STUDI KELAYAKAN SARANA PRAKTIK TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK WIRAKARYA 1 CIPARAY.

(1)

STUDI KELAYAKAN S ARANA PRAKTIK TE KNI K KE NDARAAN RI NGAN DI SMK WI RAKARYA 1 CI PARAY

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

EGA SAPTA GUMELAR E.0551.0605959

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

STUDI KELAYAKAN SARANA PRAKTIK

TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK

WIRAKARYA 1 CIPARAY

Oleh

Ega Sapta Gumelar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Ega Sapta Gumelar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Ega Sapta Gumelar E.0551.0605959

STUDI KELAYAKAN SARANA PRAKTIK TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK WIRAKARYA 1 CIPARAY

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: Pembimbing I,

Dr. Inu Hardi K, ST.,M.Pd NIP. 19580206 198403 1 001

Pembimbing II,

Drs. Tatang Permana, M. Pd. NIP. 19651110 199203 1 007

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

DR. H. Wahid Munawar, M.Pd. NIP. 19630520 198901 1 001


(4)

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Ega Sapta Gumelar (2013): Studi Kelayakan Sarana Praktik Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay.

Peneleitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kelayakan sarana praktik pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay berdasarkan standar yang dipersyaratkan oleh Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008 dan standar yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif evaluatif dengan metode studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Program Teknik Kendaraan Ringan (Kaprog TKR) dan Toolman bengkel TKR, sedangkan objek penelitiannya adalah sarana praktik di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay. Metode pengumpulan data dengan cara observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan chkecklist yang digunakan pada saat observasi dengan skala penilaian model Rating Scale. Data sarana yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan yang berdasarkan Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dan standar yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelayakan sarana praktik di SMK Wirakarya 1 Ciparay untuk Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya 86,01%, sehingga dapat dikategorikan sangat layak. Kata kunci: Kelayakan, Sarana, Bengkel Teknik Kendaraan Ringan.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PE NGANTAR ... i

UCAPAN TERI MA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR T ABEL ... vi

DAFTAR GAMB AR ... vii

DAFTAR L AMPI RAN ... viii

BAB I PE NDAHUL UAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Struktur Organsisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJI AN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Umum Pendidikan Kejuruan ... 8

B. Tinjauan Umum Sarana Praktik SMK ... 10

C. Peralatan dan Perlengkapan Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya ... 12

D. Standar Bengkel untuk Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya ... 13

BAB II I METO DE PE NELIT IAN ... 19

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19

B. Metode Penelitian ... 19

C. Populasi Penelitian ... 20

D. Variabel Penelitian ... 20


(6)

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data ... 21

G. Skala Pengukuran ... 23

H. Instrumen Penelitian ... 23

I. Teknik Analisis Data ... 24

BAB I V H ASIL PE NELITI AN DAN PE MBAH AS AN ... 26

A. Pemaparan Data ... 26

B. Pembahasan Data ... 29

BAB I V KESI MPULAN DAN S ARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 41

DAFTAR PUST AKA ... 43

LAMPI RAN-L AMPIRAN ... 45


(7)

DAFTAR T ABEL Tabel

2.1Standar Sarana Menurut PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008 ... 14 2.2Standar Sarana yang Digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung 15 2.3Penggabungan Standar Sarana Praktik Memperbaiki Sistem Starter ... 17 3.1Kriteria Penilaian Penelitian ... 23 4.1Persentase pencapaian Sarana Praktik ... 39


(8)

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Gambar

4.1Pencapaian Perabot pada Area Kerja Kelistrikan ... 27

4.2Pencapaian Peraltan pada Area Kerja Kelistrikan ... 28

4.3Pencapaian Media Pendidikan pada Area Kerja Kelistrikan ... 28

4.4Pencapaian Perlengkapan Lain pada Area Kerja Kelistrikan ... 29

4.5 Pencapaian Sarana Praktik pada Area Kerja Kelistrikan ... 40

DAFTAR L AMPI RAN


(9)

Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 45 Lampiran 2

Data Penelitian ... 47 Lampiran 3

Foto-foto Penelitian ... 57 Lampiran 4


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar B el akang Pen eli tian

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang pada saat ini sedang dikembangkan secara menyeluruh oleh pemerintah, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pendirian SMK baru setiap tahun di berbagai daerah. Penjelasan pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Tahun 2003 menjelaskan bahwa “Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta diklat terutama untuk bekerja dalam

bidang tertentu” (Sisdiknas, 2006: 44). Pendidikan menengah kejuruan pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja berkualitas yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan bidang kejuruan dan kebutuhan dunia kerja. Salah satu cara untuk terciptanya lulusan SMK yang sesuai dengan tujuan tersebut, maka harus disusun kurikulum yang memiliki langkah nyata dalam penerapannya terutama penerapan kompetensinya. Demi mendukung terciptanya lulusan peserta didik yang berkualitas, pemerintah pada tahun 2006 memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk diterapkan di seluruh sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi di Indonesia, termasuk dalam hal ini SMK. Melalui KTSP ini pemerintah berharap dapat menghasilkan Pendidikan Indonesia yang baik, sehingga mampu untuk menghasilkan para lulusan SMK menjadi tenaga kerja dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Sejalan dengan pemberlakuan KTSP dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kejuruan, maka pemerintah memberikan otonomi kepada tiap-tiap sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kemampuan, kondisi sekolah dan kebutuhan lulusan di dunia kerja, sebagaimana telah diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 1 Ayat 15 bahwa “Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan” (Sisdiknas, 2006: 63).


(11)

2

Pengembangan KTSP di SMK harus memperhatikan beberapa pertimbangan yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Pasal 17 Ayat 1 dan 2, sebagai berikut:

(1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

(2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK, dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

(Sisdiknas, 2006: 73) Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan kejuruan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Namun kenyataan yang terjadi pada saat ini, masih ada sekolah khususnya SMK yang belum mampu untuk memenuhi kebutuhan akan pengadaan sarana dan prasarana yang memadai untuk proses pembelajaran, meskipun SMK tersebut telah didirikan cukup lama. Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 42 disebutkan bahwa:

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(Sisdiknas, 2006: 85) Cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah termasuk SMK sebenarnya tidak hanya dilakukan dengan melakukan pembelian barang baru saja, tetapi


(12)

3

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

banyak cara yang dapat dilakukan. Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2007: 14) cara pengadaan sarana dan

prasarana diantaranya meliputi “Pembelian, pembuatan sendiri, penerimaan hibah

atau bantuan, penyewaan, pinjaman, pendaurulangan, penukaran, dan perbaikan

atau rekondisi”. Sungguh mengherankan apabila masih ada SMK yang belum mampu menyediakan sarana dan prasarana sekolah, padahal pemerintah sudah menetapkan batas waktu maksimum dalam penerapan standar sarana dan prasarana sekolah. Melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) Pasal 4, dijelaskan bahwa:

Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) wajib menerapkan standar sarana dan prasarana sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan. (akhmadsudrajat.files.wordpress.com)

Hasil observasi penulis di SMK Wirakarya 1 Ciparay, diperoleh informasi bahwa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SMK Wirakarya 1 Ciparay khususnya pada Program Studi Keahlian Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) terdiri dari sekitar 30% teori dan 70% praktik. Apabila melihat komposisi dalam proses pembelajaran yang terdiri dari 70% praktik, sekolah tersebut harus mampu menyediakan sarana praktik yang memadai untuk pelaksanaan praktik. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan lulusan SMK Wirakarya 1 Ciparay menjadi tenaga profesional yang kompeten di bidang Otomotif Kendaraan Ringan. Selain penerapan proses pembelajaran tersebut, SMK Wirakarya 1 Ciparay pada tahun 2008 menjalin kerja sama dengan Perusahaan Toyota Auto 2000. Kerja sama tersebut dilakukan dengan salah satu tujuan untuk menghasilkan lulusan SMK Wirakarya 1 Ciparay yang berkualitas serta kompeten di bidang otomotif sebagaimana telah diamanatkan pada Penjelasan Pasal 15 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003.

Informasi yang penulis peroleh setelah observasi di SMK Wirakarya 1 Ciparay ternyata untuk menjalin kerja sama dengan Toyota Auto 2000 tidaklah


(13)

4

mudah karena perusahaan tersebut hanya menjalin kerja sama dengan satu SMK di setiap Kabupaten/Kota, serta perusahaan tersebut mengajukan beberapa persyaratan yang salah satu diantaranya sekolah tersebut harus mampu menyediakan sarana praktik yang sudah memenuhi standar dari pemerintah. Menurut Kaprog TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay bahwa terjalinnya kerja sama dengan Toyota Auto 2000 karena pada saat itu sekolah tersebut mempunyai sarana praktik yang lengkap dan telah memenuhi standar sarana yang ditetapkan pemerintah dengan predikat layak, sehingga dapat menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut.

