GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH

  GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR (Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH

IPUNG NURDIANSAH 15.131.0063 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR

(Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

  

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan

menyelesaikan Studi Diploma III Analis Kesehatan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

  

Insan Cendekia Medika Jombang

  

IPUNG NURDIANSAH

15.131.0063

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2018

  

ABSTRAK

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT

PADA JURU PARKIR

Oleh :

Ipung Nurdiansah

  

Meningkatnya jumlah kendaraan di zaman sekarang merupakan salah satu

penyumbang terbesar adanya pencemaran udara dari hasil pembakaran bahan bakar

kendaraan bermotor. Tidak hanya Karbondioksida yang dikeluarkan melainkan banyak

zat lain yang bersifat toksik bagi tubuh seseorang. Juru parkir merupakan salah satu

profesi yang beresiko besar terhadap bahaya paparan asap kendaraan karena

mengingat dalam sehari-hari dalam beraktifitas secara langsung dan tidak langsung

banyak terpapar asap kendaraan. Hal ini jika berlangsung lama dapat menyebabkan

suatu kelainan pada darah khususnya eritrosit karena zat toksik tersebut berpengaruh

dalam proses pembentukan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

morfologi eritrosit pada juru parkir di Jl. Ahmad Yani Jombang.

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental. Sampel yang

diambil yaitu juru parkir di jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

dengan jumlah populasi 30 juru parkir, sampel diambil sebanyak 23 dengan teknik simple

random sampling dengan variabel gambaran morfologi eritrosit. Analisa data penelitian

ini menggunakan editing, coding dan tabulating. Pemeriksaan morfologi eritrosit dengan

menggunakan SADT dan pengecatan Giemza.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar juru parkir

mengalami kelainan morfologi eritrosit sebanyak 19 responden dengan persentase

82,7% ditandai dengan adanya sel eritrosit yang tidak normal dan 4 responden dengan

persentase 17,3% tidak mengalami kelainan morfologi eritrosit.

Berdasarkan pemeriksaan morfologi eritrosit pada juru parkir dapat disimpulkan

bahwa terjadi kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir. Peneliti berharap bahwa

penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dilakukan analisa

lebih dalam dan lebih spesifik dari tiap sel yang mengalami kelainan dan memahami

pentingnya penggunaan APD saat beraktifitas diluar ruang.

  Kata Kunci : Morfologi Eritrosit, Juru Parkir.

  

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF ERYTHROCYTE MORPHOLOGY

IN THE PARKING OFFICER

  

By :

  Ipung Nurdiansah

  The increasing amount of vehicles currently is one of the causes of air pollution

presences result by motor vehicle burning. Not only carbondioxide that be produced but

many other substances are toxic for bodies. The parking officer is a profession at high

risk of exposure hazards because everyday their activities are much exposed by vehicle

emission directly and indirectly. If it last longer can lead to abnormalities in the blood

especially erythrocyte because the toxic substance takes effect in process of blood

formation. This research aims to find out the description of erythrocyte morphology in the

parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency.

  This research using descriptive experimental method. Specimen takes from

parking officer in Ahmad Yani street on Jombang sub-district and regency with a

population is 30 parking officers, specimen was taken 23 using simple random sampling

technique with variable is erythrocyte morphological description. Data analysis of this

research using editing, coding, and tabulating. The erythrocyte morphology is examined

using blood smear and giemsa stain.

  In this research obtained results most of them have erythrocyte

morphological abnormalities as many 19 respondents with a percentage 82,7% is

characterized with abnormal erythrocyte cells and 4 respondents with a percentage

17,3% do not have any abnormalities .

  Based on this examination can be concluded that there are erythrocyte

morphological abnormalities in parking officer. Researcher hopes that this research can

be used as a reference for further research to do more specific analysis of each cells that

have abnormalities and understand the importance of using PPE in outdoor activities.

  Key words: Erythrocyte morphology, Parking officer.

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

  Judul : Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir Nama Mahasiswa : Ipung Nurdiansah Nomor Pokok : 15.131.0063 Program Studi : Diploma III Analis Kesehatan

  TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL 13 AGUSTUS 2018

  

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

GAMBARAN MORFOLOGI ERITROSIT PADA JURU PARKIR

(Studi di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang

Kabupaten Jombang)

  Disusun oleh : Ipung Nurdiansah

  Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal dan dinyatakan telah memenuhi syarat Jombang, 13 Agustus 2018

SURAT PERNYATAAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ipung Nurdiansah NIM : 15.131.0063 Tempat, tanggal lahir : Jombang, 21 Mei 1997 Program Studi : D-III Analis Kesehatan Institusi : STIKes ICMe Jombang Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk dari sumbernya.

