Studi kasus tentang proses penjurusan beberapa SMA di Yogyakarta.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Veronika Niken Widowati. 2015. Studi Kasus Tentang Proses Penjurusan
Beberapa SMA Di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Telah dilakukan penelitian studi kasus mengenai proses seleksi penjurusan
beberapa SMA di Yogyakarta. Penjurusan di SMA mengacu pada tiga
pedoman yang berasal dari dinas pendidikan, yaitu nilai akademis, minat dan
psikotes (tes psikologi). Penempatan siswa pada jurusan di SMA dimulai
dengan penelusuran identifikasi minat, melihat nilai akademis siswa dan
diakhiri dengan psikotes. Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan
mewawancarai guru-guru yang berperan dalam penjurusan, yaitu guru IPA

(fisika) kelas X, guru BK, dan Wakasek Kurikulum. Dalam penjurusan, selain
ketiga pedoman tersebut sekolah maupun guru mempunyai pedoman lain yang
digunakan sebagai acuan dalam menjuruskan siswa untuk masuk jurusan IPA
maupun jurusan IPS.
Penjurusan di SMA terlihat sederhana, namun pada relita sering terdapat
banyak kendala. Kendala-kendala tersebut bisa berasal dari siswa maupun
berasal dari orang tua siswa. Kendala dalam penjurusan ini bisa diselesaikan
oleh guru BK maupun guru mata pelajaran yang bersangkutan. Sebagai calon
terutama guru fisika, sudah sewajarnya jika kita mengetahui hal-hal apa saja
yang dipertimbangkan dalam penjurusan. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa
hal utama yang dijadikan acuan dalam penjurusan adalah dengan melihat
ketuntasan nilai akademis. Karena ketuntasan nilai akademis ini yang menjadi
keputusan jurusan yang akan dijalani siswa.

Kata kunci : Penjurusan, nilai akademis, minat, psikotes

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Veronika Niken Widowati. 2015. A Case Study on Process of Class
Majoring from Some High Schools in Yogyakarta. Thesis. Physics
Education Study Program, Departement Matematics and Science
Education, Faculty of Techers Training and education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
A case study has been conducted on the process of selection in
determining student’s major class in several High Schools in Jogjakarta. The
student placement in major classes for High School is referred to the three
guidelines that are derived from education authorities. Those are academic
values, interests and psycho-test (psychological tests). It begins with the
identification of interests, referring to students score or academic value and
ends with a psychological test. In this research the data are collected by
interviewing the teachers who play the role in major classes. Those are the
Science teacher (physics) for grade X, Counseling teachers and the teachers
who work on curriculum. Beside those three guidelines, schools and teachers
have other guidelines that are used as a reference to determine students’ major

class, both in Science and Social.
The student placement in major class looks simple but in fact there are
many obstacles that appeared in the process. These problems faced might come
from students and their parents. Therefore counseling teachers and the major
class teachers must hold the role to find the solution. As the future physics
teacher, we should know what to be considered in placing students in their
major class. The result from this research shows that students’ academic score
should be the primarily considered. Since the mastery of their academic value
will be undertaken their majors.
Keywords: major class, academic values, interests, psychological.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

STUDI KASUS TENTANG PROSES PENJURUSAN BEBERAPA SMA DI
YOGYAKARTA


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :
VERONIKA NIKEN WIDOWATI
NIM : 111424023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015

i

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Mundur beberapa langkah untuk melesat lebih jauh”

Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Ibundaku tercinta dan Papah Budi tersayang
kak Adimas yang selalu ada untukku
Keluarga Besar Prodi Pendidikan Fisika

“Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan”
(Filipi 3:1)

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK

TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Veronika Niken Widowati. 2015. Studi Kasus Tentang Proses Penjurusan
Beberapa SMA Di Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Telah dilakukan penelitian studi kasus mengenai proses seleksi penjurusan
beberapa SMA di Yogyakarta. Penjurusan di SMA mengacu pada tiga
pedoman yang berasal dari dinas pendidikan, yaitu nilai akademis, minat dan
psikotes (tes psikologi). Penempatan siswa pada jurusan di SMA dimulai
dengan penelusuran identifikasi minat, melihat nilai akademis siswa dan
diakhiri dengan psikotes. Pengambilan data dalam penelitian dilakukan dengan
mewawancarai guru-guru yang berperan dalam penjurusan, yaitu guru IPA
(fisika) kelas X, guru BK, dan Wakasek Kurikulum. Dalam penjurusan, selain
ketiga pedoman tersebut sekolah maupun guru mempunyai pedoman lain yang
digunakan sebagai acuan dalam menjuruskan siswa untuk masuk jurusan IPA

maupun jurusan IPS.
Penjurusan di SMA terlihat sederhana, namun pada relita sering terdapat
banyak kendala. Kendala-kendala tersebut bisa berasal dari siswa maupun
berasal dari orang tua siswa. Kendala dalam penjurusan ini bisa diselesaikan
oleh guru BK maupun guru mata pelajaran yang bersangkutan. Sebagai calon
terutama guru fisika, sudah sewajarnya jika kita mengetahui hal-hal apa saja
yang dipertimbangkan dalam penjurusan. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa
hal utama yang dijadikan acuan dalam penjurusan adalah dengan melihat
ketuntasan nilai akademis. Karena ketuntasan nilai akademis ini yang menjadi
keputusan jurusan yang akan dijalani siswa.

