ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ”KASUS SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI” (Study Analisis Framing Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini Di Surat Kabar Jawapos dan Surya Periode 15 – 18 Agustus 2013).

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ”KASUS SUAP KETUA
SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI”
(Study Analisis Framing Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi
Rubiandini Di Surat Kabar J awapos dan Surya Periode 15 – 18 Agustus
2013)

SKRIPSI

Oleh :
DESTIYANDA GITA RIZKIANA PUTRI
NPM. 0943010014

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


J udul Penelitian

: ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KASUS
SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI

Nama Mahasiswa

: Destiyanda Gita Rizkiana Putri

NPM

: 0943010014

Program Studi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas


: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan pada tanggal: 17 Juli 2014
Menyetujui,
Pembimbing

Tim Penguji
1.Ketua

Dr s.Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 370069400351

J uwito, S.Sos, MSi
NPT. 367049500361

2.Sekr etaris

Dr s.Saifuddin Zuhri, M.Si
NPT. 370069400351
3.Anggota


Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP.19580801 198402 1001

Mengetahui,
DEKAN

Dra.Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 195507 181983 022001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan
karunia-Nya kepada peneliti sehingga skripsi dengan judul “ANALISIS
FRAMING PEMBERITAAN “KASUS SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI
RUBIANDINI” dapat terselesaikan dengan baik.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dan memberikan petunjuk, koreksi, dan saran yang bersifat

membangun pola pikir, daya kritis, dan memperluas ilmu pengetahuan serta
wawasan untuk peneliti. Dan peneliti juga menerima bantuan dari berbagai pihak,
baik itu berupa moril, spiritual, maupun materiil. Untuk itu peneliti mengucapkan
terima kasih kepada:
1.

Ibu Dra.Ec.Hj.Suparwati,M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

2.

Bapak Juwito,S.Sos,M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN
“Veteran” Jawa Timur.

3.

Bapak Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si, dosen pembimbing yang
senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.


4.

Bapak/Ibu dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5.

Papa,Mama,Kakak Andhika yang selalu berdo’a dan memberikan
dukungan sepenuhnya untuk kelancaran penyusunan skripsi ini
secara moril maupun materil.

6.

Seluruh pihak yang telah mensupport peneliti yang tidak bisa
peneliti sebutkan satu–satu.


Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala
keterbatasan yang peneliti miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak umumnya dan peneliti khususnya.

Surabaya, 21 Juli 2014

Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Per setujuan ................................................................................

ii


Kata Pengantar ..........................................................................................

iii

Daftar Isi ....................................................................................................

v

Daftar Tabel ...............................................................................................

vii

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN ......................................................................

1


1.1

Latar Belakang ....................................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ............................................................

11

1.3

Tujuan Penelitian ................................................................

11

1.4


Manfaat Penelitian ..............................................................

11

1.4.1 Secara Teoritis ...........................................................

11

1.4.2 Secara Praktis .............................................................

12

TINJ AUAN PUSTAKA .............................................................

13

2.1

Penelitian Terdahulu ...........................................................


13

2.2

Landasan Teori ...................................................................

14

2.2.1

Media Massa ........................................................

14

2.2.2

Komunikasi Massa ................................................

14


2.2.3

Surat Kabar Sebagai Media Massa ........................

21

2.2.4

Pengertian Surat Kabar .........................................

22

2.2.5

Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas ................

24

2.2.6

Berita Sebagai Ideologi Media ...............................

25

2.2.7

Teori Ekonomi Politik Media ................................

26

2.2.8

Paradigma Konstitusi Struktionis ...........................

29

2.2.9

Berita Korupsi Sebagai Paradigma ........................

33

2.2.10

Analisis Framing ...................................................

35

2.2.11

Model-Model Framing ..........................................

38

2.2.12

Proses Framing Pan dan Kosicki ...........................

40

2.2.13

Perangkat Framing Pan dan Kosicki ......................

41

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3

Kerangka Berpikir ...............................................................

48

BAB III METODE PENELITIAN ..........................................................

51

3.1

Definisi Operasional ...........................................................

51

3.1.1 Pemberitaan kasus suap ketua SKK Migas Rudi
Rubiandini .................................................................

51

3.2

Metode Penelitian ...............................................................

51

3.3

Subjek dan Objek Penelitian ..............................................

52

3.4

Unit Analisis ......................................................................

53

3.5

Korpus dan Populasi ...........................................................

53

3.6

Teknik Pengumpulan Data .................................................

54

3.7

Teknik Analisis Data ..........................................................

55

3.8

Langkah-langkah Analisis Framing Pan dan Kosicki ...........

55

BAB IV HASIL PEMBAHASAN .............................................................

57

4.1

4.2

Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................

57

4.1.1 Sejarah Perkembangan Jawa Pos .................................

57

4.1.2 Sejarah Surya ..............................................................

64

Hasil dan Pembahasan ........................................................

69

4.2.1.1 Berita 1 Jawa Pos, Judul : Suap Kepala SKK
Migas Rekor Baru .................................................

70

4.2.1.2 Berita 2 Jawa Pos, Judul : KPK Usut Keterilbatan
Jero Wacik ............................................................

75

4.2.1.3 Berita 3 Jawa Pos, Judul : KPK Segra Periksa
Menteri ESDM ......................................................

80

4.2.1.4 Berita 4 Jawa Pos, Judul : KPK Geledah Lagi
Kantor SKK Migas ................................................

84

4.2.1.5 Berita 5 Surya : Judul : Bos Migas Bikin Reko
Suap Di KPK .........................................................