  Jombang, 16 Juli 2018 Saya yang menyatakan,

  Ipung Nurdiansah NIM : 15.131.0063

RIWAYAT HIDUP

  Penulis dilahirkan di Jombang, 21 Mei 1997 dari pasangan Bapak Sahadi dan Ibu Sriatun. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

  Tahun 2009 penulis lulus dari SDN Blimbing - Jombang, tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri 5 Jombang, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri Ngoro - Jombang dan penulis masuk Pergururan Tinggi

  STIKes “Insan Cendekia Medik a” Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi D-III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang.

  Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

  Jombang, 16 Juli 2018 Ipung Nurdiansah

  NIM : 15.131.0063

  

MOTTO :

Keseimbangan Do’a, Niat dan Tindakan

Kunci Utama Jembatan Keberhasilan Seseorang

  

PERSEMBAHAN

  Alhamdullilah puji syukur atas segala Rahmad-Mu Ya Allah SWT, Engkau berikan kemudahan dan jalan dalam langkah dan hidupku serta dalam menyelesaikan tugas akhirku.

  Aku persembahkan karya tulis ini untuk Keluarga kecilku tercinta yang tak pernah lelah untuk memberikan motivasi, dukungan, semangat serta senantiasa melantunkan do’a yang tulus untuk mengiringi setiap langkahku dalam menuntut ilmu. Kepada Bapak/Ibu dosen yang selalu memberikan motivasi/dukungan dan ilmu yang tidak ternilai tentu sangat berharga untuk bekalku nanti hingga sekarang ini aku dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Untuk Semua teman & Sahabat-Sahabatku seangkatan yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu yang selalu memberikanku semangat dan dukungan serta telah memberi warna hidupku dalam menuntut ilmu setiap hari.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul

  “Gambaran Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir ”. Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.

  Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Ruliati, S.KM., M.Kes selaku pembimbing utama dan Ita Ni

  ’matuz Zuhroh, S.ST., M.Kes selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga kecil saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya. Karya tulis ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah ini sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

  Jombang, 16 Juli 2018 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN JUDUL DALAM ................................................................................ ii SURAT KEASLIAN ............................................................................................ iii SURAT BEBAS PLAGIASI ................................................................................ iv ABSTRAK .......................................................................................................... v

  

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

  LEMBAR PERSETUJUAN KTI .......................................................................... vii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. viii SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... ix RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. x MOTTO ............................................................................................................. xi PERSEMBAHAN ............................................................................................... xii KATA PENGANTAR .......................................................................................... xiii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xviii DAFTAR LAMBANG & SINGKATAN...................................................................xix DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xxi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1

  1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 6

  1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

  1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Darah .................................................................................................. 8

  2.2 Juru Parkir .......................................................................................... 25

  2.3 Pencemaran Udara ............................................................................. 25

  2.4 Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) .................................................. 29

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

  3.1 Kerangka Konseptual.......................................................................... 32

  3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ...................................................... 33

  BAB IV METODE PENELITIAN

  4.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 34

  4.2 Rancangan Penelitian ......................................................................... 34

  4.3 Populasi Penelitian, Sample dan Sampling ......................................... 34

  4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................................ 36

  4.5 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 37

  4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian ........................................... 37

  4.7 Teknik Pengolahan dan Anallisa Data ................................................ 40

  4.8 Etika Penelitian ................................................................................... 42

  BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

  5.1 Hasil ................................................................................................... 43

  5.2 Pembahasan ...................................................................................... 47

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

  6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 53

  6.2 Saran .................................................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian...................................

  37 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden................

  43 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Bekerja Responden Dalam Sehari............................................................................

  43 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lamanya Bekerja Sebagai Juru Parkir.................................................................................

  44 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit Responden..................................................................................

  44 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit Pada Juru Parkir.........................................................................

  45 Tabel 5.6 Tabulasi Silang Berdasarkan Umur Responden Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit..................................................

  45 Tabel 5.7 Tabulasi Silang Berdasarkan Durasi Bekerja Responden Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit...........................

  46 Tabel 5.8 Tabulasi Silang Berdasarkan Lamanya Responden Menjadi Juru Parkir Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit.........

  46 Tabel 5.9 Tabulasi Silang Berdasarkan Jenis Riwayat Penyakit Responden Dengan Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit........

