NASKAH PUBLIKASI Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat Dari Aseton Sianohidrin Dan Metanol Kapasitas 50.000 Ton Per Tahun.

(1)

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT

DARI ASETON SIANOHIDRIN DAN METANOL

KAPASITAS 50.000 TON PER TAHUN

Oleh :

Isnaini Pamungkas Yunanto D 500 080 007

Dosen Pembimbing

1.Dr. M. Mujiburohman 2.Kun Harismah, Ph.D.

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

2013


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

Nama NIM

Judul Tugas Akhir

Dosen Pembimbing

: : :

:

Isnaini Pamungkas Yunanto D 500 080 007

Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat dari Aseton Sianohidrin dan Metanol Kapasitas 50.000 Ton per Tahun

1. Dr. M. Mujiburohman

2. Kun Harismah, Ph.D.

Surakarta, Mei 2013

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dr. M. Mujiburohman

NIK. 794

Dosen Pembimbing II

Kun Harismah, Ph.D.


(3)

SURAT PERNYATAAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Bismillaahirrahmaanirrohiim

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Isnaini Pamungkas Yunanto

NIM : D 500 080 007

Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Kimia

Jenis : Skripsi

Judul : Prarancangan Pabrik Metil Metakrilat dari Aseton

Sianohidrin dan Metanol Kapasitas 50.000 Ton per Tahun.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan

karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan,

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan,

mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya,

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis

kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta,

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan

pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Surakarta, Mei 2013 Yang Menyatakan


(4)

INTISARI

Indonesia merupakan salah satu negara yang membutuhkan metil metakrilat untuk keperluan industri. Kebutuhan akan bahan tersebut mengalami peningkatan tiap tahunnya, akan tetapi di Indonesia sendiri belun ada industri yang memproduksinya. Sehingga, kebutuhan metil metakrilat diimpor dari negara lain. Dalam 5 tahun terakhir impor metil metakrilat mengalami peningkatan 2,5 hingga 6 ton dengan harga beli yang semakin meningkat pula. Maka dari itu, direncanakan pendirian pabrik metil metakrilat dengan kapasitas 50.000 ton/tahun.

Metil metakrilat dibuat melalui reaksi hidrolisis aseton sianohidrin dan asam sulfat menjadi metakrilamid sulfat. Kemudian metakrilamid sulfat diesterifikasi dengan metanol menjadi metil metakrilat dan amonium bisulfat. Kedua proses tersebut dilakukan di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB). Reaksi berlangsung pada fase cair, yang mana masing-masing reaksi dijalankan pada suhu dan tekanan 130ºC, 1 atm; dan 110ºC, 5 atm. Untuk memurnikan metil metakrilat dilakukan proses destilasi dan dekantasi sehingga diperoleh produk dengan kemurnian 99%. Pabrik metil metakrilat dengan kapasitas 50.000 ton per tahun ini membutuhkan bahan baku aseton sianohidrin sebanyak 55.429,609 ton per tahun, asam sulfat sebanyak 102.202,533 ton per tahun, dan metanol sebanyak 21.288,846 ton per tahun. Selain itu, pabrik ini juga ditunjang dengan unit utilitas dengan kebutuhan tiap tahunnya meliputi: 285.098,045 ton air, 47.592,387 ton steam, 8.832.082,935 liter bahan bakar,

8.691.841,323 kW listrik, dan 475.200 m3 udara tekan.

Dari hasil analisis ekonomi diperoleh parameter-parameter ekonomi

sebagai berikut: Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar

74,76% dan setelah pajak sebesar 52,33%; Pay Out Time (POT) sebelum pajak

sebesar 1,2 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 1,6 tahun; Break Even Point

(BEP) sebesar 41%; Shut Down Point (SDP) sebesar 30,55%; dan Discounted

Cash Flow (DCF) sebesar 53,09%. Berdasarkan data di atas maka pabrik ini layak

untuk didirikan.


(5)

A. Pendahuluan

Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia terus mengalami peningkatan. Dengan meningkatnya industri kimia, maka kebutuhan unsur-unsur penunjang industri juga meningkat. Kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang industri di Indonesia masih banyak didatangkan dari luar negeri. Jika bahan baku dan penunjang ini bisa dihasilkan sendiri di dalam negeri tentunya dapat menghemat pengeluaran devisa, meningkatkan ekspor, membuka lapangan pekerjaan baru, dan juga dapat meningkatkan penguasaan teknologi.