Lima tahun setelah terjalinnya kerja sama tersebut kondisi sarana praktik di SMK Wirakarya 1 Ciparay pastinya mengalami banyak perubahan, salah satunya kondisi sarana praktik ada yang bertambah dan ada yang berkurang karena mengalami kerusakan sehingga spesifikasi sarana praktik tersebut semakin rendah dari standar yang telah ditetapkan. Kondisi sarana khususnya peralatan praktik di sekolah tersebut pada Tahun Ajaran 2012/2013 banyak mengalami kerusakkan dan kehilangan yang sebagian besar terjadi di area kerja kelistrikan otomotif. Kerusakkan yang terjadi lebih diakibatkan oleh pemakaian yang terus-menerus tanpa adanya waktu pemeliharaan secara berkala.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, penulis dalam hal ini merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kondisi sarana praktik yang tersedia di SMK Wirakarya 1 Ciparay apakah saat ini sesuai dengan Permendiknas Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Sangat disayangkan dalam Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tidak termuat secara rinci mengenai standar minimal spesifikasi alat dan bahan yang harus disediakan oleh tiap SMK/MAK. Penulis dalam penelitian ini selain mengacu pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008, juga akan mengacu pada standar sarana yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung, supaya diperoleh secara rinci mengenai standar minimal


(14)

5

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

sarana yang harus disediakan oleh tiap SMK khususnya Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di Kabupaten Bandung.

Apabila melihat hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan standar sarana praktik dalam proses pembelajaran di SMK Wirakarya 1 Ciparay, dengan mengangkat judul “Studi Kelayakan Sarana Praktik Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay”.

B. Iden tifikasi Masal ah

Identifikasi masalah bermaksud untuk memperjelas permasalahan yang kemungkinan timbul dari penelitian dan juga identifikasi masalah ini berguna untuk memperjelas suatu objek dalam hubungannya dengan situasi tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

(1) Rendahnya ketersediaan sarana praktik di Bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay yang sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) setelah lima tahun menjain kerja sama.

(2) Rendahnya spesifikasi sarana praktik yang digunakan di SMK Wirakarya 1 Ciparay dalam menerapkan standar minimal dilihat dari standar yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung.

C. Pembatas an Mas alah

Merujuk pada identifikasi masalah dan untuk menyikapi sasaran dalam tujuan penelitian sehingga tidak mengarah pada ruang lingkup yang lebih luas, maka penulis membatasi pengkajian permasalahan yang menyangkut pada pemenuhan sarana praktik menurut Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) khususnya pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Wirakarya 1 Ciparay, sedangkan yang belum termuat dalam Permendiknas No. 40 Tahun 2008 akan merujuk pada standar yang


(15)

6

digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung. Adapun pokok pembatasan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

(1) Penelitian dilakukan yang berkaitan dengan Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya di Bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay.

(2) Sarana praktik yang tersedia pada area kerja kelistrikan otomotif di Bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem

Starter dan Komponen-komponennya yang meliputi perabot, peralatan, media pendidikan, dan perlengkapan lain.

D. Peru mu san Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimanakah tingkat kelayakan sarana praktik yang digunakan pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem

Starter dan Komponen-komponennya di Bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay pada saat ini?

E. Tujuan Pen eli tian

Berdasarkan uraian di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu: Mengetahui tingkat kelayakan sarana praktik yang digunakan pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya di Bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay pada saat ini.

F. Manfaat Pen eli tian

Bertitik tolak dari tujuan yang dikemukakan di atas, maka setelah penelitian ini selesai dilakukan dan hasilnya diperoleh, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

(1) Bagi pihak SMK Wirakarya 1 Ciparay sebagai masukan dalam proses pengadaan dan pengembangan sarana praktik.

(2) Bagi Dinas Pendidikan dapat dijadikan acuan maupun pembanding dalam pelaksanaan dan pengembangan sarana praktik.

(3) Bagi pihak penulis dapat diteliti kembali terutama segi efektifitas dan efisiensinya dalam pengadaan sarana praktik.


