KEMUNGKINAN PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SEBAGAI SISTEM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP PADA RSUD GIRIWONO WONOGIRI.

KEMUNGKINAN PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING
SEBAGAI SISTEM PENENTUAN TARIF RAWAT INAP PADA RSUD
GIRIWOWONO WONOGIRI

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :
CATUR SAYEKTI
B. 200 050 179

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

i

BAB I

PENDAHULUAN

A

Latar Belakang Masalah
Pada zaman ini perkembangan berbagai macam ilmu kesehatan semakin
kompleks dan ilmu berkembang dengan banyak spesifikasi. Hal ini membuat
persaingan tenaga-tenaga bidang kesehatan di pasar global semakin ketat untuk itu
perusahaan harus berusaha memperoleh dan memanfaatkan tenaga ahli yang betulbetul menguasai ilmu secara teori dan praktik, sehingga dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan dapat dilakukan dengan tepat guna memperoleh informasi
yang akurat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional perusahaan
serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan kondisi tersebut maka RSUD Giriwono dituntut untuk dapat
memanfaatkan tenaga-tenaga ahli di bidang kesehatan, bidang komunikasi,
informasi dan transportasi yang mendukung jasa pelayanan kesehatan sehingga
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada seluruh lapisan
masyarakat. Pemanfaatan berbagai perkembangan teknologi tersebut membuat
biaya operasional yang dikeluarkan RSUD Giriwono menjadi besar yang akan
berdampak pada harga tarif rawat inap yang tinggi. Untuk mengendalikan biaya
tersebut, pihak RSUD Giriwono memerlukan sistem akuntansi yang tepat

khususnya metode perhitungan tarif rawat inap guna menghasilkan informasi biaya
yang akurat yang berkenaan dengan biaya aktivitas pelayanannya.

1

2
Selama ini penentuan harga pokok produk untuk Rumah Sakit
menggunakan sistem penentuan harga pokok tradisional yang menghasilkan biaya
produk atau jasa yang dimonitori dari tiga komponen biaya, yaitu biaya tenaga
kerja langsung, biaya bahan baku langsung, dan biaya overhead. Sistem penetuan
harga pokok tradisional tidak lagi mencerminkan aktivitas yang spesifik karena
banyaknya kategori biaya yang bersifat tidak langsung dan cenderung fixed.
Kendala utama sistem penentuan harga pokok tradisional adalah penentuan tariff
departemental didasarkan pada volume output. Menggingat output Rumah Sakit
yang tidak berwujud, seperti kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta
pemberian kepuasan layanan terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas
pelayanan, penanganan, perawatan, serta fasilitas yang berbeda-beda serta sebagian
besar biaya yang terjadi adalah biaya overhead, maka sistem penentuan harga
pokok tradisional akan menghasilkan biaya poduk yang tidak akurat dan terlalu
tinggi. Biaya produk yang tidak akurat akan memberikan informasi biaya poduksi

yang terdistorsi yaitu undercosting atau overcosting yang mengakibatkan kesalahan
pengambilan keputusan dalam harga pokok dan kelangsungan organisasi.
Menyadari adanya kelemahan dalam sistem penentuan harga pokok tradisional,
maka perlu diterapkan sistem penentuan harga pokok produk berdasarkan aktivitas
atau lebih dikenal dengan Activity Based Costing (ABC).
ABC adalah sebuah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi
bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan dalam sebuah organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar sifat yang ada dan perluasan dari aktivitasnya.

3
Menurut Hansen dan Mowen (1999:146-147) ABC merupakan suatu
penelusuran alternatif biaya yang menekan pada biaya overhead pabrik terhadap
aktivitas-aktivitas penelusuran ke suatu organisasi tertentu. ABC memfokuskan
dari biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk
memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang produk yang
bersangkutan. ABC menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh aktivitas
yang menghasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan cost driver pada aktivitas
yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat bila diterapkan pada perusahaan
yang


menghasilkan

beraneka

ragam

jenis

produk

serta

sukar

untuk

mengidentifikasikan biaya tersebut ke setiap produk secara individual.
ABC dapat disimpulkan yaitu pendekatan penentuan biaya produk atau
jasa berdasarkan konsumen sumber daya yang disebabkan karena aktivitas. ABC
merupakan


sebuah

sistem

informasi

akuntansi

yang

mengidentifikasikan

bermacam-macam aktivitas yang dikerjakan di dalam suatu organisasi dan
mengumpulkan biaya dengan dasar sifat yang ada dari aktivitas tersebut. Ada dua
asumsi yang mendasari ABC yaitu:
1. Aktivitas yang menimbulkan biaya.
2. Produk pelanggan yang menimbulkan adanya permintaan aktivitas.
Giriwono merupakan RSUD yang ada ditingkat Kabupaten. Penentuan
tarif Rumah Sakit Pemerintah Daerah melalui Peraturan Daerah. Diterapkan.

