KONSEP T Konsep Taghut Menurut Pemikiran Sayyid Qutb (Telaah Tafsir Fi Zilal al-Qur'an).

KONSEP TAGHUT MENURUT
PEMIKIRAN SAYYID QUTB
(Telaah Tafsir Fi Zilal al-Qur’an)

TESIS
Diajukan Kepada
Program Studi Magister Pemikiran Islam
Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Pemikiran Islam (MPI)

Oleh
Albani
NIM : O 000080004

PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014 M / 1435 H

1


iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin ialah penyalinan huruf Arab dengan huruf latin
dan perangkat-perangkatnya. Tesis ini menggunakan ejaan berdasarkan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988:
A. Konsonan Tunggal
Huruf
Arab

Nama

Huruf Latin

Keterangan

‫ﺍ‬


alif

-

tidak dilambangkan

‫ﺏ‬

ba’

b

-

‫ﺕ‬

ta’

t


-

‫ﺙ‬

sa’

s

s dengan satu titik di atas

‫ﺝ‬

jim

j

-

‫ﺡ‬


ha’

h

h dengan satu titik di bawah

‫ﺥ‬

kha’

kh

-

‫ﺩ‬

dal

d


-

‫ﺫ‬

zal

z

z dengan satu titik di atas

‫ﺭ‬

ra’

r

-

‫ﺯ‬


zai

z

-

‫ﺱ‬

sin

s

-

‫ﺵ‬

syin

sy


-

‫ﺹ‬

sad

s

s dengan satu titik di bawah

‫ﺽ‬

dad

d

d dengan satu titik di bawah

‫ﻁ‬


ta’

t

t dengan satu titik di bawah

vi

‫ﻅ‬

za’

z

z dengan satu titik di bawah

‫ﻉ‬

‘ain




koma terbalik

‫ﻍ‬

ghain

gh

-

‫ﻑ‬

fa’

f

-


‫ﻕ‬

qaf

q

-

‫ﻙ‬

kaf

k

-

‫ﻝ‬

lam


l

-

‫ﻡ‬

mim

m

-

‫ﻥ‬

nun

n

-

‫ﻭ‬

wawu

w

-

‫ﻩ‬

ha’

h

-

‫ﺀ‬

hamzam



apostrof, (tidak dipergunakan
untuk hamzah diawal kata

‫ﻱ‬

ya’

y

-

B. Konsonan Rangkap/Syaddah, ditulis rangkap. Contoh : َ ‫ر‬
َ ditulis rabbana,

‫ب‬
َ َ ditulis qarraba.
C. Ta’ Marbutah di Akhir Kata, transliterasinya menggunakan pedoman :
Ta’ Marbutah yang mati/berharakat sukun, transliterasinya h, kecuali
untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia,
seperti salat, zakat, dan sebagainya. Contoh : َ ِ َ ditulis Fatimah.
Kata yang terakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
ditransliterasikan dengan h. Contoh : ‫روْ َ اْ َ ْ َ ل‬
َ ditulis raudah al-atfal.

vii

Ta’ marbutah bila dihidupkan ditulis t. Contoh : ‫روْ َ اْ َ ْ َ ل‬
َ ditulis
raudatul atfal.
Huruf ta’ marbutah di akhir kata dapat dialihaksarakan sebagai t atau
dialihbunyikan sebagai h (ketika waqaf/ berhenti). Bahasa Indonesia dapat
menyerap salah satu atau keduanya. Contoh : haqiqat-haqiqah-hakikat.
D. Vokal Pendek, harakat fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.
Contoh : َ َ ‫ َآ‬ditulis kasara, ‫ب‬
ُ ِ ْ َ ditulis yadribu, َ ِ ُ ditulis su’ila.
E. Vokal Panjang, ditulis dengan tanda hubung (-) di atasnya/tanda caron.
Contoh : ‫ل‬
َ َ ditulis qala atau qâla.
F. Vokal Rangkap, fathah + ya’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai (‫)أي‬.
Contoh : !
َ "ْ ‫ َآ‬ditulis kaifa. Fathah + wawu mati ditulis au (‫)أو‬. Contoh : ‫ل‬
َ ْ#‫َه‬
ditulis haula.
G. Kata Sandang Alif + Lam (‫)ال‬
1. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai
dengan bunyinya (huruf sama dengan huruf yang langsung mengikuti).
Contoh : %ُ "ْ &
ِ '‫ ا‬ditulis ar-Rahimu.
2. Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditulis al-. Contoh : (
ُ )َِ 'ْ‫ا‬
ditulis al-Maliku.
H. Huruf Besar, disesuaikan dengan EYD, walaupun dalam sistem tulisan Arab
tidak dikenal. Kata yang didahului oleh alif lam (huruf awal kata ditulis
kapital), kecuali di awal kalimat (huruf awal kata sandang ditulis kapital).