Kata kunci : Penjurusan, nilai akademis, minat, psikotes

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

ABSTRACT
Veronika Niken Widowati. 2015. A Case Study on Process of Class
Majoring from Some High Schools in Yogyakarta. Thesis. Physics
Education Study Program, Departement Matematics and Science
Education, Faculty of Techers Training and education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta.
A case study has been conducted on the process of selection in
determining student‟s major class in several High Schools in Jogjakarta. The
student placement in major classes for High School is referred to the three
guidelines that are derived from education authorities. Those are academic
values, interests and psycho-test (psychological tests). It begins with the
identification of interests, referring to students score or academic value and
ends with a psychological test. In this research the data are collected by
interviewing the teachers who play the role in major classes. Those are the
Science teacher (physics) for grade X, Counseling teachers and the teachers
who work on curriculum. Beside those three guidelines, schools and teachers
have other guidelines that are used as a reference to determine students‟ major
class, both in Science and Social.

The student placement in major class looks simple but in fact there are
many obstacles that appeared in the process. These problems faced might come
from students and their parents. Therefore counseling teachers and the major
class teachers must hold the role to find the solution. As the future physics
teacher, we should know what to be considered in placing students in their
major class. The result from this research shows that students‟ academic score
should be the primarily considered. Since the mastery of their academic value
will be undertaken their majors.
Keywords: major class, academic values, interests, psychological.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pada program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
Dalam penulisan skripsi ini. Tentunya penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Baik bantuan berupa tenaga maupun dukungan yang selalu
ada. Selain bantuan tersebut, penulis juga mendapat bantuan berupa bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada :
1. Bapak Rohandi,Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah membantu
serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
2. Kepala sekolah SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA PIRI 1
dan SMA Immanuel Kalasan yang telah menginjinkan penulis untuk
mengambil data di sekolah.
3. Kepada Bapak dan Ibu guru di SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 9
Yogyakarta, SMA PIRI 1, dan SMA Immanuel Kalasan yang telah
bersedia menjadi narasumber dalam pengambilan data.
4. Mamah dan Papah tercinta yang selalu mendukung dalam penyelesaian
skripsi.

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5. Dion, Eri dan Pery teman seperjuangan dalam skripsi yang telah
membantu menyumbangkan ide dan pemikirannya.
6. Temanku tersayang Felbi, Tammy, Lisa, Vensy, dan Erlin yang selalu
menyemangatiku dan membantu dalam berbagai kesempatan.
7. Kak Adimas yang selalu menemani dalam penyelesaian skripsi, tempat
emosiku, dan selalu mendengarkan keluh kesahku.
8. Keluarga besar prodi pendidikan fisika angkatan 2011.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Penulis

Veronika Niken Widowati

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
BAB I ............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Pembatasan Masalah ............................................................................
C. Permasalahan yang Mau Diteliti ..........................................................
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
E. Manfaat Penelitian ................................................................................

1
3
3
3
4

BAB II ............................................................................................................. 5
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 5
A. Pendidikan............................................................................................
B. Belajar dan Pembelajaran .....................................................................
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ...............................................
2. Tujuan Pembelajaran .........................................................................
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .....................................

xi

5
6
6
6
6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

a. Faktor-faktor dalam diri individu .......................................... 7
b. Faktor-faktor lingkungan ....................................................... 8
4. Pembelajaran di IPA ........................................................................ 8
a. Minat siswa IPA ..................................................................... 8
b. Karakteristik siswa IPA ......................................................... 9
C. Penjurusan di SMA ............................................................................. 12
1. Pengertian Penjurusan ..................................................................... 12
2 .Tujuan Penjurusan ........................................................................... 13
3. Persyaratan dalam Penjurusan ......................................................... 13
D. Bimbingan Karir ................................................................................. 14
1. Definisi Bimbingan Karir ................................................................ 14
2. Perlunya Bimbingan Karir ............................................................... 15
3. Tujuan Bimbingan Karir ................................................................. 16
BAB III ............................................................................................................ 17
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 17
A. Jenis Penelitian..................................................................................... 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 17
C. Subyek Penelitian ................................................................................. 18
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 18
E. Desain Penelitian .................................................................................. 18
1. Kegiatan Penelitian ............................................................................ 18
2. Kegiatan Pengumpulan Data ............................................................. 19
F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 20
G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 21
H. Analisis data ........................................................................................... 21
BAB IV ............................................................................................................ 23
HASIL DAN ANALISA .................................................................................. 23
A. Pelaksanaan penelitian.......................................................................... 23
B. Analisa Data.......................................................................................... 24
1.Latar Belakang Sekolah ....................................................................... 24
a. SMAN 6 Yogyakarta ........................................................................ 24
b. SMAN 9 Yogyakarta........................................................................ 25
c. SMA PIRI1 1 Yogyakarta ................................................................ 26
d. SMA IMMANUEL Yogyakarta ...................................................... 26
2. Kebijakan Jurusan di Sekolah .............................................................. 27
3. Faktor –Faktor yan Dipertimbangkan dalam Penjurusan ..................... 28
a. Nilai Akademis ................................................................................. 29
b. Minat Siswa ..................................................................................... 30
xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

