SKRIPSI POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

  

POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS

KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI

LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN

YOGYAKARTA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Bernardus Yusminardhy Wiyono NIM: 011124010

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  S K R I P S I POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

  Oleh: Bernardus Yusminardhy Wiyono

  NIM: 011124010 Telah disetujui oleh:

  Pembimbing Dr. A. Hari Kustono, Pr. Tanggal 9 Agustus 2007

  S K R I P S I POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA PAROKI KALASAN YOGYAKARTA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh: Bernardus Yusminardhy Wiyono

  NIM: 011124010 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 24 Agustus 2007 dan dinyatakan memenuhi syarat

  SUSUNAN PANITIA PENGUJI

  Nama Tanda tangan Ketua : Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. ..................... Sekretaris : F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. ..................... Anggota : 1. Dr. A. Hari Kustono, Pr. .....................

  2. Dra. Y. Supriyati, M.Pd. .....................

  3. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. ......................

  Yogyakarta, 24 Agustus 2007 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Sanata Dharma Dekan Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan kepada semua yang memperhatikan kegiatan pewartaan Gereja, keluarga, kekasih, teman, dan warga Lingkungan santo Antonius Padua, Paroki Kalasan Yogyakarta.

  

MOTTO

  “Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia”.

  (Gal 5:4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 9 Agustus 2007 Penulis,

  Bernardus Yusminardhy Wiyono

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul “Pokok Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus

  

kepada Jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan Santo Antonius

Padua Paroki Kalasan Yogyakarta”. Skripsi ini dipilih berdasar pelaksanaan

  Katekese Umat Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta yang kurang mempergunakan Kitab Suci. Proses atau langkah-langkah yang terjadi dalam pendalaman iman di Lingkungan ini masih lebih bersifat liturgis. Pendamping Katekese Umat tidak memiliki program dalam melaksanakan tugas pendampingan. Umat sebagai peserta Katekese Umat cenderung pasif dan kurang mendialogkan pengalaman hidupnya dengan pengalaman iman Kitab Suci. Oleh karena itu skripsi ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta agar lebih optimal menggunakan Kitab Suci dengan Gal sebagai titik tolak permenungan.

  Skripsi ini mengungkapkan masalah pokok mengenai apa dan bagaimana pokok pewartaan Paulus dalam Gal diterapkan dalam Katekese Umat. Dalam Gal Paulus menyatakan bahwa iman akan Kristus merupakan jalan keselamatan dan beriman berarti bebas dari belenggu Taurat. Pertama-tama pokok pewartaan tersebut dijabarkan melalui studi pustaka sebagai bahan untuk Katekese Umat di Lingkungan, kemudian data mengenai situasi umum Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta diperoleh melalui wawancara. Wawancara tersebut dilakukan kepada warga Lingkungan.

  Dari hasil permasalahan yang dikaji penulis menyimpulkan bahwa Paulus memiliki kekayaan ajaran dalam pelaksanaan pewartaan di Galatia. Dari pengamatan lapangan penulis melihat bahwa situasi umum Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua paroki Kalasan Yogyakarta tidak berjalan seperti digambarkan oleh Katekese Umat. Oleh karena itu penulis mengusulkan suatu program Katekese Umat dengan menggunakan Gal sebagai titik tolak pembicaraan. Program tersebut menggunakan pokok pewartaan Paulus dalam Gal sebagai inspirasi Katekese Umat, dengan cara membaca, mengartikan dan merenungkan perikopa yang diambil dari Gal. Model Katekese Umat yang digunakan dalam program tersebut mengikuti model biblis, karena Katekese Umat lebih optimal menggunakan Kitab Suci, dengan langkah-langkah yang terkandung di dalam model biblis.

  

ABSTRACT

“The Essence Of Paul’s Teaching In The Epistle To The

  The title

  

Galatian For Catechese Activity In The Santo Antonius Padua Kalasan

Yogyakarta, is chosen based on the fact that the use of the Bible in carrying out the

  people catecheses to the faithful in Santo Antonius Padua Kalasan, is not organized. The fact shows that in every catechese in the area, the discussion on the Biblle does not go deeply enough. The stage of catecheses is some what liturgical. The catechist does not have enough education in doing his task. The participants of the catechese tend to stay passive, and do not have a chance to compare their live experiences with the Bible. Based on this fact, this writing tries to help the catechis catechesis activities in Santo Antonius Padua Kalasan more optimally may make use of the epistle tothe Galatians

  The main issues in this writing are what and how the essence the epistle to the Galatians is appllied in people catechesis so that the use of the Biblle in catechesis is well intelligible. St. Paul’s epistle to the Galatians states belief in Christ is the revelation from the cuffig of the Toragh. The teachings of the good news are disscussed and eleborated in detail by getting data from books, observation on the catechesis activities have do to have a better background of the people there.

  The final result reveals that Sint Paul has rich teachings in proclaiming the good news in Galatia. St. Paul’s epistle to the Galatians can be used as the material in people catechese. The faithful has to read and understand the text. The teaching of St. Paul’s epistle to the Galatian become an ispiration in preparing catechese program appropride to the situation of the people in santo Antonius Padua Kalasan. Biblical model is applied to make the catechese activities run well. The model of catechesis has steps to folow, fist reading the Biblical text, understanding the text, seeing people life experiences and applying the Biblical values in people’s every life.

