IMPLIKASI PERNIKAHAN USIA DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA (RAHIM) PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG KESEHATAN DAN HUKUM ISLAM

  

IMPLIKASI PERNIKAHAN USIA DINI TERHADAP KESEHATAN

REPRODUKSI WANITA (RAHIM) PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG

KESEHATAN DAN HUKUM ISLAM

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Hukum Islam Jurusan Peradilan Agama

Pada Fakultas Syariah dan Hukum

  

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SARTINA

NIM : 10100111046

  

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2015

  

IMPLIKASI PERNIKAHAN USIA DINI TERHADAP KESEHATAN

REPRODUKSI WANITA (RAHIM) PERSFEKTIF UNDANG-UNDANG

KESEHATAN DAN HUKUM ISLAM

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar

Sarjana Hukum Islam Jurusan Peradilan Agama

Pada Fakultas Syariah dan Hukum

  

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

SARTINA

NIM : 10100111046

  

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2015

  PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

  Nama : Sartina NIM : 10100111046 Jurusan : Peradilan Agama Fakultas : Syariah dan Hukum Tempat/tgl. Lahir : Maros, 7 Maret 1992 Alamat : Jln. Hertasning Baru, Perum Anging Mamiri, Blok

  C1. No. 8 Judul Skripsi : “Implikasi Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan

  Reproduksi Wanita (Rahim) persfektif Undang- undang kesehatan dan Hukum Islam” Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian ataupun seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 05 September 2015 Penyusun, Sartina NIM : 10100111046

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Pembimbing penulisan skripsi Saudari Sartina, NIM: 10100111046, Mahasiswa Jurusan Peradilan Agama pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, setelah meneliti dan mengoreksi secara seksama skripsi berjudul:

  

“Implikasi Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan Alat Reproduksi Wanita

(Rahim) Persfektif Undang-Undang Kesehatan” memandang bahwa skripsi

  tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan dapat disetujui untuk di- Munaqasah -kan.

  Demikian persetujuan ini diberikan untuk diperoses lebih lanjut.

  Makassar, September 2015.

  Pembimbing I Pembimbing II

Dr.H.M.Saleh Ridwan.M.Ag A.Intan Cahyani.S.Ag M.Ag.

  

NIP. 19631231 199503 1 006 NIP. 19720719 200003 2 002

KATA PENGANTAR

  

 



  Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.

  demikian pula salam dan shalawat di peruntukkan kepada Nabi Muhammad

  • – sahabat dan seluruh ahlul bait di dunia dan Shallallahu Alaihi wa Sallam, sahabat akhirat.

  Dengan selesainya penyusunan Skripsi yang berjudul “Implikasi Pernikahan

  

Usia Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Persfektif Undang-Undang

Kesehatan dan Hukum Islam” Patut disampaikan ucapan terima kasih kepada

  berbagai pihak. Karena sedikit atau banyaknya bantuan mereka, menjadikan terwujudnya skripsi ini. Berkenaan dengan itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya, khususnya untuk ayah dan ibu saya tercinta, (Jamaluddin) dan (Sohra), yang telah memberi kasih sayang tak terhingga dan berjuang menafkahi, mendidik, saya hingga saat ini kemudian terimah kasih kepada saudara-saudaraku, serta kaum kerabatku yang selama ini selalu memberikan motivasi dan doa sehingga adinda bisa menyelesaikan skripsi dan menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Syariah & Hukum, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar ini, dan tak lupa

  • – besarnya saya sampaikan kepada: pula ucapan terima kasih yang sebesar

  1. Ayahanda Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar dan Segenap Pembantu Rektor yang memberikan kesempatan mengecap getirnya kehidupan kampus UIN, sehingga penulis merasa diri sebagai warga kampus insan akedimisi.

  2. Ayahanda Prof. Dr. Darusalam.MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum.

  3. Ayahanda Dr. H. Abdul Halim Talli, S.Ag.,M.Ag. selaku Ketua Jurusan Peradilan Agama UIN Alauddin Makassar. v

  4. Ibunda A. Intan Cahyani, M.Ag selaku Sekertaris Jurusan Peradilan Agama UIN Alauddin Makassar.

  5. Ayahanda Dr. H. M. Saleh Ridwan, M.Ag selaku pembimbing I berkat beliau penyusunan Skripsi ini tidak begitu sulit diselesaikan dan motivasi yang luar biasa diwejangkan kepada penulis.

  6. Ibunda A.Intan Cahyani.S.Ag., M.Ag. selaku pembimbing II tiada henti memberikan semangat dan masukan sehingga Skripsi dapat diselesaikan dengan baik.

