Status identitas odha [Orang dengan HIV/AIDS] setelah melaksanakan VCT yang didampingi oleh lay support di Yogyakarta - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF

STATUS IDENTITAS ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS)

YANG DIDAMPINGI OLEH LAY SUPPORT

DI YOGYAKARTA

SKRIPSI

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Psikologi Pada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

  

Oleh:

MEXSY SYAPUTRI

NIM : 999114155

NIRM : 990051121705120152

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana mestinya karya ilmiah.

  Yogyakarta,

  28 Juni 2007 Penulis

  ( Mexsy Syaputri)

  

MOTTO

Allah pasti akan mengangkat derajat orang

yang beriman dan berpengetahuan diantaramu

beberapa tingkat lebih tinggi

(QS. Al Mujadilah : 11)

  

Janganlah bangga hanya karena dunia

mengenalmu, tetapi berbahagialah karena kau

mengenal dunia

Yang penting bukanlah yang sudah hilang

  

Yang penting adalah yang masih ada

Ketika kita pikir kita telah

kehilangan segalanya

Ingatlah, masih tertinggal masa depan

  

( Buku Kecil Spiritia)

Setiap orang mempunyai jalan hidup

masing-masing,

Tetaplah berusaha dan berdoa untuk

mendapatkan yang terbaik

  Naskah ini MEXSY persembahkan kepada : Allah SWT

  Terima kasih ya Allah SWT atas semua anugrah yang telah Engkau berikan kepadaku. Tanpa pertolongan dan izin-MU, aku yakin semua ini tidak akan terwujud. Lindungilah dan cintailah aku selalu, Amien. I will love You forever.

  

Papa dan Mama tercinta ( Papa Amad & Mama Krisna)

  Pa, Ma, akhirnya Mexsy bisa juga menyelesaikannya. Terima kasih atas doa yang tidak putus-putusnya, kasih sayang, cinta yang besar, dukungannya serta kesabarannya. Apapun yang terjadi Mexsy tetap menyayangi kalian SELAMANYA.

  Nenekku tercinta

  Maaf.... kata itu yang hanya dapat Mexsy ucapkan, karena sampai hari terakhir nenek pergi, belum juga dapat melihat Mexsy jadi sarjana. Sekarang harapan nenek terkabul.... semoga nenek bahagia disana, Amien.

  Adik-adikku yang tersayang (Eta & Agung)

  Dek, hore akhirnya bisa selesai juga yah.... terimakasih atas dukungan, suntikan semangatnya, kesabarannya, kasih sayangnya serta bantuannya selama skripsi ini dikerjakan. Tuk Dedek : Tetap semangat yo .... kuliahnyo jangan lamo2 cak ambo yo dek, OK! ☺ ☺ kau pasti bisa! Tuk Tita : tetap semangat cari kerja....(Jadi Sarjana nyo belum lamo kan dek?) kalo rezeki dak bakal kemano, kau pasti dapat yang terbaik.... jangan mudah putus asa OK!

  

Seseorang yang akan mendampingiku kelak dikemudian hari....... Siapapun itu

☺ ☺ ☺

  

ABSTRAK

Studi Deskriptif

Status Identitas ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS)

  

Yang Didampingi Oleh Lay Support

Di Yogyakarta

Mexsy Syaputri

Fakultas Psikologi

  

Universitas Sanata Dharma

  Orang yang terinfeksi HIV di Indonesia disebut ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS). Status ODHA dapat diketahui setelah seseorang melakukan VCT (Voluntary Counseling and Testing). VCT pada umumnya dilakukan individu yang memiliki perilaku sangat beresiko terinfeksi HIV. Saat akan melaksanakan

  VCT dan mendapat vonis HIV positif individu akan didampingi oleh petugas Lay

  

Support (LS). Hidup sebagai ODHA bukan hal mudah, karena dapat

  mempengaruhi identitas dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana status identitas ODHA setelah melaksanakan VCT yang didampingi oleh Lay Support. Pendekatan yang akan dilakukan untuk mengkaji permasalahan dalam penelitian ini adalah teori status identitas dari Marcia dengan tingkatan empat kategori sebagai berikut : identity foreclosure, identity diffusion, identity

  

moratorium, dan identity achivement. Adapun area identitas dalam penelitian ini

  meliputi area kesehatan, area pekerjaan, area seksual, area pendidikan dan area hubungan interpersonal.

