IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYAN DI KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA DI KECAMATAN PETIR KABUPATEN SERANG SKRIPSI

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  Oleh:

RUHNURI MUSFIROH NIM. 6661081109 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, JULI 2015

  Man lam yadzuq dzulla- tta’allumi saa’atan, tajjarra’a

dzullal- jahli thula hayatihi

  

Barangsiapa belum merasakan kesulitan belajar walau sebentar,ia akan merasakan

kebodohan yang menghinakan selama hidupnya.

  

(Imam Syafi’i)

Thank You Allah… Alhamdulillah

  

ABSTRAK

Ruhnuri Musfiroh. Nim 6661081109. Pembimbing I Riny Handayani, S.Si.,

M.Si, dan Pembimbing II Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. Implementasi

Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir

Kabupaten Serang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  Fokus penelitian ini ialah Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang. Latar belakang permasalahan penelitian ini yaitu berubah- ubahnya petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, kurang optimalnya sosialisasi, rendahnya dukungan publik, dana bantuan yang diterima penerima bantuan tidak utuh, pembelanjaan tidak dilakukan oleh penerima bantuan, terbatasnya kompetensi Kelompok Swadaya Masyarakat, pekerjaan tidak dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsi masing- masing pelaksana, dan kurang jelasnya jadwal pencairan. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan adalah teori implementasi Jones (1996). Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknis analisis data menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang belum optimal karena dalam pelaksanaannya Kelompok Swadaya Masyarakat dan Badan Keswadayaan Masyarakat tidak berfungsi dengan baik, pelaksanaannya tidak sepenuhnya sesuai dengan peraturan, tidak adanya petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, serta Standar Operasional Prosedur (SOP), program kerja yang jelas serta jadwal kegiatan pasti. Agar pelaksanaan program menjadi optimal maka harus ada petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, SOP, dan program kerja yang jelas serta jadwal kegiatan pasti.

  Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Program Bantuan

  

ABSTRACT

Ruhnuri Musfiroh. Nim 6661081109. Adviser I . Riny Handayani, S.Si., M.Si.,

and Adviser II Ipah Ema Jumiati, S.Ip., M.Si. Implementation of Self-

supporting Housing Stimulant Aid Programme in Petir Serang Regency.

Program Study Science of State Administration. Science of Social and Political

Faculty. Sultan Ageng Tirtayasa University.

  

The focus of this research is the Implementation of Self- supporting Housing

Stimulant Aid Programme in Petir Serang Regency. The background of this

research concerns that change-implementation guidance and in technical

instructions, suboptimal socialization, low public support, the grant recipient has

not accepted intact, for purchases not effected by the recipient, the limited

competence of Community Self-supporting Group, the work was not done

according to basic tasks and functions each implementer, and less details

schedule thawing. The research method used is qualitative research methods. The

theory used is implementation theory Jones (1996). Data collection techniques

used are observation, interview, and study documentation. Data analysis

technique used is technical analysis data by Miles and Huberman. The results

showed that implementation of the Self-supporting Housing Stimulant Aid

Programme in District of Petir Serang Regency is not optimal due to the

implementation of Community Self- supporting Group and the Community Self-

Supporting Organization is not functioning properly, the implementation is not

fully in accordance with the regulations, the absence of guidelines, technical

guidelines, as well as the Standard Operational Procedures (SOP), a clear work

program and schedule of activities for sure. In order to make the implementation

is optimal, there should be guidelines, technical guidelines, SOP, and a clear

work program and schedule of activities for sure.

  Keywords: Policy Implementation, Assistance Program

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

  Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi dengan judul “Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang” ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta umatnya hingga akhir zaman.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan proposal ini adalah berkat bimbingan, bantuan, serta saran- saran dari berbagai pihak. Karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar- besarnya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat. M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Kandung Sapto N, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Mia Dwianna, M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  5. Gandung Ismanto, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  7. Riny Handayani, S.Si., M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi I peneliti yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Ipah Ema Jumiati, M.Si., Dosen Pembimbing II peneliti yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Seluruh Dosen Program studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan ilmunya selama peneliti masih dalam perkuliahan.

  10. Seluruh Staff TU Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  11. Bapak dan ibu tercinta, atas doa tanpa henti yang diberikan kepada peneliti.

