Materi Biologi Kelas X SMA (Slide atau Powerpoint) virus

Klasifikasi makhluk atau benda atau materi secara umum dapat dibagi menjadi tiga




benda tak hidup
benda hidup
benda peralihan tak hidup-hidup (virus), virus ini disebut benda tak hidup karena
ketika di luar sel inang (habitat) tidak menunjukan ciri-ciri kehidupan, sedangkan saat
di dalam sel inang, virus aktif memperbanyak diri.

1. SEJARAH PENEMUAN VIRUS
Dahulu sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan, segala penyebab penyakit
yang bersifat misterius disebut virus. Virus berasal dari bahasa latin (greek) “virulae”
yang artinya menular.
Pada tahun 1833, Adolf Mayer imuwan jerman menemukan tanaman tembakau
yang tidak biasa ia lihat sebeumnya, tembakau tersebut berukuran kerdil dan memiliki
bercak-bercak (Mozaik). Ia membuat ekstrak dari daun tembakau yang mengalami
bercak –bercak dan setelah disemprotkan maka tanaman tembakau yang sehatpun ikut
terkena. Mayer menganggap bahwa tanaman tersebut terinfeksi oleh bakteri yang sangat
kecil karena bakteri tersebut tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky (ilmuwan rusia) melanjutkan penelitian
Mayer dengan menyaring ekstrak daun tembakau yang terkena mozaik tersebut dengan
saringan yang didesain sedemikian rupa sehingga tidak mungkin ada bakteri yang lolos,
ternyata filtrat hasil penyringan itu tetap saja meenyebabkan bercak-bercak juga pada
tanaman yang sehat. Ia masih ragu dengan percobaannya, dan berhipotesis bahwa ada
kemungkinan agen penginfeksi itu adalah bakteri yang berukuran lebih kecil dari bakteri
pada umumnya dan menduga bisa saja bakteri tersebut mengeluarkan toksin saat
tersaring.
Setelah ivanowsky, pada tahun 1897 Martinus Beijenrinck (ilmuan botani dari
belanda) menemukan bahwa aggen penginfeksi itu dapat memperbanyak diri dengan
melakukan percobaannya melalui serangkaian proses infeksi tanaman tembakau
meskipun ia belum mengetahui secara pasti apa itu penyebabnya. Ia menyebutnya
filterable virus (virus lolos saring) karena agen itu dapat lolos dari saringan bakteri dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Setelah ilmu pengetahuan berkembang dengan diciptakannya mikroskop
elektron pada tahun 1930, maka pada tahun 1935 seorang saintis amerika Wendell
Stanley dapat melihat virus tembakau tersebut yang kini disebut TMV dengan
mengkristalisasi virus tersebut. Hingga saat ini penelitian tentang virus terus berlanjut.
2. CIRI-CIRI VIRUS


a. Ukuran
Virus memiliki ukuran yang sangat renik, yaitu antara 20 – 300 nm, diantaranya:



Virus yang terbesar berukuran 300 nm seperti virus TMV (Tobacco mosaic virus)
Virus yang memiliki ukuran normal = 100 nm seperti virus T/ Bactriophage/



phage/ faga
Virus yang terkecil berukuran 20 nm. Contohnya adalah virus polio

Karena ukurannya yang sangat renik itu, virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop
elektron.
b. Struktur dan fungsi
Virus bukanlah unit seluler/ sel, akan tetapi berupa partikel yang disebut virion.
Virion tersebut menunjukan ciri mineral yang memungkinkannya untuk dapat
dikristalkan.
Virus tersusun atas:

 Selubung virus/ selubung kapsid
selubung virus merupakan suatu bagian dari virus yang menyelubungi
kapsid. Selubung ini tersusun atas lipid bilayer yang pada bagian luarnya
menonjol glikoprotein. Selubung virus terdapat pada beberapa virus seperti
HIV dan virus flu, yang tersusun oleh glikoprotein dari virus itu sendiri, atau
posfolipid dan protein dari sel inang.
Fungsi: Selubung virus untuk memudahkan virus masuk ke dalam sel inang.


Kapsid
Kapsid merupakan bagian yang menyelubungi asam nukleat. Kapsid tersusun
atas Sub unit yang disebut kapsomer. Kapsid inilah yang sebagian besar



memberi bentuk untuk virus. Secara umum kapsid virus berupa ikosahedron.
Fungsi: menyelubungi DNA/ RNA virus
asam nukleat
Asam nukleat pada virus yaitu bisa berupa DNA/ ADN saja atau RNA/ ARN
saja. DNA atau RNAnya masing-masing bisa ganda atau tunggal. Selain itu,

DNA atau RNAnya juga bisa berbentuk lurus (linier)

ataupun Sirkuler

(helix).
Fungsi: Pembawa informasi genetik virus pada inang.
c. Bentuk
Yang memberi bentuk pada virus secara keseluruhan adalah kapsid. Bentuk
(kapsid) virus ada yang bulat, oval, polihedral, batang, dan huruf “ T “.



