PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUERIMENT PLANNING (MRP) DI PT. X SURABAYA.

PERENCANAANDAN DAN PENGENDALIAN
PERSEDIAAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
DI PT. “X” SURABAYA

SKRIPSI

OLEH :
RICHO DARMA WIJ AYA
0932215027

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN METODE
MATERIAL REQUERIMENT PLANNING (MRP) DI
PT. X SURABAYA

DISUSUN OLEH:
RICHO DARMA WIJ AYA
0932215027
Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Negara Lesan
Gelombang II Tahun Ajaran 2012 – 2013
Surabaya, 20 Juni 2013
Pembimbing I

Pembimbing II

Ir.Nisa Masruroh, MT
NIP. 19630125 199903 2 001


Dwi Sukma D. ST. MT
NIP . 198107262005011002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
UPN “Veteran” Jawa Timur

Ir.Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN METODE
MATERIAL REQUERIMENT PLANNING (MRP) DI
PT. X SURABAYA

DISUSUN OLEH:

RICHO DARMA WIJ AYA
0932215027

Telah Dipertahankan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Tim Penguji:

Dosen Pembimbing:
1.

1.

Ir.Nisa Masruroh, MT
NIP. 19630125 199903 2 001
2.

Ir,Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001
3.


Ir. Sumiati, MT
NIP. 19601213 199103 2 001
2.

Dwi Sukma D. ST. MT
NIP . 19810726 20050 1 1002

Ir. Sumiati, MT
NIP. 19601213 199103 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr.Ir.Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
taufik, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi
ini yang berjudul “PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
(MRP) DI PT. X SURABAYA”.
Adapun laporan Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Teknik di jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Laporan ini dapat terselesaikan karena tidak lepas dari bimbingan pengarahan,
petunjuk, dan bantuan dari berbagai pihak yang membantu dalam penyusunannya. Oleh
karena itu, penulis tidak lupa untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, sebagai Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM, sebagai Ketua Jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Ir. Sumiati, MT dan Bapak Dwi Sukma D, ST, MT, selaku dosen pembimbing
skripsi.
4. Dosen penguji atas waktu yang diluangkan kepada kami.

5. Pimpinan PT. X - Surabaya untuk memberikan tempat penelitian saya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Semua karyawan PT. X - Surabaya yang telah banyak membantu selama penulis
melaksanakan skripsi.
7. Keluargaku, terutama Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan,
semangat, dan bantuan baik secara moril maupun materiil dalam proses
penyusunan laporan ini.
8. Rekan-rekan Angkatan 2009 yang telah mendukung dalam penyusunan laporan.
9. Pihak – pihak lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung
terlibat dalam pembuatan atau penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna dan banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan,
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan dan kebaikan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan Skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
pembaca dan menambah wawasan kita bersama, Amin.


Surabaya, 07 Juni 2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KETERANGAN.…………………………………………………………………

i

DAFTAR ISI........... ……………………………………………………………...

i

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vii
ABSTRAKSI

ABSTRACT
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...

1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………..

2

1.3. Batasan Masalah……………………………………………………...... 3
1.4. Asumsi ………………………………………………………................ 3
1.5.Tujuan Peneltian…………………………………………………........... 3
1.6. Manfaat Penelitian …………………………………………………….

4

1.7. Sistematika Penulisan …………………………………………………. 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Persedian ............ ……………………………………………………...


6

2.1.1. Divinisi dan Fungsi Persedian ………………………………....... 6
2.1.2. Jenis-Jenis Persediaan........................................ ………………...

8

2.1.3. Tujuan Persedian................................................. ..........................

9

2.1.4. Persedian Penyelamat......................... ........................................... 12
2.1.5. Biaya-Biaya dalam Persedian............................................... ........ 13

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2. Pengertian Material Requirment Planning (MRP)…............................


17

2.2.1. Tujuan dari Sistem MRP …………………...................................

17

2.2.2. Memasukan (Input) Unutk sistem MRP ………...........................

19

2.2.3. Keluaran (output) Untuk Sistem MRP...........................................

21

2.2.4. Konsep Dasar Tentang Perencanaan Kebutuhan Material ………

23

2.2.5. Mekanisme Dasar Dari Proses MRP ……………………….........


26

2.2.6. Persyaratan dan Asumsi MRP ……………………………….......

28

2.2.7.Struktur produk .............................................…………………….

29

2.2.8.Langkah-Langkah Proses Pengolahan MRP.................................