c. Psikotes ............................................................................................ 32
4. Peran Guru Fisika dalam Penjurusan .................................................... 39
5. Peran Bimbingan Karir ......................................................................... 41
6. Penyelesaian Masalah dalam Penjurusan ............................................. 43
a. masalah dari lingkungan sekolah ..................................................... 43
b. masalah dari luar lingkungan sekolah .............................................. 45
C. Implikasi ...................................................................................................... 47
BAB V.............................................................................................................. 49
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 49
A. Kesimpulan ................................................................................................. 49
B. Saran ............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 51

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Nilai akademis minimal tiap sekolah .................................................................... 30
Tabel 2. : Cara mengetahui minat siswa dari setiap sekolah............................................... 31
Tabel 3. : Penjurusan IPA di SMA ..................................................................................... 34
Tabel 3. : Aspek utama dalam penjurusan di sekolah ......................................................... 38

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Penjurusan Tentang Minat dan KKM siswa ..................................... 33

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
SURAT IJIN PENELITIAN ......................................................................... 53
A. SMAN 6 dan SMAN 9 Yogyakarta ......................................................... 53
B. SMA PIRI1 1 Yogyakarta ......................................................................... 55
C.SMA IMMANUEL Yogyakarta ................................................................. 56
SURAT SELESAI PENELITIAN ................................................................ 57
A. SMAN 6 Yogyakarta ................................................................................. 57
B. SMAN 9 Yogyakarta .................................................................................. 58
C. SMA PIRI 1 Yogyakarta ............................................................................ 59
D. SMA IMMANUEL Yogyakarta................................................................. 60
Contoh Pedoman penjurusan sekolah dari SMAIMMANUEL ....................... 61
Pedoman wawancara
A. Pedoman wawancara dengan guru BK........................................................ 63
B. Pedoman wawancara dengan guru mata pelajaran IPA (fisika) .................. 63
C. Pedoman wawancara dengan Wakasek Kurikulum .................................... 63
Contoh hasil wawancara ............................................................................... 64
A. Wawancara dengan Pak Bambang Widodo ................................................ 64
B. Wawancara dengan Bu Esti Utami ............................................................. 69

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan
kualitas sumber daya manusia (SDM). Tujuan pengembangan kualitas ini untuk
meningkatkan taraf kehidupan. Salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas
sumber daya manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan dibedakan menjadi
dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal
adalah pendidikan yang terikat dengan sebuah instansi, contohnya pendidikan di
lingkungan sekolah. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang tidak terikat
dengan instansi, contohnya pendidikan di lingkungan keluarga.
Pendidikan formal di Indonesia dimulai dari taman bermain hingga
perguruan tinggi. Pendidikan formal yang wajib diikuti warga Indonesia adalah
selama 9 (sembilan) tahun. Wajib belajar ini terhitung sejak sekolah dasar (SD)
hingga sekolah menengah pertama (SMP). Seiring berkembangnya jaman, warga
Indonesia menempuh pendidikan formal melebihi wajib belajar sembilan tahun.
Saat siswa telah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah pertama
(SMP), selanjutnya akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah
menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK). Pada jenjang
pendidikan ini siswa mulai lebih diarahkan untuk memilih dunia kerja. Jika siswa
memilih SMA, maka siswa akan dipilihkan 3 (tiga) jurusan yaitu IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), dan Bahasa.

