KONSTRUKSI PEMBERITAAN SURAT KABAR TENTANG KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI AKIL MOCHTAR Study Framing pada Koran Kompas Edisi 4,5 dan 9 Oktober 2013 dan Koran Jawa Pos Edisi 4,11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014

(1)

i

KONSTRUKSI PEMBERITAAN SURAT KABAR

TENTANG KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH

KONSTITUSI

AKIL MOCHTAR

Study Framing pada Koran Kompas Edisi 4,5 dan 9 Oktober 2013 dan Koran Jawa Pos Edisi 4,11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjanah (S-1)

INDAH NUR SUCI RAMADHANA NIM : 09220379

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN Nama : Indah Nur Suci Ramadhana

NIM : 09220379

Kosentrasi : Jurnalistik

Judul Skripsi : Konstruksi Pemberitaan Surat Kabar Tentang Kasu Suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ( Study Framing Pada Koran Kompas Edisi 4,5 dan 9 Oktober 2013 Dan Koran Jawa PosEdisi 4,11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014).

Telah dipertahankan dihadapkan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu KomunikasI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS Pada hari : Sabtu

Tanggal : 3 Mei 2014

Tempat : Universitas Muhammadiyah Malang Mengesahkan,

Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman M.Si Dewan Penguji:

1. Drs. Farid Rusman, M.Si Penguji I ( ) 2. Novin Farid Setyo Wibowo, M.Si Penguji II ( ) 3. Sugeng Winarno, S.Sos, MA Penguji III ( ) 4. Dra. Juli Astutik, M.Si Penguji IV ( )


(4)

(5)

(6)

(7)

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk Tuhanku yang Maha Esa Allah SWT yang selalu memberi pertolongan dan menjawab setiap do’a dan harapanku. Kepada cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Bapak dan Ibu tercinta, Kakak Perempuanku, serta Adik tersayang) yang selalu memanjatkan doa untuk putri tercinta dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya. Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Juga tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh dosen komunikasi atas dukungannya selama ini sehingga saya dengan giat menyelesaikan tugas akhir ini.

Bagian punggung pada pisau yang tumpul, jika semakin lama diasah akan semakin tajam

Jalanilah hidup dengan penuh semangat Dan bersungguh-sungguh Jika terjatuh, bangki lagi. Terjatuh lagi, bangkitlah lagi Walaupun itu membuatmu terluka parah


(8)

(9)

(10)

x DAFTAR ISI BAB I

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 17

C. Tujuan Penelitian ... 17

D. Kegunaan Penelitian ... 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19

E.1 Konstruksi Atas Realitas Sosial ... 19

E.2 Konstruksi Media Atas Realitas ... 25

E.3 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ...27

E.4 Kekuasaan Owner ...29

E.4 Teori Ekonomi Politik Media Massa ... 31

E.3 Kapitalisme Sebagai Kekuatan Konstruksi Sosial Media Massa ... 32

E.7 Analisis Framing Sebagai Bentuk Konstruksi Realitas Oleh Media ... 36

BAB III METODE PENELITIAN... 39

F.1 Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 39

F.2 Obyek Penelitian ... 42

F.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 47

F.4 Teknik Pengumpulan Data ... 49

F.5 Teknik Analisis Data ... 49

1. Sintaksis ... 50

a. Headline ... 50

b. Lead ... 50

c. Latar ... 50


(11)

xi

2. Skrip ... 50

3. Tematik ... 51

a. Detail ... 51

b. Koherensi ... 51

c. Bentuk Kalimat ... 51

d. Kata Ganti ... 51

4. Retoris ... 52

a. Leksikon ... 52

b. Grafis ... 52

c. Metafora ... 52

BAB IV GAMBAR UMUM HARIAN KOMPAS DAN JAWA POS ... 56

A.Gambar Umum Harian Kompas ... 56

A.1 Profil Harian Kompas ... 56

A.2 Visi dan Misi Kompas ... 59

A.3 Kebijakkan Redaksional ... 61

A.4 Nilai-nilai Dasar Kompas ... 63

A.5 Rubrikasi Harian Kompas ... 63

A.6 Struktur Organisasi Kompas ... 66

A.7 Alamat Redaksi Kompas ... 67

B. Gambaran Umum Harian Jawa Pos ... 67

B.1 Profil Harian Jawa Pos ... 67

B.2 Visi dan Misi Jawa Pos ... 68

1. Tujuan Perusahaan ... 68

2. Visi Perusahaan ... 69

3. Misi Perusahaan ... 69

4. Sasaran Perusahaan ... 70


(12)

xii

B.3 Struktur Organisasi Jawa Pos ... 71

B.4 Jawa Pos Network (JPNN) ... 75

B.5 Rubrikasi Jawa Pos ... 80

B.6 Profil Pengelola Jawa Pos ... 86

B.7 Alamat Redaksi Jawa Pos ... 87

BAB V KONSTRUKSI PEMBERITAAN SURAT KABAR TENTANG KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI AKIL MOCHTAR ... 88

A.Frame Kompas ... 88

A.1 Harian Kompas Pada 04 Oktober 2013 ... 88

A.2 Harian Kompas Pada 05 Oktober 2013 ... 109

A.3 Harian Kompas Pada 09 Oktober 2013 ... 126

B. Frame Jawa Pos ... 145

B.1 Harian Jawa Pos Pada 04 Oktober 2013 ... 145

B.2 Harian Jawa Pos Pada 11 Oktober 2013 ... 170

B.3 Harian Jawa Pos Pada 30 Januari 2014 ... 192

BAB VI PENUTUP ... 209

A.Kesimpulan ... 209

B. Saran ... 211

DAFTAR PUSTAKA ... 213 LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Berita Harian Kompas dan Jawa Pos ... 49

Tabel 2 Kerangka Analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 53

Tabel 3 Instrument Penelitian Harian Kompas ... 54

Tabel 4 Instrument Penelitian Harian Jawa Pos ... 55

Tabel 5 Struktur Berita Kompas Pada 04 Oktober 2013 ... 96

Tabel 5.1 Frame Kompas 04 Oktober 2013 Judul Berita : Suap MK Mengguncang Negara ... 107

