PENDIDIKAN, PENGALAMAN, INDEPENDENSI AUDITOR PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG.

PENDIDIKAN, PENGALAMAN, DAN INDEPENDENSI AUDITOR
PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR
(study empir is pada kantor akuntan publik di Semar ang)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :
EKO WALUYO
0813010111 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENDIDIKAN, PENGALAMAN, DAN INDEPENDENSI AUDITOR
PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR
(study empir is pada kantor akuntan publik di Semar ang)


SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 J urusan Akuntansi

Diajukan Oleh :
EKO WALUYO
0813010111 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “PENDIDIKAN,
PENGALAMAN, INDEPENDENSI AUDITOR PENGARUHNYA TERHADAP
PROFESIONALISME AUDITOR “(Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik
di Semarang, J awa Tengah)
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun
materiil, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman


A.Suwaidi, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas

Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Dosen
Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dapat menyelesaikan tugas skripsinya dengan baik.
5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa
Timur.
6. Kepada Ayahanda dan Ibunda serta adik-adikku Dewi Wulansari dan Tri Agung
Sulistiyo tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril ataupun material.
7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti sangat berharap saran dan kritik

membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
Surabaya, Mei 2012

Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI ................................................. ……..

i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ……..


ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... …….

iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... …….

ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ……..

xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ………

xii

ABSTRAKSI ....................................................................................................... ……..


xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang…………………………………………………………………... 1

1.2.

Rumusan masalah ……………………………………………………………..

1.3.

Tujuan penelitian ………………………………………………………………. 5

1.4.

Manfaat penelitian …………………………………………………………….. 6

5


BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu …………………………………………………………

7

2.2. Landasan Teori ………………………………………………………………….

12

2.2.1. Pengertian Pemeriksaan Akuntansi …………………………………..…

12

2.2.2. Etika Professional ………………………………………………………..

14

2.2.3. Pendidikan ……………………………………………………………….


15

2.2.3.1. Pengertian Pendidikan ……………………………………………..

15

2.2.3.2. Pentingnya Pendidikan ……………………………………………...

16

2.2.3.4. Pendidikan Auditor ………………………...………………………

19

iv

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.3.5. Jalur Pendidikan Akuntan di Indonesia …………………………...


20

2.2.4. Pengalaman ……………………………………………………………...

23

2.2.4.1. Pengertian Pengalaman …………………………………………….

23

2.2.5. Independensi Auditor …………………………..………………………

24

2.2.5.1. Definisi Independensi Auditor ………………..……………………

24

2.2.5.2. Pentingnya Independensi Auditor ………..………………………..


26

2.2.5.3. Aspek Independensi ……………………...…………………………

29

2.2.5.4. Factor-faktor yang Mempengaruhi Akuntan Publik ……………….

30

2.2.6. Profesionalisme …………...…………………………………………….

31

2.2.6.1. Definisi Profesionalisme ………..………………………………….

31

2.2.6.2. Syarat dan Ciri Profesionalisme ………………………………...….


36

2.2.6.3. Factor Pendukung Profesionalisme …………………………………

37

2.2.7. Pendidikan, Pengalaman, Independensi Auditor Pengaruhnya Terhadap
Profesionalisme Auditor ……………...………………………………….

38

2.2.8. Teori-teori yang Melandasi Pendidikan, Pengalaman, Independensi Auditor
Pengaruhnya Terhadap Profesionalisme Auditor ……………………….
40
2.2.8.1. Teori Pendukung Pendidikan ……..…………………………………

40

2.2.8.2. Teori Pendukung Pengalaman …….………………..……………….

41

2.2.8.3. Teori Pendukung Indepeendensi …..………………………………..

43

2.2.8..4. Teori Pendukung Profesionalisme ………..………………………..

44

2.3. Kerangka Pikir …………..……………………. ………………………………..

45

2.4. Hipotesis ………………………………………………..………………………..

46

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Devinisi Opersional dan Pengukuran Variabel …….……………………………

47

3.1.1. Definisi Operasional ………..……………………………………………

47

3.1.2. Pengukuran Variabel ……………………………………………………... 49
v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.2. Teknik Penentuan Sampel ……..…………………………………………………. 51
3.3. Teknik Pengumpulan Data ……………….………………………………………

53

3.3.1. Jenis Data ……..………………….………………………………………

53

3.3.2. Sumber Data …..………………………………………………………...

53

3.3.3. Pengumpulan Data ……………………………………………………….

53

3.4. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas ……………………………………….

53

3.4.1. Uji Validitas …………………………………...…………………………

53

3.4.2. Uji Reliabilitas …………………………………………………………...

54

3.4.3. Uji Normalitas ……………………………………………………………

54

3.5. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………………..

55

3.6. teknik analisis ……………………………………………………………………

58

3.6.1. Uji Regresi Linier Berganda ……………………………………………

58

3.6.2. Uji F …………………………………………………………………….

59

3.6.3. Uji t ……………………………………………………………………...

60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Profesi Akuntan Publik ………………………………………

61

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………………………..