Metil metakrilat (MMA) merupakan salah satu bahan kimia yang pengadaannya masih didatangkan dari luar negeri. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa kebutuhan MMA di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 5 tahun terakhir impor MMA di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,5 hingga 6 ton dengan harga yang terus meningkat pula. Apabila di Indonesia telah berdiri sebuah pabrik MMA maka pengeluaran devisa akan lebih hemat dan ekspor akan meningkat.

Hal diatas dapat menjadi pertimbangan yang cukup untuk mengkaji lebih dalam gagasan pendirian pabrik metil metakrilat di Indonesia sebagai investasi untuk masa depan.


(6)

B. Perancangan Kapasitas

Tabel 1.1 Impor MMA diIndonesia

No. Tahun Berat (kg)

1 2000 11.798.256

2 2001 11.802.208

3 2002 14.890.236

4 2003 12.411.280

5 2004 21.538.326

6 2005 22.682.810

7 2006 28.201.586

8 2007 26.590.494

9 2008 30.173.959

10 2009 32.814.543

11 2010 39.234.097

12 2011 42.590.949

13 2012 44.968.759

(Anonim, 2013)

Selain itu kebutuhan MMA sangat diperlukan di negara-negara lain seperti Amerika, Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Australia, negara-negara Timur Tengah, dan beberapa negara Eropa (Anonim, 2012).

Bahan baku yang digunakan untuk industri MMA adalah aseton sianohidrin, asam sulfat, dan metanol. Bahan baku berupa asam sulfat diperoleh dari PT. Petrokimia Gresik (kapasitas 600.000 ton/tahun) dan bahan baku yang berupa metanol dapat diperoleh dari pulau Kalimantan terutama pulau Bunyu, sedangkan bahan baku yang berupa aseton sianohidrin diperoleh secara impor dari negara Jepang, Singapura, dan Taiwan.

Diketahui bahwa kapasitas minimal yang sudah ada untuk pendirian pabrik MMA adalah 10.000 ton/tahun yang berlokasi di Brazil (Kirk dan Othmer, 1995). Sedangkan kapasitas terbesar sampai saat ini untuk pabrik


(7)

ini adalah 640.000 ton/tahun dengan lokasi pabrik di Amerika Serikat (Weissermel dan Jurgen, 2003).

Berdasarkan pada kebutuhan produk, ketersediaan bahan baku, dan kapasitas pabrik yang sudah ada, maka dalam perancangan pabrik MMA ditentukan kapasitas sebesar 50.000 ton/tahun. Kapasitas ini ditetapkan dengan beberapa tujuan antara lain:

1. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,

2. Dapat dieksport sehingga menghasilkan devisa bagi negara,

3. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

Berdasarkan pertimbangan ketersediaan bahan baku, pemasaran, transportasi, tenaga kerja, utilitas air, iklim, dan sarana komunikasi, maka lokasi pabrik MMA ini ditetapkan di Gresik, Jawa Timur.

C. Pemilihan Jenis Proses

Berdasarkan bahan baku yang digunakan terdapat beberapa proses pembuatan MMA, yaitu:

1. Metil metakrilat dari aseton sianohidrin,

2. Metil metakrilat dari isobutilen,

3. Metil metakrilat dari etilen,

Dari beberapa proses di atas dipilih proses pembuatan MMA dari aseton sianohidrin karena lebih aman dibandingkan proses yang lain. Proses ini berjalan pada fase cair-cair dalam Reaktor Alir Tangki Berpenganduk (RATB). Suhu dan tekanan operasi juga tidak terlalu tinggi, sehingga aman untuk dijalankan. Selain itu konversi yang dihasilkan juga paling tinggi, yaitu 98% (Gupta dan Edwards, 2003).

D. Tinjauan Kinetika

Mekanisme reaksi dalam pembentukan MMA dapat ditinjau melalui dua tahap reaksi sebagai berikut (Kirk dan Othmer, 1995):


(8)

Reaksi hidrolisis

Reaksi:

(CH3)2-C-CN + H2SO4

OH O

CH2=C(CH3)-C-NH2.H2SO4

aseton sianohidrin + asam sulfat metakrilamid sulfat

Reaksi esterifikasi

Reaksi:

O

CH2=C(CH3)-C-NH2.H2SO4 + CH3OH CH2C(CH3)COOCH3 + NH4HSO4

metakrilamid sulfat + metanol MMA + amonium bisulfat Proses pembentukan MMA pada reaksi hidrolisis merupakan reaksi endotermis, sedangkan pada reaksi esterifikasi merupakan reaksi eksotermis. Kedua reaksi berjalan pada fase cair-cair di dalam Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB), yang mana masing-masing reaksi pada suhu dan tekanan 130°C, 1 atm; dan 110°C, 5 atm.

