HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAM KOTA SOLOK TAHUN 2014.

UNIVERSITAS ANDALAS

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TANAH GARAM KOTA SOLOK
TAHUN 2014
Oleh :

NESTI DIANA SARI
No. BP. 0910332011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
Undergraduate Thesis, August, 8th 2014
NESTI DIANA SARI, No. BP 0910332011
THE CORRELATION BETWEEN ENVIRONMENT AND SOCIAL
FACTORS TOWARDSINCIDENCE OF DIARRHEAIN CHILDREN UNDER

FIVE IN THE REGION OF TANAH GARAM PUBLIC HEALTH CENTER
SOLOKCITY 2014
viii + 61pages, 8 tables, 9pictures, 10 appendices
ABSTRACT

Objective
Diarrhea is still fully guarded to fell in children under five years old. It’s one of the
main factor of death and illness to children in the developed country as Indonesia.
Many factors influenced this phenomenon. Some of them were environment and
social factors. The aim of this research was conducted to map the condition and
specifically executed in the region of Tanah Garam Public Health Center
Method
The design of this research is cross sectional study. The population is all mothers
who have children under five (0-59 months) in the region of Tanah Garam Public
Health Center with total sample amounts 82 people, taken by using a multistage
random sampling technique. Data are analyzed by univariate and bivariate
techniques, with chi square test (α=0,05).
Result
The results of this research show that the proportion of diarrhea occurrence in
children under five is26,8 %. There is a significant association of mothers’s

education (p=0,000), provision of clean water (p=0,032), and availability latrine
(p=0,004) with the incidence of diarrhea among children under five. There is no
relationship between the level of income (p=0,102), landfills (p=1,000), and
condition of waste disposal (p= 0.166) with the incidence of diarrhea among children
under five.
Conclusion
There is a significant association of mothers’s education, provision of clean water
andavailability latrine with the incidence of diarrhea among children under
five.Intensive health promotionabout thefactors associatedwithdiarrheashould be
givenby health workerstoraise awarenessfor the public. So, it canchangebadhabitsthat
cancausediarrhea in children underfive.
References
Keywords

: 38 (1996-2013)
:Diarrhea on Under-five Children, social, environment

ii

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala petunjuk, kemampuan, dan
kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan hasil
penelitian skripsi yang berjudul “Hubungan Faktor Sosial Dan Lingkungan Fisik
Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah
Garam Kota Solok Tahun 2014”
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian skripsi ini masih banyak
kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu peneliti sangat mengharapkan masukan
dan saran dari semua pihak untuk kesempurnaan hasil penelitian skripi ini. Dalam
penyusunan

hasil penelitian skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan,

bimbingan, dorongan, petunjuk, serta sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai
pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, MSc. PhD selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
2. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph. D selaku koordinator skripsi
3. Bapak dr. H. Azwar Hijar. MScselaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan dukungan, masukan dan saran dalam penelitian hasil penelitian

skripsi ini.
4. Bapak Dr.dr. Masrul, MSc. SpGK selaku Pembimbing IIyang telah banyak
memberikan dukungan, masukan dan saran dalam penelitian hasil penelitian
skripsi ini.
5. Bapak dr. Edison, MPH selaku Penguji I dan Ibu Safyanti, SKM, M.Kes
selaku Penguji II yang banyak memberikan masukan yang sangat bermanfaat.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok beserta jajarannya yang telah
memberikan izin dalam penelitian ini.
7. Kepala Puskesmas Tanah Garam beserta jajarannya yang telah memberikan
izin serta bantuan selama proses penelitian
8. Semua pihak secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
peneliti dalam menyelesaikan hasil penelitian skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik materi maupun penulisan. Oleh karena itu, peneliti

iii

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
kesempurnaan penelitian ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga hasil penelitian skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya. Semoga semua
bantuan, bimbingan, semangat, dan amal kebaikan yang telah diberikan dapat
menjadi amal shaleh dan diridhoi oleh Allah SWT.