(16)

7

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

G. Struk tu r O rgani sasi Skripsi

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA pada bab ini penulis akan menjelaskan tinjauan umum pendidikan kejuruan, tinjauan umum sarana praktik SMK, standar sarana memperbaiki sistem starter dan komponen-komponennya, standar bengkel untuk kompetensi dasar memperbaiki sistem starter dan komponen-komponennya. BAB III METODE PENELITIAN pada bab ini penulis akan menjelaskan tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN pada bab ini penulis akan menjelaskan deskripsi pemaparan data dan pembahasan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN pada bab ini penulis akan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh selama penelitian dan saran yang perlu diperhatikan. DAFTAR PUSTAKA


(17)

BAB II I

METOD E PE NELI TIAN A. Lokasi d an Waktu Pen eli tian

Tempat pelaksanaan penelitian ini mengambil lokasi di SMK Wirakarya 1 Ciparay Jalan Raya Andir Nomor 17 Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung 40381. Waktu penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu tahapan pra-survei pada bulan Januari 2013, pelaksanaan penelitian pada bulan Juli dan Agustus 2013, sedangkan pelaksanaan bimbingan dilakukan pada bulan Januari sampai dengan selesai.

B. Metod e Peneli ti an

Sudah menjadi ketentuan untuk mencapai tujuan penelitian diperlukan metode penelitian yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Sugiyono

(2010: 1) mengemukakan bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Lebih lanjut, Menurut Narbuko, C. dan Achmadi, A (2012:2) Metodologi penelitian adalah:

Ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebeneran sesuatu pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Berdasarkan penyataan di atas, metode penelitian adalah seperangkat cara yang disusun secara ilmiah untuk memahami objek yang akan diteliti dalam suatu kegiatan penelitian. Penelitian tentang studi kelayakan sarana praktik di SMK Wirakarya 1 Ciparay ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan karakteristik populasi atau mengenai bidang tertentu (www.slideshare.net). Menurut Tim Depdiknas (2008: 13) dijelaskan bahwa

“Penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai

keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi”. Metode studi kasus adalah mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi


(18)

20

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

lingkungan yang terjadi pada suatu satuan social seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas (www.slideshare.net). Metode studi kasus digunakan untuk menggambarkan keadaan atau mencari fakta dan keterangan secara faktual dengan cara membandingkan keadaan sarana praktik di Bengkel Teknik Kendaraan Ringan SMK Wirakarya 1 Ciparay pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dan standar sarana yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung.

C. Populasi Pen eli tian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Lebih

lanjut Sugiyono (2010: 118) menjelaskan bahwa “Sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Populasi dalam penelitian ini adalah sarana praktik untuk memperbaiki sistem starter dan komponen-komponennya yang ada di area kerja kelistrikan Bengkel Teknik Kendaraan Ringan SMK Wirakarya 1 Ciparay pada Tahun Ajaran 2013/2014. Mengingat sumber data yang akan diambil berada di bengkel berjumlah sedikit, maka pada penelitian ini sampel penelitiaan adalah sama dengan jumlah populasi yang ada di Bengkel Teknik Kendaraan Ringan SMK Wirakarya 1 Ciparay.

D. Variab el Pen eli tian

Untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian kelayakan sarana praktikum yang berada di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay berdasarkan pada pokok permasalahan yang ditinjau, maka variabel penelitiannya adalah tingkat ketercapaian sarana yang secara langsung digunakan untuk pembelajaran praktik di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya.


(19)

21

E. Subjek dan Ob jek Peneliti an

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah Kepala Program (Kaprog) TKR dan Toolman bengkel TKR.

2. Objek penelitian

Objek pada penelitian ini adalah sarana praktik di bengkel TKR yaitu, perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan dan perlengkapan lain di ruang kelistrikan TKR.

F. Teknik Pengu mpul an Data

Sugiyono (2010: 308) berpendapat bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data”. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada kondisi alamiah (natural setting) dengan sumber datanya adalah sumber primer. Sumber primer (Sugiyono, 2010: 193) adalah “Sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Berikut teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian kelayakan sarana praktik di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay yaitu:

1. Observasi

Menurut Sugiyono (2010: 203) observasi mempunyai ciri yang spesifik

yaitu “Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang

lain”. Observasi dalam penelitian ini merupakan pengamatan secara langsung mengenai kondisi sarana praktik yang ada di lapangan. Adapun hal-hal yang akan diobservasi adalah sarana bengkel untuk KBM praktikum pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya yang meliputi perabot, peralatan, media pembelajaran area kerja kelistrikan dan perlengkapan lain yang ada pada area kerja kelistrikan otomotif di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay. Observasi digunakan untuk validasi data yang diperoleh melalui dokumentasi.