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Subyek penelitiannya orang yang telah terinfeksi HIV, ODHA yang didampingi oleh Lay Support, dan ODHA yang telah melaksanakan

  VCT. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam semi terstruktur. Langkah-langkah analisis data yang digunakan adalah menulis transkrip wawancara, membaca transkrip, melakukan koding, dan melakukan analisa secara keseluruhan.

  Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa masing-masing responden mempunyai status identitas yang berbeda-beda pada area tertentu. Kondisi responden S memiliki status identitas yang lebih baik pada semua area secara keseluruhan, dibandingkan dengan responden W dan D. Sebagai contoh dapat digambarkan pada area kesehatan responden S memiliki status identitas

  

achivement sedangkan responden D dan W hanya memiliki status identitas

Moratorium. Pada area pekerjaan responden S memiliki status identitas

Moratorium sedangkan responden D dan W berada pada status identitas

Foreclosure. Akan tetapi ketiga responden memiliki status identitas yang sama

  pada area hubungan interpersonal yaitu identitas Diffusion. Status identitas dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal (reaksi psikologis, penyangkalan terhadap hasil tes, dan sikap responden) dan faktor eksternal (lingkungan keluarga, masyarakat umum dan adanya peran Lay Support).

  ABSTRACT Descriptif Study Identity Status ODHA (A Person With HIV Positif and AIDS) that is Accompanied by Lay Support in Yogyakarta

  A person with HIV positif in Indonesia is named ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS). Status of ODHA can be known after someone has done VCT

(Voluntary Counseling and Testing). Commonly, VCT has done by many people

that have very dangerous behaviour and can infected HIV. At the moment will do

  

VCT and get HIV positif status, a person will be accompanied by Lay Support

(LS). Life as ODHA isn’t something easy, because it can influence to identity of

him/his self. This research have goal to know “how identity status of ODHA after

done VCT that is accompanied by Lay Support (LS)”. Based theories that are

used to explain a problem of identity status of ODHA are identity status theories

from James E. Marcia. They are identity foreclosure, identity diffusion, identity

moratorium and identity achievement. Identity area’s of this research are healthy

are, job area, sexual area, education area and interpersonal relation area.

  The approach that used in this research is kualitatif-descriptif. Subjects

who had been as respondent were person who had been infected HIV, ODHA who

is accompanied by Lay Support, and ODHA who had done VCT. Interview

methoed used here is semi-structural method. The analisis data stept are used

comprise the writing of the interwiewed transcription, to read the transcription, to

do analyse overall.

  The result of this research to describe that every respondent have identity

status area different every each other to specific classification. In averall area’s,

respondent S has identity status better than respondent W and D. For example in

healthy area, respondent S has identity achievement, while respondent W and D

only has identity moratorium. In job area, respondent S has identity moratorium,

while respondent W and D has identity foreclosure. Nevertheless, all respondent

has a same identity status in interpersonal relation area, that is identity diffusion.

Identity status is influenced by many factors. They area internal factors

(psychology reaction, contradiction of result test and attitude of respondent), and

external factors (enviroment in family and society, beside that role of Lay

Support).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  Skripsi Yang Berjudul ”Studi Deskriptif Status Identitas ODHA (Orang

  

Dengan HIV/AIDS) Yang Didampingi Oleh Lay Support Di Yogyakarta” ini

  disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Terselesainya skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: 1.

  Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang memberikan kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan skripsi ini dan atas izin-izin yang telah diberikan kepada saya.

2. Ibu Sylvia Carolina MYM., S.Psi., M.Si., selaku Ketua Program Studi

  Psikologi Fakultas Psikologi, USD sekaligus Dosen penguji. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

  3. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, MS., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan kesabarannya dan kebijaksanaan dalam membimbing dan memotivasi saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

  4. Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi., selaku Dosen penguji. Terima kasih atas kritik, saran dan masukan yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik dari sebelumnya dan menjadi karya ilmiah sebagaimana mestinya.

  5. Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S.Psi dan Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku Dosen pembimbing akademik, terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama saya menjadi mahasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi USD, yang telah banyak memberikan ilmu, membantu dan memberikan bimbingan terbaiknya pada penulis.