Padang, Agustus 2014

Peneliti

iv

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sektor kesehatan Indonesia saat ini sedang berada dalam situasi transisi
epidemiologi (epidemiological transition)yang harus menanggung beban berlebih
(triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang
sudah bisa ditangani, namun masih banyak penyakit lain seperti tuberkulosis, kusta,
dan diare yang belum dituntaskan. Pada sisi lain terjadi peningkatan penyakit tidak
menular (non-communicable disease). Masalah di atas ditambah dengan masalah
lain, yaitu munculnya penyakit baru (new emerging disease) seperti SARS dan flu

burung.(1)
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025
diketahui bahwa pembangunan di bidang kesehatan memiliki peranan penting dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Secara keseluruhan kualitas sumber
daya manusia yang semakin baik akan tercermin dalam produktivitasnya yang
semakin tinggi. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan di bidang
kesehatan adalah mengurangi beban ganda penyakit, yaitu penyakit infeksi menular
yang pada waktu bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular. Beberapa
penyakit menular yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah diare, malaria,
demam berdarah dengue, influenza, penyakit saluran pencernaan, tuberculosis,
HIV/AIDS, dan penyakit lainnya.(2, 3)
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses/tinja dan frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila

1

2

feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih dalam
waktu 24 jam.(1)

WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan
2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Di
Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama.
Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak
kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB). Secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita
(55%). Kematian akibat diare pada balita adalah 75,3 per 100.00 balita (hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga/SKRT 2004).(4, 5)
Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2007 penyakit diare penyebab kematian
nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan
semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Angka
kesakitan penyakit diare juga masih cukup tinggi walaupun pada tahun 2010
mengalami sedikit penurunan yaitu dari 423 per 1.000 penduduk (tahun 2006)
menjadi 411 per 1.000 penduduk. Kajian morbiditas diare dilakukan setiap 3-4 tahun
sekali. KLB diare masih sering terjadi terutama di daerah yang pengendalian faktor
risikonya masih rendah. Pada tahun 2010 KLB diare terjadi di 11 provinsi dengan
CFR (Case Fatality Rate) 1,74% dan pada tahun 2011 KLB terjadi di 15 provinsi
dengan CFR 0,40%.(6, 7)
Kejadian diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: faktor
pendidikan, faktor pekerjaan, faktor umur balita, faktor lingkungan, faktor gizi,

faktor sosial ekonomi, faktor makanan/minuman yang dikonsumsi, dan faktor
terhadap laktosa. Menurut Departemen Kesehatan RI (2003) penyakit diare

3

merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan,
yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja.
Berdasarkan hasil penelitian Yance Warman (2006), diketahui bahwa ada
pengaruh faktor lingkungan, sosial ekonomi, dan pengetahuan ibu dengan kejadian
diare akut pada anak balita. Yulisa (2008) dalam penelitiannya menyatakan ada
pengaruh tingkat pendidikan, sumber air minum, kualitas fisik air minum, jenis
jamban keluarga, jenis lantai rumah serta tidak ada pengaruh jenis pekerjaan dengan
kejadian diare pada anak balita. Berikutnya dari hasil penelitian Anjar (2009),
diketahui bahwa ada hubungan antara faktor lingkungan dan faktor sosiodemografi
dengan kejadian diare pada balita.(9, 10)
Prevalensi nasional diare adalah sebesar 9,00% dan prevalensi diare di
Provinsi Sumatera Barat masih berada diatas nilai prevalensi nasional yaitu sebesar
9,2 %. Jumlah kasus diare di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2008-2010 terjadi
peningkatan yakni pada tahun 2008 terjadi 96.977 kasus diare. Pada tahun 2009
terjadi penurunan kejadian diare menjadi 78.592 kasus, peningkatan kasus diare

kembali terjadi pada tahun 2010 sebesar 115.551 kasus. Pada tahun 2011 kejadian
diare mengalami penurunan yakni sebesar 109.917 kasus diare.(11, 12)
Masalah akibat penyakit diare juga terjadi di Kota Solok, salah satu Kota
yang ada di wilayah provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan laporan tahunan Dinas
Kesehatan Kota Solok tahun 2010 dan 2011, penyakit diare masih masuk dalam
daftar sepuluh penyakit terbanyak di Kota Solok. Pada tahun 2010 insiden diare
adalah sebesar 52 per 1000 penduduk, kemudian pada tahun 2011 insiden penyakit
diare sebesar 54 per 1000 penduduk dengan kelompok umur terbanyak adalah
dibawah umur 5 tahun. Kasus diare di Kota Solok selama tiga tahun terakhir
mengalami penurunan kasus, pada tahun 2010 terjadi 3278 kasus, tahun 2011 terjadi