88

4.2.1.6 Berita 6 Surya, Judul : KPK Sita Lagi Rp. 5.2
Miliar ....................................................................

93

4.2.1.7 Berita 7 Surya, Judul : KPK Pertanyakan Uang
Dolar di ESDM .....................................................

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

97

4.2.1.8 Berita 8 Surya, Judul : KPK Curhat Rudi Palsu ..... 101

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 108
5.1

Kesimpulan.......................................................................... 108

5.2

Saran

............................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4

Frame Berita 1 Jawa Pos “Suap Kepala SKK Migas Rekor Baru” .. 73

Tabel 5

Frame Berita 2 Jawa Pos “KPK Usut Keterlibatan Jero Wacik” .... 78

Tabel 6

Frame Berita 3 Jawa Pos “KPK Segera Periksa Menteri ESDM” .. 82

Tabel 7

Frame Berita 4 Jawa Pos “KPK Geledah Lagi Kantor SKK
Migas” ......................................................................................... 86

Tabel 8

Frame Berita 5 Surya “Bos Migas Bikin Rekor Suap di KPK” ...... 91

Tabel 9

Frame Berita 6 Surya “KPK Menemukan Bukti Baru Terkait SKK
Migas” ......................................................................................... 94

Tabel 10

Frame Berita 7 Surya “KPK Pertanyakan Uang Dolar di ESDM” . 98

Tabel 11

Frame Berita 8 Surya “KPK Curhat Rudi Palsu” ........................... 102

Tabel 12

Hasil Frame Jawa Pos dan Surya Berita Kasus Suap SKK Migas
Rudi Rubiandini ........................................................................... 104

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
DESTIYANDA GITA R.P “Pembingkaian Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK
Migas Rudi Rubiandini” (Studi Analisis Framing pemberitaan kasus suap ketua
skk migas rudi rubiandini di surat kabar jawapos dan surya periode 15 – 18
agustus 2013)
Koran dalam bentuk media cetak merupakan bentuk media massa yang
menjadi bagian dari masyarakat. Koran berfungsi sebagai media informasi dan
sarana edukasi bagi masyarakat. Informasi yang dihasilkan bisa dipergunakan
sebagai sarana untuk pengambilan keputusan,sarana pengawas atas tindakan
korupsi dan hal buruk lainnya yang mungkin terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media cetak
koran Jawapos dan Surya menyampaikan peristiwa kasus suap SKK Migas dan
untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pengaruh ideologi media terhadap
upaya untuk media mendekati pemberitaan yang objektif. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi analisis framing model
Zhongdang Pan dan Gerald M.Kosicki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedua media memiliki frame yang berbeda dalam menyajikan berita tentang kasus
suap ketua skk migas rudi rubiandini. Framing yang dilakukan Jawapos lebih
menunjukkan adanya keberpihakan pemberitaan dalam berita yang disajikan
sedangkan framing yang dilakukan oleh Surya lebih adil dan berimbang.
Kata Kunci : Framing, media Cetak Koran Jawapos dan Surya, peristiwa Suap
SKK Migas Rudi Rubiandini
ABSTRACT
DESTIYANDA GITA R.P "Coverage Framing Gas Bribery Case SKK Chairman
Rudi Rubiandini" (Study of Framing Analysis reporting bribery chairman SKK oil
rudi Rubiandini in newspapers and solar Jawapos period 15-18 August 2013))
Newspapers in the form of print media is a form of mass media that are part of the
community. Newspapers serves as a medium of information and means of
education for the community. The resulting information can be used as a tool for
decision making, supervisory means for corruption and other bad things that
might happen. This study aims to determine how news framing is done by the print
media and newspapers Jawapos Solar convey events SKK Oil and bribery to get
an idea of the extent of the influence of the ideology of the media to attempt to
approach the news media that objective. This study used a qualitative approach to
the study of framing analysis models Zhongdang Pan and Gerald M.Kosicki. The
results showed that the two media have different frames in presenting the news of
the bribery case rudi Rubiandini chairman SKK oil. Framing is done Jawapos
more likely neutral and while the framing is done by Surya is more fair and
balanced.
Keywords: Framing, Print media and newspapers Jawapos Solar, Gas SKK
Bribery events Rudi Rubiandini