  12. Kakak- kakak dan adik- adikku tersayang, atas semangat dan motivasi yang diberikan.

  13. Suamiku Fakhrul Hayandi, SE., dan buah hatiku Danendra Zafran Al- Musyaffa, motivasi terbesar peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

  14. Bapak IIm Rohimudin, ST., MM. Kepala Seksi Perumahan Swadaya Formal dan Non Formal DTRBP Kabupaten Serang 15. Seluruh Staff Bidang Perumahan DTRBP Kabupaten Serang.

  16. Bapak Suhendra, SE., Tenaga Pendamping Masyarakat Desa Sindangsari Kecamatan Petir.

  17. Bapak Ikhsan, S.Pd., Tenaga Pendamping Masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Petir.

  18. Bapak Abdul Ka’ab (Sair), Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Petir.

  19. Bapak Rasim Rubisa, Kepala Desa Ds. Sindangsari Kecamatan Petir.

  20. Bapak Fahruroji, Kepala Desa Ds. Kampung Baru Kecamatan Petir.

  21. Seluruh penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir yang menjadi informan penelitian.

  22. Rekan-rekan Administrasi Negara Kelas B angkatan 2008 yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi peneliti, khususnya Lina Eliyana S.Sos., Fitri Wahyuni S.Sos., Gilar Novi Purnama Saputri S.Sos., Euis Juhaeriah S.Sos., dan Selvi Destiasari S.Sos.

  23. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam proses penyusunan skripsi hingga skripsi ini selesai.

  Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, mahasiswa Administrasi Negara, dan bagi siapa saja yang membacanya. Segala kekeliruan yang terdapat dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya masukan, kritik, serta saran terhadap skripsi ini.

  Serang, Juni 2015 Penulis

  Ruhnuri Musfiroh Nim. 6661 081109 iv

  DAFTAR ISI

  Halaman

  HALAMAN JUDUL LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

  1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

  1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 17

  1.3 Pembatasan Masalah .................................................................... 18

  1.4 Rumusan Masalah ........................................................................ 18

  1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................... 18

  1.6 Manfaat Penelitian ....................................................................... 18

  1.7 Sistematika Penulisan ................................................................... 19

  

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR ............................... 23

  2.1 Deskripsi Teori ............................................................................. 23

  2.1.1 Kebijakan Publik ................................................................ 23

  2.1.2 Implementasi Kebijakan Publik ......................................... 28

  2.1.3 Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik ...................... 31

  2.1.3.1 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik Donald Van Metter dan Carl Van Horn .................. 31

  2.1.3.2 Model Pendekatan Implementasi Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier ................................................... 35

  2.1.3.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik George Edward III.................................................. 41

  2.1.3.4 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik Merilee S. Grindle .................................................. 45

  2.1.3.5 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Publik Charles O. Jones ..................................................... 48

  2.2 Gambaran Umum Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ........................................................................................ 53

  2.2.1 Tujuan dan ruang Lingkup Program .................................... 53

  2.2.2 Kriteria Penerima Bantuan .................................................. 54

  2.2.3 Pelaksana Kegiatan .............................................................. 55

  2.3 Kerangka Berfikir dan Asumsi Dasar .......................................... 64

  2.3.1.Kerangka Berfikir .............................................................. 64

  2.3.2 Asumsi Dasar ..................................................................... 67

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 68

  3.1. Motede Penelitian ....................................................................... 68

  3.2. Instrumen Penelitian ................................................................... 70

  3.3. Informan Penelitian .................................................................... 70

  3.4. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 73

  3.4.1 Observasi ............................................................................ 74

  3.4.2 Wawancara ........................................................................ 75

  3.4.3 Dokumentasi ...................................................................... 78

  3.5. Teknik Analisis Data .................................................................. 79

  3.5.1 Reduksi Data ..................................................................... 79

  3.5.2 Penyajian Data .................................................................. 80

  3.5.3 Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi .................................... 80

  3.6. Uji Keabsahan Data ................................................................... 81

  3.6.1 Triangulasi ......................................................................... 82

  3.6.2 Member Check .................................................................... 83

  3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 84

  3.7.1 Tempat Penelitian.............................................................. 84

  3.7.2 Waktu Penelitian ............................................................... 84

  BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 86

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 86

  4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Petir ................................... 86

  4.1.1.1 Pemerintahan .......................................................... 87

  4.1.1.2 Kependudukan........................................................ 90

  4.2 Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 92

  4.3 Pembahasan ................................................................................. 95

  4.3.1 Kesesuaian Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011 ........................................... 96

  4.3.1.1Tujuan ..................................................................... 97

