PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Generative Learning Dengan Penggunaan Metode The Study Group ( PTK pada siswa kelas VI

0

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN
PENGGUNAAN METODE THE STUDY GROUP
( PTK pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun
Ajaran 2011/ 2012)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
PULUNG DWI WARDANI
A 410 080 156

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

1

1


ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN GENERATIVE LEARNING DENGAN PENGGUNAAN METODE
THE STUDY GROUP
( PTK pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran
2011/ 2012)
Oleh :
Pulung Dwi Wardani1, Ariyanto2, dan Sri Sutarni3
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, pulungdwiwardani@yahoo.com
2
Staf Pengajar UMS Surakarta,
3
Staf Pengajar UMS Surakarta, sri.sutarni@yahoo.com
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2012, 93 Halaman


The purpose of this study to describe an increase in the ability to think through
Learning Strategies Thinking Capacity. This type of research collaborative PTK.
Research subjects who are students of class VII action is a SMP Muhammadiyah 8
Surakartayang numbered 21 students. Methods of collecting data through interviews,
observation, field notes, test methods and methods of documentation. Data analysis
techniques in descriptive qualitative flow method. The validity of the data is done by
continuous observation and triangulation data. The results of this research that there is an
increase in students' thinking skills that can be seen from the increasing indicators
reasoning capabilities include: (1) the ability of students submit ideas and conjecture
before tindakan19, 09%, I 28.57% round, round II 47.61%, and in end of 61.90%. (2) the
ability to determine the exact formula to solve the problem before the action of 9.25%, I
23.80% round, round II, 38.09% and 57.14% at the end of the action, (3) ability to
perform arithmetic operations correctly before measures 23.80%, 33.33% rounds I, II
round 57.14% and 71.42% at the end of the action, (4) ability to draw conclusions before
the action 14.28%, 23.80% I round, round II 47.61% and 66.66% at the end of the
action., and also improved learning outcomes as follows: 23.80% before the round,
round I 23.85%, 47.61% and the second round at the end of round 57.14%. Conclusions
this research is the application of learning Strategies thinking Upgrades can improve
thinking ability of students and student learning outcomes.
Keywords: learning outcomes, Improved Learning Strategy Thinking Ability


2

PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sangat begitu maju sehingga memunculkan adanya persaingan dalam berbagai
bidang kehidupan, salah satu diantaranya bidang pendidikan. Pendidikan pada
hakekatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia karena dengan
pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Menurut Asri Budiningsih
(2005:1) pendidikan merupakan kunci untuk memajukan, memperbaiki dan
membangun masyarakat dan dunia. Baik dan buruknya generasi yang dihasilkan
terletak didalam proses pendidikan.
Pendidikan sangat penting dalam pembangunan, maka tidak salah jika
pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, baik
dari tingkat yang paling rendah maupun sampai ketingkat perguruan tinggi. Peran
guru (pengajar) merupakan bagian yang terpenting dalam keberhasilan peserta didik
di sekolah.
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan
pada setiap jenjang pendidikan dan merupakan bagian integral dari pendidikan
nasional dan tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan ilmu pengetahuan

lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut keaktifannya. Menurut
(Soeyono, AG dalam Nuniek Avianti A,2007:84), Keaktifan adalah bahwa pada
waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani
maupun rohani”.
Rendahnya keaktifan dan hasil belajar matematika

juga dialami sebagian

siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, berdasarkan pada observasi
awal didapat 20% siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru

3

10% yang berani mengungkapkan ide/ gagasan, dan 15% yang berani mengerjakan
soal di depan kelas dan rendahnya hasil belajar dicerminkan melalui banyaknya
nilai siswa dalam mengerjakan latihan mandiri 25% yang mendapat nilai diatas
KKM yaitu lebih dari 66. Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan dari siswa
sendiri atau mungkin siswa jenuh dengan strategi yang dipakai oleh guru selama ini.
Penggunaan model pembelajaran yang monoton dapat mempengaruhi motivasi
siswa untuk belajar matematika.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu diterapkan model
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pelajaran matematika. Salah satu strategi yang mampu menciptakan proses
pembelajaran yang menarik dan mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa dalam belajar adalah dengan penggunaan metode The Study Group melalui
pendekatan Generative Learning.
KAJIAN TEORI
Sudjana ( 2004: 45) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Oemar
Hamalik (2003: 23) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil
belajar: keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulangulang.

