Mau Lulus Aja Kok Repot...

~~~o Pikiran
o
.
Senin

1

17
OJan

2
18

3
19

CPeb

Selasa

4


5

20

Rabu

6

21

o Mar OApr

7

Rakyat
o
o
o


o Kamis

8
2:i

@)
OMei

9
24

OJun

Jumat
1"
10
25
26

eJul


Sabtu

12

13
27

Minggu

14
28

o figs OSep

15
29

OOkt


16
30

ONov

31

ODes

Mau Lulus Aja Kok Repot...
NNE sibuk mengoperasikan
printer-nya. Belakangan ini dia
tampak ''bersahabat'' dengan
printer dan setumpuk kertas A4 yang dia
beli. Maklum, Anne sedang getol-getolnya
mengeIjakan skripsi. Ya, tetapi sayang,
persediaan kertas mahasiswa Fakultas 11mu Komunikasi UniversitasPadjadjaran
(Fikom Unpad) Bandung itu habis. "AIm
harus beli kertas bani. Soalnya dosen
pembimbingku enggak mau kalau pakai

kertas bekas meski baru terpakai satu halaman," katanya.
Anne sebenarnya mengharapkan dosen
pembimbingnya
menerima
naskah
skripsinya meski dengan menggunakan kertas bekas. pasalnya, selama sekitar dua buIan dia membuat skripsi, banyak kertas
seperti itu terbuang sia-sia.
Menurut Anne, hal itu sarna saja dengan
inefisiensi biaya skripsi. Naskah yang diajukan pun, menurut dia, nantinya belurn tentuluput dari coretan dosen pembimbing.
Karena pengeluaran yang cukup besar
tersebut, Anne yang sekarangsedang mengurus skripsinya
di' bengkel statistik
itu, harus
-~
"".',-

A

rajin menghemat pengeluaran. Pasalnya,jika skripsinya sudah selesai, dia harus memfotokopinya hingga lima rangkap. Kelima
naskah skripsinya tadi harus dia bagikan

kepada dosen yang akan mengujinya saat
sidang. "Belum lagi bengkel statistik yang
sudah menghabiskan
lebih dari Rp
200.000,00," kataAnne, Apalagi, skripsinya
diprediksikan mencapai tiga ratus halaman.
Andai saja kampusnya mau ''berinovasi''
memperbolehkan para siswa mempresentasikan skripsinya melalui soft copy, baik
melalui cakram (disc) maupunfiashdisk,
proses skripsi Anne selanjutnya tak akan
banyak memakan biaya. "Dan lebih mudah
bagi mahasiswa mempersiapkannya,"
katanya. Anne pun menambahkan, jika
dosen akan merevisi skripsinya, mereka tinggal menuliskannya
di' secarik kerta.s
tersendiri. Menurut dia, universitas sebagai
lembaga yanll melek 11 (teknologi informasi),
sudah seharusnya menerapkan hal itu.
Tak hanya Anne, mahasiswa Fakultas
Ekonomi Unpad Raynish pun mengeluhkan

hal serupa. Dia mengaku menghabiskan Rp
118.300,00
untuk
memfotokopi
skripsinya
-_."
.
.
._,~~.
'.
.-.

rangkap empat. Skripsinya itu pun nantinya
harus diajilid untuk bisa dijadikan dokumentasi kampusnya. Untukjilid dengansoft
cover, dia harus mengeluarkan antara Rp
20.000,00-Rp 25.000,00, sedangkan untuk
hard cover Rp 25.oao,00-Rp.
30.000,00.
Dosen Fikom Unpad yangjuga dosen pembimbing skripsi mahasiswa, Evi Ariadne
menuturkan, sebenarnya tidak ada keharusan bagi mahasiswa untuk menggunakan

kertas barn. "Boleh-boleh saja mel\ekamenggunakan kertas yang sudah terp~. Tetapi,
sejumlah dosen pembimbing senior memang
tidak menerimanya atas alasan estetika dan
kerapian. Bagi saya sendiri tiddk apa-apa
karena yang penting kontennya,~ katanya.
Semen tara itu, menurut dia, untuk
sidang soft copy mungkin bisa,dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk efisiensi mahasiswa dan kepraktisan sidang,
meskipun belum ada aturan yang melegitimasi metode tersebut. "Teta~faktanya,
tidak semua dosen sudah melek IT," tuturnya. (Arnaliyaf"PR"
fSlitira Yu-

datarnaf J ob )***

-'.J.::&...'-"-

','

I ,~\


..

SATIRA

Y

SEORANG karyawan memeriksa hasilfotokopi skripsi mahasiswa di salah satu kiosfotokopi di
Jln. Dipati Ukur, Bandung, Jumat (17/7). Biayafotokopi skripsi termasuk menjilid dengan "hard

cover" ~apat mer,:capaiRp lO~.OOO,ooper eksemplarnya.~

Kliping

Humos

~

Unpod

2009

---

...

-~...~...;......-..