KATA PENGANTAR

  Penulis mengambil judul skripsi ini “Pokok pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta”. Pengolahan tentang pokok pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia juga merupakan usaha penulis untuk menambah wawasan serta sebagai bentuk penggalian spiritualitas hidup Kristiani. Penerapan pokok pewartaan Paulus itu ke dalam Katekese Umat bagi penulis merupakan usaha untuk melatih diri dalam hal keterampilan, hal itu berguna ketika penulis melaksanakan tugasnya sebagai katekis. Seorang katekis dalam melaksanakan tugasnya mendidik dan membina iman umat yakni melalui Katekese Umat. Iman umat yang dibina oleh katekis bersumber dari Kitab Suci, oleh sebab itu tempat dan penggunaan Kitab Suci menjadi perlu dalam Katekese Umat.

  Salah satu surat yang mendapat tempat dan akan dipergunakan di dalam Katekese Umat ialah surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

  Bagi penulis, skripsi ini merupakan langkah dan usaha dalam mempersiapkan diri menjadi seorang katekis yang handal seperti yang ditunjukkan santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Penulis menyadari menjadi katekis tidak hanya sekedar mengajar tetapi perlu juga memiliki sikap berani membela Injil Kristus seperti yang dilakukan oleh Santo Paulus ia tidak pernah gentar menghadapi para pengajar Yahudi yang dilawannya dengan gagah berani. Penulis dengan semangat yang demikian menjadi lebih mantap bekerja di ladang Tuhan sebagai seorang katekis, dengan menggunakan Katekese Umat sebagai cangkulnya. Sebagai langkah awal bagi penulis untuk bekerja diladang Tuhan, maka penulis harus menyelesaikan skripsi ini.

  Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan yang telah diberikan oleh beberapa pihak. Penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Romo Dr. A. Harikustono Pr, selaku dosen pembimbing utama yang dengan penuh kasih membimbing penulisan skripsi ini.

  2. Romo Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen penguji kedua yang mengarahkan dan membimbing dengan sabar dalam penulisan skripsi ini.

  3. Ibu Dra. Y. Supriyati, M.Pd. sebagai dosen pendamping akademik sekaligus penguji ketiga yang membimbing dalam penulisan skrpsi ini.

  4. Seluruh dosen, staf dan karyawan IPPAK, yang telah banyak membantu penulis selama studi di IPPAK.

  5. Bapak dan Ibu Aloysio Wiyono dan Florentina Sunarmi serta adik-adik Yogo Wardoyo dan Dini Setyo sebagai keluarga yang membiayai, menyemangati dan mendukung penulis selama studi di IPPAK

  6. Anastasia selaku belahan hati yang selalu setia menemani, mendampingi, dan membantu pengerjaan skripsi ini.

  7. Seluruh angkatan 2001, Antonius Puji Nugroho (ALM), Fransiskus Xaverius (ALM), Martinus, Emanuel Paulus Matubun, Aladim, Yosafat Danang Sujati, Fransiska Binarayati, Dian Anomsari, Tiovila Kleden, Mejureti Neli sebagai teman senasib dalam penulisan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebut.

  Atas segala kebaikan dan perhatian mereka, tidak ada kata yang lebih tepat yang dapat diungkapkan oleh penulis selain “terima kasih dan terima kasih” Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang mempunyai minat dan perhatian terhadap studi Kitab Suci untuk katekese.

  Penulis juga menyadari skripsi ini belumlah sempruna, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran-saran dari pembaca demi kesempurnaan.

  Yogyakarta, 9 Agustus 2007 Penulis

  Bernardus Yusminardhy Wiyono

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PENDAMPING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT...................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii

  BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ...................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan ..................................................................... 6 C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 7 D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 7 E. Metode Penulisan ............................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 8 BAB II. PAULUS DAN POKOK PEWARTAANNYADALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA ..................... 10 A. Paulus .................................................................................................. 10 1. Identitas Paulus ............................................................................. 10 a. Asal Paulus.............................................................................. 10 b. Paulus seorang anak Kota ....................................................... 12 c. Paulus seorang Farisi diaspora................................................ 15 d. Paulus seorang rabi dari Yerusalem ....................................... 18 e. Paulus seorang nabi Kristus yang bangkit .............................. 19 f. Gambaran waktu hidup Paulus................................................ 20 2. Karya Pewartaan Paulus................................................................ 22

  a.

  Paulus merencanakan karyanya .............................................. 22 b. Perencanaan yang sulit direalisasikan..................................... 24 c. Tantangan di lapangan .......................................................... 25 d. Karya Paulus dalam Perjanjian Baru....................................... 27 e. Karya Paulus dalam gereja purba............................................ 38 B. Pokok Pewartaan Paulus dalam Suratnya bagi Jemaat di Galatia....... 30 1.

  Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia ............................... 30 a.