  4.3.1.2 Sasaran ................................................................... 100

  4.3.1.3 Penggunaan ............................................................ 106

  4.3.1.4 Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang oleh Pelaksana Program ........................................ 112

  4.3.2 Analisis Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang berdasarkan Teori Jones ........................................... 120

  4.3.2.1 Organisasi .............................................................. 140

  4.3.2.2 Interpretasi.............................................................. 161

  4.3.2.3 Penerapan ............................................................... 177

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 201

  5.1 Kesimpulan .................................................................................... 201

  5.2 Saran ............................................................................................... 202

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan

  Tempat Tinggal .................................................................................... 2

Tabel 1.2 Rumah Tidak Layak Huni (uninhabitable) di kabupaten Serang ....... 6Tabel 1.3 Jumlah penerima Bantuan di Kecamatan Petir ................................... 8Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 72Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .......................................................................... 77Tabel 3.3 Jadwal Penelitian................................................................................. 85Tabel 4.1 Status Pemerintahan dan Pembagian Wilayah Administrasi Desa/

  Kelurahan di Kecamatan Petir ............................................................ 89

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Petir .... 90Tabel 4.3 Penduduk Kecamatan Petir Menurut Kelompok Umur ...................... 91Tabel 4.4 Temuan Lapangan ...............................................................................193

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hukum, Kebijakan Sosial, Kebijakan Lembaga ............................. 28Gambar 2.2 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Van Metter dan Van

  Horn................................................................................................ 34

Gambar 2.3 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Mazmanian dan

  Sabatier ........................................................................................... 40

Gambar 2.4 Model Pendekatan Implementasi Kebijakan Edward III ................ 45Gambar 2.5 Struktur Pelaksana ........................................................................... 63Gambar 2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................ 66Gambar 3.1 Teknik Analisis Data Miles dan Huberman .................................... 81

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

  Lampiran 2 Kartu Disposisi

  Lampiran 3 Catatan Bimbingan

  Lampiran 4 Landasan Hukum Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat

  Nomor 14 tahun 2011 Lampiran 5

  Tabel Capaian Progres Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Kabupaten Serang TA 2012

  Lampiran 6 Tabel Realisasi Pelaksanaan Program Bantuan Stimulan

  Perumahan Swadaya Desa Kampung Baru Kecamatan Petir TA 2012

  Lampiran 7 Pedoman Wawancara

  Lampiran 8 Matriks Wawancara Setelah Reduksi Data

  Lampiran 9 Catatan Lapangan

  Lampiran 10 Member Chek

  Lampiran 11 Dokumentasi Lapangan

  Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Negara sebagai suatu organisasi yang memiliki kekuasaan tertinggi memiliki wewenang yang mencakup seluruh kehidupan masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki negara ialah untuk mewujudkan cita- cita serta kepentingan warganya yang kemudian disebut sebagai tujuan nasional. Sebagai negara yang berdaulat, tujuan nasional negara Indonesia telah termaktub dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 alinea IV, yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

  Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai kesejahteraan, dan negara memiliki peranan besar dalam hal ini. Peran negara mencakup upaya untuk menggali segala sumber daya seperti pajak, eksploitasi sumber daya alam, dan lain sebagainya. Negara berkewajiban membuat kebijakan atau undang- undang untuk mengatur warga negara serta mengelola barang publik, negara menyediakan anggaran guna membiayai penyelenggaraan pemerintahan sehingga pelayanan publik dapat terlaksana dengan baik. Negara juga harus menciptakan iklim ekonomi yang stabil, memastikan adanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, termasuk menyediakan lapangan kerja. Selain itu, peran negara yang lain ialah mengeluarkan belanja untuk pembangunan sosial atau kebijakan sosial. Wujud nyata kebijakan sosial adalah program- program yang berorientasi pada pemenuhan hak- hak dasar warga negara (Suharto, 2007:11).

  Ketersediaan rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang disamping kebutuhan sandang dan pangan. Undang- Undang Dasar 1945, Pasal 28H Ayat (1) menyebutkan: ”Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Sayangnya, meski telah dijamin undang- undang, kebutuhan akan rumah belum seratus persen terpenuhi. Setidaknya 24% rumah tangga di Indonesia pada tahun 2011 belum memiliki rumah sendiri. Berikut ini adalah data presentase rumah tangga menurut status kepemilikan rumah di Indonesia pada tahun 2011:

  Tabel 1.1 Presentase Rumah Tangga Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal di Indonesia

  Tahun Milik Sendiri Kontrak Sewa Lainnya Total 2008 77,12 4,88 8,85 9,15 100 2009 74,35 7,07 8 10,57 100 2010 72,33 7,21 10,47 9,99 100 2011 75,96 5,05 9,83 9,16 100 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012.

