PERMAINAN KONSTRUKTIF DAPAT MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Melalui Permainan Konstruktif Pada Anak Kelompok A Di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten Tahun 2012/2013.

PERMAINAN KONSTRUKTIF DAPAT MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A
DI TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
JURNAL PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi
Pendidikan Anak Usia Dini

Diajukan Oleh :

ARIF NUR TANTRIYANI
A 520080136

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PERSETUJUAN

SURAT PERNYATAAN
Publikasi Karya Ilmiah

Bismillahirahmaanirohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama

: ARIF NUR TANTRIYANI

Nim

: A520080136

Fakultas/Jurusan

: Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD)

Judul Skripsi

: Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Melalui Permainan

Konstruktif Pada Anak Kelompok A Di Tk Pertiwi Sumber
Trucuk Klaten Tahun Pelajaran 2012-2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah
saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hal menyimpan, mengalihkan mediakan/mengalihkan formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya
dalam bentuk soft copy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UMS, tanpa
perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak
perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran haj
cipta dalam karya ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan
sebagaimana mestinya.

Surakarta,

Agustus 2013


Yang menyatakan

ARIF NUR TANTRIYANI

1

ABSTRAK

PENERAPAN PERMAINAN KONSTRUKTIF UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KERJASAMA PADA ANAK KELOMPOK A
DI TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Arif Nur Tantriyani, A520080136, Jurusan Pendidikan Anak Dini (PAUD),
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak kelompok A
Di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten melalui penerapan permainan konstruktif. Subyek
penelitian anak kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten yang berjumlah 26 yang terdiri
dari 16 anak perempuan dan 10 orang anak laki-laki. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti, guru kelas

dan kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus dengan jumlah pertemuan
sebanyak 7 kali yaitu pada siklus I sebanyak 3 pertemuan, siklus II sebanyak 2 pertemuan dan
siklus III sebanyak 2 pertemuan. Data kemampuan kerjasama di peroleh melalui observasi
kemampuan kerjasama anak dan catatan lapangan. Sedangkan data penerapan permainan
konstruktif diperoleh melalui observasi penerapan permainan konstruktif dan catatan lapangan.
Teknik analisis data kemampuan kerjasama menggunakan teknik analisis komparatif yaitu
membandingkan hasil rata-rata kemampuan kerjasama anak dengan indikator kinerja pada tiap
siklusnya. Teknik analisis data permainan konstruktif menggunakan teknik analisis interaktif
dengan langkah mengumpulkan data, mereduksi data, penyajian data, dan menyimpulkan data
tentang penerapan permainan konstruktif. Hasil penelitian kemampuan kerjasama melalui
penerapan permainan konstruktif menunjukkan sebelum tindakan 42,30% menunjukkan bahwa
anak belum mampu kerjasama, siklus I menunjukkan 50,57% berarti bahwa anak kurang mampu
kerjasama, siklus II menunjukkan 76,15% menunjukan bahwa anak mampu dalam kerjasama,
pada siklus III menjadi 90,38% yang artinya bahwa hamper keseluruhan anak sangat mampu
kerjasama. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran dengan menggunakan permainan
konstruktif dapat dikatakan efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan kerjasama anak
kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
penerapan permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan kerjasama.

Kata kunci: Kemampuan Kerjasama, Penerapan Permainan Konstruktif.


2

A. PENDAHULUAN
Salah satu bidang pengembangan yang diajarkan di TK adalah bidang
pengembangan sosial.Sosial merupakan salah satu bidang pengembangan penting, karena
hakekat anak dengan makhluk sosial yang melekat pada diri anak untuk bergotong
royong, kerjasama, kemandirian, keingintahuan dan kedisiplinan.Salah satu yang
terpenting yaitu kerjasama.Kemampuan kerjasama diperlukan anak dalam rangka
mengembangkan rasa sosial terhadap teman maupun orang dewasa.Pengembangan
sosialyaitu kemampuan kerjasama anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini
dikarenakan kemampuan kerjasamamerupakan perkembangan dari pembiasaan seharihari dalam berinteraksi sesama mahkluk hidup.
Untuk itu kemampuan kerjasama sangat penting dikembangkan pada anak
didik.Interaksi sosial anak yang dipupuk dengan baik dapat membuat anak saling
membantu antara teman, berinteraksi denngan baik. Anak TK dapat bekerjasama dengan
cara mau berbagi dengan teman, mau bekerjasama dalam kelompok ketika kegiatan,
membuat perencanaan sebelum melakukan permainan, melakukan dan mentaati peraturan
yang dibuat dalam permainan. Apabila kemampuan kerjasama anak tidak dikembangkan
dengan baik anak akan di isolasi dengan teman.
Anak-anak di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten kemampuan kerjasamanya masih