  7. Seluruh civitas akademika Fakultas Psikologi USD (Mbak Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, Pak Gik) yang telah banyak memberikan bantuan, kemudahan dan memberikan bimbingan terbaiknya pada penulis berhubungan dengan apapun selama penulis kuliah sampai dengan selesai saat ini.

  8. Guru sekaligus teman diskusi dan curhatku ” Mb. Susilaningsih ” terima kasih banyak yah mb, sekali lagi terima kasih untuk semuanya dan kesabarannya selama ini. Titip salam hormat Mexsy buat ibu ya... mbak.

  9. Papa, Mama tercinta serta adik-adikku tersayang (Eta dan Agung), terima kasih atas dukungan dan semangat yang diberikan walau dengan bentuk yang berbeda-beda, serta doa dan kesabarannya selama ini.

  10. Dang Ambo Tersayang (Jamaluddin Alwi, S. Psi), akhirnya ganduik selesai juga. Terima kasih atas semua cinta yang besar, kasih sayang, doa dan semua kesabarannya dalam menemani Ganduik selama ini. Tanpa semua itu, ganduik gak berarti apa2 ☺. Satu hal yang mau ganduik

  bilang : ” kalau jodoh tak kan lari kemana! OK! ☺ ”

  I LOVE U NDUT .....☺ 11. Teman-teman Responden yang sudah membantu saya dan bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi cerita tentang hidup dan kehidupan.

  Sekali lagi terima kasih atas bantuannya, tetap semangat yah.... dan tetap optimis dalam menjalani kehidupan. Mexsy banyak belajar berbagai hal

  dari kalian.

  12. Mami Vinolia, makasih banyak atas bantuannya yah mi.... dan sharing ilmunya kepada penulis. Banyak hal yang penulis dapat dan tidak diketahui selama ini. Sekali lagi terima kasih banyak.... I LOVE U Mi dan tetap semangat, OK! ☺

  13. Teman-teman PKBI Badran dan Tamsis (khususnya Divisi Konseling dan Program PMP), yang tidak dapat Mexsy sebutkan satu persatu terima kasih banyak atas dukungan, pengertian, doa dan bantuannnya selama ini.

  14. Pak Mukhotib, Pak Supri, dan Bu Rosna, terima kasih atas izin dan cuti yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Sekali lagi terima kasih banyak. Maaf kalo jam kantornya menjadi gak disiplin ☺ ☺ 15. Bpk Ryzal sekeluarga, Pak Sugeng, Pak Priyo dan Pak Man, yang selalu bertanya dan mengingatkan Mexsy, kapan mau selesai dan apa tujuan utama Mexsy datang ke Yogya. Makasih ya pak.... atas dukungan dan nasehatnya selama ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini.

  Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

  Besar harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi yang memerlukannya.

  Yogyakarta,

  31 Juli 2007 (Mexsy Syaputri)

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………...

  ii

  

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………… iii

HALAMAN MOTTO……………………………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. vi

ABSTRAK…………………………………………………………………

  vii

  

KATA PENGANTAR……………………………………………………. viii

DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL………………………………………………………… xvi

DAFTAR GAMBAR/BAGAN…………………………………………... xvii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………...

  xviii BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah……………………………………….

  B.

  6 Rumusan Masalah……………………………………………...

  C.

  7 Tujuan Penelitian……………………………………………… D.

  7 Manfaat Penelitian……………………………………………..

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….

  8 A.

  8 Pengertian Identitas Diri……………………………………...

  B.

  9 Pengertian Status Identitas…………………………………...

  1.

  11 Identity Achievement (Pencapaian Identitas)…………….

  2.

  12 Identity Moratorium (Penundaan Identitas)……………...

  3.

  13 Identity Foreclosure (Pencabutan identitas)……………..

  4.

  14 Identity Diffusion (Penyebaran Identitas)………………..

  C.

  15 Orang Dengan HIV dan AIDS (ODHA)……………………..

  1.

  15 Pengertian ODHA………………………………………..

  2.

  16 Pengertian HIV dan AIDS………………………………..

  3.

  18 Penularan HIV…………………………………………… 4.

  20 Cara Pencegahan Penularan HIV dan AIDS……………..

  5.

