PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANBALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN Penerapan Model Pembelajaran BCCT Sentra Balok Dalam Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Bentuk Geometri Di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji Tahun 2012/2013.
PENERAPAN
BALOK DAL
KONSEP BEN
PERMATA A
FAKULT
UNIVE
1
N MODEL PEMBELAJARAN BCCT
ALAM MENGOPTIMALKAN PEMAH
ENTUK GEOMETRI DI PLAYGROU
AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2
NASKAH PUBLIKASI
UntukMemenuhiSebagianPersyaratan GunaMencapaiderajatSarjana S-1
Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun Oleh:
ESTY SUSILOWATI
A520090066
LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA
ERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART
2013
T SENTRA
AHAMAN
UP INTAN
N 2012/2013
IKAN
(2)
2
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya
Nama : Esty Susilowati
NIM : A520090066
Fakultas/Jurusan : FKIP / Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Jenis : Skripsi
Judul :PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT SENTRA BALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP BENTUK GEOMETRI DI PLAYGROUP INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJI TAHUN 2012/2013.
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana semestinya
Surakarta, 04 April 2013
Yang Menyatakan
(3)
3
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BCCT SENTRA BALOK DALAM MENGOPTIMALKAN PEMAHAMAN KONSEP BENTUK
GEOMETRI DI PLAYGROUP INTAN PERMATA AISYIYAH MAKAMHAJITAHUN 2012/2013
Esty Susilowati, A.520090066, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2013, 74halaman
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri, untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri, dan relevansi model pembelajaran BCCT sentra balok dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji tahun 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji Sukoharjo. Subyek penelitian ini adalah anak Kelompok usia 2,5 sampai 4 tahun Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sejumlah 20 anak. Data penerapan pembelajaran sentra balok dikumpulkan melalui dokumentasi dan wawancara, sedangkan pemahaman konsep bentuk geometri diperoleh melelui observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis model interaktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan model pembelajaran BCCT, hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar yang dilakukan terutama pada pijakan-pijakan yang menekankan pada pengoptimalan pemahaman konsep bentuk geometri,namun pada kegiatanmain pembukaan masih dilakukan secara klasikal, kendala yang dihadapi guru adalah tidak adanya guru pendamping, kurangnya media belajar dan kurangnya pengertian anak untuk membereskan media belajar yang berupa balok geometri, penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan pembelajaran BCCT.
Kata kunci : Moodel Pembelajaran BCCT Sentra Balok, Pemahaman Konsep Bentuk Geometri.
(4)
4 Pendahuluan
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak (Yuliani, 2009:6).
Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan pendekatan yang paling tepat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak-anak usia dini. Dalam memberikan pendidikan kepada anak harus dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan. Selain menyenangkan metode, materi dan media yang digunakan harus sesuai dengan perkembangan anak dan menarik perhatian sehingga anak akan termotivasi untuk belajar.
Model pembelajaran yang sejalan dengan strategi belajar sambil bermain atau learning by playing adalah model pembelajaran BCCT(Beyond Centers and
Circle Time) atau pendekatan sentra dan saat lingkaran. BCCT merupakan
pendekatan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang berfokus pada anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan untuk mendukung perkembangan anak (Depdiknas, 2006:2). Pada model pembelajaran ini terdiri atas sentra imtaq, sentra persipan, sentra balok, sentra bahan alam cair, sentra peran dan sentra seni.
Model BCCT pendekatan sentra dan saat lingkaran ini dianggap paling ideal karena diyakini mampu merangasang seluruh aspek kecerdasan anak (Multiple Intelligence) melalui bermain yang terarah.Semua aspek perkembangan pada anak harus dikembangkan, salah satu aspek perkembangan anak adalah perkembangan kognitif. Kognitif adalah kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan termasuk kesadaran, perasaan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Aspek perkembangan kognitif mencakup kemampuan auditori, visual, taktil, kinestetik, aritmatika, geomerti dan sains permulaan (http://kangmoes.com).