62

4.2.1. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Pendidikan (X1) ………………… 62
4.2.2. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Pengalaman (X2) ………………. 63
4.2.3. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Independensi Auditor (X3) …….

64

4.2.4. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Profesionalisme Auditor (Y) …..

65

4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………………………………..

66

4.3.1. Uji Validitas ……………………………………………………………..

66

4.3.2. Uji Reliabilitas …………………………………………………………..

70

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda ……………………………………………..

71

4.4.1. Uji Normalitas …………………………………………………………..

71

4.4.2.Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………

71

4.4.3.Persamaan Regresi Linier Berganda ……………………………………

73

4.4.4. Uji Kecocokan Model (Uji F) .................................................................

75

4.4.5. Uji t ..........................................................................................................

76

4.5. Uji Hipotesis …………………………………………………………………..

77

4.5.1. Hipotesis Ke-1 ………………………….………………………………..

77

4.5.2. Hipotesis Ke-2 …………………………………………………………...

77

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………………… 78
4.6.1. Implikasi ………………………………………………………………....

83

4.6.2. Perbedaan Hasil Penelitian Dahulu Dengan Penelitian Sekarang …………….

84

4.6.3. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………………..

84

BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan …………………………………………………………………….. 86
5.2. Saran …………………………………………………………………………… 87

vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang ..…

12

Tabel 4.1

tabulasi jawaban responden variabel pendidikan(X1) ...........….

63

Tabel 4.2

tabulasi jawaban responden variabel pengalaman (X2) ..........…

64

Tabel 4.3

tabulasi jawaban responden variabel independensi auditor (X3)…. 64

Tabel 4.4

tabulasi jawaban responden variabel profesioanlisme Auditor (Y)
...............................................................................................

66

Tabel 4.5.

hasil uji validitas pada variabel pendidikan (X1) ...................

68

Tabel 4.6.

hasil uji validitas pada variabel pengalaman (X2) ..................

68

Tabel 4.7.

Hasil uji Validitas padaVariabel independensi Auditor (X3)
putaran ke-1 .........................................................................

Tabel 4.8.

hasil uji validitas pada Variabel independensi Auditor (X3)
putaran ke-2 .................................................................................

Tabel 4.9

70

hasil uji validitas pada variabel profesionalsme Auditor (Y)
putaran pertama ....................................................................

Tabel 4.10

69

70

hasil uji validitas pada variabel profesionalisme auditor (Y) putaran ke
dua .......................................................................................

71

Tabel 4.11

Hasil uji reliabilitas ..............................................................

72

Tabel 4.12

Hasil uji Normalitas ..............................................................

72

Tabel 4.13.

Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................

73

Tabel 4.14.

Hasil Uji hasil uji korelasi rank spearman .............................

74

viii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.15

Hasil uji regresi linier berganda……………………………..

75

Tabel4.16

Hasil uji F ……………………………………………………

76

Tabel 4.17

Hasil uji t ……………………………………………………

78

Tabel 4.18.

Nilai r2 parsial ….......................................................................

79

Tabel 4.19.

Perbedaan penelitian dahulu dengan sekarang …………….

85

ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Kerangaka Pikir …………………………………………..

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

32

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

kuesioner

Lampran 1

rekapitulasi jawaban Responden

Lampiran 2

output uji validitas dan reliabilitas variabel Pendidikan (X1)

Lampiran 3

output Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Pengalaman (X2)

Lampiran 4

output Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel independensi auditor (X3)

Lampiran 5

output Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel profesionalisme Auditor (Y)

Lampiran 6

input data

Lampiran 7

output uji Normalitas

Lampiran 8

output uji regresi linier berganda

xi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENDIDIKAN, PENGALAMAN, INDEPENDENSI AUDITOR
PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG

Oleh :
Eko Waluyo
Abstrak
Akuntan publik memiliki posisi yang strategi baik dimata manajemen
maupun dimata pemakai laporan keuangan. namun demikian masyarakat belum
sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan publik karena adanya
pembekuan KAP dari yang melakukan pelanggaran dari pemerintah . Berdasarkan
latarbelakang teresebut, maka penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris
pendidikan,
pengalaman,
independensi
auditor
pengaruhnya
terhadap
profesionalisme auditor. Dan untuk membuktikan faktor dominan yang
mempengaruhi profesionalisme auditor.
Sampel yang digunakan sebanyak 18 KAP yang berjumlah 30 auditor yang
menjadi responden yang ada di semarang. Pengambilan sampel ini menggunakan
teknik sensus. Variabel yang digunakan sebanyak 4 variabel yaitu pendidikan(X1),
pengalaman (X2), independensi Auditor(X3) sebagai variabel bebas dan
profesionalisme auditor (Y) sebagai variabel terikat yang dianalisis dengan
menggunakan analisis regresi linier bereganda dengan menggunakan uji hipotesis uji
F dan uji t
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji t dapat disimpulkan bahwa
pendidikan(X1) secara parsial tidak berpengaruh terhadap profesionalisme
Auditor(Y), sedangkan pengalaman(X2), Independensi Auditor(X3) secara parsial
berpengaruh pada profesionalisme Auditor (Y).