  22 Tahap-Tahap Perjalanan HIV…………………………….

  D.

  22 Fungsi dan Peran Lay Support (LS)………………………….

  1.

  22 Pengertian Lay Support………………………………......

  2.

  23 Fungsi Lay Support……………………………………… 3.

  24 Tugas Lay Support……………………………………….

  E.

  24 Voluntary Conseling and Testing (VCT)…………………….

  1.

  24 Pengertian VCT…………………………………………..

  2.

  25 Tujuan Konseling HIV dan AIDS dalam VCT…………..

  3.

  26 Proses Konseling………………………………………… 4.

  29 Pendekatan VCT………………………………………… 5.

  30 Konselor untuk VCT……………………………………..

  6.

  31 Siapakah yang Memerlukan Konseling VCT…………….

  7.

  32 Tes HIV…………………………………………………..

  8.

  33 Macam-macam Hasil Tes HIV…………………………...

  F.

  Status Identitas ODHA Setelah Melaksanakan VCT yang didampingi oleh Lay Support………………………………...

  36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….

  38 A. Jenis Penelitian………………………………………………

  38 B. Subyek Penelitian……………………………………………

  38 C. Metode Pengumpulan Data………………………………….

  40 D. Variabel Penelitian………………………………………….

  41 E. Metode Analisis Data………………………………………..

  42 BAB IV PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN DESKRIPSI

  RESPONDEN PENELITIAN…………………………………

  45 A.

  45 Persiapan Penelitian……………………………………….

  1.

  45 Persiapan Wawancara………………………………….

  2.

  46 Persiapan Observasi…………………………………… B.

  47 Pelaksanaan Penelitian…………………………………….

  1.

  47 Pelaksanaan Wawancara………………………………

  2.

  48 Pelaksanaan Observasi………………………………..

  C.

  49 Deskripsi Responden Penelitian………………………….

  1.

  49 Responden D………………………………………… a.

  49 Deskripsi Penampilan Fisik Responden D……….

  b.

  50 Deskripsi Responden D…………………………..

  2.

  54 Responden S…………………………………………… a.

  54 Deskripsi Penampilan Fisik Responden S………… b.

  54 Deskripsi Responden S…………………………….

  3.

  57 Responden W ………………………………………….

  a.

  57 Deskripsi Penampilan Fisik Responden W b.

  58 Deskripsi Responden W…………………………… D.

  61 Rangkuman Deskripsi Responden Penelitian……………...

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  63 A.

  63 Analisis Data Hasil Penelitian……………………………..

  1.

  63 Status Identitas Responden D………………………….

  2.

  66 Status Identitas Responden S…………………………..

  3.

  70 Status Identitas Responden W………………………… 4. Deskripsi Menyeluruh Kehidupan Responden sebagai

  ODHA…………………………………………………

  72 B.

  77 Pembahasan Hasil Penelitian……………………………… 1.

  77 Kondisi Internal Responden Setelah VCT…………….

  2.

  79 Kondisi Eksternal Responden Setelah VCT……..…….

  a.

  Hubungan Interpersonal Responden di Lingkungan Komunitas………………………………………….

  79 b. Hubungan Interpersonal Responden di Lingkungan

  Keluarga dan Masyarakat…………………………

  79

  c. Hubungan Interpersonal Responden di Lingkungan Pekerjaan………………………………………….

  80 3. Deskripsi Keseluruhan Status Identitas

  Responden……………………………………………

  82 a.

  83 Status Identitas responden D……………………… b.

  85 Status Identitas Responden S……………………..

  c.

  87 Status Identitas Responden W…………………….

4. Pembahasan Teori dan Hasil Penelitian Status Identitas Responden Penelitian………………………………….

  89 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……………………………….

  94 A.

  94 Kesimpulan ………………………………………………… B.

  95 Saran ………………………………………………………..

  DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

  97 LAMPIRAN………………………………………………………………

  99

  DAFTAR TABEL Tabel IV.1.

  Tabel IV.2. Tabel IV.3. Tabel V.1. Tabel V.2.

  Tabel V.3. Tabel V.4. Tabel V.5. Tabel V.6.

  Pelaksanaan Wawancara………………………….. Pelaksanaan Observasi….…………………………. Deskripsi Latar Belakang Responden…………….. Hasil Tes CD-4 Responden……………………….. Deskripsi Umum Status Responden Sebagai ODHA……………………………………………...