  Selain masalah status kepemilikan rumah, pada kenyataannya sebagian keluarga di Indonesia yang memiliki rumahpun masih menempati rumah tidak layak huni. Rumah tidak layak huni ialah rumah yang tidak memenuhi standar layak huni yang mencakup kecukupan luas, kualitas, dan kesehatan. Total rumah tidak layak huni di Indonesia hingga saat ini tidak kurang dari 4,8 juta unit (Surat Edaran Menteri Negara Perumahan Rakyat 19/M/PR01.03/01/2012).

  Sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi permasalahan rumah tidak layak huni, pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perumahan Rakyat mencanangkan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai program bedah rumah. Pada tahun 2013 dan 2014 Kementerian Perumahan Rakyat menargetkan sasaran dari program ini sebanyak 500.000 unit setiap tahunnya di seluruh Indonesia. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada pada tahun 2012 yang hanya menargetkan 250.000 unit (Surat Edaran Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 18/M/PR.01.03/01/2012).

  Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya sendiri merupakan salah satu program yang lahir berdasarkan Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992. Pada Pasal 54 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2011 disebutkan bahwa: (1) Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah, (2) Pemerintah dan/atau pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan berkelanjutan, (3) Kemudahan dan/ atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah sebagaimana yang dimaksud ayat 2 dapat berupa: a) Subsidi perolehan rumah; b) Stimulan rumah swadaya; c) Insentif perpajakan sesuai ketentuan perundang- undangan dibidang perpajakan; d)Perizinan; e) Asuransi dan penjaminan; f) Penyediaan tanah; g) Sertifikasi tanah; dan/ atau h) Prasarana, sarana, dan utilitas umum.

  Selanjutnya, Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadayapada pelaksanaannya mengacu pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 81/ PMK.05/ 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementrian Negara/ Lembaga, serta petunjuk- petunjuk teknis yang berupa surat edaran yang dikeluarkan Kementrian Perumahan Rakyat.

  Berdasarkan Undang- Undang yang telah disebutkan diatas, diketahui bahwa penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadayaini adalah masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, bukan tunawisma. Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan dari pemerintah untuk memperoleh rumah. Standar maksimum penghasilan calon penerima bantuan berdasarkan Surat Edaran Kementrian Perumahan Rakyat Nomor 25/SE/DS/4/2012 adalah Rp.1.250.000,- per bulan.

  Selain berpenghasilan rendah dan menempati rumah tidak layak huni penerima bantuan diutamakan dari masyarakat yang telah memiliki rencana membangun atau meningkatkan kualitas rumah, yang dibuktikan dengan memiliki tabungan bahan bangunan, sebelumnya telah memulai membangun rumah, memiliki aset lain yang dapat dijadikan dana tambahan, serta didahulukan yang sudah diberdayakan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Adapun besarnya bantuan untuk masing- masing penerima bantuan ialah Rp. 6.000.000,- dengan sumber pendanaan murni dari APBN.

  Lingkup bantuan stimulan ini adalah untuk pembangunan rumah baru, peningkatan kualitas rumah, dan pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.

  Sebagai suatu program nasional yang hadir diera otonomi daerah, pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya didasarkan pada asas dekonsentrasi sehinggakewenangan pemerintah daerah baik Pemerintah Provinsi ataupun Kabupaten/ Kota adalah mencakup pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian sementara sumber pendanaannya adalah murni dari APBN.Namun demikian, mengingat banyaknya rumah tidak layak huni yang harus ditangani maka pemerintah pusat juga telah memobilisasikan seluruh pemerintah daerah di Indonesia untuk mengupayakan sumber pendanaan dari APBD ataupun menggalang dan mengkoordinir pendanaan dari sumber- sumber lain seperti perusahaan (Social Corporate Responsibility), BUMN, ZIS (zakat, infak, sodaqoh), dan lain sebagainya sehingga dapat menambah sasaran dan besar bantuan yang diberikan.

