TOPIK DAN TINDAK TUTUR DALAM LIRIK LAGU KARYA MARJINAL DALAM ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

TOPIK DAN TINDAK TUTUR DALAM LIRIK LAGU KARYA
MARJINAL DALAM ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:
Agustinus Kristanto Ari Prayogi
NIM: 134114014

Fakultas Sastra
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


TOPIK DAN TINDAK TUTUR DALAM LIRIK LAGU KARYA
MARJINAL DALAM ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Program Studi Sastra Indonesia

Oleh:
Agustinus Kristanto Ari Prayogi
NIM: 134114014

Fakultas Sastra
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Skripsi

i


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Penelitian ini saya persembahkan kepada
keluarga,
rekan-rekan,
setiap orang yang saya panggil dengan sebutan „Nona‟,
dan orang-orang yang saya sapa dengan tidak hormat.

vi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

... ‫اقرأ‬
Bacalah …

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur karena telah menyelesaikan studi S-1 dan tugas
akhirnya. Atas semua bantuannya, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak. Pertama, keluarga yang telah mendukung studi dan terselesaikannya
tugas akhir ini. Tanpa mereka, penulis tidak akan sampai ke posisi ini.
Kedua, dosen pembimbing, Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. yang telah
bersedia membimbing penulis. Beliau juga memotivasi penulis menyelesaikan tugas
akhir ini.
Ketiga, dosen pembimbing akademik, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum. yang

senantiasa membimbing mahasiswa Sasindo 2013. Beliau juga selalu memotivasi
setiap ada kesempatan.
Keempat, para dosen Program Studi Sastra Indonesia, Drs. B. Rahmanto,
M.Hum., (Alm.) Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum., (Alm.) Drs. Hery Antono, M.Hum.,
S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum., Drs. FX. Santosa, M.S., Sony Christian Sudarsono,
S.S., M.A., Maria Magdalena Sinta Wardani, S.S., M.A., serta dosen-dosen
pengampu mata kuliah lain yang tidak mampu penulis sebutkan; yang telah
membimbing dan memberi pengetahuan penulis selama belajar di Program Studi
Sastra Indonesia.
Kelima, segenap staf sekretariat Fakultas Sastra dan staf BAA yang telah
membantu kelancaran studi. Keenam, segenap staf Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma yang telah membantu menyediakan buku-buku referensi. Ketujuh, rekanrekan Sastradimrican dan Linguistics Brotherhood, yang telah memberi inspirasi bagi
penulis.
Akhirnya, dengan penuh kesadaran, penulis menyadari segala kekurangan
yang ada dalam skripsi ini. Segala bentuk kesalahan dan kekurangan yang ada dalam
skripsi ini merupakan tanggung jawab penulis. Untuk itu, demi perbaikan tugas akhir
ini, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan senang hati.
Penulis

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Prayogi, Agustinus Kristanto Ari. 2019. “Topik dan Tindak Tutur dalam Lirik
Lagu Karya Marjinal dalam Album Termarjinalkan Tahun 2003”. Skripsi.
Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas
Sanata Dharma.
Objek penelitian ini adalah topik dan tindak tutur dalam lirik lagu karya
Marjinal dalam album Termarjinalkan tahun 2003. Penelitian ini bertujuan untuk
menguraikan (i) topik dan (ii) apa saja tindak tutur yang terdapat dalam lirik lagu
karya Marjinal dalam album Termarjinalkan tahun 2003.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pragmatik mengenai
tindak tutur. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat. Metode
simak dilakukan dengan menyimak lirik lagu. Selanjutnya, peneliti mengklasifikasi
data berupa topik dan tindak tuturnya. Analisis data dilakukan dengan metode padan
referensial dan metode padan pragmatis. Metode padan referensial digunakan untuk
mendeskripsikan topik dalam lirik lagu. Metode padan pragmatis digunakan untuk
menentukan tindak tutur yang terdapat pada lirik lagu.
Penelitian ini menghasilkan temuan topik dalam lirik lagu karya Marjinal, yaitu

(i) hukum, (ii) pendidikan, (iii) kekerasan, (iv) cinta, dan (v) stigma. Selain itu,
penelitian ini menghasilkan temuan berbagai interseksi tindak tutur dalam lirik lagu
karya Marjinal. Terdapat 66 tindak tutur langsung literal, 20 tindak tutur tidak
langsung literal, 15 tindak tutur langsung tidak literal, dan 17 tindak tutur tidak
langsung tidak literal.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Prayogi, Agustinus Kristanto Ari. 2019. “Topics and Speech Act on Marjinal’s
Songs in Termarjinalkan on 2003”. Thesis. Yogyakarta: Department of
Indonesian Literature Studies, Faculty of Letters, Sanata Dharma
University.
This research‟s object is what topics and what speech act on Marjinal‟s songs in
Termarjinalkan on 2003. This research is proposed to explain (i) what topics and (ii)
what speech act that used by Marjinal in their songs on Termarjinalkan.
Pragmatic theory about speech act is used on this research. This research‟s
datas is gathered by observe attentively method and taking a note technique. Observe

attentively method is done by observing songs‟ lyrics. Then, the datas are classified
by their topics and speech act. Data analysis is done by referential match method and
pragmatic match method. Referential match method is used to describe the topics by
Marjinal on their songs. Pragmatic match method is used to decide what kind of
speech act they use.
This research‟s result is the identified topics on Marjinal‟s songs, they are (i)
law, (ii) education, (iii) violence, (iv) love, and (v) stigma. This research also found
some intersections speech act on their songs. There are 66 direct literal speech acts,
20 indirect literal speech acts, 15 direct nonliteral speech acts, and 17 indirect
nonliteral speech acts.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.2

Pragmatik ........................................................................................................ 6


1.6.3

Tindak Tutur ................................................................................................... 6

1.6.3.1

Tindak Lokusi ....................................................................................................... 7