  Penulis dan alamat tujuan surat............................................... 31 b. Latar belakang penulisan surat................................................ 32 c. Waktu dan tempat penulisan surat .......................................... 34 d. Komposisi surat ...................................................................... 34 e. Gaya surat ............................................................................... 36 f. Isi surat.................................................................................... 37 2. Pokok Pewartaan yang Disampaikan Paulus ................................ 38 a.

  Membela Injil Kristus ............................................................. 39 b. Keselamatan manusia.............................................................. 45 c. Jalinan relasi antara Allah dan manusia.................................. 56

  BAB III. KITAB SUCI DALAM KATEKESE UMAT ................................... 65 A. Gambaran Umum Katekese ................................................................ 65 1. Pengertian Katekese...................................................................... 66 2. Titik Tolak Katekese..................................................................... 67 3. Tujuan Katekese............................................................................ 68 4. Isi Katekese .................................................................................. 69 5. Peserta Katekese............................................................................ 70 6. Pembimbing Katekese................................................................... 71 7. Model-model Katekese ................................................................. 72 a. Model katekismus ................................................................... 72 b. Model penjelasan pikiran ........................................................ 73 c. Model München...................................................................... 73 d. Model aktif.............................................................................. 74 e. Model pengalaman.................................................................. 74

  f.

  Model Sower ........................................................................... 75 g.

  Model Shield ........................................................................... 75 h. Model induktif deduktif .......................................................... 76 i. Model naratif eksperiensial..................................................... 76 j. Model dialog partisipatif......................................................... 77 B. Katekese Umat .................................................................................... 77 1.

  Latar Belakang Munculnya Katekese Umat ................................. 77 a.

  Budaya musyawarah ............................................................... 78 b. Arus demokrasi zaman saat Katekese Umat dicetuskan......... 79 c. Majunya ilmu-ilmu tentang manusia ...................................... 79 d. Gambaran Gereja saat itu........................................................ 80 2. Rumusan Katekese Umat .............................................................. 82 a.

  Arti dan makna Katekese Umat .............................................. 83 b. Isi Katekese Umat ................................................................... 84 c. Peserta Katekese Umat............................................................ 84 d. Pendamping Katekese Umat ................................................... 85 e. Suasana Katekese Umat .......................................................... 86 f. Tujuan Katekese Umat............................................................ 87 3. Perkembangan Ketekese Umat ..................................................... 88 a.

  Gagasan tentang keterlibatan umat dalam PKKI I.................. 88 b. Arti dan makna Katekese Umat dalam PKKI II...................... 89 c. Peranan pembina Katekese Umat dalam PKKI III ................ 90 d. Iman umat yang terlibat dalam masyarakat pada PKKI IV .... 91 e. Manfaat ansos dan kedudukan Kitab Suci dalam Katekese

  Umat pada PKKI .................................................................... 92 f. Penggalakan karya Katekese Umat dalam PKKIV................. 92 g.

  Katekese Umat dan KBG dalam PKKI VII ............................ 93 h.

  Pengupayaan Katekese Umat untuk membangun KBG yang kontekstual dalam PKKI VIII ............................................... 94

  4. Model-model Katekese Umat ....................................................... 95 a.

  Model pengalaman hidup........................................................ 95 b. Model Biblis............................................................................ 100

  c.

  Model campuran...................................................................... 102 C. Tempat Kitab Suci dalam Katekese Umat .......................................... 104 1.

  Pemahaman Hakikat Kitab Suci.................................................... 105 a.

  Pemahaman yang keliru .......................................................... 105 b. Kitab Suci sebagai kitab iman................................................. 106 2. Cara Penafsiran Kitab Suci ........................................................... 107 a.

  Umat juga diberi wewenang ................................................... 107 b. Pemahaman umat dihargai ...................................................... 108 c. Tetap perlu adanya bantuan .................................................... 109 3. Pengalaman Iman Umat Kitab Suci .............................................. 110 a.

  Allah berbicara kepada manusia ............................................. 110 b. Jalinan peristiwa hidup............................................................ 111 4. Penggunaan Kitab Suci dalam Katekese Umat............................. 113 a.

  Tetap relevan di setiap zaman................................................. 113 b. Menganalogikan pengalaman.................................................. 113 c. Mempertemukan pengalaman ................................................. 114 d.

  Sebuah contoh menggunakan Kitab Suci dalam Katekese Umat........................................................................................ 115

  BAB IV. SITUASI UMUM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA KALASAN YOGYAKARTA......... 118 A. Tanggal dan Tempat Penelitian........................................................... 118 B. Responden........................................................................................... 118 C. Instrument ........................................................................................... 119 D. Variable Penelitian.............................................................................. 119 E. Hasil Penelitian ................................................................................... 119 1. Keadaan Umat............................................................................... 120 2. Penggunaan Kitab Suci ................................................................. 121 3. Langkah-langkah Katekese Umat ................................................. 122 4. Peserta Katekese Umat.................................................................. 122 5. Pendamping Katekese Umat ......................................................... 123 6. Sarana Katekese Umat .................................................................. 124 7. Harapan terhadap Pelaksanaan Katekese Umat ............................ 124

  F.

  Pembahasan Hasil Wawancara di Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta................................................................. 124 1.