Tabel 6 Struktur Berita Kompas Pada 05 Oktober 2013 ... 115

Tabel 6.1 Frame Kompas 05 Oktober 2013 Judul Berita : Delegitimasi MK Perlu Diatasi ... 124

Tabel 7 Struktur Berita Kompas Pada 09 Oktober 2013 ... 132

Tabel 7.1 Frame Kompas 09 Oktober 2013 Judul Berita : Akil Diduga Cuci Uang Milliaran Lewat CV RS ... 142

Tabel 8 Struktur Berita Jawa Pos Pada 04 Oktober 2013 ... 150

Tabel 8.1 Frame Berita Jawa Pos 04 Oktober 2013 Judul Berita : Akil Terjerat Dua Kasus Suap ... 167

Tabel 9 Struktur Berita Jawa Pos Pada 11 Oktober 2013 ... 174

Tabel 9.1 Frame Berita Jawa Pos 11 Oktober 2013 Judul Berita : Penyidik Bekukan Rekening Akil ... 189

Tabel 10 Struktur Berita Jawa Pos Pada 30 Januari 2014 ... 198

Tabel 10.1 Frame Berita Jawa Pos 30 Januari 2014 Judul Berita : KPK: Ada Janji Untuk Akil Dalam Sidang Pilgub ... 205


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Harian Kompas Tanggal 04 Oktober 2013 ... 216

Lampiran 2 Lanjutan Harian Kompas Tanggal 04 Oktober 2013 ... 217

Lampiran 3 Harian Kompas Tanggal 05 Oktober 2013... 218

Lampiran 4 Lanjutan Harian Kompas 05 Oktober 2013... 219

Lampiran 5 Harian Kompas Tanggal 09 Oktober 2013... 220

Lampiran 6 Lanjutan Harian Kompas Tanggal 09 Oktober 2013 ... 221

Lampiran 7 Harian Jawa Pos Tangga1 04 Oktober 2013 ... 222

Lampiran 8 Lanjutan Harian Jawa Pos Tangga1 04 Oktober 2013 ... 223

Lampiran 9 Harian Jawa Pos Tanggal 11 Oktober 2013 ... 224

Lampiran 10 Lamjutan Harian Jawa Pos Tanggal 11 Oktober 2013 ... 225

Lampiran 11 Harian Jawa Pos Tanggal 30 Januari 2014 ... 226

Lampiran 12 Lanjutan Harian Jawa Pos Tanggal 30 Januari 2014 ... 227

Lampiran 13 Kartu Kendali Seminar Proposal ... 228

Lampiran 14 Lembar Catatan Seminar Proposal ... 229

Lampiran 15 Daftar Hadir Peserta Seminar ... 230


(15)

xv

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Baran, Stanley J. 2010. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

______________. 2009. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Barus Willing Sedia. 2010. Jurnalistik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Bungin Burhan.2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Prenada Media Group.

Djuraid N Husnun. 2006. Panduan Menulis Berita. Malang: UMM Press.

Eriyanto. 2002. Analisis Framing. Yogyakarta: PT.LkiS Printing Cemerlang

Haryanto Ignatius.2006. Menulis Berita Tanpa Takut atau Memihak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hamid Farid dan Budianto Heri. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana.

Hudson, Valerie. 2007. Foreign Policy Analisis: Classic and Contemporary theory. Plymouth: Rowman & Littlefield Publishers.

Mallarangeng.1992. Pers Oorde Baru. Jakarta: Rajawali

Severin J Werner dan Tankard W James.Teori Komunikasi. Jakarta: Prenadamedia.


(16)

xvi

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sudibyo Agus. 2006. Politik Media Dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LKIS

Tamburaka Apriadi.2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Non Buku: Internet

nasrunnur, Februari 2012 : http://nasrun-nur.blogspot.com/2012/02/sejarah-jawapos.html

Diakses pada tanggal 15 November 2013 pada jam 16.00.

uniqpost, Oktober 2013: http://uniqpost.com/profil/muhammad-akil-mochtar. Diakses pada tanggal 28 November 2013 pada jam 10.49.

Akun Resmi Kompas : http://www.kompas.com

Diakses pada 18 Desember 2013 pada jam 23.00

Akun Resmi Jawa Pos : www.jawapos.com


(17)

xvii Surat Kabar:

Bil/WHY/OSA/INA/IANTA/ILO/KOI/ANA. Suap MK Mengguncang Negara. Harian Kompas Edisi 4 Oktober 2013 ,

WHY/BIL/ANA/IAM/INRYO/NTA/K08/ILO/KO. Delegitimasi MK Perlu Diatasi. Harian Kompas Edisi 5 Oktober 2013.

ATO/MAS/LAS/JOE/MON. Akil Diduga Cuci Uang Milliaran Lewat CV RS. Harian Kompas Edisi 9 Oktober 2013.

Dim/bay/ken/byu/gun/c5/c11/agm. Akil Terjerat Dua Kasus Suap .Harian Jawa Pos Edisi 4 Oktober 2013.

Dim/byu/gun/dod/c11/c10/agm. Penyidik Bekukan Rekening Akil. Harian Jawa Pos Edisi 11 Oktober 2013.

Dim/gun/ano/c1/c9/agm. KPK: Ada Janji Akil dalam Sidang Pilgub. Harian Jawa Pos Edisi 30 Januari 2014.


(18)

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada masa orde baru, kehidupan pers begitu memprihatinkan. Pers terlihat hanya sebagai boneka penguasa. Awal terbentuknya Orde Baru, pemerintah memberikan angin kebebasan kepada pers. Namun, Tidak ada kebebasan berpendapat yang dijanjikan pemerintah pada awal-awal kekuasaan orde baru. Kebebasan pers diawasi ketat oleh pemerintah dibawah naungan departemen penerangan kala itu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal buruk di dalam pemerintahan orde baru sampai di telinga masyarakat. Dinamika pers politik sangat sedikit kalau tidak ingin dikatakan tidak ada. Kuatnya tekanan pemerintah adalah salah satu penyebabnya. Pemerintah tak segan-segan memberedel surat kabar bila dinilai mengganggu stabilitas. Pers tidak bisa melakukan apapun selain patuh pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Aspirasi masyarakat untuk pemerintah tidak tersalurkan sama sekali. Hal ini dikarenakan komunikasi politik yang terjadi hanya top-down. Artinya pers hanya sebagai komunikator dari pemerintah ke rakyat. Pers tidak dapat melakukan fungsinya sebagai komunikator dari rakyat ke pemerintah. (baca: Hamid Farid dan Budiono Heri, 2011:95-97).