  47

  

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Hematopoiesis ............................................................................... 10Gambar 2.2 Sel darah merah............................................................................. 11Gambar 2.3 Sel darah putih ............................................................................... 12Gambar 2.4 Trombosit ....................................................................................... 14Gambar 2.5 Mikrosit .......................................................................................... 15Gambar 2.6 Makrosit ......................................................................................... 15Gambar 2.7 Anisositosis .................................................................................... 16Gambar 2.8 Eliptosit .......................................................................................... 17Gambar 2.9 Sperosit .......................................................................................... 17Gambar 2.10 Fragmentosit ................................................................................ 18Gambar 2.11 Sel Target .................................................................................... 18Gambar 2.12 Sel Sabit....................................................................................... 19Gambar 2.13 Sel Burr ........................................................................................ 19Gambar 2.14 Akantosit ...................................................................................... 20Gambar 2.15 Tear Drop Cell .............................................................................. 20Gambar 2.16 Rouleaux ...................................................................................... 21Gambar 2.17 Poikilositosis ................................................................................ 21Gambar 2.18 Hipokrom...................................................................................... 22Gambar 2.19 Polikrom ....................................................................................... 22Gambar 2.20 Benda Howell Jolly ....................................................................... 23Gambar 2.21 Basophillic Stippling ..................................................................... 24Gambar 2.22 Eritrosit Berinti .............................................................................. 24Gambar 2.23 SADT ........................................................................................... 31Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................... 32Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................. 36

  DAFTAR LAMBANG & SINGKATAN

  ALA : Aminolevulinat ALAD : Amino levulinic acid dehydrase ALAS : Amino levulinic acid synthetase APD : Alat Pelindung Diri BLL : Blood lead level CO : Karbon monoksida CO

  2

  : Karbon dioksida DIC : Disseminated intrvascular coagulation DMT : Divalent Metal Transporter EDTA : Ethylene Diamine Tetraacetic Acid EP : Erythrocyte protoporphyrin Hb : Hemoglobin HC : Hidrokarbon

  IQ : Intellegence quotient NO

  2 : Nitrogen dioksida

  O

  2

  : Oksigen Pb : Plumbum PM : Particulate matter SADT : Sediaan Apusan Darah Tepi SO

  2

  : Sulfur dioksida

  VOCs : Volatile organic compounds WHO : World Health Organization ZPP : Zinc protoporphyrin % : Persentase

  ≥ : Lebih dari sama dengan

  ≤ : Kurang dari sama dengan

  Ѵ : Centang

  / : Atau µm : Mikromili ± : Kurang lebih

  • : Hingga ˃

  : Lebih dari M

  3

  : Meter kubik : : Perbandingan Ml : Mililiter

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran I Informed Concent Lampiran II Kuesioner Lampiran III Lembar Observasional (Hasil) Lampiran IV Hasil Pemeriksaan Morfologi Eritrosit Lampiran V Gambar Pemeriksaan Pada Mikroskop Morfologi Eritrosit Lampiran VI Gambar Dokumentasi Penelitian Lampiran VII Surat Keterangan Penelitian Lampiran VIII Lembar Konsultasi Lampiran VIX Surat Pernyataan Bebas Plagiasi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pesatnya pembangunan dalam dunia transportasi tentunya sangat berakibat adanya peningkatan transportasi khususnya kendaraan bermotor yang tinggi sehingga polusi udara di kota besar semakin dirasakan. Hasil proses penggunaan bensin yang digunakan pada kendaraan bermotor merupakan salah satu hal penyebab pencemaran udara yang dirasakan saat ini. Disamping CO (Carbon monoksida), juga dihasilkan NO, belerang oksida, partikel padatan serta senyawa fosfor dan senyawa logam berat yang berbahaya yaitu timbal. Kandungan senyawa-senyawa ini dapat ditemukan dalam BBM bahan bakar serta minyak pelumas. Proses pembakaran BBM pada mesin yang kurang sempurna dapat menyebabkan pencemaran udara. Emisi logam timbal (Pb), karbon monoksida, juga dikeluarkan nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan dan senyawa fosfor adalah hasil akhir dari proses pembakaran mesin kendaraan bermesin. Logam berat (pb) timbal salah satu contoh suatu senyawa yang ditambahkan pada bahan bakar kendaraan yang dugunkan untuk antiketuk (Anti-knock) pada mesin (Yayuk, 2017). Sehingga masyarakat yang beraktifitas di luar ruang khusunya jalan raya dengan lalu lintas yang padat dan seperti mereka seperti pengendara motor, petugas polisi lalu lintas dan pejalan kaki tak terkecuali juru parkir secara otomatis terpapar oleh pencemar logam berat dari hasil pembakaran mesin kendaraan dengan kadar yang tinggi. Toleransi kadar paparan bergantung pada rendah tingginya zat pencemar yang berkaitan dengan kondisi kendaraan yang padat pada keadaan tertentu.