1.6.3.2

Tindak Ilokusi ....................................................................................................... 7

1.6.3.3

Tindak Perlokusi................................................................................................... 7

1.6.4
1.6.4.1


Jenis-Jenis Tindak Tutur ................................................................................. 8
Tindak Tutur Berdasarkan Modus ..................................................................... 8

1.6.4.1.1 Tindak Tutur Langsung ....................................................................................... 8
1.6.4.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung ............................................................................ 8
1.6.4.2

Tindak Tutur Berdasarkan Makna ..................................................................... 9

1.6.4.2.1 Tindak Tutur Literal ............................................................................................. 9
1.6.4.2.2 Tindak Tutur Tidak Literal ................................................................................. 9
1.6.5

Interseksi Berbagai Jenis Tindak Tutur ........................................................ 10

1.6.5.1

Tindak Tutur Langsung Literal ........................................................................ 10

1.6.5.2


Tindak Tutur Tidak Langsung Literal ............................................................. 10

1.6.5.3

Tindak Tutur Langsung Tidak Literal .............................................................. 10

1.6.5.4

Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal .................................................. 11

1.6.6

Aspek Tutur .................................................................................................. 11

1.7

Metode dan Teknik Penelitian ...................................................................... 12

1.7.1


Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 12

1.7.2

Metode Analisis Data .................................................................................... 12

1.7.3

Metode Penyajian Hasil Analisis Data ......................................................... 13

1.8

Sumber Data.................................................................................................. 13

1.9

Sistematika Penyajian …………………………………………………………...13

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II TOPIK DALAM LIRIK LAGU KARYA MARJINAL DALAM
ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003………………………………...….14
2.1

Pengantar………………………………………………………………….14

2.2

Hukum ………………...…………………...……………………………..13

2.3

Pendidikan …...………………………………...………………………....20

2.4

Kekerasan ……...…………………………………...…………………….22

2.5

Cinta …………...……………………………………...………………….36

2.6

Stigma …………...…………………………...………………..…………39

BAB III TINDAK TUTUR DALAM LIRIK LAGU KARYA MARJINAL
DALAM ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003 .........……….….……..43
3.1

Pengantar ..…………………………………………………………………43

3.2

Hukum........................................................................................................... 43

3.2.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Ketidakadilan Pelaksanaan
Hukum …………………………………………………….......................45

3.2.1.1

Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum ………………………………….…...45

3.2.1.2

Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum ………………………………………46

3.2.1.3

Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum….……………………………………47

3.2.1.4

Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang
Bertopik Ketidakadilan Pelaksanaan Hukum …………………………….47

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.2

3.2.2.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kendali Hukum oleh Orang
Berkuasa ..................................................................................................... 48
Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kendali
Hukum oleh Orang Berkuasa …………………………………………….48

3.2.2.2

Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang
Bertopik Kendali Hukum oleh Orang Berkuasa …………………………49

3.2.2.3

Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Kendali Hukum oleh Orang Berkuasa …………………………………...49

3.2.3

3.2.3.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kasus Hukum Tidak
Terselesaikan .............................................................................................. 50
Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang
Bertopik Kasus Hukum Tidak Terselesaikan …………………………….50

3.3
3.3.1

Pendidikan..................................................................................................... 51
Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pendidikan dalam
Masyarakat .......................................................................................................... 53

3.3.1.1 Tindak Tutur Langsung Literal Dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pendidikan
dalam Masyarakat ……………………………………………………….....53
3.3.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Pendidikan dalam Masyarakat ……………………………………………..54
3.3.1.3 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Pendidikan dalam Masyarakat ………………………………………...…...54
3.3.2

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Gelar Pendidikan yang
Hanya Sebagai Formalitas................................................................................. 55

3.3.2.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Gelar
Pendidikan yang Hanya Sebagai Formalitas ………………………………55
3.3.2.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Gelar
Pendidikan yang Hanya Sebagai Formalitas ………………………..……..56
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3.2.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Gelar
Pendidikan yang Hanya Sebagai Formalitas …………………………..…..56
3.3.2.4 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Gelar Pendidikan yang Hanya Sebagai Formalitas……………………...…57
3.4

Kekerasan ...................................................................................................... 58

3.4.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Tatanan Tanpa Penindasan
……………………………………………………………………………...66

3.4.1.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Tatanan
Tanpa Penindasan …………………………………………………………66
3.4.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Tatanan Tanpa Penindasan …………………………………..…………….67
3.4.1.3 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Tatanan Tanpa Penindasan ………………………………………………...68
3.4.2

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penindasan pada Rakyat
……………………………………………………………………………...69

3.4.2.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penindasan
pada Rakyat …………………………………………………………...…...69
3.4.2.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Penindasan pada Rakyat …………………………………………………..70
3.4.2.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Penindasan pada Rakyat …………………………………………………..70
3.4.2.4 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Penindasan pada Rakyat …………………………………………………...71
3.4.3

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penderitaan yang Disebabkan
Sistem Kapitalisme …………………………………………………………………………………….…….72

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.3.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penderitaan
yang Disebabkan Sistem Kapitalisme …………………………………….72
3.4.3.2

Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Penderitaan yang Disebabkan Sistem Kapitalisme ……………………….73

3.4.3.3

Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang
Bertopik Penderitaan yang Disebabkan Sistem Kapitalisme ……….……..73

3.4.4

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kekerasan pada Marsinah
……………………………………………………………………………...74

3.4.4.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kekerasan
pada Marsinah ……………………………………………………………..74
3.4.4.2 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Kekerasan pada Marsinah …………………………………………………75
3.4.5

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Perlawanan pada Penindasan
………………………………………………………………………..……75

3.4.5.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Perlawanan
pada Penindasan …………………………………………………...………76
3.4.5.2 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Perlawanan pada Penindasan ………………………………………………76
3.4.6

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pemboman Rumah-Rumah
Ibadah ……………………………………………………………………...77