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Didalam masyarakat modern manapun, media memainkan peran penting
untuk perkembangan politik masyarakatnya.Pers sering disebut-sebut sebagai
pilar demokrasi. Kebebasan berekspresi dan menyampaikan informasi merupakan
dasar penting untuk sistem demokratis dan telah dikukuhkan dalam semua
dokumen hak asasi manusia yang dikeluarkan setelah perang dunia kedua
(Sobur,2009:32).
Media sebagai sebuah sistem komunikasi manusia telah kian penting di
Dunia, dengan meminjam istilah dari C. Wright Milis yang mengatakan
pengalaman primer telah digantikan oleh komunikasi sekunder, seperti : media
cetak, radio, televisi, elektronik dan film media telah memainkan peran penting
dalam merombak tatanan sosial menjadi masyarakat serba bisa (Rivers, 2003 :
323). Oleh sebab itu, komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara yaitu:
komunikasi oleh media dan komunikasi oleh massa.
Media massa merujuk kepada keseluruhan institusinya yang merupakan
pembawa pesan – Koran, majalah, stasiun pemancar yang mampu menyampaikan
pesan – pesan ke jutaan orang nyaris serentak, sebagai pranata sosial,
keberadaanya tidak hanya membuahkan manfaat, namun juga masalah : control,
pembatasan pemerintah, sarana penunjang ekonomi dan seterusnya.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Kebebasan demokrasi merupakan cerminan perwujudan era reformasi.Saat
ini masyarakat berhak mendapatkan, mengetahui konflik atau permasalahan yang
terjadi didalam negerinya melalui informasi. Informasi-informasi yang diperlukan
berupa pemberitaan di media massa. Ketika kebebasan pers marak belakangan ini
sejak era informasi, banyak media cetak lebih mengutamakan berita yang
cenderung berbau sensasional.Masalah obyektifitas pemberitaan pun menjadi
perdebatan klasik dalam studi media.Jurnalistik obyektif adalah mustahil.Semua
karya jurnalistik pada dasarnya subyektif, mulai dari pencarian berita, peliputan,
penulisan sampai penyuntingan berita. Nilai – nilai subyektif wartawan ikut
mempengaruhi proses kerja jurnalistik.
Salah satu media massa yang dibingkaikan adalah surat kabar, karena surat
kabar memiliki sebuah ideologi dan ciri khas yang dibawa dalam setiap
pemberitaannya sesuai dengan karakter dari surat kabar tersebut. Surat kabar
sebagai salah satu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran
umum tentang banyak hal, serta mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai
institusi yang dapat membentuk opini publik, antara lain karena media juga dapat
berkembang menjadi kelompok penekan atau suatu ide atau gagasan, dan bahkan
suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam
konteks kehidupan yang lebih empiris (Sobur, 2009 :31).
Dalam hal ini peran media masa dalam kehidupan sosial sering dipandang
secara berbeda-beda dari sudut pandang khalayak masing-masing, namun tidak
ada yang menyangkal atas perannya yang signifikan dalam masyarakat modern.
Media

massa

senantiasa

memilih

isu,

informasi

atau

bentuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

konten

3

lainberdasarkan standart para pengelolanya. Khalayak “Dipilihkan” oleh media
tentang apa-apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian. Disini, pentingnya
peran media massa sebagai realitas simbolik yang dianggap mempresentasikan
realitas objektif sosial dan berpengaruh pada realitas subjektif yang ada pada
pelaku interaksi sosial (Subiakto, 2000 : 11-12).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan kajian analisis
framing sebagai metode penelitian untuk melihat perbedaan media dalam
mengungkap peristiwa (realitas). Metode analisis teks yang berada dalam
kategori penelitian konstruksionis. Paradigma ini memandang realitas kehidupan
sosial bukan realitas yang natural, tetapi hasil dari konstruksi.Karena dalam
perspektif komunikasi, analisi framing dipakai untuk membedah cara-cara atau
ideologi media saat mengkonstruksi fakta.Analisis mencermati strategi seleksi,
penonjolan dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih
menarik, lebih berarti atau lebih diingat untuk mengiring interpretasi khalayak
sesuai dengan perspektifnya.Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk
mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif
itu pada akhirnya ditonjolkan dan yang akan dihilangkan, serta hendak dibawa
kemana berita tersebut (Sobur, 2009 : 162).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model framing milik
Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki. Pembingkaian didefinisikan sebagai
proses membuat pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada
yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tesebut dan menurut

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Zhongdang Pan dan Gerald M Kosicki ada dua konsepsi dari pembingkaian yang
saling berkaitan yaitu, pertama dalam konsepsi Psikologi. Pembingkaian dalam
konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi
pada dirinya sendiri. Pembingkaian berkaitan dengan struktur dan proses kognitif,
Bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukkan dalam skema
tertentu. Pembingkaian di sini dilihat sebagai penempatan informasi dalam suatu
konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari isu dengan penempatan
lebih menonjol dalam kognisi seseorang.
Elemen – elemen yang diseleksi dari suatu isu / peristiwa tersebut menjadi
lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan
tentang realitas, Dan yang kedua adalah konsepsi sosiologis. Kalau pandangan
psikologis lebih melihat pada proses pencernaan dan pemaknaan suatu isu dalam
diri individu / internal, dalam konsep sosiologis bagaimana individu secara
kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu, maka
pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana kontruksi sosial atas realitas.
Dengan demikian, struktur sintaksis ini bisa diamati dari bagan berita
(headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan sandaran,
sumber yang dikutip dan sebagainya).Struktur skrip melihat bagaimana strategi
bercerita atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa.
Struktur ini akan melihat bagaimana pemahaman itu terwujud kedalam bentuk
yang lebih kecil. Sedangkan struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan
menekan arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian kata,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna memberi penekanan pada arti
tertentu (Sobur, 2009 :175-176).
Korupsi dipandang sebagai kejahatan luar biasa, maka ke depan korupsi
harus dipandang sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.Dampak yang
ditimbulkan korupsi sangat besar terhadap masyarakat.Di tengah masih ada
masyarakat busung lapar dan jutaan penduduk miskin, masih ada orang yang tega
melakukan korupsi miliaran rupiah uang Negara.Selain itu korupsi merupakan
menifestasi dari rohani yang sakit. Kanker korupsi selalu menggerogoti tubuh
negara yang lambat laun akan mengakibatkan negara kehilangan marwah dan
kemampuannya melindungi warga negara.Hal ini bisa dilihat dari pemberitaan
mengenai seperti halnya topik pemberitaan yang saat ini sedang panas tentang
Penangkapan Ketua SKK Migas Rubi Rubiandini. Hal seperti ini untuk sekarang
sudah menjadi konsumsi publik, bukan lagi hal yang harus ditutupi melainkan
harus dipublikasikan kemasyarakat akan kebenaran yang harus diketahui oleh
masyarakat Indonesia saat ini.
Menyusul penangkapan Rudi, berkembang ragam rumor yang masih
berkait dengan urusan lelang di SKK Migas misalnya para pemenang lelang di
SKK migas wajib menyisihkan 2 juta dolar kepada oknum penguasa. Memang
namanya juga rumor, kebenarannya masih harus dibuktikan. Tetapi, rumor seperti
itu biasanya berasal dari orang dalam yang untuk kasus ini tentu saja bersumber
dari internal SKK Migas atau Kementerian ESDM. Sebelum ditangkap, Rudi
Rubiandini menerima ancaman pada 2-3 bulan sebelumnya. Ada isu demo,
mengancam akan mendongkel saya dari SKK Migas . Saya sudah berusaha