  Langkah-langkah........................................................................... 125 2. Peserta ........................................................................................... 125 3. Pendamping................................................................................... 126 4. Sarana............................................................................................ 126 5. Penggunaan Kitab Suci ................................................................. 137

  BAB V. USULAN PROGRAM KATEKESE UMAT BERDASARKAN POKOK PEWARTAAN PAULUS DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA UNTUK KATEKESE UMAT LINGKUNGAN SANTO ANTONIUS PADUA KALASAN YOGYAKARTA.............................................. 128 A. Latar Belakang Pemilihan Program .................................................... 128 B. Alasan Pemilihan Tema ...................................................................... 129 C. Tema dan Tujuan................................................................................. 130 D. Penjabaran Tema................................................................................. 132 E. Petunjuk Pelaksanaan Program........................................................... 136 F. Contoh Persiapan Katekese Umat Model Biblis................................. 137 BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 147 A. Kesimpulan ......................................................................................... 147 B. Saran-saran.......................................................................................... 148 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 149 LAMPIRAN...................................................................................................... 150 Lampiran 1: Permohonan Wawancara ...................................................... (1) Lampiran 2: Pedoman Wawancara ........................................................... (2)

DAFTAR SINGKATAN A. SINGKATAN-SINGKATAN KITAB SUCI

  Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

  Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. Ende: Arnoldus. (Dipersembahkan

  kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1085, hal. 8.

  B. SINGKATAN RESMI DOKUMEN GEREJA

  CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus keII kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

  C. SINGKATAN LAIN

  AAU : Akademi Militer Angkatan Udara Art : Artikel CBSA : Cara Belajar Siswa Aktif DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta

  IPPAK : Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma

  KBG : Komunitas Basis Gerejani KK : Kepala Keluarga Km : Kilometer

  Komkat : Komisi Kateketik LBI : Lembaga Biblika Indonesia M : Masehi Mudika : Muda-mudi Katolik PKKI : Pertemuan Kateketik antar Keuskupan Indonesia PNS : Pegawai Negeri Sipil Prodi : Program Studi St : Santo TNI AU : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara TV : Televisi USD : Universitas Sanata Dharma YKBK : Yayasan Komunikasi Bina Kasih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hidup umat diwarnai dengan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup agar tercukupi maka dilakukan segala usaha memenuhi kebutuhan

  hidup. Banyak hal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti berdagang, bercocok tanam dan bekerja dengan profesi masing-masing sebagai dokter, sebagai guru, karyawan dan lain-lain. Warna hidup yang demikian kiranya mempengaruhi kehidupan rohani seseorang. Usaha dan tindakan manusia yang menjadi tekanan utama dalam pembangunan hidup rohani. Unsur yang lebih penting agar keselamatan terjadi dalam kehidupan sering dilupakan yakni unsur iman. Umat terkadang jatuh dalam hal-hal lahiriah tanpa disertai iman seperti ke gereja hanya untuk memenuhi kewajiban, rajin datang dalam doa Lingkungan hanya untuk kumpul-kumpul dan lain-lain, serta penggunaan Kitab Suci sebagai inspirasi hidup beriman dirasa kurang. Hal yang dilakukan umat itu adalah usaha mendapatkan keselamatan namun terkadang melupakan iman sebagai unsur penting keselamatan.

  Dalam kehidupan umat di lingkungan dapat ditemukan kegiatan umat untuk menumbuh-kembangkan iman, mendidik dan membina iman. Usaha tersebut sering dikenal dengan istilah katekese atau umat lebih mengenalnya dengan pembinaan iman. Iman yang dibina mengacu pada iman jemaat perdana. Maka dengan demikian Kitab Suci Perjanjian Baru menjadi sarana di dalam pembinaan iman itu. Kitab Suci sebagai sarana bina iman terkadang kurang optimal dipergunakan. Kitab Suci di dalam Kitab Suci yang dapat memberi inspirasi untuk usaha bina iman kurang diolah dengan baik.

  Salah satu bagian dari Kitab Suci yang akan mendapat perhatian dalam usaha bina iman ialah surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. Surat tersebut dapat memberi inspirasi dalam usaha bina iman dengan mengolah pengalaman iman jemaat Galatia. Surat Galatia adalah suara Paulus yang paling keras mengungkapkan legalisme (Gal 1:6; 3:1). Hal itu adalah keterikatan pada hukum dan peraturan yang pada umumnya telah menggantikan kehidupan rohani. Orang mengira hidupnya menjadi suci dan benar karena hal-hal yang tidak mereka lakukan, karena hal-hal yang seharusnya mereka lakukan, karena pemimpin yang mereka ikuti atau karena kelompok yang mereka masuki. Perbuatan yang telah dilakukan dianggap sebagai hal yang paling menentukan untuk seseorang memperoleh keselamatan dari Allah (Wiersbe, 1975: 3).