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

Penjurusan di SMA (Sekolah Menengah Atas) merupakan suatu hal yang
wajib dan tidak terelakkan dari dunia pendidikan. Penjurusan dilakukan untuk
mengarahkan siswa agar menekuni karir yang dinginkan dan sesuai dengan
kemampuan. Dalam penjurusan ada beberapa hal yang dipertimbangkan sekolah
untuk menempatkan siswa pada jurusan yang sesuai. Peraturan penjurusan sudah
diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 74 tahun 2008 tentang guru.
Diluar peraturan tersebut, sekolah mempunyai peraturan khusus yang digunakan
sebagai pedoman penjurusan seperti halnya penetapan nilai ketuntasan minimal.
Penjurusan merupakan suatu proses penempatan dalam pemilihan program
studi siswa. Penjurusan ini diadakan karena yang akan menentukan keberhasilan
para siswa; baik pada waktu belajar di SMA maupun setelah perguruan tinggi
maka diperlukan suatu bimbingan penjurusan. Karena hal tersebut, Williamson
berpendapat bahwa di dalam penjurusan ini terdapat kaitan yang erat antara
bimbingan penjurusan dengan bimbingan karir, yaitu merupakan suatu proses
yang bebas, meluas dan berurutan. (Gani, 1986).
Sebagai calon guru yang akan terjun didunia pendidikan, sudah sewajarnya
untuk mengetahui detail-detail pertimbangan dalam menjuruskan siswa baik ke
IPA maupun IPS. Untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang sekolah
lakukan untuk menjuruskan siswa ke jurusan IPA atau jurusan IPS, diperlukan
informasi yang dibutuhkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, tidak akan diteliti seluruh faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penjurusan siswa oleh sekolah di jenjang pendidikan SMA.
Adapun faktor-faktor yang diteliti adalah faktor eksternal berdasarkan jawaban
hasil wawancara yang dipandu dengan pertanyaan terstruktur.

C. Permasalahan yang akan diteliti
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Pedoman dan aspek utama apa yang digunakan oleh sekolah dalam
menjuruskan siswa ke jurusan IPA ?
2. Bagaimana kebijakan sekolah tentang penjurusan?
3. Bagaimana cara sekolah menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat
kurang sesuainya jurusan yang diinginkan siswa?

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1. Mengetahui pedoman dan aspek utama yang digunakan sekolah dalam
penjurusan.
2. Mengetahui kebijakan sekolah perihal penjurusan.
3. Mengetahui cara sekolah dalam menyelesaikan permasalahan akibat
penjurusan yang kurang sesuai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

E. Manfaat penelitian
1. Bagi guru dan guru muda
Menjadi referensi saat penjurusan dilakukan, agar guru mempunyai
gambaran atau kriteria-kriteria yang sesuai sehingga tidak terjadi kurang
sesuainya penjurusan berdasarkan kemampuan siswa.
2. Bagi peneliti dan calon guru
Memberikan gambaran sebagai calon guru tentang penjurusan di SMA
yang terdapat beberapa aspek yang yang harus diperhitungkan agar siswa
tidak salah jurusan.
3. Bagi pembaca
Dapat dijadikan pedoman maupun referensi saat akan memilih suatu
jurusan dengan mengetahui poin-poin yang harus terpenuhi sebagai syarat
dalam penjurusan, serta sebagai bahan kajian untuk dikembangkan dalam
penelitian selanjutnya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan
Pengertian atau konsep pendidikan bisa ditemukan dalam berbagai
hubungan dan lingkungan. Lingkungan pendidikan terdiri dari tiga macam, yaitu :
a. Lingkungan keluarga;
b. Lingkungan sekolah;
c. Lingkungan masyarakat
Secara umum, fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu anak
didik berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, terutama berbagai sumber
daya pendidikan yang tersedia, agar mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
( Tatang S, 2012).
Menurut Pribadi dalam Rasyidin (2014:17) dalam bahasa Inggris,
pendidikan digunakan istilah „education‟. Itu adalah kata benda atau hal-aktif
yang terikat erat dengan perkataan bahas Latin “educere”, yang berarti
„mengeluarkan atau melahirkan suatu kemampuan”; “education/educating”
berarti membimbing dalam pergaulan untuk mewujudkan sesuatu kemampuan
yang tersimpan atau terpendam dalam diri anak (Rasyidin, 2014).
Pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap
kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan (Afifuddin, 2011). Tujuan pendidikan di Indonesia tertulis
pada Undang-Undang Republik Indonesia (UURI) no 22 Tahun 2003 tentang

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6

Sistem Pendidikan Nasional serta peraturan-peraturan pemerintah yang
bertalian dengan pendidikan (Pidarta, 2014).

B. Belajar dan Pembelajaran
1. Pengertian belajar dan pembelajaran
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku ( Slameto, 2010).
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa sendiri. Dalam desain
intruksional guru merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar
siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang hendaknya dapat
dilakukan siswa. Sebagai ilustrasi, misalnya guru merumuskan sasaran belajar
sebagai “siswa dapat menyebutkan ciri khas suatu prosa atau puisi”. Sasaran
belajar tersebut berfaedah bagi guru untuk membelajarkan siswa. Dalam hal
ini, ada kesejajaran pada sasaran belajar (rumusan guru dan diinformasikan
kepada siswa) dengan tujuan belajar (Dimyati. Mudjiono,2006).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor faktorfaktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau di luar
lingkungannya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