  Menurut (WHO) World Health Organization pada setiap tahunnya sekitar 3 juta orang yang meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh pencemaran paparan udara dari asap kendaraan atau 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di dunia (Rosnita, 2015). Sebuah studi di Jakarta tahun 2001 menunjukkan sumber timbal yang paling banyak berasal dari bensin dengan kandungan timbal, hal ini dibuktikan dengan adanya kadar timbal pada orang yang beraktifitas dijalur lalu lintas yang padat lebih tinggi dibandingkan orang yang beraktifitas pada lalu lintas yang tidak padat/sedikit kendaraan seperti halnya pada juru (Bebi, 2014). Kelompok yang beresiko berat terpapar logam berat (Pb), nitrogen oksida, belerang oksida, partikel padatan dan senyawa fosfor adalah juru parkir salah satunya yang banyak bekerja pada daerah padat lalu lintas (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1406, 2002). Hasil penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatera Utara pada tahun 2005 pencemaran udara salah satunya logam berat Pb (Timbal) dalam suspensi darah tukang parkir pada 8 orang (8,3%) <40 mg/100ml termasuk jenis normal, pada 34 orang (53%) antara 40-80mg/100ml termasuk ditoleransi, pada 40 orang (41%) antara 80-120mg/100ml termasuk berlebih, sedangkan pada 14 orang (14,6%) >120 mg/100ml termasuk jenis berbahaya. Kadar Pb (Timbal) pada sampel darah juru parkir umumnya tinggi (Yayuk, 2017). Studi pengamatan yang dilakukan terlihat secara keseluruhan juru parkir di Kota Jombang baik di jalan besar maupun kecil dalam kegiatannya sehari-hari penggunaan APD kurang diperhatikan. Hal ini terlihat pada juru parkir di jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten menggunakan APD apapun seperti baju lengan panjang, masker dan lain-lain yang dapat digunakan untuk mecegah terpapar asap dari hasil kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan kelainan tertentu. Berbeda halnya dengan daerah lain sebagian kecil masih menggunakan APD dalam menjalankan aktifitas sebagai juru parkir. Dilihat dari volume kendaraan yang ada di jalan Ahmad Yani merupakan salah satu bagian jalan utama dengan volume kendaraan yang tinggi dan dapat dilihat pula dari kendaraan yang diparkir oleh setiap juru parkir setiap harinya rata-rata 25-30 kendaraan perhari dengan lama bekerja dari tiap juru parkir rata-rata 7-8 jam perhari dengan waktu istirahat hanya 15-30 menit.

  Pencemaran udara dapat berupa partikel debu, aerosol dan Pb serta gas baik berupa CO, Nox, Sox, H S, serta HCO.Udara yang telah tercemar

  2

  dengan partikel tersebut menyebabkan gangguan klinis kesehatan tubuh yang bertingkat dan jensinya bergantung pada ukuran, macam dan jenis sumber pencemarnya. Gangguan yang terjadi biasanya pada organ tubuh seperti paru-paru serta pembuluh dan dapat pula mengakibakan iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran udara yang terjadi karena partikel padatan dari udara biasanya menyebabkan kelainan pada sistem pernafasan yang kronis yaitu bronkitis kronis, emfisema dan busung angin, kanker paru-paru dan asma bronkial. Pencemaran berupa gas yang larut dalam udara dapat masukkedalam tubuh dan masuk ke paru-apru sehingga dapat diserap tubuh mealalui sistem perdaran darah. (Ratnani, 2008).