  • – 7. Seluruh pegawai pegawai tata usaha Fakultas Syariah Dan Hukum yang telah memberikan pelayanan dengan baik sehingga penulis tidak menemukan kesulitan dalam penyusunan Skripsi ini.

  8. Serta seluruh teman-teman Peradilan Agama angkatan 2011 yang sedikit banyaknya memberikan ide dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat berkembang, khususnya kepada saudaraku Ahmad Matar, juga tak lupa kepada teman-teman organisasi RESIMEN Mahasiswa satuan 703 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar khususnya kepada teman seangkatan, angkatan 40, junior serta para senior-senior yang sangat saya cintai dan baggakan banggakan berkat dukungan penuh dan menjadi inspirator serta inisiator penulis. Billahitaufiqwalhidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

  Makassar, 05 September 2015 Penulis

  SARTINA NIM: 10100111046

  

DAFTAR ISI

  JUDUL...........................................................................................................................i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................................... ii PENGESAHAN ...........................................................................................................iii KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv DAFTAR ISI................................................................................................................ vi ABSTRAK .................................................................................................................viii

  BAB I PENDAHULUAN................................. Error! Bookmark not defined.-14 A. Latar Belakang Masalah ........................ Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8 C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian............................... 8 D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 10 E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 11 F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................ 13 BAB II TINJAUAN TENTANG PERNIKAHAN .............................................15-40 A. Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan. ........... Error! Bookmark not

  defined.5

  B. Syarat dan Rukun Perkawinan ............................................................... 20

  C. Tujuan Pernikahan ................................................................................. 23

  D. Syarat dan Kewajiban Suami Istri…………………………………… ..24

  E. Usia Pernikahan...................................................................................... 31

  F. Pernikahan di Bawah Umur………………………………… ........ ……3

  5

  vii

  BAB III FENOMENA PERNIKAHAN USIA DINI .........................................41-59 A. Pengertian Pernikahan Dini ................................................................... 41 B. Sebab-Sebab Munculnya Pernikahan Dini. ........................................... 46 C. Kriteria Usia Dewasa dalam Perkawinan…………………………… ...49 BAB IV ANALISIS TERHADAP IMLIKASI PERNIKAHAN USIA DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI WANITA MENURUT PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG KESEHATAN DAN HUKUM ISLAM………………………………………………………………... 60-89 A. Analisis Terhadap Efektifitas Usia dan Faktor Terjadinya Pernikahan di Usia Dini……………………………………………………………. ..60 B. Analisis Undang-Undang Kesehatan terhadap Pernikahan Dini Kaitannya dengan Kesehatan Alat Reproduksi Wanita (Rahim)…. ...71 C. Analisis Pernikahan Dini Dalam Persfektif Hukum Islam……………

  80 BAB V PENUTUP ............................................................................................90-92

  A. Kesimpulan ............................................................................................ 90

  B. Implikasi Penelitian................................................................................ 91 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 93 DAFTAR RWAYAT HIDUP..................................................................................... 97

  

ABSTRAK

  Nama : SARTINA NIM : 10100111046 Judul : Implikasi Pernikahan Usia Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Persfektif Undang-Undang Kesehatan dan Hukum Islam.

  Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mendeskripsikan atau menganalisis efektifitas usia dan faktor yang mendorong pernikahan dini. 2) mengkaji Undang- Undang Kesehatan dan Hukum islam terhadap kasus pernikahan dini .3)menganalisis pernikahan usia dini persfektif hukum islam.

  Dalam menjawab permasalahan tersebut, penulis menggunakan pendekatan

  

teologi normatif (syar’i) dan pendekatan yuridis normatif. Penelitian ini tergolong

  penelitian library research, yaitu mengkaji pokok masalah melalui literatur-literatur atau referensi-referensi yang berkaitan dan relevan dengan judul penelitian ini Setelah mengadakan pembahasan tentang Implikasi Pernikahan Usia Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Persfektif Undang-Undang Kesehatan dan