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

untuk merapikan industri ini tetapi ada angin kecil seperti ini. Saya ini sedang
membenahi tata kelola migas, tentu banyak yang merasa terganggu dengan apa
yang saya lakukan. Yang jelas saya ini tidak pernah korupsi, tidak ikut
mengurusi proyek-proyek. Tekanan muncul dari mana-mana, lihat sendiri kalau
di DPR seperti apa ke saya, begitu ungkapnya. (href="/news/rudi-rubiandinisaya-ditembak-dari-samping")
Beredarnya testimoni Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini soal kasus suap
yang menyeretnya memunculkan banyak spekulasi soal pihak-pihak lain yang
terlibat khususnya dari kader partai politik tertentu. Selain itu banyak isu yang
berkembang seputar penangkapan Rudi Rubiandini oleh KPK, misalnya soal dana
suap yang diterima oleh Rudi diduga akan digunakan untuk keperluan biaya
konvensi Partai Demokrat. Kondisi dan fakta ini menunjukkan bahwa publik
harus bisa memahami bahwa terkadang isu-isu yang beredar haruslah dicermati,
karena tidak menutup kemungkinan ada pihak yang sengaja memperkeruh situasi
untuk menggiring KPK bekerja atas dasar pesanan atau tekanan politik.
( http://www.inilah.com/rss/feed/nasional )
Berbagai isu kini menyelimuti kehidupan Rudi. Tak hanya sangkaan
korupsi, Rudi juga digelayuti isu negatif yang memperburuk citra dirinya, jalinan
hubungan khusus dengan bawahannya. Maka balutan isu uang, kuasa dan cinta
(harta, tahta dan wanita) terhadap Rudi menjadi tak terelakkan lagi.
Berbagai kalangan menyebut Rudi ibaratnya sudah jatuh ketimpa tangga,
karena dia diyakini bertindak menerima suap bukan hanya untuk dirinya. Namun
ketika ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ia dibiarkan sendirian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

saja. Maukah Rudi berbicara jujur menyingkapkan keterlibatan pihak lain itu demi
keadilan dan kebenaran?
(http://nasional.inilah.com/read/detail/2019834/menunggu-kejujuran-rudirubiandini"
Isu semakin berkembang dengan adanya pengaitan korupsi dengan
beberapa pihak tertentu. sebagaimana dilansir isu yang kemudian mencuat
kehadiran Sutan Bhatoegana dengan meminta thr kepada rudi rubiandini. Karena
sutan sendiri terkait dengan SKK migas yang taklain merupakan mitrakerja dari
ketua komisi VII. Namun pemberitaan yang kurang mendetail oleh media
membuat isu isu ini semakin rancu akan kebenaran dan hanya menjadikan Rudi
sebagai saksi. Pemberitaan ini pun masih samar di beritakan. Karena proses yang
begitu tertutup oleh KPKmenyebabkan banyak prasangka atas pemberitaan rudi
rubiandini.
Sebut saja salah satu perbedaan pemberitaan pada Harian Jawa Pos dan
Koran Surya. Perbedaan dalam menuliskan berita mengenai Kasus Suap Ketua
SKK Migas Rudi Rubiandini. Meskipun keduanya adalah surat kabar yang berasal
dari Surabaya dan merupakan harian umum yang terbit setiap hari dan dibaca
untuk seluruh kalangan masyarakat secara umum. Hal ini bisa dilihat dari adanya
perbedaan judul serta jargon, dan foto serta ilustrasi yang dimuat di Harian Jawa
Pos dan Koran Surya. Adanya pandangan yang berbeda di Harian Jawa Pos dan
Koran Surya terlihat dari adanya unsur kepemilikan di balik kedua media
tersebut. Jawa Pos adalah harian umum nasional yang memiliki pelanggan
terbesar di Indonesia.Dimana pemilik Jawa Pos adalah Dahlan Iskan, yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