Adapun tinjauan untuk melihat lebih detail dari hasil perancangan dapat dilihat pada gambar 1.1. dan 1.2.


(9)

Ga mbar 1.1. Di ag ra m Al ir Ku ali tatif DK T-3

P = 1 atm T = 30°C

T-2 P = 1 atm T = 30°C

T-1 P = 1 atm T = 30°C

R-1

R-2 R-4

ST MD-1 MD-2

T-4 T = 30oC P = 1 atm

P = 1 atm T = 130°C

P = 1 atm T = 130°C

P = 1 atm T = 30°C

P = 5 atm T = 110°C P = 5 atm T = 110°C

P = 5 atm T = 110°C

P = 1,4 atm T = 112,11°C

P = 1,5 atm T = 267,6°C

P = 1,1 atm T = 72,15°C

P = 1,3 atm T = 108,15°C

P = 1,3 atm T = 190,25°C P = 1,1 atm T = 98,45°C

P = 1 atm T = 30°C

P = 1 atm T = 30°C

R-3

P = 5 atm T = 110°C

P = 1,2 atm T = 91,46°C P = 1,3 atm T = 93,88°C

P = 1,2 atm T = 105,54°C

P = 1 atm T = 30°C


(10)

Ga mbar 1.2. Di ag ra m Al ir Ku anti tatif DK T-2

T = 30o

C P = 1 atm

T-1 T = 30oC P = 1 atm

R-1

R-2 R-4

ST MD-1 MD-2

T-4 T = 30 oC P = 1 atm

R-3

H2O = 258,0872

H2SO4 = 12.646,2731

= 12.904,3603

H2O = 139,9738

C4H7NO = 6.858,7142

= 6.998,6879

H2O = 398,0610

C4H7NO = 1.371,7428

H2SO4 = 6.323,1365

C4H7NO,H2SO4 = 11.810,1079

= 19.903,0482

H2O = 656,1293

CH3OH = 3.718,0662

= 4.374,1955

H2O = 1.054,1903

C4H7NO = 1.371,7428

H2SO4 = 6.323,1365

C4H7NO,H2SO4 = 2.903,2080

CH3OH = 2.160,2460

C5H8O2 = 4.867,4587

NH4,HSO4 = 5.597,2614

= 24.277,2437

H2O = 1.054,1903

C4H7NO = 1.371,7428

H2SO4 = 6.323,1365

C4H7NO,H2SO4 = 817,8193

CH3OH = 1.795,5108

C5H8O2 = 6.007,0856

NH4,HSO4 = 6.907,7584

= 24.277,2437

C4H7NO = 13,7174

H2SO4 = 6.323,1365

NH4,HSO4 = 7.200,5248

= 13.537,3788 H2O = 1.054,1903

C4H7NO = 1.358,0254

C4H7NO,H2SO4 = 236,2022

CH3OH = 1.693,7857

C5H8O2 = 6.324,9288

NH4,HSO4 = 72,7326

= 10.739,8649

H2O = 254,0679

CH3OH = 1.439,7178

= 1.693,7857

H2O = 800,1224

C4H7NO = 1.358,0254

C4H7NO,H2SO4 = 236,2022

CH3OH = 254,0679

C5H8O2 = 6.324,9288

NH4,HSO4 = 72,7326

= 9.046,0792

H2O = 800,1224

C4H7NO,H2SO4 = 2,3620

CH3OH = 254,0679

C5H8O2 = 6.261,6795

= 7.318,2318

C4H7NO = 1.358,0254

C4H7NO,H2SO4 = 233,8401

C5H8O2 = 63,2493

NH4,HSO4 = 72,7326

= 1.727,8474

CH3OH = 63,1313

C5H8O2 = 6250

= 6313,1313

H2O = 800,1224

C4H7NO,H2SO4 = 2,3620

CH3OH = 190,9365

C5H8O2 = 11,6795

= 1.005,1005 H2O = 1.054,1903

C4H7NO = 1.371,7428

H2SO4 = 6.323,1365

C4H7NO,H2SO4 = 236,2022

CH3OH = 1.693,7857

C5H8O2 = 6.324,9288

NH4,HSO4 = 7.273,2574


(11)