kurang, misalnya: saat kegiatan berkelompok belum mau berbagi alat dan bahan, anak
belum mau menolong dan membantu teman, guru kurang menggunakan permainan
konstruktif yaitu balok dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu kurangnya pengetahuan
guru tentang metode peningkatan kerjasama anak.Oleh karena itu, peneliti terdorong
untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan kerjasama.
Peneliti ingin menyampaikan pembiasaan kemampuan kerjasama dengan metode
permainan sehingga anak tidak merasa terbebani atau terpaksa karena dilakukan dengan
bermain, selain itu anak bisa membangun pengetahuan dengan sendirinya.
Menurut Manto (2006:32) kerjasama merupakan proses sosialisasi yang paling
banyak terjadi di masyarakat. Kerjasama dalam masa kanak-kanak mempunyai tujuan
bersama.Penerapan permainan konstruktif dipandang efektif karena permainan ini
menggunakan benda nyata, cara permainan ini dilakukan melalui kegiatan bermain untuk
membuat bentuk-bentuk tertentu menjadi sebuah karya. Melalui bermain pembangunan

3

anak juga dapat mengekspresikan dirinya dalam mengembangakan bermain sensorimotor,
bermain peran, serta hubungan kerjasama dan menciptakan karya nyata.
Manfaat


dari

kerjasama

atau

belajar

bersama

(http://id.shvoong.com/businessmanagement/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerjasama/#ixzz3paS4SP8L) meliputi: 1) Memiliki nilai kerjasama dan menanamkan
pemahaman dalam diri anak bahwa saling membantu itu lebih baik, 2) Membentuk
keakraban dan kekompakan dikelas, 3) Mampu menumbuhkan ketetampilan dasar yang
diperlukan dalam hidup, 4) Meningkatkan kemampuan akademis, rasa percaya diri dan
sikap positif, 5) Dapat mengurangi atau bahkan menghapus aspek negative kompetisi.
Menurut Harsanto (2007:44), bentuk-bentuk kerjasama dalam kelompok sebagai
berikut:
1) Belajar secara berpasangan.
Guru membetuk pasangan-pasangan sebagai teman belajar,


pasangan

duduk bersebelahan seperti pada kelas tradisional.
2) Kelompok belajar mandiri
Guru membagi kelas menjadi kelompok yang terdiri atas 3 orang dan
mereka duduk berdekatan.
3) Belajar bersama secara berkelompok
Belajar bersama dalam berkelompok cocok digunakan untuk mempelajari
semua bidang study.
4) Kelompok belajar sistem pakarcara
Kelompok belajar dengan cara saling melengkapi dapat digunakan untuk
mempelajari semuamata pelajaran.
5) Kelompok kerjasama sistem tes
Sebelumnya dalam belajar kelompok tes dilaksanakan secara individual
setelah anak belajar dalam kelompok kerjasama dalam tes, anak menyiapkan diri
untuk tes, dan tes dikerjakan secara bersama-sama.
6) Regu proyek
Salah satu bentuk belajar bersama dalam kelompok adalah belajar bersama
untuk menghasilkan suatu produk.


4

7) Proyek satu kelas
Guru menarik manfaat dari proyek suatu kelas untuk menumbuhkan
semangat kerjasama yang menyeluruh dengan membuat suatu karya, dengan
kegiatan proyek seluruh kelas yang menyita waktu dan tenaga, tetapi hasilnya
sungguh besar dan memuaskan.
8) Catatan untuk kompetisi ber regu
Persaingan murni dapat menimbulkan permusuhan antar kelompok.Tetapi
apabila dijalankan dalam kelas yang sudah terbentuk menjadi komunitas yang
kuat dan dilandasi semangat kerjasama.
Dari bentuk-bentuk kerjsama diatas mengambil salah satu yaitu regu proyek.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama atau belajar bersama menurut Tirtarahardja
(2000:50) yaitu keluarga, kematangan, status sosial ekonomi, kapasitas mental:emosi dan
intelegensi, pendidikan.Indikator kerjasama dijabarkan menjadi butir-butir amatan yang

digunakan sebagai pedoman pencapaian penelitian. Dapat di lihat pada tabel A.1
Tabel A.1 Indikator Kerjasama
No


Indikator

1. Mau berbagi dengan teman

Butir Amatan
1. Membagi mainan untuk teman
disaat mainannya terbatas.