4

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif. Desain dari penelitian
kualitatif yang digunakan adalah Penelitian TindakanKelas (PTK) atau Classroom

Action Research (CAR) yang dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara guru
matematika dan peneliti. Menurut Zainal Aqib (2009 : 19) penelitian tindakan kelas
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktik pembelajaran.
Penelitian ini merupakan berbasis kelas kolaboratif. Suatu penelitian yang
bersifat praktis, situasional dan konteksual berdasarkan permasalahan yang muncul
dalam kegiatan

pembelajaran sehari-hari di kelas VIII SMP Muhammadiyah 8

Surakarta.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif
dilakukan dengan metode alur, yaitu data dianalisis sejak tindakan pembelajaran
dilaksanakan, dikembangkan selama proses pembelajaran. Alur yang dilalui dalam
analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan sampai berakhirnya tindakan
putaran III, perilaku siswa yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian ini mengalami perubahan yang positif. Hasil penelitian pada tindakan

kelas putaran III diperoleh kesepakatan bahwa tindakan belajar yang diambil telah
berhasil meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam belajar matematika
pada materi kubus dan balok dengan menerapkan pendekatan Generative Learning
dengan metode pembelajaran The Study Group.

5

Hasil pengamatan tersebut berupa data. Data sebelum tindakan kelas
mengenai peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada kubus
dan balok dengan menerapkan pendekatan Generative Learning dengan metode
pembelajaran The Study Group dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu keberanian
bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru sebanyak 4 siswa (20%), berani
mengerjakan soal latihan di depan kelas sebanyak 3 siswa (15%), berani
mengungkapkan ide/ gagasan sebanyak 2 siswa (10%).
Data hasil penelitian tindakan kelas putaran I terdapat peningkatan

dari

sebelum putaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya prosentase tiap-tiap
indikator yang diamati. Peningkatan keaktifan siswa pada putaran ini dapat dilihat

dari sejumlah 20 siswa yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru
sebanyak 9 siswa (50%), Berani mengerjakan soal latihan di depan kelas sebanyak 8
siswa (44,4%), berani mengungkapkan ide/ gagasan sebanyak 7 siswa (38,8 %).
Data hasil penelitian tindakan kelas putaran II terdapat peningkatan dari
putaran I. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya prosentase tiap-tiap
indikator yang diamati. Peningkatan keaktifan siswa pada putaran ini dapat dilihat
dari sejumlah 18 siswa, yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru
sebanyak 11 siswa (61,1%), Berani mengerjakan soal latihan di depan kelas
sebanyak 10 siswa (55,5%), berani mengungkapkan ide/ gagasan sebanyak 9 siswa
(50%).
Data hasil penelitian tindakan kelas putaran III terdapat peningkatan dari
putaran I dan putaran II. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari naiknya prosentase
tiap-tiap indikator yang diamati. Peningkatan keaktifan siswa pada putaran ini dapat

6

dilihat dari sejumlah 20 siswa, yang berani bertanya dan menjawab pertanyaan dari
guru sebanyak 15 siswa (75%), Berani mengerjakan soal latihan di depan kelas
sebanyak 13 siswa (65%), berani mengungkapkan ide/ gagasan sebanyak 14 siswa
(70%).

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa keaktifan siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi kubus dan balok mengalami peningkatan pada
setiap putaran. Data-data mengenai peningkatan keaktifan siswa dari sebelum
putaran sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel berikut
Tabel 4.3
Data peningkatan keaktifan belajar matematika
Aspek yang diamati
1. Bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru
2. Berani mengerjakan
soal di depan kelas
3. Berani mengungkapkan
ide / gagasan

Sebelum
putaran
20%

Putaran
I

35%

Putaran
II
61,1%

Putaran
III
75%

15%

30%

55,5%

65%

10%


25%

50%

70%

Grafik peningkatan keaktifan siswa sebagai berikut.