َ +ُ '‫ ا‬ditulis al-Bukhari
Contoh : ‫* رِي‬

viii

I. Kata dalam Rangkaian Frase/Kalimat, ditulis kata per kata menurut
bunyi/pengucapannya. Contoh :

4
ً "ْ +ِ َ 2ِ "ْ 'َ‫ع ِإ‬
َ /
َ .َ ْ ‫ ا‬ِ ,َ ditulis manistata’a ilaihi sabila
َ "ْ ِ ‫ ْ" ُ ا' ا ِز‬6
َ #َ 7ُ 'َ 8
َ ‫ َوإِن ا‬ditulis wa innallaha lahuwa khair ar-raziqin

ix

MOTTO

áàßÞÝÜ ÛÚÙ Ø×Ö ÕÔÓ ÒÑ
ìëêé èç æåäãâ
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada taghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus."1

“Telunjuk yang senantiasa bersyahadat, mempersaksikan keesaan Allah
dalam setiap shalat, menolak untuk menuliskan barang satu
huruf pun penundukan kepada rezim taghut...”2

1

QS. al-Baqarah : 256. Lihat Depag RI, al-Quran dan Terjemahnya, (al-Madinah alMunawwarah : Mujamma' al-Malik Fahd li Tiba'at al-Mushaf asy-Syarif, 1422 H), hlm. 63.
2
Statemen Sayyid Qutb yang sangat terkenal saat merespon anjuran untuk meminta maaf
secara tertulis kepada penguasa Mesir saat itu. Lihat Sayyid Qutb, Detik-Detik Terakhirku,
(Yogyakarta : Darul Uswah, 2012), hlm. 135-136.

x

PERSEMBAHAN



Teruntuk semua ikhwah qutbiyyun3, yang sangat mengidolakan Sayyid Qutb
dan ingin selalu mereguk semangat perjuangan yang tak pernah padam dari
sosok Sayyid Qutb.



Teruntuk semua kalangan yang selalu bersikap apriori kepada Sayyid Qutb,
sehingga di satu titik terkadang terlalu "kejam" melabeli Sayyid Qutb dengan
terma-terma kesesatan, seakan tak ada lagi setetes kebaikan pun yang bisa
direguk dari sosok Sayyid Qutb.



Teruntuk semua kaum muslimin yang merindukan kebangkitan Islam dalam
semua segmen kehidupan.



Kupersembahkan tesis yang sangat "sederhana" ini, semoga bisa memberikan
pencerahan kepada kita semua terkait sosok legendaris Sayyid Qutb, yang
sudah pasti sebagai manusia banyak kekurangan pada dirinya, namun selaksa
kebaikan dan pengorbanan tak bisa dipungkiri telah ia curahkan untuk
perjuangan Islam. Semoga kita bisa bersikap adil (insaf) dalam hal ini!

3

Qutbiyyun atau qutbis adalah sebuah istilah yang dulu populer di Mesir untuk menyebut
kelompok-kelompok pengikut atau pengidola Sayyid Qutb. Namun perlu dicatat, sebutan itu
diberikan oleh pihak lain, bukan oleh kelompok itu sendiri. Dan dalam tataran ini, istilah tersebut
tidak berkonotasi negatif. Lihat Charles Tripp, “Sayyid Qutb : Visi Politik”, dalam Ali Rahmena
(ed.), Para Perintis Zaman Baru Islam, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 36.