merupakan menteri BUMN, Kasus Suap Ketua SKK Migas yang melibatkan Rudi
Rubiandini masih dilingkungan Instansi yang Pak Dahlan Iskan pimpin. Dengan
posisinya sebagai koran terbesar dan catatan sejarahnya yang panjang, Jawa Pos
juga dikenal sebagai koran yang memiliki gaya penulisan yang penuh kehatihatian, bahkan cenderung konservatif. Namun demikian juga terkesan lebih
“diredam“ berita mengenai Rudi Rubiandini terkait dengan Menteri BUMN.
Beberapa di antaranya mengenai jargon serta update berita yang kurang mendetail
di setiap pemberitaan. Isu ini juga di kaitkan dengan permasalahan sebenarnya.
Sedangkan Koran Surya, merupakan harian pagi di bawah managemen
Tribun (Kompas Gramedia) yang merupakan competitor dari Jawa Pos, yang
terbit dari Surabaya untuk kawasan Jawa Timur ini hadir dengan wajah baru.
Unsur baru itu begitu terasa dari penampakan logo baru yang terkesan lebih
dinamis dan elegan. Sepertinya koran ini ingin menyasar ke segmen lebih elite
atau kelas menengah, meninggalkan konotasi koran kriminal sebagaimana logo
lamanya yang memang dulu berwarna merah, dalam penyajiannya Surya
cenderung lebih atraktif, jelas dan tuntas sehingga mudah untuk memahaminya.
Selain itu Surya memiliki unsur grafis yang informatif (berupa gambar, foto,
tabel) serta eksploitasi cetakan warna yang lebih menarik.
Dalam pemberitaan tersebut dibangun konstruksi isu yang berbeda. Hal ini
dapat kita lihat melalui judul pemberitaan kedua media tersebut, antara lain
pemberitaan pada surat kabar Jawa Pos dengan judul “Suap Kepala SKK Migas
Rekor Baru (edisi, 15Agustus 2013), KPK usut Keterlibatan Jero Wacik (edisi,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

16Agustus 2013), KPK Segera Periksa Menteri ESDM (edisi, 17 Agustus 2013),
KPK GeledahLagi Kantor SKK Migas (edisi, 18Agustus 2013)”.
Kemudian pada surat kabar Surya terdapat judul pemberitaan “Bos Migas
Bikin Rekor Suap di KPK (edisi, 15Agustus 2013), KPK Sita Lagi Rp 5,2 Miliar,
(edisi, 16Agustus 2013), KPK Pertanyakan Uang Dolar di ESDM (edisi, 17
Agustus 2013), KPK : Curhat Rudi Palsu (edisi, 18 Agustus 2013) “. Dengan
adanya perbedaan judul pemberitaan pada kedua media tersebut terlihat jelas
bagaimana perbedaan kedua media tersebut membangun konstruksi isu tentang
Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini.
Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kedua surat
kabar tersebut, Jawa Pos dan Surya mem-frame berita tentang Penangkapan Ketua
SKK Migas Rubi Rubiandini. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui
bagaimana kemampuan kedua media tersebut dalam membangun sebuah realitas,
karena dengan menggunakan analisis framing akan jelas terlihat bahwa masingmasing media Jawa Pos dan Surya mempunyai penangkapan tersendiri tentang
apa berita yang perlu ditonjolkan dan dijadikan fokus dan mana yang harus
disembunyikan atau dihilangkan. Begitu pula dengan cara bagaimana sebuah isu
dituturkan dan ditayangkan, pasti setiap media memiliki angle, cara dan gaya
masing-masing yang saling berbeda, meskipun perbedaan itu tidak selalu
signifikan (Malik, 2001 : 69).
Menurut pengamatan peneliti, pemberitaan tentang Penangkapan Ketua
SKK Migas Rubi Rubiandini ini mendapatkan porsi dan perhatian yang cukup
besar bagi masyarakat dan kedua media tersebut. Dari berbagai fenomena dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

kontroversi diatas

maka

sangatlah

menarik

bagi

media

massa

untuk

memberitakannya sebagai berita yang layak dikonsumsi masyarakat. Karena kasus
ini banyak merugikan negara, dengan berkembangnya siapa-siapa yang terlibat
didalamnya dan jumlah dana yang terbukti diselewengkan semakin berkembang
pula. Pemeberitaan ini akan menambah fakta-fakta kemana dan siapa saja yang
terlibat didalamnya.
Berdasarkan perbedaan

frame dari kedua surat kabar tersebut, maka

dipilihlah Jawa Pos dan Surya sebagai media yang akan menjadi obyek penelitian
tentang perbedaan pembingkaian kasus Penangkapan Ketua SKK Migas Rubi
Rubiandini baru-baru ini. Untuk melihat dan mengetahui bagaimana perspektif
atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis
berita tentang Penangkapan Ketua SKK Migas Rubi Rubiandini, maka peneliti
memilih analisis framing sebagai metode penelitian. Senada dengan yang
diungkapkan oleh model framing Pan dan Kosicki ada dua konsepsi dari
pembingkaian yang saling berkaitan yaitu, pertama dalam konsepsi Psikologi.
Pembingkaian dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang
memproses informasi pada dirinya sendiri. Pembingkaian berkaitan dengan
struktur dan proses kognitif, Pembingkaian di sini dilihat sebagai penempatan
informasi dalam suatu konteks khusus dan menempatkan elemen tertentu dari isu
dengan penempatan lebih menonjol dalam kognisi seseorang. Pan dan Kosicki
yang melihat framing sebagai sebuah cara untuk mengetahui bagaimana suatu
media mengemas berita dan mengkonstruksi realitas melalui pemakaian strategi
kata., kalimat, lead, hubungan antar kalimat, foto, grafik dan perangkat lainnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat
dipahami oleh pembaca.
Karena alasan itulah maka dalam penelitian

ini, peneliti mengunakan

perangkat framing milik Pan dan Kosicki, untuk mengetahui konstruksi berita
tentang Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
”Bagaimana Jawa Pos dan Surya dalam membingkai pemberitaan tentang Kasus
Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini”.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan
di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

untuk

mengetahui konstruksi isu yang dibangun antara surat kabar Jawa Pos dan Surya
terhadap pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Secara Teoritis
Berguna untuk menambah wawasan mengenai analisis teks media,
khususnya guna membuktikan adanya kegunaan analisis framing dalam bidang
ilmu komunikasi, pada keberadaan media surat kabar dalam penelitian kualitatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