30

2.3. Teknik Peramalan Permintaan …………………………………….......

35

2.3.1. Jenis Pola Data................. ……………………………………....

41

2.3.2. Pengukuran Ketepatan Metode Peramalan ………………….....

42

2.3.3. Verivikasi dan Pengendalian Peramalan ………………………..

45

2.3.4. Moving Range Chart ………………………………………….....

45

2.3.5. Uji Kondisi Diluar Kendali ……………………………………..

47

2.3.6. Penelitian Sebelumnya...................................................................

48

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………

51

3.2. Identivikasi Variabel.............. …………………………………………

51

3.3. Metode Pengumpulan Data ..... ………………………………………..

52

3.3.1. Jenis Data........................................................................................

52

3.4. Metode Pengolahan Data………………………………………………

54

3.5. Langkah- Langkah Pemecahaan Masalah..............................................

59

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data …………………………………………………….

66

4.1.1. Data Permintaan Produk ………………………………………...

66

4.1.2. Data Struktur Produk …………………………………………….

67

4.1.3 Data Kebutuhan Bahan Baku Untuk Periode Januari 2012 Desember 2012...............................................................................

67

4.1.4. Data Tentang Keadaan Persediaan Material .................................

68

4.1.6. Data Harga dan Biaya ...................................................................

68

4.1.5.1 Data Harga Bahan Baku .....................................................

69

4.1.5.2. Biaya Pemesanan ..............................................................

69

4.1.5.2. Biaya Penyimpanan ...........................................................

69

4.2. Pengolahan Data .....................................................................................

72

4.2.1. Perhitungan Biaya Persediaan Riil Perusahaan .............................

72

4.2.2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan MRP ....................

76

4.2.2.1 Pengolahan Data Dengan Metode MRP Periode Januari
2012 – Desember 2012..............................................................

76

4.2.3. Menghitung EOQ...........................................................................

76

4.2.4. Menghitung Tingkat Efisensi Biaya.............................................

78

BAB V KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................................

79

5.2. Saran .......................................................................................................

80

DAFTAR PUSTAKA

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.

Tabel Contoh Netting ……………………………………................... 31

Tabel 2.2.

Tabel Contoh Proses Lotting ……………………………. ………….. 31

Tabel 2.3.

Tabel Contoh Offseting …..................................……………………. 32

Tabel 2.4.

Tabel Contoh Exploison ...............................………………………..

Tabel 2.5.

Tabel Penetapan Ukuran Lot Dengan EOQ ......................................... 33

Tabel 2.6.

Tabel Penetapan Ukuran Lot Dengan FPR ......................................... 34

Tabel 2.7.

Tabel Penetapan Ukuran Lot Dengan L-4-L........................................ 34

Tabel 3.1

Tabel Hasil Analisa Perhitungan MRP................................................. 56

Tabel 4.1.

Data Permintaan Periode Agustus 2009 – Juli 2010 ………………… 65

Tabel 4.2.

BOM (Bill Of Materials) Produk Good Day Moccacinno….............

66

Tabel 4.3.

Data Kebutuhan Bahan Baku Good Day Moccacinno....................

67

Tabel 4.4.

Data Keadaan Persediaan ……………………………………………. 67

Tabel 4.5.

Data Harga Bahan Baku ……………………………………………... 68

Tabel 4.6.

Biaya PersediaanPerusahaan Januari 2012 – Desember 2012........

Tabel 4.7.

Perbandingan Total Biaya Persediaan Masing-masing Metode ........... 76

Tabel 4.8.

Perbandingan Total Biaya Rill Perusahaan dengan Total Biaya MRP 77

Tabel 4.9.

Perbandingan Total Biaya Persediaan dengan metode MRP.........

Tabel 4.10. Perbandingan Total Biaya Persediaan dengan metode MRP (L-4-L)

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

74

79
79

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Input Sistem……………………. …………………………………. 21

Gambar 2.2.

Output dari MRP…................. ……………………………………. 22

Gambar 2.3.

Proses Kerja dari MRP..... ………………………………………...

Gambar 2.4.

Struktur Produk ……………………………………………………. 29

Gambar 3.1.

Flow Chart Pemecahan Masalah …………………………………... 60

Gambar 4.1.

Struktur Produk Good Day Moccacinno .......................................... 66

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

PERENCANAAN PERSEDIAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
DENGAN METODE
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
DI PT. “X” SURABAYA
Richo Dar ma Wijaya (0932215027)
Pembimbing 1 : Ir.Sumiati , MT
Pembimbing 2 : Dwi Sukma D, ST, MT
Jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Surabaya
Email: cho.richo4@gmail.com

Abstr ak
Suatu Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,
dalam tingkat produsen. Produsen dituntut menyalurkan produk dengan baik untuk
memenuhi kebutuhan customer. Customer akan merasa puas, jika produk tersebut datang
tepat waktu sesuai dengan permintaan, tepat jumlah dan tepat mutu. Oleh karena itu
sistem produksi yang baik akan sangat meningkatkan pencapaian produktifitas
perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus bisa mengkoordinasikan dan
merencanakan penjadwalan produksi dari permintaan customer sehingga tidak ada
keterlambatan dalam pengiriman serta persediaan bahan baku yang ada tercukupi
sehingga keuntungan perusahaan meningkat.
PT. X Surabaya adalah perusahaan percetakan yang bergerak dibidang flexible
packaging.. Perusahaan ini merupakan jenis perusahaan job order yang menerima
pesanan secara langsung dari rekanan perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan dituntut
agar bisa tepat waktu dalam proses produksi.

