MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PONOROGO TESIS

  MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PONOROGO TESIS Oleh: UMATUL KHOIRIYAH NIM: 212216050

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO PASCA SARJANA AGUSTUS 2018

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  Terakreditasi B sesuai SK BAN-PT Nomer : 2619/SK/BAN-PT/Ak-SURV/PT/XI/2016 Alamat : Jl. Pramuka 156 Ponorogo 6347 Telp. (0352) 481277 Fax. (0352) 461893 Website PASCASARJANA Kepada Yth.

  Direktur Pacasarjana Institut Agama Islam Negeri Ponorogo Di Ponorogo

NOTA PERSETUJUAN

  Assalamu’alaikumWr. Wb Setelah membaca, meneliti, membimbing, dan melaksanakan perbaikan seperlunya, maka tesis saudara: Nama : Umatul Khoiriyah NIM : 212216050 Dengan Judul : Manajaemen Sarana prasarana Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo. Telah kami setujui dan dapat diajukan untuk memenuhi tugas

akhir dalam menempuh Program Pascasarjana (S2) pada Program Studi

  Manajemen Pendidikan Islam IAIN Ponorogo .

  Dengan ini kami ajukan tesis tersebut pada siding tesis yang

diselenggarakan oleh timpenguji yang ditetapkan oleh Direktur

Pascasarjana.

  Wassalamu’alaikumWr. Wb.

  Ponorogo, 18 Juli 2018 Pembimbing Nur Kolis, Ph.D. NIP: 19710623 199803 1 002

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  

INSTITUSI AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

Terakreditasi B sesuai SK BAN-PT Nomer : 2619/SK/BAN-PT/Ak-SURV/PT/XI/2016

Alamat : Jl. Pramuka 156 Ponorogo 6347 Telp. (0352) 481277 Fax. (0352) 461893

Website

PASCASARJANA

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  Terakreditasi B sesuai SK BAN-PT Nomer : 2619/SK/BAN-PT/Ak-SURV/PT/XI/2016 Alamat : Jl. Pramuka 156 Ponorogo 6347 Telp. (0352) 481277 Fax. (0352) 461893 Website PASCASARJANA

PERNYATAAN DAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umatul Khoiriyah NIM : 212216050 Program Studi : Magister ManajemenPendidikan Islam Perguruan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo

  

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul

:

“Manajemen Sarana Prasarana pendidikan di MAN 1

Ponorogo.

  adalah benar-benar hasil karya sendiri. Di dalamnya

tidak terdapat bagian yang berupa plagiat dari karya orang lain

dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan di dalam karya tulis ini, saya bersedia

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya.

  

ABSTRAK

  Umatul Khoiriyah, Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan di MAN 1 Ponorogo. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo (IAIN) Ponorogo, Pembimbing Nur Kolis, Ph.D.

  Kata Kunci : Manajemen sarana dan prasarana Latar belakang penelitian ini adalah bahwa setiap sekolah mempunyai sarana dan prasarana, baik itu memadai ataupun tidak memadai. Sarana dan prasarana perlu didayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran agar bisa berjalan efektif dan efisien. Pengelolaan ini dimaksudkan agar dalam menggunakan sarana prasarana di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo bisa berjalan efektif dan efisien, adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang pengelolaan sarana prasarana di MAN 1 Ponorogo,

  Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan mengambil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari data tersebut dinarasikan dan ditarik kesimpulan.

  Atas dasar inilah dilakukan penelitian dengan tujuan : (1) Untuk menganalisis bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri1 Ponorogo. (2) Untuk menganalisis bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri1 Ponorogo. (3) Untuk menganalisis bagaimana pemeliharaan dan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo (4) Untuk menganalisis bagaimana inventarisasi sarana prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo (5) Untuk menganalisis bagaimana penghapusan sarana dan prasaran pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri

  1 Ponorogo.

  Hasil penelitian ini menggambarkan implementasi manajemen pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo meliputi : 1. perencanaan, 2. pengadaan, 3. pemeliharaan dan penggunaan, 4. inventarisasi 5. Penghapusan. Namun demikian dari segi kelengkapannya belum memenuhi standar yang ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan hal penting bagi

  kehidupan manusia, karena pendidikan menjadi faktor pendukung manusia dalam mengatasi segala persoalan kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) disebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung

  1

  jawab Dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 tahun ”. 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) 1 disebutkan bahwa :

  

Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional,Undang-

  “Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : (a) Standar isi (b) Standar proses (c) Standar Kompetensi (d) Standar Pendidikan dan tenaga Kependidikan (e) Standar Sarana dan Prasarana (f) Standar Pengelolaan (g) Standar Pembiayaan dan (h) Standar Penilaian Pendidikan

  ”.