1.4.2. Secara Pr aktis
Sebagai evaluasi bagi pihak media dalam menyajikan berita dan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa berita tidaklah seobjektif
seperti pandangan umum.Diperlukan kemampuan lebih untuk memahami isi
berita agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat menimbulkan konflik.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang terkait dengan membingkai berita dalam media
cetak sebagai berikut :
1. Herman dan Nurdiansa (2010) dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan
Konflik Israel - Palestina dalam Harian Kompas dan Radar Sulteng”. Hasil
kesimpulan adalah Kompas cenderung memberikan dalih moral bahwa apa
yang dilakukan oleh Israel adalah sesuatu yang memang terpaksa dilakukan
karena pihak Palestina yang memulai konflik. Sebaliknya, Radar Sulteng
memfokuskan pada kesalahan-kesalahan Israel yang dianggap sebagai
penyebab awal dari semua masalah ini dan menjadikan Palestina sebagai
korbannya, sehingga posisi Israel selalu dijelek- jelekkan
2. Johanes (2013) dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan Konflik Partai
Nasional Demokrat (Nasdem) Di Harian Media Indonesia Dan Koran Sindo”.
Hasil kesimpulan adalah harian Media Indonesia dan Koran SINDO
membingkai berita konflik Partai NasDem dengan mengedepankan unsur
ketokohan (who) dalam berita bingkai konflik Partai Nasional Demokrat.
Kontribusi dari hasil penelitian ini adalah memberikan gambaran mengenai
pembingkaian berita terkait kepemilikan media dalam kepentingan politik.

13
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

2.2. Landasan Teori
2.2.1. Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan
dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media
massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses
pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua
fungsi dari media massa adalah media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi
dan informasi (Rakhmat, 2009).
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan
pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen.
Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa
mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan
pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas (Nurudin, 2007).
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja
dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah
untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan
mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada
kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan
komunikasi satu arah.

2.2.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat
menggerakkan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

dahulu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner dalam Rakhmat, (2009 : 188) adalah pesan yang dikomunikasikan melalui
media massa pada sejumlah besar orang. Definisi komunikasi massa yang lebih
rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner.
Menurut Gerbner dalam Rakhmat, (2009 : 188) komunikasi massa adalah
produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.
edangkan menurut Rakhmat (2009:189) komunikasi massa adalah jenis
komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat
diterima secara serentak dan sesaat.
Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik yang dikemukakan
oleh para ahli seperti menurut Wright dalam Ardianto, (2007: 4) komunikasi dapat
dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama yaitu:
1. Diarahkan kepada khalayak yang relatif besar, heterogen dan anonim
2. Pesan disampaikan secara terbuka
3. Pesan diterima secara serentak pada waktu yang sama dan bersifat sekilas
(khusus untuk media elektronik)
4. Komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang
kompleks yang melibatkan biaya besar.
Fungsi komunikasi massa dikemukakan oleh Effendy dalam Ardianto,
(2007 : 18) secara umum yaitu:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

1. Fungsi Informasi
Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah
penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai
informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai
dengan kepentingannya.
2. Fungsi Pendidikan
Media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik seperti
melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada
pemirsa, pendengar atau pembaca.
3. Fungsi Memengaruhi
Media massa dapat memengaruhi khalayaknya baik yang bersifat pengetahuan
(cognitive), perasaan (affective), maupun tingkah laku (conative).
Pendapat lain dikemukakan oleh Dominick dalam Ardianto, (2007:14 - 17)
yaitu fungsi komunikasi terdiri dari :
1. Surveillance (Pengawasan)
Fungsi ini menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian dalam lingkungan maupun yang dapat membantu khalayak
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Interpretation (Penasiran)
Fungsi ini mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan
dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpesona atau
komunikasi kelompok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

3. Linkage (Pertalian)
Fungsi ini bertujuan dimana media massa dapat menyatukan anggota
masyarakat

yang

beragam,

sehingga

membentuk

linkage (pertalian)

berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai)
Fungsi ini artinya bahwa media massa yang mewakili gambaran masyarakat
itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media massa memperlihatkan kepada kita
bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan.
5. Entertainment (Hiburan)
Fungsi ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan pikiran halayak, karena
dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi
dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Menurut Ardianto, (2007:14 - 17) unsur-unsur penting lainnya dalam
komunikasi adalah dengan adanya : sumber, pesan, media, penerima, efek dan
umpan balik.
1.

Sumber
Adalah pembuat atau pengirim informasi.Dalam komunikasi antar manusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam kelompok misalnya
partai, organisasi atau lembaga.Sumber biasa disebut juga komunikator atau
dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau decoder.

2.

Pesan
Adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan
dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

3.

Media.
Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.

4.

Penerima.
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber.Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih.Penerima biasa
disebut komunikan atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver.

5.

Efek
Efek atau pengaruh adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan
dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
Pengaruh ini bisa tergantung dari pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang.

6.

Umpan Balik.
Adalah suatu bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh
pesan yang diterima.
Dalam

ilmu

komunikasi

juga

dikenal

beberapa

macam

tipe

komunikasi.Joseph A. DeVito seorang professor komunikasi di City University of
New York dalam bukunya Communicology membagi komunikasi atas empat
macam yaitu : komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi
publik dan komunikasi massa.
1.

Komunikasi Intrapribadi (Intrapersonal Communication)
Merupakan proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu atau dengan
kata lain proses berkomunikasi dengan diri sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.

Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
Merupakan proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih
secara tatap muka, seperti yang dinyatakan oleh Pace (1979) bahwa
“Interpersonal communication is communication involving two or more
people in a face to face setting”

3.

Komunikasi Publik (Public Communication)
Sesuai namanya, komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi di
mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.

4.

Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang
berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya massal melalui alat yang bersifat mekanis separti
radio, televisi, surat kabar dan film.
Seperti telah dijelaskan bahwa pihak yang mengirim pesan kepada

khalayak disebut komunikator. Sebagai pelaku dalam proses komunikasi,
komunikator

memegang

peranan

yang

sangat

penting

terutama dalam

mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk mencapai komunikasi yang efektif,
seorang komunikator selain dituntut untuk mengenal dirinya terlebih dahulu,
maka ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractiveness)
dan kekuatan (power).
Faktor

lain

yang

menentukan

berhasil

tidaknya komunikasi

adalah homophily, yakni adanya kesamaan yang dimiliki oleh seorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

komunikator dengan khalayaknya misalkan dalam hal bahasa, pendidikan, agama,
usia dan jenis kelamin. Dalam berkomunikasi juga terdapat tujuan yang ingin
dicapai, yaitu untuk menciptakan kesesuaian, kesamaan, dan pemahaman yang
sama tentang informasi, ide, pemikiran dan sikap terhadap orang, pihak atau
kelompok tertentu.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi. Adapun faktor-faktornya adalah sebagai berikut: (Effendy,
2005)
1. Komunikasi Harus Tepat Waktu dan Tepat Sasaran
Ketepatan waktu dalam menyampaikan komunikasi harus betul-betul
diperhatikan, sebab apabila penyampaian komunikasi tersebut terlambat maka
kemungkinan apa yang disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.
2. Komunikasi Harus Lengkap
Selain komunikasi yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima
komunikasi, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak
menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi.Hal itu perlu ditekankan,
sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti tetapi apabila komunikasi
tersebut kurang lengkap, maka hal itu menimbulkan keraguan bagi penerima
komunikasi, sehingga pelaksanaan tidak sesuai denganapa yang diinginkan.
3. Komunikasi Perlu Memperhatikan Situasi dan Kondisi
Dalam menyampaikan suatu komunikasi, apalagi bilamana komunikasi yang
harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal yang penting yang perlu
pengertian secara mendalam, maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

diperhatikan. Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat , bilamana
komunikasi yang akan disampaikan tersebut dapat ditunda maka sebaiknya
penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.
4. Komunikasi Perlu Menghindarkan Kata-kata Yang Tidak Enak
Agar komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti dan diindahkan maka
perlu dihindarkan kata-kata yang kurang baik. Dengan kata-kata yang kurang
enak ini dimaksudkan adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan
penerima informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dn cukup jelas.
5. Adanya Persuasi Dalam Komunikasi
Seringkali manajer harus merubah sikap, tingkah laku dan perbuatan dari
orang-orangnya sesuai dengan yang diinginkan, untuk itu dalam pelaksanaan
komunikasi harus disertai dengan persuasi.

2.2.3. Surat Kabar Sebagai Media Massa
Media ada untuk mempermudah hal tersebut.Betapa sebuah media
berperan penting di dalam sebuah. Dalam hal ini sebuah surat kabar, intensitas
penerbitan surat kabar, intensitas penerbitan surat kabar bisa muncul lewat ribuan
eksemplar setiap harinya, bahkan ada beberapa surat kabar yang terbit dua kali di
setiap harinya, pagi dan sore hari. Itu hanya sebagian kecil keberadaan sebuah
media yang ada, tinggal bagaimana masyarakat memilih surat kabar yang akan
dibaca sesuai kebutuhan.
Surat kabar mempunyai dampak yang luas dalam komunikasi massa,
dikarenakan dampak yang meluas bagi para pembacanya. Menurut Black dan
Whitney dalam Setiawati (2013): “Komunikasi massa adalah sebuah proses pesan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit, itu disebarkan kepada massa
penerima pesan yang luas”. Dan menurut Dominick dalam Setiawati (2013)
“Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks
dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan
kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar”.

2.2.4. Pengertian Surat Kabar
Surat Kabar adalah “Media komunikasi massa yang memuat serba serbi
pemberitaan, meliputi bidang politik, ekomomi, sosial budaya, maupun
pertahanan dan keamanan. Fungsinya sebagai penyebar informasi pendidikan,
menghibur, mengawasi atau mengatur massa” (Gunadi, 1998:83.) Jenis surat
kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada hari-hari libur. Surat
kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga terdapat surat kabar
mingguan (Weekly Newspaper) yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius
dibandingkan dengan surat kabar harian (Daily Newspaper) dan isinya biasanya
lebih bersifat umum dan hiburan, adapun susunan tim dalam sebuah sedaksi surat
kabar adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab surat kabar:
Yaitu pimpinan dari lembaga penerbit surat kabar.
2. Pemimpin Redaksi:
Adalah salah satu dari tim redaksi yang bertugas mengajak/memimpin rapat
redaksi untuk menentukan tema dan dan topik-topik tulisan setiap edisi surat
kabar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