Keywords : Pendidikan, Pengalaman, Independensi Auditor dan Profesionalisme Auditor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu
persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam
usaha untuk meningkatkan pendapatan dan agar tetap bertahan dalam
menghadapi persaingan tersebut terus dilakukan oleh para pengelola
perusahaan. Salah satu kebijakan yang sering ditempuh oleh pihak perusahaan
adalah melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh pihak ke tiga
yaitu akuntan publik.
profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai kalangan.
Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat inilah yang memicu
perkembangan tersebut.dari profesi akuntan publik, masyarakat mengaharapkan
penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan
oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Namun demikian
masyarakat belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan
publik. Dalam pelaksanaan praktik jasa auditing yang dilakukan oleh akuntan
publik, sebagian masyarakat masih meragukan tigkat profesionalisme yang
dimiliki oleh para Auditor KAP, yang selanjutnya berdampak pada keraguan
masyarakat terhadap pemberian opini Akuntan publik. Ini dapat dibuktikan
dengan adanya kasus pada tahun 2009 yaitu tentang pembekuan izin kantor
akuntan publik Basyiruddin nur , karena yang bersangkutan telah melakukan

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

pelanggaran terhadap Standart Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam
pelaksanaan audit atas laporan keungan konsolidasi PT. Datascrip dan anak
perusahaan tahun 2007. Akuntan Publik Dadi Muchidin juga dikenakan sanksi
pembekuan selama tiga bulan. Hal ini disebabkan karena KAP Dadi Muchidin
telah dibekukan sehingga sesuai dengan ketentuan pasal 71 ayat (3) peraturan
Menteri keuangan bahwa izin AP pemimpin KAP dibekukan apabila izin KAP
dibekukan yang tertuang berdasarkan KMK Nomor: 1140/KM.1/2009. KAP
Abdulrahman Hasan Salipu juga dibekukan, hal ini disebabkan karena yang
bersangkutan melanggar ketentuan pasal 44 ayat (3) peraturan menteri
keuangan nomor 17/PMK.01/2008 yakni tidak memelihara kertas kerja dan
dokumen pendukung lainya selama 10 tahun. Selain itu pada tanggal 15 April
2009, AP Drs. Nasrul Amri dikenakan sanksi pembekuan berdasarkan KMK
Nomor: 354/KM.1/2009, pengenaan sanksi ini disebabkan AP tersebut
melakukan pelanggaran terhadap ketentuan pembatasan masa pemberian jasa
terhadap PT. Angkasa Wijaya Sentosa, PT. Merpati Internet Mandiri, serta PT.
Korra Antarlestari.(w w w .okezone.com ). Dan masih banyak lagi kasus yang
terkait KAP akibat pelanggaran terhadap Standart Profesional Akuntan Publik
(SPAP). Dan untuk diluar negeri terjadinya kasus yang berskala besar di
Amerika Serikat yang sampai sekarang masih cukup menarik perhatian
masyarakat seperti kasus Enron yang menimbulkan berbagai keraguan di
kalangan masyarakat tentang profesionalisme Auditor.
Kejadian-kejadian tersebut menyebabkan timbulnya keraguan atas
integritas auditor KAP. Pada sisi lain auditor ditunut untuk mentaati sesuai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dengan standart yang telah ditentukan oleh (SPAP). Sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk mengetehui hal-hal apa saja yang mempengaruhi sikap dan
perilaku tersebut dan seberapa kuat pengaruh itu. Setelah itu barulah dapat
diambil untuk mencapai perilaku yang diinginkan.
Pendidikan dan pengalaman, baik pengetahuan dan keahlian dari
seorang auditor, dan element dalam manajement letter (fee, schedule and team)
juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku profesionalisme
akuntan (Colbert, 1989; Bonner & Lewis, 1990; Wards et al, 1999; Tan & Ha,
1999; Deddy, 2009). Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan
yang lebih (Crist, 1993) dalam Deddy(2009). Seseorang yang melakukan
pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki akan memberikaun hasil
yang lebih baik dari pada mereka yang tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup dalam tugasnya. Bonner dan Walker (1994) mengatakan bahwa
peningkatan pegetahuan yang muncul dari pelatihan formal sama bagusnya
dengan yang didapat dari pengalaman khusus. Oleh karena itu pengalaman
kerja telah dipandang sebagai suatu faktor yang penting dalam memprediksi
kinerja akuntan publik, sehingga pengalaman dimasukkan sebagai salah satu
persyaratan dalam memperoleh ijin menjadi akuntan publik (SK Menkeu no.
43/kmk.017/1997).
Profesionalisme juga menjadi syarat bagi seseorang yang ingin menjadi
auditor eksternal. Sebab dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor
akan semakin terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung
jawab yang semakin luas, auditor eksternal harus memiliki wawasan yang luas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