Di Indonesia sekarang ini yakni pada era reformasi secara tidak sadar, budaya Suhartoisme itu masih besar pengaruhnya. Pada masa pers masa reformasi selalu dihubungkan dengan demokrasi. Yang mana demokrasi berarti kebebasan


(20)

2 untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat. Salah satu indikator demokrasi adalah terciptanya jurnalisme yang independen. Walaupun kenyataannya saat ini, terkadang pers masih dimanfaatkan oleh pemerintah untuk melanggengkan kekuasaan. Pers masa reformasi bebas menulis apapun kritik mereka terhadap pemerintah. Tidak ada pembungkaman, apalagi pembredelan. Komunikasi politik yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah tidak hanya komunikasi top-down, melainkan juga bottom-up. Namun, kebebasan pers yang tercipta pada masa reformasi bukan berati tidak menimbulkan masalah apapun. Kebebasan pers masa reformasi terkadang terlewat batas. Terdapat ketidakseimbangan antara keinginan masyarakat dengan kepentingan pers. Pers cenderung menampilkan sesuatu yang berbau komersil dan hanya memikirkan keuntungan perusahaan. Berita yang disajikan terkadang tidak objektif. Tidak hanya itu, pers juga terkadang melanggar kode etik nya sendiri. Norma dan nilai yang ada di masyarakat diabaikan. Dalam pencarian berita pun pers sering meniadakan kesopan santunan. Pers tidak lagi menghargai sumber berita. Intinya, pers menjadi lupa bahwa kebebasan pun masih harus ada batasnya. Di masa reformasi pers lebih menampilkan diri sebagai pihak yang dekat dengan kekuasaan dan modal. Komitmen pers terhadap masalah kepentingan publik, masih belum banyak. Seringkali penerjemahanya lebih menjadi mengabdi pada kepentingan yang berkuasa, bukan saja pada pemerintah, tetapi juga kekuasaan partai politik, kekuasaan uang, dan paham milliterisme (baca: Hamid Farid dan Budiono Heri, 2011: 97).


(21)

3 Dalam hal ini Baran Stanley J (2010,51) berpendapat bahwa disaat media telah dikuasai oleh konglomerat media besar dimana media terus dilahap oleh raksasa ini, ide-ide pasar menyusut. Suara baru dari independen yang bertahan. Kualitas jurnalisme Cerita yang sangat penting untuk kesejahteraan Negara telah digantikan oleh pembunuhan sensasional dan gossip selebriti. Semakin besar yang didapat oleh konglomerat, semakin kurang penting jurnalistik yang mereka dapatkan dan semakin rentan kepentingan jurnalisme untuk menjadi hal yang menarik bagi konglomerat itu. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar ini merupakan ancaman baru dan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi kebebasan berekspresi, jurnalisme independen, dan kehidupan pasar ide-ide. Kejahatan semata-mata mereka membuat mereka rutin menutupi hal yang melibatkan salah satu divinisi mereka sendiri atau beberapa pesaing ke salah satu perusahaan mereka. Keterlibatan mereka dalam begitu banyak hal akan mejamin bahwa mereka dapat menangani konflik nilai-nilai yang mengancam jurnalisme secara terhormat.

Lewat konteks pemberitaan pembaca bisa memahami masalah yang ada dan pemecahan masalah yang ditampilkan tidak berlaku untuk konteks yang lain Maka lewat konteks pemberitaan ini pembaca dapat menyadari bahwa wartawan kadang menghidangkan “madu” dalam menu beritanya, kadang pula dalam berita yang lain menuangkan “racun”. Memulai konteks pemberitaan ini pembaca mengerti bahwa berita yang buruk bisa dibungkus dengan bahasa yang manis sehingga tampak samar-samar dan menyenangkan. Konteks pemberitaan menjadi


(22)

4 alat yang sangat penting. Haryanto Ignatius dalam bukunya Menulis Berita Tanpa Takut atau Memihak (2006,18), menjelaskan bahwa untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dan menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan mentaati Kode Etik Jurnalistik, dimana Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan.

Hubungan-hubungan di atas senada dengan bentuk refleksi dari realitas yang ada. Akan tetapi, sebagai media yang mempunyai salah satu fungsi sebagai cermin pemantul realitas sosial di masyarakat dengan menonjolkan sisi-sisi tertentu yang dianggap penting, serta menekan pada sisi tertentu pula yang dianggap tidak terlalu penting. Bagaimana masing- masing media tersebut memandang serta menilai segala hal yang berkaitan dengan kasus ini, sebagai sebuah setting media dalam konteks komersialisasi. Hal ini berkaitan dengan ideologi setiap konglomerasi media yang memimpin. Hal ini lah yang disebut dengan konstruksi media massa. Bungin Burhan dalam bukunya yang berjudul “Konstruksi Sosial Media Massa” (2008, 5) memaparkan tentang tentang kontruksi realitas. Konstruksi realitas yang dilakukan oleh media merupakan usaha “menceritakan” (konseptualitas) sebuah peristiwa atau keadaan. Realitas tersebut tidak serta melahirkan berita, tetapi melalui proses interaksi antara penulis berita atau wartawan dengan fakta. Pembuatan berita pada dasarnya


(23)

5 merupakan proses penyusunan atau konstruksi kumpulan realitas sehingga menimbulkan wacana yang bermakna. Dalam Paradigma komunikasi, hasil kajian ini memperkuat constructivism paradigm di mana realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, di mana kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif.