3. Tim Redaksi:
Adalah merupakan beberapa orang (2-3 orang atau lebih) yang bertugas
menseleksi, mengolah dan menyunting tulisan yang masuk agar cocok untuk
dimuat surat kabarnya (dari segi topik dan panjang tulisan). Tim redaksi juga
menjadi reporter yang mencari bahan tulisan dan narasumber untuk ditulis
sesuai kebutuhan materi sebuah edisi surat kabar. Serta melakukan pemotretan
dan mengumpulkan/menyusunnya menjadi stok foto yang sewaktu-waktu siap
digunakan.
4. Tim Reporter:
Adalah wartawan lapangan yang bekerja untuk mencari berita di lapangan,
mewawancarai seseorang, dan membuat tulisan hasil lapangan/wawancara
tersebut. Hasil laporannya kemudian diolah (diedit) tim redaksi menjadi
tulisan yang siap dimuat. Selain itu, reporter juga melakukan pemotretan yang
diperlukan.
5. Lay-outer/type setter:
Adalah orang yang bertugas melakukan tataletak (lay-out) naskah, gambar,
dan bagian-bagian lain di dalam surat kabar dan tata aksara (setting) yaitu
pemilihan jenis dan ukuran huruf yang sesuai dengan kebutuhan (jelas dan
artistik).
6. Ilustrator:
Adalah orang yang membuat gambar ilustrasi untuk melengkapi suatu naskah
(cerita/catatan pengalaman, cerpen, puisi, dan sebagainya).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

7. Kontributor tulisan:
Adalah seseorang yang punya kepandaian menulis tetapi tidak masuk ke
dalam struktur organisasi media. Beberapa orang seperti ini dapat diperoleh
dari jenis keahlian (kompetensi) tertentu, misal: Guru (menulis tentang isu
pendidikan), petani maju (menulis tentang inovasi pertanian), petugas
Puskesmas (menulis tentang isu-isu kesehatan masyarakat), staf pemerintahan
(menulis tentang isu-isu otonomi daerah), dan sebagainya. Juga terdapat
perorangan yang memang merupakan pemerhati dan bersedia menuliskan
hasil pengamatan/pemikirannya.
Membaca surat kabar adalah merupakan bagian penting dalam gaya hidup
masyarakat yang intelek, khususnya di daerah perkotaan yang haus akan informasi
dan berita terkini. Membaca surat kabar pula adalah salah satu sarana
pembelajaran masyarakat luas agar kritis dalam menanggapi suatu fenomena
berita yang terjadi di masyarakat yang sedang berkembang. Dalam hal ini sebagai
sebuah media yang bisa menjangkau masyarakat secara luas.

2.2.5. Berita Sebagai Hasil Kontruksi Realitas
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tentunya
melalui proses pnyeleksian terlebih dahulu, hanya peritiwa yang layak untuk
dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian ditampilkan kepada
khalayak (Eriyanto. 2009 : 26).
Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai
sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan
tentunya melalui proses kontruksi atau realitas ini dapat berupa penonjolan dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

penekanan pada aspek te

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEMBERITAAN SURAT KABAR TENTANG KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI AKIL MOCHTAR Study Framing pada Koran Kompas Edisi 4,5 dan 9 Oktober 2013 dan Koran Jawa Pos Edisi 4,11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014

0 10 36

Analisis Framing Pemberitaan pendidikan Di Surat Kabar Mingguan Garoet Pos

0 6 1

KONSTRUKSI PKS DALAM PEMBERITAAN KASUS SUAP KUOTA IMPOR DAGING SAPI DI KORAN REPUBLIKA DAN KOMPAS (Analisis Framing Partai Keadilan Sejahtera dalam Pemberitaan Kasus Suap Kuota Impor Daging Sapi di Koran Republika dan Kompas)

0 3 175

PEMBERITAAN KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI (Analisis Framing Pemberitaan Rencana Penerbitan Perpu MK Terkait Kasus Suap Ketua MK Akil Mochtar di Harian Kompas dan Koran Tempo)

0 4 127

PEMBERITAAN PENCALONAN RUHUT SITOMPUL MENJADI KETUA KOMISI III DPR RI (Analisis Framing Pemberitaan Pencalonan Ruhut Sitompul Menjadi Ketua Komisi III DPR RI Di Surat Kabar Harian Sindo).

0 3 10

PEMBERITAAN PENCALONAN RUHUT SITOMPULMENJADI KETUA KOMISI III DPR RI PEMBERITAAN PENCALONAN RUHUT SITOMPUL MENJADI KETUA KOMISI III DPR RI (Analisis Framing Pemberitaan Pencalonan Ruhut Sitompul Menjadi Ketua Komisi III DPR RI Di Surat Kabar Harian Sindo)

0 4 14

PENDAHULUAN PEMBERITAAN PENCALONAN RUHUT SITOMPUL MENJADI KETUA KOMISI III DPR RI (Analisis Framing Pemberitaan Pencalonan Ruhut Sitompul Menjadi Ketua Komisi III DPR RI Di Surat Kabar Harian Sindo).

0 2 26

PENUTUP PEMBERITAAN PENCALONAN RUHUT SITOMPUL MENJADI KETUA KOMISI III DPR RI (Analisis Framing Pemberitaan Pencalonan Ruhut Sitompul Menjadi Ketua Komisi III DPR RI Di Surat Kabar Harian Sindo).

0 2 8

Bingkai Berita Penangkapan Kasus Suap Rudi Rubiandini di Koran Tempo, Jawa Pos, dan Kompas | Lombogia | Jurnal e-Komunikasi 3801 7466 1 PB

0 0 10

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN ”KASUS SUAP KETUA SKK MIGAS RUDI RUBIANDINI” (Study Analisis Framing Pemberitaan Kasus Suap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini Di Surat Kabar Jawapos dan Surya Periode 15 – 18 Agustus 2013)

0 0 21