E. Spesifikasi Alat Utama Proses 1. Reaktor 1 (R-1)

Spesifikasi alat

Nama : R-1

Fungsi : Untuk mereaksikan antara aseton sianohidrin

dengan asam sulfat menjadi metakrilamid sulfat

Operasi: : kontinyu

Jumlah : 1 buah

Suhu : 130°C

Tekanan : 1 atm

Diameter : 3,5384 m

Tinggi : 4,9896 m

Volume : 43,2759 m3

Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Jenis Head : Torispherical head

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B

Pengaduk

Jenis : Turbin

Kecepatan : 200 rpm

Diameter : 1,1795 m

Motor : Variable-speed belt

Power motor : 60 hp

Pemanas

Jenis : Koil

Medium : Steam suhu 310°C

Luas penampang : 39,3126 m2


(12)

2. Reaktor 2, Reaktor 3, Reaktor 4 (R-2, R-3, R-4)

Spesifikasi alat

Nama : R-2, R-3, R-4

Fungsi : Untuk mereaksikan metakrilamid sulfat yang

keluar dari R-1 dengan metanol menjadi MMA dan amonium bisulfat

Operasi: : kontinyu

Jumlah : 3 buah

Suhu : 110°C

Tekanan : 5 atm

Diameter : 3,0413 m

Tinggi : 4,2970 m

Volume : 27,5835 m3

Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Jenis Head : Torispherical head

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B

Pengaduk

Jenis : Turbin

Kecepatan : 215 rpm

Diameter : 1,0138 m

Motor : Variable-speed belt

Power motor : 35 hp

Pendingin

Jenis : Koil

Medium : Air pendingin suhu 30°C

Luas penampang : 29,0432 m2


(13)

3. Stripper (ST)

Spesifikasi alat

Nama : ST

Fungsi : Memisahkan asam sulfat dan amonium

bisulfat dari campuran

Operasi : kontinyu

Jumlah : 1 buah

Jenis : Plate Sieve Tray

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B

Kondisi Operasi Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,3 atm

Suhu : 93,88°C

Kolom Distilasi Bawah

Tekanan : 1,5 atm

Suhu : 267,6°C

Tebal head : 1/4 in

Tebal shell : 3/16 in

Tinggi head : 0,3391 m

Diameter : 1,5922 m

Tinggi stripper : 32,2943 m

Utilitas : steam suhu 310°C

4. Menara Destilasi 1 (MD-01)

Spesifikasi alat

Nama : MD-01

Fungsi : Memisahkan metanol untuk digunakan lagi

dalam proses (recycle)

Operasi : kontinyu

Jumlah : 1 buah


(14)

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,1 atm

Suhu : 72,15°C

Kondisi Operasi Bawah

Tekanan : 1,3 atm

Suhu : 108,15°C

Tebal head : 3/16 in

Tebal shell : 3/16 in

Tinggi head : 0,1989 m

Diameter : 0,7945 m

Tinggi menara : 5,1172 m

Utilitas : steam suhu 310°C

5. Menara Destilasi 2 (MD-2)

Spesifikasi alat

Nama : MD-2

Fungsi : Memisahkan MMA dari pengotor ACH, MS,

dan amonium bisulfat

Operasi : kontinyu

Jumlah : 1 buah

Jenis : Plate Sieve Tray

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B

Kondisi Operasi Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,1 atm

Suhu : 98,45°C

Kondisi Operasi Bawah

Tekanan : 1,3 atm


(15)

Tebal head : 3/16 in

Tebal shell : 3/16 in

Tinggi head : 0,2855 m

Diameter : 1,2390 m

Tinggi menara : 11,4425 m

Utilitas : steam suhu 310°C

6. Dekanter (DK)

Spesifikasi alat

Nama : DK

Fungsi : Memisahkan MMA-metanol dari metakrilamid

sulfat-air

Operasi: : kontinyu

Jumlah : 1 buah

Jenis : Drum

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B

Volume : 20,0866 m3

Pajang : 5,0197 m

Diameter : 2,0910 m

Tekanan : 1 atm

Temperatur : 30oC

F. Analisis Ekonomi

Pabrik ini menggunakan modal tetap sebesar Rp 368.753.068.496,16 dan modal kerja sebesar Rp 311.293.516.026,15. Dari hasil analisis

ekonomi diperoleh parameter-parameter ekonomi sebagai berikut: Percent

Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 74,76% dan setelah

pajak sebesar 52,33%; Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,2

tahun sedangkan setelah pajak sebesar 1,6 tahun; Break Even Point (BEP)

sebesar 41%; Shut Down Point (SDP) sebesar 30,55%; dan Discounted


(16)

Adapun untuk gambar hasil analis dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.4. Grafik analisa ekonomi

G. Kesimpulan

Pabrik metil metakrilat digolongkan pabrik beresiko cukup rendah, karena pabrik beroperasi pada suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi.

