BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik perataan laba merupakan pengukuran laba dari tahun ketahun

  dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang menguntungkan (Riahi dan Belkaoui, 2006).

  Beidleman (1973) mendefinisikan perataan laba adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan manajemen untuk meratakan atau memflutuaksi tingkat laba sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Putra dan Suardana (2016), menyatakan bahwa perataan laba merupakan suatu alat yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas yang menyolok dari laba yang dilaporkan dalam batas target yang diharapkan dengan manipulasi variabel akuntansi atau transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Sehingga manajemen akan menaikan laba yang dilaporkan jika jumlah laba yang sebenarnya menurun dari laba tahun sebelumnya dan sebaliknya manajemen akan memilih untuk menurunkan laba jika laba meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (Hidayanti, 2016).

  Investor pada umumnya akan menghindari perusahaan yang mengalami variasi laba yang besar atau perusahaan yang berisiko tinggi. Hal ini bahwa informasi atas laba adalah sesuatu yang paling dipertimbangkan oleh investor dan kreditor untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu banyak investor dan kreditor yang perhatiannya sering terpusat hanya pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba tersebut (Widhyawan dan Dharmadiaksa, 2015).

  Pentingnya informasi laba ini disadari oleh manajemen sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional behaviour (perilaku tidak semestinya). Disfunctional behaviour dipengaruhi oleh adanya asimetris keagenan. Kondisi ini dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain (Atmajaya 2008). Perilaku yang tidak sesuai digunakan oleh para manajer untuk memanipulasi laba guna meningkatkan kinerja perusahaan (Putra dan Suardana, 2016).

  Konflik keagenan akan muncul apabila tiap-tiap pihak, principal maupun

  

agent mempunyai perbedaan kepentingan masing-masing (Butar dan Sudarsi,

  2012). Pemegang saham menginginkan manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Sebaliknya, manajer perusahaan memaksimumkan kemakmuran mereka sendiri (Hanafi, 2016).

  Teori agensi (agency teory) merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembahasan konsep manajemen laba maupun perataan laba. Teori ini menyatakan bahwa praktik perataan laba dipengaruhi konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendaki (Putra dan Suardana 2016). Praktik perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Widhyawan dan Dharmadiaksa, 2015).

  Fenomena adanya perataan laba pernah terjadi di beberapa perusahaan, salah satu perusahaan yang melakukan praktik perataan laba adalah PT Tbk. Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawasi saham (INAF) pada Kamis (30/3/2017). Dalam keterbukaan informasi ke BEI disebutkan, ada peningkatan harga saham perusahaan farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu yang di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA). Ada pun informasi terakhir yang dipublikasikan oleh emiten pada 29 Maret 2017 terkait penyampaian laporan tahunan. Sehubungan terjadinya UMA atas saham Indofarma itu, bursa sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham tersebut. Oleh karena itu, para investor diharapkan untuk memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

  Selain itu mengkaji kembali rencana aksi korporasi perusahaan tercatat apa bila rencana itu belum mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

  Menurut Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Egy Essigy, Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan ada pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal, Pada perdagangan saham sepanjang 2017, saham Pk turun 20,73 persen ke level Rp 3.710 per saham. Total nilai transaksi Rp 957 miliar. Namun secara mingguan periode 27029 Maret, saham PT Indofarma Tbk 17,41 persen, (Liputan6.com, 2016). Tindakan laba yang diterapkan manajemen perusahaan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan khususnya pihak eksternal (Putra dan Suardana, 2016).

  Beberapa faktor mendorong manajer untuk melakukan praktik perataan laba. Faktor pertama yang mempengaruhi praktik perataan laba adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara antara lain total aktiva, log size, penjualan dan nilai pasar saham. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan manajemen melakukan praktik perataan laba semakin besar.

  Perusahaan besar cenderung diperhatikan oleh para analis, kreditor, investor, maupun pemerintah, sehingga memungkinkan manajemen perusahaan tersebut melakukan praktik perataan laba untuk menghindari fluktuasi laba yang terlalu drastis (Supriastuti 2015).

  Hasil penelitian Peranasari dan Dharmadiaksa (2014), menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural total aktiva secara parsial berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Sejalan dengan penelitian Dewi dan Sujana (2014) ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Sedangkan penelitian Sidharta dan Erawati (2017) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba.

  Supriastuti (2015) serta Mahmud (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.

  Faktor kedua yang mempengaruhi praktik perataan laba adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan salah satu ukuran penting dari rasio keuangan perusahaan yang sering dijadikan acuan oleh investor dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin besar probabilitas perusahaan melakukan praktik perataan laba. Hasil ini menunjukkan bahwa, tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mendorong manajemen untuk melakukan praktik perataan laba (Suharto dan Sujana, 2016).

  Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri, dkk (2016) hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Andriastuti, dkk (2017) serta Suharto dan Sujana (2016) bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba. Sedangkan Husaini dan Sayunita (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap perataan laba. Mahmud (2012) bahwa variabel profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Sedangkan

  Faktor ketiga yang mempengaruhi praktik perataan laba adalah financial

  

leverage . Financial leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva

  yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar dan Sudarisi, 2012). Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan. Maka, leverage yang relatif tinggi memugkinkan adanya praktik perataan laba pada perusahaan (Putri, dkk 2016).

  Dalam penelitian Putri, dkk (2016) hasil penelitian menunjukan bahwa

  

financial leverage diproksikan dengan debt to equity ratio (DER) berpengaruh

  positif terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian yang sama diperoleh Widhyawan dan Dharmadiaksa (2015). Sedangkan Sidharta dan Erawati (2017) serta Ginantra dan Putra (2015) menyatakan financial leverage berpengaruh negatif. Hasil yang berbeda dinyatakan dalam penelitian Wahyuni, dkk (2013) menyatakan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

  Faktor terakhir yang mempengaruhi praktik perataan laba adalah dividend

  payout ratio. Semakin rendah dividen sebuah perusahaan dapat menyebabkan

  investor yang sudah menanamkan sahamnya akan memindahkan sahamnya ke perusahaan lain. Untuk menarik minat investor, perusahaan harus meyakinkan investor bahwa risiko perusahaan kecil. Oleh karena itu, manajemen termotivasi melakukan tindakan perataan laba agar mengubah persepsi investor mengenai perusahaan sehingga investor tetap tertarik berinvestasi di perusahaan (Santoso dan Salim, 2012).

  Dalam penelitian Haini dan Andini (2014) serta menyatakan bahwa

  

dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Sejalan

  dengan Supriyanto, dkk (2016) serta Santoso dan Salim(2012) bahwa dividend

  

payout ratio berpengaruh negatif. Sedangkan Hidayanti (2016) menyatakan

bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

  Hasil yang berbeda dinyatakan dalam penelitian Supriastuti (2015) yang menyatakan bahwa dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

  Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Putri, dkk (2016) yang menguji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan variabel, pada penelitian sebelumnya yaitu menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage sedangkan penelitian ini yaitu menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas financial

  leverage, dan menambah variabel dividend payout ratio.

  Perbedaan lainnya yaitu pada periode penelitian dan lokasi penelitian yang diambil. Dimana dalam penelitian sebelumnya, menggunakan periode 2012- 2014 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan penelitian ini menggunakan peiode 2012-2016 pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

  Adapun alasan memilih perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi penelitian karena perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi adalah perusahaan memiliki aset tetap dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan perusahaan lain. Alasan lainnya adalah industri manufaktur sektor barang konsumsi sebagai objek penelitian dikarenakan sektor barang konsumsi memiliki persaingan yang ketat. Dan di dalam BEI terdapat laporan keuangan yang dibutuhkan para pengguna laporan keuangan.

  Penelitian ini penting dilakukan karena praktik perataan laba masih sering dilakukan dan menarik untuk kembali diteliti. Hal ini disebabkan karena banyak faktor-faktor yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba dan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan tambahan wawasan serta bukti empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diteliti selanjutnya dirumuskan sebagai berikut :

  1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba?

  2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba?

  3. Apakah financial leverage berpengaruh positif terahadap praktik perataan laba?

  4. Apakah dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba?

  C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

  Berdasarkan masalah yang dikemukakan dalam perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Menemukan bukti empiris ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

  b. Menemukan bukti empiris profitabilitas berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

  c. Menemukan bukti empiris financial leverage berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba d. Menemukan bukti empiris dividend payout ratio berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba.

2. Manfaat

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

  a. Bagi Peneliti

  Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan menambah wawasan penulis dan penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitablitas, financial leverage, dan dividend payout ratio, terhadap praktik perataan laba.

  b. Bagi Akademisi

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan praktik perataan laba.

  c. Bagi perusahaan

  Penelitian ini diharapkan membantu manajemen dalam mengambil kebijakan akuntansi yang lebih tepat terkait dengan praktik perataan laba agar tidak merugikan para pemakai keuangan lainnya.

  d. Bagi Investor

  Bagi pihak investor penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan perataan laba agar dapat digunakan dalam pengambilan keputusan invesasi yang tepat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, OPERATING PROFIT MARGIN (OPM) DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA

0 1 18

ABSTRAK PENGARUH NILAI PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013

0 0 12

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN GROWTH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016)

0 0 13

SKRIPSI ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010

0 0 10

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS LAPORAN KEUANGAN PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEI PERIODE 2013–2015 - Perbanas Institutional Repository

0 0 9

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, DEGREE OF FINANCIAL LEVERAGE, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP RISIKO TOTAL SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BEI PERIODE 2004- 2006

0 0 98

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 20

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 21

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

0 1 113