  Pembahasan: Kondisi Responden Setelah VCT …... Status Identitas Responden D…………………….. Status Identitas Responden S……………………... Status Identitas Responden W…………………….

  47

  49

  61

  73

  75

  81

  84

  86

  88

  DAFTAR GAMBAR/BAGAN

Bagan 2.1. Proses Pelaksanaan VCT (Konseling Pra-Test dan

  Pasca-Tes HIV)……………………………………

  35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam hidupnya mempunyai berbagai macam kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang sangat penting adalah kebutuhan akan identitas, yaitu

  suatu kebutuhan untuk mengatakan pada orang lain bahwa “saya adalah saya” bukan “saya seperti yang kamu inginkan”. Dengan identitas ini, setiap orang mempunyai kesadaran diri dan pengetahuan tentang kemampuan yang dimilikinya.

  Identitas diri merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dari orang lain. Identitas diri merupakan hal yang sangat kompleks mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda. Identitas diri lebih ditentukan oleh pengalaman subyektif daripada pengalaman obyektif individu, dan dapat berkembang atas dasar eksplorasi sepanjang proses kehidupan. Dalam ilmu psikologi, konsep identitas umumnya merujuk pada suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi.

  Pakar psikologi Marcia (dalam Santrock, 2003), menganalisis teori perkembangan identitas Erikson dan menyimpulkan bahwa seseorang yang telah mencapai identitas diri yang sukses dapat dilihat dari komitmen yang telah dibuatnya, khususnya dalam pekerjaan dan hubungan antar pribadi. Lebih jauh diungkapkan oleh Marcia, dalam teori Erikson tersebut terdapat 4 model status identitas, pertama, Identity Diffusion adalah orang yang tidak mengalami krisis identitas dan tidak berusaha untuk memulainya. Ia bersifat apatis dan inilah yang menyebabkan ia tidak memiliki tempat dan mengalami isolasi sosial. Ia juga

  2

  cenderung untuk tidak berjuang dalam hidup. Kedua, Foreclosure yaitu orang yang telah membuat komitmen tetapi tanpa pertimbangan yang mendalam ataupun perjuangan melalui krisis identitas. Ia cenderung memilih apa yang dijalaninya sekarang sesuai dengan tokoh otoritasnya (orang tua). Tiga,

  

Moratorium yaitu orang yang secara aktif berjuang untuk menyelesaikan krisis

  identitasnya tetapi mengalami hambatan dalam pencariannya. Ia dalam tahap mencoba berbagai alternatif yang nantinya akan menjadi pilihannya untuk menjalani dan diinternalisasi dalam hidupnya. Empat, Identity Achievement yaitu seseorang yang telah menyelesaikan krisisnya (periode eksplorasi) dan telah membuat komitmen. Ia adalah seseorang yang mampu menggambarkan serta menginternalisasikan pilihan yang telah ditentukannya dalam periode eksplorasi.

  Pembentukan identitas tidak terjadi secara teratur ataupun besar-besaran. Pada batasan paling minimum atau paling sederhana, pembentukan identitas mencakup komitmen terhadap satu tujuan hidup yang akan dimiliki nantinya.

  Atau dengan kata lain saat proses pencapaian identitas terjadi diharapkan individu sudah memiliki suatu komitmen yang menandakan dimilikinya status identitas diri tertentu. Tetapi seringkali diantara masa eksplorasi dan pembentukan komitmen, terjadi peristiwa atau hal besar yang tidak diharapkan dan sangat mempengaruhi proses pembentukan identitas seseorang, sehingga seseorang harus menyusun kembali apa yang telah dibentuknya.

  Salah satu penyakit yang dapat membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan manusia adalah AIDS. AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang belum dapat disembuhkan karena sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatan yang tepat. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency

  3 Syndrome, merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human

Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh

  terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit dan infeksi yang berujung pada kematian.

  Saat ini kasus HIV dan AIDS di Indonesia jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data terakhir Oktober 2006 sudah mencapai 11.653 kasus.