  Salah satu jenis partikel pencemaran udara Timbal yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dari asapnya jiak masuk ke dalam tubuh dapat berupa paparan non okupasional dan okupasional. Paparan nonokupasional pada umumnya dapat berupa makanan/minuman yang dikonsumsi tercemar oleh percernaan oleh Pb karbonat dan. Pajanan Timbal (Pb) pada manusia dapat menimbulkan berbagai efek kesehatan negatif bagi tubuh, yaitu pada syaraf pusat dan syaraf tepi (menurunkan daya konsentrasi, gangguan tidur dan kecemasan), sistem kardiovaskuler (menyebabkan hipertensi), Sistem Hematopoetik (anemia), ginjal, Pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik. (Dwi, 2017).Timbal yang masuk ke dalam tubuh seseorang dan mengendap dalam tubuh dapat menyebabkan anemia karena mengganggu biosintesis heme dan juga dapat merusak membran sel eritrosit sehingga dapat menyebabkan kelainan bentuk eritrosit. Sehingga adanya Timbal dalam tubuh mempunyai berbagai efek pada sel. (Bebi, 2014)

  Timbal terikat pada enzim ö−amino levulinic acid dehydrase (ALA Dehydrase) dan ferrochelatase, sehingga enzim ö−amino levulinic acid synthetase (ALAS) tidak dapat mengubah phorfobilinogen, dan besi tidak dapat memasuki siklus protoporphyrin. Prekursor heme, erythrocyte protoporphyrin (EP) yang digantikan menjadi zinc protoporphyrin (ZPP) menjadi meningkat dan pembentukan heme menurun. Divalent Metal Transporter 1 (DMT 1) adalah protein yang berfungsi mentransfer besi melewati membran apikal enterosit duodenum tidak hanya spesifik terhadap besi, tetapi juga dapat mentranspor ion metal divalen lainnya, termasuk mangan, kobalt, tembaga, seng, kadmium dan timbal. Adanya kondisi defisiensi besi meningkatkan kecepatan penyerapan logam divalen lainnya, terutama timbal sehingga dapat meningkatkan kejadian keracunan timbal. Peningkatan kadar timbal akibat paparan dari asap kendaraan dan mengendap dalam tubuh darah dapat mengganggu eritropoesis dengan menginhibisi sintesis protoporphyrin, dan mengganggu absorbsi besi yang menyebabkan risiko anemia semakin terhirup, efek yang paling terlihat adalah pada sintesis heme. Hal ini menyebabkan kondisi anemia berat. (Bebi, 2014) Adanya peningkatan logam berat timbal (Pb) akibat dari terlalu banyak terpapar asap kendaraan bermotor yang mengandung logam berat Pb selain menghambat eritropoiesis juga menghambat sintesa protoporfirin yang dapat menyebabkan resiko anemia, adanya timbal dalam tubuh yang mengendap juga berpengaruh pada morfologi dan kemampuan sel untuk hidup dari sel eritrosit (Eni, 2016). Oleh karena itu dalam juru parkir merupakan salah satu profesi yang beresiko tinggi terpapar oleh asap kendaraan bermotor yang mengandung logam berat timbal (Pb) karena dalam kegiatan sehari-hari juru parkir berada di pinggir jalan raya dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi. (Rosnita, 2015)

  Masyarakat umum diharapakan dapat mengetahui bahaya paparan asap kendaraan bermotor yang mempunyai pengaruh / risiko bagi kesehatan akibat terpapar karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO ) dan

  2

  nitrogen dioksida (NO

  2 ) dan logam berat (Pb) dari asap kendaraan bermotor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh seseorang.

  Sehingga perlu adanya penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam beraktifitas maupun bekerja di luar ruang yang mempunyai resiko tinggi terpapar asap kendaraan sangat penting mengingat pengaruh yang ditimbulkan dari paparan asap kendaraan bermotor seperti penggunaan masker penutup hidung dan mulut yang 2 hari sekali diganti/dicuci tiap hari, penggunaan baju dan celana lengan panjang untuk menghindari paparan asap kendaraan yang masuk dalam tubuh melalui pori

  • – pori kulit, penggunaan kacamata, baju rompi dan lain-lain yang sesuai SNI. Konsumsi makanan bergizi dan pemberian suplemen multivitamin juga diharapakan
dapat mengurangi efek yang ditimbulkan pada orang yang sudah terpapar asap kendaraan bermotor secara langsung. (Kurnia, 2014).

  1.2 Rumusan Masalah

  Bagaimana gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang ?