xi

KATA PENGANTAR

‫ﺕ‬
ِ ‫ﻴﺌﹶﺎ‬‫ﺳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻭ ِﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﺴﻨ‬
ِ ‫ﻧ ﹸﻔ‬‫ﻭ ِﺭ ﹶﺃ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﷲ ِﻣ‬
ِ ‫ﻮﺫﹸ ﺑِﺎ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻧ‬‫ﻭ‬ ،‫ﻩ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻐ ِﻔ‬ ‫ﺘ‬‫ﺴ‬
 ‫ﻧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻨ‬‫ﻴ‬‫ﺘ ِﻌ‬‫ﺴ‬
 ‫ﻧ‬‫ﻭ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ﻧ‬ ‫ﺪ ِﻟﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ِﺇ ﱠﻥ ﺍﹾﻟ‬
‫ﷲ‬
ُ ‫ﻪ ِﺇ ﱠﻻ ﺍ‬ ‫ﺪ ﹶﺃ ﹾﻥ ﹶﻻ ِﺇﹶﻟ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺷ‬ ‫ ﹶﺃ‬.‫ﻪ‬ ‫ﻱ ﹶﻟ‬
 ‫ﺎ ِﺩ‬‫ﻼ ﻫ‬
‫ﻀِﻠ ﹾﻞ ﹶﻓ ﹶ‬
 ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻀ ﱠﻞ ﹶﻟ‬
ِ ‫ﻣ‬ ‫ﻼ‬
‫ﷲ ﹶﻓ ﹶ‬
ُ ‫ﻬ ِﺪ ِﻩ ﺍ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ،‫ﺎ‬‫ﺎِﻟﻨ‬‫ﻋﻤ‬ ‫ﹶﺃ‬
‫ﻋﻠﹶﻰ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻤ ٍﺪ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻴﻨ‬‫ﻧِﺒ‬ ‫ﻋﻠﹶﻰ‬ ‫ﷲ‬
ُ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﺍ‬
 ‫ﻪ‬ ‫ﻮﹸﻟ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻩ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺒ‬‫ﻋ‬ ‫ﺍ‬‫ﻤﺪ‬ ‫ﺤ‬
 ‫ﻣ‬ ‫ﺪ ﹶﺃ ﱠﻥ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻭﹶﺃ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻚ ﹶﻟ‬
 ‫ﻳ‬‫ﺷ ِﺮ‬ ‫ﻩ ﹶﻻ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻭ‬
.‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬‫ ﹶﺃﻣ‬.‫ﺍ‬‫ﻴﺮ‬‫ﺎ ﹶﻛِﺜ‬‫ﻴﻤ‬‫ﺴِﻠ‬
 ‫ﺗ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﺳﱠﻠ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺎِﺑ ِﻪ‬‫ﺻﺤ‬
 ‫ﻭﹶﺃ‬ ‫ﺁِﻟ ِﻪ‬
Segenap puji dan syukur hanyalah milik Allah, Rabbul 'Alamin, Yang
Maha Rahman-Rahim yang walaupun kita hamba-Nya seringkali lalai, namun
kasih-Nya tak pernah putus teranugerahkan kepada kita semua, termasuk karunia
kemampuan dan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan tesis ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada panutan kita
Nabi Muhammad Saw. yang begitu gigih mengentaskan umat manusia dari
kemiskinan dzikir dan kebodohan pikir menuju jalan keimanan yang
mengantarkan kepada kebahagian dunia-akhirat. Demikian juga semoga hal itu
tercurahkan kepada keluarga beliau, para sahabat dan semua umat beliau yang
selalu berittiba' kepada sunnah-sunnah beliau sampai akhir zaman.
Selanjutnya, penyusun sadar bahwa tesis ini dapat tertuntaskan
penggarapannya berkat dorongan, bantuan dan keterlibatan aktif-pasif banyak
pihak. Untuk itu tidak lupa penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Setiaji selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, M.Hum. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