Observasi digunakan untuk validasi data yang diperoleh melalui dokumentasi. Validasi instrumen penelitian ini dilakukan dengan cara uji


(20)

22

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

validasi oleh para ahli (Judgement Experts). Cara tersebut dilakukan dengan pertimbangan para ahli atau pembimbing untuk mengevaluasi secara sistematik apakah butir-butir instrumen yang ada dapat digunakan untuk menjaring data yang betul-betul diinginkan (Pratama, N. H., 2011:47)

Observasi yang digunakan adalah dalam bentuk check-list, yaitu penulis tinggal memberi tanda check atau menuliskan angka yang menunjukkan jumlah atau nilai pada setiap pemunculan data pada daftar variabel, yang akan dikumpulkan datanya dari skala pengukuran yang telah ditentukan yaitu menggunakan rating scale.

2. Dokumentasi

Menurut Pamol Lades Rizal (2010:55) metode dokumentasi adalah

“Ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian meliputi

buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto dan film dokumenter, data yang relevan penelitian”. Hal hampir sama diungkapkan Suharsimi (2002: 135):

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidikai benda-benda tertulis seperti, buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Lebih jauh beliau menegaskan:

Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode utama apabila penelitian melakukan pendekatan analisis isi (content analysis). Untuk penelitian dengan pendekatan lain pun metode dokumentasi juga mempunyai kedudukan penting. Jika penelitan memang cermat dan mencari bukti-bukti dari landasan hukum dan peraturan atau ketentuan, maka maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak terhindarkan (Suharsimi, 2002: 136)

Pendapat di atas sangat membantu proses penelitian yang akan dilakukan penulis. Penulis sangat membutuhkan data tertulis tentang objek yang diteliti secara akurat mengenai kelayakan sarana praktik yang ada di sekolah. Selain itu pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk menjaring data yang berkenaan dengan kondisi fisik bengkel TKR, data inventaris peralatan di bengkel TKR SMK Wirakarya 1 Ciparay.


(21)

23

G. Skala Penguku ran

Menurut Sugiyono (Pratama, N. H., 2010: 47) menyatakan bahwa:

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Penelitian mengenai kelayakan sarana praktik ini menggunakan skala pengukuran dengan menggunakan Rating scale. Menurut Sugiyono (2010: 141)

dijelaskan bahwa “Dengan Rating Scale data mentah yang diperoleh berupa angka

kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif”. Selanjutnya, Sugiyono (2010:

141) berpendapat bahwa “Yang terpenting bagi penyususn instrumen dengan

rating scale adalah harus dapat mengartikan setiap angka yang diberikan pada

alternatif jawaban pada setiap item instrument”.

Penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist dengan menggunakan skala bertingkat. Berikut penilaian penelitian berdasarkan Model Rating Scale:

Tabel 3.1.

Kriteria Penilaian Penelitian

Bobot Definisi

4 Sangat Layak

3 Layak

2 Kurang Layak

1 Tidak Layak

0 Sangat Tidak Layak

H. Instru men Peneli ti an

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 148). Lebih lanjut Sugiyono (Pratama, N. H., 2011: 48) menyatakan bahwa:

Instrumen penelitian harus memenuhi dua syarat, yaitu (1) Valid, artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang diukur; dan (2)

Reliabel, artinya instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.


(22)

24

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Sebelum melakukan penelitian instrumen penelitian tersebut harus diuji validitasnya oleh para ahli atau Judgement Expert. Instrument yang digunakan untuk standar sarana praktik berpedoman pada Lampiran Permendiknas Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dan ditambah dengan standar spesifikasi peralatan yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung.