Dengan Salah satu metode di dalam manajemen material adalah Material
Requirement Planning (MRP) yaitu suatu metode pemesanan material dengan
merencanakan persediaan bahan baku. Diharapkan dengan adanya metode Material
Requirement Planning (MRP) perencanaan dan persediaan bahan baku produksi berjalan
dengan baik dan keberhasilan dalam pemenuhan permintaan customer akan lebih
optimal, kinerja penjualan meningkat dalam memenuhi order sehingga order siap proses
kapan pun.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Perencanaan persediaan periode Januari 2012 – Desember 2012 dengan metode
MRP mengunakan Lotting FPR menghasilkan total biaya sebesar Rp 208.883.700,sedangkan dengan Lotting EOQ menghasilkan total biaya sebesar 114.904.15,-,
sedangkan dengan Lotting L-4-L menghasilkan total biaya sebesar Rp. 22.557.400,-.
Dengan demikian hasil Lotting menggunakan L-4-L dapat dipilih, karena memiliki total
biaya terkecil.Perbandingan total biaya perusahaan dengan MRP di mana total biaya
persediaan yang di keluarkan perusahaan sebesar Rp. 18.780.000,-, sedangkan dengan
metode MRP ( L-4-L ) mengahasilkan total biaya sebesar Rp. 22.557.400,- sehingga
metode perusahaan masih bagus dengan seisih sebesar Rp 3.777.400,- atau 16,74 %

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Abstract
Industry has a very tight competition in the free market era, the producer level.
Manufacturers are required to either distribute products to meet customer needs. Customer
will be satisfied, if the product arrived on time in accordance with the request, the right
amount and right quality. Therefore the production of a good system will greatly improve
the achievement of corporate productivity. This resulted in the company should be able to
coordinate and plan the production scheduling of customer demand so there is no delay in
the delivery of raw materials and supplies so that there is adequate corporate profits
increased.
PT. X Surabaya is a printing company engaged in flexible packaging .. This company is a
type of job order companies that received orders directly from partner companies.
Therefore, the company is required to be on time in the production process.
With One method in materials management is Material Requirement Planning (MRP) is a
method of ordering material with planned inventory of raw materials. Expected by the
method of Material Requirement Planning (MRP) planning and production of raw
materials went well and success in meeting customer demand will be optimized, improved
sales performance in order to fulfill the order ready at any time.
Inventory planning period January 2012 - December 2012 with MRP method using Lotting
FPR resulted in a total cost of Rp 208,883,700, - whereas with Lotting EOQ total cost of
producing 114.904.15, -, while the Lotting L-4-L produces a total cost of rp. 22,557,400, -.
Thus Lotting results using L-4-L can be chosen, for a total cost of terkecil.Perbandingan
total cost to the company MRP where the total cost of inventory which released the
company is Rp. 18.78 million, -, whereas the MRP method (L-4-L) result in a total cost of
Rp. 22,557,400, - so the method is still a good company with seisih of Rp 3,777,400, - or
16.74%

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Industri memiliki tingkat persaingan yang ketat dalam era pasar bebas,

dalam tingkat produsen. Produsen dituntut menyalurkan produk dengan baik
untuk memenuhi kebutuhan customer. Customer akan merasa puas, jika produk
tersebut datang tepat waktu sesuai dengan permintaan, tepat jumlah dan tepat
mutu. Oleh karena itu sistem produksi yang baik akan sangat meningkatkan
pencapaian produktifitas perusahaan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus
bisa mengkoordinasikan dan merencanakan penjadwalan produksi dari permintaan
customer sehingga tidak ada keterlambatan dalam pengiriman serta persediaan
bahan baku yang ada tercukupi sehingga keuntungan perusahaan meningkat.
PT. X Surabaya adalah perusahaan percetakan yang bergerak dibidang
flexible packaging.. Perusahaan ini merupakan jenis perusahaan job order yang
menerima pesanan secara langsung dari rekanan perusahaan. Oleh sebab itu
perusahaan dituntut agar bisa tepat waktu dalam proses produksi.
Sekarang permasalahan yang dihadapi perusahaan ini adalah proses
perhitungan