  2 Sarana dan prasarana Pendidikan

  merupakan komponen penting dalam pendidikan dan menjadi salah satu dari delapan standar nasional pendidikan. Begitu pentingnya sarana prasarana pendidikan sehingga setiap intansi berlomba-lomba untuk memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan demi meningkatkan mutu pendidikannya, tidak itu saja kelengkapan sarana prasarana merupakan salah satu daya tarik bagi calon peserta didik

  4

  merupakan bagian yang perlu disiapkan secara cermat dan 2 Peraturan pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang “Standar Nasional

  Pendidikan ” (SNP), 6. 3 Barnawi & M.Arifin Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah (Yogyakarta:Ar-Ruzz, Media, 2012), 17. 4 Lihat New York Science Journal, http://www.sciencepub.org, ISSN

1554-0200 stated that facilities management is a process that ensures

that buildings and other technical systems support the operati ons of an

organization. The International Facilities Management Association

(2002) described facilities management as the practice of co-

  2

3 Manajemen sarana prasarana

  berkesinambungan, sehingga dapat dijamin selalu terjadi kegiatan belajar mengajar(KBM) yang lancar. Dalam penyelengaraan pendidikan, sarana prasaran sangat dibutuhkan untuk menghasilkan kegiatan belajara mengajar (KBM) yang efektif dan efisien. Sarana prasarana harus dirancang secara sistematis sehingga tindakan yang diambil akan

  5

  bermanfaat dikemudian hari dalam merancang tentu digunakan sistem manajemen yang baik,baik dalam mengadakannya,menggunakannya dan merawatnya, Sarana prasarana disini yang dimaksud adalah semua perangkat peralatan,bahan dan perabot yang

  6 di gunakan langsung dalam proses pendidikan.

  khususnya proses belajar, mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media

  7

  pengajaran. Lebih jauh sarana prasarana pada

  

the organization; it integrates th e principles of business admi

nistration, architecture and the behavioural and engineering scie nces.

School facilities management is the application of scientific methods in

the planning, orga nizing, decision-making, co-ordination and

controlling of the physical environment oflearning for the

5 actualization of the educational goals and objectives. 6 Nana D Sudjana, Manajemen Program Pendidikan,( Cet III. 2000), 21.

  

Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan

7 Aplikasinya (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), 20.

E. Mulyasa.2007, Manajemen Berbasis

  4 dasarnya adalah ruangan yg dipakai untuk belajar dan ini merupakan element penting di dalam dunia

  8 pendidikan.

  Sarana prasarana jika digunakan dan dikelola secara sistematis,efektif dan efesien akan berdampak pada peningkatanmutu pendidikan baik

  9

  secara kwantitas maupun kwalitas. Pendidikan yang berkualitas akan muncul apabila terdapat sekolah yang berkualitas salah satunya mempunyai kelengkapanfasilitas yang menunjang proses balajar mengajartersebut. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana pendidikan,Prasarana pendidikan ini juga berperandalam proses belajar

  10 mengajar walaupun secara tidak langsung.

  Tapi sayangnya, sarana prasarana pendidikan di sekolah tidak dikelola dengan pengetahuan yang cukup sehingga sering terjadi ketidaktepatandalam pengelolaan. Ketidaktepatan pengelolaan sarana prasarana pendidikan 8 menyangkut cara pengadaan, penanggungjawab dan 9 Ibid.

  

Ibrahim Bafadal,Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan

10 aplikasinya (Jakarta:Bumi Aksara, 2003), 20.

  

B.Suryo Subroto,Manajemen Pendidikan di sekolah(Jakarta:Rineka pengelola, pemeliharaan dan perawatan, serta penghapusan. Bahkan banyak pengelola yang kurang memahami standar sarana prasarana yang dibutuhkan. Beberapa kasus membuktikan banyak sarana yang dibeli namun bukan menjadi skala prioritas utama suatu lembaga pendidikan. Hal yang paling tragis dan sering terjadi dalam budaya kita adalah mampu membeli tetapi tidak mampu

  11 merawat.

