebut dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancarnya. Aktiva lancar tersebut berupa kas, surat berharga, piutang dagang, dan persediaan, sedangkan pada kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo, dan beban-beban lain yang terutang.Perusahaan akan cenderung memilih sumber dana internal dibanding melakukan investasi keuangan yang baru. Namun menurut trade-off theory, struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang.

  Apabila manfaatnya lebih besar, maka tambahan hutang masih diperbolehkan jadi apabila selama manfaat hutang lebih banyak maka hutang dapat ditambah. Hasil penetian Hadiah (2015) hutang diukur dengan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal, maka dari uraian tersebut untuk hipotesis ketiga adalah:

  : Tingkat hutang berpengaruh negatif terhadap struktur modal

  perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

4. Pengaruh Pembayaran Pajak Terhadap Struktur Modal

  Kewajiban membayar pajak perusahaan kepada pemerintah mempengaruhi struktur keuangan perusahaan. Pada pendekatan faktor yang mempengaruhi struktur modal oleh Brigham dan Houston (2006), menjelaskan bahwa tingkat pajak mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Pada trade-off theory perusahaan akan berhutang, dan penghematan pajak yang dilakukan dengan cara berhutang mempengaruhi struktur modal. Dalam trade-off theory struktur modal yang optimal perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi akan berusaha melakukan penghematan pajak dengan menaikan rasio hutangnya, sehingga akan mengurangi pembayaran pajak. Pada hasil penelitian Arilyn (2015) menyatakan bahwa tingkat pajak suatu perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal. Maka hipotesis keempat adalah:

  : Pembayaran pajak berpengaruh positif terhadap struktur modal

  perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

5. Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Struktur Modal

  Umur perusahaan dapat menunjukkan bahwa perusahaan tetap eksis dan mampu bersaing. Dengan demikian, umur perusahaan dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dan mengetahui kebutuhan konstituennya atas informasi tentang perusahaan. Umur suatu perusahaan dihitung dari tahun perusahaan tersebut berdiri.

  Salah satu alasan utama untuk menggunakan utang lebih maksimal adalah bahwa ketika perusahaan bertahan dalam bisnis untuk waktu yang lama maka bisa mengumpulkan lebih banyak dana untuk menjalankan operasi bisnis dan menggunakan reputasinya dalam mengelola lebih banyak utang, sebagai perusahaan yang berkembang, informasi lebih lanjut mengenai kelangsungan masa depan mereka menjadi tersedia dan mengurangi asimetri informasi. Ketika Asimetri informasi lebih rendah menyiratkan leverage yang lebih tinggi (Sari dkk, 2015). Pada penelitian sebelumnya Sari dkk (2015) usia perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dari tinjauan penelitian terdahulu, maka hipotesis kelima adalah:

  : Umur Perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal

  perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Dokumen yang terkait

PENGARUH STRUKTUR ASET, PROFITABILITAS, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empris Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI)“

0 34 15

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, BEBAN PAJAK, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI)

3 36 25

PENGARUH PROFITABILITAS, NON-DEBT TAX SHIELD DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL

0 0 6

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 14

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN PENJUALAN, STRUKTUR KEPEMILIKAN PUBLIK TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY

0 0 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL DENGAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN TAHUN 2011-2013 (Studi Empiris Pada Sektor Industri Jasa yang Terdaftar di BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PENGARUH TINGKAT HUTANG, TINGKAT KESULITAN KEUANGAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2013-2015) - Perbanas Institutional Repository

0 0 37