  Hukum Islam, maka penulis menemukan bahwa: 1). Efektifitas usia dini yang matang untuk mengadakan pernikahan dini sangatlah penting melihat banyaknya terjadi pernikahan pada usia belia yang rata-rata pada usia belasan yang hanya berdampak buruk meskipun kita ketahui pernikahan dini itu ada sisi negative dan positifnya namun dengan adanya berbagai penelitian kebanyakan berdampak negative dan semua ini akibat banyaknya faktor pendorong pernikahan dini sehingga harus berdampak pada segalah aspek, kesehatan, sosial, kejiwaan dan semuanya akan berujung pada pengadilan untuk bercerai. 2) Dalam Undang-Undang kesehatan telah jelas melarang pernikahan dini dikarenakan akan merusak mental kejiwaan, dan merusak organ reproduksi, pernikahan usia dini bagi umur yang masih belia adalah usia yang belum siap untuk melaksankan semua tugasnya terutama sulitnya dalam persalinan kebanyakan diantaranya seorang ibu dan anak tidak terselamatkan 3)Dalam hukum islam tidak terdapat batasan usia minimal pernikahan dan tidak ditentukan secara tegas dalam literature islam, namun dalam hal ini islam memperbolehkan pernikahan dini mengingat untuk menjaga nafsu seseorang agar kiranya tidak terjerumus dalam perbuatan dosa namun disini kata mampu yaitu mampu dari segi fisik, ekonomi dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah telah menciptakan lelaki dan perempuan agar dapat berhubungan satu

  sama lain, saling mencintai, menghasilkan keturunan dan hidup berdampingan secara damai dan sejahtera sesuai dengan perintah Allah dan petunjuk Rasulullah.

1 Sebagaimana firman Allah swt.yang tercantum dalam QS.al-Ruum/30: 21

         

  

     

 

      

              

    

  Terjemahnya:

  “Dan di antara tanda -tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu

  isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. .( QS.al- Ruum/30: 21 )”

  2 Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

  makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk 1 Rahman I Doi, Karakteristik Hukum Islam dan Perkawinan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 203. 2 Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya (Cet. I; Bandung: Syamsil al-Qur’an,

  berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. Pernikahan akan berperan setelah masing-masing pasangan siap melakukan peranannya yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan itu sendiri.

  3 Dalam QS an-Nisa/4: 1 Allah swt.

  Berfirman:

         

           

  



     

     

      

       

  

    

  Terjemahannya:

  “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah

  menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS an- Nisa/4: 1) ”

  4 Allah swt.tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya, yang hidup

  bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betina dengan tidak beraturan. Akan tetapi, untuk menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum sesuai dengan martabat tersebut.Dengan demikian, hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat berdasarkan kerelaan dalam suatu ikatan berupa pernikahan. Bentuk pernikahan ini memberikan 3 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqh Munakahat 1 (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 9. jalan yang aman pada naluri seksual untuk memelihara keturunan dengan baik dan menjaga harga diri wanita agar ia tidak laksana rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak manapun dengan seenaknya. Pergaulan suami dan istri diletakkan di bawah naungan keibuan dan kebapaan, sehingga nantinya dapat menumbuhkan keturunan yang baik dan hasil yang memuaskan.Peraturan pernikahan semacam inilah yang diridhai oleh Allah SWT dan diabadikan dalam Islam untuk selamanya.

  Sebenarnya pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh-teguhnya dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami istri dan keturunannya, melainkan antara dua keluarga.Pergaulan antara si istri dengan suaminya adalah kasih-mengasihi dan saling tolong menolong. Dengan demikian, akan berpindahlah kebaikan itu kepada semua keluarga dari kedua belah pihak, sehingga mereka menjadi satu dalam segala urusan bertolongtolongan sesamanya dalam menjalankan kebaikan dan mencegah segalakejahatan. Selain itu, dengan pernikahan seseorang

  5 akan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.

  Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang masih muda dan segar, seperti para pelajar, mahasiswa atau mahasiswi yang masih kuliah. Fenomena pernikahan di usia muda masih sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari maraknya pernikahan usia muda pada kalangan remaja, yang kini tidak hanya terjadi di pedesaan tetapi juga kota-kota besar di Indonesia. Fenomena pernikahan usia muda

  

ini tampaknya merupakan “mode” yang terulang. Dahulu, pernikahan usia muda

  dianggap lumrah. Tahun berganti, makin

5 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam Kitab Pernikahan (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), h.

  banyak yang menentang pernikahan usia muda namun fenomena ini kembali lagi. Jika dahulu orang tua ingin agar anaknya menikah muda dengan berbagai alasan, maka kini tidak sedikit remaja di pedesaan maupun di kota besar yang ingin menikah

  6 muda.

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 7 ayat 1 disebutkan bahwa Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun dan dijelaskan lebih lanjut di ayat 2 yaitu dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun

  7 pihak wanita.