  Taurat merupakan bentuk hukum Yahudi yang mengharuskan ketaatan pada peraturan yang tidak terhitung banyaknya memenuhi segala segi kehidupan sehari- hari. Orang Kristen Yahudi banyak yang mengatakan inilah pokok ajaran Kristen, di mana keselamatan diperoleh jika orang tanpa cacat mentaati peraturan tersebut. Hal ini membuat seseorang terbelenggu dalam kerapuhan dan dosanya. Mereka berpendapat hanya Yahudilah yang dapat menjadi Kristen tulen atau setidak-tidaknya orang bukan Yahudi yang dipermandikan harus taat pada Taurat dan menjadi Yahudi (Haughton, 1973: 22).

  Paulus yang berkarya di Galatia, baru saja meninggalkan tempat itu, beberapa pengajar agama berkebangsaan Yahudi mulai merongrong hasil karyanya. Mereka tidak diutus oleh Yesus ia bekerja hanya di bawah perintah Rasul, yang sesungguhnya tidak pernah mengatakan bahwa hukum Yahudi tidak berlaku lagi.

  Pauluslah yang menyebarkan ajaran berbahaya itu. Orang asing hanya dapat diselamatkan jikalau mematuhi hukum Taurat. Orang-orang di Galatia menjadi bingung untuk apa Allah memberikan hukum Taurat (Haughton, 1973: 24).

  Paulus berjuang keras dalam pewartaannya ia menentang legalisme ini. Ia yakin bahwa Yesus menghendaki pewartaan kabar gembira demi keselamatan manusia ditujukan kepada semua orang baik Yahudi maupun non Yahudi. Legalisme seperti ini menjadi perhatian Paulus ketika ia ada bersama para Rasul. Para Rasul memperhitungkan apa yang menjadi perhatian Paulus itu. Pertemuan para Rasul pada akhirnya harus memutuskan apakah orang-orang bukan Yahudi yang dipermandikan menjadi murid Kristus harus mentaati Taurat (Gal 2:9). Dalam pertemuan itu para Rasul sependapat bahwa tidak menjadi keharusan bagi orang kafir yang bertobat menerima hukum Yahudi cukuplah bagi mereka mengikuti Kristus (Haughton, 1973: 22).

  Surat Galatia adalah surat yang sangat menonjol berbicara tentang kebebasan Kristiani untuk mengatasi legalisme (Gal 5:1), bahwa orang-orang bukan Yahudi pengikut Kristus bebas dari keterikatan hukum Taurat. Surat Galatia dipenuhi dengan pembelaan Paulus ketika berhadapan dengan pengajar agama berkebangsaan Yahudi, untuk membebaskan orang-orang bukan Yahudi yang mengimani Kristus dari ikatan hukum Taurat. Persoalan tentang kebebasan Kristiani menjadi penting karena orang yang telah mendapat kebebasan beriman jangan terikat kembali pada peraturan- peraturan yang sangat mendetail dari hukum. Paulus dalam surat Galatia benar dan mana yang baik. Kuasa dosa ada dimana-mana manusia tidak dapat menghindarinya, Allah berjanji membebaskan manusia dari belenggu itu (Gal 3:22- 24). Jawaban Paulus yang demikian menghilangkan kebingungan orang Galatia dan menyadarkan mereka akan keterikatannya pada hukum Taurat. Orang Kristen hidup karena Roh bukan hidup karena hukum. Allah membebaskan manusia dari keterikatan dosa dan maut dengan diutusNya Yesus turun ke dunia hidup di antara manusia (Haughton, 1975: 26-27).

  Orang Kristen adalah manusia yang bebas, pernyataan tentang kebebasan Kristiani ini didasarkan pada iman akan Yesus Kristus. Kebebasan sebagai anugerah Yesus Kristus yang disamakan dengan keselamatan manusia, yaitu jalinan relasi antara manusia dengan Allah. Kriteria pokok yang memberi kesaksian tentang kenyataan kebebasan Kristen ditunjukkan Paulus dengan dua tanda yaitu sakramen babtis dan karya Roh. Babtis dan karya Roh akan membuat orang sampai kepada Allah oleh karena perantaraan Yesus Kristus. Manusia diajak untuk mengenal juru selamat dan dekat denganNya hingga menanggulangi unsur-unsur ancaman yang biasanya menindas serta memperbudak hidup manusiawi, seperti ancaman hukum, dosa, dan maut. Pengenalan dan kedekatan itu sebagai tanda diperoleh kebebasan Kristiani. Cinta kasih menjadi norma kebebasan Kristiani. Keselamatan terjadi atas diri manusia jika ia dekat dengan Allah bukan karena usahanya untuk meraih keselamatan yang akhirnya membelenggu hidup manusia. Manusia dibebaskan dari belenggu itu oleh iman akan Yesus Kristus (Klein, 1989: 54).

  Umat dengan membaca, memahami dan merenungkan surat Galatia dapat menyadari dan mengalami kebebasan yang dimiliki di dalam Kristus. Hal itu Sebagai dan kebangkitan Kristus menjadi titik tolak untuk umat dapat menyadari dan mengalami kemerdekaan itu. Kebebasan Kristiani itu di dalam kasih karunia Allah, mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah yang menentukan besarnya kebebasan Kristen yang disadari dan dialami. Umat mempelajari surat Galatia berarti ikut serta dalam suatu reaksi rohani yang menghasilkan kabangunan rohani untuk menghadapi situasi hudup. Surat Galatia lebih banyak berbicara tentang situasi yang musti dihadapi waktu itu seperti pengejaran, penganiayaan hingga pembunuhan (Gunning, 1988: 73).