2. Mau menolong dengan teman

1. Meminjamkan

mainan

untuk

temannya.
2. Mau menolong disaat teman
membutuhkan.
3. Membantu teman ketika melakukan 1. Mampu

kegiatan.

membantu

menyusun

balok bersama-sama.
2. Mampu menyelesaikan tugas.

Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget, Vygotsky, dan
Freud (dalam Ismail, 2009:51): menyampaikan paling tidak ada tiga jenis kegiatan
bermain yang mendukung pembelajaran anak yaitu, permainan fungsional atau
sensorimotor, Permainan peran, dan permainan konstruktif. Permainan konstruktif
dilakukan melalui kegiatan bermain untuk membuat bentuk-bentuk tertentu menjadi

5

sebuah karya dengan menggunakan beraneka bahan, baik bahan cair, maupun bahan
terstruktur.Bermain pembangunan menurut Piaget dapat membantu mengembangkan
keterampilan anak dalam rangka keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Melalui
bermain pembangunan, anak juga dapat mengekspresikan dirinya dalam mengembangkan
bermain sensorimotor, bermain peran, serta hubungan kerja sama dengan anak lain dan
menciptakan karya nyata.
Bermain konstruktif yaitu kegiatan yang menggunakan berbagai benda yang ada
untuk menciptakan suatu hasil karya tertentu (Tedjasaputra, 2001:56). Dalam kaitannya
untuk meningkatkan kemampuan kerjasama usia Taman Kanak-Kanak dirangsang untuk
interaksi sosial terhadap teman sebaya dengan bentuk kerjasama dalam membentuk atau
membangun yang diinginkan anak. Perlakuan berupa permainan konstruktif yang berkala
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kerjasama pada anak usia TK yaitu
Kelompok A di T K Pertiwi Sumber Trucuk Klaten.
Menurut Tedjasaputra (2001:57) beberapa jenis permainan konstruktif yaitu
gambar atau menggambar, menggunting atau menempel, puzzle, maze, malam pet atau
plastisin, balok, dan lego. Di antara jenis permainan konstruktif yang ada penulis
mengambil salah satu yaitu balok yang merupakan bagian dari permainan konstruktif.
LangkahlangkahBermainBalok(http://yudhistira31.wordpress.com/2008/05/02tahapan-bermainbalok) yaitu: 1) Guru memberikan gambaran permainan yang akan dimainkan, 2) Guru
menyiapkan balok yang akan digunakan bermain anak, 3) Guru membagi kelompok, 4)
Guru mengajak anak untuk bermain balok, 5) Guru memberikan kebebasan kepada anak
tentang bangunan yang dibentuknya, 6) Guru melakukan pengamatan kepada anak yang
sedang bermain balok, 7) Guru memberikan motivasi kepada anak yang tidak mau
bermain balok, 8) Guru memberikan reward kepada anak yang dapat menyusun balok
Berdasarkan langkah-langkah diatas peneliti dapat gambaran untuk melakukan
penelitian dengan media bermain balok. Adapun langkah-langkah bermain balok yaitu:
1) Guru menyiapkan balok yang akan digunakan bermain anak.
Guru menyiapkan balok yang akan digunakan menurut kebutuhan dan merencanakan
tempatnya yang cocok untuk bermain.

6

2) Guru membagi kelompok.
Guru membagi siswa-siswi kelompok A dalam kelompok belajar, misalnya dalam
satu kelas siswa-siswi berjumlah 26 guru membagi menjadi 5 kelompok.
3) Guru memberikan gambaran permainan yang akan dimainkan.
Guru memberikan penjelasan permainan caranya memperlihatkan gambar misalnya:
masjid, menara, gedung sekolah dll. Anak disuruh merencanakan sebelum menyusun
balok-balok tersebut dan membuat aturan bermain.
4) Guru mengajak anak untuk bermain balok.
Guru mengajak anak untuk memulai menyusun balok.
5) Guru memberikan kebebasan kepada anak tentang bangunan yang dibentuknya.
Guru memberikan kebebasan pada anak dalam menyusun balok menurut
kelompoknya.
6) Guru melakukan pengamatan kepada anak yang sedang bermain balok.
Guru mengawasi anak yang sedang menyusun balok mau bekerjasama dengan teman
dalam kelompok atau tidak.
7) Guru memberikan motivasi dan bantuan kepada anak yang tidak mau bermain balok.
Guru memberikan semangat agar anak mau menyusun balok, dan guru memberikan
bantuan pada anak yang kesulitan dalam menyusun balok.
8) Guru memberikan reward kepada anak yang dapat menyusun balok.
Sesudah anak-anak selesai melakukan menyusun balok guru memberi hadiah anakanak.
Kemampuan Kerjasama merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas bersama mencapai suatu tujuan bersama, sehingga bagian dari bentuk interaksi
sosial usaha dari kelompok untuk melakukan aktivitas bersama mencapai tujuan
bersama.Agar dapat meningkatkan kerjasama diperlukan kegiatan secara berkelompok,
salah satunya adalah permainan konstruktif dengan balok. Untuk menciptakan aktivitas
bersama mencapai tujuan bersama maka permainan konstruktif dengan media balok
merupakan salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kerjasama dengan teman
dalam kelompok, berbagi dengan teman, membuat perencanaan sebelum melakukan
permainan, dan melakukan dan mentaati peraturan yang dibuat dalam suatu permainan.