xii

3. Dr. Sudarno Shobron, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Magister Pemikiran
Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan sekaligus Pembimbing I,
yang telah memberikan arahan, perbaikan dan bimbingannya selama penulisan
tesis ini.
4. Dr. Muinudinillah Basri, M.A. selaku Pembimbing II, yang telah memberikan
arahan, koreksi dan bimbingannya selama penulisan tesis ini.
5. Dosen dan Karyawan Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan studi dan
penulisan tesis ini.
6. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas) yang telah memberikan bantuan pembiayaan untuk menempuh studi
S2 di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
7. Ayahanda Bapak Wahono (almarhum) dan Ibunda Sanem tercinta, juga
kakak-kakakku –Muhadi, Zaini, Jayadi, Siti Aminah, Siti Asiyah– yang selalu
membimbingku dan mengajariku sejak kecil bagaimana menerjemahkan hidup
ini dalam bingkai kemanfaatan bagi agama dan umat, sehingga momenmomen indah sewaktu kecil itu begitu melekat dan turut memberikan warna
dalam kehidupanku.
8. Istriku tercinta, Rini Imroatin, juga keempat anakku yang imut-imut –Shofiyah
Tuhfatul Muttaqina, Ilyas Mu'afa, Fairuz Mujtaba, Azdah Muttaqiya–, yang
ikut memberikan support yang besar agar segera purnanya penyusunan tesis
ini, termasuk kerelaan kalian harus "direlokasi" beberapa waktu ke rumah
Simbah demi fokusnya penyelesaian tesis ini.

xiii

Akhirnya, penyusun mengakui bahwa tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran konstruktif dari semua pihak sangat
penyusun harapkan. Dan semoga karya yang sederhana ini bisa memberi manfaat
bagi semuanya, khususnya bagi penyusun sendiri.

Surakarta, 30 Desember 2014
Penyusun

( Albani )

xiv

ABSTRAK

Sayyid Qutb adalah tokoh pergerakan Islam abad kedua puluh yang sering
diklaim menjadi ikon gerakan fundamentalisme Islam. Berbagai lontaran
pemikirannya yang sangat tajam dan sering mengkritik peradaban Barat dalam
karya-karyanya, menjadikan banyak pihak menganggapnya sebagai pionir
radikalisme Islam, dan penyokong paham kekerasan yang menyulut terjadinya
aksi-aksi terorisme di dunia internasional. Karya-karyanya seperti Ma'alim fi atTariq dan Fi Zilal al-Qur'an dianggap sangat berbahaya, dan menjadi dalih di
pengadilan yang mengantarkannya mendapat vonis hukuman mati dari penguasa
Mesir saat itu.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan
menggunakan pendekatan teologis, yang bermaksud meneliti bagaimana konsep
taghut menurut pemikiran Sayyid Qutb, yang ia kemukakan saat menafsirkan
ayat-ayat al-Quran tentang taghut di dalam karya besarnya Tafsir Fi Zilal alQur'an. Penelitian ini juga akan mengkaji relevansi penafsiran Sayyid Qutb
tentang makna taghut tersebut dalam konteks kekinian.
Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah buku Sayyid
Qutb Fi Zilal al-Qur'an sebagai data primer, khususnya terkait penafsiran ayatayat tentang taghut di dalam al-Quran. Sebagai data sekunder, juga dikaji karyakarya orang lain yang berkaitan dengan pemikiran Sayyid Qutb, dan buku-buku
yang membahas tentang taghut, untuk memperkuat argumentasi yang dibangun
dalam penyusunan tesis ini. Setelah dikumpulkan dengan metode dokumentasi,
data-data tersebut akan diolah dengan menggunakan metode analisis isi (content
analisys).
Berdasarkan hasil penelitian, penafsiran makna taghut yang dikemukakan
Sayyid Qutb cenderung mengalami perluasan makna jika dikomparasikan dengan
penafsiran para ahli tafsir sebelumnya. Namun, penafsiran Sayyid Qutb tersebut
secara umum tidak bertentangan dengan pendapat para mufassir lainnya.
Penafsiran Sayyid Qutb terhadap makna taghut lebih bercorak haraki
(pergerakan), terutama ketika menafsirkan makna taghut dalam ayat-ayat
Madaniyah. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh mainstream pemikirannya
sebagai tokoh pergerakan yang sangat kuat keyakinannya terhadap ideologi Islam
dan menolak nilai-nilai di luar Islam. Adapun konsep taghut menurut pemikiran
Sayyid Qutb tersebut memiliki relevansi strategis bagi penegakan dakwah tauhid,
agenda 'Islamisasi' kekuasaan, prospek penegakan syariat Islam di Indonesia,
relevansi perluasan makna taghut dengan dinamisasi zaman yang sangat
memungkinkan munculnya beragam varian taghut yang lebih kompleks, serta
relevansi dengan problem keumatan masa kini tentang sikap mudah mengkafirkan
sesama muslim (takfiri).
Kata Kunci : Konsep Taghut, Sayyid Qutb, Fi Zilal al-Qur'an.