  Jemaat Kristiani kecil yang dilayani Paulus sesudah penyaliban dan kebangkitan Kristus dapat berkembang dan tersebar cepat dimana-mana di wilayah kerajaan Romawi. Hal itu adalah bentuk reaksi rohani berantai yang luar biasa terjadi sebagai hasil dari kebangunan rohani. Iman Kristiani berhasil menjadi suatu kekuatan dinamis yang cukup berpengaruh dalam sejarah. Kristianisme hadir dengan membawa suatu yang lain dan oleh Paulus diwartakan dalam karyanya. Kristianisme menawarkan seorang pribadi dan bahasa yang digunakan adalah bahasa kasih bukan penindasan atau penguasaan serta dalam Kristianisme ada kebersamaan. Orang yang menanggapi pewartaan Paulus dengan sadar menerima pribadi yang ditawarkan yakni Yesus Kristus. Orang merasakan kasih hingga ia dapat mengembangkan hidupnya secara maksimal, dalam kebersamaan orang menjadi bagian antara yang satu dengan yang lain. Pribadi, kasih dan kebersamaan menjadi kekuatan yang istimewa dalam gerakan Kristiani (Gunning, 1988: 75).

  Implikasi dari reaksi rohani itu di dalam kehidupan nyata pada zaman itu akhirnya terbentuk. Beberapa implikasi yang menonjol antara lain bidang sosial, adalah Yesus Kristus menjadi teladan dan orang-orang saling mengasihi, saling tolong-menolog dalam kebersamaan dan kemasyarakatan saat itu (Gal 6: 1-18) Umat dapat mengolah pengalaman iman Kristiani yang terdapat dalam surat

  Galatia. Hasil pengolahan itu menjadi sebuah renungan yang dapat disampikan kepada umat dengan cara membaca teks, mengartikan dan menerapkan teks. Umat yang hidup di Lingkungan kiranya dapat menimba inspirasi dari sana dalam pendalaman iman. Pengolahan terhadap teks Kitab Suci lebih digiatkan, pemandu Katekese Umat dapat memberikan permenungan yang lebih kaya dan lebih dalam sebagai inspirasi hidup beriman guna menghadirkan keselamatan dengan persiapan Katekese Umat yang dibuat dengan baik.

  Karya pewartaan Paulus yang tercatat dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia, memuat pokok pewartaan Paulus yang kaya demi menumbuhkan dan mengembangkan iman umat hingga menjadi peningkatan penghayatan iman yang lebih berdasar pada Kitab Suci. Oleh sebab itu penyusun mengambil judul “Pokok

  

Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Galatia Untuk

Katekase Umat Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan

Yogyakarta” agar usaha Gereja dapat terwujud untuk membantu umat semakin

  memahami, mengahayati dan mewujudkan imannya akan Yesus Kristus, hingga keselamatan hadir dalam hidup setiap orang yang mengimani Kristus serta lebih bertolak dari pengalaman alkitabbiah.

B. PERUMUSAN MASALAH

  1. Apa pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus bagi jemaat di Galatia?

  3. Bagaimana penerapan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia untuk Katekase Umat di Lingkungan santo Antonius Padua Kalasan? C.

TUJUAN PENULISAN

  1. Dapat memaparkan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

  2. Dapat menjelaskan tempat Kitab Suci dan cara menggunakan Kitab Suci dalam Ketekese Umat.

  3. Dapat menggunakan pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia untuk Katekese Umat di Lingkungan santo Antonius Padua, paroki Kalasan, Yogyakarta.

  4. Secara administratip akademis penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai persyaratan kelulusan Sarjana Strata I (S1) program studi IPPAK Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

D. MANFAAT PENULISAN 1.

  Memberikan sumbangan pemikiran bagi kelangsungan kegiatan studi mengenai pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

2. Memberikan gambaran tentang penggunaan dan tempat Kitab Suci dalam

  Katekese Umat 3. Memberikan sumbangan ide bagi katekis tentang pokok pewartaan Paulus dalam surat rasul Paulus kepada jemaat di Galatia bagi para katekis untuk penerapannya

  E. METODE PENULISAN

  Penulis menggunakan metode deskriptif analisis yaitu metode yang menggambarkan dan menganalisa data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan penelitian di lapangan. Penulis sangat tertarik dengan studi tentang pokok pewartaan yang disampaikan Paulus dalam surat Rasul Paulus bagi jemaat di Galatia. Hal tersebut dilihat dan disajikan untuk Katekase Umat di lingkungan santo Antonius Padua.

  F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi ini mengambil judul “Pokok Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Ketekese Umat di Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta.” Judul tersebut akan diuraikan dalam enam bab sebagai berikut:

  Bab I, Pendahuluan, berisi meliputi: latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, kajian pustaka dan sistematika penulisan.

  Bab II, Paulus dan Pokok Pewartaannya dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia, menguraikan tentang identitas Paulus dan karya pewataannya. Bab ini juga berisi tentang pokok pewartaan Paulus dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia.