3.4.6.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pemboman
Rumah-Rumah Ibadah ……………………………………………………..77
3.4.6.2 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Pemboman Rumah-Rumah Ibadah ………………………………………..78

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.7

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Cara-Cara Penguasa
Menutupi Persoalan ……………………………………………………….78

3.4.7.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Cara-Cara
Penguasa Menutupi Persoalan …………………………………………….79
3.4.7.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik CaraCara Penguasa Menutupi Persoalan ………………………………………80
3.4.7.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik CaraCara Penguasa Menutupi Persoalan ………………………………….……80
3.4.8

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penindasan pada Buruh,
Rakyat, dan Petani …………………………………………………………81

3.4.8.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Penindasan
pada Buruh, Rakyat, dan Petani ……………………………………………81
3.4.8.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Penindasan pada Buruh, Rakyat, dan Petani ………………………………81
3.4.9

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Konflik Sampit …………..82

3.4.9.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik Konflik
Sampit ……………………………………………………………………...82
3.4.9.2 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Konflik Sampit …………………………………………………………….83
3.4.10

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pembodohan dan Kekerasan
yang Dilakukan Penguasa ……………………………………………..…...84

3.4.10.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Pembodohan dan Kekerasan yang Dilakukan Penguasa ……..……………84
3.4.10.2 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Pembodohan dan Kekerasan yang Dilakukan Penguasa …………………..84

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.5

Cinta .............................................................................................................. 85

3.5.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Ketidakmatangan dalam
Menyikapi Cinta …………………………………………………………...87

3.5.1.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Ketidakmatangan dalam Menyikapi Cinta ………………………………...87
3.5.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal dalam Lirik Lagu yang Bertopik
Ketidakmatangan dalam Menyikapi Cinta ……………………88
3.6

Stigma ........................................................................................................... 89

3.6.1

Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Stigma …..............................90

3.6.1.1 Tindak Tutur Langsung Literal dalam Lagu yang Bertopik Stigma ………90
3.6.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal dalam Lagu yang Bertopik Stigma
……………………………………………………………………………..91

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………93
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………….93
4.2 SARAN ………………………………………………………………………….94

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….96
LAMPIRAN …………………………...……………………………………………98
BIOGRAFI ………………………………………………………………………...105

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Penggolongan Tindak Tutur Berdasarkan Modus …………………………..8
Tabel 2: Lirik Bertopik Hukum ………………………………………......................14
Tabel 3: Lirik Bertopik Pendidikan ………………………………………...……….20
Tabel 4: Lirik Bertopik Kekerasan ………………………………………..... …..….23
Tabel 5: Lirik Bertopik Cinta …………………………………………………….....37
Tabel 6: Lirik Bertopik Stigma …………...………………………………………...39
Tabel 7: Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Hukum ………………......44
Tabel 8: Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Pendidikan ……………….51
Tabel 9: Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Kekerasan ………………..59
Tabel 10: Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Cinta ……………………85
Tabel 11: Tindak Tutur dalam Lirik Lagu yang Bertopik Stigma ….........................89

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Marjinal berawal dari sebuah forum kebebasan berpendapat dan berekspresi

pada masa Soeharto masih menjabat sebagai presiden. Forum tersebut bernama Anti
Facist Racist Action (AFRA). Pada tahun 1997, dari forum tersebut, lahirlah sebuah
kelompok bermusik bernama Anti Military (AM) atau Anti ABRI (AA). Pada tahun
2001, kelompok bermusik tersebut berganti nama menjadi Marjinal.
Sejak awal terbentuk, Marjinal menyuarakan ide antifasisme. Marjinal telah
mengeluarkan beberapa album, yaitu Termarjinalkan (2003), “Predator” (2005),
“Partai Marjinal” (2009), “Sejajar” (2014), dan “Anti Facist and Racist Action”
(2016). Marjinal umumnya mengusung punk sebagai aliran bermusiknya.
Marjinal digawangi oleh Mike dan Bob, serta rekan-rekan dari Komunitas
Taring Babi. Komunitas Taring Babi adalah komunitas anak-anak punk. Marjinal
bersama Komunitas Taring Babi kerap mengadakan gig, diskusi, dan workshop
dengan prinsip DIY atau do it yourself.
Marjinal lebih kondang di kalangan aktivis ketimbang pecinta musik awam
karena beraliran punk dan berada di jalur independen. Selain itu, karena konten kritik
sosial yang diangkatnya. Marjinal sering mengangkat isu pelanggaran HAM,
perlawanan pada penguasa, korupsi, dan berbagai perjuangan orang tertindas. Berikut
disajikan contoh isu yang diangkat:

(1)

(i) Natal berdarah 25 Desember di akhir tahun 2000
(ii) Banyak rakyat kecil yang jadi korban
(Marjinal, “Natal Berdarah”, 2003)

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Tuturan (1i-ii) adalah contoh lirik lagu yang mengangkat isu kekerasan yaitu sebuah
kejadian pemboman beberapa gereja yang terjadi pada hari Natal tahun 2000 yang
menimbulkan banyak korban.
Selain topik yang diangkat, penelitian ini juga membahas tindak tutur yang
digunakan oleh Marjinal. Berikut disajikan contoh tindak tutur yang digunakan dalam
lirik lagu:

(2)

Ooo Marsinah kau Termarjinalkan
(Marjinal, “Marsinah”, 2003)