  Hasil penjajagan awal dari lapangan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo ditemukan bahwa siswa bersama guru membersihkan lingkungan dan membersihkan sarana prasarana pada hari sabtu pagi, pengelola membuat jadwal piket untuk bertugas di beberapa sarana prasarana madrasah, sedangkan penanggungjawab Laboratorium berada di ruang praktek, kemudian pengelola membuat laporan persemester terkait sarana prasarana yang menjadi tanggungjawabnya, guru juga mengembalikan sarana prasarana selesai 11 dipakai pembelajaran dengan mencatat/melaporkan Barnawi & M.Arifin, Manajemen Sarana sekolah, 17.

  6 di buku penggunaan. Hal ini membuktikan bahwa lembaga pendidikan diatas telah menggunakan perencanaan, pengorganisasian dalam pengelolaan sarana prasarana pendidikan namun belum dioptimalkan degan baik. Adapun satting social di Madrasah Aliyah Negeri 1 di atas sebagaimana berikut.

  1 Madrasah 1.

  Lembaga Pendidikan di bawah Aliyah naungan Kementrian Agama Negeri 1 2.

  Berstatus Negeri Ponorogo 3.

  Sejak berdiri bernama MAN 1 Ponorogo 4. Fasilitas sangat memadai 5. Menerapkan Kurikulum K 13 6. Akreditasi A

  7. Penghargaan Mendapatkan

  Adiwiyata Adiwiyata Nasional 2015

  8. Ketrampilan di MAN

  Kabupaten Ponorogo . Hasil penjajagan awal diatas peneliti melihat adanya aktifitas pengelolaan sarana prasarana di

  MAN 1 Ponorogo yang menarik untuk diteliti secara mandalam berangkat dari fenomena tersebut, peneliti mengambil judul

  “Manajemen Sarana

  Prasarana Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri

  1 Ponorogo B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo ?

  2. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1Ponorogo ?

  3. Bagaimana pemeliharaan dan penggunaan sarana dan prasarana Pendidikan di MAN 1 Ponorogo ?

  4. Bagaimana Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo ?

  5. Bagaimana Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo ?

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan peneliti di atas, maka beberapa tujuannya adalah :

1. Untuk menganalisis perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo.

  8

  2. Untuk menganalisis pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo

  3. Untuk menganalisis pemeliharaan dan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo.

  4. Untuk menganalisis inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo

5. Untuk menganalisis penghapusan sarana prasarana pendidikan di MAN 1 Ponorogo.

D. KEGUNAAN PENELITIAN 1. Teoritis

  Secara teoritis penelitian ini akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan , khususnya ilmu manajemen sarana prasarana, dan akan memberikan gambaran tentang manajemen sarana prasarana pendidikan.

2. Praktis

  Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dan pertimbangan untuk memperbaiki kekurangan dan kesalahan dalam manajemen perencanaan, pengadaan, pemeliha- ran, Inventarisasi dan penghapusan sarana prasarana pendidikan dan bagi penulis merupakan pelajaran yang berharga dalam manajemen sarana prasarana sekolah.

E. Kajian Terdahulu

  1. Isye Metriah, Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Sarana Prasarana Pendidikan (Studi Kasus di SMA Negeri 7 Solok Selatan), Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang, 2010, Rumusan pokok masalah : (1) Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan sarana prasarana pendidikan di lembaga yang dipimpinnya, (2) Sarana prasarana apa saja yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh kepala sekolah, (3) Bagaimana realisasi peningkatan sarana prasarana pendidikan disekolah, (4) Bagaimana manfaat pengembangan sarana prasarana pendidikan bagi perkembangan akademik siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan jenis penelitian kualitatif. Informan terdiri dari: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, pesuruh, komite sekolah, siswa dan wali