kebutuhan

material (bahan baku) dan pemesanannya pada

perusahaan ini masih dilakukan secara manual. Masalah yang sering terjadi
dalam proses produksi adalah persediaan bahan baku yang ada di gudang
terkadang tidak mencukupi kebutuhan produksi atau pada waktu tertentu
terkadang perusahaan tersebut megalami kelebihan stok yang mengakibatkan
persediaan di gudang mengalami kerusakan karena terlalu lama disimpan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Masalah tersebut biasanya dipengaruhi oleh kurangnya persediaan bahan baku
saat ada pemesanan dari pihak customer dan sistem penjadwalanya yang kurang
mendukung. Hal ini mengakibatkan kebijakan untuk pengendalian persediaan
bahan baku pada suatu pemesanan tertentu sangat penting dilakukan oleh
manajemen dalam mengkoordinasi penjadwalan sehingga perusahaan tidak
mengalami kerugian. Bertitik tolak dari latar belakang yang ada turut
mengantisipasi atau mencegah agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan
persediaan bahan baku pada perusahaan, sehingga perlu adanya suatu metode
yang

dapat memberikan solusi permasalahan pada perusahaan khususnya

dibidang persediaan bahan baku.
Salah satu metode di dalam manajemen material adalah Material
Requirement Planning (MRP) yaitu suatu metode pemesanan material dengan
merencanakan persediaan bahan baku.
Diharapkan dengan adanya metode Material Requirement Planning (MRP)
perencanaan dan persediaan bahan baku produksi berjalan dengan baik dan
keberhasilan dalam pemenuhan permintaan customer akan lebih optimal, kinerja
penjualan meningkat dalam memenuhi order sehingga order siap proses kapan
pun.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan kondisi di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah :
”Bagaimana merencanakan persediaan bahan baku produk packaging di
PT. X Surabaya ?”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3

Batasan Masalah
Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk

menyederhanakan penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu
sebagai berikut :
1. Produk yang diteliti ada dari customer, yaitu PT. Santos Jaya Abadi.
2. Proses produksi tidak dibahas dalam penulisan penelitian ini.
3. Data yang diambil untuk digunakan dalam penelitian ini, data mulai bulan
Januari 2012 – Desember 2012.

1.4

Asumsi
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Hal yang berhubungan dengan persediaan bahan baku produksi.
2. Penjadwalan produksi berjalan sesuai dengan yang ditentukan.
3. Biaya-biaya yang berkaitan proses produksi tidak berubah (konstan) terhadap waktu
selama periode perencanaan.

1.5

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian mengenai perencanaan bahan baku adalah:

1. Menentukan perencanaan persediaan bahan baku untuk proses agar produksi
dapat dilakukan dengan baik.
2. Menghitung biaya penerapan metode Material Requirement Planning PT. X
Surabaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

Bagi Penulis :
Menambah wawasan, pengetahuan dan kemampuan dalam Teknik Industri
khususnya dalam bidang perencanaan dan penjadwalan aktivitas produksi untuk
memecahkan permasalahan dalam dunia nyata.
Bagi Universitas :
Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dan penulisan karya ilmiah
tingkat Perguruan Tinggi dan sebagai sumbangan pemikiran serta melengkapi
pembahasan sejenis dari penelitian yang pernah dilakukan.
Bagi Perusahaan :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi bagi
perusahaan dengan harapan dapat digunakan sebagai referensi mengenai sistem
penjadwalan produksi.

1.7.
BAB I

Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi,
tujuan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dasar yang membahas masalah
penjadwalan yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini.
Dimana nantinya tinjauan pustaka ini akan dijadikan sebagai acuan
kerangka berfikir didalam menyelesaiakan pemasalahan yang ada, baik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dalam melakukan pengolahan data maupun dalam menginterpretasikan
hasil yang diperoleh dari pengolahan data.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis
yang merupakan suatu proses dimana terdiri dari tahap-tahap yang
saling terkait satu sama lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap
akan menjadi masukan bagi tahap berikutnya.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan ditampilkan seluruh data yang dihasilkan dari
perencanaan penjadwalan, dengan menggunakan metode Material
Requirement Planning (MRP), kemudian dianalisa mengenai alternatif
solusi-solusi yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada
dalam perusahaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari perencanaan penjadwalan
yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi
pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Per sediaan
Setiap perusahaan perlu mempunyai persediaan agar kegiatan operasi
produksinya dapat berjalan lancar dan efisien. Oleh sebab itu setiap perusahaan
haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang
dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran perusahaan dalam jumlah, mutu dan
waktu yang tepat serta dengan biaya serendah-rendahnya. Persediaan yang terlalu
berlebihan akan merugikan prusahaan, karena akan lebih banyak biaya yang
ditimbulkan dengan adanya persediaan tersebut. Sebaliknya, suatu persediaan
yang terlalu kecil akan merugikan perusahaan karena kebutuhan konsumen tidak
terpenuhi, kelancaran dari kegiatan produksi dan distribusi perusahaan terganggu.