  Salah satu daerah yang turut dalam Program Bantuan Stimulan Perumahan tidak layak huni yang cukup banyak yakni 12.733 unit. Adanya Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini seyogyanya dapat dijadikan momentum yang tepat bagi Kabupaten Serang untuk menekan angka rumah tidak layak huni tersebut. Berikut data rumah tidak layak huni di Kabupaten Serang:

  Tabel 1.2 Rumah Tidak Layak Huni (uninhabitable) di Kabupaten Serang

  24.

  18.

  19.

  20.

  21.

  22.

  23.

  25.

  16.

  26.

  27.

  28. Kibin Kragilan Waringin Kurung Mancak Anyar Bojonegara Puloampel Kramatwatu Ciruas Pontang Carenang Binuang Tirtayasa Tanara

  85 111

  95 576

  91 171

  89 416 259 712 859 258 902 631 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2012.

  17.

  1.054 411 514 585 779 707 386 523 15.

  No Kecamatan Rumah Tidak Layak Huni

  6.

  (uninhabitable) No Kecamatan Rumah Tidak

  Layak Huni (uninhabitable) 1.

  2.

  3.

  4.

  5.

  7.

  497 414 619 189 432 368

  8.

  9.

  10.

  11.

  12.

  13.

  14. Cinangka Padarincang Ciomas Pabuaran Gunungsari Baros Petir Tunjung Teja Cikeusal Pamarayan Bandung Jawilan Kopo Cikande

  Berdasarkan Tabel 1.2 diatas diketahui bahwajumlah rumah tidak layak huni paling sedikit berada di Kecamatan Kibin, yakni 85 unit. Sedangkan jumlah rumah tidak layak huni terbanyak berada di Kecamatan Petir yakni 1.054 unit. Di Kecamatan Petir sendiri terdapat 11.630 Kepala Keluarga, 3.094 diantaranya termasuk kedalam kategori keluarga prasejahtera. Akan tetapi, banyaknya rumah tidak layak huni di Kecamatan Petir tidak dikarenakan jumlah Kepala Keluarga yang banyak pula. Kecamatan Cikande yang memiliki jumlah Kepala Keluarga paling banyak, yakni 17.671 Kepala Keluarga, jumlah rumah tidak layak huninya hanya 523 unit (Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serang, 2012).

  Berdasarkan keterangan dari Bapak Dadang, Kepala Bidang Perumahan Dinas Tata Ruang, Bangunan, dan Perumahan Kabupaten Serang pada tanggal 17 April 2013, satu- satunya program bantuan perumahan yang sedang dilaksanakan saat ini adalah Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadayadari Kementrian Perumahan Rakyat. Kabupaten Serang belum memiliki program bantuan untuk mengatasi rumah tidak layak huni yang pendanaannya berasal dari APBD. Begitu puladengan sharingdana Kabupaten Serang dan bahkan Provinsi Banten belum bisa melakukan. Kabupaten Serang berencana akan mereplikasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya apabila agenda program tahun anggaran 2014 telah selesai dilaksanakan.

  Berdasarkan keterangan Bapak Dadang pula, Kabupaten Serang pada tahun 2012 telah mengajukan permohonan bantuan sejumlah tidak kurang dari 7000 unit rumah. Namun demikian, jumlah bantuan yang sudah melalui proses verifikasi dan mendapatkan kepastian dari Kementrian Perumahan Rakyat melalui Surat Keputusan adalah 5.509 unit, dengan total bantuan sebesar Rp.33,054 Milyar dan dibebankan kedalam APBN Tahun Anggaran 2012. Sedangkan sisanya, sekitar 1.491 unit masih menunggu keluarnya Surat Keputusan Kementrian Perumahan Rakyat. Selama menunggu proses tersebut, kegiatan

  Data capaian kemajuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Kabupaten Serang per tanggal 17 April 2013, diketahui bahwa dari 5.509 bantuan, 856 diantaranya belum terserap atau belum dicairkan sama sekali.

  Dengan kata lain dari Rp.33,054 Milyar bantuan, Rp.2,736 Milyar diantaranya belum terserap.Belum terserapnya bantuan dikarenakan adanya pembekuan rekening penerima oleh Dinas Tata Ruang Bangunan Perumahan Kabupaten Serang dan Badan Pemeriksa Keuangan.

