Menjadi Diplomat Andal tak Hanya Butuh Teori.

Pikiran Rakyat
o Selasa
4

o

5

6

20
21
Mar OApr

.

0

Rabu

7


8

Kamis

9

10

0

Jumat

11

o Sabtu 0 Minggu
12

13
27


22
23
@) 25 26
OMei OJun OJul 0 Ags OSep

14
28

OOId

MenjadiDiplomatAndal
tak HanyaButuhTeori
BANDUNG, (PR).Teori di dalarn buku too (text
book) tidak cukup untuk menjadikan seorang diplomat andal.
Diperlukan seni dalam berdiplomasi atau art of diplomacy agar
hubungan baik bisa terjaga antara satu negara dan negara
lainnya, termasuk antara Indonesia dan Belanda.
'Teori memang penting karena merupakan dasar dari praktik, tetapi diplomasi adalah
gabungan text book dan the art

of diplomacy. Yang ini tidak ada
di buku-buku," kata Duta Besar
Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Junus Effendi Habibie,
saat memberikan kuliah umum
di hadapan mahasiswajurusan
Hubungan Internasional Fakultas lImu Sosial dan lImu Politik
serta
mahasiswa
Fakultas
Hukum Universitas Padjadjaran, di Bale Rumawat Padjadjaran, JIn. Dipati Ukur,
Bandung, Senin (22/2).
Menurut J .E. Habibie, seni
inilah yang akan berpengaruh
besar dan akan sangat membantu ketika berdiplomasi.
Terutama ketika menghadapi
saat-saat tertentu yang tak terduga. Salah satu pengalarnannya adalah ketika membujuk
tokoh Orga-nisasi Papua Merdeka (OPM), Nicholas Jouwe,
yang selarna masa persembunyiannya tinggal di Belanda.
"Agar mau ke Indonesia, saya
sampai menggunakan diploma-


si pantun. Tetapi, akhirnya dia
bersedia pulang ke Indonesia.
Satu lagi ketika Wapres Jusuf
Kalla datang ke Belanda. Kebetulan waktu itu hari Sabtu. Di
Belanda, Sabtu adalah hari
libur, tetapi saya berhasil membujuk Perdana Menteri Belanda
untuk bisa hadir menyambut
Wapres tanpa ada surat resmi
dari Deplu. Padahal, ketika itu
perdana menteri sedang berada
di London dan akan bertolak ke
Afga-nistan, tetapi beliau bersedia kembali dulu ke Amsterdam
untuk bertemu Wapres. ltu
karena hubungan baik yang
telah terjalin," ungkapnya.
Menurut dia, memang tidak
mudah untuk menjadi diplomat. Oleh karenanya, wajar jika
ada yang menyebutkan peran
KBRIterhadap Indonesia hanya

sekitar 50 persen sebab mayoritas KBRI hanya berfungsi untuk
menginventarisasi data. "Tetapi
itu bergantung pada negaranya.
Memang kalau kitajadi penonton semuanya tampak mudah,
kurang ini kurang itu, tetapi
ketika kita di lapangan tidak semudah itu," ucapnya.
J.E. Habibie mengatakan, indikator keberhasilan diplomasi
seorang duta besar dapat ditunjukkan dari berbagai hal. Di antaranya kerja sarna bilateral
yang terjalin baik, sokongan
politik dalam berbagai forum internasio!lal, dan aspek ekonomi.
(A-157) ***

Kliping Humas Unpad 2010

15
29
ONov

16
30


31

ODes