  Bab III, Kitab Suci dalam Katekese Umat, akan menguraikan keberadaan Kitab Suci di dalam Katekese Umat, agar hal tersebut dapat dilakukan maka gambaran umum mengenai Katekese Umat terebih dahulu dapat disajikan disajikan.

  Bab IV, Situasi Umum Katekese Umat di Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan Yogyakarta, memaparkan situasi umum Katekese Umat di lingkungan santo Antonius Padua Kalasan Yogyakarta. Gambaran stuasi tersebut antaralain mengenai keadaan umat, pelaksanaan Katekese Umat, dan keprihatianan terhadap pelaksanaan Katekese Umat.

  Baba V, Usulan Program Katekese Umat, Berdasarkan Pokok Pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia untuk Umat Lingkungan Santo Antonius Padua Paroki Kalasan, menyampaikan usulan program Katekese sebagai penerapan pokok pewartaan Paulus dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia guna kegiatan Katekese Umat.

  Bab VI, Penutup, merupakan kesimpulan dan saran-saran yang dapat diambil dari penulisan skripsi .

BAB II PAULUS DAN POKOK PEWARTAANNYA DALAM SURAT RASUL PAULUS KEPADA JEMAAT DI GALATIA Pewartaan memiliki peranan yang amat besar dalam menumbuhkan dan

  memperkembagkan Gereja. Gereja perdana dapat berkembang dengan pesat karena pewartaan yang giat. Paulus tampil sebagai salah seorang pewarta Injil Kristus yang cukup berpengaruh bagi perkembangan Gereja awal. Pengaruh pewartaan Paulus bagi perkembangan Gereja awal ialah Gereja awal dapat berkembang tidak hanya di kalangan Yahudi tetapi juga dapat berkembang di kalangan bangsa bukan Yahudi. Gereja dapat berkembang di kalangan orang-orang bukan Yahudi sebab Paulus menyampaikan pokok pewartaan yang cocok bagi mereka. Orang-orang non Yahudi yang menerima pewartaan Paulus akan Injil Kristus tidak diharuskan untuk menjadi Yahudi terlebih dahulu. Tulisan Paulus dalam surat Galatia menggambarkan dinamika karya Paulus yang mewarta di kalangan orang-orang bukan Yahudi dengan pokok pewartaan yang ia sampaikan.

A. PAULUS

  Santo Paulus adalah seorang pewarta yang dengan gigih mewartakan Injil Kristus. Kerap kali dipertanyakan dalam karya pewartaan itu identitas Paulus dan pokok pewartaannya yang menimbulkan kontraversi di kalangan bangsa Yahudi sebagai asal kegiatan pewartaan. Identitas dan karya Paulus dapat menjadi inspirasi para pewarta di zaman sekarang ini meskipun zaman ketika Paulus hidup berbeda

1. Identitas Paulus

  Paulus adalah seorang rasul, informasi mengenai identitas dan karyanya tidak ada banyak sumber yang dapat dijadikan acuan. Paulus berasal dari Tarsus yang menjadikan seorang Paulus kecil jadi anak kota. Keaslian sebagai seorang Yahudi dari mashab Farisi sering dibanggakannya. Jati dirinya dibentuk melalui jalur pendidikan yang ditempuh di Yerusalem hingga ia dapat menjadi seorang rabi. Idealismenya membuat ia beraliran keras dengan mengejar dan menganiaya jemaat perdana. Sampai pada suatu saat iapun ditemui oleh Yesus sendiri yang membuatnya menjadi nabi Kristus yang bangkit untuk mewartaakan InjilNya.

  a.

  Asal dan gambaran fisik Paulus Leluhur Paulus berasal dari Galilea, beberapa kemungkinan namun belum dapat diketahui kepastiannya, apa faktor yang membuat leluhur Paulus itu pindah ke

  Tarsus. Perdagangan dan penjajahan yang dilakukan oleh pemerintah Siria memungkinkan untuk leluhur Paulus berpindah ke Tarsus. Diri Paulus sendiri termasuk dalam suku Benyamin dan ia sebagai anggota Farisi dilahirkan di Tarsus. Kewarganegaraan yang dimiliki Paulus kewarganegaraan Romawi. Warga negara Roma sebagai status yang disandangnya memberi kesan bahwa ia sudah lama tinggal di sana (YKBK, 1995: 208).

  Tarsus sebagai kota kelahirannya merupakan kota terkenal dan Tarsus adalah kota pendidikan. Di usia muda Paulus menerima pendidikan dasar di kota itu. Paulus mulai mempelajari berbagai filsafat Yunani dan ibadah-ibadah agama. Penempatan dirinya di Yerusalem dan dididik di sana membentuk jati diri Paulus. Keanggotaan Sanhedrin mendapatkan kekuasaan resmi untuk mengatur penganiayaan orang Kristen (YKBK, 1995: 208).