  Hal ini menjadi permasalahan sendiri yang tidak mudah diselesaikan. Kasus HIV dan AIDS sama dengan fenomena gunung es, dimana ada 1 kasus yang ditemukan mewakili 100 kasus lainnya yang belum terungkap (KPA Nasional, 2006). Penderita HIV positif biasa disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS). Status ODHA dapat diketahui setelah seseorang melakukan VCT (Voluntary Conseling and Testing). Voluntary Conseling and Testing (VCT) pada umumnya dilakukan individu yang memiliki perilaku sangat beresiko terinfeksi HIV.

  Konsep VCT yang dilaksanakan saat ini mempunyai perbedaan mendasar dengan konsep tes yang telah dilakukan sebelumnya. Salah satu perubahan yang nyata adalah adanya petugas Lay Support (LS) yang bertugas untuk memberikan informasi serta mendampingi individu saat akan melakukan tes hingga pada saat individu tersebut divonis positif terinfeksi HIV. Dahulu penderita HIV positif dirawat oleh orang terdekat atau keluarganya, namun pola pendampingan yang demikian cenderung tidak bisa maksimal, karena pihak keluarga yang merawat tidak terlalu mengerti tentang HIV, sehingga terkadang masih ada ketakutan saat

  4

  mereka mendampingi dan merawat ODHA. Berdasarkan alasan tersebut, pada saat ini perawatan ODHA mendapat perhatian lebih dengan adanya petugas Lay

  

Support . Lay Support merupakan orang-orang yang sudah lama berkecimpung

  dalam penanganan HIV dan AIDS dan memiliki pengetahuan serta pengalaman yang relatif banyak mengenai HIV dan AIDS. Keterampilan lain Lay Support diperoleh dari pelatihan mengenai pengetahuan, perawatan dan pendampingan ODHA. Pelatihan tersebut mencakup pengenalan secara fisik maupun psikis Orang dengan HIV dan AIDS.

  Penanganan kasus HIV dan AIDS yang belum memasyarakat, ditunjang tingkat pemahaman yang belum optimal tentang penyakit HIV dan AIDS, menyebabkan jumlah Lay Support yang ada di Indonesia, termasuk Yogyakarta, relatif masih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderitanya. Oleh karena itu tanggung jawab Lay Support lebih diarahkan pada komunitas yang dianggap memiliki resiko tinggi dalam penyebaran HIV dan AIDS. Komunitas yang ditengarai beresiko tinggi terinfeksi virus HIV antara lain adalah pekerja seks, waria, gay, dan IDU (Injecting Drug User). Bagi masyarakat umum pola pendampingan Lay Support untuk penderita HIV dan AIDS belum masuk dalam jangkauan yang maksimal. Sehingga kalau pun ada masyarakat yang didampingi

  

Lay Support jumlahnya sangat sedikit dan mereka cenderung sangat tertutup.

  Pembentukan petugas Lay Support sendiri merupakan program yang dibuat oleh

  

Global Fund (GF), sebuah lembaga dana dari Geneva yang peduli pada masalah

  pencegahan dan penanganan HIV dan AIDS. Lembaga ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Propinsi untuk menangani permasalahan HIV dan AIDS.

  5

  Selama ini orang yang HIV positif datang sendiri untuk melaksanakan tes dan mengurus dirinya sendiri setelah dia divonis HIV positif, maka dalam konsep

  VCT yang ada sekarang, seseorang sebelum melaksanakan tes terlebih dahulu diberikan informasi seputar HIV dan AIDS oleh Lay Support. Perawatan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) meliputi aspek medis dan psikologis. Pengobatan medis tidak berfungsi untuk menyembuhkan, tetapi hanya untuk mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik. Sedangkan perawatan non medis seperti dukungan psikologis dari anggota keluarga, teman, dan para relawan peduli HIV dan AIDS sangat dibutuhkan, terutama pada masa dimana tidak ada gejala fisik yang muncul selama masa HIV (periode tanpa gejala) atau sering disebut fase asimtomatik (Depkes, 2003).