(5)
5
Dalam pengembangan kognitif, anak bisa dikenalkan dengan pengenalan konsep-konsep awal seperti aljabar, pengukuran, geometri, dan probabilitas/analisis data. Pengenalan konsep ini dilakukan agar anak dapat memahami tentang konsep-konsep selanjutnya. Salah satu diantaranya adalah konsep bentuk geometri. Dalam pembelajaran pengenalan konsep ini anak akan dikenalkan dengan beberapa bentuk geometri seperti: lingkaran, persegi, segitiga dan yang lainnya.Dalam pengembangan pemahaman konsep bentuk geometri anak dapat belajar dan bermain melalui sentra-sentra dalam model pembelajaran sentra dan saat dalam lingkaran. Salah satunya yaitu pada sentra balok. Sentra balok adalah sentra yang dilengkapi dengan bentuk-bentuk geometri dengan berbagai ukuran. Untuk memainkan balok-balok yang ada, setidaknya anak harus memiliki kemampuan untuk memahami bentuk-bentuk geometri. Dalam hal ini akan ada kaitannya antara sentra balok dengan pemahaman konsep bentuk geometri anak.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran pada sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji tahun 2012/2013; (2) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri; (3) Untuk mengetahui relevansi pembelajaran di sentra balok dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT pada Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji.
Metode Penelitian
Azwar (2007: 5) menjelaskan bahwa penelitian ditinjau dari pendekatan analisisnya dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif yang menekankan pada data-data numerikal dan penelitian kualitatif yang menekankan pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap hubungan antar fenomena yang diamati dengan logika ilmiah.
(6)
6
Menurut Moleong (2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, morovasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh dan dengan cara deskripsi dan dengan manfaat sebagai metode alamiah.
Menurut Isaac dan michael (dalam Azwar, 2007: 6) penelitian ditinjau dari fungsinya dibedakan menjadi beberapa macan yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan menggambrkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik populasi atau bidang tertentu. Penelitian perkembangan yang bertujuan mempelajari pola dan perkembangan dan atau perubahan. Studi kasus bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi pada satuan sosial. Penelitian korelasi bertujuan menyelidiki keterkaitan antar variabel berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian kausal komperatif untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat melalui pengamatan. Penelitian eksperimen murni untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab-akibat diantara variabel dengan melakukan perlakuan, dan penelitian semieksperimen.
Data pada penelitian ini diperoleh dari; 1) Skrip Interview, suatu alat yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan anak sesuai dengan apa yang akan dicapai. Berisi tentang daftar peranyaan mengenai proses pembelajaran yang akan diteliti; 2) Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data-data yang penting dalam penelitian. Berisi tentang data sekolah dan identitas anak; 3) Catatan Lapangan, apa yang didengar, dialami, dipikirkan dalam pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan disertai data yang diperoleh dari RKH, absensi anak, dan hasil belajar anak. Sedangkan sumber data diperoleh dari; 1) Informan, informan atau nara sumber ini adalah kepala sekolah dan guru sentra balok di
Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji. Pertanyaan yang diajukan adalah
mengenai pembelajaran di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri; 2) Kejadian, semua kejadian atau kegiatan yang dilakukan didalam belajar mengajar dalam menerapkan model pembelajaran
(7)
7
sentra dan saat dalam lingkaran terutama di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri pada anak; 3) Dokumen, dokumen didapatkan dari buku catatan guru tentang perkembangan anak atau buku penghubung antara guru dengan orang tua. Selain itu juga dapat dilihat dari portofolio anak atau hasil karya anak.
Hasil Penelitian
Dalam penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup Intan permata sudah sesuai dengan pedoman pendekatan BCCT. Hanya saja
Playgroup dan Pre-School Intan Permata memodifikasi kegiatan awal menjadi
kegiatan klasikal, seharusnya pendidik melakukan kegiatan tersebut di dalam lingkaran sesuai dengan kelompok dan sentra yang dibuka. Palygroup Intan Permata menggunakan 4 pijakan main sebagai pendekatan main. Pada saat kegiatan inti pendidik tidak konsisten dengan kegiatan story telling, kegiatan ini kadang dilakukan kadang tidak. Seharusnya sebelum bermain balok pendidik menyampaikan tema kegiatan dengan bercerita. Tujuan dari bercerita adalah merangsang daya pikir anak dan mengarahkan anak pada satu titik bahasan yang akan diberikan. Isi cerita adalah kejadian yang paling dekat dengan anak agar anak mudah memahami isi cerita.