  1.3 Tujuan

  Untuk mengetahui gambaran morfologi eritrosit pada juru parkir di di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

  1.4 Manfaat

  1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya atau dalam dunia akademik khusunya bidang hematologi mengenai gambaran morfologi eritrosit

  1.4.2 Manfaat Praktis

  1. Bagi Tenaga laboratorium Dapat mengetahui dan mengamati adanya kelainan morfologi eritrosit pada juru parkir serta mengetahui indikasi kelainan suatu penyakit yang di sebabkan oleh paparan asap kendaraan

  2. Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat secara langsung atupun tidak langsung cara mecegah/menghindari bahaya dari paparan asap kendaraan bermotor bagi kesehatan

  3. Bagi Peneliti Selain memperluas manfaat secara pengetahuan dan mengembangkan sumber daya penulis, hasil studi ini juga dapat memberikan orientasi dalam menganalisa paparan asap kendaraan bermotor

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Darah

  2.1.1. Pengertian Darah Darah merupakan cairan yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.Ada tiga jenis darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. (Mehta, 2005). Darah mempunyai sifat yang berbeda dengan jaringan lainnya, sehingga darah dapat bergerak menyebar ke berbagai kompartemen tubuh. Darah di distribusikan melalui pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta mentranspor sisa metabolisme sel (Risqy, 2016).

  2.1.2. Fungsi darah Fungsi darah secara umum adalah:

  a. Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengantarkan oksigen (O

  2 ) dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh yang

  membutuhkan dan mengangkut karbondioksida (CO ) dari

  2 jaringan tubuh menuju ke paru-paru.

  b. Mengangkut hasil sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh. Darah bekerja sebagai sistem pengangkut (sirkulasi, distribusidan transportasi) dari tubuh dan mengantarkan oksigen, dan zat-zat makanan, nutrisi, atau gizi yang dibutuhkan sel dan jaringan untuk melakukan aktivitas fisiologis. c. Sel darah putih (leukosit) menyediakan banyak tipe sebagai antibodi, misalnya beberapa fagositik untuk melindungi tubuh terhadap serangan kuman dengan cara memangsa, melawan infeksi dengan antibodi.

  d. Trombosit berperan dalam pembentukan darah, melindungi dari pendarahan masih yang diakibatkan luka atau trauma e. Dll (Gladis,2012).

  2.1.3. Hematopoiesis Proses pembentukan sel-sel baik leukosit, eritrosit maupun trombosit hal tersebut disebut hematopoiesis. Hematopoiesis sudah terjadi mulai masa embrional, tempat utama hematopoiesis yaitu pada kandung kuning telur. Pada minggu keenam sampai dengan bulan keenam atau ketujuh kehidupan janin, limpa dan hati menjadi organ utama yang menghasilkan sel-sel darah hingga dua minggu kelahiran bayi. Pada umur 6-7 bulan masa janin, sumsum tulang sudah memiliki peranan penting dalam hematopoiesis (Mehta, 2000).

Gambar 2.1 Hematopoiesis

  Sumber: Heckner, 2011

  2.1.4. Jenis-jenis sel darah Pada darah orang dewasa volume darah sekitar 5 liter.

  Darah adalah jaringan ikat atau konektif berbentuk cair yang terdiri dari 3 unsur seluler, yaitu: sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), sel-sel darah pembeku atau keping darah (trombosit). Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang mencukupi. Sari-sari makanan hasil proses pencernaan pada usus (ilium) diserap darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Kecuali itu, darah mengangkut zat-zat yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh (Mehta, 2005).

  a. Sel darah merah (Eritrosit) Sel darah merah mempunyai fungsi sebagai pengangkut oksigen dan mengikat karbondioksida untuk dibawa ke paru- paru. Eritrosit di dalam tubuh di buat di sumsum tulang merah,

  14 hari lalu setelah itu akan mati. Eritrosit memiliki usia yaitu sekitar 120 hari. Sel darah merahjuga mengandung hemoglobin (Hb) yang dapat membawa oksigen (O

  2 ) dan Karbondioksida (CO ) (Friska, 2016).

2 Struktur eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf

  yang berdiameter sekitar 7 mikron. Sel ini hanya terdiri atas membran dan sitoplasma tanpa adanya inti sel.

  Komponen eritrosit terdiri atas: 1). Membran eritrosit 2). Sistem enzim 3). Hemoglobin Perubahan struktur atau morfologi dari eritrosit akan menimbulkan kelainan. Hal tersebut menyebabkan kelainan enzinopati dan juga kelainan hemoglobinopati (Friska, 2016).