Skala penelitian pengamatan didasarkan pada skala model rating scale, yaitu penilaian dengan cara menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan sehingga jawaban lebih fleksibel, dalam perskalaan nilai pada lembar observasi model rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Kemudian untuk menetapkan nilai suatu penlilaian dipergunakan skala penelitian. Skala penelitian ini dipakai untuk menilai atau mengamati situasi secara kualitatif. Skala tersebut mewakili tiap nilai yang berlainan, dari yang terendah sampai yang tertinggi. Penyusunan instrumen menggunakan skala bertingkat 4 (empat). Kriteria penilaiannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

I. Teknik Analis is data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan statistik desksriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207) dijelaskan bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2010: 209). Analisis data yang dugunakan adalah Skala Persentase. Menurut Sugiyono (Pratama, N. H., 2010: 53) skala persentase yaitu:

Perhitungan dalam analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen.


(23)

25

Rumus yang digunakan yaitu:

… pers 3.1 (Sugiyono, 2010: 144) Kriteria pencapaiannya adalah sebagai berikut:

a) Sangat Layak = 81 % - 100 %

b) Layak = 61 % - 80 %

c) Kurang Layak = 41 % - 60 % d) Tidak Layak = 21 % - 40 % e) Sangat Tidak Layak = 0 % - 20 %


(24)

BAB V

KESI MPUL AN DAN SARAN A. Kesi mpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu tingkat kelayakan sarana praktik yang digunakan pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan komponen-komponennya pada saat ini adalah 86,01%, sehingga dapat dikategorikan sarana praktik untuk Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya di bengkel Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay termasuk Sangat Layak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang diberikan penulis bagi pihak sekolah dan peneliti yang akan datang, yaitu:

1. Bagi Pihak S ekol ah

a. Diharapkan adanya perawatan yang berkala terhadap sarana praktik, sehingga sarana praktik khususnya peralatan selalu terawat dan terjaga dengan baik. b. Beberapa peralatan yang jumlahnya terbatas dan masih kurang hendaknya

memperoleh pioritas dalam pengadaan, pengembangan maupun perbaikan alat-alat untuk masa yang akan datang.

c. Diharapkan kepada setiap SMK untuk terus melakukan analisis sarana dan prasarana sekolah secara berkala, sehingga kekurangan peralatan yang kurang akan cepat terdeteksi.

2. Bagi Dinas Pendidi kan

Diharapkan adanya standar pelayanan minimal (SPM) untuk Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, sehingga setiap SMK yang terdapat Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan mempunyai bahan acuan dalam pengadaan sarana dan prasarana praktik yang pada akhirnya setiap sekolah dapat memenuhi tuntutan yang ditentukan oleh Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008


(25)

42

Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

3. Bagi Pen eli ti S elan jutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan lagi agar dapat diketahui tingkat ketercapaian untuk kondisi sarana dan prasarana di bengkel TKR SMK wirakarya 1 Ciparay secara menyeluruh berdasarkan Lampiran Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK.)


(26)

DAFTAR PUST AKA

Antasari, P. M. (2013). Metode dan Jenis Penelitian [Online].

Tersedia: http://www.slideshare.net/amatbejo/metode-dan-jenis-penelitian-18082933 [19 Juni 2013]

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menegah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Tersedia:

http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf [8 April2013] Tim Depdiknas. (2007). Manajamen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

______. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Meliyanti, E. (2012). Sarana dan Prasarana [Online].

Tersedia: http://endahsblog-endah.blogspot.com/2012/04/sarana-dan-prasarana-pendidikan.html [4 Mei 2013]

Mustaji. (2009). LABORATURIUM: Perspektif Teknologi Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://pasca.tp.ac.id/site/laboratorium-perspektif-teknologi-pembelajaran [19 April 2013]

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2012). Metodologi Penelitian. Cet. 12. Jakarta: Buumi Aksara.

Peraturan Menteri. (2008). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Tersedia:

http://bapafikri.wordpress.com/2011/06/19/lampiran-permendiknas-no-40-th-2008/ [19 April 2013]

_____. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permen-no-40-tahun-2008-standar-sarana-prasaranastandar-smk.pdf [19 April 2013]

Permana, T. (2011). Hand Out Peralatan dan Kerja Dasar Otomotif. Bandung: tidak diterbitkan


(27)

44

Ridwan, M. (2013). Relevansi Antara Pencapaian Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dengan Tuntutan Kompetensi Industri. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rizal, P. L. (2010). Pengaruh Penerapan Model E-Learning Berbasis CD Modul Pembelajaran Matematika dengan Joomla Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SMP Islam Durenan. Skripsi Sarjana pada SekolahTinggi Agama Islam Negeri Tulungagung: tidak diterbitkan