Pembelajaran di sentra balok dilakukan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di sentra balok merupakan kegiatan bermain yang menggunakan balok-balok kayu. Sebagian besar balok yang digunakan untuk pembelajaran anak usia Playgroup adalah balok yang berbentuk geometri. Oleh sebab itu pemahaman konsep bentuk geometri sangat penting dan merupakan modal utama dalam pembelajaran di sentra balok. Sebelum bermain dengan balok pendidik memberikan informasi tentang bentuk geometri. Setelah anak mulai faham tentang bentuk-bentuk geometri kemudian pendidik akan mempersilahkan anak untuk bermain dengan balok geometri.
(8)
8
Kendala yang diahadapi pendidik di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri adalah pada saat anak belum mau mengembalikan balok ke tempat semula. Pendidik hendaklah memberikan kontrak belajar setiap akan memulai pembelajaran. Kurangnya penekanan aturan main membuat anak lupa akan tanggung jawabnya. Kontrak belajar atau aturan main menjadi kegiatan yang sangat penting. Aturan main dibuat pendidik bersama anak-anak, sehingga anak tahu resiko yang akan dihadapi jika anak melanggar aturan main. Sehingga dengan sendirinya anak akan mengikuti setiap tahapan kegiatan yang dilakukan tanpa memberikan instruksi berulang-ulang. Dengan jumlah anak yang cukup banyak maka alangkah lebih baik jika guru sentra mempunyai guru pendamping. Adanya guru pendamping adalah untuk membantu mengkindisikan anak sehingga guru sentra dapat dengan mudah melihat dan mencatat perkembangan anak satu persatu. Kurangnya media pembelajaran juga membuat pembelajaran kurang maksimal. Media merupakan hal yang paling pokok dalam pembelajaran, karena media mempermudah pendidik untuk menyampaikan materi-materi yang akan disampaikan. Dengan media langsung, anak akan mudah memahami bentuk-bentuk yang abstrak. Agar pembelajaran lebih efektif hendaknya sekolah menyediakan media yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Evaluasi juga sangat penting karena evaluasi yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Evaluasi merupakan cara pendidik untuk mengetahui sejauh mana anak mememahami konsep-konsep yang diajarkan dan membantu pendidik dalam membuat penilaian kemampuan anak.
Rencana, proses dan evaluasi pembelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh dalam melaksanakan suatu model pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang matang merupakan kunci utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam membuat rencana kegiatan maka pendidik harus menggunakan pedoman yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Playgroup Intan Permata sudah sesuai dengan prinsip-prinsip model pembelejaran BCCT terutama dalam mengoptimalkan
(9)
9
pemahaman konsep bentuk geometri. Dalam merencanakan dan melakukan kegiatan sehari-hariPlaygroup Intan Permata menggunakan acuan yaitu dari Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers
and Circles Time, Permendiknas nomor 58 tahun 2009 dan menu generik yaitu
tentang tahapan perkembangan anak usia dini. Adanya acuan yang jelas maka membuat pembelajaran lebih efektif dan maksimal.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandan melihat diskripsi hasil
penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1) Penerapan model
pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep
bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai
dengan prosedur pelaksanaan model pembelajaran BCCT, hal ini dapat dilihat
dari kegiatan belajar yang dilakukan terutama pada pijakan-pijakan yang
menekankan pada pengoptimalan pemahaman konsep bentuk geometri,namun
pada kegiatanmain pembukaan masih dilakukan secara klasikal; (2) Kendala yang
dihadapi guru adalah tidak adanya guru pendamping, kurangnya media belajar
dan kurangnya pengertian anak untuk membereskan media belajar yang berupa
balok geometri, sehingga guru kesulitan untuk melihat perkembangan anak; (3)
Penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup Intan Permata
Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT.