Gambar 2.2 Sel Darah Merah Normal

  

Sumber: Heckner, 2011

  Ciri-ciri sel darah merah:

  1. Tidak dapat menembus dinding kapiler

  2. Mengandung Hb yang berwarna merah

  3. Berumur kurang lebih 120 Hari

  4. Berukuran 7,5-7,7 µm dan tebalnya 1

  • – 2 µm

  5. Bentuknya bulat pipih yang bagian tengahnya cekung (Bikonkaf) dan Tidak berinti

  b. Sel darah putih (leukosit) Leukosit atau sel darah putih mempunyai fungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan berkaitan dengan sistem imunitas. Penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam jaringan akan di makan oleh sel darah putih. Sel darah putih diproduksi di dalam limfe dan kelenjar limfe. Sel darah putih juga mempunyai fungsi sebagai pengangkut zat lemak dari dinding usus melalui limfe kemudian ke pembuluh darah. Ciri-ciri sel darah putih:

  1. Berukuran 10-12 µm

  2. Sel nya mempunyai nukleus (inti sel)

  3. Bergerak bebas secara ameboid Ada lima jenis sel darah putih, yaitu:

Gambar 2.3 Sel Darah Putih

  Sumber: Heckenr, 2011

  1. Neutrofil, berfungsi untuk memfagositosis bakteri dan debris.

  2. Eosinofil, yang dapat menyerang cacing parasitik dan terjadi peningkatan pada saat reaksi alergi.

  3. Basofil, memiliki dua zat kimia yaitu Histamine dan berperan dalam respon alergi

  4. Limfosit, sebagai respon terhadap invasi bakteri, virus. Dan memiliki antibodi dan respon imun seluler.

  5. Monosit, bagian dari kelompok sistem kekebalan tubuh yang tidak mempunyai butiran halus dalam sel (granula).

  Kemudian berdiam di jaringan tubuh tertentu yang mengalami pematangan menjadi makrofag.

  c. Keping darah (trombosit) Trombosit adalah sel yang bergranula yang membentuk agrerat di tempat cidera pembuluh darah. Trombosit mempunyai fungsi yang sangat penting pada pembekuan darah. Ketika sedang melakukan aktifitas dan mengalami cidera pada otot yang menyebabkan pembuluh darah robek, maka dari itu trombosit bertugas membekukan darah agar tidak keluar dari pembuluh darah.

Gambar 2.4 Trombosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  Ciri-ciri trombosit:

  1. Berukuran lebih kecil (2-4 µm) dari eritrosit dan leukosit

  2. Sel darah pembeku tidak berinti

  3. Bila tersentuk benda yang permukaannya kasar mudah pecah (Wiarto, 2014).

  2.1.5. Kelainan sel darah merah Pembentukan sel darah merah dirangsang oleh hormon glikoprotein dan eritroprotein yang berasal dari organ ginjal.

  Massa sel darah merah yang bersirkulasi dalam tubuh bisa mengalami perubahan. Bila terjadi adanya peningkatan kuantitas volume sel darah merah disebut polisitemia. Sebaliknya jika jumlah sel darah merah berkurang maka akan timbul anemia.

  (Mehta, 2005). a. Kelainan ukuran eritrosit (Size) :

  1. Mikrosit Eritrosit lebih kecil dari pada eritrosit normal dengan ukuran <6µm. Sel ini dapat berasal dari fragmentasi eritrosit yang normal seperti pada anemia hemolitik

Gambar 2.5 Mikrosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  2. Makrosit Makrosit adalah eritrosit yang berukuran lebih dari 8µm. Sel ini dapat terjadi pada anemia megaloblastik, penyakit hati dan retikulositosis.

Gambar 2.6 Makrosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  3. Anisositosis Anisositosis terjadi pada penderita anemia mikrositik anemia makrositik seperti yang bersamaan dengan anemia gizi, penyakit gizi, penyakit mielomadisplasia atau anemia yang berhasil dari pengobatan.

Gambar 2.7 Anisositosis

  Sumber: Wirawan, 2011

  b. Kelainan bentuk eritrosit (Shape) :

  1. Ovalosit Ovalosit berbentuk sel lonjong. Pada ovalositosis herediter, dalam sediaan hapus tampak lebih dari 90% eritrosit berbentuk oval. Bentuk ini harus dibedakan dari makroovalosit yang didapatkan dari anemia megaloblastik dengan eritrosit yang berukuran besar dan oval. Dalam keadaan normal ovalosit dapat dijumpai dalam jumlah sedikit di dalam darah tepi.

Gambar 2.8 Eliptosit atau Ovalosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  2. Sperosit Sperosit dengan bentuk lebih bulat, lebih kecil dan lebih tebal dari eritrosit normal. Dialami pada penderitabanemia hemolitik autoimun, lupus eritematous sistemik, septikemia dan pasca tranfusi.