  Bagi seorang pemuda, usia untuk memasuki gerbang perkawinan dan kehidupan rumah tangga pada umumnya menitikberatkan pada kematangan jasmani dan kedewasaan pikiran serta kesanggupannya untuk memikul tanggung jawab sebagai suami dalam rumah tangganya. Patokan umur tersebut sesuai bagi para pemuda, kecuali jika ada fakta-fakta lain yang menyebabkan pernikahannya harus dipercepat guna memelihara seseorang dari dosa yang akan membawa akibat lebih buruk baginya. Bagi seoranggadis, usia memulai perkawinan itu karena adanya kemungkinan dalam waktusingkat terjadi kehamilan dan persalinan pertama yang

  8 memungkinkan iadapat menjalankan tugas sebagai istri dan ibu sebaik-baiknya. 6 Fran siska, Dampak Pernikahan Usia muda, (01 Februari 2010),http://fransiska- limantata.blogspot.com/2010/01/dampak-pernikahan-di-usiamuda-terhadap.html. (19mei 2015). 7 8 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 7 ayat 1 dan 2.

  Latif Nasaruddin, Ilmu Perkawinan Problematika Seputar Keluarga dan Rumah Tangga Salah satu asas perkawinan calon suami dan istri telah masak jiwaraganya, agar dapat mewujudkan tujuan perkawinan secara baik tanpaberakhir dengan perceraian, di samping dapat memperoleh keturunan yangbaik dan sehat jasmani serta rohani.Pada dasarnya kematangan jiwa sangatbesar artinya untuk memasuki gerbang rumah tangga. Perkawinan pada usiamuda biasanya seseorang belum siap mental maupun fisik, seringmenimbulkan masalah di belakang hari, bahkan tidak sedikit

  

9

rumah tanggaberakhir dengan perceraian.

  Kembali kepada kedudukan nikah yang agung dan mulia itu jugaberfungsi sebagai forum pendidikan dan pembinaan generasi yang akandatang, maka hendaknya suatu perkawinan itu dilaksanakan setelah keduabelah pihak betul-betul mempunyai kesiapan dan kemampuan untukmelaksanakan tugas sebagaimana suami

  10 dan istri yang baik bahkan siap untukmenjadi bapak dan ibu yang baik.

  Laki-laki dan wanita ada yang sanggup melaksanakan perkawinan danada yang tidak sanggup melaksanakannya.Meskipun kesanggupan itu padadasarnya bukanlah syarat mutlak untuk melaksanakan suatu perkawinan,tetapi ada dan tidak ada kesanggupan itu dapat menentukan apakahperkawinan itu dapat atau tidak dapat mencapai tujuannya.Kesanggupanmerupakan imbangan dari hak. Seorang sanggup untuk kawin berarti iaadalah orang yang sanggup melaksanakan hak-hak isteri atau suaminya.Sebaliknya orang yang tidak sanggup untuk kawin adalah orang yang

  11 tidaksanggup melaksanakan hak-hak isteri atau suaminya.

  9 10 Zuhdi Muhdlor, Memahami Hukum Perkawinan (Bandung: Al-Bayan , 1994), h. 18. 11 Miftah Faridl, 150 Masalah Nikah Keluarga (Jakarta: Gema Insani, 1999), h. 27.

  Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, (Jakarta: PT Bulan Bintang, Sebagaimana halnya dengan hak, maka kesanggupan itu adakalanya merupakan syarat sahnya akad nikah dan adakalanya tidak merupakan syaratsahnya akad nikah, tergantung kepada calon-calon mempelai yang olehagama diberi hak-hak, karena adanya ikatan nikah.Apabila calon suami ataucalon isteri rela dengan calon isteri atau calon suaminya yang tidak dapatmelaksanakan kewajibannya setelah terjadi akad nikah, maka kesanggupanitu tidak menjadi syarat sahnya akad nikah. Sebaliknya bila calon suami ataucalon isteri tidak rela dengan tidak adanya kesanggupan pihak-pihak yanglain, maka kesanggupan itu merupakan syarat sah akad nikah. Secara garis besarnya kesanggupan itu terbagi atas:

  1. Kesanggupan jasmani dan rohani

  2. Kesanggupan memberi nafkah

  3. Kesanggupan bergaul dan mengurus rumah tangga Keharmonisan dalam keluarga tidak semata dipatok oleh umur karena semuanya dikembalikan kepada pribadi masing-masing. Tetapi umur biasanya mempengaruhi cara berpikir dan tindakan seseorang. Umur yang masih muda biasanya lebih labil dalam menghadapi masalah. Sehingga diharapkan seseorang yang akan menikah lebih memikirkan kehidupan setelah pernikahan dengan memenuhi kematangan jasmani dan rohani pada saat memasuki gerbang pernikahan, sehingga di belakang hari menjadi pernikahan yang bahagia untuk seumur hidup.

  Maraknya pernikahan dini yang dialami remaja puteri berusia di bawah 20 tahun ternyata masih menjadi fenomena di beberapa daerah di Indonesia.Tema pernikahan dini bukan menjadi suatu hal baru untuk diperbincangkan, padahal banyak risiko yang harus dihadapi mereka yang melakukannya.