a. Faktor-faktor dalam diri individu
Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari
individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang berbeda, ada yang tahan
belajar selama lima atau enam jam terus-menerus, tetapi ada juga yang hanya
tahan satu sampai dua jam saja. Indra yang paling penting dalam belajar adalah
penglihatan dan pendengaran. Kesehatan merupakan syarat muthlak bagi
keberhasilan belajar.
Aspek psikis atau rohaniah tidak kalah pentingnya dalam belajar
dengan aspek jasmaniah. Aspek psikis menyangkut kesehatan psikis,
kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif
dan kognitif dari individu. Kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini menyangkut tingkat kecerdasan,
bakat-bakat, baik bakat sekolah maupun pekerjaan
Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang lain, baik
gurunya, temannya, orang tuanya, maupun teman-teman lainnya. Seseorang
yang memiliki kondisi hubungan yang wajar dengan orang-orang disekitarnya
akan memiliki ketentraman hidup, dan hal ini mempengaruhi konsentrasi dan
kegiatan belajarnya. Hal lain yang ada pada diri individu yang juga
berpengaruh terhadap kondisi belajar adalah situsi afektif, selain ketenangan
dan ketentraman psikis juga motivasi untuk belajar.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

8

b. Faktor-faktor lingkungan
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam
pendidikan, memberi landasan bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan
masyarakat. Lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi
perkembangan belajar para siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik
seperti lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumbersumber belajar, media belajar, dsb. Lingkungan masyarakat dimana siswa atau
individu berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya.
Lingkungan masyarakat dimana dimana warganya memiliki latar belakang
pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumbersumber belajar di dalamnya akan memberi pengaruh yang positif terhadap
semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2009).
4. Pembelajaran di IPA
a. Minat siswa IPA
Dalam proses pembelajaran, salah satu yang mempengaruhi adalah
motivasi siswa. Memotivasi belajar penting artinya dalam proses belajar
siswa, karena fungsinya yang mendorong, menggerakkan, dan mengarahkan
kegiatan belajar (Hamalik, 2001). Minat berperan sangat penting dalam
kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap
dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha
lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat (Rosdiani, 2013, hal 1).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

9

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari berbagai
peristiwa di sekitar kita. Dalam IPA, anak dibekali dengan berbagai
keterampilan. Selain melatih anak untuk mampu mengembangkan fakta,
konsep, dan prinsip, dalam IPA juga anak dilatih untuk memiliki berbagai
keterampilan proses. Hal yang menarik dari IPA adalah proses pembelajaran
yang dilakukan lebih menekankan pada pengalaman langsung, sehingga hal
ini akan membantu dan mempermudah anak mempelajari tentang berbagai
fenomena yang terjadi di lingkungan. Hal yang demikian akan merangsang
siswa untuk berpikir kritis dan bersikap alamiah (Rosdiani, 2013, hal 6).
b. Karakteristik siswa IPA
Sains merupakan ilmu yang terkonstruksi baik secara personal maupun
sosial. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yang
mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan
(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya.
IPA merupakan ilmu yang awalnya diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA
juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal
yang tak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA
yang

merupakan

pengetahuan

faktual,

konseptual,

prosedural,

dan

metakognitif, dan IPA sebagai proses yaitu kerja ilmiah.
Menurut Carin dan Sund (1993) dalam Wisudawati dan Sulistyowati
(2014:24) mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut
maka IPA memiliki empat unsur utama, yaitu :
1) Sikap : IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat
dipecahkan dengan prosedur yang bersifat open ended.
2) Proses : Proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan adanya
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode
ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau
percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
3) Produk : IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori dan
hukum.
4) Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA, keempat unsur tersebut dapat muncul
sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh dan
menggunakan rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui
pemecahan masalah yang menerapkan langkah-langkah metode ilmiah.
IPA mempunyai cara berpikir yang khusus. Cara berpikir IPA
merupakan ciri-ciri orang IPA. Adapaun cara berpikir IPA tersebut adalah
sebagai berikut :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

1) Percaya (believe)
Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian terhadap masalah
gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahwa hukum alam dapat
dikonstruksi, diobservasi, diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.
2) Rasa ingin tahu (Curiosity)
Kepercayaan alam dapat didorong rasa ingin tahu untuk menemukannya.
3) Imajinasi (imagination)
Para ilmuwan sangat mengandalkan pada kemampuan imajinasinya
dalam memecahkan masalah gejala alam.
4) Penalaran (Reasoning)
Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para ilmuwan juga mengandalkan
penalaran dalam memecahkan masalah gejala alam.
5) Koreksi diri (Self examination)
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari pada sekedar
usaha untuk mengerti alam. Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana
untuk memahami dirinya, untuk melihat seberapa jauh para ahli sampai
pada kesimpulan tentang alam (Wisudawati dan Sulistyowati, 2014).