tentang kompleksitas organsasi modern. Hastuti et al (2003) dalam Deddy
(2009) mengatakan bahwa gambaran tentang profesionalisme seorang auditor
tercermin dalam lima hal yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban social,
kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi,dan hubungan dengan
rekan seprofesi.
Auditor mengakui kewajibanya untuk jujur tidak hanya kepada
manajemen dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur, investor, dan
calon investor sebagai pihak ketiga yang akan meletakkan kepercayaan atas
laporan auditor independen. Dan ini menurut auditor untuk lebih independen
dalam melaksanakan tugasnya, karena seorang akuntan publik tidak dapat
memberikan pendapat yang objektif jika ia tidak independen. Untuk diakui oleh
pihak lain sebagai orang yang independen, auditor harus bebas dari setiap
kewajibanya terhadap klien dan tidak mempunyai sesuatu kepentingan dengan
kliennya, baik itu manajemen perusahaan maupun pemilik perusahaan.
Penelitian ini dimotivasi dengan masih banyaknya kasus yang terjadi
pada auditor KAP, baik itu mengenai profesionalisme, independensi dan
lainnya. Selain itu penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruh pendidikan
auditor yang dalam hal ini dibuat untuk mengetahui pengaruh pendidikan
auditor yang dalam hal ini adalah pendidikan profesi Akuntansi

(PPAK),

pengalaman dan independensi auditor terhadap tingkat profesionalisme ,
mengingat beberapa tahun belakangan ini profesi auditor kerap dikaitkan
dengan berbagai skandal yang menimpa perusahaan-perusahaan besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tema dari penelitian ini dapat
diambil judul

sebagai berikut : “ Pendidikan, Pengalaman, dan

Independensi Auditor Pengaruhnya Terhadap Profesionalisme Auditor
Pada Kantor Akuntan Publik” (study empiris pada Kantor Akuntan
Publik di Semarang)

1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pendidikan, pengalaman dan independensi auditor berpengaruh
terhadap profesionalisme auditor ?
2. Dari ketiga variable diatas, mana yang paling dominan mempengaruhi
profesionalisme auditor ?

1.3. Tujuan penelitian
1. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh pendidikan, pengalaman, dan
independensi auditor terhadap profesionalisme auditor.
2. Untuk membuktikan factor mana yang paling dominan yang mempengaruhi
profesionalisme auditor.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

1.4. Manfaat penelitian
a) Bagi kantor akuntan publik dan Ikatan Akuntansi Indonesia
Penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pengembangan profesi akuntan
publik dan memberikan kontribusi kepada auditor tentang bagaimana
meningkatkan profesionalisme.
b) Bagi Akademisi
Dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain dengan materi yang
berhubungan dengan penelitian ini. Serta sebagai Dharma Bhakti terhadap
Perguruan tinggi khususnya fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
c) Bagi peneliti
Dengan penelitian ini dapat dijadikan suatu perbandingan antara teori yang
selama ini peneliti dapatkan di bangku perkuliahan dengan kenyataan yang
ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1) Herliansyah dan Ilyas (SNA 9, 2006)
Judul :
“ pengaruh pengalaman auditor terhadap penggunaan bukti tidak relevan
dalam Auditor judgment”
Perumusan masalah :
Apakah pengalaman auditor mempengaruhi kemampuan auditor terhadap
penggunaan bukti tidak relevan dalam auditor judgment?
Kesimpulan :
pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan terhadap judgment
auditor. Auditor berpengalaman (petner dalam manajer) tidak berpengaruh
oleh adanya informasi tidak relevan dalam membuat goin concern judgment.
Penelitian ini meneguhkan bahwa efek dilusi terdapat pada profesi auditor.
Penelitian ini juga menemukan bahwa metode experiment dengan
menggunakan kontak persen tidak berbeda hasilnya dengan yang dilakukan
peneliti

dengan

demikian,

maka

modifikasi

metode

experiment

menunjukkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan pemiliknya.

7
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2) Wahyudi dan Mardiyah (SNA 9, 2006)
Judul :
“Pengaruh profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat Materialitas dalam
pemeriksaan Laporan Keuangan”
Perumusan masalah :
1. Apakah

pengabdian

pada

profesi

dapat

mempengaruhi

tingkat

materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan?
2. Apakah kewajiban social dapat mempengaruhi tingkat materialitas dalam
pemeriksaan laporan keuangan ?
3. Apakah kemandirian dapat mempengaruhi tingkat materialitas dalam
pemeriksaan laporan keuangan
4. Apakah hubungan dengan rekan seprofesi dapat mempengaruhi tingkat
materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan ?
5. Apakah kepercayaan profesi dapat mempengaruhi tingkat materialitas
dalam pemeriksaan laporan keuangan?
6. Apakah profesionalisme auditor yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban
social, kemandirian, keprcayaan profesi, dan hubungan dengan rekan
seprofesi dapat mempengaruhi tingkat materialitas dalam pemeriksaan
laporan keuangan ?