Dalam pembebanan biaya masih menggunakan sistem biaya tradisional yang hanya
menggunakan satu cost driver yaitu jumlah kunjungan pemeriksaan. Hal ini
menjadikan perhitungan biaya yang tidak tepat karena hanya menggunakan satu

4
cost driver saja. Berbeda jika menggunakan ABC dalam memperhitungkan biaya
yang terjadi akan menghasilkan informasi biaya yang akurat karena menggunakan
lebih dari satu cost drive.
Atas dasar pertimbangan diatas, oleh karena itu penulis tertarik melakukan
penelitian tentang “Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing
Sebagai Sistem Penentuan Tarif Rawat Inap pada RSUD Giriwono Wonogiri”.

B

Perumusan Masalah
Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan maka pokok permasalahan
yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Apakah terdapat kemungkinan
penerapan ABC system sebagai sistem penentuan tarif rawat inap pada RSUD
Giriwono Wonogiri?


C

Pembatasan Masalah
Berdasarkan judul “Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based
Costing System Sebagai Sistem Penentuan Tarif Rawat Inap Pada RSUD Giriwono
Wonogiri”. Untuk memperoleh gambaran perhitungan harga pokok produksi rawat
inap menggunakan ABC system maka masalah akan dibatasi oleh penulis sebagai
berikut:
1. Data yang akan dianalisis adalah data tahun 2007.
2. Lingkup tarif pelayanan publik rawat inap.
3. Ruang rawat inap di RSUD Giriwono Wonogiri.

5
D Tujuan Penelitian
Suatu sistem dengan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, oleh
karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mencoba menganalisis kemungkinan
penerapan Activity based costing untuk menghitung harga pokok dalam penentuan
tarif rawat inap di RSUD Giriwono Wonogiri.

E


Manfaat Penelitian
Penelitian tentang penghitungan tarif rawat inap dengan menggunakan
ABC pada RSUD Giriwono Wonogiri diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1.

Bagi pihak Rumah Sakit.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak RUSD Giriwono
Wonogiri serta praktisi yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis untuk
memperoleh gambaran tentang kemungkinan penerapan sistem ABC sebagai
penentuan tarif rawat inap.

2.

Bagi Penelitian Selanjutnya.
Penulisan ini merupakan sarana untuk membandingkan sekaligus menerapkan
teori yang diperoleh mengenai system ABC selama studi dengan praktik yang
terjadi di dunia bisnis secara nyata serta dapat menambah kepustakaan tentang
kasus-kasus yang sejenis yang ada dalam praktik.


3.

Bagi Penulis
Sebagai usaha menerapkan teori-teori yang telah diperoleh semasa kuliah dan
mengaplikasikanya secara langsung dengan melihat permasalahan di dunia
nyata.

6

F

Sistematika Penulisan
BAB I

:Pendahuluan.
Bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.


BAB II

:Landasan Teori.
Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan ABC.

BAB III

:Metode Penelitian.
Bab ini berisi tentang Desain penelitian, Sumber data, Metode
pengumpulan data dan Analisis data.

BAB VI

:Analisis Data dan Pembahasan.
Bab ini membahas tentang gambaran umum RSUD Giriwono
Wonogiri, Metode perhitungan biaya rawat inap yang dilakukan pada
RSUD Giriwono Wonogiri dan perhitungan tarif rawat inap dengan
metode ABC.


BAB V

:Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dirasa perlu dan
relevan untuk kebutuhan pada RSUD Giriwono Wonogiri.

Dokumen yang terkait

Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Berdasarkan Metode Activity Based Costing (ABC) Di Rumah Sakit Islam Al Ummah

25 169 114

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Survey Pada RSUD Kabupaten Sukoharjo).

0 0 7

KEMUNGKINAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA PADA RSUD GIRIWONO WONOGIRI.

0 2 6

PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RUMAH SAKIT TIDAR MAGELANG.

1 4 9

Kemungkinan Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Islam Klaten).

2 2 9

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DI RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU.

0 2 12

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM SEBAGAI ALTERNATIF SISTEM PENENTUAN BIAYA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Islam Yaksi Gemolong,

0 1 13