  Pernikahan dini dikaitkan dengan waktu, yaitu sangat awal. Bagi orang-orang yang hidup abad 20 atau sebelumnya, pernikahan seorang wanita pada usia 13-16 tahun atau pria berusia 17-18 tahun adalah hal yang biasa. Tetapi bagi masyarakat kini, hal itu merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah sebelum usia 20 tahun atau pria sebelum 25 tahun dianggap tidak wajar.

  Tapi hal itu memang benar adanya, remaja yang melakukan pernikahan sebelum usia biologis maupun psikologis yang tepat rentan menghadapi dampak buruknya.Banyak efek negatif dari pernikahan dini.Pada saat itu pengantinnya belum siap untuk menghadapi tanggung jawab yang harus diemban seperti orang dewasa.Padahal kalau menikah itu kedua belah pihak harus sudah cukup dewasa dan siap untuk menghadapi permasalahan-permasalahan baik itu ekonomi, pasangan, maupun anak.Sementara itu mereka yang menikah dini umumnya belum cukup mampu menyelesaikan permasalahan secara matang.Selain itu, remaja yang menikah dini baik secara fisik maupun biologis belum cukup matang untuk memiliki anak.Sehingga kemungkinan anak dan ibu meninggal saat melahirkan lebih tinggi.

  Idealnya menikah itu pada saat dewasa awal yaitu sekira 20-sebelum 30 tahun untuk wanitanya, sementara untuk pria itu 25 tahun.Karena secara biologis dan psikis sudah matang, sehingga fisiknya untuk memiliki keturunan sudah cukup matang.Artinya risiko melahirkan anak cacat atau meninggal itu tidak besar.

  Unsur biologis juga lebih dinomorsatukan daripada segi psikologis.Mengapa? Karena kematangan psikologis itu tidak ditentukan batasan usia, karena ada juga yang sudah berumur tapi masih seperti anak kecil. Atau ada juga yang masih muda tapi pikirannya sudah dewasa.Kondisi kematangan psikologis ibu menjadi hal utama karena sangat berpengaruh terhadap pola asuh anak di kemudian hari.

  Sedangkan jika dilihat dari unsur biologis maka kondisi ini lebih rentan menghadapi dampak buruk dimana wanita yang menikah atau melakukan hubungan seksual pada usia muda (usia kurang dari 17 tahun) mempunyai resiko besar untuk terkena penyakit yang sangat berbahaya. Hal ini dikarenakan wanita yang masih mudah memiliki mulut rahim yang belum matang dan pada saat hubungan seks terjadi maka akan terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil yang dapat mengundang virus, selain itu untuk Negara-negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, pelaksanaan pernikahan dini ini akan sangat rawan dampaknya terhadap kesehatan alat reproduksi wanita, selain itu anak yang lahir dari hasil perkawinan muda, anak itu pertumbuhannya tidak sesuai dengan anak-anak yang lain dikarenakan anak itu sering sakit-sakit.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok masalah yang timbul

  

dalam penulisan ini yaitu “Bagaimanakah Implikasi Pernikahan Usia Dini Terhadap

Kesehatan Alat Reproduksi Wanita (Rahim) persfektif Undang- undang kesehatan?”.

  Selanjutnya untuk dapat membahas secara rinci dan lebih terarah, maka penulis membagi sub masalahnya sebagai berikut:

  1. Bagaimanahka Efektifitas Usia dan Faktor Terjadinya Pernikahan di Usia Dini?

  2. Bagaimanakah prespektif undang-undang kesehatan terhadap pernikahan dini kaitannya dengan kesehatan alat reproduksi wanita (rahim)? 3. bagaimanakah Pernikahan Usia Dini dalam Persfektif Hukum Islam?

  C. Definisi Operasional Dan Ruang Lingkup Penelitian

  Untuk lebih memudahkan pembahasan dan menghindari kesimpangsiuran dalam memberikan pemaknaan, maka perlu didefinisikan Istilah yang dianggap penting terkait dengan permasalahan sebagai berikut:

  12 Implikasi di dalam KBBI berarti keterlibatan atau keadaan terlibat, jadi yang

  dimaksud implikasi dalam penjelasan ini yakni keterkaitan/dampak Pernikahan Usia Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Persfektif Undang-Undang Kesehatan.

  Pernikahan berasal dari kata nikah perjanjian antara laki-laki dan perempuan

  13

  untuk bersuami istri (dengan resmi) perkawinan. Jadi pernikahan yang dimaksud disini adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dalam suatu ikatan dan perjanjian yang suci.