  10 murid. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode : (1) observasi partisipasi, (2) wawancara mendalam, (3) studi dokumentasi, Analisis data dilakukan selama pengumpulan data dan setelah pengumpulan data dengan menggunakan coding categories atau kategori-kategori koding sebagai pengembangan pengkodean dan penyotiran data. Agar data yang diperoleh terjamin kredibilitasnya maka dilakukan keabsahan data dengan cara: (1) observasi terus menerus, (2) triangulasi, (3) pengecekan anggota, (4) diskusi teman sejawat. Transfermabilitas untuk diaplikasikan pada latar lain dengan tipologi sama dan dikonfirmasikan dalam bentuk audit oleh dosen pembimbing, Hasil temuan meliputi: (1) Kepala sekolah sebagai administrator kegiatannya meliputi: (a) perencanaan pengadaan (b) pengadaan (c) pemeliharaan (d) penyimpanan (d) penginventarisasi; (e) pemeliharaan; (f) rehabilitasi; (g) melakukan hubungan sekolah dengan masyarakat, (2) Prioritas sarana prasarana pendidikan yang ditingkatkan adalah gedung dan halaman, (3) Kepala sekolah merealisasikan perencanaannya yaitu mengajukan secara tertulis ke pihak lembaga di atasnya, orang tua murid, komite sekolah, hubungan aktif dengan pengusaha, (4) Setelah adanya pengembangan, olah raga dapat dilaksanakan dihalaman sendiri dan keinginan peserta didik semakin bertambah.

  2. Siti Chikmatus S, Proses Manajemen Sarana dan Prasarana pada Sekolah yang Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). (Studi Kasus di MAN Kraton Pasuruan), Tesis, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Malang, 2012, Rumusan pokok masalah : (1) proses manajemen sarana dan prasarana madrasah di MAN Kraton Pasuruan yang meliputi: pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan, penginventarisasian, dan penghapusan. (2) kontribusi komite madrasah terhadap proses manajemen sarana dan prasarana madrasah, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, dengan rancangan penelitian studi kasus. Lokasi penelitian MAN Kraton Pasuruan, teknik pengumpulan datanya adalah teknik observasi, wawancara, dan

  12 dokumentasi. Analisis datanya akan dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam uni-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalaman pola, memilih mana yang penting akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan melalui tiga tahapan, tahap pendahuluan, tahap penyaringan dan tahap melengkapi data yang masih kurang, Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) porses manajemen sarana dan prasarana madrasah mencakup kegiatan, antara lain: Pengadaan: Membuat agenda, Rapat pengelola sekolah. Adapun terkait pendanaan berasal dari DIPA dan komite madrasah. Pendistribusian: langsung ke penanggung jawab. Pemeliharaan: ada yang dilakukan setiap 3 bulan dan 6 bulan. Inventarisasi: dicatat dibuku inventaris dan memberikan kode barang.

  Penghapusan: belum melakukan penghapusan karena 90% milik yayasan. (2) kontribusi komite madrasah terhadap proses manajemen sarana dan prasarana meliputi: Pengadaan, pengadaan meubeler kelas baru, pelengkapan kaca jendela, penyediaan sarana upacara bendera dan lain-lain. Pendistribusian, pemenuhan perlengkapan madrasah. Pemeliharaan, pemeliharaan dan renovasi gedung atau kelas yang mengalami kerusakan, pengecatan gedung sekolah,dan lain-lain.

  Inventarisasi, lebih sebagai pengawas dan pemantau. Penghapusan, hanya lebih kepada sebagai pihak yang memberikan suara setuju atau tidak serta memberikan beberapa alasan-alasan lain.

  3. Giyanto, Pengelolaan Sarana Prasarana ( Studi Situs SMP Negeri

  2 Matesih). Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta 2011. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri pengelolaan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih. Tujuan penelitian ini 1) Memperoleh gambaran konkrit tentang pengadaan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, 2)mengetahui penginvetarisasian sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, 3) mengetahui pemanfaatan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, dan 4) mengetahui pelaksanaan evaluasi sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini

  14 dilakukan di SMP negeri 2 Matesih.Nara Sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, komite sekolah, dan siswa. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi . Analisisdata diawali dari (1) reduksi data; (2) penyajian data; (3) pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas dan dependabilitas. Hasilpenelitian : 1) Pengadaan sarana prasarana benar-benar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan mendukung visi dan misi sekolah; 2) Perawatan dilakukansecara rutin untuk menghemat anggaran, dan ada kesadaran bahwa perawatan merupakan tanggungjawab bersama warga; 3) Pemanfaatan sarana prasarana mendukung kegiatan belajar mengajar, serta pemanfaatan ICT bagi siswa menambah rasa senang dan turut meningkatkan memotivasi belajar siswa.; 4) SMP Negeri 2 Matesih telah memiliki kesadaran arti pentingnya tertib administrasi. Penginventarisan yang dilakukan sekolah dengan cara pencatatan secara elektronik maupun manual. Setiap bulan dilakukan pelaporan aset/inventaris sekolah kepada kepala sekolah.

F. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan danTaylor mendefiniskan ”pendekatan kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

  12 (tindakan) yang diamati.

  Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya dengan penelitian lainnya. Bogdan dan Biklen mengajukan lima karakteristik yang melekat pada penelitian kualitatif, yaitu:

  naturalistic, descriptive data, concern with process,

  13 inductive, and meaning . Sedangkan Lincoln dan

  Guba mengulas 10 (sepuluh) ciri penelitian kualitatif, yaitu: latar alamiah, peneliti sebagai 12 instrumen kunci, analisis data secara induktif,

  

Robert C. Bogdan &S.J. Taylor, Introduction to Qualitative Research

13 Methods (New York: John Wiley, 1975), 5.

  

Robert C. Bogdan, & Sari Knopp Biklen, Qualitative Research for

Education;An introduction to theory and methods (Boston:Allyn and

  16

  grounded theory , deskriptif, lebih mementingkan

  

14

proses daripada hasil.

  Berikut adalah deskripsi singkat aplikasi lima karakteristik tersebut dalam penelitian ini.

  Pertama, penelitian kualitatif menggunakan latar

  alami (natural setting) sebagai sumber data langsung dan peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu, dalam konteks penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan (tanpa diwakilkan), yaitu di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo.

  Kedua, penelitian kualitatif bersifat

  deskriptif. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk kata-kata, gambar-gambar dan bukan angka- angka. Laporan penelitian memuat kutipan-kutipan data sebagai ilustrasi dan dukungan fakta pada penyajian. Data ini mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen dan rekaman lainnya

  Ketiga,

  dalam penelitian kualitatif, ”proses” 14 lebih dipentingkan daripada ”hasil”. Sesuai dengan

  

Lincoln & Guba, Effective Evaluation (San Fransisco: Jossey-Bass latar yang bersifat alami, penelitian ini lebih memperhatikan pada proses merekam serta mencatat aktifitas-aktifitas Kepala Madrasah/Sekolah, Wakamad/Wakasek Sarana Prasarana, Teknisi / Laboran , Staf administrasi / Tukang Kebun dalam melakukan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

  Keempat, analisis dalam penelitian kualitatif

  cenderung dilakukan secara induktif. Artinya bahwa penelitian ini, bertolak dari data di lapangan, kemudian peneliti memanfaatkan teori sebagai bahan penjelas data dan berakhir dengan suatu kesimpulan atau penemuan hipotesis atau teori.

  Kelima, makna merupakan hal yang esensial

  dalam penelitian kualitatif. Dalam konteks penelitian ini, peneliti berusaha mencari ”makna” dari ”kegiatan-kegiatan Kepala Madrasah dalam konteks manajerial dan administratifnya dalam perencanaan dan pengelolaan sarana dan prasarana,Wakil Kepala Madrasah/Sekolah Urusan bidang Sarana Prasarana dalam mengelola sarana prasarana,Teknisi/laboran dan staf administrasi

  18 pemberdayaan penggunaan sarana prasarana pendidikan.

2. Jenis Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan berbagai cara

  15 melibatkan berbagai metode yang ada.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif

  (descriptive research) , karena bertujuan untuk

  menggambarkan ciri tertentu dari suatu fenomena dan berusaha mendiskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi atau hubungan yang ada pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang. Dalam hal ini adalah tentang Manajemen Sarana dan Prasarana di MAN

  1 Ponorogo.

15 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:PT.

3. Instrumen Penelitian

  Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

16 Untuk itu, posisi peneliti dalam

  penelitian adalah sebagai instrumen kunci, partisipan penuh, dan sekaligus pengumpul data. Sedangkan instrumen yang lain adalah sebagai penunjang.

4. Sumber dan Jenis Data

  Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalahtambahan seperti dokumen dan lainnya.

17 Berkaitan dengan hal itu, sumber dan

  jenis data dalam penelitian ini adalah: kata-kata, tindakan, sumber tertulis, foto, dan statistik.