Ramainya kemunculan media akhirnya mempengaruhi tiap media mendapatkan fakta dan mengembangkannya menjadi menarik dan selalu diikuti oleh masyarakat. Salah satu berita yang selalu diikuti oleh masyarakat adalah tentang pemberitaan penangkapan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar atas dugaan menerima suap 3 milyar.

Akil Mochtar adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang masa jabatanya 3 April sampai 19 Agustus 2013, kemudian DPR memperpanjang jabatanya untuk periode kedua (2013-2018) sebagai Hakim Konstitusi. Namun karena terbukti terlibat dan menjadi tersangka dalam kasus penyuapan sengketa Pilkada Kabupaten Lebak Banten, dia diberhentikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 5 Oktober 2013 (uniqpost, 2013).

Kasus ketua MK Akil Mochtar Atas dugaan menerima suap Rp 3 Miliar terkait dengan sidang gugatan sengketa pilkada merupakan kasus yang cukup menggemparkan Negara, dimana penegak hukum justru malah banyak melanggar hukum. Hal ini menghancurkan citra penegak konstitusi, Publik dapat menilai bahwa skandal suap ketua MK Akil Mochtar menyingkap fakta, MK bisa dimanfaatkan sebagai lahan korupsi dan citra MK sebagai benteng konstitusi pun


(24)

6 hancur. Dimana Mahkamah Konstitusi (disingkat MK) adalah lembaga tinggi Negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Agung.

Setelah penangkapan pada tanggal 2 Oktober 2013 akhirnya Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) mengambil sikap atas status Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Dia resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus suap setelah pemeriksaan 1 x 24 jam pada tanggal 3 Oktober 2013.

Pada pemberitaan kasus suap ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar Harian Kompas edisi 4 Oktober 2013 dengan Judul „Suap MK Mengguncang Negara:

“JAKARTA, KOMPAS –Komisi Pemberantas Korupsi telah menetapkan

Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar sebagai tersangka penerimaan suap terkait dengan dua kasus penyelesaian sengketa pemilihan umum kepala daerah. Terbongkarnya skandal ini mengguncang banyak elemen negara”. (sumber : Harian Kompas, halaman 1, edisi 4 Oktober 2013).

Lalu pada Harian Jawa Pos edisi 4 Oktober 2013 dengan judul Akil Terjerat Dua Kasus Suap‟menulis:

“JAKARTA –Setelah pemeriksaan intensif selama 1x24 jam, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) akhirnya mengambil sikap atas status Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Dia resmi ditetapkan sebagai tersangka dugaan menerima suap terkait dengan sidang gugatan sengkeda pilkada”. (sumber : Harian Jawa Pos, halaman 1, edisi 4 Oktober 2013).

Dari dua kutipan tersebut, sangat terlihat jelas bagaimana dua surat kabar ini berusaha untuk menyampaikan informasi serupa tetapi dengan sudut pandang berbeda. Kutipan-kutipan yang ada pada masalah konstruksi pemberitaan tersebut,


(25)

7 mengarah pada fokus penelitian seputar penilaian atas pemberitaan yang dikembankan oleh media Harian Kompas dan Jawa Pos, mengenai pemberitaan penangkapan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar.

Hal menarik dalam masalah ini adalah, berita yang disampaikan menjadi sorotan penting dalam media cetak lainnya. Kompas dan Jawa Pos menggali dan mengulas berita yang merebak dibalik penangkapan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar. Dalam menyajikan berita Koran harian Kompas dan Jawa Pos tidak hanya menyajikan dan Headline saja tetapi di ulas dalam berita jenis hard news, investigation news, interpretative news, opinion news, hingga mengusung in depth reporting (berita mendalam). Keduanya menggunakan bahasa yang lugas disertai fakta-fakta yang mengejutkan saat menyajikan berita. Meskipun demikian kedua surat kabar ini tetap mengusung ideologinya masing-masing, sehingga sudut pandang di setiap pemberitaan meskipun dengan tema yang sama akan sangat berbeda.

Seperti yang diungkapkan oleh Peter L Berger dan Thomas Luchman (dalam M.Burhan Bungin, 2008:13), tentang penjelasan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman “kenyataan” dan “pengetahuan”. Mereka mengartikan realitas sebagai kualitas yang terdapat didalam realitas-realitas, yang diakui memiliki keberadaan (being) yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sementara pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata (real) dan memiliki karakteristik secara spesifik. Meskipun masyarakat dan institusi sosial terlihat nyata secara objektif, namun pada kenyataannya semuanya


(26)

8 dibangun dalam definisi subjektif melalui proses interaksi. Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subjektif yang sama. Pada tingkat generalitas yang paling penting, manusia menciptakan dunia dalam makna simbolik yang universal, yaitu pandangan hidupnya yang menyeluruh, yang member legitimasi dan mengatur bentuk bentuk sosial serta memberi makna pada berbagai bidang kehidupan.

Dalam hal ini peneliti ingin mengaji lebih mendalam lagi terhadap media cetak Harian Kompas dan Jawa Pos dengan menggunakan metode analisis framing. Konsep framing telah digunakan secara luas dalam literature ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penyeleksian dan penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.

Dalam ranah studi komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta.

Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk mengiringi interprestasi khalayak sesuai perspektifnya. Hal ini dijelaskan pada buku Eriyanto (2002,15) dengan judul buku Analisis Teks Media. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau


(27)

9 cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.

Adapun teori yang digunakan peneliti yaitu metode analisis framing pan dan Kosicki dalam buku Eriyanto (2002,15). Pemilihan model analisis framing didasarkan bahwa metode pan dan kosicki lebih tepat dan lebih detail dalam menganalisis tiap bagian isi berita, dengan membagi strukstur framing kedalam empat struktur analisis yang bersifat empiris dan operasional, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Keempat dimensi structural ini membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Dengan demikian, dapat diketahui dengan jelas apa maksud tersembunyi dalam pembingkaian yang dilakukan surat kabar harian Kompas dan harian Jawa pos tentang pemberitaan kasus suap ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012, 209) metode ini digunakan untuk membedakan cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini lebih mencerminkan strategi seleksi, penonjolan fakta kedalam berita agar


(28)

10 lebih bermakna, lebih menarik, atau lebih diingat untuk mengiring interprestasi khalayak sesuai perspektif media. Kemudian hasilnya akan disajikan secara deskriptif. Deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengekplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.