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Kesimpulan :
1. Hasil penelitian bahwa pengabdian pada profesi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat materialitas.
2. Hasil penelitian bahwa kewajiaban social tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat materialitas.
3. Hasil penelitian bahwa kepercayaan pada profesi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tiingkat materialitas.
4. Hasil penelitian bahwa kemandirian pada profesi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat materialitas.
5. Hasil penelitian bahwa hubungan dengan sesame rekan seprofesi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat materialitas.
6. Hasil penelitian dari analisa berganda menunjukkan 4 variabel yang
secara berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas yaitu
variable pengabdian pada profesi (X1), kemandirian (X3), kepercayaan
profesi (X4), dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi

(X5).

Sedangkan variable kewajiban social (X2) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap tingkat materialitas.

3) Alim, dkk (SNA X, 2007)
Judul ;
“ Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan
Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Perumusan Masalah :
1. Apakah kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas
audit?
2. Apakah interaksi antara kompetensi dan etika auditor mempunyai
pengaruh terhadap kualitas audit ?
3. Apakah interaksi antara kompetensi dan etika auditor mempunyai
pengaruh terhadap kualitas audit?
4. Apakah pengaruh interaksi antara independensi dan etika auditor
mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit?
Kesimpulan :
Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kompetensi
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti bahwa
kualitas auditor memliki kompetensi yang baik dimana kompetensi tersebut
terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan.
Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian ini juga
menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh secara
signifikan terhadap kualitas audit.
4) Haryadi (2009)
Judul :
“ Pengaruh Pendidikan, Pengalaman, dan Independensi Auditor Terhadap
profesionalisme Auditor pada Kantor Kuntan Publik (KAP) di Surabaya”.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

Perumusan Masalah :
1. Apakah

pendidikan,

pengalaman,

dan

independensi

auditor

berpengaruh terhadap profesionalisme auditor?
2. Dari ketiga variable diatas, mana yang paling dominan mempengaruhi
profesionalisme auditor?
Kesimpulan :
1. Model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah cocok untuk
mengetahui pengaruh pendidikan (X1), pengalaman (X2), dan
independensi auditor (X3) terhadap profesionalisme auditor (Y)
2. Hasil uji t menunjukkan bahwa independensi auditor (X) berpengaruh
signifikan terhadap profesionalisme auditor (Y), sedangkan pendidikan
(X1) dan pengalaman (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
profesionalisme auditor (Y), sehinnga hipotesis penelitian ini :
a. Hipotesis ke-1 yang menyatakan bahwa pendidikan, pengalaman,
dan independensi berpengaruh terhadap profrsionalisme auditor
KAP di Surabaya, tidak teruji kebenaranya.
b. Hipotesis ke-2 yang menyatakan bahwa pengalaman berpengaruh
lebih dominan terhadap profesionalisme auditor KAP, tidak teruji
kebenaranya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Tabel 2.1. perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang
No

Nama

Judul Penelitian

1.

Herliansy
ah dan
Ilyas
(2006)

pengaruh
pengalaman auditor
terhadap penggunaan
bukti tidak relevan
dalam Auditor
judgment”

2.

Wahyudi
dan
Mardiyah
(2006)

3.

Alim, dkk
(2007)

4.

Haryadi
(2009)

Waluyo
(2012)

“Pengaruh
profesionalisme
Auditor Terhadap
Tingkat Materialitas
dalam pemeriksaan
Laporan Keuangan”
“ Pengaruh
Kompetensi dan
Independensi
terhadap Kualitas
Audit dengan Etika
Auditor sebagai
Variabel Moderasi”

“ Pengaruh
Pendidikan,
Pengalaman, dan
Independensi
Auditor Terhadap
profesionalisme
Auditor pada Kantor
Kuntan Publik
(KAP) di Surabaya”.
“ Pengaruh
Pendidikan,
Pengalaman, dan
Independensi
Auditor Terhadap
profesionalisme
Auditor pada Kantor
Kuntan Publik
(KAP) di semarang

Variabel

Hasil Penelitian

Pengalaman
auditor(X1),
pengguna bukti
tidak relevan (Y)

Riset ini menemukan
bahwa pengalaman
mengurangi dampak
informasi tidak relevan
terhadap judgment auditor

Profesionalisme
auditor (X1),
tingkat
materialitas(Y)

Profesi, kemandirian,
kepercayaan berpengaruh
pada tingkat materialitas,
dan kewajiban siosial tidak
berpengaruh terhadap
tingkat materialitas

kompetensi (X1),
independensi(X2),
, kualitas audit
dengan etika
auditor (Y)

kompetensi berpengaruh
signifikan terhadap
kualitas audit
penelitian secara empiris
juga menemukan bahwa
independensi auditor
berpengaruh secara
signifikan terhadap
kualitas auditor
Independensi auditor
(X3)berpengaruh terhadap
profesionalisme auditor,
sedangkan pengalaman
(X2) dan pendidikan (X1)
tidak berpengaruh secara
sugnifikan terhadap
profesionalisme audior

pendidikan (X1),
pengalaman (X2),
profesionalisme
auditor (X3),
profesionalisme
auditor (Y)