Bentuk bulat

: Virus flu dan HIV



Bentuk oval


: Virus rabies



Bentuk polihedral

: Adenovirus



Bentuk batang (helix)

: TMV (Tobacco mosaic virus)

kapsome
r

RNA/
DNA


Kapsid

Helical


Bentuk huruf “ T “

: Bacteriophage/ phage/ faga

Kepala/
kapsid
icosahedral

Selubung
ekor
Serabut
ekor

3. Macam macam virus berdasarkan asam nukleat


Plat dasar

4. Klasifikasi virus
Klasifikasi virus tidak mengikuti sistem Linnaeus, tapi menggunakan sistem ICTV
(International committeeon Taxonomy of Virus). Pengklasifikasian virus terbagi ke dalam
tiga tingkat takson, yaitu famili, genus, dan spesies.
 Nama famili terdiri atas satu kata pada akhir kata di tambahkan dengan
viridae, contoh: Retroviridae. Untuk nama genus terdiri atas satu kata pada
akhir kata ditambah kata virus, contoh: Retrovirus (dicetak miring). Dan
untuk spesies menggunakan beberapa kata, pada kata awal/ kedua
menggunakan bahasa inggris dan pada kata terakhir ditambah kata virus


(dicetak miring), contoh: Human immunodeficiency virus (HIV)
Virus diklasifikasikan ke dalam 4 kelompok berdasarkan inangnya:
a. Virus bakteri, contohnya: Bacteriophage

b. Virus mikroorganisme Eukariot, contohnya: Mycovirus (virus yang
menyerang jamur)
c. Virus tumbuhan, contohnya: Tobacco mosaic virus (virus tembakau)

d. Virus Hewan atau sel manusia, contohnya: Rabies virus
5. Proses Reproduksi virus
Proses “reproduksi” virus disebut juga replikasi. Istilah replikasi berarti membuat salinansalinan DNA/RNA atau memperbanyak DNA/RNA, dalam hal ini yaitu DNA/RNA virus.
Karena virus bukan berupa sel yang melakukan perbanyakan dengan cara pembelahan,
akan tetapi DNA nya yang memperbanyak diri secara aktif di dalam sel inang, itulah
alasan mengapa perbanyakan virus disebut replikasi karena virus hanya terdiri atas DNA/
RNA.
Proses perbanyakan virus, misalnya pada Bacteriophage terjadi dengan 2 cara:
a. Litik (pemecahan sel inang), prosesnya:
1. Pelekatan:
dimulai saat virus melekat pada sel inang. Tempat pelekatan virus pada sel inang
terjadi pada reseptor sel inang (protein khusus pada membran sel inang yang
mengenali virus)
2. Penetrasi:
setelah virus melekat pada membran sel inang, virus memasukan DNA nya ke
sitoplasma sel inang.
3. Replikasi dan sintesis
Setelah DNA virus masuk, maka DNA tersebut memegang kendali seluruh sistem
sel inang dan memerintahkannya agar membuat komponen virus (kapsid dan DNA
untuk virus baru).

4. Pematangan/ perakitan:
Asam nukeat dan kapsid yang telah dibuat oleh sel inang selanjutnya disusun
menjadi partikel virus yang utuh.
5. Pelepasan:
Setelah virus-virus baru yang telah selesai dirakit menjadi virus yang utuh, maka
virus-virus baru tersebut keluar dari sel inang dengan memecahkan sel inang
tersebut.
b. Lisogenik
1. Pelekatan:
dimulai saat virus melekat pada sel inang. Tempat pelekatan virus pada sel inang
terjadi pada reseptor sel inang (protein khusus pada membran sel inang yang
mengenali virus)
2. Penetrasi:
setelah virus melekat pada membran sel inang, virus memasukan DNA nya ke
sitoplasma sel inang.
3. Penyisipan DNA virus ke kromosom

Setelah DNA virus masuk, maka DNA virus tersebut akan disisipkan ke dalam
kromosom sel inang.
4. Perbanyakan DNA abnormal sel inang:

Kromosom sel inang yang telah tersisipi DNA virus secara alami mewariskan
DNA abnormal yang disebut profaga pada bakteri-bakteri baru (sel inang baru)
lewat pembelahan sel inang induk.
5. Kematian sel secara alami:
Sel-sel inang baru yang telah terinfeksi profaga lambat laun akan mati secara
sendirinya dan keluarlah profaga yang menjadi bacteriophage baru.

6. Proses penularan virus dan pencegahannya (HIV dan Flu)
a. Penularan:
 Orang yang telah terkena HIV dapat menularkannya dengan berbagai macam cara,
yaitu: ciuman, berhubungan intim, air susu ibu yang terinfeksi untuk anaknya,


jarum suntik yang tidak steril, tranfusi darah yang terinfeksi HIV, dan sebagainya.
Orang yang terkena flu dapat menularkan flu tersebut lewat udara saat ia bersin,

kontak berhadapan dengan yang sedang flu.
b. Pencegahannya:
 Pencegahan HIV jauhi hal-hal yang dapat menyebabkan HIV
 Memakai masker dapat menghindari infeksi flu secara langsung.

 Dengan memberikan suntikan vaksin, disebut vaksinasi. Vaksin adalah suatu zat
yang mengandung

mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) yang sudah

dilemahkan. Pemberian vaksin tersebut dapat memberikan kekebalan secara aktif.

Sedangkan tindakan kuratif adalah dengan memberikan obat pada penderita
penyakit yang disebabkan oleh virus. Jadi, tindakan ini diambil setelah terjadi
serangan virus.
7. Peranan virus dalam kehidupan
Virus dalam kehidupan memiliki peran sebagai pemberi penyakit dan bisa juga
sebagai pemberi keuntungan.
a. virus yang merugikan yang menyebabkan penyakit
 virus influenza
 HIV
 Hepatitis delta virus penyebab penyakit hepatitis B (penyakit kuning) dengan
gejala perut membengkak dan tubuh berwarna kuning
 Ebola virus penyebab penyakit ebola
 Virus tungro penyebab kekerdilan pada tanaman padi
 TMV
 Herpes virus
b. virus yang menguntungkan
Virus T pada umumnya dapat dijadikan vektor dalam kloning gen seperti untuk
menginfeksikan gen pancreas pada E. coli agar dapat menghasilkan insulin