  Salah satu kecamatan penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini ialah Kecamatan Petir. Jumlah penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2012 sebanyak 299 KK. Berikut tabel jumlah penerima bantuan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang:

  Tabel 1.3 Jumlah Penerima Bantuan di Kecamatan Petir

  No Nama Desa Jumlah KK

  1 Sindangsari 128

  2 Kampung Baru

  71 Jumlah 299 Sumber: DTRBP Kabupaten Serang, 2013

  Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hanya ada dua desa di Kecamatan Petir yang menerima Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini. Di Desa Sindangsari terdapat 128 KK penerima, sedangkan di Desa Kampung Baru 71 KK. Masing- masing KK mendapatkan Rp. 6 juta guna perbaikan atau pembangunan rumahnya. atau dengan kata lain anggaran yang dikucurkan bagi penerima bantuan di Kecamatan Petir dalam pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang ialah sebesar Rp. 1,794 Milyar.

  Terkait dengan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang, berdasarkan observasi awal peneliti, terdapat beberapa permasalahan dalam implementasi atau pelaksanaannya.Beberapa permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

  Pertama, Dinas Tata Ruang Bangunan dan PerumahanKabupaten Serang

  dianggap kurang optimal dalam mensosialisasikan adanyaProgram Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya kepada masyarakat ataupun aparat desa.

  Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya bahwa hanya ada dua desa yang mendapatkan bantuan, yakni Desa Sindangsari dan Desa Kampung Baru.

  Sementara di Kecamatan Petir pada tahun 2012 terdapat 13 Desa.

  Peneliti berkesempatan bertemu dengan Sekretaris Desa Mekar Baru Kecamatan Petir, Bapak Ahmad Munzakir. Berdasarkan keterangan Bapak Ahmad Munzakir saat ditemui dikantornya tanggal 25 Maret 2013, Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya tidak masuk ke Desa Mekar Baru.

  Sebagai aparat desa dirinya tidak pernah mendapat informasi resmiberupa pemberitahuan dari DTRBP Kabupaten Serang, ataupun didatangi langsung oleh

  Tenaga Pendamping Masyarakat atau dari pihak Kecamatan Petir mengenaiProgram Bantuan Stimulan Perumahan Swadayaini. Sebagai Sekretaris Desabeliau memang pernah mendengar akan ada program semacam bedah rumah dari rekan sesama aparat desa. Namun beliau dan rekan- rekannya tidak tahu kapan program tersebut akan dilaksanakan dan seperti apa teknis pelaksanaannya. Dengan tidak tersosialisasikannya program ini dengan baik, berdampak pada jumlah desa yang mengajukan bantuan.Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat Kecamatan Petir adalah kecamatan dengan jumlah tidak layak huni paling banyak di Kabupaten Serang.

  Kondisi yang berbeda peneliti temukan di Kecamatan Serang, dimana berdasarkan keterangan Kepala Seksi Sosial Kecamatan Serang, Bapak M. Padma dan Lurah Kelurahan Kaligandu Kecamatan Serang, Bapak Linin pada tanggal 15 Juli 2013, bisa dipastikan bahwa hampir semua kelurahan yang ada di Kecamatan Serang telah melaksanakan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2011 Pasal 20 Ayat 2, disebutkan bahwa tugas pelaksana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di daerah yakni Kelompok Kerja Provinsi, Kelompok Kerja Kabupaten/ Kota, Tenaga Pendamping Masyarakat, Unit Pengelola Kegiatan/Badan Keswadayaan Masyarakat, dan Kelompok Swadaya Masyarakatialah membantu Deputi Perumahan Swadaya Kementrian Perumahan Rakyat dalam melaksanakan fungsinya, salah satunya ialah sosialisasi kebijakan dan tata cara program. Belum meratanya informasi mengenaiProgram Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir menunjukkan bahwa pelaksana belum melakukan tugas pokok dan fungsinya secara optimal.

  Kedua, Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadayakurang mendapat

  dukungan dari masyarakat. Salah seorang Tenaga Pendamping Masyarakat Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Kabupaten Serang, Bapak Anis Fuad, mengatakan bahwa kendala utama yang dihadapi oleh para Tenaga Pendamping Masyarakat Kabupaten Serang secara umum adalah rendahnya kepercayaan masyarakat dimana masyarakat sudah terlanjur memiliki stigma miring mengenai Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya ini dimana masyarakat umumnya menganggap bahwa program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya hanyalah ladang pelaksana untuk mencari keuntungan pribadi.