C. Penjurusan di SMA
1. Pengertian penjurusan
Penjurusan adalah merupakan suatu proses penempatan dalam pemilihan
program studi siswa. Penjurusan ini diadakan karena yang akan menentukan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

keberhasilan para siswa; baik pada waktu belajar di SMA maupun setelah
perguruan tinggi maka diperlukan suatu bimbingan penjurusan. Karena hal
tersebut, Williamson berpendapat bahwa di dalam penjurusan ini terdapat
kaitan yang erat antara bimbingan penjurusan dengan bimbingan karir, yaitu
merupakan suatu proses yang bebas, meluas dan berurutan. Para pembimbing
diharapkan dapat memilihkan program studi, jurusan, studi lanjutan atau
pekerjaan. Para pembimbing diharapkan pula memperhatikan ciri-ciri
kepribadian siswa dan pengaruh lingkungan terhadap diri siswa yang
bersangkutan.
Suatu pihak yang membedakan atau memisahkan antara : inteligensi, bakat
khusus, minat dan kepribadian dengan dasar dari setiap faktor ini dapat
diukur melalui indikatornya masing-masing. Dilain pihak, berpendapat bahwa
kepribadian tersebut meliputi seluruh faktor-faktor di atas. Hal ini pun dapat
diterima karena individu adalah merupakan pribadi tersendiri yang
terintegrasi secara keseluruhan.yang dimaksud oleh Williamson mengenai
kepribadian ini yaitu kepribadian meliputi faktor-faktor secara keseluruhan.
Sedang yang dimaksud faktor lingkungan didalamnya antar lain faktor
(peran) orang tua dan pendidikan (Gani : 1986).
2. Tujuan Penjurusan
Penjurusan di SMA ini diadakan atas dasar bahwa para siswa adalah
merupakan individu-individu yang mandiri dengan keanekaragamannya
(perbedaan individual). Para siswa dijururuskan untuk :

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

a. Mengelompokkan para siswa yang mempunyai kecakapan, kemampuan,
bakat, dan minat yang relatif sama.
b. Membantu mempersiapkan para siswa dalam melanjutkan studi dan
memilih dunia kerjanya.
c. Membantu meramalkan keberhasilan untuk mencapai prestasi yang baik ;
dalam kelanjutan studi dan dunia kerjanya.
d. Membantu memperkokoh keberhasilan dan kecococokan atas prestasi
yang akan dicapai diwaktu mendatang (kelanjutan studi dan dunia kerja).

3.

Persyaratan dalam Penjurusan
Penjurusan akan terlaksana dengan baik, apabila persyaratan-persyaratan

untuk hal itu terpenuhi. Untuk memenuhi persyaratan yang lengkap tergantung
pada :
a. Kondisi sekolah yang bersangkutan; fasilitas, dan personalia di dalamnya
(kepala sekolah, guru bidang studi, guru BP/Penyuluh)
b. Kemauan/keinginan dari setiap personalia di atas dalam melengkapi data
yang diperlukan untuk penjurusan.
c. Pengetahuan dan kemampuan dari staf pelaksana tersebut mengenai data
yang diperlukan
d. Pengertian dari pihak orang tua siswa; atas obyektivitas dalam menilai
kemampuan putra-putrinya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

Persyaratan dalam penjurusan selain di atas, terdapat data yang harus
dipertimbangkan dalam hal penjurusan, yaitu; prestasi belajar, pengukuran tes
psikologis dan hasil bimbingan karir (Gani, 1986).
Untuk kurikulum SMA (Sekolah Mengenengah Atas) terdapat rancangan
kurikulum, khususnya pada kurikulum 2013, yaitu :
a. Penjurusan mulai kelas X (sepuluh)
Kelebihan dari kebijakan ini adalah ada pengurangan pelajaran di kelas X
yang dianggap memberatkan. Sehingga siswa dapat berkonsentrasi penuh
mempelajari bidang tertentu.
b. Berdasarkan minat pada pendidikan lanjutan
Kelebihan dari kebijakan ini, pemilihan mata pelajaran ke pendidikan
lanjutan, memungkinkan untuk memilih mata peljaran pada bidang yang
berbeda dan tidak harus mengambil mata pelajaran yang tidak disukai
c. Non penjurusan (SKS)
Kelebihan dari kebijakan ini adalah siswa belajar mata pelajaran yang
sesuai dengan minatnya serta tersedia pilihan mata pelajaran untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi, atau sekedar ingin tahu (Hidayat, 2013).

D.
1.

Bimbingan Karir
Definisi Bimbingan Karir
Menurut Herr dalam Manrihu (1988:15) bimbingan karir adalah suatu

perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses-proses, teknik-

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

teknik, atau layanan-layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu
memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatankesempatan

dalam

mengembangkan

pekerjaan,

pendidikan,

keterampilan-keterampilan

dan
yang

waktu

luang,

bersangkutan

serta
dapat

menciptakan dan mengelola perkembangan karirnya (Manrihu,1988).