  Paulus mempunyai perawakan kecil. Penampilan fisiknya oleh alkitab digambarkan sebagai tokoh yang tidak meyakinkan. Diri Paulus kurang lebih digambarkan sebagai seorang yang kecil perawakannya, rambutnya tipis dan halus, kakinya bengkok, alisnya bertemu dan hidungnya sedikit bungkuk. Gambaran lain diri Paulus yang mengesankan bahwa ia berbadan tegap, penuh belas kasihan dan kadang terlihat sebagai manusia juga kadang wajahnya seperti wajah malaikat (YKBK, 1995: 208).

  b.

  Paulus seorang anak kota Paulus adalah seorang anak kota, jika dibandingkan dengan tempat kelahiran

  Yesus di desa maka jauh berbeda. Paulus lahir di kota Tarsus dan Yesus dilahirkan di Nasaret hanya sebuah desa yang tidak terkenal di pegunungan Galilea. Tarsus sebuah kota megah layaknya kota-kota lain yang megah di kekaisaran Roma. Kepuasan Paulus akan keberadaan kota kelahirannya tampak dalam perkataannya yang dikutip dari kisah para Rasul “Aku seorang Yahudi, warga kota Tarsus di Silisia, kota bukan sembarang kota” (Brunot, 1992: 10).

  Keberadaan kota Tarsus dengan segala hal yang ada dan yang terjadi di sana membuat Paulus menjadi orang yang dapat dengan cepat menangkap setiap ide, gagasan dan buah-buah pemikiran yang disampaikan oleh orang lain kepadanya. Perkembangan kepribadian diri Paulus banyak terjadi karena pengaruh latar belakang kota Tarsus dengan pencampuran suku-suku bangsa, agama-agama dan kelas sosial. dan menjadi nabi Allah. Ia akan berusaha agar dunia mendengar pewartaannya dan dunia mengimani apa yang diimaninya (Brunot, 1992: 12).

  Watak yang dimiliki Paulus rumit, di dalam dirinya terdapat bermacam sifat kontra. Perbuatannya didasari dengan keyakinan yang teguh seperti layaknya anak- anak kota yang lain. Ia berbakat dalam organisasi, serta mempunyai kemampuan untuk menyindir dengan nada gurau yang menjadi kekuatan dalam pribadinya sebagai seorang penantang. Sampai akhir hidupnya ia mempertahankan semangat senda gurau, yang kadang-kadang menjadi sarkasme, apabila ia mencaci-maki musuh-musuhnya atau orang-orang yang terlalu mudah percaya. Dia juga menguasai bahasa karikatur. Ia tidak pernah sayang akan dirinya dan senyumnya yang merupakan perpaduan sindiran dan kesederhanaan (Brunot, 1992: 12).

  Kehidupan kota Tarsus membekas sangat dalam pada dirinya. Paulus sangat tertarik kepada manusia, kehidupan kota, masyarakat, hukum dan lebih-lebih ia sangat tertarik pada atletik dan disiplin militer. Di dalam diri Paulus ditemukan sebuah kontras lagi, yaitu bahwa di dalam tubuhnya yang lemah dan berpenyakit menahun itu, tersembunyi watak seorang jago gulat dan serdadu. Dalam dirinya terdapat sesuatu yang juga dimiliki oleh Pascal, yaitu saraf baja yang menjadikan seseorang tergolong dalam deretan ahli pikir terbesar di dunia, meskipun ia bertubuh jenaka. Meskipun begitu Paulus selalu dicengkeram oleh rasa was-was. Jelas bahwa ia tak pernah lepas dari ketegangan saraf yang biasanya di derita oleh orang kota dan olahragawan gigih. Ia bukan seniman bukan pula penyair, ia seorang yang sanggup menangani gagasan-gagasan dan gerombolan orang-orang, ia menonjol dalam kegesitan dan kecakapan otaknya, sangat peka dan bukan main cepat bereaksi. Dia seorang pengacara yang hebat dan tak terkalahkan, namun ia lebih tertarik untuk meyakinkan audiencenya dari pada mengikat mereka. Sebagai seorang ahli bicara yang populer, ia menganggap bahwa yang paling penting dan utama ialah berbicara dalam batas daya tangkap pendengar. Dia senantiasa mengambil peristiwa-peristiwa hangat sebagai contoh dalam pembicaraan prikehidupan masyarakat kota sehari-hari yang sederhana. Dia begitu berhasil mengikat perasaan orang lain, sehingga ia dapat menghadirkan dirinya seakan-akan ia berada di tengah-tengah umat yang membaca suratnya, meskipun mereka berada di tempat yang jauh. Ia mendekte maupun menulis sendiri suratnya. Paulus mampu menyingkirkan pikirannya, urusan-urusan serta kesibukan-kesibukan di tempat kerjanya, untuk menghadirkan dirinya secara penuh.

  Dengan demikian tanpa banyak susah payah ia tidak hanya ikut berprihatin dengan kegusaran-kegusaran dan persoalan-persoalan serta godaan-godaan mereka. Paulus juga ikut memperbincangkan pokok-pokok pembicaraan yang sedang hangat diperdebatkan di antara mereka. Pokok pembicaraan Paulus mengenai persoalan- persoalan yang terjadi waktu ia dulu tinggal bersama dengan mereka. Paulus selalu memakai perbendaharaan kata mereka (Brunot, 1992: 12-13).