Pendidikan(X1),
pengalaman,(X2),
independensi
auditor (X3),
profesionalisme
auditor (Y)

-

Sumber : J urnal Penelitian

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

2.2 Landasan Teori
2.2.1.Pengertian Pemeriksaan Akuntansi
Mulyadi (2001: 9) mendefinisikan auditing secara umum sebagai
suatu proses sistematik untuk suatu proses dan mengevaluasi bukti secara
obyektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang kegiatan dan kejadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan- pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.
Ditinjau dari sudut akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
(examination) secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau
organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan
tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, dan hasil usaha atau organisasi tersebut.
Menurut Arens (2004 : 15) Auditing adalah pengumpulan serta
pengevaluasian

bukti-bukti

atas

informasi

untuk

menentukan

dan

melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan . Auditing harus harus ditetapkan oleh seseorang yang
kompeten dan independen.
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa auditing
merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
atau menguji kebenaran secara obyektif atas informasi laporan keuangan
yang di keluarkan oleh suatu perusahaaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan suatu keputusan.sementara tujuan audit atas laporan keuangan
adalah untuk memberikan pendapat (opini) tentang laporan keuangan apakah
telah disajikan secara wajar sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan
(SAK). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik akan
digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan
keputusan, dan dalam hal ini auditor dituntut untuk benar-benar independen
dalam memberikan opini tentang laporan keuangan tentang laporan
keuangan tersebut, sehingga dengan demikian profesi akuntan publik adalah
profesi kepercayaan masyarakat. untuk itu, Akuntan Publik dituntut untuk
melaksanakan tugasnya secara professional.
2.2.2. Etika profesi
Menurut Agoes (2004) dalam Deddy (2009 : 17) setiap profesi yang
memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik,
yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral yang mengatur tentang
perilaku. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan
adalah sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis
oleh para pelaku bisnsis.
Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral
yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini
merupakan aturan lain dalam menjalankan atau menambah profesi tersebut,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati
oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan
merupakan alat kepercayaaan bagi masyarakat luas.

2.2.3.

Pendidikan

2.2.3.1. Pengertian pendidikan
Menurut Notoatmojo (1992 : 27) menyatakan bahwa pendidikaan
(formal) didalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan
kemampuan kearah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan.
Widjaya (1986: 75) dalam Deddy (2009) menyatakan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha untuk
mengembangkan

kemampuan

berfikir

membina kemampuan atau
para

pegawai,

meningkatkan

kemampuan mengeluarkan gagsan-gagasan para pegawai sehingga mereka
dapat menunaikan tugs kewajiban dengan sebaik-baiknya, oleh karena itu
waktu yang diperlukan untuk pendidik lebih lama dan sifatnya lebih normal
Begitu juga pendidikan yang dalam hal ini adalah pendidikan profesi
akuntansi. Profesi akuntan biasanya sering dianggap sebagai salah satu
bidang profesi seperti bidang lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia
(IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi
tersebut, mempercayai hasil kerjanya yaitu salah satunya menempuh
pendidikan setelah sarjana (S1) selama dua semester untuk mendapatkan
gelar profesi (Ak).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan Pendidikan
Profesi Akuntansi adalah

pendidikan tambahan pada pendidikan tinggi

setelah program sarjana Ilmu Ekonomi program studi Akuntansi. Pendidikan
profesi akuntansi bertujuan menghasilkan lulusan yang menguasai keahlian
bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi keprofesian
akuntansi.
2.2.3.2. Pentingnya pendidikan
Menurut Notoatmodjo (1992 : 30) menyebutkan pentingnya
pendidikan bagi suatu organisasi atau instansi antara lain adalah :
1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan
organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena
sering

seseorang

menduduki

jabatan

tertentu

bukan

karena

kemampuanya, melainkan karena tersedianya informasi. Oleh sebab itu
karyawan atau atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang
mereka perlukan, disinilah peran penting pendidikan untuk mengingatkan
kemampuan.
2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi
suatu organisasi aatau instansi. Oleh sebab itu, jabatan-jabatan yang dulu
belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan
menempati jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian,
maka diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang
diperlukan oleh jabatan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