2. Perlunya Bimbingan Karir
Implikasi

utama

bimbingan

dan

konseling

komprehensif

adalah

penerapannya pada berbagai jenis populasi. Dalam pada itu, individu-individu
secara berangsur-angsur menuntut agar pekerjaanya memberikan dorongan
untuk berprestasi dan identitas kepadanya. Beberapa orang mencari jalan-jalan
lain untuk sampai kepada tujuan ini melalui gaya-gaya hidup yang bersifat
mengurangi aktivitas-aktivitas yang ditunjukan untuk mengejar pendapatan yang
banyak ke arah posisi-posisi yang relatif kurang berarti.
Pekerjaan yang kurang sesuai dapat sangat positif bagi keseluruhan
pengalaman individu. Keuntungan-keuntungan potensial dari pekerjaan yang
sesuai dapat dijelaskan berdasarkan efek-efek yang membawa malapetaka
karena kurang pekerjaan. Menurut O‟Toole dalam Manrihu (1988:17) walaupun
kurangnya pekerjaan membawa akibat yang sangat negatif, juga melemahkan
dorongan berprestasi individu. Tidak semua pekerjaan memiliki potensi yang
menantang dan mendorong, dan dalam berbagai situasi, pengaturan kembali
lingkungan kerja sangat dibutuhkan. Tetapi pilihan dan perencanaan yang lebih
baik, akan membantu orang-orang menemukan jenis pekerjaan

yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

memungkinkan memainkan peranan-peranan yang lebih disukai dalam hidupnya
(Manrihu, 1988).

3. Tujuan Bimbingan Karir
Tujuan umum bimbingan karir ialah membantu individu (siswa) agar
memperoleh pemahaman diri dalam proses mempersiapkan diri untuk berkarier,
sehingga dapat berguna dalam masyarakat. Tujuan khusus bimbingan karir:
a. Agar siswa dapat memahami dan menilai dirinya mengenai potensi
dasar tentang bakat, minat, sikap, kecakapan, dan cita-citanya
b. Agar siswa sadar dan memahami nilai-nilai dirinya dan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat
c. Agar siswa mengetahui jenis-jenis pendidikan yang berkaitan dengan
pemilihan program
d. Agar siswa dapat menemukan hambatan-hambatan yang disebabkan
oleh faktor dirinya dan faktor lingkungannya serta dapat mengatasi
hambatan-hambatan itu
e. Agar siswa dapat menentukan pilihan program sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minat dalam pemantapan pemilihannya, dan
siswa dapat merencanakan keputusan pemilihan untuk masa depannya.
(Sutiksna, 1988).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah studi kasus dan deskriptif analisis. Menurut Whitney dalam
Prastowo (2010:17) penelitian deskriptif merupakan pencarian fakta dengan
interprestasi tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandanganpandangan, serta protes-protes yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh
dalam suatu fenomena (Prastowo, 2010).
Menurut Maxfield dalam Prastowo (2010:127) studi kasus adalah
penelitian tentang subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase yang
spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas (Prastowo, 2010). Penelitian
studi kasus ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang proses
penjurusan IPA yang telah berlangsung di beberapa SMA di Yogyakarta.
Dengan demikian kesimpulan yang akan ditarik dalam penelitian ini berlaku
pada beberapa SMA yang terletak di kota Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015 - April 2015 dan dilakukan di

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

beberapa SMA di Yogyakarta. Adapun SMA-SMA tersebut adalah; SMAN 6
IMMANUEL Kalasan Yogyakarta pada tahun ajaran 2014/2015.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru yang berperan langsung dalam
penjurusan. Adapun guru-guru yang berperan dalam penjurusan meliputi:
Wakasek kurikulum, guru BK, dan guru IPA kelas X (guru fisika kelas X).
Guru-guru tersebut yang berperan dalam penjurusan di SMA-SMA yang
menjadi subyek penelitian pada tahun ajaran 2014/2015.

D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah cara sekolah menyeleksi siswa untuk
masuk ke jurusan IPA. Cara penyeleksian penjurusan yang termasuk dalam
kriteria-kriteria penjurusan, yaitu penjurusan siswa untuk masuk ke jurusan IPA.

E. Desain Penelitian
1.

Kegiatan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencari informasi bagaimana cara dan

pertimbangan apa saja yang sekolah lakukan untuk menyeleksi siswa yang
masuk jurusan IPA. Perolehan informasi diperoleh dengan melakukan
wawancara kepada guru maupun perangkat sekolah yang berperan dalam
penjurusan. Adapun guru-guru yang berperan dalam penjurusan adalah;
Wakasek kurikulum, guru BK dan guru IPA kelas X (guru fisika kelas X).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

Setelah diperoleh data mengenai apa saja pertimbangan yang sekolah
lakukan dalam penjurusan, kemudian peneliti mencari informasi lebih lanjut
sebagai tambahan. Kemudian data-data yang telah diperoleh nantinya akan
analisis lebih lanjut sehingga hasilnya dapat menjadi referensi maupun gambaran
umum untuk mengambil keputusan bagi yang akan memilih jurusan di SMA.