  Reproduksi yakni suatu proses biologis merupakan cara dasar

  mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu

  14 setiap individu organisme untuk menghasilkan suatu generasi selanjutnya.

  Usia Dini berarti usia pernikahan yang belum siap dan matang untuk

  dinikahkan atau biasa disebut pernikahan yang terlalu cepat untuk seorang anak dinikahkan.

  Berdasarkan uraian istilah diatas maka definisi operasional yang dimaksudkan penulis yaitu,dampak serta akibat pernikahan usia dini di tinjau dari undang-undang kesehatan. 12 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi IV (Cet. I; Jakarta

  PT Gramedi Pustaka, 2008), h.548 13 14 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.1003 Wikipedia, Reproduksi (01 Januari 2015), id.m. Wikipedia.org/wiki/Reproduksi, (19 Mei 2015).

  Ruang lingkup penelitian dalam skripsi ini akan membahas tentang implikasi pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi wanita persfektif undang- undang kesehatan serta segala aspek yang mengakibatkan kesehatan akibat pernikahan usia dini.

D. Kajian Pustaka

  Tinjauan pustaka merupakan usaha untuk menunjukkan sumber-sumber yang terkait dengan judul skripsi ini, untuk lebih validnya sebuah karya ilmiah yang memiliki bobot yang tinggi, sekaligus menelusuri tulisan atau penelitian tentang masalah yang dipilih dan juga untuk membantu penulisan dalam menemukan data sebagai bahan perbandingan, supaya data yang dikaji itu lebih jelas.

  Beberapa buku-buku yang sangat bersentuhan dan menjadi rujukan dalam penelitian ini antara lain:

  1. Buku Ajar Bidan Psikologi ibu dan anak,oleh Bahiyatun. Buku ini membahas tentang psikologi umum, psikologi anak, psikologi remaja, psikologi dewasa,yang intinya didalamnya membahas tentang tingkah laku atau kejiwaan individu setiap berinteraksi,diantaranya;pertumbuhan dan perkembangan anak-anak,Remaja dan Dewasa.

  2. Kestabilan Keluarga dan pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak, oleh Musdalifa. Buku ini membahas tentang pentingnya stabilitas keluarga terhadap tumbuh kembang anak,masalah perkembangan jiwa anak dan fase- fase perkembangan jiwa anak.

  3. Penyakit kandungan oleh Faisal Yatim, sebuah buku yang membahas didalamnya macam-macam penyakit kandungan seperti penyakit:Kista indung telur, Kanker indung telur, kanker leher rahim, myoma uteri, endometriosis, kanker rahim,penyakit-penyakit yang infeksi pada kehamilan serta membahas gejala-gejalanya dan faktor-faktor penyebabnya,dan cara penyembuhannya. Selain dari buku diatas, penulis juga mempersiapkan beberapa rujukan yang lain, seperti undang-undang Perkawinan, KHI (Kompilasi Hukum Islam), dan buku- buku yang berkaitan dengan pembahasan ini. Dari beberapa buku rujukan diatas, penulis-penulis sebelumnya banyak menjelaskan beberapa penjelasan tentang psikologi anak serta dampak penyakit terhadap kandungan. Dengan melihat hal tersebut maka disini peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian terhadap implikasi pernikahan usia dini terhadap kesehatan reproduksi wanita persfektif undang-undang kesehatan.

E. Metodologi Penelitian

  Metode penelitian yang berisi ulasan tentang metode-metode yang penulis gunakan dalam tahap-tahap penelitian antara lain:

  1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan adalah jenis penelitian kepustakaan(Library

  Research) , yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, mengumpulkan

  data-data dan informasi tentang pernikahan usia dini sehingga mengganggu kesehatan reproduksi wanita persfektif undang-undang kesehatan.

  2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pendekatan yuridis normatif, yakni melihat objek yang dibahas dari sudut pandang peraturan perundang-undangan dan hukum positif Indonesia.

  Pendekatan kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seseorang peneliti menetapkan topik penelitian,langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, penelitian akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan.Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian, internet, dan sumber-sumber lainnya yang sesuai dan relevan.

  3. Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini melalui buku-buku, artikel dan rujukan yang berkaitandengan objek yang dibahas oleh peneliti yakni : Pernikahan Usia Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Persfektif Undang-Undang Kesehatan dan Hukum Islam.

  Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:

  a) Kepustakaan, yaitu penelitian akan mengkaji pokok masalah melalui

  b) Literature-literatur atau reperensi-reperensi yang berkaitan dan relevan dengan judul penelitian skripsi ini.

  c) Interview, yaitu mengumpulkan data melalui dialog dan tanya jawab terhadap sumber langsung seperti para ahli/pakar dan orang-orang yang terkait dengan penulisan penelitian skripsi ini.