3. Promosi dalam suatu organisasi atau instansi adalah keharusan, apabila
organisasi itu mau berkembang. Pentingnya promosi bagi seseorang
adalah salah satu reward dan insentive (ganjaran dan perangsang).
Adanya

ganjaran

dan

perangsang

yang

berupa

promosi dapat

meningkatkan produktivitas kerja bagi seorang karyawan. Kadangkadang kemampuan seorang karyawan yang akan dipromosikan untuk
menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itulah maka
diperlukan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
4. Di dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansiinstansi baik pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk
menyelenggarakan pendidikan bagi para karyawan agar diperoleh
efektivitas dan efisien kerja sesuai dengan masa pembangunan.
Pentingnya pendidikan seperti diuraikan diatas, bukanlah
semata-mata bagi karyawan atau pegawai yang bersangkutan, tetapi juga
keuntungan bagi organisasi. Karena dengan adanya pendidikan tersebut
berarti meningkatkan pula kemampuan atau keterampilan para karyawan dan
selain itu akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan otomatis
organisasi atau instansi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan.
2.2.3.3. Tujuan pendidikan
Menurut Notoatmojo (2002: 41) tujuan pendidikan pada dasarnya
adalah suatu deskripsi dari pengetahuan, sikap, tindakan, penampilan, dan
sebagainya yang diharapkan akan dimiliki sasaran pendidikan pada periode
tertentu.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Menurut Notoatmojo (2003: 42) tingkatan tujuan pendidikan
dikategorikan menjadi empat tingkatan, yaitu :
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan
ini digambarkan harapan masyarakat atau Negara tentang ciri-ciri seorang
manusia yang dihasilkan oleh proses pendidikan atau manusia terdidik.
Seperti Indonesia tujuan pendidikan nasionalya adalah termaktub dalam
GBHN yakni, membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan
rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan
kreativitas

dan

tanggung

jawab,

menyuburkan

sikap

demokrsi,

mengembangkan kecerdasan yang tinggi.
2. Tujuan Institusional.
Tiap tingkat dan jenis lembaga pendidikan, mengembangkan tujuan
institusional. Isinya adalah tingkah laku yang bagaimanakah yang
diharakan oleh lembaaga pendidikan itu akan menghasilkan manusiamanusia yang diinginkan dengan pengertian bahwa tujuan institusional ini
harus mendukung tujuan pendidikan nasional.
3. Tujuan Antara(Intermediet Obyektive).
Tujuan pendidikan ini bersifat mengantari tujuan institusional dan tujuan
instruksional. Isinya masih agak luas, tapi sudah mengarah kepada tiaptiap bidang ilmu pengetahuan. Karena tujuan ini sudah mengarah pada
kurikulum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

4. Tujuan bidang ilmu pengetahuan diberikan dalam waktu yang panjang
dan rumusan tujuan kurikulum masih sangat umum untuk digunakan bagi
pemilihan bahan-bahan pelajaran. Karena itu sebagai jembatan atau alat
untuk

mempermudah

pemilihan

bahan-bahan

pengajaran

perlu

dirumuskan dalam bentuk yang lebih baik khusus yang taraf
instruksional. Adapun fungsi tujuan instruksional, antara lain :
• Membantu para pengajar / pelatih untuk memilih isi / topik pengajaran
yang relevan.
• Membantu proses pengintegrasian kurukilum baik secara instruksional
maupun kurikulum.
• Membantu para pengajar / pelatih mengarah pada proses pengajaranya.
• Mengarahkan dan memberi gambaran pada sasaran tentang apa yang
akan mereka peroleh dari pendidikan.

2.2.3.4. Pendidikan Auditor
setiap profesi mempunyai identitas, pranata pengetahuan, yang
berbeda , kode etik, dan karakteristik yang jelas. Pada tingkat perguruan
tinggi, pendidikan orang-orang yang ingin menjadi akuntan publik harus
luas, bebas, dan ilmiah. Disamping menguasai ilmu-imu yang disyaratkan
untuk studi dengan titik berat akuntansi, seorang akuntan yang benar-benar
berpendidikan harus betul-betul menguasai bahasa inggris sehingga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

berbicara dan menulis dengan baik, menarik dan meyakinkan(Holmes &
Burns, 1993 : 49).
Seorang akuntan publik paling tidak harus berijazah sarjana muda,
dan kalau bisa gelar sarjana. Hampir semua kantor akuntan publik yang
besar hanya mau menerima orang-orang yang sesudah sarjana. Pendidikan
formal akan memberi kemampuan untuk bisa lulus ujian akuntan publik
yang didasarkan pada pengetahuan akademis. Banyak bidang keahlian
profesional mensyaratkan pendidikan yang lebih tinggi.