Prosentase %

Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Siswa
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Berani bertanya dan
menjawab pertanyaan
Berani mengerjakan
soal didepan kelas

Sebelum Putaran I Putaran II Putaran
Putaran
III

Tindakan

Berani
mengungkapkan ide/
gagasan

7

Gambar 4.1
Grafik peningkatan keaktifan belajar siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui
pendekatan Generative Learning dengan metode Study Group.
Dari tindakan kelas mulai sebelum dilakukan tindakan sampai pada
tindakan putaran III, diperoleh data peningkatan hasil belajar dalam mengerjakan
soal tugas mandiri dan tuntas memenuhi nilai lebih dari sama dengan 66 yaitu
dari sebelum tindakan sebanyak 5 siswa (25%), putaran I sebanyak 8 siswa
(40%), putaran II sebanyak 12 siswa (60%), dan putaran III sebanyak 17 siswa
(85%).
Data–data yang diperoleh di atas mengenai hasil belajar matematika
materi kubus dan balok pada siswa kelas VIII A dalam pembelajaran matematika
dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.4
Data peningkatan hasil belajar matematika
Sebelum
tindakan

Putaran I

Putaran II

Putaran III

5 siswa

8 siswa

12 siswa

17 siswa

(25 % )

(40 %)

(60 %)

(85 %)

Grafik peningkatan hasil belajar sebagai berikut.

8

Peningkatan Hasil Belajar M atematika Siswa
Persentase (%)

Hasil Belajar

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Sebelum
Tindakan

Putaran I

Putaran II

Putaran III

Tindakan

Gambar 4.2
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pembahasan
Keaktifan

siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah ini

terbukti dengan belum tercapainya indikator–indikator keaktifan. Solusi yang
digunakan adalah dengan menerapkan pendekatan Generative Learning dengan
metode The Study Group. Pada putaran I indikator–indikator keaktifan sudah mulai
terlihat dibanding sebelum tindakan tetapi peningkatannya belum signifikan. Putaran
II yang mengacu pada putaran I telah mengalami perbaikan agar putaran II lebih baik
dari putaran I ini berakibat indikator-indikator keaktifan siswa lebih meningkat lagi
dibanding putaran I. Perbaikan pada putaran II yang diterapkan pada putaran III
membawa dampak prosentase indikator–indikator keaktifan siswa semakin
meningkat secara signifikan.
Persentase indikator–indikator keaktifan siswa dari sebelum tindakan sampai
putaran III meningkat secara optimal. Hal itu dapat disimpulkan bahwa penerapan
pendekatan Generative Learning dengan metode The Study Group dapat

9

meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Pernyataan tersebut didukung
oleh penelitian terdahulu yaitu oleh Khafid Arba’i (2011) dengan kegiatan
pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran The Study Group dan
Wiwik Winarsih (2010) dengan model pembelajaran generatif (Generative Learning)
menunjukkan dapat meningkatkan keaktifan siswa ditandai dengan meningkatnya
indikator keaktifan dalam setiap siklus.
Hasil belajar siswa sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah ini
terbukti dengan masih banyak siswa yang nilainya kurang dari 66. Setelah
menerapkan pendekatan Generative Learning dengan metode The Study Group,
siswa yang mendapat nilai lebih dari 66 meningkat dibanding sebelum dilaksanakan
tindakan tetapi peningkatannya belum signifikan. Pada putaran II dilakukan
perbaikan pada putaran I agar hasil yang didapat lebih meningkat. Hasilnya putaran
II lebih meningkat dari pada putaran I. Hasil dari putaran III lebih meningkat
daripada putaran II. Hal ini dikarenakan terus dilaksanakan perbaikan pada putaran
II.
Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 66 yang
merupakan nilai minimal yang harus didapat siswa agar dapat dikatakan tuntas
dalam penelitian ini, dari sebelum tindakan sampai putaran III terus mengalami
peningkatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan Generative Learning dengan metode The Study Group dapat
meningkatkan hasil belajar matematika. Pernyataan ini didukung oleh penelitian
terdahulu oleh Deky Yudha Saksono (2010) bahwa pembelajaran dengan strategi
Missouri Mathematics Project dapat meningkatkan hasil belajar siswa ditandai
dengan meningkatnya jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari sama dengan 70