  4. Instrumen penelitian Adapun alat-alat yang menjadi pendukung penelitian ini adalah ;

  a) Buku catatan, yang digunakan penulis sebagai media untuk mencatat beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas.

  b) Alat tulis, seperti pensil dan pulpen sebagai media tulis yang digunakan oleh penulis untuk menulis/menyalin beberaapa literatur yang berkaitan dengan penelitian. c) Notebook, yang merupakan instrumen paling penting dalam proses penelitian ini, mengingat kegunaannya yang multifungsi. Oleh penulis notebook digunakan sebagai media untuk merekam data dan mengolah analisis data.

  5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Adapun teknik pengolahan dan analisis data yang penulis maksud meliputi, editing, kalfikasi, verifikasi, dan kesimpulan.

  a) Editing : Melihat data yang memiliki kejelasan makna, kesesuaian, dan relevansi dengan data yang lain.

  b) Klasifikasi : Pengelompokan data/sumber data yang berkaitan dengan objek yang dibahas dari berbagai referensi dan literatur yang berkaitan.

  c) Verifikasi : Melakukan pemeriksaan kembali terhadap data/sumber data yang diperoleh untuk menentukan keshahihan data yang telah diperoleh.

  d) Kesimpulan : Meramu data/sumber data yang telah didapat untuk mendapat jawaban atas permasalahan yang dibahas.

F. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan masalah yang dibahas pada tulisan ini adalah: a) Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor terjadinya pernikahan di usia dini; b) Untuk mengetahui prespektif undang-undang kesehatan terhadap pernikahan dini kaitannya dengan kesehatan alat reproduksi wanita

  (rahim)?

  2. Kegunaan

  a. Kegunaan ilmiah 1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat yang berada disetiap daerah agar mengetahui betapa pentingnya pernikahan bila dilaksanakan ketika diusianya yang memang telah matang untuk di nikahkan.

  2) Sebagai sumbangsih dan bantuan pemikiran kepada masyarakat luas dalam rangka pengembangan wacana ilmiah yang lebih kompeten.

  b. Kegunaan praktis Secara praktis kegunaan skripsi ini diharapkan dapat menambah keluasan pemahaman tentang peranan seorang Sunan Kalijaga dalam pengembangan agama Islam dengan menggunakan multitalenta yang dimilikinya, dan memberikan inspirasi bagi semua kalangan.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERNIKAHAN A. Pengertian dan Dasar Hukum Pernikahan Istilah perkawinan dalam istilah islam di sebut dengan pernikahan, nikah

  secara bahasa berasal dari kata nakaha, yang artinya adalah mengawini seorang

  1

  perempuan. Selain kata nakaha juga digunakan kata zawwaja Dario kata zauj yang

  

berarti “pasangan” untuk memaknai perkawinan. Ini karena pernikahan menjadikan

  seseorang memiliki pasangan. Dan kata-kata tersebut memiliki kaitan hukum dalam kaitannya ijab qabul (serah terima) pernikahan. Pernikahan atau tepatnya

  

“berpasangan” merupakan ketetapan ilahi atas segalah mahluk. Berulang-ulang

  2 hakikat ini di tegaskan dalam QS. Adz-Dzariyat/51:49 Dalam firman-Nya.

      

  

   

  Terjemahnya: Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

  Dan QS. Yasin/36:36

  

    



    

  

  1 Tim Penulis Wizaroh al-Auqaf wa al-syu’un, al-Islamiyah,Al-Mauzul al-Fiqhiyyah (Kuwait:Wizaroh al-Auqof wa al-Syu’un al-Islamiyah,2002),Juz ke41, h. 205. 2 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung:Penerbit Mizan, November 1996).cet.ket-

  

    

  

  Terjemahnya: Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. Q.S. Yasin 36/36) Sedangkan arti nikah menurut bahasa adalah berkumpul, adapun menurut ahli ushul terdapat tiga pendapat. Golongan pertama dari ahli ushul hanafi mengartikan

  

kata nikah secara bahasa adalah “bersetubuh”,sedangkan secara majazi nikah adalah

“akad “, yang dapat menjadikan halal hubungan kelamin antara pria den gan wanita

sedangkan golongan kedua dari ahli ushul syafi’iyah mengartikan sebaliknya, yakni

nikah memiliki arti asal “akad” sedangkan arti majazinya adalah “bersetubuh”.

  Adapun golongan ketiga adalah pendapat Ibnu Hazn dan sebagian ahli ushul Abu Hanifah, mengartikan kata “nikah” adalah musytarak (gabungan) antara akad dan

  3 bersetubuh.