  16 Pengamatan berperanserta adalah sebagai penelitian yang bercirikan

interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti

dengan subyek dalam lingkungan subyek, dan selama itu data dalam

bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan catatan

tersebut berlaku tanpa gangguan. Robert C. Bogdan, Participant

Observation in Organizational Setting (Syracuse New York: Syracuse

University Press, 1972), 3. 17 Lofland, Analyzing Social Setting: A Guide to Qualitative Observation

and Analysis (Belmont, Cal: Wadsworth Publishing Company, 1984),

  20 Pertama, kata-kata. Kata-kata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kata-kata orang-orang yang diwawancarai atau informan, yaitu: Drs.Purwanto sebagai Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo, Dra Sriana Indarwati sebagai Wakil Kepala Madrasah Urusan Bidang Sarana Prasarana, Dwi Agustina K. sebagai Teknisi dan Staf Administrasi, Sugiyanto sebagai Staf administrasi dan Tukang Kebun di Madarasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo.

  Kedua, tindakan. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan orang-orang yang diamati, yaitu:Kegiatan Kepala Madrasah sebagai Penanggung Jawab Manajemen Sarana dan Prasarana, Wakamad Sarana dan prasarana , Teknisi/laboran dan Staf adminstrasi dalam merencanakan, mengadakan, menginventarisir, pengawasan dan penghapusan sarana prasarana.

  Ketiga, sumber tertulis. Meskipun sumber data tertulis bukan merupakan sumber data utama, tetapi pada tataran relitas peneliti tidak bisa melepaskan diri dari sumber data tertulis sebagai data pendukung. Di antara sumber data tertulis dalam penelitian ini adalah Visi Misi Madrasah,Struktur Organisasi,Program Kerja,Job

  

Description, Jumlah Barang / Sapras dan Rincian

  BiayaKeempat, foto. Dalam penelitian ini, foto digunakan sebagai sumber data penguat hasil observasi, karena pada tataran realitas foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Dalam penelitian ini ada dua katagori foto, yaitu foto yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri. Sedangkan foto yang dihasilkan oleh peneliti adalah foto yang diambil peneliti di saat peneliti melakukan pengamatan berperanserta. Sebagai contoh adalah Foto saat peneliti melakukan wawancara, Foto saat petugas menginventarisir barang, foto Laboran/teknisi melakukan perbaikan dan pemeliharaan Sapras dan beberapa foto sapras.

  Keempat, data statistik. Yang dimaksud dengan data statistik dalam penelitian ini, adalah bukan statistik alat analisis sebagaimana digunakan dalam penelitian kuantitatif untuk menguji

  22 hipotesis, tetapi statistik sebagai data. Artinya data statistik yang telah tersedia akan dijadikan peneliti sebagai sumber data tambahan. Sebagai contoh adalah data statistik Penambahan Sarana dan prasarana dan Penggunaan Sarana dan prasarana.

5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

  Sebagaimana yang ditulis oleh Lincoln dan Guba, maksud dan tujuan dilakukannya wawancara dalam penelitian kualitatif adalah [1] mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; [2] merekonstruksi kebulatan-kebulatan yang dialami masa lalu; [3] memproyeksikan kebulatan-kebulatan yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; [4] memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia (triangulasi); dan [5] memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan

  18

  oleh peneliti sebagai pengecekan anggota. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitin ini adalah wawancara terbuka. Maksud wawancara terbuka dalam konteks penelitian ini adalah orang-orang yang diwawancarai (informan) mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud dan tujuan diwawancarai. Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstuktur. Artinya pelaksanaan tanyajawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari. Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini, ditetapkan dengan cara

  purposive, yaitu:

  1) Drs. Purwanto adalah pejabat Kepala

  Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo sekarang, Sebagai Penanggung Jawab dalam perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, pendayagunaan dan pengawasan terhadap Sarana Prasarana di madrasah data yang 18 diambil Optimalisasi dalam pendayagunaan

  

Lincoln & Guba, Effective Evaluation (San Fransisco:Jossey-Bass

  24 sarana dan prasarana melalui kompetensi manajerial terkait manajemen sarana dan prasarana yaitu : Optimal dalam perencanaan, Optimal dalam pengadaan, Optimal penginventarisan, Optimal dalam pengawasan dan pemeliharaan serta Optimal dalam penghapusan sarana dan prasarana. 2)

  Dra.Sriana Indarwati adalah Wakil Kepala Madrasah (wakamad) Urusan bidang Sarana Prasarana, Sebagai Wakamad dan prasarana yang bertanggung jawab penuh kepada kepala madrasah dan sebagai Pelaksana tugas dalam menjalankan manajemen sarana dan prasarana di madrasah data yang diambil tentang merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana sesuai program kerja, mengelola pengadaan sarana dan prasarana sesuai prioritas pengadaan, mengelola sarana dan prasarana sesuai peraturan yang berlaku mengelola inventarisir sarana dan prasarana, Mengelola pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana.