2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan
Menurut Syahrul (2007) “Persediaan merupakan sejumlah bahan-bahan,
bagian-bagian yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau langganan setiap
waktu.”
Teguh Baroto (2002) berpendapat, pesediaan merupakan suatu hal yang tak
terhindarkan. Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan
Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang
tersebut tidak tersedia sebelumnya. Karena pada dasarnya untuk menyiapkan
barng di perlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya
persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian
Ketidakpastian terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Permintaan yang bervariasi (tidak pasti) dalam jumlah maupun waktu
kedatangannya
b. Waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk
dengan produk berikutnya.
c. Waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak
faktor yang tidak dapat dikendalikan. Semua ketidakpastian tersebut dapat
diredam dengan mengadakan persediaan.
3. Kenginan melakukan spekulasi
Kenginan melakukan spekulasi yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan besar dari kenaikan harga bahan di masa mendatang.
Disamping itu persediaan dapat dikelompokan menurut jenis dan posisi
barang didalam urutan pengerjaan produk yaitu :
a. Persediaan bahan baku
Merupakan persediaan dari barang-barang yang digunakan di dalam
proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau
membeli dari supplier/perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan yang menggunakannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Persediaan bagian produk atau parts yang di beli
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang
diterima dari persediaan lain, yang secara langsung dapat dirakit dengan
parts yang lainnya tanpa melalui proses produksi sebelumnya, jadi
bentuk barang yang merupakan parts ini dapat mengalami perubahan
dalam operasi.
c. Persediaan bahan-bahan pembantu
Merupakan persediaan barang-barang atau bahan yang diperlukan dalam
proses produksi untuk membantu berhasilnya suatu produksi.
d. Persediaan barang setengah jadi
Merupakan persediaan barang atau bahan yang telah diolah menjadi
suatu bentuk, tetapi perlu di proses kembali untuk kemudian menjadi
barang jadi.
e. Persediaan barang jadi
Merupakan persediaan barang yang telah selesai di proses atau diolah .

2.1.2 J enis-J enis Per sediaan
Untuk melihat jenis dan karakteristik persediaan, penyusun mengutip
pendapat dari Handoko (2004) yang mengklasifikasikan persediaan menjadi lima,
yaitu :
1. Persediaan bahan mentah
Yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti : besi, kayu, serta
komponen-komponen lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan
Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang
diperoleh dari perusahaan lain, di mana secara langsung dapat dirakit menjadi
suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong
Yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi
tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses
Yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap
bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk,
tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi
Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai dioperasi atau diolah dalam
pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.

2.1.3 Tujuan Per sediaan
Tujuan persediaan utama dari persediaan adalah menggabungkan pemasok
dengan pabrik. Demikian juga persediaan barang dalam proses dan persediaan
barang jadi. Ada tiga alasan mengapa diperlukan, yaitu :
1.

Menghilangkan pengaruh ketidak pastian
Untuk menghadapi ketidakpastian maka pada sistem persediaan diadakan
persediaan tambahan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan baku atau persediaan darurat yang dinamakan safety stock.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Apabila permintaan telah diketahui maka persediaan barang dalam proses
dan barang jadi akan disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini tidak
perlu ada persediaan dan apabila ada gejolak permintaan akan diteruskan
ke bagian produksi dan bagian produksi akan berusaha mengatasi gejolak
permintaan ini. Tetapi sesungguhnya safety stock dapat mengatasi hal ini
tanpa ikut campur bagian produksi. Demikian juga dengan persediaan
bahan baku yang akan menyerap seandainya ada gejolak dari pemasok.
Sedangkan inventori barang setengah jadi digunakan untuk mengatasi
gejolak pada proses produksi, yang antara lain disebabkan karena :
a. Kerusakan mesin produksi atau peralatan.
b. Pekerja yang tidak patuh.
c. Perubahan jadwal yang sangat cepat.
Jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan maka jumlah persediaan
safety stock dapat dikurangi.
2.