Peneliti menggunakan 6 berita. 3 berita dari harian Kompas dan 3 berita dari harian Jawa Pos dengan maksud agar bisa membandingkan antara konstruksi media yang berbeda. Peneliti memilih tanggal 4, 5, 9 Oktober 2013 pada Harian Kompas dan tanggal 4, 11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014 pada Harian Jawa Pos karena pada tanggal tersebut kedua media ini memuat pemberitaan tentang Akil mochtar atas kasus suap 3 Milyar sesuai fokus penelitian. Mengingat bahwa kasus Akil Mochtar cukup banyak akan tetapi peneliti ingin memfokuskan pada kasus suap 3 Miliyar yang di lakukan Akil Mochtar sehingga akan mempermudah peneliti dalam menganalisis. Dan pemilihan periode tersebut didasarkan pada pandangan bahwa pada rentang waktu itu, jawa pos dan kompas menempatkan kasus ini sebagai headline dengan ulasan yang sangat panjang. Selain itu, pada rentang waktu itu, reaksi terhadap kasus ini begitu memanas. Hal ini ditandai dengan perang opini dalam media massa tentang apa dan bagaimana seharusnya indonesia memandang masalah ini. Oleh karenanya, momens ini merupakan waktu yang tepat untuk melihat cara media dalam menangkap fakta sosial sesuai karakteristik setiap media melalui pemberitaannya. Dan pemilihan tanggal 30 Januari 2014 pada koran Jawa Pos juga demikian alasannya, peneliti


(29)

11 ingin membandingkan pemberitaan lama yaitu pada bulan Oktober 2013 dan berita baru mengenai kasus dan anggel yang sama pada bulan Januari 2014 dengan maksud apakah terdapat ideologi lain dalam pengemasan berita antara edisi lama dan edisi baru. Akan tetapi pada koran Kompas berbeda dengan Jawa Pos karena pada koran Kompas sudah tidak memilih angle tentang suap 3 miliar Akil Mochtar lagi akan tetapi justru memilih angle tentang siapa pengganti Akil selanjutnya, sehingga peneliti tidak dapat membandingkan pembingkaian antara edisi lama dan edisi baru pada koran Kompas karena tidak fokus pada angle penelitian.

Dipilihnya media cetak karena surat kabar merupakan media yang bersifat kontinu dalam memaparkan suatu isu tertentu. Selain itu , surat kabar juga lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga opini yang ditimbulkannya pun secara tidak langsung akan mengakibatkan efek langsung bagi pembaca. Media cetak terutama surat kabar menjadi pilihan yang paling banyak diminati karena murahnya biaya akses dan dapat dijadikan dokumentasi referensi (kliping dan sumber pustaka). Lebih dari 90% isi sebuah harian surat kabar adalah news (berita) dan selebihnya berupa iklan dan artikel .

Peneliti ini mengambil objek teks berita dari media harian Kompas dan Jawa Pos. Peneliti sengaja mengambil dua media cetak tersebut karena keduannya memiliki pembaca yang cukup banyak dan sangat beragam status sosialnya. Jawa Pos (dan grupnya) adalah saingan terberat dari Kompas (dan grupnya).


(30)

12 Pemilihan kedua surat kabar tersebut juga dilandasi oleh tokoh yang ada dibelakangnya. Ideologi yang ditanamkan jacob oetama sebagai tokoh terpenting PT.Kompas media nusantara, tentunya mempengaruhi pemberitaan dalam mediannya. Begitu pula kepentingan Dahlan Iskan sebagai tokoh PT. Jawa Pos.

Menurut akunnya diketahui bahwa Surat kabar Kompas mengusung idealisme “Amanat Hati Nurani Rakyat” ini mempunyai ciri khas yaitu sifat kehati-hatian dalam setiap pemberitaannya. Dari motto tersebut menunjukkan bahwa Kompas berkotmitmen juga untuk menyuarakan hati nurani rakyat. Jargon manusia dan kemanusiaan yang diusung Kompas diharapkan akan selalu memberi warna, makna, kekayaan, serta jiwa dalam pemberitaan, laporan maupun komentar-komentarnya. Apalagi kompas juga mengasosiasikan slogan yang juga merupakan ajakan kepada masyarakat untuk dapat lebih peka terhadap kondisi sosial. Slogan tersebut adalah „Buka Mata dengan Kompas‟. Slogan tersebut merupakan ajakan kepada masyarakat untuk melihat masyarakat maupun realitas sosial secara lebih peka. Dalam hal ini kompas dituntut untuk menyampaikan informasi yang padat, berisi, menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak menggambarkan sesualitas belaka. Dalam membawakan kotmitmen ini Kompas mempunyai misi mengasah nurani dan membuat cerdas. Dengan misi tersebut, Kompas dalam setiap pemberitaan dan ulasannya akan berusaha menggugah nurani pembaca sekaligus mengajak pembaca untuk berfikir cerdas dalam menghadapi setiap pemberitaan. Mengingat Sasaran Harian kompas adalah kalangan intelektual, Mahasiswa. Sehingga terlihat bahwa Kompas terkesan lebih


(31)

13

“intelek” daripada Jawa Pos. Ini karena Kompas kelihatannya memang

mengkhususkan diri sebagai koran yang lebih eksklusif untuk kalangan terpelajar/intelektual. Kompas memiliki redaksional untuk mendukung visi dan misinya antara lain:

1. Kompas merupakan media yang tidak berpihak pada satu golongan partai maupun agama tertentu.

2. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal yang bersifat pribadi.

3. Tidak membenarkan bagi wartawannya untuk mencari keuntungan pribadi. 4. Menggunakan sisten check and recheck dalam berita.