Tuturan (2) adalah tuturan tidak langsung tidak literal. Dengan mempertimbangkan
aspek penutur adalah aktivis kemanusiaan dan mitra tutur adalah pejabat hukum;
konteksnya adalah kasus Marsinah tidak dilanjutkan sampai selesai; tujuan
tuturannya adalah menuntut penyelesaian kasus Marsinah.
Tuturan tersebut dikatakan tidak langsung karena menggunakan modus berita
untuk menyuruh, dalam hal ini pejabat hukum bukan Marsinah. Tuturan tersebut
dikatakan tidak literal karena kata-kata penyusunnya tidak sama dengan maksud
penuturnya. Kata „termarjinalkan‟ yang dimaksudkan penutur adalah „kasus yang
tidak terselesaikan‟. Tuturan (2), jika dituturkan secara langsung literal, tuturan ini
akan berbunyi, “Selesaikan kasus hukum Marsinah!”
Alasan peneliti memilih topik kritik dan tindak tutur dalam empat belas (14)
lirik lagu karya Marjinal dalam album Termarjinalkan adalah (i) belum ada
pembahasan linguistik pragmatik mengenai tindak tutur mengenai karya-karya
Marjinal, (ii) penelitian linguistik mengenai lirik lagu masih kurang diperhatikan.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalan yang dibahas dalam penelitian

ini adalah:
1.2.1. Apa saja topik dalam lirik lagu karya Marjinal dalam album Termarjinalkan
tahun 2003?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

1.2.2. Bagaimana tindak tutur yang ada dalam lirik lagu karya Marjinal dalam album
Termarjinalkan tahun 2003?

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1. Mendeskripsikan topik dalam lirik lagu karya Marjinal dalam album
Termarjinalkan tahun 2003.
1.3.2. Mendeskripsikan tindak tutur yang ada dalam lirik lagu karya Marjinal dalam
album Termarjinalkan tahun 2003.

1.4

Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah deskripsi topik dan tindak tutur pada lirik lagu

karya Marjinal dalam album Termarjinalkan tahun 2003. Hasil penelitian ini
memiliki manfaat teoretis dan manfaat praktis.
Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah menambah referensi kajian
pragmatik mengenai topik dan tindak tutur. Manfaat praktisnya adalah membantu
pembaca memahami isi lirik lagu karya Marjinal dalam album Termarjinalkan tahun
2003.

1.5

Tinjauan Pustaka
Nugraha (2015), dalam skripsinya yang berjudul “Hal-Hal yang Dikritik dan

Tindak Tutur Mengkritik dalam 16 Lagu Grup Musik Slank”, memaparkan berbagai
topik oleh Slank melalui lirik lagunya yang terwujud dan dikelompokkan ke dalam
empat jenis tindak tutur. Dalam penelitiannya, Nugraha memperoleh 5 topik dalam
lirik-lirik lagu Slank, yaitu (i) kekerasan dan kriminalitas, (ii) kerusakan lingkungan,
(iii) korupsi, (iv) prostitusi dan pergaulan bebas, dan (v) terorisme. Selain itu, dia
memaparkan interseksi tindak tutur yang terdapat dalam masing-masing topik yang
ditemukannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Nugroho (2017), dalam skripsinya “Kritik dan Tindak Tutur Mengkritik
Dalam Tiga Lagu Iwan Fals Versi Konser” memaparkan berbagai topik dalam lagu
Iwan Fals versi konser tahun 1978-2000. Dalam penelitiannya, Nugroho meneliti lagu
berjudul “Demokrasi Nasi”, “Semar Mendem”, dan “Kisah Sapi Malam”. Dia
menemukan

kritik-kritik

yang

terdapat

dalam

ketiga

lagu

tersebut

dan

mengelompokkannya ke dalam tiga tema, yaitu (i) hukum, (ii) ekonomi, dan (iii)
sosial. Dia menemukan sepuluh hal yang dikritik dalam lirik-liriknya, yaitu (i)
ketidakadilan pelaksanaan hukum, (ii) lemahnya penegakan hukum, (iii) pencitraan
pemerintah, (iv) tekanan oleh pemerintah, (v) intimidasi oleh pemerintah, (vi)
penyalahgunaan kekuasaan, (vii) mahalnya harga, (viii) prostitusi, (ix) kesenjangan
ekonomi, dan (x) kebohongan. Selain itu, dia memaparkan interseksi tindak tutur
yang terdapat dalam masing-masing topik yang ditemukannya.
Putra (2017), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Wacana Kritik Sosial
Lirik lagu Marjinal – Negeri Ngeri”, meneliti penyampaian makna yang terdapat
dalam lagu berjudul Negeri Ngeri. Dia menerapkan teori semiotika menggunakan
metode kuantitatif untuk menjelaskan keterkaitan nilai-nilai moral kemasyarakatan
dan nilai-nilai ketuhanan yang terdapat dalam lirik lagu tersebut.
Harsini (2009), dalam skripsinya yang berjudul “Teknik Propaganda Dalam
Lirik Lagu Band Punk Marjinal”, meneliti berbagai teknik propaganda yang
digunakan band Marjinal. Dia menjelaskan pengertian dan teknik propaganda dan
hubungannya dengan punk. Dalam uraiannya, teknik propaganda yang digunakan
band Marjinal adalah teknik name calling, teknik testimonials, teknik plain folk,
teknik using all forms of persuations, dan teknik gabungan.
Ariesta (2013), dalam skripsinya yang berjudul “Ideologi dan Musik (Studi
Kasus Perjuangan Ideologi Anarkisme Melalui Karya Musik Marjinal), memaparkan
band Marjinal sebagai penyuara ideologi anarkisme. Dia menjelaskan bagaimana
ideologi anarkisme diartikulasikan dalam lagunya. Dia memaparkan penelitianya
dengan metode studi kasus. Dalam uraiannya, dia menceritakan subkultur punk dan
stigma anarkisme, lalu menjelaskan wacana yang dibentuk oleh Marjinal untuk
meluruskan pandangan masyarakat mengenai punk dan anarkisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Utomo (2016), dalam skripsinya yang berjudul “Wacana Kritik Sosial Korupsi
Dalam Lagu Hukum Rimba dan Kita Perangi Korupsi Karya Grup Musik Marjinal”,
menjelaskan musik sebagai media massa. Dia menggunakan critical discourse
analysis Norman Fairclough untuk menjelaskan berbagai kritik sosial dalam lagu
band Marjinal berjudul Hukum Rimba dan Kita Perangi Korupsi.
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, objek formal penelitian ini terkait
dengan penelitian pragmatik mengenai tindak tutur seperti yang telah dilakukan oleh
Nugraha dan Nugroho. Selain itu, objek material penelitian ini terkait dengan
penelitian kelompok bermusk Marjinal seperti yang telah dilakukan oleh Putra,
Harsini, Ariesta, dan Utomo.