2.2.3.5. J alur Pendidikan Akuntan di Indonesia
Sebelum adanya program PPAK (sebelum tahun 2001), di Indonesia
ada dua jalur untuk mendapatkan gelar akuntan dengan nomor register yang
tertuang dalam artikel Benny dan Yuskar (2006 : 8) , yaitu :
1. Fakultas Ekonomi Negeri
Bagi mereka yang ingin menjadi akuntan sekaligus berhak memakai gelar
akuntan (AK) dapaat memasuki jalur fakultas Ekonomi Negeri yang telah
mempunyai jurusan akuntansi seperti : UI Jakarta, UGM Yogyakarta,
UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan, UNIBRAW Malang,
UNISYAH Aceh, dan lain-lain.
Untuk berhak memakai gelar akuntan, mereka yang telah lulus Sarjana
Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan tertulis kepada
panitia persamaan ijazah akuntan disertai ijazah sarjana dan pasfoto
kepada BPKP di Jakarta.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor register Negara
dari panitia persamaan ijazah Akuntan. Dengan keluarnya nomor register
ini maka otomatis sarjaana Ekonomi yang bersangkutan berhak memakai
gelar akuntan dengan nomor register yang diberikan.
2. Fakultas Ekonomi Swasta
Untuk mendapatkan gelar akuntan, seorang yang kuliah di Fakultas
Ekonomi Swasta memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan Fakultas
Ekonomi Negeri. Kalau FE Negeri dapat langsung meminta register maka
lulusan FE Swasta harus melalui beberapa tahap sesuai dengan SK
Direjen Pendidikan Tinggi No 28/ Dikti Kep/1986 tanggal 6 juli 1986,
sebagai berikut :
a. Sarjana Ekonomi Negara
Untuk menjadi sarjana Ekonpmi Negaraa maka seorang Alumni FE
Swasta memiliki jalur berbeda yang didasarkan pada status Perguruan
Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau disamakan.
Perbedaan antra status diatas sebenarnya hanya terletak pada
pengujiannya, kalau status prguruan tinggi yang bersangkutan
terdaftar,

pengujiannya

50%

berasal

dari

perguruan

yang

bersangkutan, selebihnya dari kopertis. Kalau statsunya diakui,
pengujianya 75% dari perguruang tinggi yang

bersangkutan,

selebihnya dari kopertis. Kalau statusnya disamakaan, pengujiannya
100% dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Kalau seorang lulus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

ujian Negara untuk sarjana ekonomi maka yang bersangkutan berhak
mengikuti Ujian Negara Akuntansi.
b. Ujian Negara Akuntansi
Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan melalui konsorsium Ilmu Ekonomi
dengan bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan ijazah
Akuntansi. Dalam UNA ini dilakukan dengan dua tingkat yaitu :
1) UNA Dasar
UNA dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan Fakultas
Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada
kopertis dengan kualifikasi minimal 110 sks dengan indeks
prestasi (IP) minimal 2 dan nilai rata-rata C unuk mata kuliah
yang diujikan.
2) UNA profesi
UNA profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA
dasar dan sudah lulus ujian Negara Sarjana Ekonomi jurusan
Akuntansi.
Kurikulum pendidikan profesi akuntansi paling sedikit 20 satuan
kredit semester (sks) dan paling banyak 40 sks yang ditempuh 2
sampai dengan 6 semester.
Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke
Departemen Keuangan untuk mendapat Nomor register. Untuk bisa
memperoleh ijn praktik sebagai akuntan publik, seorang akuntan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

harus memenuhi beberapa syarat yang ditentukan Departemen
Keuangan, antara lain : berpengalaman di KAP minimal 3 tahun
setara 4.000 jam. Mempunyai beberapa staf, mempunyai kantor yang
cukup representative dan lain-lain ( Benny dan Yuskar, 2006 : 8).
Mulai awal tahun 1998, untuk memperoleh ijin praktek, terlebih
dahulu harus lulus Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP), yang
diselenggarakan atas kerjasama IAI dan Departemen Keuangan.

2.2.4. Pengalaman
2.2.4.1. Pengertian pengalaman
Menurut Lynton (1984 : 122), pengalaman adalah sesuatu yang
pribadi, yang intern. Pengalaman merupakan kesimpulan oleh seorang
peserta tertentu atas suatu keejadian, arti yang diberikan olehnya kepada
kejadian itu, arti yang ia masukkan dan cernakan
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang dipetik oleh seorang
dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya (Anoraga,
1995 : 47). Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa pengalaman
sejak kecil turut membentuk perilaku orang yang bersangkutan dalam
kehidupan organisasinya
Pengalaman sebagai salah satu variable yang sering digunakan dalam
berbagai penelitian. Marinus, Wray (1997) dalam Herliansyah dan Ilyas
(2006:4), menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur
dengan rentang waktu yang telah digunakan terhadap suatu pekerjaan atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

tugas (jobs). Penggunaan pengalaman didasarkan pada asumsi bahwa tugas
yang

dilakukan secara

berulang-ulang

memberikan peluang

untuk

me

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengalaman Auditor dan Profesionalisme Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

4 53 32

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 26

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 4 20

PENGARUH INDEPENDENSI,PROFESIONALISME, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN Pengaruh Independensi,Profesionalisme, Dan Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Surakarta Dan Yogyakarta.

0 2 15

PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN INDEPENDENSI PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya ).

0 0 18

PENGARUH INDEPENDENSI, PROFESIONALISME, TINGKAT PENDIDIKAN, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI.

0 0 18

PENGARUH AKUNTABILITAS AUDITOR DAN INDEPENDENSI AUDITOR AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI YOGYAKARTA.

0 4 159

Pengaruh Kompetensi, Independensi, Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Semarang)

0 0 6

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI AUDITOR, AKUNTABILITAS AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 3 129

PENDIDIKAN, PENGALAMAN, INDEPENDENSI AUDITOR PENGARUHNYA TERHADAP PROFESIONALISME AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG

0 0 20