Gambar 2.9 Sperosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  3. Schitosit atau fragmentosit Sel ini merupakan fragmen eritrosit, ukuran sel nya kecil dan tidak beraturan. Terjadi pada kelainan genetik seperti thalasemia dan ovalositosis herediter. Kelainan eritrosit didapat pada anemia megaloblastik, kelainan katup jantung.

  Pada keadaan ini fragmentosit tampak sebagai sel helm dan pada luka bakar berat.

Gambar 2.10 Fragmentosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  4. Sel target atau leptosit Eritrosit yang memiliki warna kemerahan di bagian tengah, terdapat pada penderita thalasemia, anemia defisiensi besi berat dan penyakit hati menahun.

Gambar 2.11 Sel Target

  Sumber : Wirawan, 2011

  5. Sel sabit atau sickle cell Eritrosit berbentuk sabit. Terdapat pada proses reaksi transfusi, dan anemia hemolitik serta pada penyakit sel sabit heterozigot.

Gambar 2.12 Sel Sabit

  Sumber : Wirawan, 2011

  6. Sel Burr Sel eritrosit dengan ukuran kecil atau fragmentosit dengan duri yang berjumlah satu atau lebih pada permukaannya.

  Banyak dijumpai pada uremia dan disseminated intravascular coagulation (DIC)

Gambar 2.13 Sel Burr

  Sumber : Wirawan, 2011

  7. Akantosit Sel ini dapat dijumpai pada metabolisme fosfolipid dari membran eritrosit, dimana tepi eritrosit nya mempunyai tonjolan-tonjolan yang berupa duri.

Gambar 2.14 Akantosit

  Sumber : Wirawan, 2011

  8. Tear drop cells Eritrosit dengan bentuk seperti tetesan air mata. Dapat dijumpai pada penderita fibrosis sumsum tulang dan juga dibeberapa anemia seperti anemia hemolitik, anemia megaloblastik, thalasemia mayor.

Gambar 2.15 Tear drop cells

  Sumber : Wirawan, 2011

  9. Rouleaux Rouleaux tersususn dari 3

  • – 5 eritrosit yang memiliki bentuk barisan yang autoaglutinasi nya denan keadaan eritrosit bergumpal.

Gambar 2.16 Rouleaux

  Sumber : Wirawan, 2011

  10. Poikilositosis Poikilositosis adalh istilah yang menunjukan bentuk eritrosit yang beragam dalam satu sediaaan apusan darah tepi.

  Keadaan ini bnyak dijumapai pada thalasemia mayor dana anemia berat.

Gambar 2.17 Poikilositosis

  Sumber : Wirawan, 2011 c. Kelainan warna eritrosit

  1. Hipokrom Eritrosit yang memiliki warna tampak pucat. Terjadi pada keadaan kadar hemoglobin menurun. Dijumpai pada penderita anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik.

Gambar 2.18 Hipokrom

  Sumber : Wirawan, 2011

  2. Polikrom Eritrosit berukuran lebih besar dan berwarna lebih biru dari eritrosit normal. Dapat dijumpai pada penderita anemia hemolitik dan hemopoeisis ekstrameduler.

Gambar 2.19 Polikrom

  Sumber : Wirawan, 2011

  3. Anisokromasia Anisokromasia umumnya menunjukan adanya perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi.

  d. Benda-benda Inklusi dalam Eritrosit

  1. Howell Jolly

  Howell jolly merupakan sisa inti dari eritrosit. Dengan bentuk

  bulat, yang berwarna biru tua atau ungu. Terjadi pada anemia pernisiosa, anemia defisiensi besi, anemia asam folat, juga didapatkan pada atrofi limpa dan pasca splenektomi.

Gambar 2.20 Benda Howell Jolly

  Sumber : Wirawan, 2011

  2. Kristal Biasanya berbentuk batang lurus atau bengkok, dengan pewarnaan brilliant cresyl blue yang nampak berwarna biru.

  3. Basophillic stippling Terdapat titik basofil atau basophilic stippling. Didapatkan pada keadaan infeksi, keracunan timah hitam (Pb) dan unstable hemoglobin.

Gambar 2.21 Basophillic stippling

  Sumber : Wirawan, 2011

  4. Eritrosit berinti Eritrosit berinti mungkin di dapatkan dalam hapusan darah tepi pada anemia berat, eritropoesis hiperkatif, anemia hemolitik, neoantus, septikemia, pasca splenektomi (Wirawan, 2011).

Gambar 2.22 Eritrosit berinti

  Sumber : Wirawan, 2011

  2.2. Juru Parkir