  Hal ini pula yang dirasakan oleh Sekretaris Desa Mekarbaru Kecamatan Petir, Bapak Ahmad Munzakir, yang menyatakan bahwa aparat desa yang ada di Kecamatan Petir umumnya juga merasa enggan untuk turut serta dalam pelaksanaan program bantuan yang berbau uang seperti Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadayaini. Pengalaman dalam melaksanakan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) telah menunjukkan karakter masyarakat Petir yang cenderung kritis (dalam artian negatif), suudzhon, dan mudah iri terhadap orang lain membuat program yang mulanya diharapkan akan memberikan kesejahteraan justru menimbulkan kecemburuan sosial. Iklim sosial yang tidak kondusif ini yang menyebabkan aparatur desa yang ada tidak bersemangat untuk menyambut program yang digulirkan oleh

  Implementasi suatu kebijakan, khususnya kebijakan sosial sangat bergantung pada dukungan publik, termasuk kondisi sosial masyarakat yang menjadi sasaran kebijakan.Komitmen dari para pelaksana untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan peraturan diperlukan guna mendapatkan simpati dan dukungan masyarakat.

  Ketiga, dana bantuan yang diterima oleh penerima bantuan tidak utuh.

  Pencairan dana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dilakukan dua tahap. Tahap satu sebesar Rp. 3000.000,- dan tahap duapun Rp. 3000.000,- . Akan tetapi berdasarkan keterangan salah seorang penerima bantuan di Kampung Wadas Wetan Desa Sindangsari Kecamatan Petir, Bapak Idam, saat ditemui tanggal 23 Maret 2013diketahui bahwa dari jumlah bantuan yang ia terima pada tahap pertama terdapat pemotongan sebesar Rp. 300.000,- oleh petugas yang menurutnya sebagai biaya lain- lain, sehingga yang dana yang dibelanjakan hanya Rp. 2.700.000,- saja. Hal ini sangat disayangkan mengingat jumlah bantuan yang tidaklah seberapa.

  Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Pasal 31 ayat (1) dan (2) diketahui bahwa Unit Pengelola Kegiatan/ Badan Keswadayaan Masyarakat dalam melaksanakan tugasnya diberi dana operasiaonal yang jumlahnyahingga 3% dari keseluruhan dana bantuan yang disalurkan oleh Unit Pengelola Kegiatan/ Badan Keswadayaan Masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian, seharusnya tidak boleh ada pemotongan bantuan bahkan dengan alasan biaya operasional bagi Unit Pengelola Kegiatan/ Badan Keswadayaan

  (5) menyebutkan bahwa Kelompok Swadaya Masyarakat dilarang menggunakan dana bantuan stimulan untuk keperluan dana operasional.

  Keempat, belanja material dilakukan oleh pelaksana program, bukan

  penerima bantuan. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya termasuk kedalam bantuan sosial yang berupa uang dimana dalam teknis penyalurannya langsung ditransfer ke rekening penerima. Karenanya, dalam pembelanjaannya harus mengacu pada Peraturan menteri Keuangan Nomor 81/ PMK. 05/ 2012 Pasal 4 Ayat (8) yang menyebutkan bahwa belanja bantuan sosial yang disalurkan dalam bentuk uang yang digunakan oleh penerima bantuan untuk pengadaan barang dan/ jasa, dikerjakan/ dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Namun yang peneliti temui di Kecamatan Petir tidaklah demikian.

  Penerima bantuan memang menarik sendiri uang mereka, namun mereka langsung menyerahkannya kepada pelaksana untuk dibelanjakan bahan material bangunan. Hal ini jelas bertentangan dengan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2014. Pasal 38 Ayat (5) menyebutkan Unit Pengelola Kegiatan/ Badan Keswadayaan Masyarakat dilarang memungut kembali dana bantuan stimulan yang telah diserahkan kepada anggota Kelompok Swadaya Masyarakat dan menggulirkan kepada pihak manapun. Pembelanjaan dana bantuan yang tidak dilakukan sendiri oleh penerima bantuan juga membuat bentuk bantuan ini adalah barang.

  Berdasarkan informasi yang juga peneliti dapatkan dari Bapak Anis Fuad, saat ditemui pada Tanggal 22 Maret 2013, diketahui bahwa belanja material dilakukan oleh tim pendamping masyarakat merupakan inisiatif dari kementrian perumahan rakyat yang didasarkan pada hasil musyawarah pelaksana. Hal ini dilakukan tidak lain sebagai upaya menyelamatkan program karena dikhawatirkan apabila masyarakat sendiri yang memegang uang bantuan tersebut tidak akan digunakan sebagaimana mestinya melainkan untuk keperluan lain.