xv

ABSTRACT

Sayyid Qut b was one of Islamic movement leaders in the twentieth century
who often claimed to be an icon of Islamic fundamentalist movement. His sharp
thoughts in his works which often criticizes Western civilization make many
consider him as an Islamic radicalism pioneer and contributor of strict
understanding that ignite worldwide terrorism actions. His works such as Ma'âlim
fi at -T arîq and Fî Z ilâl al-Qur'ân have been considered very dangerous and
used as excuses in the court that delivered him to the death sentence from
Egyptian government at that time.
This study is a library research using a theological approach and intended to
examine Sayyid Qut b’s thought of concept of t âghût, which he put forward
while interpreting al-Qur’an verses talking about t âghût in his great work; Tafsir
Fî Z ilâl al-Qur'ân. This study will also examine the relevance of Sayyid Qut b’s
interpretation of t âghût in the present context.
Source of data used in this study is Sayyid Qut b’s book Fî Z ilâl al-Qur'ân
as the primary data, especially his interpretation of verses about t âghût in AlQur’an. Works of others related to Sayyid Qut b’s thought and books that discuss
t âghût are studied as secondary data to strengthen the argument built in this
thesis. Once collected using documentary method, these data then are processed
using content analysis method.
Based on the study results, interpretation of t âghût meaning expressed by
Sayyid Qut b is more extent when compared to interpretations by previous
interpreters. However, Sayyid Qut b’s interpretation generally is not in
contradiction to other interpreters’ opinion. Sayyid Qut b interprets t âghût in
haraki (movement) context, especially when interpreting the meaning of t âghût
in Madaniyah verses. This is influenced by his mainstream thought as a
movement leader who has a strong belief in Islamic ideology and rejects values
outside Islam. The concept of t âghût according to Sayyid Qut b’s thought has
strategic relevance to monotheistic call enforcement, agenda of power
Islamization, enforcement of Islamic law prospects in Indonesia, relevance to the
extending of t âghût meaning in the present dynamic era which may brings out
more various and complex thâghût, and relevance to the problems of people today
about the attitude is considered pagan fellow muslims (takfiri).
Keywords : Concept of Thâghût, Sayyid Quthb, Fî Zhilâl al-Qur'ân.

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................

i

HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................

ii

HALAMAN NOTA DINAS ......................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................

iv

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ...............................................................

vi

HALAMAN MOTTO ...............................................................................

x

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................

xi

KATA PENGANTAR ...............................................................................

xii

ABSTRAK .................................................................................................

xv

ABSTRACT ...............................................................................................

xvi

DAFTAR ISI ..............................................................................................

xvii

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................

1

B. Rumusan Masalah ...............................................................

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................

8

D. Telaah Pustaka .....................................................................

9

E. Kerangka Teoritik ................................................................

11

F. Metode Penelitian ................................................................

13

1. Paradigma Penelitian .....................................................

14

2. Jenis Penelitian ..............................................................

14

3. Pendekatan ....................................................................

15

4. Sumber Data ..................................................................

15

5. Obyek dan Subyek Penelitian .......................................

16

xvii

BAB II

6. Pengumpulan Data ........................................................

16

7. Analisis Data .................................................................

17

G. Sistematika Pembahasan .....................................................

17

TINJAUAN UMUM TENTANG AGHUT ......................

20

A. Definisi Taghut ....................................................................

20

1. Definisi Secara Etimologi .............................................

20

2. Definisi Secara Terminologi .........................................

23

B. Pendapat Para Ahli Tafsir tentang Makna Taghut ..............

29

1. Tafsir Ayat-ayat Makkiyah tentang Taghut ..................

30

a. Surat an-Nahl Ayat 36 .............................................

31

b. Surat az-Zumar Ayat 17 ..........................................

34

2. Tafsir Ayat-ayat Madaniyah tentang Taghut ................

36

a. Surat al-Baqarah Ayat 256-257 ...............................

36

b. Surat an-Nisa' Ayat 51, 60 dan 76 ...........................

39

c. Surat al-Maidah Ayat 60 .........................................