Memberikan waktu peluang
Untuk pengelolaan produksi dan pembelian kadang-kadang lebih ekonomis
memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar
atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan.
Selama persediaan masih ada maka proses produksi dihentikan dan akan
dimulai lagi apabila diketahui persediaan hampir habis.
Pertimbangan ini memberikan beberapa kemudahan sebagai berikut :
a. Memberikan kemungkinan untuk menyebarkan dan meratakan beban
biaya investasi pada sejumlah besar produk.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

b. Memungkinkan penggunaan satu peralatan untuk menghasilkan
bermacam-macam jenis produk.
Seperti halnya pada waktu membeli bahan baku, dengan pertimbangan
pada biaya pemesanan, biaya angkut, dan pengurangan harga karena
pembelian dalam jumlah ynag banyak, maka lebih murah membeli dalam
partai besar atau dalam lot. Pembelian bahan baku dalam partai atau lot
akan lebih ekonomis dan dilakukan pada periode tertentu yang dinamakan
”cycle inventory” karena pembelian dalam jumlah banyak persediaan
bahan baku digudang.
3.

Untuk mengantisipasi perubahan demand pada supply
Inventori

disiapkan

untuk

menghadapi

beberapa

kondisi

yang

menunjukkan perubahan demand dan supply seperti :
a. Bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku.
b. Sebagai persiapan menghadapi promosi pasar dimana sejumlah besar
barang jadi disimpan dan menunggu penjualan tersebut.
c. Perusahaan yang melakukan produksi dengan jumlah output tetap akan
mengalami kelebihan produk pada kondisi permintaan yang rendah
atau kondisi musim lesu atau low season. Kelebihan produk ini akan
disimpan sebagai persediaan yang akan dipergunakan nnti apabila
produksi outpu tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan yaitu pada
musim ramai atau pada peak season. (Sumayang, 2004).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.4 Persediaan Penyelamat
Persediaan penyelamat atau safety stock adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku atau
stock out, keterlambatan pengiriman bahan baku dan banyaknya permintaan
konsumen, sehingga perusahaan dapat mengurangi kerugian tetapi persediaan
penyelamat juga dapat mengakibatkan besarnya biaya penyimpanan. (Sofjan
Assauri, 2008).
Fakto-faktor yang dapat menentukan besarnya persediaan penyelamat (safety
stock) adalah :
1. Penggunaan bahan baku rata-rata.
Untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu
khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan
baku pada masa sebelumnya. Kebutuhan dan permintaan konsumen bias
mengalami kenaikan dan penurunan sehingga tidak dapat diramalkan.
Walapun permintaan konsumen sudah diramalkan tetapi tetap ada resiko
yang harus diambil dan tidak dapat dihindari, karena persediaan bias
dipenuhi atau tidak yang sudah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
taksiran/perkiraan, sehingga dibutuhkan persediaan penyelamat.
2. Faktor waktu (lead time).
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan
bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan
tersebut dan diterima di gudang. Apabila kedatangan bahan tersebut
terlambat, maka lead time pada persediaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya persediaan penyelamat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk

menghadapi

keterlambatan

kedatangan

bahan

yang

dapat

mengakibatkan jalanya produksi menjadi terganggu dan terlambat.
Perhitungan safety stock dapat dirumuskan sebagai berikut :
SS = Z α xS d
Dimana

:

SS

: Safety Stock



: Bilangan Deviasi (kesalahan)

Sd

: Standar Deviasi

2.1.5 Biaya-Biaya dalam Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya persediaan adalah semua
pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya
sistem persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan
dan biaya kekurangan persediaan. Berikut akan diuraikan secara singkat
mengenai biaya-biaya yang telah disebutkan di atas


Biaya Pembelian (Pur chasing Cost = c)
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli
dan harga satuan barang. Komponen biaya pembelian tidak dimasukkan
kedalam total biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga
barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga
komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya satu
tahun) konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal
tentang berapa banyak barang yang harus dipesan. Biaya-biaya pemesanan
sacara terperinci meliputi:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Proses pesanan dan biaya ekspedisi
2. Upah
3. Biaya telpon
4. Pengeluaran surat-menyurat
5. Biaya pengepakan dan pengembangan
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
7. Biaya pengiriman ke gudang
8. Biaya hutang lancar, dan sebagainya


Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
a. Biaya Pemesanan (Ordering Cost = k)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk
menentukan

pemasok

(supplier),

pengetikan

pesanan,

biaya

pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya. Biaya ini diasumsikan
konstan untuk sekali pesan.
b. Biaya Pembuatan (Setup Cost = k)
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul dalam pabrik
yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.


Biaya Penyimpanan (Holding Cost/Car rying Cost = h)
Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang. Biaya ini meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Biaya memiliki persediaan (biaya modal)
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal
perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suku bungan
bank. Oleh karena itu biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan
harus diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan.
2. Biaya gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul
biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya
gudangnya merupakan biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai
gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.
3. Biaya kerusakan dan penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan
karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang.
Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman
sesuai dengan persentasenya.
4. Biaya kadaluwarsa
Barang yang disimpan dapat mengurangi penurunan nilai karena
perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya
kadaluarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual barang
tersebut.
5.

