EKSAMINASI PERTANAHAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERTANAHAN.
EKSAMINASI PERTANAHAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
PERTANAHAN OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN PERTANAHAN
CHANDRA WULANDARI
110110100212
ABSTRAK
Permasalahan pertanahan merupakan suatu permasalahan yang
cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang dalam
penyelesaiannya. Penyelesaian sengketa dalam hal ini sangatlah penting
karena tanah yang dalam keadaan sengketa, tidak dapat dikelola dan
dimanfaatakan secara optimal. BPN RI mempunyai kewenangan terbatas
untuk menyelesaikan sengketa pertanahan harus pro-aktif mengambil
inisiatif dalam menangani masalah sengketa pertanahan. Dalam rangka
mencegah dan mempercepat menyelesaikan sengketa pertanahan serta
memberikan kepastian hukum hak atas tanah, BPN RI telah menerbitkan
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Eksaminasi
Pertanahan. Eksaminasi Pertanahan merupakan hal yang sangat baru di
BPN, sehingga dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pertanahan atau tidak. Selain itu, kekuatan hukum
dari rekomendasi, yang merupakan hasil eksaminasi pertanahan perlu
kemudian dilihat seperti apa kekuatan hukum yang dimiliki olehnya bagi
para pihak bersangkutan dalam sengketa tanah.
Metode penelitian yang digunakan Penulis adalah bersifat yuridis
normatif, yaitu metode penelitian hukum dengan meneliti bahan pustaka
mencakup bahan hukum primer dengan menelaah kaidah-kaidah hukum
dalam Peraturan Perundang-Undangan Pertanahan, bahan hukum
sekunder serta bahan hukum tersier. Spesifikasi penelitian yang digunakan
adalah deskripif analistis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
melalui suatu proses analisis dengan menggunakan teori dan peraturan
hukum yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini bahwa dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang tidak sesuai, dalam jumlah
keputusan yang telah eksaminasi, jumlah rekomendasi yang dihasilkan,
jangka waktu dari eksaminasi. Pada prakteknya, pihak ke-3 atau
masyarakat dapat melakukan upaya hukum lain ketika dilaksanakannya
eksaminasi terhadap apa yang dimohonkan olehnya sehingga dapat
dikatakan bahwa rekomendasi tidak memilki kekuatan hukum yang
mengikat. Bagi pegawai BPN sendiri, berkekuatan hukum apabila didalam
rekomendasi terdapat suatu catatan yang menyatakan dijatuhkannya suatu
sanksi pada pejabat yang mengeluarkan suatu keputusan yang tidak sesuai
dengan hal-hal yang telah dikaji.
iv
PERTANAHAN OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK
INDONESIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN PERTANAHAN
CHANDRA WULANDARI
110110100212
ABSTRAK
Permasalahan pertanahan merupakan suatu permasalahan yang
cukup kompleks dan membutuhkan waktu yang panjang dalam
penyelesaiannya. Penyelesaian sengketa dalam hal ini sangatlah penting
karena tanah yang dalam keadaan sengketa, tidak dapat dikelola dan
dimanfaatakan secara optimal. BPN RI mempunyai kewenangan terbatas
untuk menyelesaikan sengketa pertanahan harus pro-aktif mengambil
inisiatif dalam menangani masalah sengketa pertanahan. Dalam rangka
mencegah dan mempercepat menyelesaikan sengketa pertanahan serta
memberikan kepastian hukum hak atas tanah, BPN RI telah menerbitkan
Peraturan Kepala BPN RI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Eksaminasi
Pertanahan. Eksaminasi Pertanahan merupakan hal yang sangat baru di
BPN, sehingga dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pertanahan atau tidak. Selain itu, kekuatan hukum
dari rekomendasi, yang merupakan hasil eksaminasi pertanahan perlu
kemudian dilihat seperti apa kekuatan hukum yang dimiliki olehnya bagi
para pihak bersangkutan dalam sengketa tanah.
Metode penelitian yang digunakan Penulis adalah bersifat yuridis
normatif, yaitu metode penelitian hukum dengan meneliti bahan pustaka
mencakup bahan hukum primer dengan menelaah kaidah-kaidah hukum
dalam Peraturan Perundang-Undangan Pertanahan, bahan hukum
sekunder serta bahan hukum tersier. Spesifikasi penelitian yang digunakan
adalah deskripif analistis untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif
melalui suatu proses analisis dengan menggunakan teori dan peraturan
hukum yang berlaku.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini bahwa dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa hal yang tidak sesuai, dalam jumlah
keputusan yang telah eksaminasi, jumlah rekomendasi yang dihasilkan,
jangka waktu dari eksaminasi. Pada prakteknya, pihak ke-3 atau
masyarakat dapat melakukan upaya hukum lain ketika dilaksanakannya
eksaminasi terhadap apa yang dimohonkan olehnya sehingga dapat
dikatakan bahwa rekomendasi tidak memilki kekuatan hukum yang
mengikat. Bagi pegawai BPN sendiri, berkekuatan hukum apabila didalam
rekomendasi terdapat suatu catatan yang menyatakan dijatuhkannya suatu
sanksi pada pejabat yang mengeluarkan suatu keputusan yang tidak sesuai
dengan hal-hal yang telah dikaji.
iv