Pratama, N. H. (2011). Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/1156/1/Studi_Kelayakan_Sarana%26Prasarana_La boratorium_Komputer_Jurus.pdf [24 April 2013]

Rokhman, M. F. (2012). Pengaruh Kelayakan Bengkel dan Prestasi Mata Pelajaran Instalasi Terhadap Kesiapan Kerja Sebagai Instalatir Listrik Siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/6676/1/M.%20Fatkhur%20Rokhman%20%7B0850 1241029%7D.pdf [19 April 2013]

SISDIKNAS. (2006). Himpunan Perundang-undangan. Bandung: Fokusmedia. Slamet, S. (2010). Identifikasi Sarana dan Prasarana Peralatan Praktik Mekanik

Otomotif SMK Swasta di Daerah Polisi Wilayah Bojonegoro dan Madiun

[Online]. Vol 33 (1). 14 halaman.

Tersedia: http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/viewFile/3092/452 [24 April 2013]

Sudarmanto, R. G. (2011). Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: tidak diterbitkan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Cet. 10. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

24

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Sebelum melakukan penelitian instrumen penelitian tersebut harus diuji validitasnya oleh para ahli atau Judgement Expert. Instrument yang digunakan untuk standar sarana praktik berpedoman pada Lampiran Permendiknas Republik Indonesia No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dan ditambah dengan standar spesifikasi peralatan yang digunakan di SMKN 1 Katapang Kabupaten Bandung.

Skala penelitian pengamatan didasarkan pada skala model rating scale, yaitu penilaian dengan cara menjawab salah satu dari jawaban kuantitatif yang telah disediakan sehingga jawaban lebih fleksibel, dalam perskalaan nilai pada lembar observasi model rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Kemudian untuk menetapkan nilai suatu penlilaian dipergunakan skala penelitian. Skala penelitian ini dipakai untuk menilai atau mengamati situasi secara kualitatif. Skala tersebut mewakili tiap nilai yang berlainan, dari yang terendah sampai yang tertinggi. Penyusunan instrumen menggunakan skala bertingkat 4 (empat). Kriteria penilaiannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

I. Teknik Analis is data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan statistik desksriptif. Menurut Sugiyono (2010: 207) dijelaskan bahwa:

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Statistik deskriptif tidak ada uji signifikasi dan taraf kesalahan, karena peneliti tidak bermaksud generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi (Sugiyono, 2010: 209). Analisis data yang dugunakan adalah Skala Persentase. Menurut Sugiyono (Pratama, N. H., 2010: 53) skala persentase yaitu:

Perhitungan dalam analisis data yang akan menghasilkan persentase yang selanjutnya dilakukan interpretasi pada nilai yang diperoleh. Proses perhitungan dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dengan skor ideal dengan seratus persen.


(2)

25

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Rumus yang digunakan yaitu:

… pers 3.1 (Sugiyono, 2010: 144) Kriteria pencapaiannya adalah sebagai berikut:

a) Sangat Layak = 81 % - 100 %

b) Layak = 61 % - 80 %

c) Kurang Layak = 41 % - 60 % d) Tidak Layak = 21 % - 40 % e) Sangat Tidak Layak = 0 % - 20 %


(3)

BAB V

KESI MPUL AN DAN SARAN A. Kesi mpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu tingkat kelayakan sarana praktik yang digunakan pada Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan komponen-komponennya pada saat ini adalah 86,01%, sehingga dapat dikategorikan sarana praktik untuk Kompetensi Dasar Memperbaiki Sistem Starter dan Komponen-komponennya di bengkel Teknik Kendaraan Ringan di SMK Wirakarya 1 Ciparay termasuk Sangat Layak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang diberikan penulis bagi pihak sekolah dan peneliti yang akan datang, yaitu:

1. Bagi Pihak S ekol ah

a. Diharapkan adanya perawatan yang berkala terhadap sarana praktik, sehingga sarana praktik khususnya peralatan selalu terawat dan terjaga dengan baik. b. Beberapa peralatan yang jumlahnya terbatas dan masih kurang hendaknya

memperoleh pioritas dalam pengadaan, pengembangan maupun perbaikan alat-alat untuk masa yang akan datang.

c. Diharapkan kepada setiap SMK untuk terus melakukan analisis sarana dan prasarana sekolah secara berkala, sehingga kekurangan peralatan yang kurang akan cepat terdeteksi.