  Kelima , terbatasnya kompentensi Kelompok Swadaya Masyarakat dan

  Badan Keswadayaan Masyarakat. Penerima bantuan yang tergabung didalam Kelompok Swadaya Masyarakat umumnya adalah masyarakat dengan latar belakan pendidikan yang rendah, sulit baca tulis bahkan tidak bisa sama sekali.

  Begitu pula dengan SDM dalam Badan Keswadayaan Masyarakat, kemampuan untuk mengoperasikan komputer sangat terbatas. Hal ini tentu berpengaruh terhadap pelaksanaan program karena baik Kelompok Swadaya Masyarakat ataupun Badan Keswadayaan Masyarakat merupakan unit pelaksana program yang memiliki tugas pokok dan fungsi masing- masing. pekerjaan tidak dilakukan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-

  Keenam;

  masing pelaksana. Setiap unit pelaksana, seperti Kelompok Swadaya Masyarakat dan Badan Keswadayaan Masyarakat memiliki tugas pokok dan fungsi tersendiri,.

  Namun pada prakteknya sebagagian besar pekerjaan, terutama yang berkaitan dengan administrasi dikerjakan oleh Tenaga Pendaping Masyarakat. Misalnya dalam hal penyusunan berkas usulan permohonan bantuan, seharusnya disusun oleh Kelompok Swadaya Masyarakat dan badan Keswadayaan Masyarakat, namun kemudian dikerjakan sepenuhnya oleh Tenaga Pendamping Masyarakat.

  Masyarakat penerima bantuan hanya dimintai fotokopi KTP dan KK saja. Sebagaimana keterangan dari Bapak Idam dalam wawancara pada 25 Maret 2013.

  Ketujuh , tidak adanya kejelasan jadwal pencairan. Penerima bantuan tentu

  berhak mengetahui kapan pencairan dana bantuan akan dilaksankan. Pada saat observasi awal ke Kampung Wadas Wetan Desa Sindangsari Kecamatan Petir, pencairan tahap pertama telah dilakukan dan pembangunan rumah tengah berjalan. Akan tetapi, berdasarkan Keterangan Bapak Idam, diketahui pula bahwa penerima bantuan tidak diberikan informasi kapan dana bantuan akan dicairkan baik itu pada tahap pertama ataupun untuk pencairan tahap dua. Ketidakjelasan jadwal pencairan, maka jadwal pelaksanaan pembangunan rumahpun menjadi tidak jelas pula.

  Jadwal kegiatan suatu program kebijakan merupakan hal penting yang harus diperhatikan karena bagaimanapun suatu implementasi program kebijakan yang baik harus memiliki jadwal kegiatan disiplin yang pasti. Hal ini selain untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi juga untuk menghindari benturan dengan program lain yang sedang dilakukan.

  Permasalahan dalam pelaksanaan Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir begitu kompleks. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam bagaimana pelaksanaan pelaksanaan Program Stimulan Perumahan Swadaya terutama pelaksanaan di Kecamatan Petir.Peneliti berkeinginan untuk menuangkan dalam sebuah penelitian yang berjudul

  

“Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di

Kecamatan Petir Kabupaten Serang ”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang dan observasi awal peneliti, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan Implementasi Program Bntuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang sebagai berikut: 1.

  Kurang optimalnya sosialisasi mengenai Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir.

  2. Rendahnya dukungan publik.

  3. Dana bantuan yang tidak diterima oleh penerima bantuan tidak utuh.

  4. Pembelanjaan bahan material bangunan tidak dilakukan oleh penerima bantuan, melainkan pelaksana.

  5. Terbatasnya kompetensi Kelompok Swadaya Masyarakat.

  6. Pekerjaan tidak dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing- masing pelaksana.

  7. Kurang jelasnya jadwal pencairan dana bantuan.

1.3 Pembatasan Masalah

  Mengingat bahwa Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang telah selesai dilaksanakan, maka peneliti membatasi penelitian hanya pada Implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang tahun 2013.

  1.4 Rumusan Masalah

  Berdasarkan fokus masalah yang telah di tetapkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana implementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan

  Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang?

  1.5 Tujuan Penelitian

  Tujuan daripada penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimanaImplementasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya di Kecamatan Petir Kabupaten Serang.

  1.6 Manfaat Penelitian