1.6

Landasan Teori
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai topik wacana, pragmatik, tindak

tutur, dan aspek tutur.

1.6.1 Topik Wacana
Baryadi (2002:54) menyatakan topik adalah perihal yang dibicarakan dalam
wacana. Hal ini berarti topik menjiwai seluruh bagian wacana dan topik
menyebabkan lahirnya wacana. Wacana berfungsi dalam proses komunikasi verbal
karena wacana akan lahir jika ada yang dibicarakan dan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi jika mengandung sesuatu yang dibicarakan.
Dalam proses komunikasi, topik dalam wacana memiliki kedudukan yang
sangat penting. Kedudukan yang sangat penting ini bersangkutan dengan perannya
dalam memperlancar proses komunikasi. Perannya secara potensial dan dalam
permukaan tampak baik bagi pembicara atau penulis (pembuat wacana) maupun bagi
pendengar atau pembaca (penerima wacana). Bagi pembuat wacana, topik merupakan
informasi embrional dan informasi inti yang menjadi pangkal inspirasi untuk
mengungkapkannya secara verbal dalam struktur lahir yang berupa jenis wacana
tertentu. Bagi penerima wacana, topik adalah sesuatu yang dicari, diinterpretasikan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

dan dipahami serta ditanggapi. Topik menjadi arah utama seseorang untuk memahami
wacana (Baryadi, 2002:55).
Topik wacana yang terdapat dalam lirik lagu Marjinal dalam album
Termarjinalkan tahun 2003 akan dibahas pada Bab II.

1.6.2 Pragmatik
Menurut Morris (dalam Schiffrin, 2007), pragmatik adalah studi tentang
hubungan tanda-tanda dan interpreter. Dengan demikian, pragmatik adalah studi
tentang bagaimana interpreter menggunakan atau mengikutsertakan pemakai tanda
atau penerima tanda pada saat memaparkan (pengkronstruksian dari interpretan)
tanda itu sendiri. Tarigan (1986) memaparkan bahwa pragmatik menelaah ucapanucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan terutama sekali memusatkan
perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial
performansi bahasa dapat mempengaruhi tafsiran atau interpretasi. Menurut Parker
(1986:11), pragmatics is the study of how language is used to communicate.
Pragmatics is distict from grammar, which is the study of internal structure of
language.
Pragmatik adalah studi bagaimana bahasa digunakan. Dalam penelitian ini,
teori pragmatik digunakan untuk menentuka tindak tutur apa yang digunakan dalam
suatu ujaran.

1.6.3 Tindak Tutur
Teori tindak tutur bertujuan mengutarakan pada kita, bila kita mengemukakan
pertanyaan padahal yang dimaksud adalah menyuruh, atau bila kita mengatakan
sesuatu hal dengan intonasi khusus (sarkastis) padahal yang dimaksud justru
sebaliknya. (Tarigan, 1986) J. L. Austin membagi tindak tutur menjadi tiga jenis,
yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Searle, dalam Wijana (1996:17), mengemukakan tiga jenis tindakan yang
diwujudkan oleh seorang penutur, yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

1.6.4.1 Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tidak tutur berfungsi menyatakan sesuatu. Wijana
(1996:17-18), mengutip Nababan, menyatakan bila diamati, konsep lokusi adalah
konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat, dalam hal ini dipandang
sebagai satuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Berikut contoh tindak lokusi:

(3)

Jari tangan jumlahnya lima

Tuturan (3) diutarakan semata-mata untuk menyampaikan sesuatu tanpa
tendensi untuk melakukan sesuatu, apalagi untuk memengaruhi lawan tuturnya.

1.6.4.2 Tindak Ilokusi
Tindak ilokusi terbentuk sebab sebuah tuturan tidak hanya menginformasikan
sesuatu, tetapi juga melakukan sesuatu sejauh situasi tuturnya dipertimbangkan secara
saksama. Tindak ilokusi sukar diidentifikasi karena terlebih dahulu harus
mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan, di mana dan sebagainya
tindak tutur terjadi. Dengan demikian tindak ilokusi merupakan bagian sentral
memahami tindak tutur (Wijana. 1996:19). Berikut contoh tindak ilokusi:

(4)

Ujian sudah dekat.

Tuturan (4) mungkin dimaksudkan untuk menasihati agar lawan tutur tidak hanya
bepergian menghabiskan waktu sia-sia.

1.6.4.3 Tindak Perlokusi
Tindak

perlokusi

adalah

daya

pengaruh

suatu

tuturan

bagi

yang

mendengarnya (Wijana. 1996:19). Efek perlokusi pada tuturan (4) yang mungkin
diharapkan mitra tutur mempersiapkan diri menghadapi ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

1.6.4 Jenis-Jenis Tindak Tutur
Wijana (1996:29) mengemukakan empat jenis tindak tutur yang dibagi
menjadi dua kelompok berdasarkan modusnya (yaitu langsung dan tidak langsung)
dan maknanya (yaitu literal dan tidak literal).

1.6.4.1 Tindak Tutur Berdasarkan Modus
Berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita (deklaratif),
kalimat tanya (interogatif), dan kalimat perintah (imperatif).