Analisa kelayakan ekonomi pabrik metil metakrilat dinyatakan sebagai berikut:

1. Kentungan sebelum pajak sebesar Rp. 275.692.366.494,05 per tahun dan

keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 192.984.656.545.84 per tahun.

2. ROI(Return On Investment) sebelum pajak adalah 74,76%.

ROI(Return On Investment) sesudah pajak adalah 52,33%.

ROI (Return On Invesment) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah

minimal 11% (Aries dan Newton, 1955).

3. POT(Pay Out Time) sebelum pajak adalah 1,2 tahun

POT(Pay Out Time) sesudah pajak adalah 1,6 tahun

POT (Pay Out Time) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah


(17)

4. BEP (Break Event Point) adalah 41% dan SDP (Shut Down Point) adalah

30,55%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara

40%-60%.

5. DCF (Discounted Cash Flow) adalah 53,09%. DCF yang dapat diterima

harus lebih besar dari bunga pinjaman di bank. Besarnya DCF untuk

pabrik beresiko rendah minimal 1,5 kali besarnya bunga bank. Untuk perancangan pabrik metil metakrilat ini bunga bank diperkirakan sebesar 37,5%.

Berdasarkan hasil dari analisis kelayakan ekonomi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pabrik metil metakrilat layak untuk didirikan dan dikaji lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, “Methyl Methacrylate”, http://www.ihs.com/products/chemical/

planning/ceh/methyl-methacrylate.aspx, diakses rabu, 17 April 2013, pukul 21.00 WIB

Anonim, 2013, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”, Badan Pusat

Statistik, Jakarta, http://www.bps.go.id, diakses Jum’at 3 Februari 2013,

pukul 20.07 WIB

Aries, R.S., dan Newton R.D.,1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”,

Mc.Graw Hill Book Company, New York

Gupta, J.P., dan Edwards, D.W., 2003, “A Simple Graphical Method for

Measuring Inherent Safety”, Universitas Loughborough, Inggris

Kirk, R.E., dan Othmer, D.F., 1995, “Encyclopedia of Chemical Technology”

Vol. 16, 4th ed, Interscience Publishing, New York

Weissermel, K., dan Jurgen, H., 2003, “Industrial Organic Chemistry”, John


(1)

2. Reaktor 2, Reaktor 3, Reaktor 4 (R-2, R-3, R-4) Spesifikasi alat

Nama : R-2, R-3, R-4

Fungsi : Untuk mereaksikan metakrilamid sulfat yang keluar dari R-1 dengan metanol menjadi MMA dan amonium bisulfat

Operasi: : kontinyu Jumlah : 3 buah

Suhu : 110°C

Tekanan : 5 atm Diameter : 3,0413 m Tinggi : 4,2970 m Volume : 27,5835 m3

Jenis : Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Jenis Head : Torispherical head

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Pengaduk

Jenis : Turbin

Kecepatan : 215 rpm Diameter : 1,0138 m

Motor : Variable-speed belt

Power motor : 35 hp

Pendingin

Jenis : Koil

Medium : Air pendingin suhu 30°C Luas penampang : 29,0432 m2


(2)

3. Stripper (ST) Spesifikasi alat

Nama : ST

Fungsi : Memisahkan asam sulfat dan amonium bisulfat dari campuran

Operasi : kontinyu Jumlah : 1 buah

Jenis : Plate Sieve Tray

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,3 atm

Suhu : 93,88°C

Kolom Distilasi Bawah

Tekanan : 1,5 atm

Suhu : 267,6°C

Tebal head : 1/4 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi head : 0,3391 m Diameter : 1,5922 m Tinggi stripper : 32,2943 m

Utilitas : steam suhu 310°C

4. Menara Destilasi 1 (MD-01) Spesifikasi alat

Nama : MD-01

Fungsi : Memisahkan metanol untuk digunakan lagi dalam proses (recycle)

Operasi : kontinyu Jumlah : 1 buah


(3)

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,1 atm

Suhu : 72,15°C

Kondisi Operasi Bawah

Tekanan : 1,3 atm

Suhu : 108,15°C

Tebal head : 3/16 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi head : 0,1989 m Diameter : 0,7945 m Tinggi menara : 5,1172 m