  Reaksi yang muncul dalam diri seseorang ketika mengetahui status HIV banyak dipengaruhi oleh kesadaran dirinya terhadap perubahan yang mungkin terjadi dalam kehidupannya dan bukan hanya tentang kematian. Bagaimana seseorang akan memandang dirinya sendiri, akan sangat mempengaruhi bagaimana ia akan menjalani kehidupan selanjutnya dan bagaimana ia dapat produktif selama rentang waktu kehidupannya. Adanya status identitas dapat memberikan rasa aman secara psikologis. Status identitas ini sangat dibutuhkan dalam kehidupan ODHA untuk menjalani kehidupannya. Rasa aman secara psikologis dapat diartikan adanya perjuangan hidup seorang ODHA sebelum munculnya gejala-gejala AIDS.

  Dalam kondisi tersebut, penderita berjuang mempertahankan hidupnya agar bisa bertahan lebih lama sebelum virus HIV berubah menjadi AIDS dan membuat peluang untuk hidup semakin menipis sehingga hal tersebut akan

  6

  semakin mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Petugas Lay Support yang ada saat ini mempunyai tanggung jawab yang besar dalam perkembangan kondisi psikologis bagi mereka yang positif HIV. Tugas mereka mengarah pada pendampingan ODHA yang berkaitan dengan penanganan tindak lanjut CST (case, support and treatment) antara lain mengenai kedisiplinan dalam meminum obat secara teratur apabila mereka sudah menjalani terapi ARV, pemberian makanan dan pendampingan dalam melakukan kontrol pemeriksaan ke dokter serta memfasilitasi ODHA dalam melakukan pertemuan dengan sesama teman- teman ODHA yang lain. Banyaknya kasus penderita HIV yang meninggal belakangan ini disebabkan karena mereka terlambat mengetahui status dirinya, sehingga beberapa di antaranya telah masuk pada fase AIDS, fase dimana pertolongan medis dan terapi ARV (Anti Retroviral) terlambat dilakukan (Griya Lentera, 2005).

  Berdasarkan pada hasil pemaparan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana status identitas ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) setelah melaksanakan VCT yang didampingi oleh Lay Support di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pokok yang hendak dikaji adalah bagaimana status identitas ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) setelah melaksanakan VCT yang didampingi oleh Lay Support berdasarkan teori Marcia?

  7 C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah memberikan deskripsi bagaimana status identitas yang dimiliki ODHA (Orang Dengan HIV dan AIDS) setelah melaksanakan VCT yang didampingi oleh Lay Support.

  D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini : 1. Manfaat Teoritis, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, a.

  Dapat menambah wacana pemahaman teoritis dalam bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Kepribadian khususnya dan Ilmu Psikologi pada umumnya.

  b.

  Dapat digunakan sebagai literatur dalam pengembangan penelitian- penelitian lanjutan yang relevan dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis, diharapkan dapat memberikan, a.

  Pengetahuan seputar permasalahan HIV dan AIDS; b.

  Bagi pemerintah dan lembaga-lembaga yang peduli dengan permasalahan seputar HIV dan AIDS, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi dan membantu mereka melakukan evaluasi program dalam penanganan ODHA saat ini dan dimasa yang akan datang.

  c.

  Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana bagi mereka tentang permasalahan HIV dan AIDS serta masyarakat diharapkan lebih memahami fenomena yang ada dilingkungan sekitarnya dan lebih bijak dalam menghadapi ODHA serta tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Identitas Diri Dusek, (dalam Desmita, 2005) menyatakan, setiap orang memiliki ide

  tentang identitas diri sendiri. Meski demikian, untuk merumuskan sebuah definisi yang memadai tentang identitas ini tidaklah mudah. Karena identitas setiap orang merupakan suatu hal kompleks, yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda yang lebih ditentukan oleh pengalaman subyektif daripada pengalaman obyektif, serta berkembang atas dasar eksplorasi sepanjang proses kehidupan.

  Dalam psikologi, konsep identitas pada umumnya merujuk pada kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil dalam rentang kehidupan, sekalipun terjadi berbagai perubahan. Menurut Erikson (dalam Desmita, 2005), seseorang yang sedang mencari identitas akan berusaha “menjadi seseorang atau mengalami menjadi aku dengan memiliki sifat sentral, mandiri, unik, yang memiliki suatu kesadaran akan kesatuan batinnya” yang berarti berusaha menjadi seseorang yang dapat diakui oleh orang banyak. Dengan kata lain, bahwa orang yang sedang mencari identitas adalah orang yang ingin menentukan “siapakah” atau “apakah” yang diinginkannya pada masa yang akan datang. Individu yang telah memperoleh identitas, akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiannya, seperti apa yang paling disukainya dan apa yang paling tidak

  9

  disukainya, aspirasi, tujuan masa depan yang antisipasi, perasaan ia mampu dan harus dapat mengatur orientasi hidupnya.