10

yang merupakan nilai minimal yang harus didapat siswa agar dapat dikatakan tuntas
dalam penelitiannya.
PENUTUP
Kesimpulan
a. Keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru
Adanya peningkatan keaktifan, keberanian siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan dari guru dapat dilihat dari data hasil tindakan kelas.
Sebelum tindakan tercatat keberanian siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru sebanyak 4 siswa (20%), pada putaran I tercatat
sebanyak 7 siswa (35%), pada putaran II tercatat sebanyak 11 siswa (61,1%),
dan pada putaran III tercatat sebanyak 15 siswa (75 %).
b. Keberanian mengerjakan soal latihan di depan kelas
Dari hasil tindakan kelas yang diperoleh jumlah siswa yang Berani
mengerjakan soal latihan di depan kelas mengalami peningkatan. Sebelum
tindakan tercatat siswa yang berani mengerjakan soal latihan di depan kelas
sebanyak 3 siswa (15%), pada putaran I tercatat sebanyak 6 siswa (30%),
pada putaran II tercatat sebanyak 10 siswa (55,5%), dan pada putaran III
tercatat sebanyak 13 siswa (65%).
c. Berani mengungkapkan ide/ gagasan dalam proses pembelajaran
Dari hasil tindakan kelas diperoleh jumlah siswa yang berani
mengungkapkan ide/ gagasan mengalami peningkatan. Sebelum tindakan
tercatat siswa yang aktif m sebanyak 2 siswa (10%), pada putaran I tercatat
sebanyak 5 siswa (25%, pada putaran II tercatat sebanyak 9 siswa (50%), dan
pada putaran III tercatat sebanyak 14 siswa (70 %).

11

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan prestasi
siswa dideskripsikan dari data yang diperoleh selama 3 putaran penelitian.
Siswa yang mendapat nilai lebih besar sama dengan 66 sebelum penelitian
sebanyak 5 siswa (25%), penelitian putaran I sebanyak 8 siswa (40%),
putaran II sebanyak 12 siswa (60%), dan putaran III sebanyak 17 siswa
(85%).
Saran
1. Terhadap kepala sekolah
a. Kepala sekolah dapat memantau proses pembelajaran yang terjadi di kelas.
b. Kepala sekolah dapat bekerja sama dengan guru untuk mengetahui situasi
pembelajaran di kelas, hambatan dan permasalahan yang terjadi selama
proses pembelajaran dari masing-masing kelas serta berusaha mengatasi
permasalahan tersebut.
2. Terhadap guru matematika
b. Guru matematika hendaknya harus menerapkan proses pembelajaran yang
lebih menarik dengan harapan siswa tidak bosan selama berlangsungnya
kegiatan

belajar

mengajar

sebagai

alternatifnya

dengan

penerapan

pendekatan Generative Learning dengan metode The Study Group.
c. Guru matematika perlu meningkatkan keaktifan

siswa. Hal ini dapat

membantu guru untuk mengetahui seberapa besar peran aktif siswa dalam
pembelajaran.
d. Guru matematika hendaknya sering memberikan latihan soal secara kontinu
pada siswa.

12

e. Guru matematika perlu mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai
materi pelajaran karena dapat dijadikan catatan penting bagi guru untuk
melakukan perbaikan dalam proses belajar mengajar.

3.

Terhadap Siswa
a. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar
proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.
b. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di
kelas agar dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar.
c. Siswa hendaknya mengulangi kembali dirumah pelajaran yang sudah
disampaikan guru sehingga siswa yang lambat dalam memahami materi
dapat mengikuti dan menutupi ketertinggalan dengan teman-teman lainnya

4. Terhadap peneliti berikutnya
Kepada peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian pada
jenjang pendidikan yang lain dengan memperluas faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini perlu dilakukan agar
proses pembelajaran di sekolah yang akan datang dapat berjalan lebih baik tanpa
hambatan dan lebih bermutu, sehingga dihasilkan lulusan yang handal dan
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Nuniek A. 2007. Mudah Belajar Matematika 2 (buku sekolah elektronik). Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Sudjana, Nana.2000.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru.

13

Aqib, Zaenal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Krama Widya.
Arba’i Khafid. 2011. “Penggunaan Metode The Study Group sebagai upaya peningkatan
Hasil Belajar Geometri pada Siswa kelas V1 SDN Totosari Surakarta Tahun
2010/2011”. Skripsi. Surakarta: FKIP UMS (Tidak Diterbitkan).
Saksono, Dheky yudha. 2010. “Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika
Pada Operasi Hitung Bilangan Bulat Dengan Penerapan Metode Missouri
Mathematics Project (PTK Pembelajaran Matematika Kelas V Semester I SD
Negeri 1 Rowosari Kendal Tahun Ajaran 2009/2010)” . Skripsi. Surakarta: FKIP
UMS (Tidak Diterbitkan)
Winarsih, Wiwik. 2010. “Implementasi Model pembelajaran Generatif Untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada pokok Bahasan Balok”. Skripsi.
Surakarta : FKIP UMS (Tidak Diterbitkan)