Budi Pekerti.

Pikiran Rakyat
.

o Senin
1
17
OJan

2
18

3
19
OPeb

o Setasa 0 Rabu C Kamis

456
20

.


Mar

21

0

8
23

7
22

AIJr

0

Mei

9


Jumat

10

24

OJun

11

25

26

o Sabtu 0 Minggu

~15
27


0 Jut 0 Ags OSep

28
OOkt

29

30

ONov

dra. Fauwza Atmodirono

Budi Pekerti
ANYAKNYA pemberitaan media massa
tentang kekerasan di lingkungan sekolah
.
dan kampus, membuat dra. Fauwza Atmodirono merasa miris dengan masa depan duma pendidikan di Indonesia.
"Mau apa jadinya ada siswi berantem, malah
mereka boon geng di sekolah. Lalu, ada siswa-siswa SMA yang bikin geng, lalu berbuat brutal. Bahkan, ada siswa SMP yang mukulin temannya di kelas," tutur Fauwza yang akrab dipanggil Czaza.

Yang lebih membuat Direktur Akademi Pari~sata (Akpari) Bandung itu sedih, adalah kekerasan di lingkungan sekolah justru juga banyak diperlihatkan oleh para guru. "Saya non ton di televisi, ada guru yang mukul muridnya. Gilanya lagi,
ada guru yang men-smackdown muridnya. Padahal, mereka seharusnya menjadi contoh yang baik
buat muridnya," ujarnya.
Di mata alumni Fikom Unpad tersebut, keke-

B

rasan yang terjadi di lin~~an

sekolah, k~ena

Kllplng

Humo~

kurikulum pelajaran tak banyak lagi mengakomodasi pelajaran budi pekerti. "Di tengah lingkungan
yang semakin berkembang dengan bentuk-bentuk
sosialisasi yang cenderung berdampak negatif,
justru pelajaran budi pekerti makin kurang. Padahal, budi pekerti ini akan mampu mengeliminasi
dampak-dampak lingkungan yang tidak baik," paparnya.

Untuk itulah, kata Czaza, di kampusnya mereka
menyuguhkan pelajaran budi pekerti. "Misalnya,
bagaimana cara berbicara yang baik kepada orang
yang lebih tua, dan itu dipraktikkan langsung di
lingkungan kampus. DemOOanpula para dosen,
mereka pun memberikan contoh yang baik kepada para mahasiswanya," ujamya.
Menurut Czaza, pelajaran budi pekerti menjadi
kurikultim wajib di kampusnya,karena bagaimanapun keramahtamahan, perilaku yang baik, tak
lain merupakan ujung tombak dalam dunia pariwisata. (Dendi S.j"PR")***

Unpod

2009

16.
31

ODes