4

2488 kasus dan pada tahun 2012 jumlah kasus diare menjadi 1709 kasus, sebanyak
51% dari kasus diare tersebut terjadi pada balita dengan total 868 kasus diare. (13, 14)
Dari keseluruhan jumlah kasus diare yang terjadi pada tahun 2012, sebanyak
679 kasus diare terjadi di wilayah kerja puskesmas Tanah Garam. Kasus tersebut
merupakan kasus terbanyak di antara empat puskesmas yang ada di Kota Solok, di
Puskesmas Tanjung Paku terjadi sebanyak 446 kasus, Puskesmas KTK 294 kasus
dan Puskesmas Nan Balimo 290 kasus. Sebanyak 50 % dari kasus diare yang terjadi

di Puskesmas Tanah Garam terjadi pada balita, dengan rincian pada bayi sebesar 122
kasus (18 %) dan anak balita 217 kasus (32%).(15)
Hasil pemeriksaan sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota
Solok pada tahun 2012 menunjukkan bahwa sebanyak 77,4% keluarga telah
menggunakan jamban. Sisanya, yaitu sebanyak 22,6% masih buang air besar di
sungai, kolam, dan parit. Sementara itu, jumlah keluarga yang telah memiliki akses
terhadap air bersih adalah sebanyak 88,57% (64,42% keluarga menggunakan air
ledeng; 11,01% sumur; 12,72% mata air; dan 0,52 air hujan). Sisanya, yaitu
sebanyak 11,43% masih menggunakan air sungai, sumur dan mata air yang tidak
terlindung, serta penampungan air hujan yang tidak memenuhi syarat. Di samping
itu, masih terdapat rumah tangga yang belum mencuci tangan dengan air bersih dan
memakai sabun yaitu sebanyak 17,5%.(16)
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai faktor ekonomi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan
kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
Tahun 2014.

5

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan
masalah penelitian ini adalah : “ Apakah faktor sosial dan lingkungan fisik memiliki
hubungan dengan kejadian diare padabalita di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam Kota Solok tahun 2014?”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor
sosial ekonomi dan lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Tanah Garam Tahun 2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi dan frekuensi kejadian diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
b. Diketahuinya distribusi dan frekuensitingkat pendidikan ibu yang
mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
c. Diketahuinya distribusi dan frekuensi penyediaan air bersih di wilayah
kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
d. Diketahuinya distribusi dan frekuensi tempat pembuangan sampah di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
e. Diketahuinya distribusi dan frekuensi ketersediaan jamban sehat di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
f. Diketahuinya distribusi dan frekuensi kondisi pembuangan limbah di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok

6

g. Diketahuinya hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok
h. Diketahuinya hubungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah GaramKota Solok
i. Diketahuinya hubungan tempat pembuangan sampah dengan kejadian
diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah GaramKota Solok.
j. Diketahuinya hubungan ketersediaan jamban sehat dengan kejadian diare
pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah GaramKota Solok.
k. Diketahuinya hubungan kondisi pembuangan limbah dengan kejadian
diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah GaramKota Solok.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Ilmiah
Hasilpenelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi para
akademisi dan pengembangan ilmu kesehatan masyarakat dalam teori tentang sosial
ekonomi, lingkungan, dan hubungannya dengan kejadian diare pada balita.

1.4.2 Aspek Praktis
Berdasarkan aspek praktis, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a.

Sebagai masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait dalam
pengambilan kebijakan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap faktor
sosial ekonomi dan lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare
pada balita.

7

b.

Sebagai bahan masukan bagi rekan-rekan yang ingin melakukan
pengembangan penelitian yang berkaitan dengan sosial ekonomi dan
lingkungan yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain
penelitian Cross Sectional. Penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
faktor sosial ekonomi dan lingkungan fisik dengan kejadian diare pada balita di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok. Adapun populasi penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai balita di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2013 hingga Mei 2014. Penelitian ini
menggunakan data primer melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan
data sekunder yang didapat dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Solok.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS METATU BENJENG KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

0 35 22

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 2 12

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENATALAKSANAAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penatalaksanaan Diare dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit surakarta.

0 3 13

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

1 7 109

HUBUNGAN PELAKSANAAN MENYUSU DINI DENGAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAM KOTA SOLOK TAHUN 2010.

0 0 6

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, SOSIAL EKONOMI DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEJADIAN DIARE DENGAN DEHIDRASI SEDANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG KOTA SEMARANG TAHUN 2015.

0 4 166

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJUDAN

0 0 12

Hubungan Faktor Lingkungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2013

0 0 9