  3) Dwi Agustina AK sebagai Teknisi dan staff administrasi dalam struktur manajemen sarana dan prasarana di madrasah data yang diambil melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana baik perawatan preventif maupun perawatan dan perbaikan sarana dan prasarana yang rusak mengontrol penggunaan sarana dan prasarana .

  4) Sugiyono adalah salah satu dari staff administrasi yang bertanggung jawab dalam kebersihan dan pemeliharaan sarpras madrasah (Tukang Kebun) data yang diambil mengelola pemeliharaan sarpras dan melaporkan adanya kerusakan sarpras sekaligus mengelola dalam perbaikannya.

  5) Dra. Nur rohmatika adalah Ka laboratorium

  Biologi yang bertanggungjawab penuh dalam pengelolaan laboratorium Biologi. Data yang diambil mengelola pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan laboratorium biologi.

  26

b. Observasi

  Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktifitas-aktifitas sehari-hari obyek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan perasaan pada waktu menuju bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan, jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi deskriptif (descriptive observations) secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi disana. Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi terfokus

  (focused observations) . Akhirnya, setelah

  dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif (selective

  observations). Sekalipun demikian, peneliti

  masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data.

  Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam ”catatan lapangan”. Catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Sebagaimana ditegaskan oleh Bogdan dan Biklen bahwa seorang peneliti pada saat di lapangan harus membuat “catatan”, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan lapangan”. Sebab ”jantung penelitian” dalam konteks penelitian kualitatif adalah ”catatan lapangan”. Catatan tersebut menurut Bogdan dan Biklen adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

  19 terhadap data dalam penelitian kualitatif.

  Kegiatan-kegitan yang diamati dan kemudian dicatat dan direfleksikan oleh peneliti selama di lapangan, diantaranya adalah kegiatan Perencanaan,Pengadaan,Penginventarisiran, Pemeliharaaa, pengawasan dan Penghapusan sarana prasarana madrasah.

19 Lihat dalam Robert C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for

  

EducationAn introduction to theory and methods (Boston:Allyn and

  28

c. Dokumentasi

  Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman

  (record) . Lincoln dan Guba membedakan definisi antara dokumen dan rekaman.

  Menurutnya “rekaman” adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristewa. Sedangkan “dokumen” adalah setiap bahan tertulis yang tidak dipersiapkan secara

  20 khusus untuk tujuan tertentu.

  Menurut Lincoln dan Guba ada beberapa alasan mengapa teknik dokumentasi dapat digunakan dalam proses penelitian. Pertama, sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau dari konsumsi waktu. Kedua, rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi yang terjadi dimasa lampau, maupun 20 dapat dan dianalisis kembali tanpa mengalami

  

Lincoln & Guba, Effective Evaluation (San Fransisco:Jossey-Bass perubahan. Ketiga, rekaman dan dokumen merupakan sumber informasi yang kaya, secara konstektual relevan dan mendasar dalam konteknya. Keempat, sumber ini sering merupakan pernyataan yang legal yang dapat

  21

  memenuhi akuntabilitas. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan dokumentasi adalah Visi Misi Madrasah,Struktur Organisasi,Daftar Inventarisir Sarana Prasarana d.

   Analisis Data

  Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan- nya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang

  30

  22

  lain. Analisis Data dalam penelitian ini yaitu analisis data satu kasus Analisis data dalam satu situasi sosial adalah analisis data

  (single social situation)

  yang dilakukan di masing-masing lokasi penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep yang diberikan Miles & Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas yang dimaksud meliputi

  data reduction , data display dan

  23 conclusion, sebagaimana pada gambar berikut:

22 Analysis is the process of systematically searching and arranging the

  

interview transcripts, field notes, and other materials that you

accumulate to increase your own understanding of them and to enable

you to present what you have discovered to others. Lihat dalam Robert

C. Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education, An

  23 introduction to theory and methods , 157.