Biaya asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis
barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6.

Biaya administrasi dan pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan barang
yang ada, baik pada saat pemesanan, penerimaan barang maupun
penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari tempat
produksi ke tempat penyimpanan termasuk upah buruh dan biaya
peralatan handling.



Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost = p)
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan, maka akan terjadi
keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugian
karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan
mendapat keuntungan atau kehilangan konsumen pelanggan karena kecewa
sehingga beralih ke tempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat diukur
dari :
1. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat
memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses
produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya penalti (p) atau hukuman
kerugian bagi perusahaan dengan satuan, misalnya : Rp/unit.
2. Waktu pemenuhan
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau
lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu
menganggur tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Bila
waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
memenuhi gudang dengan satuan, misalnya : Rp/satuan waktu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat
yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan
normal. Kelebihan biaya dibandingkan keadaan normal ini dapat
dijadikan ukuran untuk menentukan biaya kekurangan persediaan dengan
satuan, misalnya Rp/setiap kali kekurangan. Kadang-kadang biaya ini
disebut juga biaya kesempatan (Opportunity Cost).

2.2 Pengertian Material Requirement Planning (MRP)
Pengertian MRP menurut Yamit (2008 ) adalah : “Suatu sistem
perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang
memerlukan beberapa tahapan proses/fase, atau dengan kata lain Material
Requirements Planning adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi
yang diterjemahkan ke bahan mentah (komponen) yang dibutuhkan dengan
menggunakan waktu tenggang, sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa
banyak yang dipesan untuk masing-masing komponen suatu produk yang akan
dibuat.”

2.2.1 Tujuan dari Sistem MRP
Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan
informasi yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan,
pesan ulang, dan penjadwalan ulang). Tindakan ini juga merupakan dasar untuk
membuat keputusan baru mengenai pembelian atau produksi yang merupakan
perbaikan atas keputusan yang telah dibuat sebelumnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut.
a. Menetukan kebutuhan pada saat yang tepat.
Menentukan secara tepat suatu pekerjaan kapan suatu pekerjaan harus selesai
(material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan untuk produk akhir
yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item
Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara
tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi kebutuhan minimal
setiap item.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus
dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada
pabrik sendiri.
d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang
sudah direncanakan
Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat
memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika
mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika
penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan,
maka pembatalan suatu pesanan dapat dilakukan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2 Memasukkan (Input) untuk Sistem MRP
Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu :
1. Jadwal Induk Produksi (JIP)
JIP didasarkan pada peramalan atas permintaan yang tak tergantung
(Independent demand) dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil
peramalan (sebagai perencanaan jangka panjang) dipakai untuk
membuat rencana produksi agregat (sebagai perencanaan jangka
sedang), yang pada akhirnya dibuat rencana detail (jangka pendek) yang
menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir
beserta periode waktu untuk suatu jangka waktu perencanaan. Jelaslah,
bahwa JIP merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk
yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai
(pekerja, mesin dan bahan). Perencanaan induk produksi dilakukan dua
tahap yaitu :
1. Tahap pertama. Menentukan besarnya kapasitas atau kecepatan
operasi yang diinginkan. Perencanaan ini biasanya dilakukan pada
tingkat agregat (dengan meminimalkan total biaya produksi untuk
keseluruhan produk yang dibuat) sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki. Rencana kapasitas secara agregat ini terutama diarahkan
pdaa unit-unit yang dianggap sebagai titik kritis atau ”Potensial
Bottle Neck”.
2. Tahap kedua. Menentukan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan
disetiap periode. Jumlah mesin, dan jumlah shift kerja yang
diperlukan untuk penjadwalan. Pada tahap ini juga dilakukan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

perencanaan jumlah persediaan secara agregat. Dalam hal ini, suatu
perencanaan

kebutuhan

akan

persediaan

pengaman

untuk

memelihara service level kepada konsumen lazim dilakukan. Jumlah
persediaan pengaman sangat tergantung pada jenis barang dan
kebijakan perusahaan.
Dalam pembuatan atau perencanaan jadwal induk produksi, interval
perencanaan (planning horizon) yaitu jumlah periode yang
dibutuhkan untuk penjadwalan harus ditentukan terlebih dahulu.
Interval perencanaan minimal merupakan jumlah periode produksi
(termasuk perakitan) ditambah lead time pembelian atas bahan untuk
setiap produk akhir yang akan dibuat
2. Catatan Persediaan
Catatan keadaan persediaan menggambarkan semua item yang ada
dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didefinisikan untuk
menjaga kekeliruan perencanaan. Pencatatan-pencatatan harus dijaga up
to date dengan selalu melakukan pencatatan tentang transaksi-transaksi
yang terjadi. Seperti penerimaan, pengeluaran, produk cacat dan lainlain. Catatan persediaan yang harus diteliti data tentang lead time, teknik
ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan dan catatan-catatan
penting lainnya dari semua item.
3. Struktur Produk
Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponenkomponen dalam suatu proses assembling. Informasi ini dibutuhkan
dalam menentukan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih suatu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