2.

Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen wawancara. Wawancara

yang dilakukan bersifat terstruktur dengan adanya pedoman wawancara.
Jawaban hasil wawancara dapat menghasilkan pertanyaan tambahan untuk
mendapatkan data yang lebih lengkap. Data tentang informasi penjurusan dari
setiap sekolah yang diperoleh kemudian dianalisis lebih lanjut untuk
mendapatkan hasil dan kesimpulan dari penelitian. Adapun wawancara yang
ditunjukan adalah wawancara dengan guru yang berperan dalam penjurusan,
yaitu :
a) Wawancara dengan Guru BK
Wawancara dengan guru BK dilakukan untuk mengetahui permasalahanpermasalahan dalam penjurusan yang berhubungan dengan guru BK.
Permasalahan-permasalahan itu biasanya berkaitan dengan kebimbangan siswa
saat pemilihan jurusan ataupun masalah yang diakibatkan oleh kehendak orang
tua atau siswa yang memaksakan untuk masuk jurusan tertentu.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

b) Wawancara dengan Guru Mata pelajaran IPA
Wawancara dengan guru IPA dimaksudkan untuk melihat pertimbangan
penjurusan perihal nilai akademis siswa. Adapun guru IPA yang diwawancara
dalam penelitian ini adalah guru Fisika kelas X (sepuluh). Wawancara dengan
guru IPA juga dimaksudkan untuk mengetahui kreteria-kriteria khusus yang
menjadi pedoman guru dalam untuk menjuruskan siswa.
c) Wawancara dengan Wakasek Kurikulum
Wawancara dengan Wakasek kurikulum bertujuan untuk memperoleh data
lengkap mengenai pertimbangan-pertimbangan dalam penjurusan yang
ditetapkan di SMA.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno,2010:56). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara tersebut diperoleh dari
berbagai sumber yang relevan dan realita dalam dunia pendidikan.
Pedoman wawancara merupakan sebuah alat yang dapat membantu
diperolehnya informasi yang lebih akurat. Wawancara dalam pengambilan data
dilakukan secara bebas dan terstruktur. Artinya peneliti mempunyai pedoman
wawancara, namun dari hasil wawancara bisa diperoleh pertanyaan baru yang
dapat ditanyakan pada narasumber untuk memperkaya data. Pedoman wawancara
berisi beberapa pertanyaan terkait dengan

penjurusan siswa. Seperti halnya,

faktor-faktor pertimbangan dalam penjurusan, aspek utama yang dipertimbangkan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

sekolah, kendala dan cara mengatasinya, serta bimbingan yang diberikan oleh
sekolah dalam penjurusan tersebut. Pedoman wawancara dapat dilihat pada
lampiran.

G. Metode Pengumpulan Data
Winarno Surakhman dalam Prastowo (2010:17) mengemukakan bahwa
metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan
(Prastowo, 2010). Metode perolehan data dalam penelitian ini menggunakan
instrumen pedoman wawancara. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
wawancara berupa pertanyaan untuk memperoleh informasi perihal penjurusan di
SMA. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada narasumber berasal dari
pedoman wawancara yang telah dipersiapkan lebih dahulu. Pertanyaan-pertanyaan
dalam wawancara dapat berkembang berdasarkan jawaban dari narasumber.

H. Analisis Data
Lodico, Spaulding dan Voegtle dalam Emzir (2010:2) mendefinisikan
penelitian kualitatif yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian
lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti
sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam seting pendidikan (Emzir,
2010).
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Data
diperoleh dari hasil wawancara. Saat pengambilan data diperlukan bantuan alat
rekam untuk merekam percakapan saat wawancara berlangsung. Alat rekam yang

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

digunakan saat pengambilan data minimal menggunakan dua alat rekam, hal ini
dilakukan sebagai antisipasi jika salah satu alat rekam kurang baik saat merekam
ataupun menghindari kemungkinan kehilangan data dari rekaman tersebut.
Data yang diperoleh saat wawancara terlebih dahulu di tuliskan atau diubah
dari bentuk rekaman suara dalam bentuk teks. Penerjemahan data dilakukan
dengan mendengarkan rekaman hasil wawancara, kemudian seluruh percakapan
ditulis dalam ms word. Setelah penerjemahan data selesai, data asli ini diringkas
untuk mendapatkan data yang diinginkan. Kemudian data dianalisis secara
kualitatif dengan mengacu pada hasil wawancara dan rumusan masalah.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
DATA DAN ANALISA
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di empat SMA di Yogyakarta yang berlangsung
selama bulan Maret 2015 - April 2015. Adapun sekolah yang dijadikan subyek
penelitian adalah SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA PIRI 1
Yogyakarta dan SMA IMMANUEL YOGYAKARTA.
Penelitian dimulai