  

Lihat dalam Matthew B. Miles & AS. Michael Huberman, Analisis

Data Kualitatif, terj. Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta:UI Press, 1992),

  Pengumpulan Data Penyajian Data Reduksi Data

  Kesimpulan

  Gambar 1.4 Langkah Analisis Data Model Miles & Huberman

  Data yang ditemukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi di ketiga warga masyarakat pengguna, sangat komplek. Untuk itu peneliti melakukan reduksi data, yaitu kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, disesuaikan dengan fokus penelitian.

  Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data (data display), yaitu pemaparan data sesuai dengan masing-masing

  32 yang menghubungkan antar katagori. Sebagai langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.

6. Teknik Pengecekan Keabsahan Data.

a. Keikutsertaan yang diperpanjang.

  Sebagaimana diuraiakan di atas, bahwa penelitidalam konteks penelitian kualitatif adalah instrumen kunci. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti pada latar penelitian.

  Di lokasi peneliti ikut masuk di tengah- tengah warga sekolah mulai tanggal 24 April 2018 dan diperpanjang sampai tanggal 28 Juni 2018 b.

   Pengamatan yang Tekun.

  Ketekunan pengamatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang terkait tentang kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan, penginventarisir, pemeliharaan dan pengawasan, penghapusan sarana prasarana madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan

  Jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan ”lingkup”, maka ketekunan pengamatan menyediakan ”kedalaman”. Ketekunan pengamatan ini dilaksanakan peneliti dengan cara mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol yang ada hubungannya dengan kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan, penginventarisir, pemeliharaan dan penghapusan sarana prasarana pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ponorogo.

  Kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.

c. Triangulasi.

  Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

  34 memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam konteks penelitian ini, teknik triangulasi yang digunakan hanya tiga teknik, yaitu triangulasi sumber,

  24 triangulasi metode dan triagulasi penyidik.

1) Triangulasi dengan sumber

  Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

  25

  metode kualitatif. Contoh penerapan triangulasi dengan sumber dalam konteks penelitian ini adalah wawancara dengan Observasi,wawancara dengan dokumentasi mengenai perencanaan, pengadaan, penginventarisir, pemeliharaan dan pengawasan, penghapusan sarana prasarana madrasah untuk meningkatkan mutu 24 pendidikan

  

Norman K. Denzin, Sociological Methods (New York:McGraw-Hill,

25 1978), 65.

  

Michael Quinn Patton, Qualitative Evaluation Methods (Beverly

  2) Triangulasi dengan metode

  Triangulasi dengan menggunakan metode dalam konteks penelitian ini, digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan melakukan check data kepada sumber yang sama dengan metode yang

  26

  berbeda. Aplikasinya dalam penelitian ini adalah Pengecekan sumber data.

  3)

Triangulasi dengan penyidik

  Triangulasi dengan penyidik dalam konteks penelitian ini, digunakan untuk pengecekan kembali derajat keabsahan data dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya. Contoh penerapan nya dengan sumber dalam konteks penelitian ini adalah pengecekan dari sumber sejawat dengn model diskusi

4) Pengecekan Sejawat Melalui Diskusi.

  Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara mengekspos hasil sementara yang 26 diperoleh dalam bentuk diskusi analitik

  

Michael Quinn Patton, Qualitative Evaluation Methods (Beverly

  36 dengan rekan-rekan sejawat. Contoh penerapan nya dengan sumber dalam konteks penelitian ini adalah dengan pertanyaan pertanyaan tentang perencanaan, pengadaan, penginventarisir, pemeliharaan dan pengawasan, penghapusan sarana prasarana madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

d. Kecukupan Referensial.

  Konsep kecukupan referensial dalam konteks penelitian mula-mula diusulkan oleh Eisner dalam Lincoln dan Guba sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan

  27 data tertulis untuk keperluan evaluasi.

  Kecukupan referensial dalam proses penelitian ini adalah dengan mengggunakan camera,tape-

  recorder, handycam sebagai alat perekam yang

  pada saat senggang dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul. Contoh penerapan 27 nya dengan sumber dalam konteks penelitian ini

  

Lincoln dan Guba, Effective Evaluation (San Fransisco:Jossey-Bass adalah membandingkan hasil wawancara, observasi ,diskusi dan dokumentasi tentang perencanaan, pengadaan, penginventarisir, pemeliharaan dan pengawasan, penghapusan sarana prasarana madrasah untuk meningkatkan mutu pendidikan.