  Pada hakikatnya tidak ada perbedaan di antara ulama fiqih mengenai defenisi nikah. Perbedaan di antara mereka hanya terdapat pada redaksi. Jadi para ulama fiqih sependapat bahwa nikah adalah akad yang diatur oleh agama untuk memberikan kepada pria hak memiliki pengguna faraj (kemaluan) wanita dan seluruh tubuhnya

  4 untuk penikmatan sebagai tujuan primer.

  Pernikahan sebagai tiang keluarga yang teguh dan kokoh. Nikah dapat menjaga diri kemanusiaan sebagai perisai dan menjauhkan dari pelanggaran- pelanggaran yang diharamkan dalam agama karena nikah memperbolehkan masing- 3 A.Basiq Djalil,Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum

  Islam (Penerbit Qalbun Salim, Juni 2006), h.33-34 4 Ibrahim Hosen, Fiqh perbandingan Masalah perkawinan (Jakarta:Pustaka Firdaus, 2003),

  masing pasangan melakukan hajat biologisnya secara halal dan mubah. pernikahan tidak membahayakan bagi umat, tidak menimbulkan kerusakan, tidak berpengaruh dalam membentuk sebab-sebab kebinatangan, tidak menyebabkan tersebarnya kefasikan, dan tidak menjerumuskan para pemuda dalam kebebasan. Alquran telah memberikan isyarat dalam QS. An-Nisa ’/4:24.

     

     

      

    



  

 

 

  

  

    

    

  

 

    

  

   

   

   

      

  

  Terjemahannya: Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak- budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan- Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri- isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

  Demikian juga hadis Nabi riwayat Ibnu Mas’ud,Nabi bersabda :

  

“Sesungguhnya nikah itu dapat memejamkan mata dan memelihara faraj .”

  Nikah menyalurkan nafsu manusia menjadi terpelihara, memelihara mashlahat orang lain dan melaksanakan hak-hak isteri dan anak-anak dan mendidik mereka.Nikah juga melatih kesabaran terhadap akhlak isteri dengan usaha yang optimal memperbaiki dan memberikan petunjuk jalan agama.tanggun jawab laki-laki terhadap rumah tangganya adalah tanggun jawab kepemimpinan dan kekuasaan.

  Dari keterangan di atas jelas bahwa tujuan nikah dalam syariat islam sangat tinggi, yakni sebagai salah satu indikasi ketinggian derajat manusia yang sesuai dengan karakter alam dan sejalan dengan kehidupan sosial alam untuk mencapai derajat yang sempurna.kesalahan sebagian umat islam bukan terletak pada pengajaran agamanya, tetapi sebab yang pokok adalah karena penyimpangan dari pengajaran yang benar, pemutusan perintah-perintah Allah yang seharusnya disambung, perusakan di bumi yang sejalan dengan insting binatang dengan tanpa disadari bahwa sesungguhnya ia diciptakan syariat islam untuk mendidik manusia

  Dasar Hukum Nikah Nikah dalam islam adalah sebagai landasan pokok dalam pembentukan

  

keluarga Nikah harus dilakukan manusia untuk mencapai tujuan syari’at yakni

  5

  kemaslahatan dalam kehidupan. Oleh karenanya dalam perspektik fiqih nikah disyariatkan berdasarkan dalil Al- Qur’an, Al Sunnah dan ijma’. Ayat yang - menunjukan disyariatkannya nikah adalah firman Allah Swt dalam QS. an- Nisa’/4:3.

  

   

    

     

5 A. Basiq Djalil, Tebaran pemikiran keislaman Di Tanah Gayo (Jakarta: Qalbun Salim,

                 

  

  

    

Dokumen yang terkait

TERHADAP UPAYA PENGENALAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI USIA 16-19 TAHUN

0 0 7

MENUNDA PERNIKAHAN BAGI WANITA KARIR MENURUT HUKUM ISLAM

0 0 13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI PADA SISWA KELAS XII DI SMK NASIONAL BANTUL TAHUN 2010 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 6 8

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP PERNIKAHAN DINI PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 KRETEK BANTUL

0 0 19

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP TERHADAP PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 GODEAN SLEMAN

0 0 13

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 BANGUNTAPAN BANTUL

0 0 18

ANALISIS DAMPAK PERNIKAHAN DINI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRI DI KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN

0 0 13

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM DETEKSI DINI KANKER SERVIK DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA USI

0 0 12

PERBEDAAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN BOOKLET DAN VIDEO TERHADAP KETERAMPILAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA WANITA USIA SUBUR KARYA TULIS ILMIAH

0 1 12