Tabel 1: Penggolongan Tindak Tutur Berdasarkan Modus
Modus

Tindak Tutur
Langsung

Tidak langsung

Berita

Memberitakan

Menyuruh

Tanya

Bertanya

Menyuruh

Perintah

Memerintah

-

1.6.4.1.1Tindak Tutur Langsung
Tindak tutur langsung adalah tuturan yang menggunakan modusnya secara
konvensional. Dalam hal ini, kalimat berita digunakan untuk memberi tahu, kalimat
tanya untuk menanyakan sesuatu, dan kalimat perintah untuk menyatakan perintah,
ajakan, permintaan, dan permohonan. Contoh tindak tutur langsung:

(5)

Rambutmu sudah panjang.

Tuturan (5) dapat mengandung arti yang sebenarnya, dan berfungsi untuk
menyatakan informasi secara langsung karena modusnya adalah kalimat berita.

1.6.4.1.2

Tindak Tutur Tidak Langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang menggunakan modus berita
atau tanya untuk memerintah lawan tuturnya. Dalam hal ini, tuturan (5) dapat menjadi
tuturan tidak langsung bila diucapkan oleh ibu kepada anaknya. Tuturan (5)
merupakan tuturan tidak langsung dari “Potonglah rambutmu itu!”

1.6.4.2 Tindak Tutur Berdasarkan Makna
Berdasarkan maknanya, tindak tutur dibedakan menjadi tindak tutur literal dan
tindak tutur tidak literal.
1.6.4.2.1

Tindak Tutur Literal

Tindak tutur literal adalah tindak tutur yang maksudnya sama dengan makna
kata-kata yang menyusunnya. Berikut contoh tindak tutur literal:

(6)

Penyanyi itu suaranya bagus.

Tuturan (6) bila diutarakan untuk maksud memuji atau mengagumi suara penyanyi
yang dibicarakan merupakan tindak tutur literal.

1.6.4.2.2

Tindak Tutur Tidak Literal

Tindak tutur tidak literal adalah tindak tutur yang maksudnya tidak sama
dengan makna kata-kata yang menyusunnya. Berikut contoh tindak tutur tidak literal:

(7)

Suaramu bagus, (tapi tak usah menyanyi saja)

Maksud yang terkandung dalam tuturan (7) tidak sama dengan makna kata-kata yang
menyusunnya. Penutur memaksudkan suara mitra tuturnya tidak bagus dengan
mengatakan “tak usah menyanyi saja”. Tuturan (8) merupakan tindak tutur tidak
literal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

1.6.5 Interseksi Berbagai Jenis Tindak Tutur
Bila tindak tutur langsung dan tidak langsung diinterseksikan (digabungkan)
dengan tindak tutur literal dan tidak literal, didapatkan tindak tutur-tindak tutur
sebagai berikut: i) tindak tutur langsung literal, ii) tindak tutur tidak langsung literal,
iii) tindak tutur langsung tidak literal, iv) tindak tutur tidak langsung tidak literal.

1.6.5.1 Tindak Tutur Langsung Literal
Tindak tutur langsung literal adalah tindak tutur yang diutarakan dengan
modus tuturan dan makna yang sama dengan maksud pengutaraannya.

(8)

Buka mulutmu!

Tuturan (8) adalah contoh tindak tutur langsung literal. Modus tuturannya sesuai dan
maknanya sama dengan maksud pengutaraannya yaitu menyuruh mitra tuturnya
membuka mulut.

1.6.5.2 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal
Tindak tutur tidak langsung literal adalah tindak tutur yang diungkapkan
dengan modus yang tidak sesuai dengan maksud pengutaraannya, tetapi makna katakata yang menyusunnya sesuai dengan apa yang dimaksudkan penutur.

(9)

Lantainya kotor.

Tuturan (9) merupakan contoh tindak tutur tidak langsung literal. Modus tuturan (7)
adalah berita, sedangkan maksudnya sebagai perintah. Makna kata-katanya sesuai
dengan apa yang dimaksudkan. Dalam konteks ibu rumah tangga berbicara pada
pembantunya, tuturan (9) tidak hanya berisi informasi, tetapi juga perintah.

1.6.5.3 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

Tindak tutur langsung tidak literal adalah tidak tutur yang diutarakan dengan
modus kalimat yang sesuai dengan maksud tuturan tetapi kata-kata yang
menyusunnya tidak sesuai dengan yang dimaksudkan penutur.

(10)

Kalau makan biar sopan, buka saja mulutmu!

Tuturan (10) adalah contoh tindak tutur langsung tidak literal. Modusnya sama
dengan maksud tuturan, sedangkan makna kata-katanya tidak sesuai dengan yang
dimaksudkan. Konteks tuturan (10) adalah penutur menyuruh mitra tuturnya menutup
mulut agar sopan.

1.6.5.4 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal
Tindak tutur tidak langsung tidak literal adalah tindak tutur yang diutarakan
dengan modus kalimat dan makna kalimat yang tidak sesuai dengan maksud penutur.

(11)

Lantainya bersih sekali.

Modus pada tuturan (11) tidak sesuai dan makna kata-katanya tidak sesuai dengan
maksud penutur. Pada tuturan (11) modusnya adalah berita, sedangkan maksudnya
sebagai perintah. Konteks tuturan (11) adalah penutur menyuruh pembantunya
membersihkan lantai yang kotor.

1.6.6

Aspek Situasi Tutur
Menurut Leech (1983:13), since pragmatics studies meaning in relation to

speech situation, reference to one or more of the following aspects of the spreech
situation will be criterion. Karena pragmatik mempelajari hubungan makna dengan
situasi tutur, ada beberapa aspek yang menjadi penentunya. Aspek-aspek tersebut
adalah (i) penutur dan lawan tutur, (ii) konteks tuturan, (iii) tujuan tuturan, (iv)
tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan (v) tuturan sebagai produk tindak
verbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Dalam penelitian ini, aspek (i) penutur dan lawan tutur, (ii) konteks tuturan,
dan (iii) tujuan tuturan dijadikan sebagai patokan untuk menganalisis tindak tutur
yang dibahas pada Bab III.