2. Bagi Dinas Pendidi kan

Diharapkan adanya standar pelayanan minimal (SPM) untuk Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, sehingga setiap SMK yang terdapat Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan mempunyai bahan acuan dalam pengadaan sarana dan prasarana praktik yang pada akhirnya setiap sekolah dapat memenuhi tuntutan yang ditentukan oleh Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008


(4)

42

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)

3. Bagi Pen eli ti S elan jutnya

Penelitian ini dapat dikembangkan lagi agar dapat diketahui tingkat ketercapaian untuk kondisi sarana dan prasarana di bengkel TKR SMK wirakarya 1 Ciparay secara menyeluruh berdasarkan Lampiran Permendiknas RI No. 40 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK.)


(5)

DAFTAR PUST AKA

Antasari, P. M. (2013). Metode dan Jenis Penelitian [Online].

Tersedia: http://www.slideshare.net/amatbejo/metode-dan-jenis-penelitian-18082933 [19 Juni 2013]

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menegah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Tersedia:

http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.pdf [8 April2013] Tim Depdiknas. (2007). Manajamen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

______. (2008). Pendekatan, Jenis, dan Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Meliyanti, E. (2012). Sarana dan Prasarana [Online].

Tersedia: http://endahsblog-endah.blogspot.com/2012/04/sarana-dan-prasarana-pendidikan.html [4 Mei 2013]

Mustaji. (2009). LABORATURIUM: Perspektif Teknologi Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://pasca.tp.ac.id/site/laboratorium-perspektif-teknologi-pembelajaran [19 April 2013]

Narbuko, C. dan Achmadi, A. (2012). Metodologi Penelitian. Cet. 12. Jakarta: Buumi Aksara.

Peraturan Menteri. (2008). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK). Tersedia:

http://bapafikri.wordpress.com/2011/06/19/lampiran-permendiknas-no-40-th-2008/ [19 April 2013]

_____. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 Standar Sarana Dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Tersedia:

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permen-no-40-tahun-2008-standar-sarana-prasaranastandar-smk.pdf [19 April 2013]

Permana, T. (2011). Hand Out Peralatan dan Kerja Dasar Otomotif. Bandung: tidak diterbitkan


(6)

44

Ega Sapta Gumilar, 2013

S T U D I K E L A Y A K A N S A R A N A P R A K T I K T E K N I K K E N D A R A A N R I N G A N D I S M K W I R A K A R Y A 1 C I P A R A Y

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Ridwan, M. (2013). Relevansi Antara Pencapaian Kompetensi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dengan Tuntutan Kompetensi Industri. Skripsi Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rizal, P. L. (2010). Pengaruh Penerapan Model E-Learning Berbasis CD Modul Pembelajaran Matematika dengan Joomla Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SMP Islam Durenan. Skripsi Sarjana pada SekolahTinggi Agama Islam Negeri Tulungagung: tidak diterbitkan

Pratama, N. H. (2011). Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium Komputer Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/1156/1/Studi_Kelayakan_Sarana%26Prasarana_La boratorium_Komputer_Jurus.pdf [24 April 2013]

Rokhman, M. F. (2012). Pengaruh Kelayakan Bengkel dan Prestasi Mata Pelajaran Instalasi Terhadap Kesiapan Kerja Sebagai Instalatir Listrik Siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta. Skripsi Sarjana pada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta: tidak diterbitkan.

Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/6676/1/M.%20Fatkhur%20Rokhman%20%7B0850 1241029%7D.pdf [19 April 2013]

SISDIKNAS. (2006). Himpunan Perundang-undangan. Bandung: Fokusmedia. Slamet, S. (2010). Identifikasi Sarana dan Prasarana Peralatan Praktik Mekanik

Otomotif SMK Swasta di Daerah Polisi Wilayah Bojonegoro dan Madiun

[Online]. Vol 33 (1). 14 halaman.

Tersedia: http://journal.um.ac.id/index.php/teknologi-kejuruan/article/viewFile/3092/452 [24 April 2013]

Sudarmanto, R. G. (2011). Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: tidak diterbitkan Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Cet. 10. Bandung: Alfabeta. Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.