Daftar Pustaka
(10)
10
Depsiknas. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Cricles
Time dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
(1)
5
Dalam pengembangan kognitif, anak bisa dikenalkan dengan pengenalan konsep-konsep awal seperti aljabar, pengukuran, geometri, dan probabilitas/analisis data. Pengenalan konsep ini dilakukan agar anak dapat memahami tentang konsep-konsep selanjutnya. Salah satu diantaranya adalah konsep bentuk geometri. Dalam pembelajaran pengenalan konsep ini anak akan dikenalkan dengan beberapa bentuk geometri seperti: lingkaran, persegi, segitiga dan yang lainnya.Dalam pengembangan pemahaman konsep bentuk geometri anak dapat belajar dan bermain melalui sentra-sentra dalam model pembelajaran sentra dan saat dalam lingkaran. Salah satunya yaitu pada sentra balok. Sentra balok adalah sentra yang dilengkapi dengan bentuk-bentuk geometri dengan berbagai ukuran. Untuk memainkan balok-balok yang ada, setidaknya anak harus memiliki kemampuan untuk memahami bentuk-bentuk geometri. Dalam hal ini akan ada kaitannya antara sentra balok dengan pemahaman konsep bentuk geometri anak.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran pada sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji tahun 2012/2013; (2) Untuk mengetahui masalah yang dihadapi guru dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri; (3) Untuk mengetahui relevansi pembelajaran di sentra balok dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT pada Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji.
Metode Penelitian
Azwar (2007: 5) menjelaskan bahwa penelitian ditinjau dari pendekatan analisisnya dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif yang menekankan pada data-data numerikal dan penelitian kualitatif yang menekankan pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta analisis terhadap hubungan antar fenomena yang diamati dengan logika ilmiah.
(2)
6
Menurut Moleong (2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, morovasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh dan dengan cara deskripsi dan dengan manfaat sebagai metode alamiah.
Menurut Isaac dan michael (dalam Azwar, 2007: 6) penelitian ditinjau dari fungsinya dibedakan menjadi beberapa macan yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan menggambrkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik populasi atau bidang tertentu. Penelitian perkembangan yang bertujuan mempelajari pola dan perkembangan dan atau perubahan. Studi kasus bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang, status terakhir, dan interaksi pada satuan sosial. Penelitian korelasi bertujuan menyelidiki keterkaitan antar variabel berdasarkan koefisien korelasi. Penelitian kausal komperatif untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat melalui pengamatan. Penelitian eksperimen murni untuk meneliti kemungkinan hubungan sebab-akibat diantara variabel dengan melakukan perlakuan, dan penelitian semieksperimen.
Data pada penelitian ini diperoleh dari; 1) Skrip Interview, suatu alat yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan anak sesuai dengan apa yang akan dicapai. Berisi tentang daftar peranyaan mengenai proses pembelajaran yang akan diteliti; 2) Dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan data-data yang penting dalam penelitian. Berisi tentang data sekolah dan identitas anak; 3) Catatan Lapangan, apa yang didengar, dialami, dipikirkan dalam pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan disertai data yang diperoleh dari RKH, absensi anak, dan hasil belajar anak. Sedangkan sumber data diperoleh dari; 1) Informan, informan atau nara sumber ini adalah kepala sekolah dan guru sentra balok di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji. Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai pembelajaran di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri; 2) Kejadian, semua kejadian atau kegiatan yang dilakukan didalam belajar mengajar dalam menerapkan model pembelajaran
(3)
7
sentra dan saat dalam lingkaran terutama di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri pada anak; 3) Dokumen, dokumen didapatkan dari buku catatan guru tentang perkembangan anak atau buku penghubung antara guru dengan orang tua. Selain itu juga dapat dilihat dari portofolio anak atau hasil karya anak.
Hasil Penelitian
Dalam penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup Intan permata sudah sesuai dengan pedoman pendekatan BCCT. Hanya saja Playgroup dan Pre-School Intan Permata memodifikasi kegiatan awal menjadi kegiatan klasikal, seharusnya pendidik melakukan kegiatan tersebut di dalam lingkaran sesuai dengan kelompok dan sentra yang dibuka. Palygroup Intan Permata menggunakan 4 pijakan main sebagai pendekatan main. Pada saat kegiatan inti pendidik tidak konsisten dengan kegiatan story telling, kegiatan ini kadang dilakukan kadang tidak. Seharusnya sebelum bermain balok pendidik menyampaikan tema kegiatan dengan bercerita. Tujuan dari bercerita adalah merangsang daya pikir anak dan mengarahkan anak pada satu titik bahasan yang akan diberikan. Isi cerita adalah kejadian yang paling dekat dengan anak agar anak mudah memahami isi cerita.