  Identitas diri merefleksikan bagaimana seseorang melihat dirinya dan bagaimana ia bertingkah laku sesuai dengan identitasnya. Identitas diri seringkali digunakan untuk menjawab pertanyaan Siapakah saya? Apa yang sungguh- sungguh saya sukai? Ingin menjadi apa saya nantinya?. Dengan kata lain pengertian identitas diri adalah kesadaran tentang apa (what) dan siapakah (who) seseorang itu.

  Psikologi perkembangan menjelaskan, pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian seseorang yang harus dicapai pada akhir masa remaja. Tugas pembentukan identitas ini telah mempunyai akar- akarnya pada masa anak-anak, namun dapat berubah pada masa remaja karena adanya perubahan-perubahan secara fisik, kognitif dan relasi interpersonal. Menurut Jones dan Hartmann (dalam Desmita, 2005), perkembangan identitas pada masa remaja sangat penting karena memberikan suatu landasan bagi perkembangan psikososial dan relasi interpersonal pada masa dewasa.

B. Pengertian Status Identitas

  Pandangan-pandangan kontemporer tentang pembentukan identitas pada prinsipnya merupakan elaborasi dari teori psikososial Erikson. Pandangan yang paling terkenal adalah pandangan Marcia. Seperti halnya Erikson, Marcia juga percaya bahwa pembentukan identitas merupakan tugas utama yang harus diselesaikan selama masa remaja. Dalam hal ini Marcia menulis : ”The formation

  10 of an ego identity is a major event in the development of personality. Occuring during late adolescence, the consolidation of identity marks the end of childhood and the beginning of adulthood” (Marcia dalam Desmita, 2005).

  Proses pencapaian status identitas yang diawali dengan masa ekplorasi dimulai pada masa remaja. Diharapkan pada tahap perkembangan selanjutnya individu telah memiliki suatu komitmen yang menandakan dimilikinya suatu identitas tertentu. Archer (dalam Santrock), mengungkapkan, banyak peneliti status identitas yakin bahwa pola umum individu yang mengembangkan identitas-identitas yang positif mengikuti siklus ”MAMA” moratorium-achiever-

Dokumen yang terkait

Status Perjanjian Internasional dalam Kaitannya dengan Kerjasama Sister City (Kota Bersaudara) yang Dibuat oleh Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Kota Ichikawa

11 141 97

Pengaruh Karakteristik Individu dan Mutu Pelayanan Klinik VCT terhadap Pemanfaatan Klinik VCT oleh Warga Binaan Pemasyarakatan Risiko HIV/AIDS di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

1 68 120

Hubungan persepsi odha terhadap stigma haiv/aids masyarakat dengan interaksi sosial pada odha

7 105 115

Pasal 2 LPND mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden atau menunjang tugas yang dilakukan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 3 - Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

0 0 23

Pengendalian yang berorientasi pada persaingan dengan cara pemisahan wewenang antara pihak yang memberi dana dan yang melaksanakan tugas;

0 1 30

Pemanfaatan Teknologi oleh Orang Lanjut Usia di Yogyakarta

0 1 7

a. Isilah kolom identitas responden sesuai dengan identitas diri dan pekerjaan BapakIbuSaudarai dengan memberi tanda Checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia . - Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perkebun

0 0 24

1 Keputusan pimpinan saya menjadi sebuah kebijakan dalam melaksanakan tugas 2 Kebijakan yang diterapkan oleh pimpinan saya terlebih dahulu di musyawarahkan dengan para pegawai 3 Pimpinan saya mendukung pegawai dengan memberikan semangat kepada pegawai dal

0 0 42

Perbedaan Kemampuan Motorik Hasil Belajar Anak Didik yang Diajar oleh Guru Penjaskes dengan yang Diajar oleh Guru Kelas pada SD N di Kecamatan Koto Tangah Kodya Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 3 61

NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI Ekslusif oleh Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 6-12 Bulan di Desa Wijimulyo Nanggulan Kulon Progo Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 14