5. Tidak memihak salah satu golongan, kelompok atau pihak-pihak tertentu dalam menangani kasus-kasus pemberitaan.

6. Menghargai hal-hal yang bersifat off the record atau dalam arti pernyataan dua arah dari nara sumber kepada wartawan.

7. Menghormati hak jawab, baik dalam bentuk berita maupun surat pembaca. 8. Kompas tidak akan memuat hal-hal yang berbau SARA atau dalam arti

membuat tulisan yang bersifat menyerang kelompok lain.

Kompas yang bersikap untuk tidak berpihak dalam mengkonstruksikan pemberitaan politik. Kompas memberikan tempat bagi pihak-pihak yang saling bertentangan dan lebih menonjolkan solusi terhadap permasalahan yang sudah terjadi yang saat ini menjadi kontroversi. Disini kemungkinan Kompas lebih menonjolkan human interest yang sifatnya tidak substansial. Dengan visi dan


(32)

14 strategi seperti itu, apakah hal diatas akan tetap dipertahankan media ini dalam mengkonstruksikan realitas dalam kasus Suap 3 Milyar Akil Mochtar.

Sedangkan Surat Kabar Jawa Pos langsung menyerang di basis utamanya, Jawa Timur. Jawa Timur dengan jumlah penduduk 34 juta jiwa merupakan pasar yang sangat besar. Kondisi ini dimanfaatkan benar oleh Jawa Pos yang memang lahir dan besar di Surabaya. Di propinsi ini, Jawa Pos berhasil membangun basis pasar yang sangat kuat. Jawa Pos bagi masyarakat Jawa Timur tidak lagi hanya sekedar surat kabar harian, namun telah menjadi salah satu ikon daerah. Sehingga model pemberitaan jawa pos cenderung bombatis karena nuansa kedaerahannya. Sesuai dengan slogannya yaitu “Selalu Ada Yang Baru”. Aktivitas merek yang dilakukan oleh Jawa Pos, tidak hanya berupa kegiatan pemasaran yang mendatangkan keuntungan pada penjualan. Jawa pos dengan motto „berdasarkan pancasila mencerdaskan bangsa” mempunyai visi bahwa terdapat pandangan masyarakat dan bangsa indonesia yang cerdas dan bersikap bijaksana. Semesntara itu kebijakan redaksional jawa pos adalah kelayakan sebuah berita tidak dapat dinilai dari idealisme dan etika semata. Artinya berita tidak dapat dinilai dari idealisme dan etika semata. Artinya berita lebih bersifat pragmatis, berorientasi jangka pendek dan cenderung mengedepankan trens news , atau berita-berita yang saat itu sedang diminati pembaca. Pola pemberitaan ini lebih mengutamakan relevansi, bahwa apapun peristiwanya asal menarik bagi pembaca, jawa pos akan memuatnya secara besar-besaran.


(33)

15 Jika dianalisis kritis berdasarkan ekonomi politik media massa tokoh yang ada dibalik Jawa Pos yaitu Dahlan Iskan, yang mana Dahlan Iskan merupakan kandidat Presiden yaitu seorang menteri BUMN yang diangkat langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga disini Dahlan Iskan memungkinkan untuk pencitraan positif pada presiden yang membuat pemberitaan tentang Akil Mochtar akan mengarah pada pencitraan negatif pada Akil Mochtar selaku Ketua Mahkamah Konstitusi yang tersangkut kasus suap. Dimana harus ditindak tegas atas perbuatannya. Kasus ketua MK Akil Mochtar juga tak lepas dari sengketa dan kasus suap terkait pilkada diberbagai daerah salah satunya adalah pikada Jatim. Tak luput juga kasus yang berkaitan yaitu Majelis hakim Mahkamah Konstitusi yang menolak semua gugatan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja terkait sengketa Pilkada Jawa Timur 2013. Menginggat sasaran Surat Kabar Jawa Pos adalah langsung menyerang di basis utamanya, Jawa Timur. Jawa Timur dengan jumlah penduduk 34 juta jiwa merupakan pasar yang sangat besar, dimana penduduk Jawa Timur adalah orang pantura yang mayoritasnya adalahh Nahdlatul Ulama (Nu) maka Jawa Pos harus memberitakan tentang Nu yang positif. Disini Khofifah-Herman merupakan orang Nahdlatul Ulama (Nu), Sehingga agar produknya laku maka Celah inilah yang dimanfaatkan oleh Jawa Pos yang mengarahkan perkembangan pasar dan ditunjang kebijakan editorial dengan menurunkan berita-berita tentang NU. Untuk mempertahankan gelarnya sebagai ikon daerah di Jawa Timur tersebut, Jawa Pos memberitakan


(34)

16 pencitraan yang baik tentang Jawa Timur agar dagangannya laris karena target basis utamanya adalah masyarakat Jawa Timur. Hal ini juga untuk mempertahankan icon kedaerahannya. (nasrunnur, 2012) . Disini terdapat dugaan bahwa Jawa Pos cenderung akan menjatuhkan Akil Mochtar dalam pemberitaannya. Disisi lain Dahlan Iskan sebagai Tokoh Jawa Pos merupakan kandidat Presiden yaitu menjabat sebagai menteri BUMN yang diangkat langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga untuk pencitraan presiden yang positif maka diduga bahwa Jawa Pos dalam pemberitaannya akan cenderung positif pada Presiden. Dalam kasus Akil Mochtar ini diduga bahwa pemberitaan Jawa Pos akan cenderung menjatuhkan akil Mochtar sebagai tersangka kasus suap 3 Miliar. Hal ini dilakukan semata untuk pencitraan baik sang presiden yaitu menindak tegas bagi pelaku kejahatan dimata Publik.