46

C. Beberapa Varian Taghut yang Terpenting ..........................

51

1. Setan (asy-Syaitan) .......................................................

51

2. Berhala (al-Asnam atau al-Ausan) ................................

52

3. Dukun (al-Kahin) ..........................................................

54

4. Tukang Sihir (as-Sahir) ................................................

56

5. Orang yang Berhukum kepada Selain Hukum Allah .....

57

xviii

BAB III

BAB IV

BIOGRAFI SAYYID QUTB ...........................................

60

A. Kondisi Sosial dan Politik Mesir Pada Masa Sayyid Qutb ..

60

B. Kehidupan dan Aktivitas Sayyid Qutb .................................

68

C. Karya-karya Sayyid Qutb ....................................................

83

PENAFSIRAN SAYYID QUTB TENTANG MAKNA
TAGHUT DALAM TAFSIR FI ZILAL AL-QUR'AN .........

91

A. Seputar Tafsir Fi Zilal al-Qur'an ........................................

91

1. Latar Belakang dan Tujuan Penulisan ...........................

92

2. Proses Penulisan dan Sumber-sumber Penafsiran ..........

98

3. Metode, Corak dan Karakteristik Penafsiran ................

109

B. Penafsiran Sayyid Qutb terhadap Makna Taghut dalam
Tafsir Fi Zilal al-Qur'an .....................................................

112

1. Penafsiran Makna Taghut dalam Ayat-ayat Makkiyah ..

113

a. Surat an-Nahl Ayat 36 .............................................

113

b. Surat az-Zumar Ayat 17 ..........................................

115

2. Penafsiran Makna Taghut dalam Ayat-ayat Madaniyah

117

a. Surat al-Baqarah Ayat 256-257 ...............................

117

b. Surat an-Nisa' Ayat 51, 60 dan 76 ............................

122

c. Surat al-Maidah Ayat 60 .........................................

129

C. Komparasi Makna Taghut dalam Ayat-ayat Makkiyah dan
Madaniyah Menurut Sayyid Qutb .......................................

xix

131

BAB V

ANALISIS TERHADAP PENAFSIRAN SAYYID QUTB
TENTANG MAKNA TAGHUT DALAM TAFSIR FI
ZILAL AL-QUR'AN ........................................................

135

A. Analisis terhadap Penafsiran Makna Taghut dalam Tafsir
Fi Zilal al-Qur'an ................................................................

135

1. Makna Taghut Sebagai Segala Sesuatu Selain Allah,
Seperti Berhala-Berhala, Hawa Nafsu, Syahwat dan
Kekuasaan .....................................................................

135

2. Makna Taghut Sebagai Sesuatu yang Melampaui Batas
dalam Peribadahan kepada Allah ..................................

138

3. Makna Taghut Sebagai Setiap Manhaj (Tatanan,
Sistem), Pemikiran, Perundang-undangan dan Tradisi
yang Tidak Berpijak Pada Syariat Allah .......................

139

4. Makna Taghut Sebagai Hukum yang Tidak Didasarkan
Pada Syariat Allah, serta Tindakan Berhukum kepada
Selain Syariat Allah dan kepada Tradisi Jahiliyah .........

143

5. Makna Taghut Sebagai Semua Kekuasaan yang
Melampaui Batas dari Wewenang Kekuasaan Allah .....

145

6. Makna Taghut Sebagai Setan, Dukun, Pendeta, Rahibrahib ...............................................................................

147

B. Relevansi Penafsiran Sayyid Qutb terhadap Makna Taghut
dalam Konteks Kekinian .....................................................

149

1. Relevansi Bagi Penegakan Dakwah Tauhid ..................

150

xx

2. Relevansi Bagi Agenda 'Islamisasi' Kekuasaan .............

153

3. Relevansi Bagi Prospek Penegakan Syariat Islam di
Indonesia .......................................................................

156

4. Relevansi Perluasan Makna Taghut Menurut Sayyid
Qutb ...............................................................................

161

5. Relevansi dengan Problem Keumatan Masa Kini
tentang Sikap Mudah Mengkafirkan Sesama Muslim
(Takfiri) ..........................................................................

165

PENUTUP ................................................................................

176

A. Kesimpulan .........................................................................

176

B. Saran dan Rekomendasi ......................................................

181

C. Kata Penutup .......................................................................

184

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

185

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................

193

BAB VI

xxi