7

B. METODE PENELITIAN
Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah anak kelompok A di TK
Pertiwi Sumber Trucuk Klaten. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tepatnya
pada tanggal 5 Februari sampai dengan 6 Mei 2013. Jenis penelitian yang dilakukan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dan yang menjadi subyek penelitian adalah
anak Kelompok A yang berjumlah 26 anak yang terdiri dari 16 anak perempuan dan 10
laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama.
Adapaun metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah
sebagai berikut:
1.

Observasi
Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi ini ditujukan kepada subjek penelitian.Observasi ini dilakukan terhadap
kerjasama anak dan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan permainan
konstruktif.

2.

Catatan lapangan
Catatan lapangan adalah pengamatan yang berupa pengamatan tentang
semua peristiwa yang dialami dalam penelitian.Catatan lapangan ini digunakan
untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan permainan konstruktif dengan balok
yang dievaluasi pada saat refleksi.Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat
semua kejadian yang berada diluar perencanaan atau pencatatan permasalahan
yang muncul pada waktu pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

komperatif, yaitu membandingkan antara hasil dari rata-rata kemampuan kerjasamaanak
dengan indikator kinerja pada setiap siklus prosedurnya adalah:
a) Menstabulasikan skor berdasarkan hasil pengamatan kemampuan kerjasama anak,
adapun adapun skoring hasil amatan dilakukan sebagai berikut:
1) SM

di beri skor

4

2) M

di beri skor

3

3) KM diberi skor

2

4) BM di beri skor

1

8

b) Menjumlahkan hasil skor untuk setiap anak
c) Menghitung prosentase pencapaian kemampuan kerjasama anak melalui metode
penerapan permainan konstruktif dengan cara sebagai berikut:
1) Skor prosentase pencapaian kerjasama

2) Skor maksimum = jumlah butir amatan × skor maksimum
d) Menghitung rata-rata prosentase pencapaian kemampuan kerjasama anak.
e) Membandingkan prosentase rata-rata pencapaian kemampuan kerjasama dengan
indikator pencapaian kemampuan kerjasama pada setiap siklus yang telah ditentukan
peneliti
Menggunakan teknik analsisinteraktif meliputi pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, kemudian menyimpulkan menjadi sebuah data yang valid.Prosedur
analisis data pada kemampuan kerjasamaanak dengan menggunakan analisis interaktif
adalah:
a) Mengumpulkan data-data yang berupa informasi, berbagai peristiwa yang terjadi dan
kondisi lingkungan yang mendukung serta sesuai dengan lingkup penelitian.
b) Mereduksi data yang artinya peneliti melakukan pemilihan data-data yang diperlukan
untuk penyederhanaan dan transformasi data dalam proses penelitian.
c) Menyajikan data yang berupa data-data yang telah dikumpulkan kemudian
dinarasikan menjadi kalimat efektif.
d) Kesimpulan

yaitu pengambilan keputusan yang didukung bukti yang valid dan

konsisten.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kerjasama pada kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten tahun
pelajaran 2012-2013. Hasil penelitian dapat di lihat pada tabel C.1 berikut:

9

Tabel C.1 Hasil Penelitian
Tahapan
Prosentase rata-rata
Indikator Pencapaian
Keterangan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

42,30%

50,57%

76,15%

90,38%

-

≥50%

≥75%

≥90%

BM

KM

M

SM

Berdasarkan tabel C.1 hasil penelitian menerangkan bahwa sebelum tindakan
42,30% berarti belum mampu, siklus I mencapai 50,57%mengalami kenaikan
prosentase sebesar 8,27% berarti kurang mampu kerjasama, siklus II mencapai 76,15%
mengalami kenaikan prosentase sebesar 25,58% berarti mampu kerjasama, siklus III
mencapai 90,38% mengalami kenaikan prosentase sebesar 14,23% hampir keseluruhan
anak sangat mampu untuk kerjasama.
Kemampuan kerjasama anak sebelum tindakan sampai siklus III menunjukkan
peningkatan, karena dalam Siklus I di peroleh dalam penerapan permainan konstruktif
yang telah dilakukan peneliti

terdapat beberapa refleksi sebagai berikut:a)