Kedua nama besar, Jawa Pos dan Kompas kini bersaing untuk mendapatkan oplah dari masyarakat. Namun, oplah bukanlah alasan utama kedua perusahaan koran tersebut bersaing. Tetapi yang diperebutkan adalah masalah reputasi dan nama besar. Berdasarkan realitas diatas, kemungkinan kompas dan Jawa Pos dalam mengkonstruksikan pemberitaan kasus suap 3 Milyar Akil Mochtar memiliki perbedaan karena dalam merumuskan realitas pemberitaan tersebut tiap media tentunya mempunyai cara masing-masing dalam mengemasnya. Berdasarkan ulasan-ulasan di atas, maka peneliti tertarik dan menganggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai pembingkaian yang dilakukan oleh surat kabar Harian Kompas dan Harian Jawa Pos dengan judul „Konstruksi Pemberitaan


(35)

17 Surat Kabar Tentang Kasus Suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ( Study Framing Pada Koran Kompas Edisi 4, 5, 9 Oktober 2013 dan Dan Koran Jawa Pos Edisi 4, 11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana pembingkaian koran Harian Kompas dan Jawa Pos dalam mengkonstruksi kasus ketua MK Akil Mochtar Atas dugaan menerima suap dalam pemberitaan-pemberitaanya”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menginterprestasi frame Harian Kompas dan Jawa Pos mengkonstruksi kasus ketua MK Akil Mochtar Atas dugaan menerima suap.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini dapat bermanfaat : D.1 Secara Akademis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan serta wawasan tentang konstruksi realitas yang dilakukan oleh media massa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian-penelitian lain yang serupa yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik Khususnya Kosentrasi Jurnalistik.


(36)

18 D.2 Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman secara menyeluruh berkenaan dengan peran media massa khususnya cetak dalam konstruksi realitas suatu pemberitaan.


(1)

13 “intelek” daripada Jawa Pos. Ini karena Kompas kelihatannya memang mengkhususkan diri sebagai koran yang lebih eksklusif untuk kalangan terpelajar/intelektual. Kompas memiliki redaksional untuk mendukung visi dan misinya antara lain:

1. Kompas merupakan media yang tidak berpihak pada satu golongan partai maupun agama tertentu.

2. Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal yang bersifat pribadi.

3. Tidak membenarkan bagi wartawannya untuk mencari keuntungan pribadi. 4. Menggunakan sisten check and recheck dalam berita.

5. Tidak memihak salah satu golongan, kelompok atau pihak-pihak tertentu dalam menangani kasus-kasus pemberitaan.

6. Menghargai hal-hal yang bersifat off the record atau dalam arti pernyataan dua arah dari nara sumber kepada wartawan.

7. Menghormati hak jawab, baik dalam bentuk berita maupun surat pembaca. 8. Kompas tidak akan memuat hal-hal yang berbau SARA atau dalam arti

membuat tulisan yang bersifat menyerang kelompok lain.

Kompas yang bersikap untuk tidak berpihak dalam mengkonstruksikan pemberitaan politik. Kompas memberikan tempat bagi pihak-pihak yang saling bertentangan dan lebih menonjolkan solusi terhadap permasalahan yang sudah terjadi yang saat ini menjadi kontroversi. Disini kemungkinan Kompas lebih menonjolkan human interest yang sifatnya tidak substansial. Dengan visi dan


(2)

14 strategi seperti itu, apakah hal diatas akan tetap dipertahankan media ini dalam mengkonstruksikan realitas dalam kasus Suap 3 Milyar Akil Mochtar.

Sedangkan Surat Kabar Jawa Pos langsung menyerang di basis utamanya, Jawa Timur. Jawa Timur dengan jumlah penduduk 34 juta jiwa merupakan pasar yang sangat besar. Kondisi ini dimanfaatkan benar oleh Jawa Pos yang memang lahir dan besar di Surabaya. Di propinsi ini, Jawa Pos berhasil membangun basis pasar yang sangat kuat. Jawa Pos bagi masyarakat Jawa Timur tidak lagi hanya sekedar surat kabar harian, namun telah menjadi salah satu ikon daerah. Sehingga model pemberitaan jawa pos cenderung bombatis karena nuansa kedaerahannya. Sesuai dengan slogannya yaitu “Selalu Ada Yang Baru”. Aktivitas merek yang dilakukan oleh Jawa Pos, tidak hanya berupa kegiatan pemasaran yang mendatangkan keuntungan pada penjualan. Jawa pos dengan motto „berdasarkan pancasila mencerdaskan bangsa” mempunyai visi bahwa terdapat pandangan masyarakat dan bangsa indonesia yang cerdas dan bersikap bijaksana. Semesntara itu kebijakan redaksional jawa pos adalah kelayakan sebuah berita tidak dapat dinilai dari idealisme dan etika semata. Artinya berita tidak dapat dinilai dari idealisme dan etika semata. Artinya berita lebih bersifat pragmatis, berorientasi jangka pendek dan cenderung mengedepankan trens news , atau berita-berita yang saat itu sedang diminati pembaca. Pola pemberitaan ini lebih mengutamakan relevansi, bahwa apapun peristiwanya asal menarik bagi pembaca, jawa pos akan memuatnya secara besar-besaran.


(3)

15 Jika dianalisis kritis berdasarkan ekonomi politik media massa tokoh yang ada dibalik Jawa Pos yaitu Dahlan Iskan, yang mana Dahlan Iskan merupakan kandidat Presiden yaitu seorang menteri BUMN yang diangkat langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga disini Dahlan Iskan memungkinkan untuk pencitraan positif pada presiden yang membuat pemberitaan tentang Akil Mochtar akan mengarah pada pencitraan negatif pada Akil Mochtar selaku Ketua Mahkamah Konstitusi yang tersangkut kasus suap. Dimana harus ditindak tegas atas perbuatannya. Kasus ketua MK Akil Mochtar juga tak lepas dari sengketa dan kasus suap terkait pilkada diberbagai daerah salah satunya adalah pikada Jatim. Tak luput juga kasus yang berkaitan yaitu Majelis hakim Mahkamah Konstitusi yang menolak semua gugatan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Herman Suryadi Sumawiredja terkait sengketa Pilkada Jawa Timur 2013. Menginggat sasaran Surat Kabar Jawa Pos adalah langsung menyerang di basis utamanya, Jawa Timur. Jawa Timur dengan jumlah penduduk 34 juta jiwa merupakan pasar yang sangat besar, dimana penduduk Jawa Timur adalah orang pantura yang mayoritasnya adalahh Nahdlatul Ulama (Nu) maka Jawa Pos harus memberitakan tentang Nu yang positif. Disini Khofifah-Herman merupakan orang Nahdlatul Ulama (Nu), Sehingga agar produknya laku maka Celah inilah yang dimanfaatkan oleh Jawa Pos yang mengarahkan perkembangan pasar dan ditunjang kebijakan editorial dengan menurunkan berita-berita tentang NU. Untuk mempertahankan gelarnya sebagai ikon daerah di Jawa Timur tersebut, Jawa Pos memberitakan