Utilitas : steam suhu 310°C

5. Menara Destilasi 2 (MD-2) Spesifikasi alat

Nama : MD-2

Fungsi : Memisahkan MMA dari pengotor ACH, MS, dan amonium bisulfat

Operasi : kontinyu Jumlah : 1 buah

Jenis : Plate Sieve Tray

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Kondisi Operasi

Kondisi Operasi Atas :

Tekanan : 1,1 atm

Suhu : 98,45°C

Kondisi Operasi Bawah

Tekanan : 1,3 atm


(4)

Tebal head : 3/16 in Tebal shell : 3/16 in Tinggi head : 0,2855 m Diameter : 1,2390 m Tinggi menara : 11,4425 m

Utilitas : steam suhu 310°C

6. Dekanter (DK) Spesifikasi alat

Nama : DK

Fungsi : Memisahkan MMA-metanol dari metakrilamid sulfat-air

Operasi: : kontinyu Jumlah : 1 buah

Jenis : Drum

Bahan konstruksi : Carbon steel SA 53 grade B Volume : 20,0866 m3

Pajang : 5,0197 m Diameter : 2,0910 m Tekanan : 1 atm Temperatur : 30oC

F. Analisis Ekonomi

Pabrik ini menggunakan modal tetap sebesar Rp 368.753.068.496,16 dan modal kerja sebesar Rp 311.293.516.026,15. Dari hasil analisis ekonomi diperoleh parameter-parameter ekonomi sebagai berikut: Percent

Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 74,76% dan setelah

pajak sebesar 52,33%; Pay Out Time (POT) sebelum pajak sebesar 1,2 tahun sedangkan setelah pajak sebesar 1,6 tahun; Break Even Point (BEP) sebesar 41%; Shut Down Point (SDP) sebesar 30,55%; dan Discounted


(5)

Adapun untuk gambar hasil analis dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.4. Grafik analisa ekonomi

G. Kesimpulan

Pabrik metil metakrilat digolongkan pabrik beresiko cukup rendah, karena pabrik beroperasi pada suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi.

Analisa kelayakan ekonomi pabrik metil metakrilat dinyatakan sebagai berikut:

1. Kentungan sebelum pajak sebesar Rp. 275.692.366.494,05 per tahun dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp. 192.984.656.545.84 per tahun.

2. ROI(Return On Investment) sebelum pajak adalah 74,76%.

ROI(Return On Investment) sesudah pajak adalah 52,33%.

ROI (Return On Invesment) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah

minimal 11% (Aries dan Newton, 1955).

3. POT(Pay Out Time) sebelum pajak adalah 1,2 tahun

POT(Pay Out Time) sesudah pajak adalah 1,6 tahun

POT (Pay Out Time) sebelum pajak untuk pabrik beresiko rendah


(6)

4. BEP (Break Event Point) adalah 41% dan SDP (Shut Down Point) adalah 30,55%. BEP untuk pabrik kimia pada umumnya berkisar antara 40%-60%.

5. DCF (Discounted Cash Flow) adalah 53,09%. DCF yang dapat diterima

harus lebih besar dari bunga pinjaman di bank. Besarnya DCF untuk pabrik beresiko rendah minimal 1,5 kali besarnya bunga bank. Untuk perancangan pabrik metil metakrilat ini bunga bank diperkirakan sebesar 37,5%.

Berdasarkan hasil dari analisis kelayakan ekonomi tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pabrik metil metakrilat layak untuk didirikan dan dikaji lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, “Methyl Methacrylate”, http://www.ihs.com/products/chemical/ planning/ceh/methyl-methacrylate.aspx, diakses rabu, 17 April 2013, pukul 21.00 WIB

Anonim, 2013, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia”, Badan Pusat Statistik, Jakarta, http://www.bps.go.id, diakses Jum’at 3 Februari 2013, pukul 20.07 WIB

Aries, R.S., dan Newton R.D.,1955, “Chemical Engineering Cost Estimation”, Mc.Graw Hill Book Company, New York

Gupta, J.P., dan Edwards, D.W., 2003, “A Simple Graphical Method for

Measuring Inherent Safety”, Universitas Loughborough, Inggris

Kirk, R.E., dan Othmer, D.F., 1995, “Encyclopedia of Chemical Technology” Vol. 16, 4th ed, Interscience Publishing, New York

Weissermel, K., dan Jurgen, H., 2003, “Industrial Organic Chemistry”, John Wiley and Son’s Publishing, Germany