Pengkondisian kelas kurang (peneliti tidak mampu menertibkan anak) karena peneliti
belum paham karakteristik anak, b) Kurang jelas dalam menyampaikan materi karena
pembelajaran di lakukan di luar kelas sehingga anak-anak kurang fokus.Sehingga
peneliti membuat rencana untuk memperbaiki tersebut dengan cara yaitumemperbaiki
cara pembelajaran yaitu permainan konstruktif dengan balok dan pengkondisian kelas
agar anak tidak gaduh dengan memperjelas aturan bermain sebelum melakukan kegiatan
permainan konstruktif yaitu balok dan penerapan permainan konstruktif dilakukan di
dalam kelas.
Proses pelaksanaan penerapan permainan pada silkus II ini terdapat beberapa
refleksi sebagai berikut:a) Reward kurang menarik, karena anak-anak tidak tertarik dan
tidak termotivasi adanya reward, b) Penyampaian peraturan main kurang jelas karena
anak-anak belum mau bermain dengan kelompoknya.Peneliti membuat rencana untuk
memperbaiki tersebut dengan cara menetapkan perencanaan pada siklus III dengan
memaksimalkan tindakan yang masih rendah dalam kemampuan kerjasama dengan
memberikan aturan main yang lebih jelas, memberikan motivasi, perhatian, stimulasi
dan penghargaan tetap selalu diberikan pada anak.

10

Proses pelaksanaan siklus III berjalan dengan lancar, ditunjukan anak paham
akan aturan permainan (perintah) yang disampaikan oleh peneliti, anak sudah tertib
dalam melakukan permainan karena diberi reward.
Berdasarkan data-data dari prasiklus sampai siklus III dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan penerapan permainan konstruktif pada
siklus III sudah mengalami peningkatan sesuai target yang di inginkan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Penerapan permainan konstruktif dapat meningkatkan kemampuan
kerjasama pada kelompok A di TK Pertiwi Sumber Trucuk Klaten Tahun Pelajaran
2012-2013 dapat diterima kebenarannya.
D. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapa
tindakan, dari siklus I, II, III bahwa dapat diambil kesimpulan dengan metode permainan
konstruktif dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak. Hal ini ditunjukan dari
adanya peningkatan rata-rata prosentase kemampuan kerjasama anak sebelum tindakan
42,30%, siklus I mencapai 50,57% mengalami kenaikan prosentase sebesar 8,27%, siklus
II mencapai 76,15% mengalami kenaikan prosentase sebesar 25,58%, siklus III mencapai
90,38% mengalami kenaikan prosentase sebesar 14,23% hampir keseluruhan anak sangat
mampu untuk kerjasama.Penerapan permainan konstruktif merupakan suatu metode
pembelajaran yang menyenagkan karena dilakukan dengan permainan (bermain) dengan
menggunakan media balok.
E. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakara: Bumi Aksara.
Ismail, Andang. 2009. Education Games. Yogyakarta:Pro.U Media.
Musfiroh, Tadkiratun. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.
Jakarta:Dikti.
Moeslichatoen (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak.Jakarta : PT. Asdi
Mahastya.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta:Rineka
Cipta.
Mulyadi, S. 2001. Bermain dan Kreativitas: Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak
Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: PT. Papas Sinar Sinanti.
Patmonodewo, S. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:Rineka Cipta.

11

Sukmadinata, N,S. 2001. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Sutama dan Main Sufanti.2011. Bidang Penelitian Tindakan Kelas dan Penullisan Karya
Ilmiah. Surakarta:Badan Penerbit FKIP UMS.
Soekamto, S. (2002).Sosiologi suatu pengantar. (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada),
edisi 4.
Tedjasaputra, Mayke, S. (2001). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana.
Wakhidah Y, Nur. (2012). Upaya Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode
Proyek di Taman Kanak-Kanak Aisyah Kuwiran, Banyudono, Boyolali Tahun
Pelajaran 2011/2012. Surakarta:UMS.
(http://id.shvoong.com/business/management/entrepreneurship/1943506-pengertian
kerjasama/).
(http://indosdm.com/kamus-kompetensi-kerjasama-team-work)
(http://yudhistira31.wordpress.com/2008/05/02/tahapan-bermain-balok)
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1943515-manfaat-kerjasama/# ixzz3paS4SP8L.
http://pgtkp--darunnajah.blogspot.com/2012/03/melatih
bermain.html#ixzzluNZShnxMD.

-kecerdasan-anak

dengan-