(4)

16 pencitraan yang baik tentang Jawa Timur agar dagangannya laris karena target basis utamanya adalah masyarakat Jawa Timur. Hal ini juga untuk mempertahankan icon kedaerahannya. (nasrunnur, 2012) . Disini terdapat dugaan bahwa Jawa Pos cenderung akan menjatuhkan Akil Mochtar dalam pemberitaannya. Disisi lain Dahlan Iskan sebagai Tokoh Jawa Pos merupakan kandidat Presiden yaitu menjabat sebagai menteri BUMN yang diangkat langsung oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sehingga untuk pencitraan presiden yang positif maka diduga bahwa Jawa Pos dalam pemberitaannya akan cenderung positif pada Presiden. Dalam kasus Akil Mochtar ini diduga bahwa pemberitaan Jawa Pos akan cenderung menjatuhkan akil Mochtar sebagai tersangka kasus suap 3 Miliar. Hal ini dilakukan semata untuk pencitraan baik sang presiden yaitu menindak tegas bagi pelaku kejahatan dimata Publik.

Kedua nama besar, Jawa Pos dan Kompas kini bersaing untuk mendapatkan oplah dari masyarakat. Namun, oplah bukanlah alasan utama kedua perusahaan koran tersebut bersaing. Tetapi yang diperebutkan adalah masalah reputasi dan nama besar. Berdasarkan realitas diatas, kemungkinan kompas dan Jawa Pos dalam mengkonstruksikan pemberitaan kasus suap 3 Milyar Akil Mochtar memiliki perbedaan karena dalam merumuskan realitas pemberitaan tersebut tiap media tentunya mempunyai cara masing-masing dalam mengemasnya. Berdasarkan ulasan-ulasan di atas, maka peneliti tertarik dan menganggap perlu untuk melakukan penelitian mengenai pembingkaian yang dilakukan oleh surat kabar Harian Kompas dan Harian Jawa Pos dengan judul „Konstruksi Pemberitaan


(5)

17 Surat Kabar Tentang Kasus Suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar ( Study Framing Pada Koran Kompas Edisi 4, 5, 9 Oktober 2013 dan Dan Koran Jawa Pos Edisi 4, 11 Oktober 2013 dan 30 Januari 2014).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah yang dikaji dalam penelitian sebagai berikut:

“Bagaimana pembingkaian koran Harian Kompas dan Jawa Pos dalam mengkonstruksi kasus ketua MK Akil Mochtar Atas dugaan menerima suap dalam pemberitaan-pemberitaanya”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menginterprestasi frame Harian Kompas dan Jawa Pos mengkonstruksi kasus ketua MK Akil Mochtar Atas dugaan menerima suap.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan penelitian ini dapat bermanfaat : D.1 Secara Akademis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu pengetahuan serta wawasan tentang konstruksi realitas yang dilakukan oleh media massa. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi penelitian-penelitian lain yang serupa yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial da Ilmu Politik Khususnya Kosentrasi Jurnalistik.


(6)

18 D.2 Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman secara menyeluruh berkenaan dengan peran media massa khususnya cetak dalam konstruksi realitas suatu pemberitaan.


Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PERS TENTANG PEMBERITAAN PEMBENTUKAN KABINET INDONESIA BERSATU II(Analisis Framing Pada Harian Jawa Pos dan Kompas Edisi 17 23 Oktober 2009)

0 5 4

PEMBERITAAN KASUS SUAP KETUA MAHKAMAH KONSTITUSI (Analisis Framing Pemberitaan Rencana Penerbitan Perpu MK Terkait Kasus Suap Ketua MK Akil Mochtar di Harian Kompas dan Koran Tempo)

0 4 127

REGISTER BAHASA POLITIK PADA OPINI SURAT KABAR JAWA POS EDISI OKTOBER 2014 : KAJIAN POLITIKOLINGUISTIK Register Bahasa Politik Pada Opini Surat Kabar Jawa Pos Edisi Oktober 2014 : Kajian Politikolinguistik.

0 5 16

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS SURAT KABAR JAWA POS EDISI OKTOBER 2014 Analisis Fungsi Dan Makna Afiks Pada Judul Berita Surat Kabar Jawa Pos Edisi Oktober 2014.

0 4 12

ANALISIS ISI PADA RUBRIK PEMBACA MENULIS DI KORAN JAWA POS EDISI AGUSTUS – OKTOBER 2013.

0 0 118

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG PENANGKAPAN KETUA MK AKIL MOCHTAR OLEH KPK (Analisis Isi Objektivitas Berita Kasus Ketua MK Di Harian kompas Edisi 3,4 Dan 5 Oktober 2013 ).

0 1 87

EUFEMISME PADA BIDANG KRIMINAL DALAM KORAN SOLOPOS, JAWA POS, DAN KOMPAS EDISI AGUSTUS-OKTOBER 2015.

0 0 17

Eufemisme Pada Bidang Kriminal Dalam Koran Solopos, Jawa Pos, dan Kompas Edisi Agustus-Oktober 2015 BAB 0

0 0 17

OBJEKTIVITAS BERITA TENTANG PENANGKAPAN KETUA MK AKIL MOCHTAR OLEH KPK (Analisis Isi Objektivitas Berita Kasus Ketua MK Di Harian kompas Edisi 3,4 Dan 5 Oktober 2013 )

0 0 19

ANALISIS ISI PADA RUBRIK PEMBACA MENULIS DI KORAN JAWA POS EDISI AGUSTUS – OKTOBER 2013

0 0 17