1.7

Metode dan Teknik Penelitian
Dalam bagian ini dijelaskan metode dan teknik yang digunakan dalam

penelitian ini. Menurut Sudaryanto (2015:9) metode adalah cara yang harus
dilaksanakan, sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. Penelitian ini
terbagi menjadi tiga tahap yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil
analisis data.

1.7.1

Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan

teknik catat (Sudaryanto. 2015:203;205-208). Peneliti menyimak dengan cara
mendengarkan dan membaca lirik lagu karya Marjinal dalam album Termarjinalkan
tahun 2003, kemudian mencatat data yang diperlukan. Dalam penelitian ini, data-data
yang diperlukan adalah tuturan kunci yang merujuk pada konteks tertentu.

1.7.2

Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode padan

pragmatis. Menurut Sudaryanto (2015:17-18), metode padan adalah metode analisis
yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bahasa yang bersangkutan.
Metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya adalah mitra
wicara. Bila orang sampai pada penentuan bahwa kalimat perintah ialah kalimat yang
bila diucapkan menimbulkan reaksi tindakan tertentu dari mitra wicaranya dan kata
afektif ialah kata yang bila diucapkan menimbulkan akibat emosional tertentu pada
mitra wicaranya maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja metode
padan pragmatis.
Dalam penelitian ini, tuturan-tuturan kunci yang telah didapat dianalisis
dengan teori pragmatik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

1.7.3

Metode Penyajian Hasil Analisis Data
Penyajian hasil analisis data akan dilakukan dengan metode informal dan

formal (Sudaryanto. 1993:145). Melalui metode informal, hasil analisis data akan
disajikan dengan kata-kata denotatif. Melalui metode formal, hasil analisis akan
disajikan dalam tabel.

1.8

Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah lirik lagu karya Marjinal dalam album

Termarjinalkan tahun 2003, yaitu: Marsinah, Cinta Pembodohan, Mahakebo, Godam
Rakyat, Manusia Bersenjata, Mayday, Bergerak, Natal Berdarah, Hukum Rimba,
Sampit, Lawan Diktator, Belajar Sama-Sama, Anarki Bukan Barbar, dan Politik
Kekuasaan.

1.9

Sistematika Penyajian
Hasil penelitian ini disusun menjadi lima bab. Bab I adalah pendahuluan yang

berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, landasan teori, metode dan teknik penelitian, sumber data, dan sistematika
penyajian. Bab II berisi klasifikasi dan uraian topik lirik lagu karya Marjinal dalam
album Termarjinalkan tahun 2003. Bab III berisi uraian tindak tutur dalam lirik lagu
karya Marjinal dalam album Termarjinalkan tahun 2003 yang dideskripsikan ke
dalam tindak tutur langsung literal, tidak langsung literal, tidak langsung literal, dan
tidak langsung tidak literal. Bab IV adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
Bagian kesimpulan berisi klasifikasi topik dalam lirik lagu karya Marjinal dalam
album Termarjinalkan tahun 2003 dan tindak tuturnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TOPIK DALAM LIRIK LAGU KARYA MARJINAL DALAM
ALBUM TERMARJINALKAN TAHUN 2003

2.1

Pengantar
Pada bab ini dibahas topik oleh Marjinal dalam lagu-lagunya. Topik-topik

tersebut meliputi: (i) hukum, (ii) pendidikan, (iii) kekerasan, (iv) cinta, dan (v)
stigma. Lagu yang bertopik hukum adalah “Hukum Rimba” dan “Marsinah”. Lagu
yang bertopik pendidikan adalah “Belajar Sama-Sama” dan “Mahakebo”. Lagu yang
bertopik kekerasan adalah “Bergerak”, “Godam Rakyat”, “Lawan Diktator”,
“Manusia

Bersenjata”,

“Marsinah”,

“Mayday”,

“Natal

Berdarah”,

“Politik

Kekuasaan”, “Sampit”. Lagu yang bertopik cinta adalah “Cinta Pembodohan”. Lagu
yang bertopik stigma adalah “Anarki Bukan Barbar”.

2.2

Hukum
Hukum adalah undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur

pergaulan hidup masyarakat; keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim
(Sugono dkk. 2008:531). Lirik bertopik hukum terdapat dalam lagu “Hukum Rimba”
dan “Marsinah”. Topik spesifik dalam lagu “Hukum Rimba” adalah ketidakadilan
pelaksanaan hukum dan kendali hukum oleh orang berkuasa. Sementara pada lagu
“Marsinah”, topik spesifiknya adalah kasus hukum yang tidak terselesaikan. Berikut
pemaparannya:
Tabel 2: Lirik Bertopik Hukum

No. Judul

Tuturan Kunci

Topik

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

12

Hukum Rimba (i) Hukum adalah lembah hitam

Ketidakadilan
pelaksanaan hukum

(ii) Tak mencerminkan keadilan
(iii) Maling-maling kecil dihakimi
(iv) Maling-maling besar dilindungi
(v) Di manakah adanya keadilan
bila masih memandang golongan

13

Hukum Rimba (i) Pengacara juri hakim jaksa masih Kendali hukum oleh
ternilai dengan angka (uang)

orang berkuasa

(ii) Hukum telah dikuasai oleh
orang-orang beruang
(iii) Hukum adalah permainan tuk
menjaga kekuasaan
(iv) Hukum adalah komoditas
(v) Barangnya para tersangka
(vi) Ada uang kau dimenangkan
(vii) Ga ada uang you say goodbye
(viii) Yang kuat selalu berkuasa
(ix) Yang lemah pasti merana

14

Marsinah

Ooo Marsinah kau termarjinalkan

Kasus

hukum

terselesaikan

tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Topik spesifik dalam lagu “Hukum Rimba” adalah ketidakadilan pelaksanaan
hukum. Berikut lirik berisi topik ketidakadilan pelaksanaan hukum:

(12) (i)

Hukum adalah lembah hitam

(ii)

Tak mencerminkan keadilan

(iii)

Maling-maling kecil dihakimi

(iv)

Maling-maling besar dilindungi

(v)

Di manakah adanya keadilan bila masih memandang golongan
(Marjinal, “Hukum Rimba”, 2003)

Pada tuturan (12i), frasa lembah hitam memiliki makna „lembah nista‟ (Sugono,
dkk. 2008:809). Tuturan (12i) menggambarkan „hukum sebagai sesuatu yang nista‟.
Gambaran kenistaan yang dimaksud dijelaskan pada tuturan selanjutnya (12ii-v).
Pada tuturan (12ii), kata mencerminkan memiliki makna „menggambarkan
keadaan‟ (Sugono, dkk. 2008:264). Jadi, tuturan (12ii) bermakna „tidak
menggambarkan keadilan‟.
Pada tuturan (12iii), terdapat frasa maling-maling kecil dan kata dihakimi. Frasa
maling-maling kecil mengacu pada „pencuri yang mengambil dalam jumlah sedikit‟.
Frasa maling-maling kecil terdiri dari kata maling dan kecil. Kata maling bermakna
„pencuri‟ (Sugono, dkk. 2008:868). Kata kecil bermakna „sedikit‟ (Sugono, dkk.
2008:644). Kata dihakimi bermakna „diadili‟ (bdk. Sugono, dkk. 2008:475). Jadi,
tuturan (12iii) bermakna „pencuri yang mengambil dalam jumlah sedikit diadili‟.
Pada tuturan (12iv), terdapat frasa maling-maling besar dan kata dilindungi.
Frasa maling-maling besar mengacu pada „pencuri yang mengambil dalam jumlah
banyak‟. Frasa maling-maling besar terdiri dari kata maling dan besar. Kata besar
bermakna „lebih dari ukuran sedang; lawan dari kecil‟ (Sugono, dkk. 2008:182). Kata
dilindungi bermakna „diselamatkan supaya terhindar dari marabahaya‟ (bdk. Sugono,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dkk. 2008:830). Jadi, tuturan (12iv) bermakna „pencuri yang mengambil dalam
jumlah banyak diselamatkan dari marabahaya‟. Dalam hal ini, „marabahaya‟ mengacu
pada „pengadilan dan hukuman‟.
Pada tuturan (12v), terdapat frasa di manakah, kata memandang dan golongan.
Frasa di manakah adalah „kata tanya untuk menerangkan tempat‟ (Sugono, dkk.
2008:869). Kata memandang bermakna „melihat dan memperhatikan‟ (Sugono, dkk.
2008:1010). Kata golongan bermakna „kelompok‟ (Sugono, dkk. 2008:457). Tuturan
(12v) merupakan pertanyaan „di mana adanya keadilan bila masih memperhatikan
kelompok‟.
Topik spesifik lain dalam lagu “Hukum Rimba” adalah kendali hukum oleh
orang berkuasa. Berikut lirik berisi topik kendali hukum oleh orang berkuasa:

(13) (i)

Pengacara juri hakim jaksa masih ternilai dengan angka (uang)

(ii)

Hukum telah dikuasai oleh orang-orang beruang

(iii)

Hukum adalah permainan tuk menjaga kekuasaan

(iv)

Hukum adalah komoditas

(v)

Barangnya para tersangka

(vi)

Ada uang kau dimenangkan

(vii) Ga ada uang you say goodbye
(viii) Yang kuat selalu berkuasa
(ix)

Yang lemah pasti merana
(Marjinal, “Hukum Rimba”, 2003)

Tuturan (13) berisi lirik bertopik kendali hukum oleh orang yang berkuasa.
Pada tuturan (13i), terdapat kata pengacara juri hakim jaksa yang merupakan „para
pejabat di bidang hukum‟ (bdk, Sugono, dkk. 2008:6;594;475;558). Jadi, tuturan
(13i) bermakna „para pejabat di bidang hukum masih ternilai dengan uang‟.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

Pada tuturan (13ii), terdapat kata kunci dikuasai dan beruang. Kata dikuasai
bermakna „dipengaruhi oleh seseorang‟ (bdk. Sugono, dkk. 2008:745). Kata beruang
bermakna „mempunyai uang‟ (Sugono, dkk. 2008:1513). Jadi, tuturan (13ii)
bermakna „hukum telah dipengaruhi oleh orang-orang yang mempunyai uang.
Pada tuturan (13iii), terdapat kata kunci permainan dan menjaga. Kata
permainan bermakna „barang atau sesuatu yang dipermainkan‟ (Sugono, dkk.
2008:858). Kata menjaga bermakna „mempertahankan keselamatan‟ (Sugono, dkk.
2008:555). Jadi, tuturan (13iii) bermakna „hukum adalah barang yang dipermainkan
untuk mempertahankan keselamatan kekuasaan‟.
Pada tuturan (13iv), terdapat kata kunci komoditas. Kata komoditas bermakna
„barang dagangan utama‟ (Sugono, dkk. 2008:555). Jadi, tuturan (13iv) bermakna
„hukum adalah barang dagangan utama‟.
Pada tuturan (13v), terdapat kata barangnya dan tersangka. Kata barangnya
terdiri dari kata barang (Sugono, dkk. 2008:139) dan imbuhan -nya yang bermakna
„varian pronomina ia/dia dan pronomina benda yang menyatakan milik, pelaku, atau
penerima‟ (Sugono, dkk. 2008:791). Kata barangnya bermakna „barang milik (dia)‟.
Kata tersangka bermakna „diduga, dicurigai‟. Kata tersangka mengacu pada „orang
yang dicurigai melanggar hukum‟. Jadi, tuturan (13v) bermakna „hukum adalah
barang milik