komponen. Selain itu, struktur produk juga berisi informasi tentang
“jumlah kebutuhan komponen” pada setiap tahap assembling dan
“jumlah produk akhir” yang harus dibuat (Teguh Baroto, 2002)

Peramalan
permintaaan
Independent

Jadwal Induk Produksi

Sistem
MRP

Catatan
Persediaan

Pesanan
komponen
dari luar

Struktur
Produk

Output
1. Apa yang dipesan/ diproduksi
2. Berapa jumlahnya
3. Kapan dipesan

Gambar 2.1 Input Sistem MRP
Sumber : Teguh,Baroto 2002, Perencanaan Dan Pengendalian Produksi, Ghalia
Indonesia, Jakarta. Hal 145

2.2.3. Keluaran (Output) Untuk Sistem MRP (Material Requiprement
Planning)
Rencana pemesanan merupakan ouput dari sistem MRP (Material
Requiprement Planning) yang dibuat atas dasar lead time dari setiap komponen.
Lead time dari suatu item yang dibeli merupakan periode antara pemesanan
dilakukan sampai barang diterima (on hand), sedangkan untuk produk yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dibuat oleh pabrik sendiri merupakan periode antara perintah item harus dibuat
sampai dengan selesai di proses.
Ada 2 tujuan yang dicapai dengan adanya rencana pemesanan, yaitu :
a. Menentukan kebutuhan bahan pada tingkat lebih bawah
b. Memproyeksikan kebutuhan kapasitas
Secara umum ouput dari sistem MRP adalah :
a. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan
(direncanakan) baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier
b. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
c. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan
d. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan
Ouput dari MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan
tindakan pengendalian dan penjadwalan produksi. (Teguh Baroto, 2002)

MRP
(Material Requirement Planning)

Rencana Pemesanan (Aksi)

Pemesanan
Pembelian

Pesanan
kerja

Penjadwalan
kerja

Pembatalan
pesanan

Gambar 2.2 Output dari MRP ( Teguh Baroto, 2002 )

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4 Konsep Dasar Tentang Perencanaan Kebutuhan Material
Perencanaan kebutuhan material MRP (Material Requirement Planning)
menurut Vincent Gasperz, 2004 adalah metode penjadwalan untuk perchased
planned orders dan manufactured planned orders. Manufactured planned orders
kemudian diajukan untuk analisis lanjutan berkenan dengan ketersediaan
kapasitas dan keseimbangan menggunakan perencanaan kebutuhan kapasitas
CRP (Capacity Requirement Planning).
Metode MRP merupakan metode perencanaan dan pengendalian pesanan
dan inventori untuk item-item dependent demand dimana permintaan cenderung
dicruscontinous and lumpy. Item-item yang termasuk dalam dependent demand
adalah : bahan baku (raw materials), parts, subassemblies, dan assemblies, yang
semuanya disebut manufacturing inventories.Teknik-teknik MRP dan CRP
paling cocok diterapkan dalam lingkungan job shop manufacturing, meskipun
MRP dapat pula diadopsi dalam lingkungan repetitive manufacturing. Moto dari
MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang tepat, untuk
penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat. Berdasarkan master production
schedule (MPS) yang diturunkan dari rencana produksi, suatu system MRP
mengidentifikasikan item apa saja yang harus dipesan, dan bila mana waktu
pemesanan itu (Vincent Gasperz, 2004).
Menurut (Vincent Gasperz, 2004) proses MRP membutuhkan lima sumber
informasi utama yaitu :
1.

Master Prodution Schedule (MPS) yang merupakan

suatu pernyataan

definitive tentang produk akhir apa yang direncanakan perusahaan untuk
diproduksi, berapa kuantitas yang dibutuhkan, dan waktu kapan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dibutuhkan, bila mana produk itu akan diproduksi. MPS biasanya
dinyatakan dalam konfigurasi spesifik.
2.

Bill of Material (BOM) merupakan suatu daftar, part, assemblies,
subassemblies, seta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk
memproduksi suatu unit produk. MRP menggunakan BOM sebagai basis
untuk perhitungan banyaknya