Pembelajaran di sentra balok dilakukan untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran di sentra balok merupakan kegiatan bermain yang menggunakan balok-balok kayu. Sebagian besar balok yang digunakan untuk pembelajaran anak usia Playgroup adalah balok yang berbentuk geometri. Oleh sebab itu pemahaman konsep bentuk geometri sangat penting dan merupakan modal utama dalam pembelajaran di sentra balok. Sebelum bermain dengan balok pendidik memberikan informasi tentang bentuk geometri. Setelah anak mulai faham tentang bentuk-bentuk geometri kemudian pendidik akan mempersilahkan anak untuk bermain dengan balok geometri.
(4)
8
Kendala yang diahadapi pendidik di sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri adalah pada saat anak belum mau mengembalikan balok ke tempat semula. Pendidik hendaklah memberikan kontrak belajar setiap akan memulai pembelajaran. Kurangnya penekanan aturan main membuat anak lupa akan tanggung jawabnya. Kontrak belajar atau aturan main menjadi kegiatan yang sangat penting. Aturan main dibuat pendidik bersama anak-anak, sehingga anak tahu resiko yang akan dihadapi jika anak melanggar aturan main. Sehingga dengan sendirinya anak akan mengikuti setiap tahapan kegiatan yang dilakukan tanpa memberikan instruksi berulang-ulang. Dengan jumlah anak yang cukup banyak maka alangkah lebih baik jika guru sentra mempunyai guru pendamping. Adanya guru pendamping adalah untuk membantu mengkindisikan anak sehingga guru sentra dapat dengan mudah melihat dan mencatat perkembangan anak satu persatu. Kurangnya media pembelajaran juga membuat pembelajaran kurang maksimal. Media merupakan hal yang paling pokok dalam pembelajaran, karena media mempermudah pendidik untuk menyampaikan materi-materi yang akan disampaikan. Dengan media langsung, anak akan mudah memahami bentuk-bentuk yang abstrak. Agar pembelajaran lebih efektif hendaknya sekolah menyediakan media yang cukup sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Evaluasi juga sangat penting karena evaluasi yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Evaluasi merupakan cara pendidik untuk mengetahui sejauh mana anak mememahami konsep-konsep yang diajarkan dan membantu pendidik dalam membuat penilaian kemampuan anak.
Rencana, proses dan evaluasi pembelajaran menjadi satu kesatuan yang utuh dalam melaksanakan suatu model pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang matang merupakan kunci utama dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam membuat rencana kegiatan maka pendidik harus menggunakan pedoman yang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan dan harus sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Playgroup Intan Permata sudah sesuai dengan prinsip-prinsip model pembelejaran BCCT terutama dalam mengoptimalkan
(5)
9
pemahaman konsep bentuk geometri. Dalam merencanakan dan melakukan kegiatan sehari-hariPlaygroup Intan Permata menggunakan acuan yaitu dari Depdiknas tahun 2006 tentang Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Circles Time, Permendiknas nomor 58 tahun 2009 dan menu generik yaitu tentang tahapan perkembangan anak usia dini. Adanya acuan yang jelas maka membuat pembelajaran lebih efektif dan maksimal.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandan melihat diskripsi hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut; (1) Penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok dalam mengoptimalkan pemahaman konsep bentuk geometri di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan model pembelajaran BCCT, hal ini dapat dilihat dari kegiatan belajar yang dilakukan terutama pada pijakan-pijakan yang menekankan pada pengoptimalan pemahaman konsep bentuk geometri,namun pada kegiatanmain pembukaan masih dilakukan secara klasikal; (2) Kendala yang dihadapi guru adalah tidak adanya guru pendamping, kurangnya media belajar dan kurangnya pengertian anak untuk membereskan media belajar yang berupa balok geometri, sehingga guru kesulitan untuk melihat perkembangan anak; (3) Penerapan model pembelajaran BCCT sentra balok di Playgroup Intan Permata Aisyiyah Makamhaji sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan BCCT.
Daftar Pustaka
(6)
10
Depsiknas. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers and Cricles Time dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.